Mengetahui,
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Laporan
Asuhan Keperawatan Komunitas di Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten
Magelang Provinsi Jawa Tengah”, Penulis banyak mendapat dukungan, bimbingan
serta bantuan dalam penyusunan laporan ini, untuk itu penulis mengucapkan terima
kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1. Ahmad Samdani, SKM., Ketua Yayasan Samudra APTA.
2. Buntar Handayani, SKp, M.Kep, M.M., Direktur Akademi Keperawatan PELNI
Jakarta.
3. Taufik Hidayat, SKM, M.Kes, Kepala BAPELKES Salaman Magelang.
4. Ns Ritanti, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.Kom, Koordinator Mata Ajar Komunitas
5. Ns. Sri Atun Wahyuningsih, S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.J, dan TIM pembimbing
gelombang pertama.
6. Ibu Ns. Isnayati, S.Kep dan dan Sri Mulyani, APP., S.KP., M.KM, dan TIM
pembimbing gelombang kedua.
7. TIM MOT di BAPELKES Salaman Magelang.
8. Kepala Desa Menoreh, Ketua Puskesmas, Kepala Dusun yaitu Dusun Ngemplak,
Dusun Candi, Dusun Derepan, Dusun Mlangen, Dusun Pranan Wetan, Dusun
Kamal, Dusun Sewan, Dusun Alun- Alun, Dusun Jurusawah, Dusun Ngaglik,
beserta para kader kesehatan.
9. Seluruh keluarga binaan Desa Menoreh atas kerjasamanya dalam pelaksanaan
praktik keperawatan komunitas.
Sebagai proses pembelajaran untuk menyempurnakan penyusunan laporan hasil
pengabdian masyarakat dan aplikasi asuhan keperawatan komunitas di Desa
Menoreh, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Penulis
mengharapkan laporan ini bermanfaat bagi penulis pembaca khususnya.
Magelang, 05 April 2018
Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
E. Evaluasi Keperawatan ..................................................................................... 71
BAB V PENUTUP .................................................................................................... 72
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 72
B. Saran ................................................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 74
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gambaran atau visi masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai
dalam pembangunan kesehatan adalah Indonesia Sehat 2015. Upaya
mewujudkan Visi Indonesia Sehat 2015 tersebut, pemerintah menetapkan 8
(delapan) Tujuan Pembangunan Milenium (Milenium Development Goals)
yang salah satunya adalah bidang kesehatan, yang terus dikembangkan
dengan berbagai cara agar masyarakat Indonesia dapat memperoleh
pelayanan kesehatan secara merata dengan lebih baik dan mudah. Namun,
pada kenyataannya Permasalahan kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat
sampai saat ini sangat kompleks, berupa penyakit tidak menular (PTM)
maupun penyakit menular dengan salah satu penyebabnya adalah kesadaran
prilaku hidup bersih dan sehat serta pendidikan kesehatan yang minim, dan
sanitasi lingkungan yang kurang baik karena upaya pelayanan kesehatan
belum menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Melalui data tersebut diatas
sesuai dengan Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 berbagai
penyakit tidak menular yaitu: (1) asma; (2) penyakit paru obstruksi kronis
(PPOK); (3) kanker; (4) DM; (5) hipertiroid; (6) hipertensi; (7) jantung
koroner; (8) gagal jantung; (9) stroke; (10) gagal ginjal kronis; (11) batu
ginjal; (12) penyakit sendi/rematik. Data penyakit asma/ mengi/ bengek dan
kanker diambil dari responden semua umur, PPOK dari umur ≥30 tahun, DM,
hipertiroid, hipertensi/tekanan darah tinggi, penyakit jantung koroner,
penyakit gagal jantung, penyakit ginjal, penyakit sendi/rematik/encok dan
stroke ditanyakan pada responden umur ≥15 tahun.
2
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), Pnemonia, dan TB paru. Penyakit
yang ditularkan melalui makanan, air dan lainnya yaitu penyakit hepatitis dan
diare. Sedangkan penyakit yang ditularkan oleh vektor yaitu malaria.
Data Penyakit Tidak Menular yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah menurut
Riskesdas tahun 2013 yaitu Asma 4,3%, PPOK 3,4%, kanker 2,1%, DM
2
1,6%, hipertiroid 0,5%, hipertensi 26,4%, jantung koroner 0,5%, gagal
jantung 0,18%, stroke 7,7%, gagal ginjal kronis 0,3%, batu ginjal 0,8%,
penyakit sendi/rematik 11,2%. Adapun data penyakit menular yaitu ISPA
15,7%, Pneumonia 0,2%, TB paru 0,4%, Diare 0,2%, Hepatitis 0,2%, Malaria
0,6%.
Provinsi Jawa Tengah terletak di bagian tengah Pulau Jawa dengan luas
wilayah 32.548 km², atau sekitar 25,04% dari luas pulau Jawa. Secara
administratif Provinsi Jawa Tengah terbagi menjadi 29 kabupaten dan 6 kota
dengan Kota Semarang sebagai ibukota provinsi. Salah satu kabupaten yang
terdapat di Jawa Tengah adalah Magelang. Magelang merupakan persentase
penduduk terendah di Jawa Tengah yang terdiri dari 21 kecamatan dan salah
satunya adalah kecamatan Salaman. Kecamatan Salaman, termasuk
didalamnya Desa Menoreh.
Desa Menoreh memiliki luas 668,92 Ha. Desa Menoreh berbatasan langsung
dengan Kabupaten Purworejo. Disebelah utara berbatasan dengan Desa
Kalisalak dan Salaman, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Kalirejo,
sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten purworejo, dan sebelah Timur
berbatasan dengan Desa Ngadirejo.
3
jiwa, Dispepsia 167 jiwa (12,1%), Influenza 145 jiwa (10%), lain-lain 294
jiwa (20,30%).
Hasil winshield survey Akper Pelni Jakarta tahun 2018 terdapat fasilitas
umum yang tersedia di Desa Menoreh terdiri dari 10 Dusun yaitu Dusun
Ngemplak, Dusun Candi, dusun Derepan, Dusun Mlangen, Dusun Pranan
Wetan, Dusun Kamal, Dusun Sewan, Dusun Alun- Alun, Dusun Jurusawah,
Dusun Ngaglik. Jarak antara satu rumah dengan lainnya dibatasi oleh kebun.
Sebagian besar kondisi lingkungan di Desa Menoreh sudah memenuhi syarat
kesehatan dibuktikan dengan hasil survey rumah yang sehat sebanyak 341
rumah (75,4%). Fasilitas umum yang tersedia seperti Balai Desa, Makam,
Mushala/Masjid, posyandu, PKD, praktek bidan desa, PAUD, TK, SD, MI,
SMP, MTS, SMA, MA. Sebagian besar penduduk di Desa Menoreh bermata
pencaharian sebagai petani. Sarana transportasi yang digunakan di Desa
Menoreh umumnya menggunakan kendaraan pribadi berupa kendaraan
beroda dua.
Hasil Survey Mahasiswa Akper Pelni Jakarta di Desa Menoreh tahun 2018 di
dapatkan 7 penyakit dengan angka tertinggi dalam 1 tahun terakhir yaitu
ISPA sebanyak 50 jiwa (26,2%), Hipertensi 47 jiwa (24,6%), Asam Urat 20
jiwa (10,5%), Diare 12 (6,3%), DM 11 jiwa (5,8%), hipotensi 8 jiwa (4,2%),
Maag 7 jiwa (3,7%).
Desa Menoreh mempunyai budaya yang selalu dilakukan di10 Dusun seperti
kerja bakti, arisan, pengajian dan PKK untuk menjalin silahturahmi antar
warga. Dan apa bila mengalami masalah kesehatan, warga Desa Menoreh
akan segera menfasilitasi pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas,
bidan dan Posyandu. Sehubungan dengan hal tersebut diatas, perlu terus
ditingkatkan upaya-upaya untuk memperluas jangkauan dan mendekatkan
pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu pelayanan yang baik,
berkelanjutan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat terutama
keluarga rawan kesehatan dan berisiko tinggi. Upaya pelayanan kesehatan
dasar kepada masyarakat melalui upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan
pengembangan.
