Anda di halaman 1dari 17

Jurnal Ekonomi dan Bisnis

Vol. 9, No. 2 Agustus 2010: 118–134

Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen


Organisasi dan Akuntabilitas Publik
terhadap Kinerja Organisasi

Abdullah
E-mail: abdullah_tiens@yahoo.co.id
dan
Herlin Arisanti
Fakultas Ekonomi, Universitas Bengkulu, Indonesia

Abstract––The study examines the effects of organization culture, organisaton commitment, and The
result shows that there is no effect of organization culture and the effect of organization on
organization commitment perfomances. Furthemore, public accountability has effect on organization
perfomence. Organization culture has also effect on public accauntability.

Keywords: organization culture, organization commitment, public accountability, organization perfomance

Wacana tentang good governance maupun pengeluaran negara. Baik dari


(pemerintahan yang baik) saat ini sangat tahap penyiapan/penyelesaian dokumen
marak dibicarakan. Masyarakat menuntut pelaksanaan anggaran, pelaksanaan APBN
agar sistem pengelolaan negara dan sampai pada tahap pertanggungjawaban
pengelolaan keuangan dapat dijalankan atas pelaksanaan APBN.
secara transparan dan bertanggungjawab. Dirjen Perbendaharaan Provinsi
Governance tidak hanya berarti sebagai Bengkulu sebagai kantor pelayanan
suatu kegiatan, tetapi juga mengandung arti publik dituntut untuk dapat melayani
pengurusan, pengelolaan, pengarahan, publik dengan baik tanpa mempersulit
pembinaan, penyelenggaraan dan bisa juga pelayanan birokrasinya. Budaya organisasi
diartikan pemerintahan. Dengan semakin sangat berpengaruh terhadap perilaku para
meningkatnya tuntutan masyarakat anggota organisasi karena sistem nilai
terhadap penyelenggaraan pemerintahan dalam budaya organisasi dapat dijadikan
yang bersih, pemerintah pun terdorong acuan perilaku manusia dalam organisasi
untuk mengembangkan dan menerapkan yang berorientasi pada pencapaian tujuan
sistem pertanggungjawaban yang jelas, atau hasil kinerja yang ditetapkan, sehingga
tepat, teratur dan efektif. jika budaya organisasi baik, maka tidak
Direktorat Jenderal Perbendaharaan mengherankan jika anggota organisasi
(Dirjen PBN) sebagai unit eselon 1 di adalah orang-orang yang baik dan berkualitas
lingkungan Kementrian Keuangan yang pula. Dengan demikian budaya organisasi
melaksanakan fungsi Menteri Keuangan baik secara langsung maupun tidak
sebagai Bendahara Umum Negara langsung akan berpengaruh terhadap
memiliki peran strategis dalam menunjang kinerja organisasi.
keberhasilan tugas Kementrian Keuangan Faktor pendukung untuk terciptanya
secara keseluruhan. Keterlibatan Dirjen manajemen kinerja yang baik diperlukan
Perbendaharaan hampir di seluruh tahapan juga komitmen yang dimiliki oleh setiap
siklus APBN, baik berkaitan penerimaan individu. Komitmen tersebut dapat tercipta
apabila individu dalam organisasi sadar
119

