Abdullah
E-mail: abdullah_tiens@yahoo.co.id
dan
Herlin Arisanti
Fakultas Ekonomi, Universitas Bengkulu, Indonesia
Abstract––The study examines the effects of organization culture, organisaton commitment, and The
result shows that there is no effect of organization culture and the effect of organization on
organization commitment perfomances. Furthemore, public accountability has effect on organization
perfomence. Organization culture has also effect on public accauntability.
akan hak dan kewajibannya dalam organisasi organisasi dan komitmen organisasi terhadap
tanpa melihat jabatan dan kedudukan akuntabilitas publik? 4). Apakah budaya
masing-masing individu, karena pencapaian organisasi dan komitmen organisasi melalui
tujuan organisasi merupakan hasil kerja akuntabilitas publik berpengaruh terhadap
semua anggota organisasi yang bersifat kinerja organisasi?
kolektif. Hal tersebut membuktikan bahwa
akuntabilitas pun sangat diperlukan sebagai Landasan Teoritis
Budaya Organisasi
pertanggunjawaban kinerja setiap individu
Dalam kehidupan masyarakat sehari-
tersebut.
hari tidak terlepas dari ikatan budaya.
Peneliti meneliti kembali apa yang
Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat
telah dilakukan oleh Prasetyono dan
yang bersangkutan, baik dalam keluarga,
Nurul (2007) yang menelaah tentang analisis
organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya
kinerja organisasi berdasarkan budaya
membedakan masyarakat satu dengan yang
organisasi, komitmen organisasi dan
lain dalam berinteraksi dan bertindak
akuntabilitas publik, dengan populasi data
menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya
penelitian seluruh Rumah Sakit Daerah
mengikat anggota kelompok masyarakat
(RSD) di Jawa Timur, dengan menggunakan
menjadi satu kesatuan pandangan yang
pendekatan balanced scorecard. Sedangkan
menciptakan keseragaman berperilaku atau
peneliti meneliti instansi pemerintah yang
bertindak (Robert dan Angelo, 2005).
berfokus pada pelayanan kepada satuan
Dalam Karina (2007) beberapa ahli
kerja-satuan kerja yang terkait dengan
menjelaskan bahwa: a). Robbins (1996)
mengukur kinerja organisasi melalui unit-
menyatakan bahwa budaya organisasi
unit organisasi dalam Kantor Wilayah adalah suatu persepsi bersama yang
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Bengkulu dianut oleh anggota-anggota organisasi
dengan karyawan sebagai responden. itu; b). Schein (1992) menyatakan budaya
Berdasarkan alasan tersebut di atas, organisasi adalah pola dasar yang diterima
dalam penelitian ini responden yang oleh organisasi untuk bertindak dan
diambil adalah karyawan tetap pada memecahkan masalah, membentuk
Kanwil Dirjen Perbendaharaan Provinsi karyawan yang mampu beradaptasi
Bengkulu Indonesia, dan akan diteliti dengan lingkungan dan mempersatukan
yang berkaitan dengan pengaruh budaya anggota-anggota organisasi. Untuk itu
organisasi, komitmen organisasi dan harus diajarkan kepada anggota termasuk
akuntabilitas publik terhadap kinerja organisasi. anggota yang baru sebagai suatu cara
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang benar dalam mengkaji, berpikir dan
masalah yang diteliti dapat dirumuskan merasakan masalah yang dihadapi; c).
sebagai berikut :1).Apakah ada pengaruh Menurut Wood, et al (2001), budaya
antara budaya organisasi dan komitmen organisasi adalah sistem yang dipercayai
organisasi terhadap kinerja organisasi? dan nilai yang dikembangkan oleh
2). Apakah ada pengaruh antara akuntabilitas organisasi di mana hal itu menuntun
publik terhadap kinerja organisasi? 3). perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
Apakah ada pengaruh antara budaya
Abdullah dan Herlin Arisanti
120
seorang individu memiliki komitmen kepada orang dan pihak lain yang memiliki
organisasi yang tinggi, maka pencapaian kewenangan.
