Anda di halaman 1dari 54

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024) English.

indd ii 8/27/2015 4:30:27 PM


LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd i 8/27/2015 10:25:23 AM
LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd ii 8/27/2015 10:25:38 AM
DAFTAR ISI

Tujuan dan Lingkup RUPTL ............................................................................................................................. 1


Pertumbuhan Usaha dan Kondisi Kelistrikan Saat Ini .............................................................................. 1
Upaya Penanggulangan Jangka Pendek ...................................................................................................... 2
Ketersediaan Energi Primer ............................................................................................................................ 2
Kebijakan dan Kriteria Perencanaan Sistem Kelistrikan .......................................................................... 3
Prakiraan Kebutuhan Tenaga Listrik ............................................................................................................. 4
Rencana Tambahan Pembangkit ................................................................................................................... 5
Rencana Pengembangan Transmisi dan Gardu Induk ............................................................................. 9
Kebutuhan Investasi ......................................................................................................................................... 10
Rencana Pengembangan Sistem Jawa Bali ................................................................................................ 11
Rencana Pengembangan Sistem Sumatera ................................................................................................ 20
Rencana Pengembangan Sistem Kalimantan Barat.................................................................................. 26
Rencana Pengembangan Sistem Kalseltengtimra ..................................................................................... 28
Rencana Pengembangan Sistem Sulawesi Bagian Utara ........................................................................ 32
Rencana Pengembangan Sistem Sulawesi Bagian Selatan .................................................................... 34
Rencana Pengembangan Sistem Lombok................................................................................................... 37
Rencana Pengembangan EBT Tersebar ........................................................................................................ 41
Rencana Pengembangan Sistem Kelistrikan Isolated .............................................................................. 42
Proyeksi Emisi CO2 ............................................................................................................................................ 42
Proyek Pendanaan Karbon ............................................................................................................................. 43
Analisis Risiko .................................................................................................................................................... 43
Kesimpulan ......................................................................................................................................................... 44

Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

iii

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd iii 8/27/2015 10:25:38 AM


LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd iv 8/27/2015 10:25:38 AM
RINGKASAN EKSEKUTIF RUPTL PT PLN (Persero) 2015 - 2024

TUJUAN DAN LINGKUP RUPTL

Penyusunan dokumen Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT PLN (Persero) 2015-
2024 bertujuan untuk memenuhi amanat Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang Ke-
giatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik. RUPTL 2015 - 2024 merupakan dokumen perencanaan dan
digunakan sebagai pedoman dalam pengembangan sarana ketenagalistrikan untuk memenuhi ke-
butuhan tenaga listrik di wilayah usaha PLN secara efisien, efektif dan andal dengan kualitas tegang-
an yang baik. RUPTL memuat proyeksi kebutuhan tenaga listrik, rencana pengembangan kapasitas
pembangkit, rencana pengembangan transmisi dan gardu induk, serta rencana pengembangan
distribusi. Proyeksi kebutuhan tenaga listrik dibuat rinci per provinsi dan per sistem tenaga listrik,
termasuk sistem kelistrikan yang masih isolated serta sistem kelistrikan di pulau-pulau tersebar.
Rencana pengembangan kapasitas pembangkit, transmisi dan gardu induk juga dibuat rinci hingga
proyek-proyeknya.

Proyeksi kebutuhan tenaga listrik (demand forecast) disusun untuk memperkirakan jumlah energi
listrik yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang ditargetkan Pemerintah de-
ngan memperhatikan pertumbuhan penduduk.

Pengembangan kapasitas pembangkit direncanakan untuk memenuhi pertumbuhan kebutuhan lis-


trik dengan margin cadangan (reserve margin) tertentu dan sedapat mungkin direncanakan se-
cara optimal dengan prinsip biaya terendah (least cost). Pengembangan pembangkit juga meng-
utamakan pemanfaatan sumber energi setempat, terutama energi terbarukan seperti panas bumi
dan tenaga air. Beberapa proyek pembangkit telah dinyatakan akan dikembangkan sebagai proyek
PLN dan proyek listrik swasta (IPP), sedangkan beberapa proyek lainnya masih belum ditetapkan
sebagai proyek PLN atau IPP (disebut unallocated). Hal ini dimaksudkan agar PLN mempunyai ruang
yang lebih fleksibel dalam penambahan kapasitas pembangkit, disesuaikan dengan kemampuan
perusahaan dalam melaksanakan proyek.

Pengembangan sistem transmisi direncanakan untuk menyalurkan daya listrik dari pusat pembang-
kit ke pusat-pusat beban secara efisien dengan memenuhi kriteria keandalan dan kualitas tertentu.
Pada sistem kelistrikan yang sudah besar seperti Sumatera, Jawa dan Sulawesi, direncanakan pula Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
satu sistem transmisi yang menjadi tulang punggung sistem kelistrikan (backbone) berupa saluran
transmisi tegangan ekstra tinggi.

PERTUMBUHAN USAHA DAN KONDISI KELISTRIKAN SAAT INI

Dalam 6 tahun terakhir yaitu dari tahun 2009 s.d. 2014, usaha PLN terus mengalami pertumbuhan.
Penjualan listrik meningkat dari 133,1 TWh pada tahun 2009 menjadi 196,4 TWh pada tahun 2014,
jumlah pelanggan meningkat dari 39,8 juta pada tahun 2009 menjadi 57,1 juta pada tahun 2014, dan
rasio elektrifikasi meningkat dari 63,5% pada tahun 2009 menjadi 84,0% pada tahun 2014.

Kondisi kelistrikan hingga September tahun 2014 dapat digambarkan sebagai berikut: kapasitas ter-
pasang pembangkit PLN dan IPP di Indonesia adalah 43.457 MW, terdiri dari 33.499 MW di Jawa-

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 1 8/27/2015 10:25:38 AM


Bali dan 6.116 MW di Sumatera serta 3.842 MW di Indonesia Timur. Total pembangkit sewa sebanyak
3.640 MW. Kapasitas pembangkit di Sumatera dan Indonesia Timur pada umumnya tidak cukup
untuk melayani pelanggan yang ada, kecuali di sistem kelistrikan Sulawesi Selatan tersedia cadangan
yang memadai. Dengan kondisi seperti tersebut, sewaktu-waktu sistem kelistrikan dapat mengalami
defisit manakala ada sebuah pembangkit yang terganggu atau menjalani pemeliharaan rutin. Se-
bagai ilustrasi, sistem kelistrikan Sumatera Bagian Utara hampir sepanjang tahun tidak mempunyai
cadangan operasi, sering mengalami defisit dan mengoperasikan banyak pembangkit berbahan ba-
kar minyak. Sistem Sumatera Bagian Selatan juga mengalami hal yang sama, yaitu hampir sepanjang
tahun tidak mempunyai cadangan operasi yang cukup. Hal serupa terjadi di beberapa daerah lain,
seperti Kalimantan Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Tenggara, Minahasa -
Gorontalo, Palu, Lombok, Ambon, Ternate dan Jayapura. Kondisi sistem kelistrikan yang lebih kecil
juga banyak yang mengalami defisit. Sedangkan di wilayah Jawa Bali, kapasitas pembangkit pada
dasarnya cukup untuk memenuhi kebutuhan beban yang ada. Hal yang menjadi masalah operasi
selama tahun 2014 adalah belum optimalnya operasi pembangkit batubara FTP-1 PLN dan banyak
trafo yang pembebanannya sudah sangat tinggi, serta semakin besarnya transfer listrik dari Jawa
bagian Tengah/Timur ke Jawa bagian Barat yang berdampak pada penurunan tegangan di sistem
transmisi pada periode beban puncak.

UPAYA PENANGGULANGAN JANGKA PENDEK

Masalah penyediaan tenaga listrik yang mendesak adalah upaya memenuhi listrik pada daerah-dae-
rah yang kekurangan pasokan listrik dan mengganti pembangkit berbahan bakar minyak dengan
bahan bakar non-minyak serta melistriki daerah yang belum mendapatkan pasokan listrik.

Tindakan yang telah dilakukan di wilayah Sumatera dan Indoneisa Timur untuk menanggulangi ma-
salah tersebut untuk jangka pendek adalah dengan melakukan sewa pembangkit, pembelian energi
listrik dari IPP skala kecil, bermitra/kerjasama operasi pembangkit dengan Pemda setempat, pembe-
lian excess power, penyelesaian pembangunan PLTU batubara yang masuk dalam FTP1, membangun
saluran transmisi, mengamankan kontinuitas pasokan energi primer dan memasang beberapa PLTS
secara terbatas. Sedangkan tindakan jangka pendek di Jawa Bali berupa percepatan pengadaan trafo
daya 150/20 kV dan trafo interbus 500/150 kV, menambah kapasitas pembangkit di Bali, memper-
cepat pembangunan kabel laut Jawa - Bali 150 kV sirkit 3 dan 4, dan memasang kapasitor shunt di
Sistem Jakarta untuk perbaikan tegangan.
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

KETERSEDIAAN ENERGI PRIMER

Sumber daya batubara Indonesia sebesar 120 miliar ton dan cadangan 28 miliar ton menjadi ba-
sis bagi RUPTL dalam merencanakan PLTU batubara, baik PLTU ‘pantai’ yang menggunakan batu-
bara pada harga pasar, maupun PLTU mulut tambang yang menggunakan batubara berkalori sangat
rendah pada harga cost plus margin.

Untuk gas alam, walaupun Indonesia mempunyai cadangan yang cukup besar, yaitu 165 TSCF, pada
kenyataannya tidak tersedia gas yang cukup untuk pembangkitan tenaga listrik. Bahkan pasokan
gas ke pembangkit PLN yang eksisting-pun telah dan akan mengalami penurunan hingga diperkira-
kan akan defisit jika tidak mendapat pasokan baru. Pada tahun 2012 telah dimulai pasokan LNG
ex-Bontang via FSRU Jakarta untuk mengoperasikan pembangkit di Teluk Jakarta selama periode

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 2 8/27/2015 10:25:38 AM


beban puncak. Harga gas dalam bentuk LNG relatif tinggi, sehingga secara ekonomi LNG hanya layak
digunakan pada pembangkit beban puncak. Pada situasi pasokan gas seperti ini, RUPTL hanya dapat
merencanakan 2 blok PLTGU kelas 800 MW dengan harapan 1 blok akan mendapat pasokan gas dari
lapangan Cepu, dan 1 blok lagi dengan pasokan gas yang belum diketahui sumbernya. LNG untuk
pembangkitan tenaga listrik juga akan dikembangkan di Arun yang akan memasok pembangkit be-
ban puncak di Arun dan Pangkalan Brandan serta pembangkit eksisting di Belawan. Begitu pula di
Indonesia Timur, juga akan dibangun pembangkit berbahan bakar LNG untuk melayani beban pun-
cak, antara lain di Kalsel, Kaltim, Sulsel, Sulut dan Gorontalo.

Masih mengenai pemanfaatan gas, RUPTL merencanakan beberapa pembangkit beban puncak yang
akan beroperasi dengan mini LNG atau CNG di kawasan Indonesia Timur. Kebutuhan pembangkit
beban dasar (base load) akan dipenuhi dari PLTU batubara dan PLTP serta PLTA tipe RoR, sedangkan
sumber gas sedapat mungkin digunakan untuk pembangkit beban puncak (peaker) untuk meng-
hindari pemakaian minyak.

Energi terbarukan terutama yang berskala besar, yaitu panas bumi dan tenaga hidro, telah diren-
canakan dalam RUPTL dalam jumlah banyak.

KEBIJAKAN DAN KRITERIA PERENCANAAN SISTEM KELISTRIKAN

Sistem Interkoneksi

Pengembangan pembangkit di sistem interkoneksi dilakukan dengan optimisasi keekonomian, ber-


tujuan untuk mendapatkan konfigurasi pengembangan pembangkit yang memberikan NPV terendah
dari total biaya penyediaan listrik (least cost), dengan tetap memenuhi kriteria keandalan tertentu.
Konfigurasi yang termurah diperoleh melalui proses optimasi suatu objective function yang menca-
kup biaya kapital, biaya bahan bakar, biaya operasi dan pemeliharaan serta biaya energy not served.
Simulasi dan optimisasi dilakukan dengan menggunakan progam simulasi WASP (Wien Automatic
System Planning).

Kriteria keandalan yang dipergunakan adalah Loss of Load Probability (LOLP) lebih kecil dari 0,274%.
Hal ini berarti kemungkinan/probabilitas terjadinya beban puncak melampaui kapasitas pembangkit
yang tersedia adalah lebih kecil dari 0,274%. Perhitungan kapasitas pembangkit dengan kriteria LOLP
menghasilkan reserve margin tertentu yang nilainya tergantung pada ukuran unit pembangkit (unit Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
size), tingkat ketersediaan (availability) setiap unit, banyaknya unit, dan jenis unit.

Pada Sistem Jawa - Bali, kriteria LOLP < 0,274% adalah setara dengan reserve margin 25-30% de-
ngan basis daya mampu netto. Apabila dinyatakan dengan daya terpasang, maka reserve margin
yang dibutuhkan adalah sekitar 35%.

Sedangkan untuk sistem-sistem di Wilayah Sumatera dan Indonesia Timur, reserve margin ditetap-
kan sekitar 40% dengan petimbangan jumlah unit pembangkit yang lebih sedikit dan unit size yang
relatif besar dibandingkan beban puncak, derating yang prosentasenya lebih besar, dan pertumbuh-
an demand yang lebih tinggi dibanding Jawa - Bali.

Pembangkit energi terbarukan, khususnya panas bumi dan tenaga air, diperlakukan sebagai ’fixed
plant’ (ditetapkan masuk grid tanpa menjalani optimisasi keekonomian) pada tahun-tahun yang
sesuai dengan kesiapan proyek tersebut dan kesiapan sistem.

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 3 8/27/2015 10:25:38 AM


Sistem Kecil Tidak Interkoneksi/Isolated

Perencanaan pembangkitan pada sistem-sistem yang masih kecil dan belum interkoneksi (isolated)
tidak menggunakan metode probabilistik maupun optimisasi keekonomian, namun menggunakan
metode determinisitik. Pada metode ini, perencanaan dibuat dengan kriteria N-2, yaitu cadangan
minimum harus lebih besar dari 1 unit terbesar pertama dan 1 unit terbesar kedua. Definisi cadang-
an di sini adalah selisih antara daya mampu total pembangkit yang ada dan beban puncak.

Kriteria Perencanaan Transmisi

Perencanaan transmisi dibuat dengan menggunakan kriteria keandalan N-1, baik statis maupun di-
namis. Kriteria N-1 statis mensyaratkan apabila satu sirkit transmisi padam, baik karena mengalami
gangguan atau menjalani pemeliharaan, maka sirkit-sirkit transmisi yang tersisa harus mampu me-
nyalurkan keseluruhan arus beban, sehingga kontinuitas penyaluran tenaga listrik terjaga. Kriteria
N-1 dinamis mensyaratkan apabila terjadi gangguan hubung singkat 3 fasa yang diikuti oleh hilang-
nya satu sirkit transmisi, maka antara suatu kelompok generator dan kelompok generator lainnya
tidak boleh kehilangan sinkronisasi.

Kriteria yang pada umumnya diterapkan dalam RUPTL adalah kebutuhan penambahan kapasitas
trafo di suatu GI ditentukan pada saat pembebanan trafo mencapai 70%-80%.

PRAKIRAAN KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK

Pada periode tahun 2015 - 2024, kebutuhan tenaga listrik Indonesia diperkirakan akan meningkat
dari 219,1 TWh menjadi 464,2 TWh dengan pertumbuhan rata-rata 8,7% per tahun seperti ditun-
jukkan pada Gambar-1. Jumlah pelanggan juga meningkat dari 60,3 juta tahun 2015 menjadi 78,4
juta pada tahun 2024 atau bertambah rata-rata 2,2 juta per tahun. Penambahan pelanggan tersebut
akan meningkatkan rasio elektrifikasi dari 87,7% menjadi 99,4%. Secara regional, kebutuhan listrik
Jawa - Bali diperkirakan akan meningkat dari 165,4 TWh menjadi 324,4 TWh, atau tumbuh rata-rata
7,8% per tahun. Untuk Indonesia Timur pada periode yang sama, kebutuhan listrik akan meningkat
dari 22,6 TWh menjadi 57,1 TWh atau tumbuh rata-rata 11,1% per tahun. Wilayah Sumatera tumbuh
dari 31,2 TWh menjadi 82,8 TWh atau tumbuh rata-rata 11,6% per tahun.
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Gambar-1. Peta Pertumbuhan Kebutuhan Tenaga Listrik Indonesia Hingga Tahun 2024

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 4 8/27/2015 10:25:38 AM


Gambar-2 memperlihatkan bahwa pada Sistem Jawa - Bali kelompok pelanggan industri mempunyai
porsi yang cukup besar, yaitu rata-rata 41,4% dari total penjualan. Sedangkan di Indonesia Timur dan
Sumatera rata-rata porsi pelanggan industri adalah relatif kecil, yaitu masing-masing hanya 12% dan
14,7%. Pelanggan residensial masih mendominasi penjualan hingga tahun 2024, yaitu 55% untuk
Indonesia Timur dan 59% untuk Sumatera.

500 350
Indonesia Jawa-Bali
450
300
400

350 250

300
200 Industri
250 Industri
150
200 Publik Publik
150 Bisnis 100 Bisnis
100
50
50 Residensial Residensial
0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

90 60
Sumatera Indonesia Timur
80
50
70

60 40

50 Industri
Industri 30 Publik
40 Publik
Bisnis
30
Bisnis 20

20 Residensial Residensial
10
10

0 0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Gambar-2. Komposisi Pertumbuhan Kebutuhan Tenaga Listrik Berdasar Kelompok


Pelanggan di Wilayah-Wilayah Indonesia

RENCANA TAMBAHAN PEMBANGKIT

Untuk melayani pertumbuhan kebutuhan listrik tersebut, diperlukan tambahan kapasitas pembang-
kit sebanyak 70,4 GW untuk seluruh Indonesia, atau pertambahan kapasitas rata-rata mencapai 7
GW per tahun seperti ditunjukkan pada Gambar-3. Dari kapasitas tersebut PLN dan IPP akan mem-
bangun masing-masing 21,4 GW dan 35,5 GW. Sedangkan 13,5 GW lainnya merupakan proyek unal-
located, yaitu proyek yang belum ditetapkan pengembang maupun sumber pendanaannya.