akan hak dan kewajibannya dalam organisasi organisasi dan komitmen organisasi terhadap
tanpa melihat jabatan dan kedudukan akuntabilitas publik? 4). Apakah budaya
masing-masing individu, karena pencapaian organisasi dan komitmen organisasi melalui
tujuan organisasi merupakan hasil kerja akuntabilitas publik berpengaruh terhadap
semua anggota organisasi yang bersifat kinerja organisasi?
kolektif. Hal tersebut membuktikan bahwa
akuntabilitas pun sangat diperlukan sebagai Landasan Teoritis
Budaya Organisasi
pertanggunjawaban kinerja setiap individu
Dalam kehidupan masyarakat sehari-
tersebut.
hari tidak terlepas dari ikatan budaya.
Peneliti meneliti kembali apa yang
Ikatan budaya tercipta oleh masyarakat
telah dilakukan oleh Prasetyono dan
yang bersangkutan, baik dalam keluarga,
Nurul (2007) yang menelaah tentang analisis
organisasi, bisnis maupun bangsa. Budaya
kinerja organisasi berdasarkan budaya
membedakan masyarakat satu dengan yang
organisasi, komitmen organisasi dan
lain dalam berinteraksi dan bertindak
akuntabilitas publik, dengan populasi data
menyelesaikan suatu pekerjaan. Budaya
penelitian seluruh Rumah Sakit Daerah
mengikat anggota kelompok masyarakat
(RSD) di Jawa Timur, dengan menggunakan
menjadi satu kesatuan pandangan yang
pendekatan balanced scorecard. Sedangkan
menciptakan keseragaman berperilaku atau
peneliti meneliti instansi pemerintah yang
bertindak (Robert dan Angelo, 2005).
berfokus pada pelayanan kepada satuan
Dalam Karina (2007) beberapa ahli
kerja-satuan kerja yang terkait dengan
menjelaskan bahwa: a). Robbins (1996)
mengukur kinerja organisasi melalui unit-
menyatakan bahwa budaya organisasi
unit organisasi dalam Kantor Wilayah adalah suatu persepsi bersama yang
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Bengkulu dianut oleh anggota-anggota organisasi
dengan karyawan sebagai responden. itu; b). Schein (1992) menyatakan budaya
Berdasarkan alasan tersebut di atas, organisasi adalah pola dasar yang diterima
dalam penelitian ini responden yang oleh organisasi untuk bertindak dan
diambil adalah karyawan tetap pada memecahkan masalah, membentuk
Kanwil Dirjen Perbendaharaan Provinsi karyawan yang mampu beradaptasi
Bengkulu Indonesia, dan akan diteliti dengan lingkungan dan mempersatukan
yang berkaitan dengan pengaruh budaya anggota-anggota organisasi. Untuk itu
organisasi, komitmen organisasi dan harus diajarkan kepada anggota termasuk
akuntabilitas publik terhadap kinerja organisasi. anggota yang baru sebagai suatu cara
Berdasarkan latar belakang di atas maka yang benar dalam mengkaji, berpikir dan
masalah yang diteliti dapat dirumuskan merasakan masalah yang dihadapi; c).
sebagai berikut :1).Apakah ada pengaruh Menurut Wood, et al (2001), budaya
antara budaya organisasi dan komitmen organisasi adalah sistem yang dipercayai
organisasi terhadap kinerja organisasi? dan nilai yang dikembangkan oleh
2). Apakah ada pengaruh antara akuntabilitas organisasi di mana hal itu menuntun
publik terhadap kinerja organisasi? 3). perilaku dari anggota organisasi itu sendiri.
Apakah ada pengaruh antara budaya
Abdullah dan Herlin Arisanti
120