tujuan organisasi menjadi hal penting bagi Hopwood dan Tomkins (1984) dalam
organisasi tersebut, sebaliknya individu Mahmudi (2005), menguraikan dimensi-
dengan komitmen organisasi yang rendah dimensi akuntabilitas di sektor publik
akan memiliki perhatian yang rendah pula adalah a). Akutabilitas hukum dan kejujuran
dan cenderung untuk memenuhi kepentingan (Accountability for probity and legality); b).
pribadi. Dapat disimpulkan bahwa dengan Akuntabiltas manajerial (manajerial
adanya komitmen yang tinggi dalam diri accountability); c). Akuntabilitas program
individu maka semakin tinggi kepeduliannya (program accountability); d). Akuntabilita
terhadap organisasi sehingga individu kebijakan (policy accountability); dan e).
tersebut akan terus berusaha untuk Akuntabilitas keuangan (financial accountability)
menjadikan organisasinya kearah yang lebih
Media Akuntabilitas
baik. Media akuntabilitas yang memadai
Akuntabilitas Publik dapat berbentuk laporan yang dapat
Akuntabilitas secara harfiah dalam mengekspresikan pencapaian suatu tujuan
bahasa Inggris biasa disebut dengan melalui pengelolaan sumber daya suatu
accountability yang diartikan sebagai organisasi. Pencapaian tujuan merupakan
“yang dapat dipertanggungjawabkan” salah satu ukuran kinerja individu maupun
atau dalam kata sifat disebut sebagai unit organisasi. Tujuan tersebut dapat
accountable (Mahmudi,2005). Akuntabilitas dilihat dalam rencana stratejik organisasi,
merupakan kewajiban pihak pemegang rencana kinerja, dan program kerja
amanah (dewan/agent) untuk memberikan tahunan, dengan tetap berpegangan pada
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, Rencana Jangka Panjang dan Menengah
dan mengungkapkan segala aktivitas dan (RJPM) dan Rencana Kerja Pemerintah
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya (RKP). Media akuntabilitas lain yang
kepada pihak pemberi amanah (masyarakat/ cukup efektif dapat berupa laporan tahunan
principal) yang memiliki hak dan kewenangan tentang pencapaian tugas pokok fungsi dan
untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. target-target serta aspek penunjangnya
seperti aspek keuangan, aspek sarana dan
Konsep Akuntabilitas Publik prasarana, aspek sumber daya manusia dan
Mahmudi (2005) mengatakan bahwa
lain-lain. Dengan adanya akuntabilitas
akuntabilitas berbeda dengan konsep
publik yang baik dan memadai maka
responsibilitas, Akuntabilitas dapat dilihat
kinerja organisasi pun dapat terarah dengan
sebagai salah satu elemen dalam
jelas sesuai dengan rencana yang telah
responsibiltas. Akuntabilitas juga berarti
ditetapkan.
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
apa yang telah dilakukan atau tidak Kinerja Organisasi
dilakukan oleh seseorang, sedangkan Kinerja juga berarti prestasi kerja,
responsibilitas merupakan akuntabilitas yang prestasi penyelenggaraan sesuatu. Dengan
berkaitan dengan kewajiban menjelaskan demikian kinerja organisasi merupakan
Abdullah dan Herlin Arisanti
122
melaporkan, dan mengungkapkan segala kinerja organisasi pada RSD di Jawa Timur,
aktivitas dan kegiatan kepada pihak dengan menggunakan analisis jalur untuk
pemberi amanah (principal) (Mardiasmo, mengindikasikan hubungan budaya
2004). Hal tersebut sesuai dengan hasil organisasi, komitmen organisasi dan
penelitian Prasetyono dan Nurul (2007) akuntabilitas publik terhadap kinerja
yang menyatakan bahwa budaya organisasi RSD dapat lebih optimal jika didukung
berpengaruh secara positif dan signifikan dengan budaya organisasi dan komitmen
terhadap akuntabilitas publik. Berdasarkan organisasi serta adanya akuntabilitas publik
teori tersebut, hipotesis yang dirumuskan yang baik pula. Berdasarkan penelitian
adalah: tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan
H4: Terdapat pengaruh yang positif adalah :
antara budaya organisasi terhadap H6: Terdapat pengaruh yang positif antara
akuntabilitas publik budaya organisasi terhadap kinerja
organisasi melalui akuntabilitas publik
Pengaruh komitmen organisasi terhadap
akuntabilitas publik Pengaruh komitmen organisasi terhadap
Robbins (1996) mengemukakan bahwa kinerja organisasi melalui akuntabilitas
komitmen karyawan pada organisasi merupakan publik
salah satu sikap yang mencerminkan Akuntabilitas adalah perwujudan
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
perasaan suka atau tidak suka seorang
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
karyawan terhadap organisasi tempat dia
misi organisasi dalam mencapai suatu
bekerja. Komitmen organisasi menunjukkan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
pertanggungjawaban dari seseorang dalam
melalui suatu media pertanggungjawaban,
mengidentifikasi keterlibatannya dalam
yang dilaksanakan secara periodik
suatu organisasi. Dengan adanya rasa ikut
(Supriyono, 2002). Komitmen organisasi
memiliki, maka timbul suatu tanggungjawab
menunjukkan pertanggung jawaban dari
untuk menjalankan kewajibannya dengan
seseorang dalam mengidentifikasi kinerjanya
baik pula, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam suatu organisasi. Berdasarkan penjelasan
komitmen organisasi dapat mempengaruhi
tersebut, dirumuskan hipotesis:
akuntabilitas publik. Berdasarkan teori
H7: Terdapat pengaruh yang positif
tersebut maka hipotesis yang dirumuskan antara komitmen organisasi terhadap
adalah: kinerja organisasi melalui akuntabilitas
H5: Terdapat pengaruh yang positif publik
antara komitmen organisasi terhadap
Metode Penelitian
akuntabilitas publik Berdasarkan hipotesis di atas maka
dapat digambarkan model penelitian yang
Pengaruh budaya organisasi terhadap menunjukkan hubungan antara budaya
kinerja organisasi melalui akuntabilitas
publik organisasi, komitmen organisasi dan
Prasetyono dan Nurul (2007) meneliti akuntabilitas publik terhadap kinerja
analisis budaya organisasi, komitmen organisasi.
organisasi dan akuntabilitas publik terhadap
0,387. Karena nilai probabilitas lebih publik terhadap kinerja organisasi memiliki
besar dari 0,05 maka hipotesis 1 ditolak. pengaruh yang signifikan dengan nilai
Dengan demikian variabel budaya organisasi koefisien jalur sebesar 0,507 dan signifikan
tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja pada p-value 0,000. Karena nilai probabilitas
organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis 3
budaya organisasi memberikan kontribusi diterima. Dengan demikian variabel
yang rendah terhadap kinerja organisasi akuntabilitas publik memiliki pengaruh
pada Kanwil Dirjen PBN Bengkulu. terhadap kinerja organisasi. Hal ini dapat
Dengan demikian sangat tergantung disimpulkan bahwa pertanggungjawaban
pada keterpaduan, konsensus nilai dan sangat berpengaruh terhadap kinerja
komitmen individual terhadap tujuan bersama. organisasi karena untuk mencegah timbulnya
Pengujian hipotesis kedua adalah moral hazard dalam kinerja suatu organisasi
menguji hubungan komitmen organisasi diperlukan saluran-saluran akuntabilitas
terhadap kinerja organisasi. Hasil yang bersistem dengan baik sehingga
perhitungan ditunjukkan pada Tabel 5. sistem tersebut dapat mencegah berbagai
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa bentuk penyimpangan yang mungkin terjadi.
komitmen organisasi terhadap kinerja Pengujian hipotesis keempat adalah
organisasi memiliki hubungan yang lemah menguji pengaruh budaya organisasi
dan tidak signifikan dengan nilai koefisien terhadap akuntabilitas publik. Hasil
jalur sebesar -0,006 dan signifikan pada p- perhitungan ditunjukkan pada Tabel 7.
