dengan %SiO2 menjadi alkalik basalt dan sub alkalic basalt. Sub alkalic basalt
secara umum dapat dibagi lagi menjadi high alumina atau calc-alkali dan low K atau
tholeiitic basalt. Berdasarkan diagram AFM, maka dapat dipisahkan antara seri
tholeiitic dengan seri calk-alkali. Basalt tholeit umumnya memperlihatkan
kecenderungan pengkayaan unsur Fe pada awal diferensiasi, sementara itu calc alkali
cenderung memotong diagram dalam kaitannya dengan penekanan pengkayaan Fe
pada awal kristalisasi oksida Fe-Ti.
Sementara itu Green (1980) dalam Wilson (1991) menyatakan bahwa
tingginya kandungan Ni antara 250 – 300 ppm serta Cr antara 500 – 600 ppm
mengindikasikan magma berasal dari mantel bumi. Menurut Wilson (1991), magma
primer yang terbentuk pada mantel atas tersusun oleh mineral olivin + orthopiroksin
+ klinopiroksin ± garnet ± spinel, dengan Mg > 0.7, Ni > 400 – 500 ppm, Cr > 1000
ppm dan Si O2 tidak lebih dari 50 %. Menurut Carmichael (1974), proses kristalisasi
batuan beku dapat menghasilkan kristal berukuran besar sehingga penentuan
komposisi mineral dapat dilakukan dengan menggunakan mikroskop, komposisi
mineral yang didapatkan dengan cara ini disebut mode. Sedangkan pada batuan beku
volkanik dimana kristalnya sangat halus, maka penentuan komposisi mineral
menggunakan mikroskop sedikit mengalami kesulitan, oleh karena itu penentuan
komposisinya menggunakan analisa geokimia yang disebut dengan norm. Dalam
perhitungan norm, komponen oksida dalam batuan yang diperoleh dari analisa kimia
dikombinasikan secara sederhana dalam urutan tetap dan bertahap untuk membentuk
komponen mineral normatif. Urutan kombinasi oksida ini dirumuskan sedemikian
rupa sehingga mineral normatif yang terbentuk mendekati komposisi mineral
sebenarnya (mode) dalam batuan yang mengkristal secara lambat pada temperatur
rendah.( Anshori, 2007).
Tabel 1.1. Tipe batuan beku dan sifat-sifatnya (Nelson, 2003)
Sumber: https://wingmanarrows.files.wordpress.com/2012/05/capturef.jpg
Mauna Loa-
1. Hawai Sangat cair Rendah Sangat dangkal
Mauna Kea
Sangat cair
2. Stromboli Sedang Dangkal Vecuvius, Raung
Sangat
6. Pelle/ Kurang cair Dangkal Pelle
tinggi
Gambar 2.5
https://wingmanarrows.files.wordpress.com/2012/05/capturef.jpg
2.2.5 Trakit
viskositas rendah Lava ini akan mudah mengalir mengikuti lembah yang ada dan
mampu menyebar hingga mencapai jarak yang sangat jauh dari sumbernya apabila
lerengnya cukup besar, tipis dan magma yang keluar cukup banyak . (Noor, 2009)
Trakit biasanya digunakan untuk keperluan ornamen, seperti pembuatan lantai atau
ubin. Batuan ini juga digunakan sebagai penyusun dari bahan bangunan. Trakit
mempunyai kandungan orthoklas yang cukup dominan sehingga menyebabkan
batuan ini tidak tahan akan abrasi. Mempunyai kandungan K20 yang tinggi, sehingga
dapat digunakan untuk pupuk. Trakit banyak ditemukan di Bengkulu, Sumatera
Selatan, Lampung, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sulawesi selatan.
2.2.6 Andesit
Andesit berasal dari Magma yang biasanya meletus dari stratovolcanoes pada
lahar tebal yang mengalir, beberapa diantaranya penyebarannya dapat mencapai
beberapa kilometer. Magma Andesite dapat juga menghasilkan letusan seperti bahan
peledak yang kuat yang kemudian membentuk arus pyroclastic dan surges dan suatu
kolom letusan yang sangat besar. Andesites terbentuk pada temperatur antara 900 -
1,100oC . Di dalam andesit terdapat sekitar 52 dan 63 persen kandungan silika
(SiO2). Mineral-mineral penyusun Andesite yang utama terdiri dari plagioclase
feldspar dan juga terdapat mineral pyroxene ( clinopyroxene dan orthopyroxene) dan
hornblende dalam jumlah yang kecil.
