PENDAHULUAN
1
Menua (menjadi tua = aging) adalah suatu proses menghilangnya secara
perlahanlahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan
struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termasuk
infeksi) dan memperbaiki kerusakan yang terjadi. Kriteria kelompok lanjut usia menurut
Departemen Kesehatan RI, yaitu kelompok usia lebih dari 60 tahun. Sedangkan menurut
WHO, usia yang termasuk kelompok geriatri adalah lebih dari 65 tahun. Sejumlah
perubahan akan terjadi dengan bertambahnya usia, termasuk anatomi, fisiologi, psikologi,
dan juga sosiologi (Darmojo B. (2006).
Di kalangan para lansia, penurunan fungsi kognitif pun sering terjadi dan
merupakan penyebab terbesar terjadinya ketidakmampuan dalam melakukan aktivitas
normal sehari-hari, dan juga merupakan alasan tersering yang menyebabkan terjadinya
ketergantungan terhadap orang lain untuk merawat diri sendiri (care dependence) pada
lansia.
Untuk dapat menghindari terjadinya kekambuhan PPOK dan meningkatkan
kualitas hidup lansia, maka diperlukan perhatian dari keluarga dan petugas kesehatan
untuk mempengaruhi pasien dalam melaksanakan kepatuhan terhadap terapi penyakitnya.
Edukasi terhadap keluarga mengenai cara pencegahan kekambuhan penyakit pasien pun
sangat diperlukan. Hal ini yang menyebabkan penulis membuat laporan kasus ini dengan
menerapkan penatalaksanaan berupa patient-centered dan family approach pada lansia.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mengetahui dan memahami konsep dan asuhan keperawatan pada lansia yang
mengalami COPD.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui dan memahami definisi dari COPD/PPOK
2. Mengetahui dan memahami klasifikasi dari COPD/PPOK
3. Mengetahui dan memahami etiologi dari COPD/PPOK
4. Mengetahui dan memahami patofisiologi dari COPD/PPOK
5. Mengetahui dan memahami manifestasi klinis dari COPD/PPOK
6. Mengetahui dan memahami komplikasi dari COPD/PPOK
7. Mengetahui dan memahami derajat dari COPD/PPOK
8. Mengetahui dan memahami askep dari COPD/PPOK
2
BAB II
LANDASAN TEORI
6
BAB III
TINJAUAN KASUS
3.1 Kasus
Tn.R, 68 thn, beragama islam datang ke IGD dengan keluhan pusing, sesak napas
dan batuk, pasien mengatakan 1 bulan terakhir tiap pagi batuk-batuk sampai dahak keluar
semua. Pasien memiliki riwayat merokok sejak umur 20 tahun. Keluarga mengatakan
pasien adalah pensiunan pegawai laboratorium parfum disalah satu perusahaaan asing di
Indonesia. Pasien Merasa Sesak napas bila menaiki tangga.2 hari terakhir, pasien
mengeluh demam, batuk, pilek, pusing, dan sesak napas.keluarga pasien mengatakan nafsu
makan pasien tidak ada masalah, pasien makan 3x dalam sehari. Selama sakit keluarga
pasien mengatakan pasien kurang nyenyak tidur karena sering terbangun saat batuk dan
napas sesak serta rasa tidak nyaman akibat demam dan mengakibatkan pasien tampak
lemah. Keluarga pasien juga mengatakan Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai
riwayat penyakit menurun.Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan spirometri dan foto
thoraks, diagnose medis yang di tegakkan adalah PPOK st III. Pasien mendapatkan terapi
Oksigen, setelah stabil, terapi yang di berikan adalah codein 10 mg po 3x1 dan seretide
MDI tiap 6 jam tanda-tanda vital saat pasien MRS suhu 39oc, TD 140/90 mmhg, Nadi
100/menit,RR 25x/menit. Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik didapatkan suara nafas
tambahan yaitu ronki diseluruh lapang paru dan pasien terlihattidak mampu melakukan
batuk efektif.
A. Pengkajian
1. IDENTITAS
Identitas Pasien
Nama : Tn. R
Usia : 68 Th
Jenis kelamin : laki-laki
Status Pernikahan : kawin
Agama : islam
Alamat : semarang
Pekerjaan :-
Dx. Medis : PPOK
No RM :-
7
2. KELUHAN UTAMA
Pasien mengalami pusing sesak nafas dan batuk
3. RIWAYAT KESEHATAN
A. Riwayat Kesehatan Sekarang
2 hari terakhir pasien mengeluh demam, batuk pilek, pusing ,sesak nafas
B. Riwayat Kesehatan Dahulu
1 bulan terakhir tiap pagi batuk-batuk sampai dahak keluar semua, sesak nafas bila
menaiki tangga
C. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai riwayat penyakit menurun
4. POLA PENGKAJIAN FUNGSIONAL
A. Pola Persepsi-Managemen Kesehatan
Klien mengatakan bahwa kesehatan itu sangat penting dan berarti dalam kehidupan.