20.000 Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024


0

Unallocated
16.000
IPP
PLN
12.000 14.526

0
8.000

0 5.461
1.716
342 4.503
4.000 0 4.334
0 1.327 1.736 2.609
1.475 3.912
4.673 4.794
3.776 1.971
2.308 2.885 2.204 1.645 1.293
825 379 363 520 860
0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Gambar-3. Rencana Kebutuhan Kapasitas Pembangkit

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 5 8/27/2015 10:25:38 AM


Gambar-4 menunjukkan rencana kebutuhan kapasitas berdasar jenis pembangkit. PLTU batubara
akan mendominasi jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu mencapai 42,1 GW atau 59,8%.
PLTGU gas yang direncanakan berkapasitas 9,1 GW atau 13,0% dan PLTG sebesar 5,0 GW atau 7,1%.
Untuk energi terbarukan, yang terbesar adalah PLTA sebesar 9,3 GW atau 13,1% dari kapasitas total,
disusul oleh panas bumi sebesar 4,8 GW atau 6,8%, termasuk PLTM skala kecil tersebar sebanyak
0,9 GW dan PLT lain 0,1 GW.

Dari total kapasitas tersebut, tambahan pembangkit di Sumatera sebesar 17,7 GW dan di Indonesia
Timur adalah sekitar 14,2 GW. Di Sumatera terdapat proyek PLTA Batang Toru berkapasitas 510 MW
yang akan dikembangkan oleh swasta, di Indonesia Timur juga terdapat banyak proyek PLTA dengan
kapasitas total mencapai 2.000 MW lebih yang akan dikembangkan oleh PLN dan swasta. Untuk
Sistem Jawa - Bali, tambahan pembangkit adalah sekitar 38,5 GW atau rata-rata 3,8 GW per tahun.

20.000 19.319

16.000

12.000

9.237

8.000 7.333
6.389 6.146
5.079
4.212 4.318 4.617
4.000 3.782

-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
PLTU PLTA PLTP PLTGU PLTG/MG PLT Lain

Gambar-4. Rencana Kebutuhan Kapasitas Berdasar Jenis Pembangkit

Komposisi produksi listrik pada tahun 2024 untuk gabungan Indonesia diproyeksikan akan menjadi
63,7% batubara, 19,2% gas alam (termasuk LNG), 9% panas bumi, tenaga air 6,6% serta 1,5% mi-
nyak dan bahan bakar lainnya seperti ditunjukkan pada Gambar-5.

600.000
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

500.000

400.000
GWh

300.000

200.000

100.000

-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Impor Biomass Surya/Hybrid HSD MFO LNG Gas Batubara Geothermal Hydro

Gambar-5. Proyeksi Komposisi Produksi Energi Listrik Per Jenis Bahan Bakar Se-Indonesia

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 6 8/27/2015 10:25:38 AM


Kebutuhan bahan bakar gabungan Indonesia dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2024 diberikan
pada Tabel-1.

Tabel-1. Proyeksi Kebutuhan Energi Primer

No Bahan Bakar 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

1 HSD ( x 10^3 kl ) 6.722 5.509 3.559 2.403 1.734 1.771 1.794 1.796 1.888 1.981
2 MFO ( x 10^3 kl ) 1.339 1.644 925 191 188 170 185 204 228 282
3 Gas (bcf) 503 525 571 531 467 389 372 367 372 382
4 LNG (bcf) 85 103 143 192 290 283 284 299 313 345
5 Batubara (10^3 ton) 74 86 98 106 119 133 148 157 168 171
6 Biomass (10^3 ton) 34 46 45 45 43 43 43 43 43 43

Pembangunan Pembangkit Tahun 2015 - 2019

Tambahan pembangkit baru yang diperlukan untuk 5 tahun ke depan adalah sebesar 35.000 MW
tidak termasuk yang dalam tahap konstruksi sebesar 6,6 GW, seperti terlihat dalam Tabel-2.

Tabel-2 Kebutuhan Tambahan Pembangkit Tahun 2015 - 2019


Pembangkit PLN Pembangkit IPP

Tahun Total Lokasi Total Kapasitas (MW) Tahun Total Lokasi Total Kapasitas (MW)
2015 26 2.658 2015 13 1.471
2016 40 2.348 2016 13 1.357
2017 43 4.830 2017 39 1.720
2018 30 3.777 2018 33 5.461
2019 17 4.414 2019 37 14.905
Total 156 18.027 Total 135 24.914

Berdasarkan Tabel-2 di atas, sebesar 6,6 GW pembangkit dalam tahap konstruksi, 17 GW telah com-
mitted sebesar dan sebesar 18,7 GW dalam tahap rencana. Pembangkit dalam tahap perencanaan
terlihat pada Tabel-3.

Tabel-3 Kebutuhan Tambahan Pembangkit Berdasarkan Status Proyek


MW
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
Pengembang 2015 2016 2017 2018 2019 Total

Tahap Konstruksi
PLN 2.308 784 339 562 200 4.193
IPP 1.471 971 286 41 55 2.824
Sub-Total 3.779 1.755 625 603 255 7.017
Committed
PLN - 454 2.090 575 2.539 5.658
IPP 3 78 563 5.048 5.737 11.429
Sub-Total 3 532 2.653 5.623 8.276 17.087
Tahap Rencana
PLN - 1.610 2.251 2.640 1.675 8.175
IPP - 315 861 372 9.113 10.661
Sub-Total - 1.925 3.112 3.011 10.788 18.836
TOTAL 3.782 4.212 6.389 9.237 19.319 42.940

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 7 8/27/2015 10:25:38 AM


Pembangunan Jaringan Transmisi dan GI Tahun 2015 - 2019

Rencana penambahan jaringan transmisi untuk 5 tahun ke depan adalah sebesar 45.000 kms dan
tambahan GI sebesar 109.000 MVA. Detail pengembangan transmisi dan GI dapat dilihat dalam Ta-
bel-4 dan Tabel-5.
Tabel-4 Pengembangan Transmisi Tahun 2015 - 2019
SUTET 500 kV & 275 kV TL 150 kV & 70 kV

Tahun Total Lokasi Total Panjang (kms) Tahun Total Lokasi Total Panjang (kms)
2015 16 2.324 2015 156 9.304
2016 9 901 2016 192 9.701
2017 12 964 2017 179 9.966
2018 19 2.168 2018 85 4.994
2019 27 2.679 2019 37 2.396
TOTAL 83 9.035 TOTAL 649 36.361

Tabel-5 Pengembangan GI Tahun 2015 - 2019


GITET 500 kV & 275 kV GI 150 kV & 70 kV

Tahun Total Lokasi Total Kapasitas (MVA) Tahun Total Lokasi Total Kapasitas (MVA)
2015 11 12.586 2015 105 14.080
2016 7 7.837 2016 100 13.516
2017 13 14.340 2017 111 12.070
2018 10 2.750 2018 68 17.760
2019 7 8.350 2019 40 5.500
TOTAL 48 45.863 TOTAL 424 62.926

Pembangunan Jaringan Distribusi Tahun 2015 - 2019

Rencana penambahan jaringan distribusi untuk 5 tahun ke depan meliputi JTM sepanjang 82.000
kms, gardu distribusi 21.000 MVA dan tambahan pelanggan 13,79 juta. Detail pengembangan jaring-
an dapat dilihat dalam Tabel-6.

Tabel-6 Pengembangan Jaringan Distribusi Tahun 2015 - 2019


Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Tahun JTM (kms) Gardu Distribusi (MVA) Tambahan Pelanggan (x1000)

2015 15.616 3.867 3.300


2016 16.542 4.090 3.233
2017 16.540 4.161 2.599
2018 16.520 4.290 2.482
2019 16.992 4.343 2.179

Dukungan Pemerintah untuk Program Percepatan Pembangunan Pembangkit 35.000 MW

Keberhasilan program pembangunan proyek pembangkit 35.000 MW untuk 5 tahun ke depan, mem-
butuhkan dukungan Pemerintah dalam hal sebagai berikut:
1. Mempermudah dan mempercepat persetujuan SLA dan PKLN.
2. Menyetujui direct loan dari bank pembangunan internasional ke PLN dengan jaminan pemerintah.
3. Memberikan tambahan modal ke PLN untuk meningkatkan kapasitas investasi melalui penyer-
taan Modal Negara (PMN).

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 8 8/27/2015 10:25:38 AM


4. Menyetujui tambahan alokasi gas dan LNG untuk PLN.
5. Memberi dispensasi izin kehutanan (memberikan izin bekerja di hutan sambil menyelesaikan
Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan).
6. Menetapkan Perhutani sebagai penerima kuasa dari pengguna hutan untuk membeli lahan
pengganti hutan dan menghutankannya.
7. Menerbitkan izin jetty secara otomatis apabila Pemda sudah menerbitkan izin lokasi/izin pene-
tapan lokasi.
8. Menyederhanakan perizinan terkait dengan kelistrikan (ada 52 izin/rekomendasi/pertimbangan
teknis).
9. Membentuk Tim Pengadaan Tanah khusus untuk program 35.000 MW.

RENCANA PENGEMBANGAN TRANSMISI DAN GARDU INDUK

Pengembangan sistem penyaluran pada periode 2015 - 2024 berupa pengembangan sistem trans-
misi dengan tegangan 500 kV dan 150 kV di Sistem Jawa - Bali, tegangan 500 kV, 275 kV dan 150
kV di Sistem Sumatera serta tegangan 275 kV, 150 kV dan 70 kV di Indonesia Timur. Pembangunan
sistem transmisi secara umum diarahkan kepada tercapainya kesesuaian antara kapasitas pembang-
kitan di sisi hulu dan permintaan daya di sisi hilir secara efisien. Disamping itu juga sebagai usaha
untuk mengatasi bottleneck penyaluran dan perbaikan tegangan pelayanan.

Pengembangan transmisi 500 kV di Sumatera dimaksudkan untuk membentuk transmisi back-bone


yang menyatukan sistem interkoneksi Sumatera pada koridor timur. Pusat-pusat pembangkit skala
besar dan pusat-pusat beban yang besar di Sumatera akan tersambung ke sistem transmisi 500 kV
ini. Transmisi ini juga akan mentransfer tenaga listrik dari pembangkit listrik di daerah yang kaya
sumber energi primer murah (Sumbagsel dan Riau) ke daerah yang kurang memiliki sumber ener-
gi primer murah (Sumbagut). Selain itu transmisi 500 kV juga dikembangkan di Sumatera Selatan
sebagai feeder pemasok listrik dari PLTU mulut tambang ke stasiun converter transmisi HVDC yang
akan menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

Rencana pengembangan sistem penyaluran di Indonesia hingga tahun 2024 diproyeksikan sebesar
59.272 kms serta 145.399 MVA gardu induk dan trafo seperti ditunjukkan pada Gambar-6 dan Gambar-7.

12.000

Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024


• 500 kVAC: 5.829 kms
• 500 kVAC: 5.829 kms
• •500
500kVDC:
kVDC:1.543
1.543 kms
kms

10.000 • •275
275kVAC:
kVAC: 8.371
8.371kms
kms
• •150
150kV
kV : 40.413
: 40.413 kms
kms
• •70
70kV
kV : : 3.116
3.116 kms
kms
Total59.272
Total 59.272 kms
kms
8.000

6.000

4.000

2.000

-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

70 kV 150 kV 275 kV 500 kV DC 500 kV AC

Gambar-6. Kebutuhan Pengembangan Saluran Transmisi


untuk Berbagai Tegangan

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 9 8/27/2015 10:25:39 AM


30.000
• 500/275 kV: 5.000 MVA
• 500/150 kV: 34.673 MVA
25.000 • 500 kV DC : 3.600 MVA
• 275/150 kV: 20.560 MVA
• 150/70 kV : 690 MVA
• 150/20 kV : 78.426 MVA
20.000
• 70/20 kV : 2.450 MVA
Total 145.399 MVA

15.000

10.000

5.000

-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
70/20 kV 150/20 kV 150/70 kV 250 kV DC
275/150 kV 500 kV DC 500/150 kV 500/275 kV

Gambar-7. Kebutuhan Pengembangan Gardu Induk dan Trafo


untuk Berbagai Tegangan

Pengembangan transmisi 500 kV di Sumatera dimaksudkan untuk membentuk transmisi back-bone


yang menyatukan sistem interkoneksi Sumatera pada koridor timur. Pusat-pusat pembangkit skala
besar dan pusat-pusat beban yang besar di Sumatera akan tersambung ke sistem transmisi 500 kV
ini. Transmisi ini juga akan mentransfer tenaga listrik dari pembangkit listrik di daerah yang kaya
sumber energi primer murah (Sumbagsel dan Riau) ke daerah yang kurang memiliki sumber ener-
gi primer murah (Sumbagut). Selain itu transmisi 500 kV juga dikembangkan di Sumatera Selatan
sebagai feeder pemasok listrik dari PLTU mulut tambang ke stasiun converter transmisi HVDC yang
akan menghubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa.

Rencana pengembangan sistem penyaluran di Indonesia hingga tahun 2024 diproyeksikan sebesar
59.272 kms serta 145.399 MVA gardu induk dan trafo seperti ditunjukkan pada Gambar-6 dan Gam-
bar-7.

KEBUTUHAN INVESTASI
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Untuk membangun sarana pembangkitan, transmisi dan distribusi tenaga listrik diperlukan dana
investasi sebesar US$ 69,4 miliar untuk proyek PLN saja dan total US$ 132,2 miliar jika digabung
dengan proyek listrik yang diasumsikan akan dilaksanakan oleh swasta/IPP, dengan disbursement
tahunan sebagaimana diperlihatkan pada Gambar-8.

Selama ini sumber pembiayaan proyek-proyek PLN banyak diperoleh dari penerusan pinjaman luar
negeri (two step loan), namun setelah tahun 2006 peranan pinjaman semacam ini mulai menurun
dan sebaliknya pendanaan dengan obligasi terus meningkat, baik obligasi lokal maupun global.
Proyek percepatan pembangkit FTP1 10.000 MW sepenuhnya dibiayai dari pinjaman yang diusaha-
kan oleh PLN dengan garansi Pemerintah. Akhir-akhir ini PLN kembali berupaya memperoleh pin-
jaman dari lembaga keuangan multilateral dan bilaterial untuk mendanai proyek-proyek kelistrikan
yang besar, seperti Upper Cisokan pumped storage dan transmisi HVDC Sumatera – Jawa.

10

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 10 8/27/2015 10:25:39 AM


Miliar US$
25,0

Pembangkit PLN : 34,3 miliar US$


Pembangkit IPP : 62,8 miliar US$
Transmisi : 20,6 miliar US$
20,0 Distribusi : 14,5 miliar US$
10,8
10,3 Total PLN : 69,4 miliar US$
Total IPP : 62,8 miliar US$
Total PLN+IPP : 132,2 miliar US$

15,0 9,5
6,6

5,8
10,0 3,0

4,8 3,9
4,4 3.9
9,7 10,1
8,2 8,8
5,0 5,6 5,9
6,4 5,1 4.9
4,6

0,0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Total Investasi PLN Total Investasi PLN+IPP Pembangkit PLN+IPP


Penyaluran Distribusi Pembangkit PLN

Gambar-8. Kebutuhan Investasi untuk Pengembangan Kelistrikan

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM JAWA BALI

Tambahan kapasitas pembangkit tahun 2015 - 2024 untuk Sistem Jawa Bali adalah 38,5 GW atau
penambahan kapasitas rata-rata 3,8 GW per tahun, termasuk PLTM skala kecil tersebar sebanyak 333
MW dan PLT Bayu 50 MW. Dari kapasitas tersebut PLN akan membangun sebanyak 8,6 GW atau 22%
dari tambahan kapasitas keseluruhan. Partisipasi swasta direncanakan cukup besar, yaitu 20,0 GW
atau 52%, dan proyek unallocated sebesar 10,0 GW atau 26%. PLTU batubara akan mendominasi
jenis pembangkit yang akan dibangun, yaitu mencapai 27,0 GW atau 70,1%, disusul oleh PLTGU
gas dengan kapasitas 6,8 GW atau 17,7% dan PLTG 0,2 GW atau 0,6%. Sementara untuk energi
terbarukan khususnya panas bumi sebesar 1,9 GW atau 4,9%, PLTA sebesar 2,6 GW atau 6,7%, dan
pembangkit lainnya 0,05 GW atau 0,1%. Neraca Daya Sistem Jawa - Bali diperlihatkan pada Tabel-7.