Salah satu upaya pengembangan yang dilakukan oleh Akper pelni adalah
program Pengabdian kepada Masyarakat dan Aplikasi Asuhan Keperawatan
Komunitas melalui Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas) di Desa
Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Provinsi Jawa Tengah.
Hal ini sejalan dengan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor:
128/Menkes/SK/II/Tahun 2004 tentang kebijakan dasar Puskesmas, upaya
perawatan kesehatan masyarakat merupakan upaya program pengembangan
yang kegiatannya terintegrasi dalam upaya kesehata n wajib maupun upaya
kesehatan pengembangan.
Sejalan dengan hal ini, Akper Pelni Jakarta telah melaksanakan program
Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa di wilayah kerja Bapelkes
Salaman Dalam program ini mahasiswa bersama masyarakat menggali data
kesehatan di masyarakat, kemudian dianalisa untuk mengetahui masalah
kesehatan yang ada di masyarakat. Selanjutnya bersama masyarakat
5
menyusun perencanaan dan melaksanakan perawatan kesehatan dan diakhiri
dengan evaluasi program kegiatan. Hal ini perlu adanya kerjasama yang baik
antara masyarakat dan Bapelkes serta Puskesmas untuk follow up selanjutnya.
B. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum
Membantu memandirikan masyarakat dalam memecahkan masalah
kesehatan.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data hasil survei keperawatan komunitas.
b. Mengidentifikasi masalah-masalah keperawatan komunitas.
c. Menentukan prioritas masalah.
d. Merumuskan diagnosa keperawatan.
e. Menyusun rencana asuhan keperawatan komunitas.
f. Melakukan implementasi.
g. Melakukan evaluasi.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
7
e. Membutuhkan sekaligus meningkatkan kepercayaan diri serta masyarakat
dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian
PHC serta penggunaan sumberdaya yang ada.
f. Ditunjang oleh system rujukan upaya kesehatan secara terpadu fungsional
dan timbal balik guna memberikan pelayanan secara menyeluruh, dengan
memprioritaskan golongan masyarakat yang paling membutuhkan.
g. Didukung oleh tenaga kesehatan professional dan masyarakat, termasuk
tenaga kesehatan tradisonal yang terlatih di bidang teknis dan social
untuk bekerja sebagai tim kesehatan yang mampu bekerja bersama
masyarakat dan membangunkan peran serta masyarakat.
2. Tujuan
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kesehatan di masyarakat untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat
yang optimal.
b. Tujuan Khusus
1) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat
kemampuan
2) Meningkatnya individu, keluarga, kelompok khusus dan
masyarakat, untuk melaksanakan pelayanan kesehatan dasar dalam
rangka mengatasi masalah kesehatan dasar
3) Tertanganinya keluarga rawan yang memerlukan pembinaan dan
pelayanan kesehatan
8
4) Tertanganinya kelompok khusus yang memerlukan pembinaan dan
pelayanan kesehatan
5) Terlayaninya kasus-kasus yang memerlukan tindak lanjut dan
pelayanan kesehatan
6) Terlayaninya kasus-kasus resiko tinggi yang memerlukan pelayanan
kesehatan di Puskesmas maupun di rumah.
3. Sasaran
a. Individu
b. Keluarga
c. Masyarakat
d. Kelompok khusus
1) Kelompok yang mempunyai kebutuhan khusus: ibu hamil, BBL,
balita, usia sekolah dan usila
2) Kelompok dengan kesehatan khusus: penderita penyakit menular
(AIDS, TBC, Lepra, dll), penderita penyakit tidak menular (DM,
jantung, gangguan mental)
3) Kelompok yang mempunyai resiko terserang penyakit: WTS, pecandu
narkoba, pekerja tertentu, dll
4) Lembaga social, perawatan dan rehabilitasi (panti wreda, panti
asuhan, pusat-pusat rehabilitasi).
4. Unsur Utama
Tiga unsur utama yang terkandung dalam PHC adalah :
a. Mencakup upaya – upaya dasar kesehatan (promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif)
b. Melibatkan peran serta masyarakat
c. Melibatkan kerja sama lintas sektoral
5. Fungsi
PHC hendaknya memenuhi fungsi – fungsi sebagai berikut :
a. Pemeliharaan kesehatan
9
b. Pencegahan penyakit
c. Diagnosis dan pengobatan
d. Pelayanan tindak lanjut
e. Pemberian sertifikat
6. Prinsip Dasar
Lima prinsip dasar PHC adalah :
a. Pemerataan upaya kesehatan
b. Penekanan pada upaya preventif
c. Menggunakan teknologi tepat guna
d. Melibatkan peran serta masyarakat
e. Melibatkan kerjasama lintas sektoral
12
12. Metode USG (Urgency, Seriuosness, Growth)
Urgency, seriusness, growth (USG) adalah salah satu alat untuk menyusun
urutan prioritas masalah yang harus diseleseikan. Caranya dengan
menenntukan tingkat urgency, keseriusan, dan perkembangan dengan
menentukan skala nilai 1-5 atau 1-10. Masalah yang memiliki total skor
paling tinggi merupakan asalah prioritas. Untuk lebih jelaskan USG dapat
diuraikan sebagi berikut:
a) Urgency
Seberapa endesak masalah tersebut, harus diatasi dikaitkan dengan
waktu yang disediakan serta seberapa keras tekanan waktu tersebut
untuk menyebabkan masalah yang muncul.
b) Seriusness
seberapa serius masalah tersebut untuk dibahas dikaitkan dengan
akibat yang tinggi dengan penundaan pemecahan masalah atau
akibat yang menimbulokan masalah-masalah lain.
c) Growth
seberapa kemungkinan-kemungkinannya masalah tersebut menjadi
berkembang dikaitkan dengan kemungkinan masalah akan makin
memburuk jika dibiarkan.
13
dalam kelompok masyarakat ada masyarakat petani, masyarakat pedagang,
masyarakat pekerja, masyarakat terasing dan sebagainya.
14
Selanjutnya, secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat mempunyai kemampuan untuk:
1) Mengidentifikasi masalah kesehatan yang dialami;
2) Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut;
3) Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan;
4) Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi;
5) Mengevaluasi sejauh mana pemecahan masalah yang mereka hadapi,
yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam memelihara
kesehatan secara mandiri (self care).
c. Kerjasama (Partnership)
Berbagai persoalan kesehatan yang terjadi dalam lingkungan masyarakat
jika tidak ditangani dengan baik akan menjadi ancaman bagi lingkungan
masyarakat luas. Oleh karena itu, kerja sama sangat dibutuhkan dalam
upaya mencapai tujuan asuhan keperawatan komunitas melalui upaya ini
berbagai persoalan di dalam lingkungan masyarakat akan dapat diatasi
dengan lebih cepat.
19
b) Pemberian vitamin A dosis tinggi ( bulan vitamin A pada bulan
Februarii dan Agustus)
c) PMT
d) Imunisasi.
e) Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan
balita melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan
program terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan.
2) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom.
3) Pemberian Oralit dan pengobatan.
4) Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan
materi dasar dari KMS balita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu
tergambar melalui cakupan SKDN.
Salah satu model keperawatan kesehatan komunitas yaitu Model Health Care
System. Model konsep ini merupakan model konsep yang menggambarkan
aktivitas keperawatan, yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress
20
dengan cara memperkuat garis pertahanan diri, baik yang bersifat fleksibel,
normal, maupun resisten dengan sasaran pelayanan adalah komunitas. Dalam
konsep Blum ada 4 faktor determinan yang dikaji, masing-masing faktor saling
keterkaitan dengan penjelasan sebagai berikut yaitu Prilaku masyrakat,
Lingkungan, Pelayanan kesehatan, Genetik (Keturunan).
