Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PENDAHULUAN

Nama Mahasiswa: Wahyu Sarwono Aji


NIM : 108116008
Diagnosa Medis : NStemi

A. PENGERTIAN SINDROMA KORONER AKUT (SKA)


Merupakan spektrum manifestasi akut dan berat yang merupakan
keadaan kegawatdaruratan dari koroner akibat ketidakseimbangan antara
kebutuhan oksigen miokardium dan aliran darah.
Acute coronary syndrome adalah istilah untuk tanda-tanda klinis
dan gejala iskemia miokard: angina stabil, non-ST-segmen elevasi
miokard infark, dan elevasi ST-segmen infark miokard.
Sindrom koroner akut (SKA) adalah merupakan satu dari tiga
penyakit pembuluh darah arteri koroner, yaitu : ST-Elevasi infark miokard
(30 %), Non ST-Elevation infark miokard (25 %), dan Angina Pectoris
Tidak Stabil (25 %).
Sindrom Koroner Akut (SKA) adalah suatu istilah atau terminologi
yang digunakan untuk menggambarkan spektrum keadaan atau kumpulan
proses penyakit yang meliputi angina pektoris tidak stabil/APTS (unstable
angina/UA), infark miokard gelombang non-Q atau infark miokard tanpa
elevasi segmen ST (Non-ST elevation myocardial infarction/ NSTEMI), dan
infark miokard gelombang Q atau infark miokard dengan elevasi segmen ST
(ST elevation myocardial infarction/STEMI) (Morton, 2012).
Infark miokard akut didefenisikan sebagai nekrosis miokardium
yang disebabkan oleh tidak adequatnya pasokan darah akibat sumbatan
akut pada arteri koroner. Sumbatan ini sebagian besar di sebabkan oleh
terjadinya trombosis vasokontriksi reaksi inflamasi, dan microembolisasi
distal. (Muttaqin,A, 2013).
B. ETIOLOGI/FAKTOR RESIKO
1. Faktor Penyebab
a. Suplai oksigen ke miocard berkurang yang disebabkan oleh 3 faktor:
 Faktor pembuluh darah:
a. Aterosklerosis
b. Spasme
c. Arteritis
 Faktor sirkulasi:
a. Hipotensi
b. Stenosis aorta
c. Insufisiensi
 Faktor darah:
a. Anemia
b. Hipoksemia
c. Polisitemia
b. Curah jantung meningkat:
a. Aktifitas berlebihan
b. Emosi
c. Makan terlalu banyak
c. Kebutuhan oksigen miocard meningkat pada:
a. Kerusakan miocard
b. Hypertropi miocard
c. Hipertensi diastolic
2. Faktor predisposisi
a. Usia >40tahun
b. Jenis kelamin
c. Hereditas
d. Ras
3. Faktor resiko yang dapat diubah:
a. Mayor:
1. Hiperlipidemia
2. Hipertensi
3. Merokok
4. Diabetes
5. Obesitas
6. Diet tinggi lemak jenuh, kalori
b. Minor:
1. Inaktifitas fisik
2. Pola kepribadian
3. Stress psikologis berlebihan