Tabel-7. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Jawa - Bali


Proyek 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Kebutuhan Energi GWh 165.350 178.256 192.454 207.123 222.764 239.471 258.319 278.620 300.755 324.352
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
Pertumbuhan % 7,6 7,8 8,0 7,6 7,6 7,5 7,9 7,9 7,9 7,8
Produksi Energi GWh 188.005 202.841 218.866 235.619 254.211 276.847 300.172 324.826 350.229 377.367
Faktor Beban % 79,3 79,4 79,5 79,6 79,7 79,8 79,9 80,0 80,1 80,2
Beban Puncak Bruto MW 27.061 29.159 31.423 33.786 36.406 39.599 42.881 46.345 49.907 53.707
Beban Puncak Netto MW 25.875 27.840 29.993 32.213 34.578 37.103 39.960 43.031 46.376 49.934
KAPASITAS
Daya Mampu Neto MW 28.549 28.549 28.549 28.549 28.318 27.393 27.393 27.393 27.393 27.393
Kapasitas Terpasang MW 32.315 32.695 32.695 32.695 32.463 31.538 31.538 31.538 31.538 31.538
PLN MW 26.655 26.655 26.655 26.655 26.423 25.498 25.498 25.498 25.498 25.498
Retired/Mothballed - - - - (231) (800) - - - -
IPP MW 5.660 6.040 6.040 6.040 6.040 6.040 6.040 6.040 6.040 6.040
Pembangkit PLN on
Going & Committed
Tj. Awar-awar PLTU 350
Adipala PLTU 660
Indramayu #4 (FTP2) PLTU 1.000

11

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 11 8/27/2015 10:25:39 AM


Tabel-7. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Jawa - Bali (lanjutan)

Proyek 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Upper Cisokan PS
PLTA 1.040
(FTP2)
Peaker Pesanggaran PLTMG 200
Sub Total PLN on
860 350 - - 1.915 - - - - -
Going & Committed
Pembangkit IPP on
Going & Committed
Celukan Bawang PLTU 380
Banten PLTU 625
Sumsel-8 MT PLTU 1.200
Sumsel-9 MT (PPP) PLTU 600 600
Sumsel-10 MT (PPP) PLTU 600
Cilacap exp PLTU 614
Jawa Tengah (PPP) PLTU 1.900
Rajamandala PLTA 47
Patuha (FTP2) PLTP 110
Kamojang-5 (FTP2) PLTP 30
Karaha Bodas (FTP2) PLTP 30 110
Tangkuban Perahu 1
PLTP 55 55
(FTP2)
Ijen (FTP2) PLTP 110
Iyang Argopuro
PLTP 55
(FTP2)
Wilis/Ngebel (FTP2) PLTP 55 110
Cibuni (FTP2) PLTP 10
Tangkuban Perahu 2
PLTP 60
(FTP2)
Cisolok - Cisukarame
PLTP 50
(FTP2)
Ungaran (FTP2) PLTP 55
Wayang Windu
PLTP 220
(FTP2)
Dieng (FTP2) PLTP 55 55
Tampomas (FTP2) PLTP 45
Baturaden (FTP2) PLTP 110 110
Guci (FTP2) PLTP 55
Rawa Dano (FTP2) PLTP 110
Umbul Telomoyo
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

PLTP 55
(FTP2)
Gn. Ciremai (FTP2) PLTP 110
Gn. Endut (FTP2) PLTP 40
Sub Total IPP on
1.024 655 47 - 3.320 2.025 1.040 205 110 -
Going & Committed
Rencana Tambahan
Kapasitas
Jawa-1
PLTGU 1.600
(Load Follower)
Jawa-2
PLTGU 800
(Load Follower)
Jawa-3
PLTGU 800
(Load Follower)
Muara Tawar Add-on
PLTGU 650
Blok 2,3,4
Grati Add-on Blok 2 PLTGU 150
Peaker Muara Karang PLTGU 500

12

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 12 8/27/2015 10:25:39 AM


Tabel-7. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Jawa - Bali (lanjutan)

Proyek 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Peaker Grati PLTGU 300 150


Peaker Jawa-Bali 1 PLTGU/MG 400
Peaker Jawa-Bali 2 PLTGU/MG 500
Peaker Jawa-Bali 3 PLTGU/MG 500
Peaker Jawa-Bali 4 PLTGU/MG 300 150
Karangkates #4-5
PLTA 100
(Jatim)
Kesamben (Jatim) PLTA 37
Kalikonto-2 (Jatim) PLTA
Jatigede (FTP2) PLTA 110
Matenggeng PS PLTA 450 450
Indramayu #5 PLTU 1.000
Lontar Exp #4 PLTU 315
Jawa-1 (FTP2) PLTU 1.000
Jawa-3 (FTP2) PLTU 660 660
Jawa-4 (FTP2) PLTU 2.000
Jawa-5 (FTP2) PLTU 2.000
Jawa-6 (FTP2) PLTU 2.000
Jawa-7 PLTU 2.000
Jawa-8 PLTU 1.000
Jawa-9 PLTU 600
Jawa-10 PLTU 660
Jawa-11 PLTU 600
Jawa-12 PLTU 1.000 1.000
Jawa-13 PLTU 2.000
Bedugul PLTP 10
Gunung Lawu* PLTP -
Arjuno Welirang* PLTP -
TOTAL RENCANA
TAMBAHAN MW - 750 2.850 5.115 7.770 137 1.260 2.120 3.450 3.000
KAPASITAS
TOTAL TAMBAHAN
MW 1.884 1.755 2.897 5.115 13.005 2.162 2.300 2.325 3.560 3.000
KAPASITAS
TOTAL KAPASITAS
MW 35.304 37.439 40.336 45.451 58.224 59.461 61.761 64.086 67.646 70.646
SISTEM
TOTAL DAYA
MW 32.757 34.738 37.426 42.172 54.024 55.172 57.306 59.463 62.767 65.550
MAMPU NETO
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Dari neraca daya Sistem Jawa - Bali di atas diperoleh reserve margin (RM) daya mampu netto ber-
variasi antara 25-56%, dengan cadangan paling rendah terjadi pada tahun 2016 (25%) dan 2017
(25%) karena keterlambatan beberapa pembangkit besar seperti PLTU Sumsel-8 (2x600 MW), PLTU
Jawa Tengah (2x950 MW), PLTU Madura (2x200 MW), PLTU Jawa-1 (1x1.000 MW), PLTU Jawa-3
(2x660 MW) serta beberapa PLTP sebesar 400 MW. Kondisi RM yang tipis terjadi pada tahun 2016
hingga 2017, oleh karena itu diperlukan antisipasi langkah-langkah operasi untuk mengatasi RM yang
tipis tersebut.

PLTGU Muara Karang (450 MW), PLTGU Grati (450 MW), PLTMG Pesanggaran (200 MW) dan PLTGU
Jawa 1 (800 MW) serta PLTU IPP seperti PLTU Celukan Bawang, PLTU Banten dan PLTU Cilacap Eks-
pansi harus bisa beroperasi dalam tahun 2014 – 2017 untuk menjaga RM tidak makin menurun.

13

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 13 8/27/2015 10:25:39 AM


Pembangkit yang mengalami perubahan sebagai berikut: (i) Perubahan jenis pembangkit dan unit
size: PLTG Muara Karang (400 MW) menjadi PLTGU Muara Karang (450 MW) dan PLTG Grati (300
MW) menjadi PLTGU Grati (450 MW), dengan pertimbangan PLTGU lebih efisien dan mampu berope-
rasi daily start-stop sebagai peaker, (ii) PLTGU Jawa 1 dan Jawa 2 dari 750 MW menjadi 800 MW
mengikuti perkembangan kapasitas sesuai teknologi terkini yang lebih efisien, (iii) Perubahan lokasi
yaitu PLTU Jawa-6 lokasi Bojonegara menjadi lokasi Karawang, (iv) Penambahan pembangkit baru:
PLTU Jawa 7 (2x1000 MW), (v) Pembangkit yang dikeluarkan dari RUPTL: PLTG Semarang (150 MW)
karena masa berlaku Loan telah berakhir dan tidak diperpanjang, serta PLTP Kamojang Unit 6 (60
MW) karena dari hasil studi reservoir PGE tidak dimungkinkan untuk mengembangkan PLTP Kamo-
jang 6, namun hanya bisa untuk mengembangkan PLTP Kamojang 5 (30 MW).

Lokasi PLTU dan PLTGU masih dapat berubah sesuai dengan perkembangan dalam penyiapan proyek
di lapangan, termasuk ketersediaan pasokan gas.

2 1
SRLYA ~3 4a 9 MTWAR
~ ~
BNTEN ~ 5DKSBI 6PRIOK7 10
8 32 34
~ MKRNG
33
CLGON BKASI IDMYU
KMBNG CBTBR2
BRAJA
CWANG CBATU11
12 26
TMBUN
CBTBR TJATI B
GNDUL CIBNG
DEPOK
20
XBOGOR 13
15 CRATA
16 ~ 21 22 25
JATENG IPP
35 GRSIK
14 ~ SGLNG MDCAN ~ 27
CSKAN PS
4b ~ BDSLN UNGAR
UJBRG NGBNG TANDES
PMLNG SBSLN
17 SBBRT 28
CGRLG TASIK ~
GRATI
18 23RWALO
24 AMPEL
29
CLCAP IPP PITON
19 ADPLA KDIRI
PEDAN BANGIL

30
~
NEW
ANTOSARI

31 ~

12.PLTU Indramayu #4,5 2x1000 MW (2019/24) 24.PLTU Jawa-10 1x600 MW (2019)


1. PLTU Jawa-7 2x1000 MW (2019)
2. PLTU Jawa-9 600 MW (2018) 13.PLTGU/MG Peaker Jawa-Bali 1 400 MW (2017) 25.PLTU Jawa-13 2x1000 MW (2024)
14.Upper Cisokan PS 4x260 MW (2019) 26.PLTU Jawa-4 2x1000 MW (2019)
3. PLTU Banten 625 MW (2016)
15.PLTA Rajamandala 47 MW (2017) 27.PLTGU Jawa-3 800 MW (2018)
4. PLTU Jawa-5 2x1000 MW (2019)
16.PLTA Jatigede 2x55 MW (2019) 28.PLTGU/MG Peaker Jawa-Bali 2 500 MW (2017)
5. PLTU Lontar Exp #4 315 MW (2018)
17.Matenggeng PS 4x225 MW (2022/23) 29.PLTGU Grati 450 MW (2016/17)
6. PLTGU Peaker Muara Karang 500 MW (2017)
7. PLTU Jawa-12 2x1000 MW (2022/23) 18.PLTU Cilacap 614 MW (2015) 30.PLTU Celukan Bawang 380 MW (2015)
19.PLTU Jawa-8 1x1000 MW (2018) 31.PLTMG Pesanggaran 200 MW (2015)
8. PLTGU Jawa-2 800 MW (2018)
32.PLTU Jawa-11 1x600 MW (2021)
9. PLTGU Muara Tawar Add-on Blok 2,3,4 650 MW (2017) 20.PLTU Jawa-1 1x1.000 MW (2019)
21.PLTU Jawa-3 2x660 MW (2021/22) 33.PLTGU/MG Jawa-Bali 3 500 MW (2017)
10.PLTGU Jawa-1 2x800 MW (2018)
22.PLTU Jawa Tengah 2x1000 MW (2019) 34.PLTGU/MG Jawa-Bali 4 450 MW (2016/17)
11.PLTU Jawa-6 2x1000 MW (2023)
23.PLTU Adipala 660 MW (2015) 35.PLTU Tanjung Awar-Awar 1x350 MW (2016)

Gambar-9. Rencana Pengembangan Transmisi Sistem Jawa - Bali Tahun 2015 - 2024
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa pada umumnya dimaksudkan untuk mengevakuasi daya
dari pembangkit-pembangkit baru maupun ekspansi dan untuk menjaga kriteria security N-1, baik
statik maupun dinamik. Sedangkan pengembangan transmisi 150 kV dimaksudkan untuk menjaga
kriteria security N-1 dan sebagai transmisi yang terkait dengan gardu induk 150 kV baru.

Pengembangan transmisi 500 kV di Jawa - Bali diperlihatkan pada Gambar-9. Memperhatikan pem-
bangunan SUTET dan SUTT yang sering terlambat karena masalah perizinan, ROW dan sosial, serta
kebutuhan tambahan daya yang mendesak, maka PLN perlu melakukan usaha meningkatkan kapa-
sitas transmisi dalam waktu dekat. Pembangunan SUTET dengan menggunakan rute baru akan me-
merlukan waktu yang lama sehingga upaya yang dapat dilakukan adalah rekonduktoring beberapa
ruas transmisi 500 dan 150 kV.

14

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 14 8/27/2015 10:25:39 AM


Pembangunan transmisi 500 kV dimaksudkan untuk mengevakuasi daya dari pembangkit skala besar
seperti PLTU Adipala, PLTU Indramayu Unit 4 dan 5, PLTU Jawa Tengah, PLTU Jawa-1, PLTU Jawa-3,
PLTU Jawa-4, PLTU Jawa-5, PLTU Jawa-6, PLTU Jawa-7, Jawa - Bali Crossing dari Paiton hingga ke pu-
sat beban di Bali, PLTA pumped storage Upper Cisokan dan Matenggeng, serta beberapa pembangkit
baru lainnya.

Ruas transmisi 500 kV yang akan di rekonduktoring adalah SUTET Suralaya Baru - Bojanegara - Bala-
raja, SUTET Suralaya Lama - Balaraja - Gandul, SUTET Mandirancan - Bandung Selatan, SUTET Unga-
ran - Mandirancan dan Ungaran - Pedan.

Rencana pembangunan transmisi 500 kV baru adalah SUTET Tanjung Jati B - Pemalang - Indramayu
- Cibatu, SUTET Balaraja - Kembangan - Durikosambi dan Durikosambi - Muara Karang - Muaratawar
membentuk looping SUTET jalur Utara Jakarta, untuk perkuatan dan peningkatan keandalan serta
fleksibilitas operasi Sistem Jakarta. Selain itu juga akan dibangun transmisi 500 kV HVDC interkonek-
si Sumatera - Jawa untuk menyalurkan daya dari PLTU mulut tambang di Sumatera Selatan ke pusat
beban di Jawa.

PLTU LONTAR
3 x 315 MW
#4 315 MW

TELUK JAKARTA
TNAGA

TNAGA II
PLTGU JAWA -2
KAPUK MKRNG 1 X 800 MW
SPTAN
TNAGA III
PRIOK PLNDOB PLTGU JAWA -1
PLNDOA MTWAR 2 X 800 MW
SPTAN III MKRNG ANCOL
SPTAN II MKRNG III
GNSRI II
TGBRU II GNSRI
PSKMS II SOETA KMYRN KDSPI II
ANGKE MGBSR II
PLPNG JGC MRNDA HRPDH
PSKMS TGBRU DMGOT
KTPNG MGBSR HRPDH II
TGBRU III KMYRN II KLPGD
CKRNG RWBUAYA
PSKMSIII TOMNG TTNGI KDSPI
TGBRU IV GRGOL GBLMA KBSRHII
DRKSB GMBRU PGLNG II
TOMNGII PKRNG
CBTUBR
MAXIM New KBSRH KBSRHIII
JTAKE Old PGLNG III BKASIUTRA
CKNDE CKUPA GRGOL II BDKMY GPOLA PGLNG
TGRNG DKTAS PGSAN
SMBRT II GBLMA-2
SPINML KMBNGIII DKTASII BKASI II
CLDK PLMAS PGDNG SKTNI
KBJRK KARET CIPNG II BKASI
BLRJA LIPPO New Old MGRAI KESA KSBRU
STBDI CIPNG
ALMSTRA NSYAN III SMBRT PGDGSTEEL
BNTEN LIPPO II
BLRJA II KMBNG NSYAN AGP II
LAUTSTEEL SNYAN AGP PNCOL II FAJAR
TRSNA3 TRSNA 2 PDKLP
MLNIUM NSYAN II DNYSA II
CITRA Old
TRSNA PNCOL
PWRSTEL MPANG
TGRSA DNYSA CIKRNG BKSPWR
HVDC TGRSA III
CSW CSW II JTWRG
TGRSA II
DRTGA CWANG TMBUN II
JBEKA
LEGOK LKONG MRT RGNAN/
TMBUN TMBUN
PTKNG CSW III DRTGAIII DRTGAII CWANGBR
PDNDH II RJPKSI
LKONG II MNTUR
GDMKR CBATU
BNTRO II KMANG
LKONG PDNDH
LKONGIII/BSD
BNTRO
BNTRO IV
BNTRO III JTNGN
SRPNG GDRIA

GNDUL
DPBRU
JTNGNII/
CBBUR
CBATU
SWNGAN/
CISEENG CLGON DEPOK III CMGIS II
CLGSI II/
JONGGOL Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
LEGENDA : CLGSI
CMGIS ASPEK
GITET 500 KV EKSISTING CIBNG
GITET 500 KV BARU BGORX
GI 150 KV EKSISTING CIBNG II SCBNG
SGLNG
GI 150 KV BARU
SNTUL
GI 150 KV BARU TERKAIT KTT ITP
GI 70 KV EKSISTING TSMYA KDBDK
BGBRU

Gambar-10. Rencana Perkuatan Transmisi 500 kV di Jakarta

Untuk memperkuat pasokan Sistem Jakarta, telah direncanakan pembangunan SUTET ruas Duri
Kosambi – Muara Karang - Priok – Muara Tawar (looping SUTET jalur Utara Kota Jakarta) seperti
ditunjukkan pada Gambar-10. SUTET baru ini juga akan meningkatkan keandalan dan fleksibilitas
operasi sistem kelistrikan Jakarta dan Bekasi.

15

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 15 8/27/2015 10:25:39 AM


400.000

350.000

300.000

250.000
GWh

200.000

150.000

100.000

50.000

-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

HSD MFO LNG Gas Batubara Geothermal Hydro

Gambar-11. Proyeksi Komposisi Produksi Energi Listrik Per Jenis Bahan Bakar di Jawa - Bali

Pada Gambar-11 terlihat bahwa batubara akan mendominasi energi primer yang digunakan, yaitu
67,6% dari seluruh produksi pada tahun 2024, disusul oleh gas alam (termasuk LNG) sebesar 20,9%,
panas bumi 7,9%, PLTA 2,8% dan BBM dalam jumlah yang sangat kecil (0,8%). Peranan BBM yang
pada tahun 2015 masih sekitar 3,4% akan menurun dan menjadi sangat kecil pada tahun 2024.
Penurunan ini dapat diwujudkan apabila bahan bakar tersedia dalam jumlah seperti yang diren-
canakan dan hal ini harus diusahakan secara maksimal dalam rangka menekan biaya pokok pro-
duksi. Kontribusi gas alam akan menurun dari 21,0% pada 2015 menjadi 12,2% pada 2024 karena
diperkirakan tidak ada tambahan pasokan gas lapangan yang pasti. Sedangkan peran LNG mening-
kat dari sekitar 5% menjadi 8,7% tahun 2024. Pembangkit berbahan bakar LNG akan difungsikan
mengoperasikan pembangkit beban puncak dan pembangkit ’must run’. Kontribusi panas bumi yang
pada tahun 2015 hanya 4,9% akan naik menjadi 7,9% pada tahun 2024.

Pasokan gas berdasarkan kontrak saat ini diperlihatkan pada Tabel-8. Dari Tabel-8 terlihat bahwa
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

pasokan gas untuk 10 tahun ke depan cenderung menurun, terutama untuk Priok, Muara Karang,
Muara Tawar, Gresik dan Grati. Sedangkan untuk Tambak Lorok dan Pesanggaran (Bali) yang selama
ini menggunakan BBM, diharapkan dapat memperoleh pasokan gas dari beberapa sumber baru.
Sedangkan kebutuhan gas untuk pembangkit tenaga listrik di Jawa - Bali ditunjukkan pada Tabel-9.
Pada tahun-tahun mendatang direncanakan akan ada tambahan kapasitas pembangkit berbahan
bakar gas sebagai berikut:
• PLTMG Pesanggaran 200 MW (2015)
• PLTGU Grati peaker 450 MW (2015/16)
• PLTGU Muara Karang peaker 450 MW (2016)
• PLTGU Jawa 1 (di Gresik) 800 MW (2017) yang diharapkan akan memperoleh pasokan gas dari
blok Cepu, serta
• PLTGU Jawa 2 (di Grati) 750 MW (2018) yang masih perlu diupayakan pasokan gasnya.

