Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM PMM – B

PEMERIKSAAN ANGKA KUMAN PADA

SOSIS SIAP MAKAN

DOSEN PEMBIMBING :
NARWATI S.Si., M.KES

DISUSUN OLEH :

SUB 2 / KELOMPOK C / KELAS B / SEMESTER IV

POLITEKNIK KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN SURABAYA

PROGRAM STUDI D3 KESEHATAN LINGKUNGAN SURABAYA

TAHUN 2015
SUB 2 / KELOMPOK B / KELAS B / SEMESTER IV :

KHUSNUL NADIFA P278331130

BELLA ZIETA P278331130

M. RIZAL AISYUDIN P27833113089

SURAIDA AGIL L P27833113093


A. MATERI PRAKTIKUM
“Pemeriksaan Angka Kuman (Angka Lempeng Total) pada Sosis Siap Makan”

B. PELAKSAAN PRAKTIKUM
Hari , tanggal : Selasa, 14 April 2015
Pukul : 07.30 – 16.30 WIB
Parameter : Angka Lempeng Total
Lokasi : Laboratorium Mikrobiologi Kesehatan Lingkungan Poltekkes
Surabaya

C. TUJUAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Umum
Mahasiswa dapat mengetahui jumlah angka kuman pada sampel makanan dan
minuman

2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa dapat melakukan persiapan alat dan bahan untuk pengambilan sampel
maupun pemeriksaan
b. Mahasiswa mampu menghitung dan membuat media sesuai kebutuhan
c. Mahasiswa mampu melakukan pengambilan sampel pada makanan dan minuman
d. Mahasiswa mampu melakukan penanaman sampel pada media penyubur atau
selektif
e. Mahasiswa mampu menghitung dan membandingkan angka kuman dengan
standar peraturan yang berlaku

D. DASAR TEORI

Dalam pengujian mutu suatu bahan pangan diperlukan berbagai uji yang mencakup
uji fisik, uji kimia, uji mikrobiologi dan uji organoleptik. Uji mikrobiologi merupakan
salah satu uji yang penting, karena selain dapat menduga daya tahan simpan suatu
makanan, juga dapat digunakan sebagai indikator sanitasi makanan atau indicator
keamanan makanan.
Berbagai macam uji mikrobiologi dapat dilakukan terhadap pangan, meliputi uji
kuantitatif mikroba untuk menentukan mutu dan daya sutu makanan, uji kualitatif
mikroba untuk menentukan mutu dan daya tahan suatu makanan, uji kualitatif bakteri
patogen untuk menentukan tingkat keamananya dan uji bakteri indikator untuk
menentukan tingkat sanitasi makanan tersebut. Pengujian yang dilakukan terhadap setiap
bahan pangan tidak sama tergantung dari berbagai faktor seperti jenis dan komposisi
bahan pangan, cara pengepakan dan penyimpanan, cara penanganan dan konsumsinya,
kelompok konsumen dan berbagai faktor lainnya.

Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada pada
suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji Angka
Lempeng Total (ALT) dan lebih tepatnya ALT aerob mesofil atau anaerob mesofil
menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni yang dapat diamati secara
visual berupa angka dalam koloni (cfu) per ml/gram atau koloni/100ml. Cara yang
digunakan antara lain dengan cara tuang, cara tetes, dan cara sebar (BPOM, 2008).

Metode hitungan cawan didasarkan pada anggapan bahwa setiap sel yang dapat
hidup akan berkembang menjadi satu koloni. Jadi jumlah koloni yang muncul pada cawan
merupakan suatu indeks bagi jumlah organisme yang dapat hidup yang terkandung dalam
sampel. Dan mencawankan hasil pengenceran tersebut. Setelah inkubasi, jumlah koloni
masing-masing cawan diamati. Untuk memenuhi persyaratan statistik, cawan yang dipilih
untuk penghitungan koloni ialah yang mengandung antara 30 sampai 300 koloni. Karena
jumlah mikroorganimse dalam sampel tidak diketahui sebelumnya, maka untuk
memperoleh sekurang-kurangnya satu cawan yang mengandung koloni dalam jumlah
yang memenuhi syarat tersebut maka harus dilakukan sederatan pengenceran dan
pencawanan.

Jumlah organisme yang terdapat dalam sampel asal ditentukan dengan mengalikan
jumlah koloni yang terbentuk dengan faktor pengenceran pada cawan yang bersangkutan.
Cara ini yang paling umum digunakan untuk perhitungan jumlah mikrobia. Dasarnya
ialah membuat suatu seri pengenceran bahan dengan kelipatan 10 dari masing-masing
pengenceran diambil 1 cc dan dibuat taburan dalam petridish (pour plate) dengan medium
agar yang macam caranya tergantung pada macamnya mikrobia.

Setelah diinkubasikan dihitung jumlah koloni tiap petridish dapat ditentukan


jumlah bakteri tiap cc atau gram contoh, yaitu dengan mengalikan jumlah koloni dengan
kebalikan pengencerannya, misalnya untuk pengenceran 1:10.000 terdapat 45 koloni
bakteri maka tiap cc atau gram bahan mengandung 450.000 bakteri. Untuk membantu
menghitung jumlah koloni dalam petridish dapat digunakan colony counter yang biasanya
dilengkapi electronic register.

Keuntungan Dan Kelemahan dari ALT

Keuntungan dari metode pertumbuhan agar atau metode uji Angka Lempeng Total
adalah dapat mengetahui jumlah mikroba yang dominan. Keuntungan lainnya dapat
diketahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.

Adapun kelemahan dari metode ini adalah :

1. Kemungkinan terjadinya koloni yang berasal lebih dari satu sel mikroba, seperti pada
mikroba yang berpasangan, rantai atau kelompok sel.
2. Kemungkinan ini akan memperkecil jumlah sel mikroba yang sebenarnya.
Kemungkinan adanya jenis mikroba yang tidak dapat tumbuh karena penggunaan
jenis media agar, suhu, pH, atau kandungan oksigen selama masa inkubasi.
3. Kemungkinan ada jenis mikroba tertentu yang tumbuh menyebar di seluruh
permukaan media agar sehingga menghalangi mikroba lain. Hal ini akan
mengakibatkan mikroba lain tersebut tidak terhitung.

4. Penghitungan dilakukan pada media agar yang jumlah populasi mikrobanya antara 30
– 300 koloni. Bila jumlah populasi kurang dari 30 koloni akan menghasilkan
penghitungan yang kurang teliti secara statistik, namun bila lebih dari 300 koloni akan
menghasilkan hal yang sama karena terjadi persaingan diantara koloni.
5. Penghitungan populasi mikroba dapat dilakukan setelah masa inkubasi yang
umumnya membutuhkan waktu 24 jam atau lebih (Buckle, 1987).

Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan

No. Kat Kategori Pangan Jenis Cemaran Batas


Pangan Mikroba Maksimum
4
08.3 Sosis masak (tidak ALT 1 x 10
( 30 ℃ , 72 jam )
dikalengkan, siap konsumsi
koloni / g
Sumber : ( SNI No. 7388 : 2009 )
E. ALAT DAN BAHAN

No. ALAT BAHAN


1. Sarung tangan NaCl ( 0,9 % )
2. Botol kecil berisi media transport Nutrient Agar
4. Autoclave Pepton water
5. Tabung reaksi steril dengan raknya Larutan antiseptis / alcohol 70 %
6. Masker Kapas
7. Kompor Aluminium foil
8. Korek api Kertas coklat
9. Lampu spiritus Tali rami
10. Gunting Aquades
11. Etiket
12. Coolbox
13. Waterbath
14. Pipump
15. Spatula
16. Petridish steril
17. Pipet ukur 1ml steril
18. Ose
19. Erlenmeyer
20. Gelas ukur
21. Termometer
22. Incubator
23. Alat tulis
F. PROSEDUR KERJA
1. Hari Pertama
a. Pembuatan Media
1. Media NaCl ( 0, 9 % )

Hitung kebutuhan NaCl ( 0,9 % ) untuk satu sub :


0,9
Perhitungan : 100 x 45 ml = 0,405 gram / 45 ml

Timbang NaCl 0,405 gram dilarutkan dalam 45 ml aquades

Aduk, supaya larut, lalu masukkan dalam tabung reaksi sebanyak 9 ml,
tutup kapas, lalu sterilkan di dalam autoclave 21oC selama 15 menit
2. Media Nutrient Agar

Hitung kebutuhan media Nutrien Agar untuk satu sub :

20
Perhitungan : 1000 x 90 = 1,8 gram / 90ml

Timbang Nutrient Agar 1,8 gram dilarutkan dalam 1 liter aquades

Aduk hingga rata, Masukkan dalam erlenmeyer, tutup dengan kapas

Sterilkan dalam autuclove 121oC selama 15 menit


b. Teknik Sampling

Gunakan sarung tangan steril sebelum pengambilan spesimen / sampel

Nyalakan bunsen dan siapkan alat yang digunakan untuk pengambilan sampel

Ambil sampel dengan sendok steril dan masukkan dalam plastik sampel
Beri etiket yang berisi kode dan tulis pada form pengambilan sampel

Bawa sampel ke laboratorium untuk diperiksa

c. Teknik Pemeriksaan

Sterilkan meja untuk pemeriksaan dengan alkohol 70 %.

Siapkan sampel sosis, alat, dan media

Timbang sampel gula sebanyak 10 gram (dalam keadaan steril) dengan


sendok steril

Siapkan mortir yang telah disteril dan haluskan sampel sosis


(lakukan secara steril)

Siapkan mortir yangmortir


Siapkan telah yang
disteril dandisteril
telah haluskandansampel gulasampel sosis
haluskan
(lakukan secara steril)

Setelah sampel halus masukkan sampel kedalam larutan pengencer pepton


water 90ml pada erlenmeyer. Beri kode 10-1 . Lalu homogenkan

Siapkan larutan pengencer (NaCl 0,9%) beri kode 10-2 , 10-3 , 10-4 , 10-5, K
Ambil 1 ml dari erlenmeyer berisi pepton water dan sampel kode 10 -1 ke dalam
tabung 10-2 dengan pipet, kemudian homogenkan dan lakukan secara steril.

( upayakan tiap pemindahan sampel dari 1 tabung reaksi ke tabung lainnya


menggunakan pipet steril yang baru )

Demikian seterusnya dilakukan sampai tabung reaksi 10 -5. Pengenceran yang


diperoleh pada ke lima tabung adalah sesuai dengan kode pengenceran yang
tercantum suhu 37°C.

Dari masing-masing tabung diatas dimulai dari tabung ke enam yang berisi
control, dengan pipet steril diambil 1 ml dimasukkan kedalam petridish steril,
sesuai dengan kode pengenceran yang sama. Dilakukan secara steril.

Kemudian masukkan media nutrient Agar cair yang telah dipanaskan dalam
waterbath dengan suhu ± 45°C - 55°C sebanyak 15 ml. masing – masing
petridish diputar – putar perlahan hingga tercampur merata dan dibiarkan
hingga membeku, Masukkan ke dalam incubatoreramkan selama (2 x 24 jam)
2. Hari Kedua
a. Pembacaan Hasil

Setelah 2 x 24 jam, menghitung jumlah koloni yang tumbuh pada tiap –


tiap petridish menggunakan koloni counter

Koloni yang bergabung menjadi 1 deretan / koloni yang terlihat sebagai


garis tebal / jumlah koloni meragukan, dihitung sebagai 1 koloni kuman

Hitung jumlah koloni yang tumbuh pada petridish berisi kontrol. Bila
jumlah koloni pada petridish kontrol > 5, pemeriksaan harus diulang karena
sterilisasi dianggap kurang baik.
b. Pelaporan

Perhitungan hanya dilakukan pada petridish yang menghasilkan ∑ koloni antara


30 - 300 serta bila ∑ koloni pada petridish kontrol < 5. Jumlah koloni pada
petridish harus dikurangi dengan ∑ koloni pada petridish kontrol.

Menggunakan rumus :

koloni−kontrol
∑ ¿ x tingkat pengenceran
¿
¿
¿

G. HASIL
Jenis Sampel :Sosis Siap Makan
Parameter :ALT ( Angka Lempeng Total )
Tabel data hasil praktikum !

Pengenceran Kontrol
Pengeraman −1 −2 −3 −4 −5
selama 10 10 10 10 10
( 2 x 24 jam )
33 3 3 0 0 0

Persayaratan jumlah koloni untuk perhitungan yaitu 30 – 300 ( setelah dikurangi

dengan jumlah control ). Pada tabel di atas jumlah koloni pada pengenceran 10−1

−5
sampai 10 tidak ada yang memenuhi syarat sehingga diambil jumlah koloni
yang tertinggi dari pengenceran tersebut.
Rumus !
koloni−K
∑¿xP
ALT ( koloni / gram ) = ¿
¿
¿
Dimana : ALT = Angka lempeng total ( koloni / gram )
K = ∑ koloni pada petridish control ( ≤5 koloni )
∑ koloni = ∑ koloni pada petridish yang berisi sampel
P = Besar pemgenceran
∑P = ∑ pengenceran yang koloninya dihitung

Diketahui : ∑ koloni = 33 ( ∑ koloni yang tertinggi dari semua pengenceran )


K =0
P = 10
∑P =1
Ditanya : ALT = ?
koloni−K
∑¿xP
Dijawab : ALT ( koloni / gram ) = ¿
¿
¿

( 33−0 ) x 10
ALT ( koloni / gram ) = 1
4
= 330 = 0,033 x 10 ( koloni/ gram)

4
Jadi , setiap 1 gram sampel sosis siap makan terdapat koloni sebanyak 0,033 x 10

koloni.
H. PEMBAHASAN
Uji ALT dilakukan untuk mengetahui jumlah angka kuman yang mencemari bahan
pangan. Bahan pangan yang digunakan untuk pemeriksaan kali ini yaitu sosis siap makan
sebanyak 10 gram. Sampel ini kemudian ditanam pada media nutrien agar dan dieramkan
di dalam incubator selama ( 2 x 24 jam ).
Setelah pengeraman didapatkan hasil yakni jumlah koloni tertinggi pada

pengenceran 10−1 sebanyak 33 koloni, pengenceran 10−2 sebanyak 3 koloni,

pengenceran 10−3 sebanyak 3 koloni, sedangkan jumlah koloni terendah pada

pengenceran 10−4 dan 10−5 yaitu 0 koloni. Hal ini bisa terjadi akibat banyaknya
pengenceran yang dilakukan yang menyebabkan jumlah koloni dapat berkurang dari
pengenceran pertama ke pengenceran berikutnya.

I. KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil praktikum dan perhitungan dengan rumus ALT dapat
diketahui bahwa tingkat pencemaran mikroba dalam sampel sosis siap makan yaitu

sebanyak 0,033 x 104 koloni/gram. Jika dibandingkan dengan regulasi yang berlaku

yaitu SNI No. 7388 tahun 2009 tentang “ Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam
4
Pangan “ untuk daging olahan batas maksimumnya sebanyak 1 x 10 koloni/gram.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa sampel sosis siap makan aman untuk dikonsumsi
karena jumlah koloni dibawah standar yang berlaku dan memenuhi syaratSNI No. 7388
tahun 2009 tentang “ Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan “.

J. SARAN
 Memperhatikan cara penyimpanan baik sesudah ataupun sebelum digunakan agar
terhindar dari cemaran baik secara kimia, fisik, maupun mikrobiologi.
 Jangan membuka petridish terlalu lebar ketika menuangkan media untuk
meminimalkan kontaminasi agar hasil dari pengujian benar-benar akurat.
 Dalam menggoyang cawan seharusnya dengan hati-hati sehingga dalam
perhitungan koloni mudah untuk di hitung.

DAFTAR PUSTAKA

SNI No. 7388 tahun 2009 tentang “ Batas Maksimum Cemaran Mikroba Dalam Pangan “
Basoeki, Soedjono. 1999. Anatomi dan Fisiologi Manusia Buku Penuntun Kegiatan
Laboratorium. Malang: Institut Keguruan dan Ilmu Kependidikan FMIPA Murusan
Biologi
BPOM. (2008). Pengujian Mikrobiologi Pangan. Jakarta: Pusat Pengujian ObatDan
Makanan Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia.
Thayib, S dan Abu Amar. 1989. Petunjuk Praktikum Mikrobiologi Pangan. Fakultas
Teknologi Pertanian, Institut Teknologi Indonesia.
DOKUMENTASI

Penimbangan sampel sosis Sampel sosis dihaluskan dengan


cara ditumbuk
Sampel sosis diencerkan dengan Melakukan pengenceran 10-1, 10-
media Peptone Water 2
, 10-3, 10-4, 10-5

Melakukan pengenceran 10-1, 10- Penanaman koloni pada media agar


2
, 10-3, 10-4, 10-5

Penuangan media agar pada


petridish steril

Hasil setelah diinkubasi selama 2 x


24 jam

Anda mungkin juga menyukai