value -0,033. Karena nilai probabilitas Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa
lebih besar dari 0,05 maka hipotesis 2 budaya organisasi terhadap akuntabilitas
ditolak. Dengan demikian variabel publik memiliki pengaruh yang signifikan
komitmen organisasi tidak memiliki pengaruh dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,281
terhadap kinerja organisasi. Ini menunjukkan dan signifikan pada p-value 0,048.
bahwa hipotesis kedua ditolak sehingga Karena nilai probabilitas lebih kecil dari
terlihat bahwa komitmen organisasi yang 0,05 maka hipotesis 4 diterima. Dengan
demikian variabel budaya organisasi
dimiliki oleh tiap karyawan Kanwil Dirjen
memiliki pengaruh terhadap akuntabilitas
PBN Bengkulu memberikan kontribusi
publik. Sehingga budaya yang ada di
terhadap pencapaian kinerja organisasi
dalam organisasi menuntut para karyawan
yang belum optimal hal ini dapat terjadi
untuk dapat bekerja dengan baik yang
dikarenakan ada faktor-faktor tertentu
pada akhirnya akan berpengaruh positif
yang mempengaruhinya, faktor konflik
terhadap akuntabilitas publik.
peran dan stress kerja dapat menjadi indikator
Pengujian hipotesis kelima adalah
menurunnya komitmen terhadap organisasi.
menguji pengaruh komitmen organisasi
Pengujian hipotesis ketiga adalah
terhadap akuntabilitas publik. Hasil
menguji pengaruh akuntabilitas terhadap
perhitungan ditunjukkan pada Tabel 8.
kinerja organisasi. Hasil perhitungan
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa
ditunjukkan pada Tabel 6. Berdasarkan
komitmen organisasi terhadap akuntabilitas
Tabel 6 dapat dilihat bahwa akuntabilitas
publik memiliki pengaruh yang tidak
Abdullah dan Herlin Arisanti
129
signifikan dengan nilai koefisien jalur (0,507*0,228) dan signifikan pada p-value
sebesar 0,228 dan signifikan pada p- 0,000 dan 0,112. Tabel 10 terlihat nilai
value 0,112. Karena nilai probabilitas probabilitas akuntabilitas publik lebih kecil
lebih besar dari 0,05 maka hipotesis 5 dari 0,05 sedangkan nilai probabilitas
ditolak. Dengan demikian variabel komitmen organisasi lebih besar dari 0,05
komitmen organisasi tidak memiliki maka hal ini menunjukkan bahwa hipotesis
pengaruh terhadap akuntabilitas publik. 7 ditolak. Dengan demikian variabel komitmen
Ini menunjukkan bahwa pengaruh komitmen organisasi memiliki pengaruh yang lemah
organisasi pada Kanwil Dirjen PBN dan tidak signifikan terhadap kinerja
Bengkulu masih rendah terhadap organisasi melalui akuntabilitas publik
akuntabilitas publik. sebagai variabel intervening. Ini berarti
Pengujian hipotesis keenam adalah motivasi kerja dan akuntabilitas publik
menguji pengaruh antara budaya sebagai variabel intervening memiliki
organisasi terhadap kinerja organisasi pengaruh yang berbeda dalam memediasi
melalui akuntabilitas publik. Hasil perhitungan antara komitmen organisasi terhadap
ditunjukkan pada Tabel 9. Berdasarkan kinerja organisasi.
Tabel 9 dapat dilihat bahwa budaya
Analisis Pengaruh
organisasi memiliki pengaruh positif Nilai koefisien jalur (path analysis)
terhadap kinerja organisasi dengan nilai merupakan koefisien standardized regresi.
koefisien jalur sebesar 0,142 (0,507*0,281) Koefisien jalur dihitung dengan membuat
dan signifikan pada p-value 0,000 dan persamaan regresi yang menunjukkan
0,048. Karena nilai probabilitas budaya hubungan yang dihipotesiskan. Koefisien
organisasi dan akuntabilitas publik lebih jalur menunjukkan pengaruh langsung
kecil dari 0,05 maka hal ini menunjukkan dan tidak langsung pada variabel budaya
bahwa hipotesis 6 diterima. Dengan organisasi, komitmen organisasi, akuntabilitas
demikian variabel budaya organisasi publik dan kinerja organisasi dapat
memiliki pengaruh yang positif dan secara rinci dilihat pada Tabel 11.