Bentuk bongkah dengan ukuran yang masih dapat diangkat oleh manusia,
andesit dan basalt dimanfaatkan untuk fondasi rumah. Apabila akan dibentuk
menjadi batu candi (bentukan empat persegi panjang kubus dengan ukuran tertentu)
atau dibentuk menjadi batu tempel dengan ukuran tertentu, penggergajian sistem
basah pada balok hasil penambangan dapat dilakukan. Andesit dan basalt apabila
dimanfaatkan sebagai batu tempel/hiasan pada tembok luar/pengganti ttegel, dan
ditempatkan di luar (yang tidak terlindung dari hujan dan panas matahari) tidak ada
masalah karena kedua jenis batuan tersebut cukup resisten. Bentukan balok andesit
dan basalt apabila telah disentuh oleh seniman patung dengan rekayasa seni dapat
dlbentuk menjadi patung/relief yang tentu saja akan meningkatkan nilai jual'
Untuk keperluan lainnya, bongkah hasil peledakan yang ukurannya belum sesuai
dengan ukuran konsumen dapat dipecah lagi dengan palu atau alat mekanis
(breakerlcrusher) untuk disesuaikan ukurannya. Batu yang sudah sesuai ukurannya
dimuat dengan alat mleat (wheel loader) dan diangkut dengan truck ungkit ke
konsumen. Secara umum, kegiatan peremukan terdiri dari 3 kegiatan utama yaitu
peremukan, pengayakan dan pengangkutan. Sepertihalnya pasir andesit/pasir basalt
yang bersih (tidak tercampur bahan organik) baik digunakan untuk bahan adukan
beton. Ukuran splitumumnya digunakan untuk campuran beton dan aspal. Sedang
ukuran yang lebih besar digunakan sebagai pelapis jalan dan pondasi.
(Sukandarrumudi,2009)
2.2.3 Diorit
diferensiasi yang di tandai oleh penyelimutan plagioklas yang lebih asam kepada
yang lebih basa, dimana secara kimia di tandai menurunnya kadar Al2O3 dan CaO.
Di lain pihak dengan menurunnya unsur - unsur seperti FeO, Na2O, dan Al2O3 tidak
di ikuti di ikuti oleh K2O dan CaO dimana memperlihatkan kecenderungan terjadinya
suatu peningkatan terhadap suatu peningkatan terhadap unsur SiO2, sehingga pada
akhirnya akan memungkinkan mineral plagioklas lebih asam, terbentuknya k -
feldspar dan kuarsa.
Diorit umumnya digunakan bahan bangunan ataupun interior-interiornya
seperti lantai, paving, ornamen dan juga hiasan dinding. Diorit juga dapat digunakan
sebagai bahan perhiasan jika telah diolah terlebih dahulu. Selain itu diorit juga dapat
digunakan sebagai pengendali dari erosi dan alat drainase. Diorit dapat ditemukan di
Sumatera, Kalimantan dan Jawa Tengah, terutama di daerah Pemalang dan
Banjarnegara.
Daftar Pustaka
Anshori, Chusni.Jurnal Riset Geologi & Pertambangan Jilid 17 No.1 ( 2007) 37-50
Haryanto, 2003. Dahulu Buletin Teknologi Mineral, Jurnal Ilmu Kebumian
Teknologi Mineral. Volume: 16 (2).58-120
Noor, Djauhari.2009. Pengantar Geologi.Bogor: Pakuan University Press
Saleh , Andika Onassis. 2018. Petrografi Batuan Beku. Petografi Batuan Beku Asam
Intermediet, Batuan Beku Basa dan Ultrabasa.(5)
Suharwanto. 2019. Penuntun Praktikum Mineralogi Petrologi. Yogyakata:UPN
“ Veteran” Yogyakarta
Sukandurrumidi. 2009. Bahan galian Industri.Yogyakarta :Gadjah Mada
University Press