Dapat disimpulkan bahwa yang mengerahkan usaha keras demi kepentingan


dimaksud dengan budaya organisasi organisasi; 3) Keinginan yang kuat untuk
dalam penelitian ini adalah sistem nilai memelihara hubungan yang kuat dengan
organisasi yang dianut oleh anggota organisasi.
organisasi, yang kemudian mempengaruhi
cara bekerja dan perilaku para anggota Komponen Komitmen Organisasi
Allen dan Meyer (1990) membagi
organisasi. Dalam masyarakat, budaya
komitmen organisasi menjadi tiga komponen
organisasi mempengaruhi nilai-nilai/etika
yaitu: 1). Komitmen afektif yang menjelaskan
individu, sikap-sikap, asumsi-asumsi
bahwa seseorang memiliki keterkaitan
dan harapan-harapan individu. Perpaduan
secara emosional untuk mengidentifikasi
budaya masyarakat dan budaya organisasional
diri dan merasakan keterlibatan secara
dapat menghasilkan dinamika didalam
langsung dalam suatu organisasi. Komitmen
suatu organisasi.
ini disifati oleh kepercayaan yang kuat
Karakteristik Budaya Organisasi terhadap tujuan organisasi, dan keinginan
Robert dan Angelo (2005) menyebutkan untuk melaksanakan usaha-usaha dengan
tiga definisi karakteristik budaya organisasi baik yang dipertimbangkan akan memberi
yang penting. Pertama, budaya organsasi manfaat bagi kepentingan organisasi. 2).
diberikan kepada para karyawan baru Komitmen kontinuan ini mengacu pada
melalui proses sosialisasi. Kedua, budaya biaya-biaya yang timbul sehubungan
organisasi mempengaruhi perilaku kita di dengan persepsi pegawai tentang kerugian
tempat kerja. Ketiga, budaya organisasi yang akan dihadapinya jika pegawai
berlaku pada dua tingkat yang berbeda. tersebut meninggalkan organisasinya. Dengan
Misalkan, bila sebuah perusahaan benar- kata lain karyawan tersebut tinggal di
benar menyediakan layanan berkualitas organisasi tersebut karena dia membutuhkan
tinggi, para karyawan akan lebih cenderung organisasi tersebut. 3). Komitmen normatif
menyesuaikan perilaku merespons protes ini mengacu pada kewajiban moral yang
konsumen dengan cepat. Para karyawan dirasakan pegawai untuk tetap berada dalam
dapat memberikan layanan berkualitas suatu organisasi. Dengan kata lain karyawan
tinggi karena pengalamannya saat mereka bertahan menjadi anggota suatu organisasi
berinteraksi dengan para pelanggan. karena memiliki kesadaran bahwa komitmen
Komitmen Organisasi terhadap organisasi memang seharusnya
Meyer et al, (1993) dalam Rospida dilakukan.
(2005), menyatakan komitmen organisasi Komitmen organisasi akan tercipta
adalah derajat sejauh mana keterlibatan jika adanya tanggung jawab yang besar
seseorang dalam organisasinya dan kekuatan dari personil organisasi terhadap pekerjaan
identifikasinya terhadap suatu organisasi yang diberikan padanya, Oleh karena itu
tertentu, komitmen ditandai dengan tiga komitmen organisasi akan menimbulkan
hal yaitu 1) Suatu kepercayaan yang kuat rasa ikut memiliki (sense of belonging)
terhadap tujuan-tujuan dan nilai-nilai bagi pekerja terhadap organisasi (Abdullah,
organisasi; 2) Kesiapan dan kesediaan untuk 2005). Luthans (1998) menyebutkan jika