16

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 16 8/27/2015 10:25:40 AM


Tabel-8. Situasi Pasokan Gas untuk Pembangkit Listrik Jawa - Bali

No Pembangkit Pemasok 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Muara Karang
1 PHE ONWJ (GSA) 100 100 100
dan Priok

PHE ONWJ
70 70 70 70 25 25 25 25 25
(potensi tambahan)
PGN - Priok
30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
(GSA-IP)
PGN - Priok
20 70 70 70 20 20 20 20 20 20
(potensi tambahan)
FSRU PT NR 211 134 134 134 225 225 193 193 91 93
Jumlah 361 404 404 304 345 300 268 268 166 168
PERTAMINA - P
2 Muara Tawar
Tengah (GSA)
PGN (GSA) 79 41 41 41
SWAP JOB Jambi
30 30 34 34 34
Merang
Tambahan dari PHE
25 25 25 25 25 25 25 25 25
(Potensi)
Swap Premier
5
(Potensi)
Jumlah 114 96 100 100 59 25 25 25 25 25
3 Cilegon CNOOC (GSA) 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80
PGN (GSA) 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
Jumlah 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
4 Tambak Lorok PCML 48 116 116 116 116 89 70 70 70 70
SPP (GSA-IP) 50 50 50 50 50 50 50 50 50 50
Jumlah 98 166 166 166 166 139 120 120 120 120
PHE WMO eks
5 Gresik 100 100 100 100
Kodeco
Hess (GSA) 36 36 36 36 36 36 36 36 29 19
Kangean Energy
80 80 80 70 60 60 50 50 40 30
Indonesia
Media Karya
10 10 5 10
Sentosa
Petronas-Bukit Tua
12 43 51 19 9 - - - - -
(Potensi)
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
Santos Lapongan
18
Peluang
SCI (Isar Gas-Ex
25 20 20 35
KEI)
Husky Lap MDA-
- - 35 35 35 35 35 35 35 35
MBH (Potensi*)
Husky Lap MDK
- - - 24 24 24 24 24 - -
(Potensi*)
Jumlah 281 289 327 329 164 155 145 145 104 84
Santos Oyong
6 Grati 20
(GSA-IP)
Santos Wortel
26 13 3 3
(GSA-IP)
Sampang Mandiri
17 17 17
Perkasa (GSA-IP)

17

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 17 8/27/2015 10:25:40 AM


Tabel-8. Situasi Pasokan Gas untuk Pembangkit Listrik Jawa - Bali (lanjutan)

No Pembangkit Pemasok 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Pasuruan Migas
3 3 3
(GSA-IP)
Parnaraya - Husky
- - 40 40 40 40 40 40 40 40
(GSA-IP)
Santos Lapangan
25 25 25 -
peluang
Jumlah 91 58 88 43 40 40 40 40 40 40
LNG Sengkang
7 Pesanggaran 40 40 40 30 - - - -
(Potensi)
Jumlah - - 40 40 40 30 - - - -
Jumlah Rencana Pasokan Gas di
924 799 708 708 565 547
Jawa-Bali

Dari Tabel-9 terlihat adanya defisit pasokan gas untuk beberapa pembangkit PLN dikarenakan se-
makin menurunnya pasokan gas untuk 10 tahun ke depan. Untuk itu perlu ditindaklanjuti dengan
melakukan perpanjangan kontrak gas yang sudah ada maupun dengan mencari sumber-sumber gas
baru.

Tabel-9. Neraca Gas Pembangkit Listrik di Jawa - Bali

Nama
No. Peran MW 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Pembangkit
1 Muara Karang
PLTGU Blok 1 Medium 507 70 50 49 47 47 47 47 46 47 47
PLTGU Blok 2
Medium 720 84 68 65 54 55 54 56 55 55 55
(Rep)
PLTU Base 400
PLTGU Baru Peak 450 9 19 21 21 21 21 21 21
2 Tanjung Priok
PLTGU Blok 1 Medium 590 61 58 56 47 47 47 58 56 56 56
PLTGU Blok 2 Medium 590 61 58 56 47 47 47 58 56 56 56
PLTGU Blok 3
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Medium 743 85 72 68 66 63 62 65 66 65 66
(Ext)
PLTGU Jawa-2 Medium 800 75 75 75 75 75 75 75
Sub-Jumlah 4.000 361 304 304 354 354 353 380 375 374 374
Supply Gas 150 170 170 170 120 75 75 75 75 75
Supply LNG 211 134 134 134 225 225 193 193 91 93
Surplus-Defisit 0 0 0 -51 -9 -53 -112 -106 -208 -207
3 Muara Tawar
PLTGU Blok 1 Medium 640 48 61 63 65 27 27 28 26 25 25
PLTG Blok 2 Peak 430 52 50 48 47 47 47 47 47 47
PLTG Blok 3 Peak 679 28 28 28 26 26 26 25 29 29
PLTG Blok 4 Peak 679 28 28 28 26 26 26 25 29 29
PLTGU Blok 5 Medium 234 28 17 21 21 21 21 21 20 28 28
Sub-Jumlah 2.662 76 186 189 190 145 146 147 144 157 158

18

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 18 8/27/2015 10:25:40 AM


Tabel-9. Neraca Gas Pembangkit Listrik di Jawa - Bali (lanjutan)

Nama
No. Peran MW 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Pembangkit
Supply Gas 76 96 100 100 59 25 25 25 25 25
Supply LNG
Surplus-Defisit 0 -90 -89 -90 -86 -121 -122 -119 -132 -133
4 Gresik
PLTGU Blok 1 Medium 526 67 61 73 64 54 54 54 54 54 54
PLTGU Blok 2 Medium 526 67 61 73 64 54 54 54 54 54 54
PLTGU Blok 3 Medium 526 67 61 73 64 54 54 54 54 54 54
PLTU Base 400 82 108 108 63
PLTGU Jawa-3 Medium 800 75 75 75 75 75 75 75
Sub-Jumlah 2.779 282 290 327 329 236 236 237 236 236 236
Supply 281 289 327 329 164 155 145 145 104 84
Surplus-Defisit 0 0 0 0 -72 -81 -92 -91 -132 -152
5 Tambak Lorok
PLTGU Blok 1-2 Medium 1.034 98 166 166 166 166 139 120 120 120 120
PLTU 200
Sub-Jumlah 1.234 98 166 166 166 166 139 120 120 120 120
Supply 98 166 166 166 166 139 120 120 120 120
Surplus-Defisit 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
6 Grati
PLTGU Blok 1 Medium 462 69 53 50 48 48 48 49 51 55 48
PLTG Blok 2 Peak 302 22 24 31 28 29 28 29 31 29 30
PLTGU Baru Peak 450 5 16 19 19 19 19 19 19 19
Sub-Jumlah 1.214 91 83 97 95 96 95 96 100 103 97
Supply 91 58 88 43 40 40 40 40 40 40
Surplus-Defisit 0 -25 -9 -52 -56 -55 -56 -60 -63 -57
7 PLTGU Cilegon Medium 740 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Supply 110 110 110 110 110 110 110 110 110 110
Surplus-Defisit
PLTMG Medi-
8 250 30 30 20 20 20 20 20 20 20
Pesanggaran um+Peak
Supply 30 30 30 30
Surplus-Defisit -30 0 10 10 10 -20 -20 -20 -20
9 PLTGU Jawa-1 Medium 1.600 150 150 150 150 150 150 150 Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
Supply
Surplus-Defisit -150 -150 -150 -150 -150 -150 -150
PLTGU/MG
10 Peak 400 8 17 17 17 17 17 17 17
Jawa-Bali 1
Supply
Surplus-Defisit -8 -17 -17 -17 -17 -17 -17 -17
PLTGU/MG
11 Peak 500 10 21 21 21 21 21 21 21
Jawa-Bali 2
Supply
Surplus-Defisit -10 -21 -21 -21 -21 -21 -21 -21
PLTGU/MG
12 Peak 500 9 19 19 19 19 19 19 19
Jawa-Bali 3
Supply
Surplus-Defisit -9 -19 -19 -19 -19 -19 -19 -19

19

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 19 8/27/2015 10:25:41 AM


Tabel-9. Neraca Gas Pembangkit Listrik di Jawa - Bali (lanjutan)

Nama
No. Peran MW 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Pembangkit
PLTGU/MG
13 Peak 450 5 16 18 18 18 18 18 18 18
Jawa-Bali 4
Supply
Surplus-Defisit -5 -16 -18 -18 -18 -18 -18 -18 -18
Jumlah
Demand 1.017 1.174 1.267 1.487 1.350 1.323 1.334 1.328 1.344 1.339
Supply 1.018 1.023 1.125 1.082 914 799 708 708 565 547
Surplus/defisit 0 -151 -142 -406 -437 -525 -626 -620 -779 -792

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM SUMATERA

Neraca Daya sistem interkoneksi Sumatera diberikan pada Tabel-10. Neraca daya sistem interkoneksi
Sumatera direncanakan dengan reserve margin mencapai 61% pada tahun 2024. Potensi beban di
Sumatera masih bisa lebih tinggi dari yang telah direncanakan. Dengan reserve margin yang cukup
tinggi maka memungkinkan untuk mengambil potensi beban yang tinggi tersebut. Namun apabila
reserve margin lebih rendah dari 40% perlu dilakukan pengendalian beban. Rencana pengembang-
an pembangkit yang baru pada Sistem Sumatera dapat dilihat pada Tabel-10.

Tabel-10. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Sumatera


Pasokan dan
No. Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Kebutuhan
1 Kebutuhan
Produksi GWh 33.666 37.407 41.427 46.008 51.154 56.889 63.467 70.993 79.512 89.214
Faktor Beban % 69 69 71 71 72 73 75 77 77 77
Beban Puncak MW 5.590 6.144 6.687 7.352 8.083 8.873 9.687 10.579 11.807 13.141
2 Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 7.705 7.670 7.544 7.381 7.381 7.381 7.381 7.381 7.381 7.381
Daya Mampu MW 5.530 5.154 4.838 4.480 4.450 4.450 4.450 4.450 4.450 4.450
PLN MW 3.701 3.666 3.540 3.377 3.377 3.377 3.377 3.377 3.377 3.377
SEWA MW 943 602 412 217 187 187 187 187 187 187
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

IPP MW 886 886 886 886 886 886 886 886 886 886
Retired & Mothballed
MW - 35 126 163 - - - - - -
(PLN)
3 Tambahan Kapasitas
PLN ON-GOING &
COMMITTED
Pangkalan Susu #1,2
PLTU 440
(FTP1)
Riau (Amandemen
PLTU 220
FTP1)
Pangkalan Susu #3,4
PLTU 200 200
(FTP2)
Arun (Peaker) PLTG/MG 200
Batanghari PLTGU 30

20

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 20 8/27/2015 10:25:41 AM


Tabel-10. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Sumatera (lanjutan)
Pasokan dan
No. Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Kebutuhan
Keramasan PLTGU
Hululais (FTP2) PLTP 55 55
Sungai Penuh (FTP2) PLTP 110
Peusangan 1-2 PLTA 88
Asahan III (FTP2) PLTA 174
Masang-2 (FTP2) PLTA 55
SEWA
Aceh PLTG 25 -25
Lampung Sribawono PLTG/MG 100 -100
Payo Selincah PLTG/MG 20 -20
TAMBAHAN SEWA
(PLTD/PLTG/MG)
Sumbagut PLTD 180 -180
Sumbagselteng MW
IPP ON-GOING &
COMMITTED
Banjarsari PLTU
Keban Agung PLTU 225
Sumsel - 5 PLTU 150 150
Sumsel - 7 PLTU 300
Riau Kemitraan
PLTU 1200
(PLN-TNB-PTBA)
Jambi PLTU 1200
Lumut Balai (FTP2) PLTP 55 55 110
Ulubelu #3,4 (FTP2) PLTP 55 55
Sarulla I (FTP2) PLTP 110 220
Muara Laboh (FTP2) PLTP 70 150
Rantau Dadap (FTP2) PLTP 110 110
Sorik Marapi (FTP2) PLTP 80 160
Seulawah Agam (FTP2) PLTP 110
Rajabasa (FTP2) PLTP 110 110
Suoh Sekincau (FTP2) PLTP 62 158
Sipoholon Ria-Ria
PLTP 20
(FTP2) Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
Wai Ratai (FTP2) PLTP 55
Sarulla II (FTP2) PLTP 110
Simbolon Samosir
PLTP 110
(FTP2)
Danau Ranau (FTP2) PLTP 110
Bonjol (FTP2) PLTP 60
Wampu (FTP2) PLTA 45
Semangka (FTP2) PLTA 56
Hasang (FTP2) PLTA 40
Merangin-2 PLTA 175 175
Peusangan-4 (FTP2) PLTA 83
Batang Toru (Tapsel) PLTA 500

21

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 21 8/27/2015 10:25:41 AM


Tabel-10. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Sumatera (lanjutan)
Pasokan dan
No. Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Kebutuhan
RENCANA TAMBAHAN
KAPASITAS
Riau PLTGU 90 160
Meulaboh (Nagan Raya)
PLTU 200 200
#3,4
Sumut-1 PLTU 300
Sumut-2 PLTU 300 300
Sumsel-1 PLTU 300 300
Sumsel-6 PLTU 300 300
Sumbagsel-1 PLTU 150 150
Bengkulu PLTU 200
Banyuasin PLTU 230
Lampung Peaker PLTGU/MG 200
PLTGU/
Jambi Peaker 100
MG
Riau Peaker PLTGU/MG 200
PLTGU/
Sumbagut-1 Peaker 250
MGU
Sumbagut-2 Peaker PLTGU/
250
(Arun) MGU
Sumbagut-3 Peaker PLTGU/
250
(Medan) MGU
Sumbagut-4 Peaker PLTGU/
250
(Medan) MGU
Sidikalang-1 PLTA 15
Redelong PLTA 18
Air Putih PLTA 21
Simonggo-2 PLTA 90
Meureubo-2 PLTA 59
Ketahun-1 PLTA 84
Kumbih-3 PLTA 48
Masang-3 PLTA 89
Sibundong-4 PLTA 120
Tampur-1 PLTA 428
Lawe Alas PLTA 151
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Jambu Aye PLTA 160


Sumatera Pump
PLTA 500
Storage-1
Sumatera Pump
PLTA 500
Storage-2
Truck Mounted T.
PLTG/MG 100
Jabung Timur
Truck Mounted
PLTG/MG 100
Lampung
Truck Mounted Sumut PLTG/MG 100
Barge Mounted Sumut PLTG/MG 250
Total Tambahan MW 1.535 825 1.090 1.635 4.297 1.166 755 1.234 1.130 2.627
Total Kapasitas Sistem MW 9.692 10.482 11.446 12.918 17.215 18.381 19.136 20.370 21.500 24.127
JUMLAH DAYA
MW 7.517 7.966 8.740 10.017 14.284 15.450 16.205 17.449 18.579 21.206
MAMPU NETTO

22

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 22 8/27/2015 10:25:41 AM


Pengembangan transmisi di Sumatera akan membentuk transmisi back-bone 500 kV yang menyatu-
kan sistem interkoneksi Sumatera pada koridor Timur. Pusat-pusat pembangkit skala besar dan pu-
sat-pusat beban yang besar di Sumatera akan tersambung ke sistem transmisi 500 kV ini. Transmisi
ini juga akan mentransfer tenaga listrik dari pembangkit listrik di daerah yang kaya sumber energi
primer murah (Sumbagsel dan Riau) ke daerah yang kurang memiliki sumber energi primer murah
(Sumbagut). Selain itu transmisi 500 kV juga dikembangkan di Sumatera Selatan sebagai feeder
pemasok listrik dari PLTU mulut tambang ke stasiun konverter transmisi HVDC yang akan meng-
hubungkan Pulau Sumatera dan Pulau Jawa. Selain interkoneksi Sistem Sumatera dengan Sistem
Jawa - Bali, direncanakan juga akan di Interkoneksikan Sistem Sumatera ke Sistem Peninsular (Ma-
laysia), melalui stasiun konverter transmisi HVDC di Riau.

Rencana pengembangan sistem transmisi dalam RUPTL 2015 - 2024 akan banyak mengubah topolo-
gi jaringan dengan terwujudnya sistem interkoneksi 275 kV dan 500 kV di Sumatera. Pengembangan
juga banyak dilakukan untuk memenuhi pertumbuhan permintaan listrik dalam bentuk penambah-
an kapasitas trafo. Pengembangan untuk meningkatkan keandalan dan debottlenecking yang juga
terdapat di beberapa sistem, antara lain rencana pembangunan sirkit kedua dan rekonduktoring
beberapa ruas transmisi di Sistem Sumbagut dan Sumbagsel.

Rencana interkoneksi backbone 275 kV di Sumatera diprogramkan untuk terlaksana mulai tahun
2015 dan selesai seluruhnya pada tahun 2017. Selain itu terdapat pembangunan beberapa gardu
induk dan transmisi 150 kV untuk mengambil alih beban dari pembangkit diesel ke sistem inter-
koneksi (dedieselisasi). Dengan beroperasinya seluruh Backbone SUTET 275 kV Sumatera di tahun
2017, maka Sistem Sumbagut dan Sistem Sumbagselteng sudah terinterkoneksi sepenuhnya. Terin-
terkoneksinya Sistem Sumbagut dan Sumbagselteng maka konsumsi BBM di Sistem Sumbagut dapat
berkurang signifikan.

Rencana pengembangan sistem kelistrikan Sumatera diperlihatkan pada Gambar-12.

Komposisi produksi listrik per jenis energi primer di Sumatera diproyeksikan pada tahun 2024 akan
menjadi 54,9% batubara, 13,6% gas alam (termasuk LNG), 14,4% tenaga air, 1,2% minyak dan
15,9% panas bumi seperti diperlihatkan pada Gambar-13.

Dominasi pembangkit batubara di Sistem Sumatera akan sangat terlihat terutama setelah tahun
2019, atau dengan beroperasinya PLTU Riau Kemitraan (2x600 MW), dan PLTU Jambi (2x600 MW).
Bahkan pada kondisi tertentu PLTU Sumsel 8, 9, dan 10 (3.000 MW) yang dialokasikan untuk men- Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
transfer daya ke Sistem Jawa - Bali, dapat pula dikondisikan memasok Sistem Sumatera. Dengan
dominasi pembangkit-pembangkit batubara di Sistem Sumatera, maka BPP di Sistem Sumatera akan
menjadi sangat ekonomis. Dari Gambar-13 juga terlihat bahwa terjadi penurunan konsumsi Gas
terutama pada tahun 2018 sampai 2020. Kondisi ini terjadi dengan berakhirnya kontrak sewa pem-
bangkit gas di Sumatera, dan tidak dilakukan lagi perpanjangan kontrak.

Rencana pasokan gas untuk pembangkit di Sistem Sumatera diberikan pada Tabel-11.