Maka dari itu keluarga Tn.R selalu membawa keluarga yang sakit berobat ke Rs
B. Pola Nurtisi –Metabolik
Sebelum sakit 1 porsi selalu habis dan selama dirumah sakit makan masih sama 1
porsi.
C. Pola Eliminasi
Klien mengatakan BAB dan BAK lancar tidak ada masalah. Saat sakit klien BAB
lancar tidak ada masalah.
D. Pola Latihan-Aktivitas
Penilaian Aktifitas
INDEKS KATZ
Nama Klien :
Usia :
Setting :
8
2 Menyiapkan pakaian, membuka, dan 1
mengeringkannya.
3 Memakan makanan yang telah disiapkan. 1
9
17 Melakukan aktivitas di waktu luang (kegiatan 1
keagamaan, sosial, rekreasi, olah raga, dan
menyalurkan hobi)
JUMLAH POIN MANDIRI 13
Analisis hasil:
Point: 13-17 : Mandiri
Point: 0-12 : ketergantungan
Dari hasil pengkajian indeks katz dikategorikan klien masuk dalam indeks katz A
10
Jawaban : Joko Widodo
10 Coba hitung terbalik dari angka 20 ke 1? V
Jawaban :20 19 18 17 16 15 13 12 11 10 9 8 7 6 5
4321
JUMLAH BENAR 8 2
F. Pola Istirahat-Tidur
Sebelum sakit klien mengatakan tidur kurang lebih 7-8 jam dalam sehari tidur siang 1
jam tidak ada gangguan dalam pola istirahat tidur.
Saat sakit pasien mengatakan tidur kurang nyenyak karena sering batuk
G. Pola Konsep Diri-persepsi Diri
Klien mengatakan tidak malu dengan keadaannya saat ini pasien yakin akan bisa
melakukan aktivitas sehari- hari.
H. Pola Peran dan Hubungan
Klien dapaat berkomunikasi dengan baik pada keluarga perawat dan dokter.
I. Pola Keyakinan Dan Nilai
Klien beragama Islam dan melaksanakan ibadah 5 waktu, tapi selama sakit pasien
melakukan ibadah dan berdoa diatas tempat tidurnya selama sakit.
5. PEMERIKSAAN FISIK
A. Tanda- Tanda Vital
TD : 140/90 mmHg
RR : 25 x/i
Nadi : 100x/i
Suhu : 38 C
B. Pemeriksaan Head To Toe
1. Kepala
Mesochepal, rambut putih bersih, tidak ada ketombe
2. Mata
Kedua mata sembab, kedua kelopak mata bawah terlihat hitam, kedua mata
simetris, sclera tidak ikterik, tidak menggunakan alat bantu penglihatan.
11
3. Hidung
Lubang hidung simetris, tidak ada polip, bersih, tidak ada secret, dan dapat
mencium bau dengan baik.
4. Mulut dan tenggorokan
Warna bibir coklat pucat
Mukosa bibir lembab
Mukosa mulut merah muda
Gusi normal/perdarahan (-)
Lidah merah muda
Pembengkakan tonsil (-)
Gangguan bicara (-)
- Palpasi :
Nyeri tekan (-)
Massa (-)
5. Telinga
Simetris, bersih, tidak ada serumen, tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
6. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid
7. Dada
Thorak :
Inspiksi : simetris, adanya bentuk dada seperti tong (adultchest), terlihat
meninggikan bahu untuk bernafas, pengembangan dada kiri dan kanan sama,
menggunakan otot bantu pernapasan
Palpasi : vocal fremitus sama kanan dan kiri
Perkusi : bunyi pekak
Auskultasi : bunyi nafas rokhi pada seluruh lapang dada.
Jantung :
Inspiksi : simetris, ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba, teraturdan tidak terlalu kuat
Perkusi : bunyi pekak, tidak ada pelebaran
Auskultasi : bunyi jantung murni. Tidak ada suara tambahan
8. Abdomen :
Inspiksi : simetris, tidak ada luka operasi
12
Auskultasi : peristaltic usus 8 x/menit
Perkusi : timpani
Palpasi : tidak ada nyeri tekan
9. Genetalia
Bersih,tidak terpasang kateter
10. Integmumen
Tidak ada lesi, kulit terlihat keriput
11. Ekstermitas
Pemeriksaan kekuatan otot
5 5
5 5
Skala aktivitas mandiri
Ekstermitas atas : ekstermitas kanan atas dapat bergerak bebas, sedangkan kiri
terpasang infuse RL 20tpm.
Ekstermitas bawah : tidak ada udema, pasien dapat bergerak bebas
C. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan spirometri dan foto thorax (+) PPOK ST III
Terapi yang di dapat
Oksigen, setelah stabil, terapi yang diberikan codein 10 mg po 3x1 dan seretide MDI
tiap 6 jam
ANALISA DATA
13
hari lalu demam, pilek, Tidak bisa batuk efektif
pusing dan sesak nafas.