signifikan terhadap kinerja organisasi Pengaruh langsung variabel budaya
melalui akuntabilitas publik sebagai variabel organisasi memiliki nilai 0,134, sedangkan
intervening. Hal ini berarti tercapainya untuk pengaruh tidak langsungnya memilki
peningkatan kualitas kerja sedikit banyak nilai 0,142 sehingga dapat dinyatakan
pasti dipengaruhi oleh budaya organisasi. bahwa nilai koefisien variabel budaya
Pengujian hipotesis ketujuh adalah organisasi secara tidak langsung lebih besar
menguji pengaruh antara komitmen dari nilai koefisien variabel budaya
organisasi terhadap kinerja organisasi organisasi secara langsung maka, akuntabilitas
melalui akuntabilitas publik. Hasil publik dapat digunakan sebagai variabel
perhitungan ditunjukkan pada Tabel 10. intervening.
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa Pengaruh langsung variabel komitmen
komitmen organisasi memiliki pengaruh organisasi memiliki nilai -0,006, sedangkan
positif terhadap kinerja organisasi dengan untuk pengaruh tidak langsungnya memilki
nilai koefisien jalur sebesar 0,115 nilai 0,115 sehingga dapat dinyatakan bahwa
Abdullah dan Herlin Arisanti
130
Allen J, Natalie & Meyer, John P. 1990. Mahmudi. 2005. Analisis Laporan Keuangan
The Measurement and Antecedents Pemerintah Daerah, Sekolah Tinggi
of Affective, Continuance and Normative Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.
Comitment to The Organization. Journal
of Occupational Psychology. Vol 63 Mardiasmo, 2004, Akuntansi Sektor Publik,
Edisi II, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Anna, M. (2006) Analisis Pengaruh Kepuasan
Kerja Dan Komitmen Organisasi Peraturan Menteri Keuangan Republik
Terhadap Semangat Kerja Karyawan Indonesia Nomor 101/ PMK.01/2008
PT. Agung Darma Intra Surakarta
Prasetyono. 2007. Analisis Kinerja Rumah
Anonymous; 1999; Akuntabilitas; Tim Sakit Daerah Dengan Pendekatan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Balanced Scorecard Berdasarkan
Pemerintah; BPKP; Jakarta Komitmen Organisasi, Pengendalian
Intern Dan Penerapan Prinsip-prinsip
Budiwibowo, Triyono. 2004. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG).
Strategi Kompetitif, Motivasi dan
Budaya Kerja Terhadap Hubungan Simposium Nasional Akuntansi. IAI.
Antara Komitmen Organisasi Kepada Makassar.
Karyawan Dengan Kinerja Organisasi.
Prasetyono dan Nurul. 2007. Analisis Kinerja
Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Rumah Sakit Daerah Berdasarkan Budaya
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Organisasi, Komitmen Organisasi dan
Kantor Wilayah Provinsi Bengkulu. 2008. Akuntabilitas Publik. Makalah disajikan
www.kanwil.bengkulu@perbendahar pada SNA XI, Pontianak.
aan.go.id
Republik Indonesia, 2008. Laporan
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Multivariate dengan program SPSS. tahun 2008. Kementrian Keuangan
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang. Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku
Organisasi: Konsep, Kontroversi,
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2005. Applikasi, Edisi Bahasa Indonesia
PT. Prenhallindo, Jakarta.
Akuntansi Keprilakuan. Jakarta:
Salemba Empat
Rospida, Lela. 2005. Analisis Perbedaan
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Komitmen Organisasi Berdasarkan
2002. Metode Penelitian Bisnis Karakteristik Individual (Studi Kasus
Pada Karyawan Rumah Sakit
Raflesia Bengkulu), Tesis Megister
Abdullah dan Herlin Arisanti
132
Budaya
organisasi
Akuntabilitas Kinerja
publik organisasi
Komitmen
organisasi