23

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 23 8/27/2015 10:25:41 AM


Ulee 38. Bangka Peaker GEPP 100 MW - 2018/19
Kareeng
39. Air Anyir (FTP1) CFPP 2x15 MW – 2015
Sigli 40. Sewa CFPP 2x30 MW – 2019/20
1 41. Belitung Baru (FTP1) CFPP – 2014/15
Arun
41. Belitung Peaker (FTP1) GEPP 20 MW – 2017/18
4 5 42. Belitung-4 CFPP 2x15 MW – 2015/16
3

8 44. Hululais (FTP2) GeoPP 2x55 MW - 2019/20


2 45. Bengkulu CFPP 2x100 MW – 2019
Aceh 1
Nagan 7 Sumut 4
Raya 9
46. Air Putih HEPP 21 MW – 2018
6 Pangkalan Susu 47. Ketahun-1 HEPP 84 MW - 2022
10
1. Seulawah Agam (FTP2) GeoPP 110 MW - 2024 18 48. Sumsel-5 CFPP 2x150 MW - 2015/16
Binjai
2. Nagan Raya (FTP1) CFPP 2x110 MW - 2014 20 48. Sumsel-7 CFPP 2x150 MW – 2018
11
2. Meulaboh (Nagan Raya) #3,4 CFPP 200 MW - 2019/20 Pump SUMUT 3 49. Sumsel-1 CFPP 2x300 MW - 2020/21
storage-1
3. Peusangan 88 MW HEPP – 2018 50. Banjarsari CFPP 2x115 MW – 2014
SUMUT 2
4. Peusangan-4 (FTP2) HEPP 83 MW - 2022 21 14 51. Keramasan CCPP 80 MW – 2014
12 Simangkok
5. Arun (Peaker) GEPP 200 MW – 2015 15 52. Sumbagsel-1 CFPP 2x150 MW – 2018/2019
22 SUMUT 1
5. Sumbagut-2 Peaker CCPP/GEPP 250 MW – 2017 13
Rantau 53. Keban Agung CFPP 2x112.5 MW – 2015
23 16
6. Lawe Alas HEPP 151 MW - 2024 Prapat 54. Lumut Balai (FTP2) GeoPP 4x55 MW - 2017/19/24
7. Sumbagut-4 Peaker CCPP/GEPP 250 MW – 2019 Sarulla
17 55. Rantau Dadap (FTP2) GeoPP 2x110 MW - 2019/20
7. Tampur-1 HEPP 428 MW – 2024 Batang 56. Danau Ranau (FTP2) GeoPP 110 MW – 2024
8. Meurebo-2 HEPP 59 MW - 2020 Toru 29
New 57. Suoh Sekincau (FTP2) GeoPP 220 MW - 2020/2024
Padang Riau 2
9. Pangkalan Susu (FTP1) CFPP 2x220 MW – 2015 Sidempuan
58. Ulubelu 3&4 (FTP2) GeoPP 2x55 MW - 2016/17
9. Pangkalan Susu (FTP2) CFPP 2x200 MW – 2018/19 59. Semangka (FTP2) HEPP 56 MW - 2019
30
10. Barge Mounted PP Sumut 250 MW – 2016 19 24 60. Lampung Peaker CCPP/GEPP 200 MW – 2017
10. Truck Mounted PP Sumut 100 MW - 2016 Payakumbuh 61. Lampung MPP 100 MW - 2016
10. Sumut-1 CFPP 2x150 MW 2018 61. Sribawono GEPP 100 MW – 2015
10. Sumbagut-1 Peaker CCPP/GEPP 250 MW – 2018 25 63. Wai Ratai (FTP2) GeoPP 55 MW – 2022
10. Sumbagut-4 Peaker CCPP/GEPP 250 MW – 2019 Riau 1 64. Sebalang (FTP1) CFPP 2x110 MW -2014
11. Sumatera Pump Storage-1 HEPP 500 MW – 2023 65. Rajabasa (FTP2) GeoPP 2x110 MW - 2023/24
31
12. Simbolon Samosir (FTP2) GeoPP 110 MW - 2023 66. Sumsel-6 CFPP 2x300 MW – 2019/2020
13. Sipoholon Ria-Ria (FTP2) GeoPP 20 MW - 2022 26 Kiliranjao
32
14. Hasang (FTP2) HEPP 40 MW – 2018 Pump
storage-2 33
15. Asahan III (FTP2) HEPP 174 MW - 2019 Sungai Muaro
27 Rumbai
16. Sarulla I (FTP2) GeoPP 3x110 MW - 2017/18 Bungo 34
Jambi 2
16. Sarulla II (FTP2) GeoPP 110 MW - 2024 28 Sumsel-5 39
37
17. Batang Toru HEPP 510 MW – 2022 Bangko 48 Sumsel-7
38
Jambi 1
18. Wampu (FTP2) HEPP 2x15 MW – 2016 35 36 Sungai
19. Sorik Marapi (FTP2) GeoPP 240 MW – 2020/21 Lilin 40
20. Sumut-2 CFPP 2x300 MW 2023-2024
Ke GI 150 kV

Sumsel-1 Palembang
Tanjung Api-Api
2
ACSR 2x330 mm
2 20 kmr-COD 2013
ACSR 2x330 mm
1 kmr-COD 2014
Kenten

Talang
Kelapa G G
ACSR1x120 mm2
Ke GI 150 kV 10 kmr Borang GU
2013 Uprate to
Betung G ACCC 1x160 mm
2

21. Kumbih-3 HEPP 48 MW - 2022 49


CU 1000 mm2 Gandus
10 kmr-COD 2014
Seduduk
Talang Putih Mariana
Ratu D

Sungai
Boom Baru Juaro

ACSR 2x430 mm 2
60 kmr-COD 2014
Bukit
GU Bungaran
Siguntang

44
Sungai
Kedukan

U Jakabaring
G G
Ke GI 150 kV

Lubuk
Keramasan PLTG ACSR 2x330 mm
2 Kayu Agung
Jakabaring 1 kmr-COD 2017
Ke GI 150 kV CNG
Simpang Tiga

21. Sidikalang-1 HEPP 15 MW - 2019 47


Linggau Sumsel-6 51
46 66
22. Simonggo-2 HEPP 90 MW – 2021
23. Sibundong-4 HEPP 120 MW - 2022
45 50
Lahat Sumsel 1 Gumawang
24. Bonjol (FTP2) GeoPP 60 MW - 2022 53
52Muara
25. Masang-2 (FTP2) HEPP 55 MW – 2021 Lumut Balai
54 Enim
25. Masang-3 HEPP 89 MW - 2022 Rantau Dukong

26. Sumatera Pump Storage-2 HEPP 500 MW - 2023 Dedap


55 U
Manggar

27. Teluk Sirih (FTP1) CFPP 2x112 MW – 2014 32. Jambi (Tj.Jabung) MPP 100 MW - 2016 U
G

41
28. Muara Laboh (FTP2) GeoPP 220 MW – 2018/24 33. Batang Hari ST Unit 30 MW - 2017 56
33. Payo Selincah (Rent) GEPP 20 MW – 2015 57 Lampung
U

58 61 42
29. Duri GEPP 100 MW – 2014 34. Sei Gelam (CNG) GEPP 100 MW – 2014 59 62
29. Riau Peaker CCPP/GEPP 200 MW – 2017 34. Jambi Peaker CCPP/GEPP – 2017
63
30. Riau CCPP 250 MW – 2017 35. Sungai Penuh (FTP2) GeoPP 110 MW – 2024 6460
30. Riau/Tenayan CFPP 2x110 MW – 2015 36. Merangin-2 HEPP 2x175 MW - 2021/22 65
31. Riau Kemitraan CFPP 2x600 MW – 2019 37. CFPP Jambi 2x600 MW - 2019

Gambar-12. Rencana Pengembangan Sistem Transmisi di Sumatera

120.000

100.000

80.000
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

GWh

60.000

40.000

20.000

-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Impor Biomassa HSD MFO LNG Gas Batubara Geothermal Hydro

Gambar-13. Proyeksi Komposisi Produksi Energi Listrik Per Jenis Bahan Bakar di Sumatera

24

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 24 8/27/2015 10:25:41 AM


Tabel-11. Rencana Pasokan Gas untuk Pembangkit di Sistem Sumatera

No Pembangkit Pemasok 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
WILAYAH
SUMATERA
1 Aceh Timur Medco Blok A - - 5 5 5 5 5 5 5 5
Arun, PLTG/MG
2 Sumbagut 2 FSRU LNG Tangguh 5 10 28 28 28 28 28 28 28 28
(Arun)
PLTG/MG
3 FSRU LNG Tangguh 11 11 11 11 11 11 11
Sumbagut 1
PLTG/MG
4 Sumbagut 3, FSRU LNG Tangguh 20 20 20 20 20 20
dan 4
5 PLTGU Belawan FSRU LNG Tangguh 78 78 78 78 78 78 78 78
PLTG/MG Barge
6 FSRU LNG Tangguh 25 25 25 25 25 25 25 25 25
Mounted
PLTG/MG Truck
7 FSRU LNG Tangguh 12 12 12 12 12 12 12 12 12
Mounted
PLTG Sewa
8 Kambuna 13 10 - - - - - - - -
Navigat,PLTG
Belawan (TTF),
PEP Benggala
9 PLTG Paya Pasir 2 2 2 2 - - - - - -
(Potensi)
(TTF)
10 Teluk Lembu Kalila Bentu 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
11 Balai Pungut JOB - Pertamina
Talisman Jambi 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2
Merang (Duri)
JOB - Pertamina
Talisman Jambi 22 22 22 22 22 22 22 22 22 22
Merang (Rengat)
JOB - Pertamina
Talisman Jambi
3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Merang (Potensi
Tambahan)
PLTGU Riau
12 PGN-Kontrak BUMD 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
(IPP)
JOB - Pertamina
PLTG/MG Riau Talisman Jambi
13 12 12 12 12 12 12 12 12
Peaker Merang (Potensi
Tambahan)
PLTMG Rawa Petroselat Rawa
14 - 2 5 5 5 5 5
Minyak Bengkalis Minyak (Potensi)*
PLTG Tanjung Petro China
15 - 5 5 5 5 5 5
Jabung TM (Potensi)
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
JOB - Pertamina
PLTG/MG Jambi
Talisman Jambi
16 Peaker (Sei 9 9 9 9 9 9 9 9
Merang (Potensi
Gelam)
Tambahan)
17 Sungai Gelam PEP - TAC (Own
2 2 2 2 2 - - - - -
Operation)
PEP - TAC Sungai
2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 - - - - -
Gelam
18 Simpang Tuan Perusda Jambi 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 -

19 Payo Selincah, Energasindo 14 14 14 14 14 14 - - - -

Batanghari Jambi Merang 20 20 18 16 14 14 14 - - -


20 Jakabaring (CNG) PDPDE Sumsel 3 3 3 3 3 3 3 3 - -
Medco E&P
21 Indralaya 21 10 17 - - - - - - -
Indonesia

25

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 25 8/27/2015 10:25:42 AM


Tabel-11. Rencana Pasokan Gas untuk Pembangkit di Sistem Sumatera (lanjutan)

No Pembangkit Pemasok 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
WILAYAH
SUMATERA
22 Talang Duku PGN 8 8 8 8 8 8 8 - - -
Medco E&P
23 Borang 18 18 - - - - - - - -
Indonesia
24 Keramasan Medco E&P
15 - - - - - - - - -
Indonesia
Pertamina EP 15 15 15 - - - - - - -
Medco E & P
25 Gunung Megang 15 15 15 15 15 15 - - - -
Indonesia
Pertamina EP (Asri
26 Borang 31 31 31 31 31 - - - - -
Gita)
PLTMG Duri, Duri
27 Relokasi, Riau Jambi Merang 25 26 30 30 30 27 27 - - -
Peaker
28 PLTGU Duri Jambi Merang - - 16 16 16 16 16 - - -
29 Rengat Jambi Merang 3 3 3 3 3 3 3 - - -
FSRU Lampung
30 Lampung Peaker - 15 15 15 15 15 15 15 15
(Potensi)
31 Lampung Sewa PGN (Potensi) - 17 17 17 17 17 - - - -
PLTG/MG PGN (Potensi)/
32 Truck Mounted FSRU Lampung 17 17 17 17 17 17 17 17 17
Lampung (Potensi)
33 Gasifikasi PLTD PGN (Potensi) 13 13 13 13 13 13
JUMLAH 305 360 497 474 490 449 390 312 309 309

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KALIMANTAN BARAT

Kapasitas terpasang pembangkit saat ini adalah 296 MW (termasuk sewa), dimana semua pembang-
kit di Sistem Kalbar menggunakan BBM sehingga biaya operasi sangat tinggi. Tambahan pembangkit
pada Sistem Kalbar seluruhnya masih dalam tahap perencanaan, kecuali PLTU FTP 1, yaitu PLTU Parit
Baru (2x50 MW) dan PLTU Kura-kura (2x27,5 MW) yang sedang konstruksi dan direncanakan berope-
rasi pada tahun 2016.
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

PLN dan perusahaan listrik Sarawak (SESCO) telah menandatangani PEA (power exchange agree-
ment) yang berisi rencana PLN membeli listrik untuk memasok Sistem Kalimantan Barat dari Se-
rawak sebesar 50 MW flat (sebagai baseload) dan pada beban puncak dapat membeli hingga 230
MW mulai tahun 2015 hingga tahun 2019. Dalam jangka panjang dimungkinkan seluruh pembelian
tenaga listrik dari Serawak adalah hanya selama beban puncak. Hal ini dapat menunda kebutuhan
pembangkit peaking yang berbahan bakar mahal. Namun untuk mengurangi ketergantungan yang
terlalu besar terhadap pasokan dari Sarawak, maka direncanakan pembangunan PLTG/MG 100 MW
di tahun 2019.

Dari neraca daya Sistem Kalimantan Barat (Tabel-12) terlihat bahwa reserve margin akan mencapai
sekitar 40% pada tahun 2024. Namun hal ini masih dapat diterima dengan pertimbangan proyek-
proyek PLTU di Kalbar berisiko terlambat karena berbagai sebab, interkoneksi dengan Serawak tidak
ada klausul take or pay yang berbasis power pada waktu beban puncak.

26

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 26 8/27/2015 10:25:42 AM


Tabel-12. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Kalimantan Barat

Kebutuhan dan
Satuan 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Pasokan
Kebutuhan
Produksi GWh 1.939 2.195 2.814 3.451 3.846 4.349 4.842 5.371 5.983 6.659
Faktor Beban % 66 68 66 67 67 66 66 66 66 66
Beban Puncak Bruto MW 334 371 485 592 658 754 839 929 1.033 1.148
Pasokan MW 486,1 222,1 216,7 118,8 124,8 131,2 131,2 131,2 131,2 131,2
Kapasitas Terpasang
PLN MW 204,1 104,1 88,7 - - - - - - -
PLTG 30,0 30,0 30,0 - - - - - - -
- PLTD 74,1 74,1 58,7 - - - - - - -
Interkoneksi dengan
13 13 58 119 125 131 131 131 131 131
Sub Sistem
Pembangkit Sewa MW 169 105 70 - - - - - - -
MOBILE POWER
100
PLANT
Retired &
MW 119 - - - - - - - - -
Moultbolled (PLN)
TAMBAHAN
KAPASITAS
PLN ON GOING &
COMMITTED
Power Purchase
dengan SESCo 275 KV 130
(Peaking)
Power Purchase
dengan SESCo 275 KV 50 50 -50
(Baseload)
Pantai Kura-Kura
PLTU 55
(FTP1)
Parit Baru (FTP1) PLTU 100
Parit Baru - Loan China
PLTU 55 55
(FTP2)
IPP ON GOING &
COMMITTED
RENCANA
TAMBAHAN
KAPASITAS
Nanga Pinoh PLTA 98
Kalbar - 1 PLTU 200
PLTGU/ Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
Kalbar Peaker 100
MG
Kalbar - 2 PLTU 200 200
Kalbar - 3 PLTU 200 200
TAMBAHAN
MW 50 335 55 255 100 150 200 98 200 200
KAPASITAS
TOTAL KAPASITAS
MW 536 607 657 814 920 1076 1276 1374 1574 1774
SISTEM
TOTAL DAYA MAMPU
MW 482 546 591 732 828 969 1149 1237 1417 1597
NETTO

27

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 27 8/27/2015 10:25:42 AM


Rencana pengembangan jaringan transmisi untuk Kalbar sampai dengan tahun 2024 adalah sepan-
jang 2.812 kms meliputi: pembangunan transmisi 150 kV baru terkait dengan proyek pembangkit
PLTU FTP 1, PLTU FTP 2, PLTU IPP dan PLTA, pembangunan transmisi 150 kV baru untuk melayani
beban isolated yang selama ini dipasok dari PLTD serta untuk mengatasi bottleneck penyaluran,
perbaikan tegangan pelayanan dan fleksibilitas operasi. Pembangunan transmisi 275 kV interkoneksi
Kalbar - Sarawak untuk mendapatkan benefit ekonomi dari energy exchange pada saat terjadi per-
bedaan marginal cost antara kedua sistem. Interkoneksi ini juga bermanfaat sebagai contingency
apabila konstruksi pembangkit baru terlambat.

Produksi energi per jenis energi primer di sistem Kalimantan Barat diberikan pada Gambar-14. Pe-
ranan masing-masing energi primer tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut: pada tahun 2015 be-
lum ada pembangkit berbahan bakar non-BBM yang beroperasi, maka produksi pembangkit dengan
BBM pada sistem interkoneksi akan mencapai 1.586 GWh. Sejalan dengan rencana pengoperasian
PLTU batubara dan impor listrik dari Sarawak, maka penggunaan BBM pada sistem kelistrikan Kalbar
akan jauh berkurang. Penggunaan sumber energi air akan mulai berkontribusi pada tahun 2022
setelah PLTA Nanga Pinoh 98 MW beroperasi.

7.000

6.000

5.000

GWh
4.000

3.000

2.000

1.000

-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Impor HSD MFO LNG Gas Batubara Geothermal Hydro
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Gambar-14. Proyeksi Komposisi Produksi Energi Listrik per Jenis Bahan Bakar di Kalimantan Barat

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KALSELTENGTIMRA

Sampai dengan triwulan ketiga 2014, daya mampu pembangkit PLN dan IPP termasuk sewa PLTD
dan excess power di Sistem Kalseltengtimra adalah 1.131 MW, dengan beban puncak sekitar 917
MW. PLTU Teluk Balikpapan dan PLTU Pulang Pisau masih dalam tahap konstruksi, diperkirakan akan
beroperasi 2015. Porsi pembangkit yang beroperasi dengan BBM masih cukup besar sehingga biaya
pokok produksinya masih tinggi.

28

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 28 8/27/2015 10:25:42 AM


Rencana penambahan pembangkit di Sistem Kalseltengtimra cukup banyak sebagaimana tercermin
dalam neraca daya dengan reserve margin tahunan berkisar antara 39% sampai 57% terhadap daya
mampu netto. Hal ini dapat dipahami bahwa rencana penambahan pembangkit dengan reserve
margin yang cukup tinggi (hingga 57%) dimaksudkan semata-mata untuk memberikan kepastian
yang lebih tinggi kepada masyarakat Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan
Kalimantan Utara bahwa pasokan listrik di daerah tersebut akan tersedia dalam jumlah yang cukup
dan bahkan berlebih.

Pada periode 2015 - 2024 direncanakan penambahan kapasitas pembangkit baru baik milik PLN
maupun IPP sebesar 3.409 MW, termasuk yang sudah dalam tahap proses pengadaan dan yang se-
dang konstruksi. Porsi paling besar adalah PLTU batubara, yaitu 2.459 MW kemudian disusul PLTG/
MG/GU 830 MW dan PLTA 120 MW. Rencana pengembangan pembangkit di sistem Kalseltengtimra
diperlihatkan pada Tabel-13.

Tabel-13. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Kalseltengtimra

Proyek 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Interkoneksi Kalselteng - Kaltim (2016)
Interkoneksi Kalselteng-Kaltim-Kaltara (2018)
Kebutuhan
Produksi GWh 6.591 7.730 8.737 10.188 11.109 12.181 13.316 14.425 15.630 16.946
Faktor Beban % 66.8 66.8 66.8 67.0 67.2 67.4 67.7 67.8 67.9 68.0
Beban Puncak Bruto MW 1.127 1.322 1.494 1.736 1.887 2.062 2.246 2.429 2.628 2.845
KAPASITAS
Kapasitas Terpasang MW 1.264 1.206 763 580 580 580 580 580 540 540
Daya Mampu Netto 1.023 952 638 537 537 537 537 537 497 497
PLN 637 661 445 415 415 415 415 415 415 415
IPP MW 50 61 61 82 82 82 82 82 82 82
EXCESS POWER MW 122 122 93 - - - - - - -
SEWA MW 214 109 40 40 40 40 40 40 - -
MOBILE POWER PLANT MW 200 230 - - - - - - - -
Retired & Mothballed - - 129 151 - - - - - -
Tambahan Kapasitas
PLN ON GOING &
COMMITTED
Pulang Pisau (FTP1) PLTU 120 - - - - - - - - - Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
PLTMG/
Bangkanai (FTP2) - 155 140 - - - - - - -
GU

Sampit PLTU - - - 50 - - - - - -

Teluk Balikpapan
PLTU 220 - - - - - - - - -
(FTP1)
IPP ON GOING &
COMMITTED
Kaltim (MT) PLTU - - 55 - - - - - - -
Kalsel (FTP2) PLTU - - - 100 100 - - - - -
Kaltim (FTP2) PLTU - - - 100 100 - - - - -
Tanah Grogot PLTU - 14 - - - - - - - -
RENCANA TAMBAHAN
KAPASITAS
PLTG/MG/
Kalsel Peaker 1 - - 200 - - - - - - -
GU

29

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 29 8/27/2015 10:25:42 AM


Tabel-13. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Kalseltengtimra (lanjutan)

Proyek 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
PLTG/MG/
Kalsel Peaker 2 - - - - - - 100 - - -
GU
PLTG/MG/
Kaltim Peaker 2 - - 100 - - - - - - -
GU
PLTG/MG/
Kaltim Peaker 3 - - - - - - - 100 - -
GU
Senipah (ST) PLTGU - - 35 - - - - - - -
Kelai PLTA - - - - - - - - - 55
Kusan PLTA - - - - - - - - - 65
Kalselteng 1 PLTU - - - - 100 100 - - - -
Kalselteng 2 PLTU - - - - 100 100
Kalselteng 3 PLTU - - - - - 100 100 - - -
Kaltim 3 PLTU - - - - - - - 200 200 -
Kaltim 4 PLTU - - - - 100 100 - - - -
Kaltim 5 PLTU - - - - - - - - 200 200
TAMBAHAN
MW 340 169 530 250 500 400 200 300 400 320
KAPASITAS
TOTAL KAPASITAS
MW 1.824 1.935 2.022 2.089 2.589 2.989 3.189 3.489 3849 4169
SISTEM
TOTAL DAYA MAMPU
MW 1.583 1.681 1.897 2.046 2.546 2.946 3.146 3.446 3806 4126
NETTO

Rencana pengembangan sistem transmisi 150 kV Kalseltengtimra dimaksudkan untuk memenuhi


pertumbuhan kebutuhan listrik dan untuk menyambung sistem-sistem isolated yang selama ini di-
pasok dari pembangkit BBM ke grid (de-dieselisasi). Pengembangan transmisi ini juga dimaksud-
kan untuk mendukung perkembangan daerah sehinga pasokan listrik dapat lebih terjamin. Hal ini
sejalan dengan terbentuknya Provinsi Kalimantan Utara serta beberapa Kabupaten baru, yang akan
berdampak pada peningkatan kebutuhan listrik. Selain itu, pengembangan transmisi 150 kV juga di-
maksudkan untuk membangun interkoneksi antar sistem agar menjadi lebih andal, lebih efisien dan
lebih fleksibel dalam pengoperasiannya. Interkoneksi antar sistem tersebut meliputi interkoneksi
antara sistem Kalselteng – Kaltim dan Kaltim – Kaltara sehingga membentuk Sistem Kalseltengtimra.

Rencana pengembangan transmisi di Kalimantan seperti ditunjukkan pada Gambar-15.


Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Proyeksi produksi energi di Sistem Kalseltengtimra dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2024 ter-
lihat pada Gambar-16. Peranan BBM di Sistem Kalseltengtimra pada tahun 2015 diperkirakan masih
tinggi, yaitu sekitar 1.696 GWh (26%). Mulai tahun 2018 peran BBM akan berkurang dan digantikan
dengan gas alam dan batubara, seiring dengan dibangunnya PLTG/MG/GU peaker dengan bahan
bakar gas/LNG serta PLTU batubara. Peran PLTU makin besar dari 4.158 GWh (63%) pada tahun 2015
menjadi 13.322 GWh (79%) pada tahun 2024. Produksi dari tenaga air juga meningkat dari 106 GWh
pada tahun 2015 menjadi 470 GWh pada tahun 2024.

Kebutuhan bahan bakar HSD dan MFO di Sistem Kalseltengtimra cenderung terus menurun, dari 450
ribu kilo liter pada tahun 2015 akan menjadi nol pada tahun 2018. Sedangkan penggunaan batu bara
akan meningkat dari 3,1 juta ton pada tahun 2015 menjadi 10,0 juta ton pada tahun 2024. Volume
pemakaian gas alam termasuk dalam bentuk CNG dan LNG juga akan meningkat dari 6 bcf pada
tahun 2015 menjadi 30 bcf pada tahun 2024.

30

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 30 8/27/2015 10:25:42 AM


SABAH 1. PLTMG Malinau (6 MW) – 2017
26. PLTU Ketapang (FTP2) 20 MW-2016 36. MPP Kalselteng 100 MW - 2016 ( MALAYSIA )
27. PLTU Ketapang IPP 12 MW-2015 2. PLTU Malinau 6 MW- 2016
37. MPP Kalselteng 100 MW - 2016
28. PLTA Nanga Pinoh 98 MW-2022 3. PLTU Tj. Selor 14 MW-2015
38. MPP Kaltim 100 MW - 2016
29. PLTU Kalbar-3 400 MW – 2023/24 4. PLTMG Tj. Selor 15 MW- 2017
39. MPP Kalbar 100 MW – 2016 12 Tidang Pale
30. PLTU Kalbar-1 200 MW-2018 5. PLTU Tj. Redep 14 MW-2015
31. PLTU Kalbar-2 400 MW 2020/21 Malinau 6. PLTA Kelai 55 MW-2024
32. PLTU Pantai Kura-Kura 55 MW-2016 7. PLTU Kaltim FTP2 200 MW-2018/19
33. PLTU P Baru (FTP1) 100 MW-2016 8. PLTU Kaltim (MT) 55 MW-2017
34. PLTU P Baru (FTP2) 110 MW-2017/18 3 9. Kaltim Peaker-2 100 MW-2017
.
Tj Selor 4 10. Kaltim Peaker-3 100 MW-2022
35. Kalbar Peaker 100 MW- 2019 ( SERAWAK )
MALAYSIA 11. PLTU Kaltim-4 200 MW-2019/20
12. PLTU Kaltim-3 400 MW-2022/23
Tj Redep
. 5 13. PLTG Senipah (ST) 35 MW-2017
14. PLTU Teluk BPN 220 MW-2015
6
15. PLTU Kaltim-5 400 MW-2023/24
Sambas Interkoneksi
ke Serawak
Talisayan
Muara
34 Wahau
Singkawang Long Bagun Maloi
Bengkayang
30 Putussibau Sepaso
32 Ngabang Sangatta
Sintang Bontang Kuala
Mempawah Sanggau
Parit Baru 33 Siantan Bontang
35 39 Sekadau Kota Bangun 11 New SMD 710
Kota Baru 29 Tayan Nanga Puruk Cahu 16 Embalut Sambera
38
28 Pinoh Bukit biru Sambutan
Sei Raya Melak Tengkawang
Haru 12 Bukuan
Samboja
31 Kuala Muara Karjo 8 9 Sanga-Sanga
Kota Baru Sepaku 13 Senipah
Kurun Teweh New Industri
Sukadana Sandai Kariangau
14 Manggarsari SULAWESI TENGAH
Petung 15 New Balikpapan
25 Industri
Rantaupulut Buntok Longikis
Kuaro
26 Komam
Ketapang 27 Tamiang
Kasongan
Layang SULAWESI
Nangabulik Pangkalan
Parenggean 17 Grogot
Palangkaraya New Tanjung SELATAN
Banteng
19 Palangkaraya Paringin
Kendawangan Sampit Amuntai 16. PLTMG Bangkanai 295 MW-2016/17
23 Selat Barikin 17. PLTU Kalsel (FTP2) 200 MW-2017
24 Pangkalan Kandangan 18. PLTA Kusan 65 MW-2024
Sukamara Bun
Marabahan
Rantau
Kayutangi 19. PLTU Pulang Pisau 120 MW-2015
Ulin
Seberang Sei Tabuk
18 20. PLTU Kalselteng-2 200 MW-2019/20
Barito21
22
A Kotabaru 21. Kalsel Peaker-1 200 MW-2017
Kuala 36Trisakti Cempaka
37
Mantuil Batulicin 22. Kalsel Peaker-2 100 MW-2021
Pambuang Bandara
23. PLTU Sampit 50 MW-2018
Pelaihari Satui
24. PLTU Kalselteng-3 200 MW-2020/21
20 Asam-Asam 25. PLTU Kalselteng-1 200 MW-2019/20

Gambar-15. Rencana Pengembangan Sistem Transmisi di Kalimantan

18.000

16.000

14.000

12.000

10.000
GWh

8.000
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
6.000

4.000

2.000

-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

HSD MFO LNG Gas Batubara Geothermal Hydro

Gambar-16. Proyeksi Komposisi Produksi Energi Listrik per Jenis Bahan Bakar di Kalseltengtim

31

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 31 8/27/2015 10:25:42 AM


RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM SULAWESI BAGIAN UTARA

Sistem Sulawesi Bagian Utara (Sulbagut) direncanakan akan terbentuk pada tahun 2017 setelah
transmisi 150 kV Marisa – Moutong – Tolitoli – Buol selesai dibangun. Rencana penambahan pem-
bangkit baru di Sistem Sulbagut cukup banyak sebagaimana tercermin dalam reserve margin (RM)
tahunan yang berada pada kisaran antara 33% sampai 64% kecuali tahun 2015-2017 dibawah 20%.
Kondisi jangka pendek ini memerlukan upaya khusus antara lain dengan memasang mobile po-
wer plant. Rencana RM yang tinggi dimaksudkan untuk mengantisipasi ketidakpastian penyelesaian
proyek pembangkit terutama PLTP Kotamobagu I dan II. Rencana pengembangan pembangkit di
Sistem Sulbagut diperlihatkan pada Tabel-14.

Tambahan kapasitas pembangkit baru yang direncanakan selama periode 2015-2024 adalah 1.226
MW, terdiri dari PLTU 714 MW, PLTP 120 MW, PLTG/MG/GU Peaker lengkap dengan gas storage 350
MW dan PLTA 42 MW.

Tabel-14. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Sulawesi Bagian Utara

Proyek 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Interkoneksi Sulut-Gorontalo-Tolitoli (2017)
Produksi Energi GWh 2.098 2.321 2.780 3.110 3.443 3.811 4.338 4.775 5.263 5.804
Load Factor % 68 68 69 70 70 70 72 72 72 73
Beban Puncak Bruto MW 350 387 459 508 562 622 686 755 832 913
Beban Puncak Netto MW 328 365 427 472 526 586 631 700 777 857

KAPASITAS
Kapasitas Terpasang MW 457 522 278 278 212 212 212 212 212 212

Daya Mampu Netto 410 475 230 230 201 201 201 201 201 201

PLN MW 245 245 205 205 176 176 176 176 176 176
IPP MW 25 25 25 25 25 25 25 25 25 25
SEWA MW 140 205 - - - - - - - -
Mobile Power Plant 100 100
Retired & Mothballed - - 105 - - - - -
Tambahan Kapasitas
SEWA
PLTU Sewa Amurang
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

PLTU 50
(2x25)
PLN ON GOING &
COMMITTED
Gorontalo (FTP1) PLTU 25 25
IPP ON GOING &
COMMITTED
Gorontalo (Terkendala) PLTU 14
RENCANA TAMBAHAN
KAPASITAS
Sulut 1 PLTU 50
Tolitoli PLTU 25 25
Sulut 3 PLTU 50 50
Sulbagut 1 PLTU 50 50
Sulbagut 2 PLTU - 100 100
Sulbagut 3 PLTU 50 50

32

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 32 8/27/2015 10:25:42 AM


Tabel-14. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Sulawesi Bagian Utara (lanjutan)

Proyek 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Poigar 2 PLTA 30
Sawangan PLTA 12
PLTG/
Minahasa Peaker - 150
MG/GU
PLTG/
Gorontalo Peaker 100
MG/GU
PLTG/
Sulbagut Peaker 100
MG/GU
Kotamobagu (FTP2) PLTP 80
Lahendong 5 (FTP2) PLTP - 20
Lahendong 6 (FTP2) PLTP - 20
TOTAL TAMBAHAN
MW - 25 359 170 150 187 55 100 100 180
KAPASITAS
TOTAL KAPASITAS
MW 457 547 662 732 816 1.003 1.058 1.158 1.258 1.438
SISTEM
TOTAL DAYA MAMPU
MW 410 500 614 684 805 992 1.047 1.147 1.247 1.427
NETTO

7.000

6.000

5.000

4.000
GWh

3.000

2.000

1.000

Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024


-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
HSD MFO LNG Gas Batubara Geothermal Hydro

Gambar-17. Proyeksi Komposisi Produksi Energi Listrik per Jenis Bahan Bakar di Sulbagut

Proyeksi produksi energi di Sistem Sulbagut dari tahun 2015 sampai dengan tahun 2024 terlihat
pada Gambar-17. Peranan BBM di Sistem Sulbagut pada tahun 2015 diperkirakan masih tinggi, yaitu
sekitar 911 GWh (43%). Mulai tahun 2017 peran BBM direncanakan akan berkurang dan digantikan
dengan gas alam sehubungan masuknya PLTG/MG/GU peaker dengan bahan bakar gas dan LNG
serta beroperasinya PLTU batubara. Peran PLTU makin besar dari 458 GWh (22%) pada tahun 2015
menjadi 3.600 GWh (62%) pada tahun 2024. Peran batubara akan melampaui PLTP mulai tahun

33

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 33 8/27/2015 10:25:43 AM


2019 setelah sebagian proyek PLTU beroperasi. Peranan energi panas bumi akan meningkat setelah
PLTP Lahendong V dan VI beroperasi, dari 521GWh (25%) tahun 2015 menjadi 1.030 GWh (18%)
pada tahun 2024. Kebutuhan BBM akan terus menurun dari 239 ribu kiloliter pada tahun 2015 men-
jadi nol pada tahun 2019 setelah pembangkit non BBM beroperasi penuh.

Penggunaan batu bara terus meningkat dari 347 ribu ton pada tahun 2015 menjadi 2,7 juta ton pada
tahun 2024 atau naik sekitar 8 kali lipat. Untuk LNG mulai digunakan pada tahun 2017 sebesar 3 bcf
dan akan meningkat menjadi 7 bcf pada tahun 2024. Produksi tenaga air naik sedikit karena poten-
sinya sudah hampir habir, pada tahun 2015 sekitar 208 GWh menjadi 303 GWh pada tahun 2024.

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM SULAWESI BAGIAN SELATAN

Sistem Sulawesi Bagian Selatan (disebut Sulbagsel) merupakan gabungan dari Sistem Sulselbar,
Sulteng dan Sultra, direncanakan akan terbentuk pada tahun 2017. Saat ini, Sistem Sulteng dan Sul-
tra masih defisit, sedangkan pasokan di Sistem Sulselbar berlebih. Untuk memenuhi kebutuhan lis-
trik jangka panjang 2015 - 2024, di Sistem Sulbagsel telah direncanakan proyek-proyek pembangkit
non-BBM dengan kapasitas total 4.550 MW. Proyek tersebut terdiri dari PLTU 1.240 MW, PLTG/GU/
MG 1.120 MW dan PLTP 60 MW. Selain itu, dalam rangka mengoptimalkan potensi hidro yang sangat
besar dan tersebar di Provinsi Sulsel, Sulbar, Sulteng dan Sultra, direncanakan akan dibangun bebera
proyek PLTA oleh PLN dan oleh pengembang swasta sebagai proyek IPP dengan kapasitas total seki-
tar 2.130 MW. Rencana pengembangan pembangkit di Sistem Sulbagsel diperlihatkan pada Tabel-15.

Tabel-15. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Sulawesi Bagian Selatan

Proyek Sat/Jenis 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Sistem Sulsel interkoneksi dengan Palu (2014)
Sistem Sulsel Interkoneksi dengan Kendari
(2017)

Produksi GWh 7.004 8.624


11.022 13.552 14.875 16.280 17.600 19.230 20.726 22.505
Faktor Beban % 68 73 70 69 69 69 69 69 69.4 69.5
Beban Puncak Bruto MW 1.178 1.345 1.798 2.243 2.451 2.680 2.895 3.164 3.407 3.694

KAPASITAS
Kapasitas Terpasang MW 1.545 1.745 1.778 1.353 1.024 1.070 1.070 1.070 1.070 1.070
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Daya Mampu Netto MW 1.465 1.665 1.685 1.348 1.068 1.018 1.018 1.058 1.058 1.058
PLN MW 394 394 430 381 251 251 251 291 291 291
IPP MW 820 820 820 767 767 767 767 767 767 767
SEWA MW 250 250 235 - - - - - - -
Mobile Power Plant MW - 200 200 200 50 - - - - -
Retired & Mothballed - - - 87 178 - - -
TAMBAHAN
KAPASITAS
PLN ON GOING &
COMMITTED
IPP ON GOING &
COMMITTED
Mamuju PLTU - - 50 - - - - - - -
Tawaeli Ekspansi PLTU - 30 - - - - - - - -

34

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 34 8/27/2015 10:25:43 AM


Tabel-15. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Sulawesi Bagian Selatan (lanjutan)

RENCANA
TAMBAHAN
KAPASITAS
Makassar Peaker PLTGU - - 300 150 - - - - - -
Sulsel Peaker PLTGU - - - 300 150 - - - - -
Punagaya (FTP2) PLTU - - 100 100 - - - - - -
Jeneponto 2 PLTU - - - 125 125 - - - - -
Kendari 3 PLTU - - - - 100 - - - - -
Sulsel Barru 2 PLTU - - - 100 - - - - - -
Sulsel 2 PLTU - - - - 200 200 - - - -
Palu 3 PLTU - - - 100 - - - - - -
Wajo PLTMG - 20 - - - - - - - -
Poso 1 PLTA - - - - - - 60 60 - -
Poko PLTA - - - - - - 117 117 - -
Konawe PLTA - - - - - - - - 50 -
Watunohu PLTA - - - - - - - - 15 -
Lasolo PLTA - - - - - - - - 73 73
Bakaru 2 PLTA - - - - - 126 - - - -
Karama (Unsolicited) PLTA - - - - - - - - - 190
Bonto Batu (FTP2) PLTA - - - - - - - - - 110
Malea (FTP2) PLTA - - - - - 90 - - - -
Salu Uro PLTA - - - - - 48 48 - - -
Kalaena 1 PLTA - - - - - - 27 27 - -
Seko 1 PLTA - - - - - - - - 160 320
Buttu Batu PLTA - - - - - - - 100 100 -
Paleleng PLTA - - - - - - 20 20 - -
Tabulahan PLTA - - - - - 10 10 - - -
Masupu PLTA - - - - - 18 18 - - -
Bora Pulu (FTP2) PLTP - - - - - - - 40 - -
Marana (FTP2) PLTP - - - - - - - 20 - -
PLTM Tersebar
PLTM 11 14 12 23 10 25 - - - -
Sulselbar
PLTM Tersebar Palu-
PLTM 5 4 - 15 11 14 - - - -
Poso
PLTM Tersebar Sultra PLTM - - - 2 - 4 - - - -
TOTAL TAMBAHAN
MW 16 68 472 915 596 534 299 384 398 693 Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
KAPASITAS
TOTAL KAPASITAS
MW 1.560 1.829 2.334 2.824 3.091 3.671 3.970 4.353 4.751 5.444
SISTEM
TOTAL DAYA MAMPU
MW 1.480 1.748 2.241 2.819 3.135 3.619 3.917 4.341 4.738 5.431
NETTO

Rencana pengembangan penyaluran di Sistem Sulbagsel dimaksudkan untuk evakuasi daya dari
pusat pembangkit ke pusat beban, membangun interkoneksi antar subsistem agar lebih efisien dan
lebih fleksibel, menyambung sistem kelistrikan isolated yang selama ini dipasok dari PLTD dengan
BBM masuk ke grid, dan mengatasi bottleneck serta untuk memenuhi kriteria keandalan N-1.

Rencana pengembangan transmisi di Sistem Sulbagsel sebagaimana terlihat pada Gambar 18. GITET
275 kV Wotu direncanakan akan menjadi simpul utama untuk menyalurkan daya dari pusat PLTA
ke pusat-pusat beban termasuk ke ibukota Provinsi. Transmisi 275 kV merupakan tulang punggung
(backbone) utama dalam penyaluran tenaga listrik di Sistem Sulbagsel.

35

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 35 8/27/2015 10:25:43 AM


1. PLTG Minahasa Peaker 150 MW - 2017
Pandu
ng
2. PLTG Sulbagut Peaker 100 MW - 2024
Paniki
Sario 3. PLTA Sawangan 12 MW - 2020
eling
e g
Teling
Tasikk Ria
a 4. PLTU Sulut-3 100 MW – 2019/20
SULAWESI 525 TTom
Tomohon
mohon
n
5. PLTU Sulbagut-2 200 MW – 2022/23
6 U
Tolitoli Leok
Bolontio UTARA Lopana 7 6. PLTU Sewa Amurang 50 MW - 2017
16 12 8
KALIMANTAN 13 Buroko Lolak 7. PLTP Lahendong V 20 MW – 2017
TIMUR A
11 Belang
GORONTALO U
8. PLTP Lahendong VI 20 MW – 2018
Bangkir Isimu Bintauna
Marisa Gobar
Botupingge Otam
P
9 Tutuyan 9. PLTU Sulut I 50 MW - 2018
Limboto Suwawa
10 10. PLTP Kotamobagu - 80 MW - 2024
U
Moutong G Tilamuta
14 11. PLTA Poigar-2 30 MW - 2021
Tambu 15 Molibagu
12. PLTU Sulbagut-1 100 MW – 2019/20
13. PLTU Gorontalo (FTP1) 50 MW – 2016/17
14. PLTU Sulbagut-3 100 MW – 2019/20
15. Gorontalo Peaker 100 MW - 2018
16. PLTU Toli-Toli 50 MW – 2020/21
Likupang
12 17. PLTU Palu-3 100 MW - 2018
17 18. PLTU Tawaeli Ekspansi 30 MW - 2016
Sindue 18
U 19. PLTP Masaingi (FTP2) 20 MW - 2022
Donggala Parigi Pandu
Talise Ampana
Bunta Luwuk 20. PLTP Borapulu 40 MW – 2022
Silae Paniki
Petobo 21. PLTGU Makassar Peaker 450 MW–2017/18
Ranomut Bitung
Palu P 1920 Sario 22. PLTGU Sulsel Peaker 450 MW–2018/19
Baru Mauro Teling 3 Kema 23. PLTA Poso-1 120 MW – 2021/22
Tasik Ria Sawangan
Poso
Toili 24. PLTA Seko-1 480 MW – 2023/24
SULAWESI U4
Sigi G
Tomohon 25. PLTA Salu Uro 95 MW – 2020/21
Pasangkayu
TENGAH 44 Tonsealama
26. PLTU Kendari (Ekspansi) 10 MW - 2015
Kawangkoan
56 27. PLTU Kendari-3 100 MW - 2018
SULAWESI Tentena U
Ratahan
BARAT 23 Lopana P7 28. PLTA Karama 190 MW – 2024
52 8
Kolonedale 29. PLTU Mamuju (FTP2) 50 MW - 2017
ke ke 30. PLTA Kalaena-1 53 MW – 2021/22
25 24 GI Otam GI Belang
Topoyo
A 31. PLTA Malea 90 MW - 2020
28 A
Wotu 32. PLTA Paleleng 40 MW – 2021/22
A 30
Mamuju
Baru Masamba
33. PLTA Tabulahan 20 MW – 2020/21
ke ke 34. PLTA Masupu 35 MW – 2020/21
Malili
29 Bungku
GI Barru GI/GITET Sidrap
Mamuju Rantepao Pangkep
35. PLTA Poko 234 MW – 2021/22
33 34 31 Tonasa 36. PLTA Bakaru II 126 MW - 2020
Mamasa
A SULAWESI 37. PLTA Bonto Batu 110 MW - 2024
Palopo
3537 TENGGARA 38. PLTA Buttu Batu 200 MW – 2022/23
3638 Makale
A A 51 Andowia
21 39. PLTU Sulsel Barru-2 100 MW - 2018
Luwu
Majene Polman 45 A 22 G 40. PLTMG Wajo 20 MW - 2016
Maros
Bakaru Enrekang Lasusua A
32 Bosowa 41. PLTU Sulsel-2 400 MW – 2019/20
Siwa
57 Mandai
Pinrang 50 Kima 42. PLTU Punagaya 200 MW – 2017/18
Sidrap 54 58 Daya
Pare A 26
27
Tallo Lama
Daya Baru
43. PLTU Jeneponto-2 250 MW – 2018/19
Keera Bontoala 53 44. PLTMG Luwuk 40 MW - 2017
Kolaka Kendari Panakukang Tello
Sengkang Unaaha
40 Tanjung
Sungguminasa
45. PLTA Wotunohu 15 MW - 2023
Bunga
39 Soppeng 46. PLTU Bau-Bau IPP 14 MW - 2015
Barru Andolo
SULAWESI 47. PLTU Bau-Bau 50 MW – 2019
SELATAN ke ke 48. PLTMG Bau-Bau 30 MW – 2016
Bone GI Tallasa GITET Bantaeng
Pangkep
gkep
gk Tonasa
To 49. PLTU Wangi-Wangi 6 MW-201
Mandai Maros
Marr
58 Bosowa
B
Kajuara Kasipute 56 Raha 50. PLTA Konawe 50 MW – 2023
53
Tello
ello
e Daya
Pure
Daya Baru
51. PLTA Lasolo 145 MW – 2023/24
Tallolama Sinjai
Panakkukang 52. MPP Sulbagut (Amurang) 100 MW- 2016
Sungguminasa
asa 55
Bantaeng
Malaompana
49 53. MPP Sulsel (Tello) 50 MW- 2016
Tallasa Bulukumba 54. MPP Sultra (Kendari) 50 MW- 2016
Bau-Bau
Punagaya Bantaeng 55. MPP Wangi-Wangi 5 MW- 2016
42 JNP Smelter 46 48 Pasarwajo
4143 47 56. MPP Bombana 10 MW- 2016
57. MPP Kolaka Utara 5 MW- 2016
58. MPP Sulsel (Tallo Lama) 100 MW- 2016

Gambar-18. Rencana Pengembangan Sistem Transmisi di Sulawesi

Jaringan transmisi sistem kelistrikan se - Sulawesi yang akan dibangun selama 2015 - 2024 sekitar
8.963 kms dan dana investasi yang dibutuhkan kurang lebih US$ 1.953 juta.
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Proyeksi produksi energi di Sistem Sulbagsel periode tahun 2015 – 2024 sebagaimana terlihat pada
Gambar-19. Peran BBM pada tahun 2015 diperkirakan masih cukup besar 1.085 GWh (15%), na-
mun mulai tahun 2019 peran BBM akan habis digantikan oleh gas alam berupa LNG sehubungan
masuknya PLTGU Makassar Peaker dan PLTGU Sulsel Peaker serta beroperasinya beberapa PLTU ba-
tubara. Peranan pembangkit gas pipa secara nominal naik, tetapi secara persentase menurun, yaitu
dari 2.009 GWh (27%) pada tahun 2015 menjadi 4.114 GWh (18%) pada tahun 2024. Hal ini karena
adanya penambahan kapasitas pembangkit gas oleh swasta dan pembangkit peaker dengan bahan
bakar LNG. Peranan pembangkit batubara akan menjadi dominan, yaitu dari prakiraan 2.452 GWh
(33%) pada tahun 2015 akan naik menjadi 9.320 GWh (41%) pada tahun 2024. Peranan pembangkit
hidro semakin meningkat dari 1.982 GWh (26%) tahun 2015 naik menjadi 8.650 GWh (38%) pada
tahun 2024 dengan masuknya beberapa proyek PLTA yaitu Bonto Batu, Malea, Karama, Bakaru II,
Poko, Poso 1, Kalaena 1, Salu Uro, Seko, Buttu Batu, Masupu, Paleleng, Tabulahan, Lasolo, Konawe
dan Watunohu.

36

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 36 8/27/2015 10:25:43 AM


Kebutuhan BBM di Sistem Sulbagsel cenderung terus menurun, dari 280 ribu kiloliter pada tahun
2015 direncanakan akan habis pada tahun 2019 setelah pembangkit non BBM beroperasi penuh.
Penggunaan batu bara terus meningkat dari 1,8 juta ton pada tahun 2015 menjadi 7,0 juta ton pada
tahun 2024 atau naik sekitar 4 kali lipat. Volume pemakaian gas alam termasuk LNG juga terus
meningkat dari 20 bcf pada tahun 2015 menjadi 38 bcf pada tahun 2024. Panas bumi akan mulai
berkontribusi pada tahun 2024 sebesar 421 GWh.

25.000

20.000

15.000
GWh

10.000

5.000

-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
HSD MFO LNG Gas Batubara Geothermal Hydro

Gambar-19. Proyeksi Komposisi Produksi Energi Listrik per Jenis Bahan Bakar di Sulbagsel

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM LOMBOK

Sistem Lombok 150 kV mulai beroperasi sejak tahun 2013 yaitu setelah PLTU Jeranjang unit 3 kapa-
sitas 1x25 MW beroperasi memasok kebutuhan beban kota Mataram. Saat ini Sistem Lombok telah
berkembang sampai ke Lombok Timur yaitu GI Pringgabaya setelah transmisi 150 kV selesai di- Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
bangun.

Untuk memenuhi kebutuhan listrik jangka panjang 2015 - 2024, di Sistem Lombok telah diren-
canakan proyek-proyek pembangkit non-BBM dengan kapasitas total 685 MW. Proyek tersebut terdiri
dari PLTM 5 MW, PLTU 450 MW, PLTGU 210 MW dan PLTP 20 MW. Tabel-16 memperlihatkan rencana
pengembangan pembangkit di Sistem Lombok.

37

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 37 8/27/2015 10:25:43 AM


Tabel-16. Rencana Pengembangan Pembangkit di Sistem Lombok

Proyek 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
Kebutuhan
Produksi Energi GWh 1.204 1.341 1.445 1.642 1.789 2.023 2.200 2.395 2.580 2.779
Load Factor % 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Beban Puncak Bruto MW 214 238 257 292 318 359 391 425 458 493
Beban Puncak Netto MW 196 217 239 264 290 318 349 381 414 449
Pasokan
Kapasitas Terpasang MW 221 221 124 96 31 31 31 31 31 31
Daya Mampu Netto 237 237 90 74 27 27 27 27 27 27
PLN 85 85 85 68 22 22 22 22 22 22
IPP 6 6 6 6 6 6 6 6 6 6
SEWA 97 97 0 0 0 0 0 0 0 0
MOBILE POWER PLANT MW 50 50
Retired & Mothballed 0 0 0 17 46 0 0 0 0 0
Tambahan Kapasitas
SEWA
Sewa PLTU Lombok PLTU 50
PLN ON GOING &
COMMITTED
Santong PLTM
Lombok (FTP1) PLTU 25 25

Lombok Peaker PLTGU 150

IPP ON GOING &


COMMITTED
Lombok Timur PLTU 50
PLTM Tersebar PLTM 1,5 3,6
RENCANA TAMBAHAN
KAPASITAS
Lombok (FTP2) PLTU 50 50
Lombok 2 PLTU 50 50
Lombok 3 PLTU 50 50
PLTG/
Lombok Peaker 2 60
MG/GU
Sembalun (FTP2) PLTP 20
TOTAL TAMBAHAN
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

MW 27 25 200 104 100 50 20 60 50 50


KAPASITAS
TOTAL KAPASITAS SISTEM MW 249 269 372 448 483 533 553 613 663 713
TOTAL DAYA MAMPU
MW 266 286 339 426 479 529 549 609 659 709
NETTO

Selama periode 2015 – 2024, direncanakan penambahan pembangkit baru kapasitas total sekitar
685 MW dengan reserve margin (RM) cukup tinggi berkisar antara 32% sampai 66% kecuali 2015-
2017 RM dibawah 20% sehingga perlu upaya khusus untuk mengatasi permasalahan jangka pendek
yaitu dengan memasang mobile power plant.

Rencana pengembangan transmisi 150 kV di sistem interkoneksi Lombok sebagaimana terlihat pada
Gambar-20. Pengembangan transmisi 150 kV termasuk gardu induk terkait, dimaksudkan untuk
menyalurkan daya dari pembangkit ke pusat-pusat beban, mengatasi bottleneck, meningkatkan ke-
andalan dan untuk fleksibiltas operasi. Oleh karena itu, transmisi 150 kV yang akan dibangun mem-
bentang sepanjang pinggir/mengitari Pulau Lombok membentuk sistem loop.

38

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 38 8/27/2015 10:25:43 AM


Proyeksi kebutuhan pengembangan jaringan transmisi Sistem Lombok periode 2015 - 2024 sekitar
588 kms dan dana investasi yang dibutuhkan kurang lebih US$ 99 juta.

PLTU Lombok 3 PLTP Sembalun (FTP2)


100 MW (2023/24) 20 MW (2021)
U
PLTU Lombok Timur
PLTM Kokok Putih GI Bayan 2x25 MW (2017)
3,8 MW (2013)
PLTU Lombok (FTP2)
ACSR 2x240 mm2 ACSR 2x240 mm2 2x50 MW (2018/19)
35 km - 2018 A 41 km (2018) U
PLTMH Santong
0,85 MW (2014)
A ACSR 2x240 mm2
P 15 km 2021
GI Tanjung U
PLTM Segara
5,8 MW (2014) A

ACSR 1x240 mm2 PLTU Lombok 2


PLTGU Lombok Peaker 150 MW (2017) 12 km - 2015 ACSR 1x240 mm2 100 MW (2019/20)
PLTG/MG/GU Lombok Peaker-2 60 MW (2022)
15 km 2017

GI Pringgabaya
G 0
GI Mataram
Kabel Tanah
G 0
5.6 km - 2015
PLTD Ampenan
GI Ampenan MPP Lombok
55 MW 50 MW (2016)
D
PLTD Taman
D
9,6 MW
GI Mantang
GI Selong
PLTU Lombok APBN U
GI Jeranjang
1x25 MW
U
ACSR 1x240 mm2
PLTU Lombok (FTP 1)
15 km - 2014
2x25 MW (2015/16)

PERENCANAAN SISTEM
PT PLN (Persero)
PETA JARINGAN SISTEM LOMBOK
GI Sekotong PROPINSI NTB
GI 500 kV Existing / Rencana
/ U
/ U PLTU Existing / Rencana
GI Sengkol / GI 275 kV Existing / Rencana G / G PLTG Existing / Rencana

/ GI 150 kV Existing / Rencana P / P PLTP Existing / Rencana


ACSR 1x240 mm 2 / GI 70 kV Existing / Rencana A / A PLTA Existing / Rencana
/ GI 500/275 kV Existing / Rencana
10,5 km - 2014 GU
/ GU PLTGU Existing / Rencana
/ GI 500/275/150 kV Existing / Rencana MG / MG PLTMG Existing / Rencana
/
GI 275/150 kV Existing / Rencana M / M
PLTM Existing / Rencana
/
D / D
GI 150/70 kV Existing / Rencana PLTD Existing / Rencana
GI Kuta
/ T/L 70 kV Existing / Rencana Kit Existing
/ T/L 150 kV Existing / Rencana Kit Rencana
/ T/L 275 kV Existing / Rencana
/ T/L 500 kV Existing / Rencana Edit Oktober 2014

Gambar-20. Rencana Pengembangan Sistem Transmisi di Lombok

Proyeksi produksi energi di Sistem Lombok periode 2015 – 2024 terlihat pada Gambar-21. Peran
BBM pada tahun 2015 diperkirakan masih cukup besar 852 GWh (70%), namun mulai tahun 2018
peran BBM akan habis digantikan oleh gas alam berupa CNG sehubungan masuknya PLTGU Lombok
Peaker dan beroperasinya PLTU batubara. Peran pembangkit gas secara nominal naik, tetapi secara
persentase menurun, yaitu dari 329 GWh (23%) pada tahun 2015 menjadi 386 GWh (15%) pada
tahun 2024. Hal ini karena adanya penambahan kapasitas pembangkit gas PLTG/MG/GU Lombok
Peaker 2. Peranan pembangkit batubara akan menjadi dominan, yaitu dari prakiraan 315 GWh (26%)
pada tahun 2015 akan naik menjadi 2.213 GWh (80%) pada tahun 2024. Pembangkit hidro mening- Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
kat dari 36 GWh (3%) tahun 2015 naik menjadi 40 GWh (1%) pada tahun 2024 dengan masuknya
beberapa proyek PLTM tersebar di Sistem Lombok. Panas bumi akan mulai digunakan di Sistem
Lombok pada tahun 2021 sebesar 139 GWh.