DIAGNOSA
1. Ketidak efektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan riwayat merokok
ditandai dengan sputum dalam jumlah yang berlebihan
2. Hipertermi berhubungan dengan penyakit ditandai dengan kulit kemerahan dan
kulit teraba hangat
3. Gangguan pola tidur ditandai dengan ketidakpuasan tidur, dan sering terbangun
saat tidur.
14
INTERVENSI
15
dengan tepat
b. Monitor tanda dan
gejala hipertermi
3. Terapi
a. Pertahankan
kepatenan jalan
nafas
b. Konsultasi dengan
tenaga kesehatan
lain mengenai
penggunaan oksigen
tambahan selama
kegiatan dan / tidur.
16
(4) darah nadi dan
f. Tekanan darah sistolik respirasi sesuai
dari deviasi berat kisaran kebutuhan
normal(1) ke deviasi c. Berikan pengobatan
ringan dari kisaran normal antipiretik sesuai
(4) kebutuhan.
g. Tekanan darah diastolic
dari deviasi berat kisaran
normal(1) ke deviasi
ringan dari kisaran normal
(4)
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Penyakit paru-paru obstrutif kronis (PPOK) merupakan suatu istilah yang sering
digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama yang ditandai
oleh adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya. Adapun
pendapat lain mengenai PPOK adalahkondisi ireversibel yang berkaitan dengan dispnea
saat aktivitas dan penurunan aliran masuk dan keluar udara paru-paru.
Pada kasus yang telah dilampirkan pada bab 3 di dapatkan Tn.R, 68 tahun, datang
IGD dengan keluhan pusing, sesak napas dan batuk, pasien mengatakan 1 bulan terakhir
tiap pagi batuk-batuk sampai dahak keluar semua. Merasa sesak napas bila menaiki
tangga.2 hari terakhir, pasien mengeluh demam, batuk, pilek, pusing, dan sesak
napas.Keluarga pasien mengatakan nafsu makan pasien tidak ada masalah, pasien makan
3x dalam sehari. Selama sakit keluarga pasien mengatakan pasien kurang nyenyak tidur
karena sering terbangun saat batuk dan napas sesak dan juga disebabkan rasa tidak
nyaman akibat demam..Dan juga keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga
yang mempunyai riwayat penyakit menurun.
Dilihat dari keluhan yang disampaikan serta tanda dan gejala yang subjektif
maupun objektif selaras dengan tanda dan gejala pada teori yaitu : malfungsi kronis pada
sistem pernafasan yang manifestasi awalnya ditandai dengan batuk-batuk dan produksi
dahak khususnya yang muncul di pagi hari. Napas pendek sedang yang berkembang
menjadi nafas pendek akut. Jika dikaji lebih lanjut maka tanda gejala yang timbul pada
pasien sudah bisa tergolong pada derajat 3 yaitu : PPOK berat dengan gejala sesak lebih
18
berat, penurunan aktivitas, rasa lelah dan serangan eksasernasi semakin sering dan
berdampak pada kualitas hidup pasien.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Penyakit paru-paru obstrutif kronis (PPOK) merupakan suatu istilah yang sering
digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru yang berlangsung lama yang ditandai
oleh adanya respons inflamasi paru terhadap partikel atau gas yang berbahaya. Faktor-
faktor yang menyebabkan penyakit Paru Obstruksi Kronik (PPOK) yaitu kebiasaan
merokok, polusi udara, paparan debu,asap dangas-gas kimiawi, faktor Usia dan jenis
kelamin, infeksi sistem pernafasan akut, seperti peunomia, bronkitis, asma, dan
kurangnya alfa anti tripsin.POK terbagi 4 derat yaitu derajat I (PPOK Ringan) dengan
gejala batuk kronik dan produksi sputum ada tetapi tidak sering. Pada derajat ini pasien
sering tidak menyadari bahwa menderita PPOK.Derajat II (PPOK Sedang) dengan gejala
sesak mulai dirasakan saat aktivitas dan kadang ditemukan gejala batuk dan produksi
sputum.Pada derajat ini biasanya pasien mulai memeriksakan kesehatannya.Derajat III
(PPOK Berat) dengan gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah dan
serangan eksasernasi semakin sering dan berdampak pada kualitas hidup pasien.Derajat
IV (PPOK Sangat Berat) dengan gejala di atas ditambah tanda-tanda gagal napas atau
gagal jantung kanan dan ketergantungan oksigen.Pada derajat ini kualitas hidup pasien
memburuk dan jika eksaserbasi dapat mengancam jiwa biasanya disertai gagal napas
kronik. Dari kasus yang kelompok dapat pasien sudah bisa tergolong pada derajat 3 yaitu
: PPOK berat dengan gejala sesak lebih berat, penurunan aktivitas, rasa lelah dan
serangan eksasernasi semakin sering dan berdampak pada kualitas hidup pasien.
5.2 Saran
19
Semoga dengan adanya makalah ini, diharapkan kita dapat mengetahui lebih banyak
tentang asuhan keperawatan padaa lansia denan COPD/PPOK dan dapat memberikan
pengetahuan dan manfaat khususnya bagi mahasiswa keperawatan dan tenaga medis
lainnya.
20