Dalam Teori Betty Neuman tentang empat konsep utama yang terkait dengan
keperawatan komunitas sesuai dengan teori HL blum adalah:
a. Manusia, merupakan suatu sistem terbuka yang selalu mencari
keseimbangan dari harmoni dan merupakan suatu kesatuan dari variabel
yang utuh, yaitu: fisiologi, psikologi, sosiokultural, perkembangan dan
spiritual
b. Lingkungan, meliputi semua faktor internal dan eksternal atau pengaruh-
pengaruh dari sekitar atau sistem klien
c. Sehat, merupakan kondisi terbebas dari gangguan pemenuhan kebutuhan.
Sehat merupakan keseimbangan yang dinamis sebagai dampak dari
keberhasilan menghindari atau mengatasi stresor.
21
Model ini menganalisi interaksi anatara empat variabel yang
menunjang keperawatan komunitas, yaitu aspek fisik atau fisiologis,
aspek psikologis, aspek sosial dan kultural, serta aspek spiritual.
22
3) Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang
mampu secara social, baik ekonomi maupun interaksi social
dengan masyarakat
4) Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan
tanpa alasan
5) Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan
diukur
6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada
menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam
kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia
tetap berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain
7) Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi
mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat
membantu dalam penyembuhan sakit medisnya
8) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis
dan sosial.
Selain menjadi subjek, masyarakat juga menjadi objek yaitu sebagai klien yang
menjadi sasaran dari keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari individu dan
masyarakat. Berdasarkan pada model pendekatan totalitas individu dari
Neuman (1972 dalam Anderson, 2006) untuk melihat masalah pasien, model
23
komunitas sebagai klien dikembangkan untuk menggambarkan batasan
keperawatan kesehatan masyarakat sebagai sintesis kesehatan masyarakat dan
keperawatan. Model tersebut telah diganti namanya menjadi model komunitas
sebagai mitra, untuk menekankan filosofi pelayanan kesehatan primer yang
menjadi landasannya.
Secara lebih rinci dijabarkan sebagai berikut :
a. Tingkat individu
Individu adalah bagian dari anggota keluarga. Apabila individu tersebut
mempunyai masalah kesehatan maka perawat akan memberikan asuhan
keperawatan pada individu tersebut. Pelayanan pada tingkat individu dapat
dilaksanakan pada rumah atau puskesmas, meliputi penderita yang
memerlukan pelayanan tindak lanjut yang tidak mungkin dilakukan asuhan
keperawatan di rumah dan perlu kepuskesmas, penderita resiko tinggi
seperti penderita penyakit demam darah dan diare. Kemudian individu yang
memerlukan pengawasan dan perawatan berkelanjutan seperti ibu hamil,
ibu menyusui, bayi dan balita.
b. Tingkat keluarga
Keperawatan kesehatan komunitas melalui pendekatan keperawatan
keluarga memberikan asuhan keperawatan kepada keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan terutama keluarga dengan resiko tinggi
diantaranya keluarga dengan sosial ekonomi rendah dan keluarga yang
anggota keluarganya menderita penyakit menular dan kronis. Hal ini
dikarenakan keluarga merupakan unit utama masyarakat dan lembaga yang
menyakut kehidupan masyarakat. Dalam pelaksanaannya, keluarga tetap
juaga berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan
anggotanya.
c. Tingkat komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas di tingkat masyarakat dilakukan dalam
lingkup kecil sampai dengan lingkup yang luas didalam suatu wilayah kerja
Puskesmas. Pelayanan ditingkat masyarakat dibatasi oleh wilayah atau
24
masyarakat yang mempunyai ciri-ciri tertentu misalnya kebudayaan,
pekerjaan, pendidikan dan sebagainya.
2) Pencegahan sekunder
Pelayanan pencegahan sekunder dibuat untuk menditeksi penyakit lebih
awal dengan mengobati secara tepat. Kegiatan-kegiatan yang
mengurangi faktor resiko dikalifikasikansebagai pencegahan sekunder
misalnya memotivasi keluarga untuk melakukan pemeriksaan kesehatan
secara berkala melalui posyandu dan puskesmas.
3) Pencegahan tertier
25
Yang mencakup pembatasan kecacatan kelemahan pada seseorang
dengan stadium dini dan rehabilitasi pada orang yang mengalami
kecacatan agar dapat secara optimal berfungsi sesuai dengan
kemampuannya, misalnya mengajarkan latihan fisik pada penderita
patah tulang.
Selanjutnya agar dapat memberikan arahan pelaksanaan kegiatan,
berikut ini diuraikan falsafah keperawatan komunitas dan
pengorganisasian masyarakat
a. Falsafah Keperawatan Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas merupakan pelayanan yang
memberikan perhatian terhadap pengaruh lingkungan (bio-psiko-
sosio-kultural-spiritual) terhadap kesehatan masyarakat dan
memberikan prioritas pada strategi pada pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan. Falsafah yang melandasi yang mengacu
pada paradigma keperawatan secar umum dengan empat komponen
dasar yaitu; manusia, kesehatan, lingkungan dan keperawatan.
b. Pengorganisasian masyarakat
Tiga model pengorganisasian masyarakat meliputi peran serta
masyarakat (locality development), perencanaan sosial melalui
birokrasi pemerintah (social development) dan aksi sosial
berdasarkan kejadian saat itu (social action)
E. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian adalah merupakan upaya pengumpulan data secara lengkap dan
sistematis terhadap masyarakat untuk dikaji dan dianalisis sehingga masalah
kesehatan yang dihadapi oleh masyarakat baik individu, keluarga atau
kelompok yang menyangkut permasalahan pada fisiologis, psikologis,
sosialekonomi, maupun spiritual dapat ditentukan.
27
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan MMD adaah
sebagai berikut :
a. Musyawarah Masyarakat Desa harus dihindari oleh pemuka masyarakat
desa, petugas puskesmas, dan sector terkait di kecamatan (seksi
pemerintahan dan pembangunan, BKKBN, pertanian, agama, dan lain –
lain)
b. Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan dibalai desa atau tempat
pertemuan lain yang ada di desa
c. Musyawarah Masyarakat Desa dilaksanakan segera setelah MMD
dilaksanakan.
29
f) Komunikasi. Identifikasi berbagai jenis komunikasi yang
digunakan oleh masyarakat termasuk komunikasi melalui media
cetak dan eletronik.
g) Pendidikan. Identifikasi berbagai jenis institusi pendidikan yang
ada serta ketersediaan UKS.
h) Rekreasi. Dimana anak–anak bermain? Apa bentuk umum dari
rekreasi? Siapa yang berperan serta? Apa fasilitas dari rekreasi
yang anda temukan?
3) Persepsi
a) Penduduk. Bagaimana pendapat masyarakat tentang komunitasnya?
Apa yang anda identifikasi sebagai kekuatan? Masalah? Mintalah
beberapa orang dari kelompok berbeda.
b) Persepsi anda. Pernyataan umum mengenai kesehatan komunitas.
b. Data Sekunder
Pada metode ini perawat menggunakan data yang telah tercatat
sebelumnya, yang termasuk dalam data sekunder meliputi data-data
seperti data statistic, dokumen yang telah diterbitkan, catatan dalam
pertemuan, hasil survey kesehatan, dan catatan kesehatan.
F. Diagnosis Keperawatan
Nanda (2012), Diagnosis Keperawatan adalah respon individu pada masalah
kesehatan baik yang actual maupun yang resiko tinggi. Diagnosis
keperawatan mengandung komponen utama yaitu:
30
a. Problem (masalah): problem merupakan kesenjangan atau penyimpangan
dari keadaan normal yang seharusnya terjadi.
b. Etiologi (penyebab): menunjukan penyebab masalah kesehatan atau
keperawatan yang dapat memberikan arah terhadap intervensi
keperawatan, yang meliputi,
1) Prilaku individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2) Lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan social.
3) Interaksi prilaku dan lingkungan.
c. Sign atau symptom (tanda dan gejala):
1) Informasi yang perlu untuk merumuskan diagnosa
2) Serangkaian petunjuk timbulnya masalah
G. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan
yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesuai dengan diagnosis
keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhunya kebutuhan
pasien. (Pusdiklat DJJ KEperawatan). Perencanaan asuhan keperawatan
masyarakat yang disusun mencakup:
a. Perumusan tujuan
Dalam merumuskan tujuan harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Berfokus pada masyarakat
2) Jelas dan singkat
3) Dapat diukur dan diobservasi
4) Realistic
31
5) Ada target waktu
6) Melibatkan peran serta masyarakat
33
I. Penilaian/Evaluasi
Evaluasi dilakukan atas respon komunitas terhadap program kesehatan. Hal-
hal yang perlu dievaluasi adalah masukan (input), pelaksanaan (proses) dan
hasil akhir (output).
Penilaian yang dilakukan berkaitan dengan tujuan yang akan dicapai, sesuai
dengan perencanaan yang telah disusun semula. Ada 4 dimensi yang harus
dipertimbangkan dalam melaksanakan penilaian, yaitu:
a. Daya guna
b. Hasil guna
c. Kelayakan
d. Kecukupan
Keterangan:
: peran masyarakat
: peran perawat
Pada gambar diatas dapat dijelaskan alih peran untuk memandirikan klien
dalam menanggulangi masalah kesehatan, pada awalnya peran perawat lebih
34
besar daripada klien dan berangsur-angsur peran klien lebih besar daripada
perawat.
35
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian Keperawatan
1. Angket/survey Kesehatan
Berdasarkan angket yang telah disebarkan berikut ini data demografi yang
telah dikumpulkan dengan memakai metode random sampling:
0.6
0.5
0.4
0.3
%
0.2
0.1
0
0 s/d 11 1 s/d 4 5 s/d 6 7 s/d 14 15 s/d 50 s/d >60
49 60
36
DIAGRAM II : Distribusi Tingkat Pendidikan Penduduk Di Desa Menoreh
Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Jawa Tengah (N : 1.537)
37
DIAGRAM IV : Distribusi Angka Kesakitan Selama 1 Bulan Terakhir Di Desa
Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Jawa Tengah (N: 1.537)
12,4%
SEHAT
SAKIT
87,6%
JML
JENIS PERSENTASE
NO PENDERITA
PENYAKIT (%)
(jiwa)
1 ISPA 50 26,2%
2 Hipertensi 47 24,6%
3 Asam Urat 20 10,5%
4 Diare 12 6,3%
5 DM 11 5,8%
6 Hipotensi 8 4,2%
7 Maag 7 3,7%
8 Stroke 5 2,6%
9 Migrain 3 1,6%
10 Jantung 2 1,0%
11 Osteoatritis 1 0,5%
12 HNP 1 0,5%
13 LAIN-LAIN 24 12,6%
191 100,0%
38
Dari Tabel diatas menunjukkan lebih banyak penyakit yang diderita penduduk di
Desa Menoreh yaitu ISPA sebanyak 50 jiwa (26,2%) sedangkan yang terkecil
penyakit yang diderita penduduk di Desa Menoreh yaitu gizi kurang sebanyak
HNP 1 jiwa (0,5%).
DIAGRAM V : Distribusi Pelayanan Kesehatan Berdasarkan Pengobatan
Penyakit Penduduk Di Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
Jawa Tengah (N:191)
40.8 29.3
TIDAK BEROBAT
PENGOBATAN
8.9 ALTERNTIF
20.9
MEMILIKI
44,7% JAMINAN
KESEHATAN
55,3%
TDK MEMILIKI
JAMINAN
KESEHATAN
39
Dari diagram diatas, sebagian besar penduduk di Desa Menoreh Kecamatan
Salaman belum memiliki jaminan kesehatan yaitu sebanyak 250 orang (55,3%)
dan yang sudah memiliki jaminan kesehatan sebanyak 202 orang (44,7%).
120 100
100
80
60
40
20 0 0 0
0
UMUM BAYI BALITA IBU MATERNAL
45,45% PRIMIGRAVIDA
54,55% MULTIGRAVIDA
40
Dari diagram diatas, menunjukkan Jumlah ibu hamil Di Desa Menoreh
Kecamatan Salaman sebanyak 11 jiwa. Ibu hamil primigravida 5 JIWA (45,45)
dan multigravida 6 jiwa (54,55%)
18%
18%
64%
100%
Memeriksakan kehamilan
41
Sumber : Hasil Survey AKPER PELNI Jakarta 2018
Dari tabel diatas, menunjukan semua bayi di Desa Menoreh Kecamatan Salaman
sudah mendapatkan imunisasi HB0 sebanyak 11 (100%), namun baru
mendapatkan imunisasi DPT, HB, Hib, Polio4 sebanyak 6 orang (54,5%)
42
DIAGRAM XII : Distribusi Balita Yang Memiliki Kms/buku KIA Di Desa
Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Jawa Tengah (N: 95)
Series1
100
0
MEMILIKI KMS TDK MEMILIKI KMS
DIAGRAM XIII : Distribusi Balita Yang Ditimbang Dalam Bulan Lalu Di Desa
Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Jawa Tengah(N: 95)
100%
Dari diagram diatas, menunjukan balita di Desa yang ditimbang dalam bulan
Menoreh ini sebanyak 95 jiwa (100%).
DIAGRAM XIV : Distribusi Status Gizi Pada Balita. (Indikator BB/U) Di Desa
Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Jawa Tengah (N: 95)
150
100
%
50
0
BB Lebih BB Normal BB Rendah BB Sangat Rendah
43
Dari diagram diatas, menunjukkan gizi balita di Desa Menoreh Kecamatan
Salaman tergolong normal sebanyak 95 jiwa (100%).
12%
Mendapat Vit. A
Tidak Mendapat
Vit. A
88%
44
DIAGRAM XVII : Distribusi Pemberian Asi Eksklusif Pada Balita S/D Usia 0-6
Bulan Di Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
Jawa Tengah (N:24 )
1.2
1
0.8
0.6
%
0.4
0.2
0
Diberikan ASI Tidak Diberikan ASI
PUS YG BER KB
36%
64%
PUS YG TDK BER
KB
Dari diagram diatas, menunjukkan mayoritas pasangan usia subur di Desa Menoreh
Kecamatan Salaman yang menggunakan KB sebanyak 167 pasang (64%), sedangkan
pasangan subur tidak KB sebanyak 92 pasang (36%).
45
DIAGRAM XIX : Distribusi Jenis Kb Yang Digunakan Oleh Pus Di Desa Menoreh
Kecamatan Salaman Jawa Tengah (N : 153)
60 53,3%
PERSENTASE (%)
50
40
30 21,6%
14,4%
20 6,6% 1,2%
10 3,0%
0
25%
75%
46
Sumber : Hasil Survey AKPER PELNI Jakarta 2018
DIAGRAM XXI: Distribusi Jumah Keluarga Yang di Diagnosa TB Paru dan Berobat
Di Desa Menoreh Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang Jawa Tengah (N: 3)
100
0
Iya Tidak
Jumlah
No. Perilaku Iya/Tidak %
KK
1 Makanan Sehat Iya 414 91,6%
Tidak 38 8,4%
47
Tidak 258 57,1%
Mencuci Tangan Pakai Iya 328 72,6%
6
Sabun
Tidak 124 27,4%
7 Melakukan PSN Iya 173 38,3%
Tidak 279 61,7%
8 Cek Kesehatan Iya 154 34,1%
Tidak 298 65,9%
MS
MS MS (Skor
Variabel % % (Skor %
(Skor 2) 1)
0)
BAB 344 76,1% 78 17,3% 15 3,3%
Air Bersih 381 84,3% 67 14,8% 4 0,9%
Pembuangan
Sampah 326 72,1% 120 26,5% 6 1,3%
Air limbah rumah
tangga 293 64,8% 146 32,3% 13 2,9%
Jendela 306 67,7% 132 29,2% 14 3,1%
Lubang asap
dapur 282 62,4% 140 31,0% 30 6,6%
Ruang tidur 266 58,8% 172 38,1% 14 3,1%
Tdk
No. Variabel Ya (Skor 2) % %
(Skor 0)
1 Bebas Jentik 243 53,8% 109 24,1%
2 Bebas tikus 323 71,5% 129 28,5%
3 Bebas lalat 353 78,1% 99 21,9%
4 Pekarangan bersih 348 77,0% 104 23,0%
5 Pekarangan dimanfaatkan 277 61,3% 175 38,7%
48
6 Kandang terpisah dan bersih 314 69,5% 138 30,5%
Series1
75,4%
24,6%
2. Survey Winsil
Berdasarkan hasil survey di Dusun Ngemplak, Dusun Candi, Dusun Derepan,
Dusun Mlangen, Dusun Pranan Wetan, Dusun Kamal, Dusun Sewan, Dusun
Alun- Alun, Dusun Jurusawah, Dusun Ngaglik, di Desa Menoreh Kecamatan
Salaman Kabupaten Magelang Jawa tengah dari tanggal 26 Maret – 7 April 2018
49
oleh Mahasiswa Akper PELNI kemudian mengidentifikasi masalah berdasarkan
teori pendidikan HL Blum yang terdiri dari 4 faktor yaitu, lingkungan, perilaku,
pelayanan kesehatan, keturunan/herediter.