C. MANIFESTASI KLINIS
1. Nyeri
2. Pada ACS ditemukan sesak nafas, mual, nyeri epigastrik, diaphoresis
3. Perubahan TTV

D. PATOFISIOLOGI
NSTEMI dapat disebabkan oleh penurunan suplai oksigen dan atau
peningkatan. Kebutuhan oksigen miokard yang diperberat oleh obstruksi
koroner. NSTEMI terjadi karena thrombosis akut atau vasokonstriksi koroner.
Trombosis akut pada arteri koroner diawali dengan adanya ruptur plak yang
tak stabil. Plak yang tidak stabil ini biasanya mempunyai inti lipid yang besar,
densitas otot polos yang rendah, fibrous cap yang tipis dan konsentrasi faktor
jaringan yang tinggi. Inti lemak yang cenderung ruptur mempunyai
konsentrasi ester kolesterol dengan proporsi asam lemak tak jenuh yang
tinggi. Pada lokasi ruptur plak dapat dijumpai sel makrofag dan limposit T
yang menunjukkan adanya proses imflamasi. Sel-sel ini akan mengeluarkan
sel sitokin proinflamasi seperti IL-6. Selanjutnya IL-6 akan merangsang
pengeluaran hsCRP di hati. (Harun, 2010, cit Sudoyo, 2010)
Gejala yang di temukan :
a. Khas nyeri dada dengan lokasi substernal atau kadang kala di
epigastrium dengan ciri
Seperti diperas, perasaan seperti diikat, perasaan terbakar, nyeri
tumpul, rasa penuh, berat atau tertekan
b. Tidak khas seperti: Dispneu, mual, diaphoresis, sinkop, atau nyeri di
lengan, epigastrium, bahu atas atau leher Analisis berdasarkan
gambaran klinis menunjukkan bahwa mereka yang memiliki gejala
dengan onsetbaru angina/terakselerasi memiliki prognosis lebih baik
dibandingkan dengan yang memiliki nyeri padawaktu istirahat
E. PATHWAYS
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
a. Pada pemeriksaan Elektro Kardiogram (EKG)
Segmen ST merupakan hal penting yang menentukan risiko pada pasien.
Pada Trombolysis inMyocardial (TIMI) III Registry, adanya depresi
segmen ST baru sebanyak 0,05 mV merupkan prediktor outcome yang
buruk. Kaul et al. menunjukkan peningkatan resiko outcome yang buruk
meningkat secara progresif dengan memberatnya depresi segmen ST
maupun perubahan troponin T keduanya memberikan tambahan informasi
prognosis pasien-pasien dengan NSTEMI.
b. Pemeriksaan laboratorium
Troponin T atau Troponin I merupakan pertanda nekrosis miokard lebih
spesifik dari
pada CK dan CKMB. Pada pasien IMA, peningkatan Troponin pada darah
perifer setelah 3-4 jam dan dapatmenetap sampai 2 minggu (Anderson
Jeffry L, 2007)

G. KOMPLIKASI
1. Aritmia
2. Kematian mendadak
3. Syok kardiogenik
4. Gagal jantung
5. Emboli paru
6. Ruptur septum ventikuler
7. Ruptur muskulus papilaris
8. Aneurisma ventrikel

H. PENATALAKSANAAN
Harus Istirahat di tempat tidur dengan pemantauan EKG guna pemantauan
segmen ST
dan irama jantung. Empat komponen utama terapi yang harus
dipertimbangkan pada setiap pasien NSTEMI yaitu :
a. Terapi antiiskemia
b. Terapi anti platelet/antikoagulan
c. Terapi invasive (kateterisasi dini/revaskularisasi)
d. Perawatan sebelum meninggalkan RS daDn sudah perawatan RS

I. PENGKAJIAN KEPERAWATAN
1. Airway
a. Sumbatan atau penumpukan secret
b. Wheezing
2. Breathing
a. Sesak dengan aktifitas ringan atau istirahat
b. RR >24x/menit, irama ireguler dangkal
c. Ronchi
d. Ekspansi dada tidak penuh
e. Penggunaan otot bantu nafas
3. Circulation
a. Nadi lemah, tidak teratur
b. Takikardi
c. TD meningkat/menurun
d. Edema
e. Gelisah
f. Akral dingin
g. Kulit pucat, sianosis
h. Output urin menurun

4. Disability
a. Keadaan sadar
b. Adanya respon bicara/suara
c. Adanya respon rasa nyeri
5. Exposure
a. Tidak adanya cedera dibagian tubuh
J. PEMERIKSAAN FISIK
1. Aktifitas
a. Kelemahan
b. Kelelahan
c. Olahraga tidak teratur
d. Takikardi
e. Dispnea pada istirahat/aktifitas
2. Sirkulasi
a. TD menurun/meningkat
b. Nadi lemah
c. Bunyi jantung : bunyi ekstra S3/S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung
d. Murmur : disfungsi otot jantung
e. Irama jantung : tidak teratur/ teratur
f. Edema
g. Warna : pucat, sianosis
3. Integritas ego
a. Cemas, kurang kontak mata, gelisah, fokus pada diri sendiri, nyeri,
adanya perasaan takut mati, khawatir
4. Eliminasi
a. Normal, bunyi usus menurun
5. Makanan atau cairan
a. Penurunan turgor kulit
b. Kulit kering
c. Berkeringat
d. Perubahan berat badan
6. Hygiene
a. Kesulitan melakukan tugas perawatan
7. Neurosensori
a. Perubahan mental, kelemahan
b. Pusing
c. Berdenyut selama tidur/saat bangun(istirahat/duduk)
8. Nyeri
a. Nyeri dada timbul mendadak
b. Lokasi : tipikal pada dada anterior, substernal, precordial, dapat
menyebar ke tangan, rahang, wajah
c. Kualitas : berat, menetap, tertekan
d. Intensitas: pada skala 1-10
9. Pernafasan
a. Nafas sesak
b. Pucat, sianosis
c. Dispnea
10. Interaksi sosial
a. Kesulitan istirahat dengan tenang
b. Menarik diri
c. Stress
d. Kesulitan melakukan koping

K. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
L. INTERVENSI KEPERAWATAN
M. DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai