Abstract
The absorpstion of CO2 is aimed to increase the methane gas fraction in biogas. Enhancing
methane fraction hopefully will increase the total energy of the biogas it self. The purification
process of biogas minimizing another elements maintains combustion, especially minimizing H2O,
CO2, and H2S. The purification using KOH as the absorbent to decrease the CO 2. The result
shown that the content of CO2 decreased into 27% from 35.5%, the average content of CH 4
increased from 18% to 48.5%. Increasing KOH composition decreases bubble generator diameter
and mass flow.
Keywords: Biogas , Debit , Long Live Bubble , Composition KOH solution , and Diameter Bubble
65
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.7, No.2 Tahun 2016: 65 - 73 ISSN 0216-468X
%CO2 yang terserap maksimum 58,11% dan meningkatkan kualitas dari biogas itu sendiri
kadar CH4 yang dihasilkan sebesar 74,13%. [6]. Adapun proses usaha untuk menurunkan
Pada penelitian adsorpsi CO2 kadar CO2 salah satunya adalah proses
menggunakan zeolit [4]diperoleh absorbsi.
bahwakonsentrasi, laju alir dan berat zeolit Absorbsi adalah pemisahan suatu gas
berpengaruh pada proses adsorpsi CO2. tertentu dari campuran gas-gasdengan cara
Proses adsorpsi CO2 dilakukan pada pemindahan massa ke dalam suatu liquid. Hal
temperatur 31oC , tekanan 1 atm dengan proses ini dilakukan dengancaramengantarkan aliran
kontinyu selama 60 menit dan menghasilkan gas dengan liquid yang mempunyai selektivitas
konsentrasi CO2 19,71 %mol dan laju alir pelarut yang berbeda dari gas yang akan
CO2(l/menit), zeolit menyerap CO2 sebanyak dipisahkannya [7]. Untuk absorbsi kimia,
0,00156 % mol dan diperoleh konstanta transfer massa dilakukan dengan bantuan
kecepatan adsorpsi (k) 0,008. Lebih lanjut reaksi kimia. Suatu pelarut kimia yang berfungsi
dilakukan aplikasi untuk pemurnian biogas, sebagai absorben akan bereaksidengan gas
proses ini menghasilkan bahwa zeolit zeochem asam (CO2 dan H2S) menjadi senyawa lain,
dapat digunakan untuk menurunkan kadar CO2 sehingga gas alam yangdihasilkan sudah tidak
sebanyak 18,70 % sehingga kemurnian CH4 lagi mengandung gas asam yang biasanya
meningkat sebanyak 30,4 %. Proses pemurnian akan mencemari lingkungan apabila ikut
biogas dilakukan karena didalam biogas masih terbakar.
terkandung unsur-unsur yang tidak bermanfaat
untuk pembakaran khususnyaH2O, CO2 dan Reaksi Larutan KOH dan CO2
H2S dan senyawa lainnya. Pemurnian gas CO2 Fungsi dari Kristal KOH pada penelitian
didalam biogasdilakukan dengan teknik ini yaitu sebagai pengikat CO2. Kristal KOH
absorbsi menggunakan absorben berupa dapat mengikat CO2 karena bersifat
Ca(OH)2 dan NaOH. higroskopis. Reaksi antara KOH dengan CO2,
sebagai berikut:
Biogas
Biogas atau gas bio merupakan salah satu KOH + CO2 → KHCO3
jenis energi yang dapat dibuat dari banyak KHCO3 + KOH → K2CO3 + H2O
bahan buangan dan bahan sisa, semacam
sampah, kotoran ternak, jerami, enceng gondok Absorbsi di atas merupakan reaksi yang terjadi
serta banyak bahan-bahan lainnya lagi. Segala secara kimia, dikarenakan terjadinya reaksi
jenis bahan yang dalam istilah kimia termasuk kimia secara langsung antara CO2 dengan
senyawa organik, entah berasal dari sisa dan larutan KOH. Pada proses ini, kondisi pada fase
kotoran hewan ataupun sisa tanaman, dapat gas serupa dengan absorbsi fisik. Tetapi pada
dijadikan bahan biogas [5]. Biogas memiliki fase cair, selain terdapat lapisan tipis cairan
beberapa keunggulan dibandingkan bahan juga terdapat zona reaksi. Reaksi kimia yang
bakar fosil sehingga layak untuk terjadi adalah irreversible, dimana CO2 pada
dipertimbangkan sebagai pilihan energi bagi fase gas akan diabsorbsi oleh larutan KOH
masyarakat. Sifatnya yang dapat diperbaharui pada fase cair. Pada saat gas mendekati
dan ramah lingkungan merupakan keunggulan interfase cair, gas CO2 akan larut dan langsung
yang dimiliki biogas dibandingkan dengan bereaksi dengan larutan KOH.
bahan bakar fosil.
Kandungan biogas didominasi oleh gas METODE PENELITIAN
metana (CH4) kemudian disusul oleh Perencanaan instalasi penelitian untuk
karbondioksida. Dimana diketahui purifikasi biogas ditampilkan pada Gambar 1.
CO2merupakan sisa hasil dari suatu Alat ini bekerja untuk mengikat kotoran yang
pembakaran maka akan menggangu proses terdapat pada biogas yaitu salah satunya
pembakaran itu sendiri, hal ini menyebabkan berupa CO2 yang merupakan zatpengotor dan
panas yang dihasilkan masih rendah sehingga meningkatkan prosentase CH4 yang terdapat
kualitas nyala api biogas masih belum optimum. pada biogas. Adapun instalasi penelitian untuk
Oleh karena itu dibutuhkan usaha untuk purifikasi biogas ini terdiri dari beberapa
menurunkan kadar CO2 yang diharapkan dapat peralatan pendukung diantaranya terdapat
66
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.7, No.2 Tahun 2016: 65 - 73 ISSN 0216-468X
tabung gas yang digunakan untuk menampung Larutan KOH maka dipasangkan alat ukur
gas seperti CO2 , CH4 murni dan biogas ketinggian pada bejana sesuai dengan tinggi
sebagai obyek yang diteliti. Alat pendukung larutan yang direncanakan. Pada bejana yang
lainnya adalah kompresor yang digunakan telah diisi dengan larutan KOH sesuai dengan
untuk membantu aliran gas sesuai dengan tinggi larutan masih tersisa ruang kosong yang
tekanan yang ditentukan dikarenakan untuk masih terdapat udara dan kondisinya harus
biogas tekanan yang dihasilkan kecil sehingga vakum. Untuk itu perlu divakumkan dengan
dapat membantu biogas mengalir melewati menggunakan vacuum pump. Hasil dari
larutan KOH. pengujian gas yang telah melewati saluran
keluar ditampung dalam gas bag. Gas dalam
7
10 gas bag ini dilakukan pengujian kandungan
8
4
5 9 yang terdapat dalam gas tersebut dengan
6 menggunakan gas chromatography.
Untuk mendapatkan data penelitian
3 menggunakan gas CO2, CH4 murni dan biogas
1 maka langkah-langkah yang dilakukan adalah
12
11 dengan mempersiapkan semua peralatan yang
diperlukan. Selanjutnya mencampur larutan
2 kimia antara KOH + H2O (aquades) sesuai
dengan kadar yang diinginkan dan sesuai
dengan tinggi larutan yang ditentukan dengan
Keterangan: melihat alat ukur ketinggian yang dipasang
1. Tabung biogas 7. Katup dalam bejana tersebut. Larutan yang sudah
2. Kompresor 8. Vacuum pump tercampur dimasukkan di wadah penampung
3. Manometer grid 9. Katup
4. Katup 10. Manometer grid larutan (bejana). Pipa dengan lubang-lubang
5. Saluran pipa 11. Gas bag untuk mendapatkan bubble generator dari
6. Bejana untuk larutan KOH 12. Alat ukur ketinggian aliran gas dimasukkan pada bejana yang berisi
larutan KOH. Penutup bejana dipasangkan
Gambar 1. Instalasi penelitian untuk purifikasi
dengan memberikan seal agar tidak terjadi
biogas kebocoran saat pengujian dan pasang vacuum
pump pada saluran keluar, kemudian vacuum
Dalam instalasi penelitian ini dipasangkan pumpdiaktifkan untuk membuat kondisi diatas
manometer grid pada saluran pipa yang dialiri larutan KOH yang tersisa pada kondisi vacuum
gas untuk mengetahui perbedaan ketinggian sebelum dilakukan pemasukan gas yang
aliran gas yang melewati manometer grid ini
direncanakan. Selanjutnya kondisi gas dalam
guna didapatkan laju aliran gas. Manometer
tabung gas dan kompresor dipastikan sudah
grid ini dipasang sebelum bejana (berisi larutan
terisi dan tekanan yang dikeluarkan stabil.
KOH) dan sesudah melewati bejana (larutan Langkah berikutnya katup (valve) dibuka
KOH). Sebelum gas melewati bejana tersebut untuk gas yang sudah direncanakan pada
pada saluran pipa juga dipasang katup (valve)
kecepatan aliran tertentu. Gas yang mengalir
untuk membuka dan menutup aliran gas yang
dapat dilihat perbedaan ketinggian pada alat
akan masuk dalam bejana dan gas yang keluar ukur manometer grid yang dipasang sebelum
dari bejana sebelum ditampung dalam gas bag.
masuk dalam bejana (larutan KOH) dan
Pada saluran pipa ini juga dipasang pipa yang sesudah melewati bejana (larutan KOH).
diberikan lubang-lubang sesuai diameter yang Kemudian gas yang sudah keluar ditampung
direncanakan untuk menghasilkan gas bubble dalam gas bag. Gas yang berada dalam gas
generator yang ditempatkan didalam bejana
bagdiuji dengan alat gas chromatography untuk
(larutan KOH).
mengetahui prosentasi kandungan gas
Peralatan penunjang lainnya pada
sebelum melewati larutan KOH dan setelah
instalasi ini adalah bejana sebagai tempat melewati larutan KOH.Prosedur yang sama
campuran antara KOH dan H2O (aquades) dilakukan menggunakan beberapa gas
sesuai dengan konsentrasi yang ditentukan
(CO2murni, CH4murni dan biogas) dengan
dalam pengujian. Untuk mengukur ketinggian
variable yang ditentukan diantaranya
67
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.7, No.2 Tahun 2016: 65 - 73 ISSN 0216-468X
penggunaan variasi konsentrasi KOH yaitu penyerapan CO2 murni oleh larutan KOH lebih
KOH 0,99%, 1,47%, dan 1,96% dan variasi baik, hal ini dapat diketahui debit terikat yang
lubang pada bubble generator yang digunakan dihasilkan paling tinggi yaitu sebesar 4.37 x 10-
dengan diamater 1 mm; 0,8 mm; 0,5 mm. Data 6 m 3/s.
yang sudah dihasilkan setelah itu Dari hasil pengambilan data untuk
menghubungkan semua data dengan rumus hubungan lama tinggal bubble terhadap debit
dan membuat grafik. terikat CH4murni pada variasi konsentrasi KOH
bahwa untuk kecepatan aliran gas CH4 murni
HASIL DAN PEMBAHASAN pada saat masuk dan keluar besarannya sama
Hubungan lama tinggal bubble terhadap debit maka dapat diketahui debit masuk dan debit
terikat CO2murni dan CH4murni pada variasi keluar mempunyai besaran yang sama pula,
konsentrasi KOH sehingga dapat diketahui debit terikat gas CH4
murni dari proses pengurangan antara debit
masuk dikurangi debit keluar dari gas ch4 murni
sebesar 0 m3/s. Hal ini dapat diketahui bahwa
tidak terjadi proses penyerapan gas CH4
didalam larutan KOH.
68
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.7, No.2 Tahun 2016: 65 - 73 ISSN 0216-468X
semakin kecil diameter lubang bubble Dapat diketahui untuk konsentrasi KOH
generator maka semakin besar debit terikat 0.99% dan debit masuk 7.96 x 10-6 m3/s, debit
yang dihasilkan. Begitu juga semakin lama terikat yang dihasilkan sebesar 2.92 x 10-6 m3/s.
tinggal bubble maka semakin besar juga debit Sedangkan untuk debit masuk 11.25 x 10-6
terikat yang dihasilkan. Dalam penelitian ini m3/s, debit terikat yang dihasilkan sebesar 1.51
diketahui bahwa lubang bubble generator untuk x x 10-6 m3/s. Untuk debit masuk 13.78 x x 10-6
d = 0.5 mm dan lama tinggal bubble 5 detik m3/s, debit terikatnya yang dihasilkan sebesar
proses penyerapan CO2 murni oleh larutan 0.95 x 10-9 m3/h. Untuk debit masuk 15.91 x 10-
KOH lebih baik, hal ini dapat diketahui debit 6 m 3/s, debit terikatnya yang dihasilkan sebesar
terikat yang dihasilkan paling tinggi yaitu 0.40 x 10-6 m3/s. Untuk debit masuk 17.79 x 10-
sebesar 13.20 x 10-6 m3/s. 6 m 3/s, debit terikatnya yang dihasilkan sebesar
69
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.7, No.2 Tahun 2016: 65 - 73 ISSN 0216-468X
10-6 m3/s, debit terikat yang dihasilkan sebesar 17% dan CH4 56%. Untuk lama tinggal bubble
4.58 x 10-6 m3/s. Sedangkan untuk debit masuk 3 detik, prosentase CO2 yang dihasilkan
11.25 x 10-6 m3/s, debit terikat yang dihasilkan sebesar 15.5% dan CH4 57%. Untuk lama
sebesar 2.54 x x 10-6 m3/s. Untuk debit masuk tinggal bubble 4 detik, prosentase CO2 yang
13.78 x x 10-6 m3/s, debit terikatnya yang dihasilkan sebesar 13% dan CH4 61%. Untuk
dihasilkan sebesar 2.53 x 10-9 m3/h. Untuk debit lama tinggal bubble 5 detik, prosentase CO2
masuk 15.91 x 10-6 m3/s, debit terikatnya yang yang dihasilkan sebesar 10% dan CH4 64%.
dihasilkan sebesar 1.24 x 10-6 m3/s. Untuk debit
masuk 17.79 x 10-6 m3/s, debit terikatnya yang
dihasilkan sebesar 0.40 x 10-6 m3/s.
70
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.7, No.2 Tahun 2016: 65 - 73 ISSN 0216-468X
Untuklama tinggal bubble 4 detik, prosentase dan CH452.5%. Untuk debit masuk 0.6 m 3/s,
CO2 yang dihasilkan sebesar 9% dan CH4 prosentase CO2 yang dihasilkan sebesar 24.5%
66.5%. Serta untuk lama tinggal bubble 5 detik, dan CH4 51%. Untuk debit masuk 0.8 m 3/s,
prosentase CO2 yang dihasilkan sebesar 6.5% prosentase CO2 yang dihasilkan sebesar 25.5%
dan CH4 69%. dan CH4 49%.
71
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.7, No.2 Tahun 2016: 65 - 73 ISSN 0216-468X
DAFTAR PUSTAKA
Gambar 10. Bubble tertahan pada larutan [1] Price,E.C & Cheremisinoff, P. N, 1981,
KOH Biogas Production and Utilization, Ann
72
Jurnal Rekayasa Mesin Vol.7, No.2 Tahun 2016: 65 - 73 ISSN 0216-468X
Arbor Science Publishers Inc, United [5] Suriawiria dan Unus, H., 2002. Menuai
States of America. Biogas dari Limbahhttp://www.pikiran-
[2] Ryckebosch E., Drouillon M., Vervaeren rakyat.com/squirrelmail
H., 2011.Techniques for transformation [6] Purnomo, J. 2009. Rancang Bangun
ofbiogas to biomethane, Biomass and Pembangkit Listrik Tenaga Biogas,
Bioenergy, 35, 1633-164. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.
[3] Fuad Maarif, Januar Arif F, 2009. Absorbsi
Gas Karbondioksida (CO2) dalam Biogas [7] Sofian, Amat, 2008, Peningkatan kualitas
dengan Larutan NaOH secara Kontinyu, biogas sebagai bahan bakar motor bakar
Universitas Diponegoro Semarang. dengan cara pengurangan kadar CO2
(Unpublished). dalam biogas dengan menggunakan
[4] Eny Apriyanti, 2012. Adsorpsi CO2 sulurry Ca(OH)2. Jurusan Teknik Mesin
menggunakan zeolit : aplikasi pada Universitas Muhamaddiah Surakarta.
pemurnian biogas, Jurnal Dinamika Sains
ISSN: 1412-8489, Vol 10, No 22,
Universitas Pandanaran, Semarang.
73