a. Lingkungan
1) Rumah Sehat 341 KK (75,4 %) dan rumah belum sehat 111 KK (24,6 %)
2) Pembuangan kotoran yang memenuhi syarat sebanyak 344
rumah(76,1%) dan rumah yang tidak memiliki pembuangan kotoran
sebanyak 15 rumah (\3,3%).
3) Rumah yang memiliki penyediaan air bersih sebanyak 381 rumah
(84,3%) dan rumah yg tidak memiliki penyediaan air bersih sebanyak
15rumah (4,92%).
4) Rumah yang memiliki pembuangan sampah yang memenuhi syarat
sebanyak 326 rumah (72,1%)
5) Rumah yang memiliki pembuangan air limbah rumah tangga yang
memenuhi syarat sebanyak 293 rumah (64,8%) dan rumah yang tidak
memiliki pembuangan air limbah rumah tangga sebanyak 13 rumah
(2,9%).
6) Rumah yang memiliki jendela yang tidak memenuhi syarat sebanyak 132
rumah (29,2%) dan rumah yang tidak memiliki jendela rumah sebanyak
14 rumah (3,1%).
7) Rumah yang memiliki lubang asap dapur yang tidak memenuhi syarat
sebanyak 140 rumah (31%) dan rumah yang tidak memiliki lubang asap
dapur sebanyak 30 rumah (6,6%).
8) Rumah yang memiliki ruang tidur yang tidak memenuhi syarat sebanyak
172 rumah (38,1%) dan rumah yang tidak memiliki ruang tidur sebanyak
14 rumah (3,1%)
9) Rumah yang memiliki kepadatan jentik nyamuk yang rendah sebanyak
343 rumah (75,8%) dan rumah yang memiliki kepadatan jentik nyamuk
yang tinggi sebanyak 109 rumah (2,41)
50
10) Rumah dengan kepadatan lalat yang tinggi sebanyak 99 rumah (21,9%)
dan rumah dengan kepadatan lalat yang rendah sebanyak 353 rumah
(78,1)
11) Rumah terdapat tikus sebanyak 129 rumah (28,5%) dan umah yang bebas
tikus sebanyak 323 rumah (71,5%).
12) Pekarangan rumah bersih sebanyak 348 rumah (77,0%) dan pekarangan
yang tidak bersih sebanyak 104 rumah (23,0%)
13) Rumah memiliki kandang ternak terpisah dari rumah dan tidak memiliki
kandang ternak 314 rumah (69,5%) dan rumah yang memiliki kandang
ternak menempel dengan rumah sebanyak 138 rumah (30,5%).
c. Pelayanan Kesehatan
1) Puskesmas, Posyandu, Rumah Sakit, Klinik 24 jam, Bidan, dan Poswindu.
2) Masih kurangnya Penyuluhan kesehatan oleh tenaga kesehatan
d. Demografi / kependudukan
1) Penduduk terbanyak menurut hasil survey dari 1537 jiwa dtemukan
antara usia 15 – 49 tahun 796 jiwa (51,79 %)
2) Pendidikan penduduk Desa Menoreh Kecamatan Salaman menurut hasil
survey yang terbanyak tamat SD / sederajat sebanyak 560 jiwa (36,43
%).
51
3) Pekerjaan penduduk Desa Menoreh Kecamatan Salaman menurut hasil
survey adalah buruh 291 jiwa (36,98 %).
B. Identifikasi Masalah
C. PRIORITAS MASALAH
URGENCY (U)
Total
A B C D E F G
Horizontal
Diare + + + + + + 6
ISPA + + + + + 5
Stroke - + + - 3
Hipotensi + + - 1
DM - - 0
Asam Urat - 0
Hipertensi 0
Total Vertikal 0 0 0 1 0 1 4
Total horizontal 6 5 3 1 0 0 0
Jumlah 6 5 3 2 0 1 4
52
53
SERIOUSNESS (S)
Total
A B C D E F G
Horizontal
Diare - + + + + + 5
ISPA + + + + + 5
Asam Urat - + + - 3
Hipotensi + + - 1
DM - - 0
Stroke - 0
Hipertensi 0
Total Vertikal 0 1 0 1 0 1 4
Total horizontal 5 5 3 1 0 0 0
Jumlah 5 6 3 2 0 1 4
GROWTH
A B C D E F G Total Horizontal
Diare + + + + + + 6
ISPA + + + + + 5
Asam Urat - + - - 1
Hipotensi - + - 1
DM + - 1
Stroke - 0
Hipertensi 0
Total Vertikal 0 0 0 1 2 0 4
Total Horizontal 6 5 1 1 1 0 0
Jumlah 6 5 1 2 3 0 4
54
55
REKAP HASIL PRIORITAS MASALAH (USG)
Diare 6 5 6 17 1
ISPA 5 6 5 16 2
Asam Urat 3 3 1 7 4
Hipotensi 2 2 2 6 5
DM 0 0 3 3 6
Stroke 1 1 0 2 7
Hipertensi 4 4 4 12 3
56
memenuhi syarat 93KK (20,65) b. Jajan makanan
c. penyediaan air bersih yang tidak sehat
tidak memenuhi syarat 71KK c. Keluarga tidak
(15,7%) Makan makanansehat
d. Rumah dengan kepadatan Sebayak 38KK (8,4%)
lalat tinngi 99KK (21,9%)
2 Resiko penyebaran penyakit infeksi (ISPA) pada kelompok balita dan dewasa di Desa
Menoreh berhubungan
Lingkungan Perilaku Yankes Keturunan
a. Perilaku merokok a. Penyuluhan di
a. Rumah tidak dengan lubang aktif 194 KK Posyandu tidak
asap dapur 30 KK (6,6%) (42,9%) rutin setiap bulan
b. Rumah tanpa jendela 14 KK b. Perilaku aktivitas
(3,1%) fisik yang tidak
optimal 101 KK
(22,3%)
3 Risiko peningkatan angka Hipertensi pada usia lanjut di Desa Menoreh sehubungan dengan
faktor :
Lingkungan Perilaku Yankes Keturunan
a. tingkat pendidikan mayoritas a. Penyuluhan a. Merupakan
penduduk tamatan SD 560 jiwa a. Keluarga tidak di Posyandu penyakit
(36,43 %). Makan makanan sehat tidak rutin disebabkan
Sebayak 38KK (8,4%) setiap bulan oleh salah satu
b. Perilaku merokok b. kurangnya faktor
aktif 194 KK (42,9%) pemanfaatan keturunan
fasiitas namun tidak
c. Keluarga tidak kesehatan disadari oleh
melakukan aktivitas untuk cek warga.
fisik 101KK (22,3%) kesehatan
c. Keluarga tidak
melakukan cek
kesehatan 298KK
(65,9%)
4 Resiko peningkatan angka Asam Urat pada kelompok pra lansia dan lansia di Desa Menoreh
sehubungan dengan faktor :
Lingkungan Perilaku Yankes Keturunan
a. Penyuluhan
a. tingkat pendidikan mayoritas a. Keluarga tidak di Posyandu
penduduk tamatan SD 560 jiwa Makan makanan sehat tidak rutin
(36,43 %). Sebayak 38KK (8,4%) setiap bulan
b. Keluarga tidak b. kurangnya
melakukan aktivitas pemanfaatan
fisik 101KK (22,3%) fasiitas
57
c. Keluarga tidak kesehatan
melakukan cek untuk cek
kesehatan 298KK kesehatan
(65,9%)
2. Rencana Kegiatan
N Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Tempat Sumber Pela Indikator
o Biaya ksan Keberhas
a ilan
1 Pemberian Meningkat Masyara Cerama Sabtu DI Swadaya Mah Peserta
58
informasi kan kat h& 31/03/ MASIN asis dapat
tentang pengetahu tanya 2018 G2 wa mengerti
penyakit an jawab DUSUN tentang
diare serta masyaraka penyakit
pencegahan t tentang diare
pada Diare dan
masyarakat dapat
yang menjawa
memiliki b
masalah pertanya
Diare an yang
diajukan
Demonstrasik Meningkat Masyara Cerama Sabtu Desa Swadaya Mah Peserta
an cara kan kat h& 31/03/ Menor asis mau dan
pembuatan pengetahu tanya 2018 eh wa akan
cairan oralit an jawab mendem
masyaraka onstrasik
t tentang an ulang
pengobata cara
n pembuat
sederhana an oralit
Diare yang
telah
diajarkan
Demostrasika Meningkat Masyara Cerama Selasa MI Swadaya Mah Peserta
n cara nya kat h& 27/04/ Mlange asis dapat
mencuci motivasi (Balita & tanya 2018 n, SD wa mendem
tangan yang anak usia anak usia jawab Beteng onstrasik
baik dan sekolah sekolah) 1, an ulang
benar pada dan balita PAUD cara
anak sekolah tentang Balai mencuci
pentingny Desa, tangan
a mencuci SD yang
tangan Alun- telah
alun diajarkan
59
pertanya
an yang
diajukan
Anjurkan Meningkat Masyara Cerama Sabtu Desa Swadaya Mah Peserta
kegiatan nya kat h& 31/03/ Menor asis memaha
buka jendela motivasi tanya 2018 eh wa mi
setiap pagi masyaraka jawab pentingn
t tentang ya
cara kegiatan
mencegah buka
penyakit jendela
infeksi setiap
(ISPA) pagi
Ajarkan Meningkat Masyara Cerama Minggu Desa Swadaya Mah Peserta
Terapi kan kat h& 01/04/ Menor asis paham
inhalasi, pengetahu (Balita & tanya 2018 eh wa dan mau
fisioterapi an dewasa) jawab mendem
dada dan masyaraka onstrasik
cara batuk t tentang an ulang
efektif kesehatan tentang
ISPA terapi
yang
diajarkan
3 Pemberian Meningkat Masyara Cerama Sabtu Desa Swadaya Mah Peserta
informasi kan kat h& 31/03/ Menor asis mengerti
pada pengetahu tanya 2018 eh wa tentang
masyarakat an jawab penyakit
yang masyaraka hiperten
memiliki t tentang si dan
masalah kesehatan dapat
kesehatan Hipertensi menjawa
hipertensi b
pertanya
an yang
diajukan
Ajarkan diet Meningkat Masyara Cerama Sabtu Desa Swadaya Mah Peserta
rendah kan kat h& 31/03/ Menor asis mengerti
garam pengetahu tanya 2018 eh wa tentang
an jawab penyakit
masyaraka hiperten
t tentang si dapat
kesehatan menjawa
Hipertensi b
pertanya
60
an yang
diajukan
Lakukan Meningkat Masyara Cerama Sabtu Desa Swadaya Mah Peserta
pengukuran kan kat h& 31/03/ Menor asis mengerti
tanda-tanda pengetahu tanya 2018 eh wa tentang
vital an jawab penyakit
masyaraka hiperten
t tentang si dapat
kesehatan menjawa
Hipertensi b
pertanya
an yang
diajukan
Ajarkan cara Meningkat Masyara Cerama Sabtu Desa Swadaya Mah Peserta
mencegah kan kat h& 31/03/ Menor asis mengerti
penyakit pengetahu tanya 2018 eh wa tentang
hipertensi an jawab penyakit
masyaraka hiperten
t tentang si dapat
kesehatan menjawa
Hipertensi b
pertanya
an yang
diajukan
Ajarkan Meningkat Masyara Cerama Sabtu Halama Swadaya Mah Peserta
senam lansia nya kat h& 31/03/ n asis dapat
motivasi tanya 2018 rumah wa mendem
masyaraka jawab Lurah onstrasik
t tentang Desa an ulang
cara Menor senam
mencegah eh lansia
hipertensi yang
telah
diajarkan
4 Pemberian Meningkat Masyara Cerama Sabtu Desa Swadaya Mah Peserta
informasi nya kat h& 31/03/ Menor asis mengerti
pada pengetahu tanya 2018 eh wa tentang
masyarakat an jawab penyakit
yang masyaraka asam
memiliki t tentang urat dan
masalah penyakit dapat
kesehatan asam urat menjawa
Asam Urat b
pertanya
61
an yang
diajukan
Penyuluhan Meningkat Masyara Cerama Sabtu Desa Swadaya Mah Peserta
kesehatan nya kat h& 31/03/ Menor asis mengerti
tentang diet motivasi tanya 2018 eh wa tentang
rendah purin masyaraka jawab penyakit
t tentang asam
cara urat dan
mencegah dapat
Asam Urat menjawa
b
pertanya
an yang
diajukan
62
F. Implementasi Kegiatan
Sumber Pelaksana/Penanggu
No Kegiatan Tujuan Sasaran Metode Waktu Tempat Hasil Kegiatan
biaya ng Jawab
1. 1.1 Memberikan 1. Meningkatny Masyarakat Ceramah Sabtu Desa Swadana Mahasiswa dan Peserta penyuluhan
informasi a dan anak tanya 31/03/201 Menoreh kader mampu menjawab 3
tentang pengetahuan usia sekolah jawab 8 dari 5 pertanyaan
penyakit diare masyarakat serta balita dan yang diajukan
serta tentang demonstr
pencegahan Diare asi
pada
masyarakat 2. Meningkatny
yang memiliki a motivasi
masalah Diare anak usia
sekolah dan
balita tentang
pentingnya
mencuci
tangan
1.2 Mendemonstra Masyarakat Ceramah Posko Swadana Mahasiswa dan Mendemonstrasikan
sikan cara dan anak tanya Mahasis kader cara pembuatan
pembuatan usia sekolah jawab wa oralit dengan benar
larutan gula serta balita dan Dusun
dan garam demonstr Ngempla
asi k
63
Santriwan Ceramah Swadana Mahasiswa & Pihak Mendemonstrasikan
1.3 Mendemonstra & tanya Sekolah cara cuci tangan
sikan cara Santriwati jawab MI dengan benar
mencuci Pondok dan Mlangen
tangan yang Pesantren demonstr , SD
baik dan benar asi Beteng
pada anak 1, PAUD
sekolah Balai
Desa, SD
Alun-
alun
2. 2.1 Memberikan 1. Meningkatka Balita & Ceramah Sabtu Desa Swadana Mahasiswa & Kader Peserta mampu
informasi n Dewasa tanya 31/03/201 Menoreh menjawab 4 dari 5
kesehatan pengetahuan jawab 8 pertanyaan
tentang ISPA keluarga dan
binaan demonstr
tentang asi
kesehatan
ISPA pada
balita
Ceramah
2.2 Mengajarkan tanya Swadana Mendemostrasikan
Terapi inhlasi jawab terapi inhalasi
Balita & dan Desa Mahasiswa & Kader
Dewasa demonstr Minggu Menoreh
asi 01/04/201
8
64
Mendemostrasikan
2.3 Mengajarkan 2. motivasi fisioterapi dada
fisioterapi masyarakat
dada tentang cara
mencegah Balita &
penyakit Dewasa
infeksi Ceramah
(ISPA) tanya Mendemosntrasikan
jawab Swadana cara batuk efektif
2.4 Mengajarkan dan
tentang cara demonstr
batuk efektif asi Desa Mahsiswa & kader
Menoreh
Minggu
Balita & Ceramah 01/04/201
Dewasa tanya 8
jawab Swadana
2.5 Mengajarkan dan
kegiatan buka demonstr
jendela setiap asi Desa Mahasiswa & Kader
pagi Menoreh
Masyarakat Sabtu
Balita & 31/03/201
Dewasa 8
3.1 Memberikan 1. Meningkatny Masyarakat Ceramah Sabtu Desa Swadana Mahasiswa & Kader Peserta mampu
3. informasi pada apengetahua tanya 31/03/201 Menoreh menjawab 3 dari 5
masyarakat n masyarakat jawab 8 pertanyaan
65
yang memiliki tentang dan
masalah Hipertensi demonstr
kesehatan asi
hipertensi
3.2 Mendemostras Masyarakat Ceramah Desa Swadana Mahasiswa & kader peserta mampu
ikan diet tanya Sabtu Menoreh mendemostrasikan
rendah garam jawab diet rendah garam
31/03/201
dan
8
demonstr
asi
2. Meningkatn
ya motivasi Ceramah Peserta penyuluhan
3.4 Mengajarkan masyarakat tanya mampu menjawab 4
cara mencegah tentang cara Masyarakat jawab Desa Swadana Mahasiswa & kader dari 5 pertanyaan
penyakit mencegah dan yang diajukan
Menoreh
hipertensi hipertensi demonstr
asi
Sabtu
31/03/201
66
8 Peserta mampu
Ceramah melakukan senam
3.5 Mengajarkan tanya lansia
senam lansia jawab
Masyarakat dan Halaman Swadana Mahasiswa, kader &
demonstr rumah Lurah
asi Lurah
Desa
Jum’at Menoreh
30/03/201
8
4.1 Memberikan 1. Meningkatny Masyarakat Ceramah Sabtu Desa Swadana Mahasiswa & Kader Peserta penyuluhan
informasi pada a tanya 31/03/201 Menoreh mampu menjawab
masyarakat pengetahuan jawab 8 4dari 5 pertanyaan
yang memiliki masyarakat dan yang diajukan
masalah tentang kadar memberi
kesehatan asam urat leaflet
Asam Urat yang tinggi
4.
4.2 Mendemosntra Ceramah Mendemosntrasikan
Masyarakat Desa Swadana Mahasiswa & kader
sikan diet 2. Meningkatny tanya cara diet rendah
jawab Minggu Menoreh purin
Rendah purin a motivasi
dan 01/04/201
masyarakat
tentang cara demonstr 8
mencegah asi
Asam Urat
67
G. Evaluasi
Tindak
No Kegiatan Tujuan Rencana Hasil lanjut yang
diperlukan
3. Mendemonstrasika
n cara mencuci
tangan yang baik Ceramah
dan benar pada tanya jawab
anak sekolah dan
demonstrasi
4. Mengajarkan
62
tentang cara batuk
efektif
5. Mengajarkan
kegiatan buka
jendela setiap pagi
63
3. Hasil Wawancara petugas kesehatan,took masyarakat, dan tokoh agama
a. Bidan desa
Hasil wawancara yang dilakukakn dengan bidan desa Menoreh bahwa
penyakit endemic di desa Menoreh adalah penyakit DBD , malaria dan
penyakit yang di derita oleh balita di desa Menoreh adalah gizi buruk.
b. Tokoh masyarakat
Kepala desa menorah menyampaikan bahwa sangat terbantu dengan adanya
pendidikan kesehatan masyarakat desa menorah dalam rangka
meningkatkan kesehatan warga desa menorah, karena masih banyak warga
desa menorah yang masih enggan dating ke puskesmas untuk mengontrol
kesehatannya.
64
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian yang dilaksanakan di Desa Menoreh pada tanggal 26 Maret – 7
April 2018 oleh mahasiswa Akper Pelni angkatan XX sudah sesuai dengan
teori H.L Blum namun penulis menambahkan teori dari community as
partner yang mengacu pada penerapan konsep pendidikan di dalam bidang
kesehatan khususnya dalam hal masalah kesehatan yang merupakan suatu
masalah yang sangat kompleks yang saling berkaitan dengan masalah lain
diluar masalah kesehatan itu sendiri. Menurut HL Blum ada beberapa faktor
yang mempangaruhi kesehatan, antara lain lingkungan, perilaku, pelayanan
kesehatan, keturunan. Pengkajian yang dilakukan penulis dengan cara survey
kesehatan, wawancara, observasi, dan winsield survey. Menurut Betty
Neuman adalah suatu keseimbangan bio, psiko, cultural dan spiritual pada
tiga garis pertahanan klien, yaitu garis pertahanan fleksibel, normal dan
resisten. Sehat dapat diklasifikasikan dalam delapan tahapan, yaitu:
1) Normally well, yaitu sehat secara psikologis, medis dan social
2) Pessimistic, yaitu bersikap atau berpandangan tidak mengandung harapan
baik (misalnya khawatir sakit, ragu akan kesehatannya, dan lain-lain)
3) Socially ill, yaitu secara psikologis dan medis baik, tetapi kurang mampu
secara social, baik ekonomi maupun interaksi social dengan masyarakat
4) Hypochondriacal, yaitu penyakit bersedih hati dan kesedihan tanpa
alasan
5) Medically ill, yaitu sakit secara medis yang dapat diperiksa dan diukur
6) Martyr, yaitu orang yang rela menderita atau meninggal dari pada
menyerah karena mempertahankan agama/kepercayaan. Dalam
kesehatan, seseorang yang tidak memperdulikan kesehatannya, dia tetap
berjuang untuk kesehatan/keselamatan orang lain
66
7) Optimistic, yaitu meskipun secara medis dan social sakit, tetapi
mempunyai harapan baik. Keadaan ini sering kali sangat membantu
dalam penyembuhan sakit medisnya
8) Seriously ill, yaitu benar-benar sakit, baik secara psikologis, medis dan
sosial.
Faktor pendukung yang didapatkan pada saat pengkajian dari sepuluh dusun
yang dilakukan survey yaitu: perangkat desa yang dilakukan survey berperan
secara aktif baik dari dalam memberikan pengarahan serta mensosialisasikan
para warga kepada mahasiswa. Di samping itu juga perangkat desa
memfasilitasi mahasiswa dalam melaksanakan rencana kegiatan yang sudah
disusun berdasarkan keputusan MMD (terutama kepala dusun dan kader
67
setempat). Warga di Desa Menoreh khususnya sepuluh dusun yang dijadikan
lahan praktek mahasiswa Akper Pelni juga sangat berperan aktif dalam
melaksanakan setiap kegiatan yang dibuat oleh mahasiswa. Tersedia jalan
desa yang dapat dilalui oleh kendaraan sehingga memudahkan mahasiswa
untuk melaksanakan kegiatan, dan juga tersedianya listrik sebagai hasil
pemerataan pembangunan desa sehingga memudahkan mahasiswa dalam
penyusunan laporan baik laporan askep keluarga maupun laporan askep
komunitas, kerjasama yang baik antar mahasiswa dari masing-masing dusun,
serta pengarahan, bimbingan dan pemantauan secara berkala dan teratur dari
pembimbing akademi maupun MOT dari BAPELKES.
Faktor pendukung pada saat MMD yaitu adanya peran serta yang aktif baik
dari Kepala Desa, masing-masing Kepala Dusun, kader, bidan setempat,
tokoh masyarakat, perangkat desa, dan BAPELKES. Keaktifan peserta
MMD dalam mengajukan pertanyaan maupun saran serta kesediaan
perangkat desa, kader, dan masyarakat untuk melaksanakan kegiatan dari
hasil yang telah disepakati dalam MMD.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan komunitas yang ditemukan di Desa Menoreh terdapat
4 prioritas masalah keperawatan komunitas yang sudah sesuai dengan teori
diagnosa keperawatan komunitas Nanda (2012), yaitu: 1. Diare 2. ISPA 3.