Kebutuhan BBM di Sistem Lombok cenderung terus menurun, dari 230 ribu kiloliter pada tahun
2015 akan habis pada tahun 2018 setelah pembangkit non BBM beroperasi penuh. Penggunaan
batu bara terus meningkat dari 239 ribu ton pada tahun 2015 menjadi 1,6 juta ton pada tahun 2024
atau naik sekitar 7 kali lipat. Volume pemakaian gas alam termasuk LNG juga terus meningkat dari
2 bcf pada tahun 2016 menjadi 3 bcf pada tahun 2024. Pemakaian gas (LNG dan CNG) hanya untuk
operasi pembangkit peaker.

39

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 39 8/27/2015 10:25:43 AM


3.000

2.500

2.000
GWh

1.500

1.000

500

-
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
HSD MFO LNG Gas Batubara Geothermal Hydro

Gambar-21. Proyeksi Komposisi Produksi Energi Listrik per Jenis Bahan Bakar di Sistem Lombok

Sementara pasokan gas untuk sistem kelistrikan di Indonesia Timur dapat dilihat pada Tabel-17.

Tabel-17. Rencana Pasokan Gas Pembangkit di Indonesia Timur


No Pembangkit Pemasok 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024
WILAYAH INDONESIA TIMUR
LNG PLN Batam
1 Pontianak Peaker 5 5 5 5 5 5
(Potensi)
2 Bangkanai Salamander 20 20 20 20 20 20 20 20 20
3 Kalsel Peaker 1 JOB Simenggaris 10 10 10 10 10 10 10 10
JOB Simenggaris
4 Kalsel Peaker 2 5 5 5 5
(Potensi)
Pertamina EP TAC
5 Nunukan 2,5 2,5 2,5 2,5
Sembakung
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

Medco South Sebuku


6 Nunukan 2 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5
Bengara (Potensi)
7 Tanjung Batu TAC Semco 4
8 Tanjung Batu Bontang 10 10 10 10 10 10 10 10 10
9 Kaltim APBN Bontang 20 20 20 20 20 20 20 20 20
10 Sambera Bontang 10 10 10 10 10
11 Kaltim Peaker 2 JOB Simenggaris 5 5 5 5 5 5 5 5
12 Batakan JOB Simenggaris 10 10 10 10 10 10 10 10
13 Salamander Lapangan
Kaltim Peaker 3 5 5 5
Tutung (Potensi)
Perusda Nusa Serambi
14 Tanjung Selor 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Persada
15 Senipah Total Senipah 20 20 20 20 20 20 20 20 20
LNG Sengkang
16 Minahasa Peaker 8 8 8 8 8 8 8 8
(Wasambo)
LNG Sengkang
17 Gorontalo Peaker 5 5 5 5 5 5 5 5
(Wasambo)

40

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 40 8/27/2015 10:25:44 AM


Tabel-17. Rencana Pasokan Gas Pembangkit di Indonesia Timur (lanjutan)

Perusda Banggai
18 Luwuk 5 5 5 5 5 5 5 5
(Cendanapura)
19 Energy Equity Epic
Sengkang 35 35 35 35 35 35 35 35 35 35
(Sengkang)
LNG Sengkang
20 Makassar Peaker 15 20 20 20 20 20 20 20
(Wasambo)
Marine CNG dari
21 Lombok Peaker 5 5 5 5 5 5 5 5
Gresik

22 Sumbawa PGN (Potensi) 5 5 5 5 5 5 5 5

23 Bima PGN (Potensi) 5 5 5 5 5 5 5 5


24 Kupang PGN (Potensi) 4 4 4 4 4 4 4 4
25 Maumere PGN (Potensi) 4 4 4 4 4 4 4 4
MEDCO Matindok
26 Ambon 5 10 15 15 20 20 20 20 20
(Potensi)
27 Maluku Tersebar Salawati (Potensi) 5 5 5 10 10 10 10 10
28 Halmahera Salawati (Potensi) 5 5 5 5 10 10 10 10 10
29 Jayapura BP Tangguh (Potensi) 7 7 7 7 7 7 7 7 7
30 Manokwari BP Tangguh (Potensi) 3 3 3 3 3 3 3 3 3
Papua dan Pabar
31 BP Tangguh (Potensi) 10 10 15 15 15 15 15 15
Tersebar
TOTAL 41,5 140,5 241,5 251,5 261,5 276,5 271,5 276,5 276,5 276,5

RENCANA PENGEMBANGAN EBT TERSEBAR

PLN telah menyusun rencana pengembangan EBT tersebar seperti terlihat pada Tabel-18 sebagai
berikut :
• PLTMH, diupayakan dikembangkan terutama oleh swasta atau masyarakat untuk melistriki kebu-
tuhan setempat dan juga untuk disalurkan ke grid atau sistem kelistrikan PLN;
• PLTB, potensi tenaga angin di Indonesia sangat terbatas maka pengembangan PLTB hanya di
daerah yang memiliki potensi tenaga angin;
• PLT Biomass, akan dikembangkan terutama di daerah yang banyak tersedia pasokan biomassa.
Energi kelautan, walaupun potensi energi kelautan diduga sangat besar, namun mengingat tek-
nologi dan keekonomiannya masih belum diketahui, PLN baru akan melakukan uji coba skala
kecil sebagai pilot project untuk penelitian dan pengembangan;
• Biofuel: tergantung kepada kesiapan pasar biofuel, PLN siap untuk memanfaatkan biofuel apa- Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

bila tersedia;
• PLTS: PLN akan mengembangkan program PLTS terutama di wilayah terluar dan yang terisolasi
untuk mempercepat rasio elektrifikasi.

Pembangunan PLTS

Mempertimbangkan sebaran penduduk pada geografi yang sangat luas dan sulitnya menjangkau
daerah terpencil, PLN merencanakan untuk membangun PLTS terpusat/terkonsentrasi (skala utilitas)
dengan mode hybrid. Komponen pembangkit PLTS hybrid disesuaikan dengan potensi energi primer
setempat. Dengan mode hybrid diharapkan sistem dapat beroperasi secara optimum. Konfigurasi
hybrid tidak saja direncanakan pada lokasi-lokasi yang baru akan berlistrik, tetapi juga menempatkan
dan mengoperasikan PLTS bersama-sama dengan PLTD dan atau jenis pembangkit lain pada lokasi
yang sudah memiliki listrik (PLTD) dalam suatu mode hybrid.

41

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 41 8/27/2015 10:25:44 AM


Pengembangan PLTS tersebut dimaksudkan untuk melistriki daerah terpencil dalam rangka mening-
katkan rasio elektrifikasi, mencegah penambahan penggunaan BBM secara proporsional akibat
penambahan beban pada sistem yang dilayani PLTD, dan menurunkan BPP pada daerah tertentu
yang ongkos angkut BBM sangat mahal, seperti daerah sekitar puncak pegunungan Jayawijaya Pa-
pua.

Tabel-18. Rencana Pengembangan EBT Tersebar

Pembangkit-
No Kapasitas 2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 Jumlah
EBT

1 PLTM/H MW 67 40 156 172 123 135 272 297 130 150 1.542
2 PLT Surya MWp 6 20 25 30 35 35 35 40 45 50 321
3 PLT Bayu MW - 40 40 40 40 40 50 50 50 50 400
4 PLT Biomass MW 15 30 40 50 50 50 50 50 50 50 435
5 PLT Kelautan MW - 1 1 3 3 5 5 5 5 10 38
6 SPD CPO MW - 30 30 40 40 45 45 50 50 55 385
7 PTMTD-LCS MW - - 15 20 25 35 35 40 40 40 250
8 PLT Bio-Fuel Ribu kL 350 500 550 550 600 600 650 700 750 800 6.050
TOTAL MW 88 161 307 355 316 345 492 532 370 405 3.371

RENCANA PENGEMBANGAN SISTEM KELISTRIKAN ISOLATED

Di luar 6 sistem kelistrikan yang telah terinterkoneksi, terdapat lebih dari seratus sistem-sistem
isolated yang tersebar terutama di kawasan Indonesia Timur. Sistem-sistem tersebut tersebar di
Provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, NTB, NTT dan di Provinsi Kepulauan Riau, ter-
masuk sistem isolated di Pulau Nias, Belitung, Buton, Selayar, Karimun Jawa, Bawean dan banyak
lagi lainnya.

PROYEKSI EMISI CO2

Proses perencanaan sistem pada RUPTL 2015 - 2024 belum memperhitungkan biaya emisi CO2 se-
bagai salah satu variabel biaya. Namun demikian RUPTL ini tidak mengabaikan upaya pengurangan
emisi CO2. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya kandidat PLTP dan PLTA yang ditetapkan masuk dalam
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

sistem kelistrikan walaupun mereka bukan merupakan solusi biaya terendah. Penggunaan teknologi
boiler supercritical dan ultra-supercritical di Pulau Jawa juga membuktikan bahwa PLN peduli de-
ngan upaya pengurangan emisi CO2 dari pembangkitan tenaga listrik.

Banyaknya emisi dihitung dari jumlah bahan bakar yang digunakan dan dikonversi menjadi emisi
CO2 (dalam ton CO2) dengan menggunakan faktor pengali (emission factor) yang diterbitkan oleh
IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change).

Gambar-22 memperlihatkan emisi CO2 yang akan dihasilkan apabila produksi listrik Indonesia dilaku-
kan dengan fuel mix seperti pada Gambar-5. Dari Gambar-22 dapat dilihat bahwa emisi CO2 se-Indo-
nesia akan meningkat dari 201 juta ton pada 2015 menjadi 383 juta ton pada tahun 2024. Dari 383
juta ton emisi tersebut, 333 juta ton (87%) berasal dari pembakaran batubara.

42

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 42 8/27/2015 10:25:44 AM


Juta tCO2
400

350

300

250

200

150

100

50

0
2015 2016 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024

Biomass HSD MFO LNG Gas Batubara

Gambar-22. Emisi CO2 per Jenis Bahan Bakar (Gabungan Indonesia)

Average grid emission factor untuk Indonesia pada tahun 2015 adalah 0,867 kgCO2/kWh, akan
meningkat hingga 0,934 kgCO2/kWh pada 2017. Masih tingginya grid emission factor pada tahun
2018 juga disebabkan terlambatnya proyek-proyek PLTP dan PLTA. Namun selanjutnya akan menurun
karena beroperasinya proyek-proyek PLTP dan PLTA sehingga average grid emission factor pada ta-
hun 2024 menjadi 0,758 kgCO2/kWh.

PROYEK PENDANAAN KARBON

PLN akan memanfaatkan peluang pendanaan karbon baik melalui kerangka UNFCCC maupun di luar
kerangka UNFCCC. Implementasi proyek pendanaan karbon akan diterapkan untuk semua kegiatan
di lingkungan PLN yang berpotensi untuk memperoleh pendanaan karbon.

Sejak tahun 2002 PLN sudah menyadari akan peluang pendanaan karbon melalui Clean Develop-
ment Mechanism (CDM) dan melakukan pengkajian beberapa potensi proyek CDM, dan hasilnya
hingga saat ini PLN telah menandatangani bebarapa ERPA (Emission Reduction Purchase Agree-
Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024
ments). Selain itu PLN juga mengembangkan proyek melalui mekanisme VCM (Voluntary Carbon
Mechanism).

Berkenaan dengan akan berakhirnya komitmen pertama Protokol Kyoto pada akhir tahun 2012,
maka pemanfaatan pendanaan karbon akan disesuaikan dengan mekanisme baru pendanaan kar-
bon, baik dalam kerangka UNFCCC maupun di luar kerangka UNFCCC.

ANALISIS RISIKO

Berdasarkan tingkat probabilitas dan dampak bila risiko tersebut terjadi, risiko dipetakan seperti
pada diagram di bawah ini. Penetapan probabilitas dan dampak dilakukan dengan metode kualitatif
berdasarkan pengalaman PLN dalam menjalankan program sejenis di masa lalu, dan pengalaman
PLN menangani risiko tersebut di masa lalu.

43

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 43 8/27/2015 10:25:44 AM


Penetapan dampak risiko didasarkan atas dampak pada arus kas perusahaan dan dampak pada ke-
lancaran operasional perusahaan.

Sangat Besar E

E.1 E.2 E.3 E.4 E.5

3 10 4 5
Besar D
TINGKAT KEMUNGKINAN

D.1 D.2 D.3 D.4 D.5

7 11 1 2 9
Sedang C

C.1 C.2 C.3 C.4 C.5

6 8 12
Kecil B

B.1 B.2 B.3 B.4 B.5

Sangat Kecil A

A.1 A.2 A.3 A.4 A.5


1 2 3 4 5

Tidak Signifikan Minor Medium Signifikan Malapetaka

SKALA DAMPAK

RISIKO EKSTREM:
3 Risiko keterbatasan kemampuan pendanaan RISIKO TINGGI:
4 Risiko keterlambatan penyelesaian proyek PLN dan IPP 1 Risiko perubahan tatanan/kebijakan pada sektor ketenagalistrikan
5 Risiko ketidakselarasan penyelesaian proyek pembangkit dan 2 Risiko tidak terlaksananya rasionalisasi TTL
jaringan 6 Risiko hambatan pada penyediaan dan pasokan energi primer non-BBM
10 Risiko kenaikan harga Energi Primer 7 Risiko pertumbuhan konsumsi tenaga listrik melampaui proyeksi
8 Risiko penurunan performance pembangkit eksisting
9 Risiko terjadinya bottlenecking sistem transmisi
11 Risiko lingkungan
12 Risiko terjadinya bencana alam

Gambar-23. Pemetaan Profil Risiko Jangka Panjang 2015 - 2024


Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

KESIMPULAN

Dengan menggunakan asumsi pertumbuhan ekonomi sepuluh tahun mendatang yaitu rata-rata
6,8% per tahun dan bergerak dari realisasi kebutuhan tenaga listrik tahun 2014, proyeksi penjualan
tenaga listrik pada tahun 2024 diperkirakan akan mencapai 464 TWh, atau mengalami pertumbuhan
rata-rata 8,7% selama 10 tahun mendatang. Beban puncak pada tahun 2024 diproyeksikan akan
mencapai 74.500 MW. Untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik tersebut, diprogramkan pemba-
ngunan pembangkit listrik baru untuk periode tahun 2015-2024 sebesar 70.100 MW.

Sejalan dengan pengembangan pembangkit tersebut, diperlukan pengembangan transmisi sepan-


jang 59 ribu kms, yang terdiri atas 5,8 ribu kms SUTET 500 kV AC, 1,5 ribu kms transmisi 500 kV
HVDC, 8,4 ribu kms transmisi 275 kV AC, 40,4 ribu kms SUTT 150 kV, 3,2 ribu kms SUTT 70 kV.
Penambahan trafo yang diperlukan adalah sebesar 145,4 ribu MVA yang terdiri atas 78,4 ribu MVA

44

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 44 8/27/2015 10:25:44 AM


trafo 150/20 kV, 2,5 ribu MVA 70/20 kV dan 34,7 ribu MVA trafo interbus IBT 500/150 kV, 20,6 ribu
MVA IBT 275/150 kV, 0,7 ribu MVA IBT 150/70 kV dan 5,0 MVA IBT 500/275 kV. Untuk mengantisi-
pasi pertumbuhan penjualan energi listrik untuk periode tahun 2015 - 2024 diperlukan tambahan
jaringan tegangan menengah 164,4 ribu kms, tegangan rendah 138,6 ribu kms dan kapasitas trafo
distribusi 42,5 ribu MVA.

Kebutuhan investasi pembangkit, penyaluran dan distribusi selama periode tahun 2015 - 2024 untuk
memenuhi kebutuhan sarana kelistrikan di Indonesia secara keseluruhan adalah sebesar US$ 132,2
miliar yang terdiri dari investasi pembangkit (termasuk IPP) sebesar US$ 97,0 miliar, investasi penya-
luran sebesar US$ 20,6 miliar dan investasi distribusi sebesar US$ 14,5 miliar.

Kebutuhan investasi PLN akan dipenuhi dari dana internal PLN, pinjaman/hutang dan Penyerta-
an Modal Negara (PMN). Mengingat kemampuan pendanaan internal PLN untuk investasi sangat
rendah sehingga sebagian besar investasi akan didanai dengan hutang dan PMN. Kebutuhan investa-
si PLN harus ditunjang dengan meningkatnya kemampuan Pendanaan Sendiri, dan menjaga rasio
hutang terhadap aset PLN agar dapat secara terus menerus mendukung perkembangan penyediaan
listrik. Peran PMN setiap tahun menjadi sangat penting karena secara politis sangat sulit menaikkan
tarif ke tingkat yang lebih tinggi dari pada BPP dalam waktu dekat.

Ringkasan Eksekutif RUPTL PT PLN (Persero) 2015-2024

45

LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 45 8/27/2015 10:25:44 AM


LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024).indd 48 8/27/2015 10:25:44 AM
LO Bk-3 Summary RUPTL (2015-2024) English.indd ii 8/27/2015 4:30:27 PM

Anda mungkin juga menyukai