Hipertensi 4. Asam Urat
69
C. Perencanaan Keperawatan
Rencana keperawatan komunitas yang dibuat berdasarkan kesepakatan antara
mahasiswa Akper Pelni dengan warga di sepuluh dusun yang terdapat di
Desa Menoreh mencakup antara lain merumuskan tujuan yang akan dicapai,
merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan, menetapkan kriteria hasil
untuk penilaian pencapaian tujuan.
Intervensi yang dibuat antara lain dengan prevensi primer yaitu Penyuluhan
kesehatan mengenai penyakit Hipertensi, ISPA, Diare dan Asam Urat. Tensi
dan timbang berat badan gratis, senam lansia, demonstrasi diit rendah garam,
kerja bakti, demonstrasi tentang terapi inhalasi, penyuluhan serta demonstrasi
PHBS, cuci tangan, dan perawatan gigi, Penyuluhan tentang narkoba, HIV,
dan fungsi reproduksi. Dilakukan di beberapa dusun yang dimulai pada
tanggal 31 Maret 2018 sampai 3 April 2018, serta senam lansia di beberapa
dusun yang dilaksanakan mulai pada tanggal 28 Maret 2018 sampai tanggal
02 April 2018.
Faktor pendukung dalam membuat intervensi yaitu peran serta aktif warga
dan kerjasama perangkat desa beserta masyarakat. Dalam membuat
intervensi yaitu sebagian besar bermata pencaharian sebagai buruh sehingga
penduduk berada di tempat kerja dari pukul 06.00-16.00 WIB. Letak antara
satu dusun dengan dusun lainnya berjauhan sehingga sedikit menyulitkan
dalam melaksanakan intervensi yang telah direncanakan.
D. Pelaksanaan Keperawatan
Pada tahap tindakan keperawatan komunitas hampir semua tindakan
keperawatan komunitas dapat dilaksanakan sesuai rencana kegiatan
diantaranya: Memberikan pendidikan kesehatan mengenai penyakit Diare,
mendemonstrasikan teknik mencuci tangan dengan baik dan benar, dan
mendemonstrasikan cara pembuatan oralit. Memberikan pendidikan
kesehatan mengenai penyakit ISPA, mendemonstrasikan teknik fisio terapi
70
dada, batuk efektif, inhalasi sederhana, dan menganjurkan kepada masyarakat
untuk membuka jendela setiap pagi. Memberikan pendidikan kesehatan
mengenai penyakit hipertensi, melakukan deteksi dini hipertensi dengan
melakukan pengukuran tekanan darah, mengajarkan cara senam lansia dan
mendemonstrasikan diit rendah garam. Memberikan pendidikan kesehatan
mengenai penyakit Asam Urat atau Gout , melakukan deteksi dini Asam Urat
dengan melakukan pengukuran kadar Asam Urat, mengajarkan cara senam
lansia dan mendemonstrasikan diit rendah purin. Semua kegiatan di dimulai
pada tanggal 31 Maret 2018 Sampai tanggal 03 April 2018 di masing-masing
Dusun. Dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan di sepuluh dusun yang terdapat
di Desa Menoreh sebagian besar berjalan dengan lancar dan baik dikarenakan
peran serta yang aktif dari warga maupun perangkat desa yang ada di masing-
masing dusun.
E. Evaluasi Keperawatan
Pada tahap evaluasi kegiatan, sebagian besar berhasil dilaksanakan.
Terlaksananya kegiatan tersebut akan meningkatkan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat Desa Menoreh secara kognitif, afektif dan
psikomotor mengenai masalah kesehatan.
BAB V
71
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan Keperawatan Komunitas pada tanggal 27 Maret 2018 sampai tanggal
04 April 2018 di 10 Dusun yaitu Dusun Ngemplak, Dusun Candi, Dusun
Derepan, Dusun Mlangen, Dusun Pranan Wetan, Dusun Kamal, Dusun
Sewan, Dusun Alun- Alun, Dusun Jurusawah, Dusun Ngaglik, dapat di
simpulkan sebagai berikut:
1. Desa Menoreh merupakan Desa yang memiliki penduduk terbesar di
kecamatan Salaman dengan jumlah penduduk 7.984 jiwa.
2. Pengkajian Kesehatan Masyarakat di Desa Menoreh dilakukan dengan
cara survey kesehatan, wawancara, observasi, dan deteksi dini penyakit
Diare, ISPA Hipertensi, Asam Urat pada 452 Kepala Keluarga.
3. Penduduk di Desa Menoreh sebagian besar bermata pencaharian sebagai
buruh (36,98%)
4. Penduduk di Desa Menoreh sebagian besar berpendidikan SD/sederajat
(36,43%) dan SLTA/sederajat (20,82%).
5. Survey Kesehatan Masyarakat di Desa Menoreh dilakukan dengan cara
wawancara, observasi dan menyebarkan kuisoner.
6. Masalah Keperawatan yang ditemukan di Desa Menoreh setelah
dilakukan survey kesehatan yang merupakan 4 prioritas tertinggi yaitu
Diare, ISPA Hipertensi, Asam Urat.
7. Rencana Tindakan keperawtan komunitas yang telah terlaksana adalah
Penyuluhan kesehatan mengenai penyakit Diare, ISPA Hipertensi, Asam
Urat. Tensi dan pengukuran kadar asam urat gratis, senam lansia,
demonstrasi diit rendah garam dan rendah purin, kerja bakti, demonstrasi
tentang terapi inhalasi dan memotivasi masyarakat untuk membuka
jendala, penyuluhan serta demonstrasi PHBS, cuci tangan, dan perawatan
gigi, Penyuluhan tentang narkoba, HIV, dan fungsi reproduksi.
8. Evaluasi pelaksanaan keperawatan komunitas, sebagian besar berhasil
dilaksanakan. Terlaksananya kegiatan tersebut akan meningkatkan
72
pengetahuan dan kemampuan masyarakat Desa Menoreh secara kognitif,
afektif dan psikomotor mengenai masalah kesehatan.
B. Saran
Masalah kesehatan merupakan tanggung jawab seluruh masyarakat baik
individu, keluarga dan masyarakat, yaitu:
1. Adanya peran aktif dari seluruh masyarakat dalam menciptakan Desa
Menoreh menjadi Desa yang mandiri dan sehat.
2. Adanya peran aktif dari institusi pelayanan kesehatan dalam pemerataan
pelayaan kesehatan di seluruh wilayah dusun yang ada di Desa Menoreh.
3. Perlunya deteksi dini dan penyabaran informasi terkait penyakit Diare,
ISPA Hipertensi, Asam Urat di seluruh wilayah Menoreh
4. Perlunya program pelayanan kesehatan bagi seluruh warga Desa Menoreh
secara berkala.
5. Perlunya peran serta Puskesmas dalam tidak lanjut sistim rujukan kasus
yang difasilitasi oleh Akper Pelni.
6. Adanya peran serta aktif pihak Bapelkes dalam kegiatan monitoring dan
evaluasi dalam program pelayanan kesehatan yang sudah dilakukan oleh
mahasiswa Akper Pelni.
7. Perlunya kesiapan sarana dan prasarana dari mahasiswa dan institusi
Akper Pelni dalam mengantisipasi jumlah peserta masyarakat yang
melebihi target sasaran Pelayanan Kesehatan.
73
DAFTAR PUSTAKA
Allender, J.A. & Spardley, B.W. (2008). Community Health Nursing: Promoting and
Protecting the Public’s Health. Philadelpia: Lippincott Williams & Wilkins.
Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Family Nursing: Research
Theory & Practice. New Jersey: Prentice Hall.
Kozier, B., Erb, Glenora., Berman,A., & Synder, S.J. (2004). Fundamentals of
nursing : Concept, process and practice. Ner Jersey : Pearson education,Inc.
Nies, M.A., and McEwan, M. (2001). Community health nursing: promoting the
health of population. (3rd Ed.), Philadelphia: Davis Company.
Pender, N.J., Carolyn, L.M., Mary, A.P. (2002). Health Promotion in Nursing
Practice. 4rd edition. Stamford: Appleton & Lange.
74