Abdullah dan Herlin Arisanti


121

seorang individu memiliki komitmen kepada orang dan pihak lain yang memiliki
organisasi yang tinggi, maka pencapaian kewenangan.
tujuan organisasi menjadi hal penting bagi Hopwood dan Tomkins (1984) dalam
organisasi tersebut, sebaliknya individu Mahmudi (2005), menguraikan dimensi-
dengan komitmen organisasi yang rendah dimensi akuntabilitas di sektor publik
akan memiliki perhatian yang rendah pula adalah a). Akutabilitas hukum dan kejujuran
dan cenderung untuk memenuhi kepentingan (Accountability for probity and legality); b).
pribadi. Dapat disimpulkan bahwa dengan Akuntabiltas manajerial (manajerial
adanya komitmen yang tinggi dalam diri accountability); c). Akuntabilitas program
individu maka semakin tinggi kepeduliannya (program accountability); d). Akuntabilita
terhadap organisasi sehingga individu kebijakan (policy accountability); dan e).
tersebut akan terus berusaha untuk Akuntabilitas keuangan (financial accountability)
menjadikan organisasinya kearah yang lebih
Media Akuntabilitas
baik. Media akuntabilitas yang memadai
Akuntabilitas Publik dapat berbentuk laporan yang dapat
Akuntabilitas secara harfiah dalam mengekspresikan pencapaian suatu tujuan
bahasa Inggris biasa disebut dengan melalui pengelolaan sumber daya suatu
accountability yang diartikan sebagai organisasi. Pencapaian tujuan merupakan
“yang dapat dipertanggungjawabkan” salah satu ukuran kinerja individu maupun
atau dalam kata sifat disebut sebagai unit organisasi. Tujuan tersebut dapat
accountable (Mahmudi,2005). Akuntabilitas dilihat dalam rencana stratejik organisasi,
merupakan kewajiban pihak pemegang rencana kinerja, dan program kerja
amanah (dewan/agent) untuk memberikan tahunan, dengan tetap berpegangan pada
pertanggungjawaban, menyajikan, melaporkan, Rencana Jangka Panjang dan Menengah
dan mengungkapkan segala aktivitas dan (RJPM) dan Rencana Kerja Pemerintah
kegiatan yang menjadi tanggungjawabnya (RKP). Media akuntabilitas lain yang
kepada pihak pemberi amanah (masyarakat/ cukup efektif dapat berupa laporan tahunan
principal) yang memiliki hak dan kewenangan tentang pencapaian tugas pokok fungsi dan
untuk meminta pertanggungjawaban tersebut. target-target serta aspek penunjangnya
seperti aspek keuangan, aspek sarana dan
Konsep Akuntabilitas Publik prasarana, aspek sumber daya manusia dan
Mahmudi (2005) mengatakan bahwa
lain-lain. Dengan adanya akuntabilitas
akuntabilitas berbeda dengan konsep
publik yang baik dan memadai maka
responsibilitas, Akuntabilitas dapat dilihat
kinerja organisasi pun dapat terarah dengan
sebagai salah satu elemen dalam
jelas sesuai dengan rencana yang telah
responsibiltas. Akuntabilitas juga berarti
ditetapkan.
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
apa yang telah dilakukan atau tidak Kinerja Organisasi
dilakukan oleh seseorang, sedangkan Kinerja juga berarti prestasi kerja,
responsibilitas merupakan akuntabilitas yang prestasi penyelenggaraan sesuatu. Dengan
berkaitan dengan kewajiban menjelaskan demikian kinerja organisasi merupakan
Abdullah dan Herlin Arisanti
122

suatu prestasi kerja dan proses amanah/tanggung jawab/kinerja. Dengan


penyelenggaraan tujuan organisasi yang demikian, penetapan kinerja ini merupakan
ingin dicapai. Dalam konteks penilaian suatu janji kinerja yang akan diwujudkan
ini, yang dimaksud dengan kinerja ialah oleh seorang pejabat penerima amanah
melihat sampai sejauh mana prestasi kepada atasan langsungnya. Penetapan
dalam pelaksanaan tugas pada Kanwil kinerja ini akan menggambarkan capaian
Dirjen PBN dalam mencapai tujuan yang kinerja yang akan diwujudkan oleh suatu
telah ditetapkan. Sehingga tingkat pencapaian instansi pemerintah/unit kerja dalam suatu
pelaksanaan suatu kegiatan dan program tahun tertentu dengan mempertimbangkan
dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi, sumber daya yang ada.
dan visi organisasi yang tertuang dalam Dalam Laporan Kinerja Instansi Pemerintah
perumusan skema strategis (strategic (2008) tujuan umum penyusunan penetapan
planning) suatu organisasi dapat tercapai. kinerja adalah 1). Intensifikasi pencegahan
Secara umum dapat juga dikatakan bahwa korupsi, 2). Peningkatan kualitas pelayanan
publik, dan 3). Percepatan untuk mewujudkan
kinerja merupakan usaha untuk mencapai
manajemen pemerintahan yang efektif,
suatu prestasi oleh organisasi dalam periode
transparan, dan akuntabel. Sedangkan
tertentu (Ikhsan & Muhammad, 2005).
tujuan khusus penyusunan penetapan kinerja
Tahapan kinerja di instansi pemerintah
adalah: 1). Meningkatkan akuntabilitas,
di mulai dari perencanaan, penetapan dan
transparansi, dan kinerja aparatur; 2).
pengukuran kinerja. Perencanaan kinerja
Sebagai wujud nyata komitmen antara
merupakan proses penjabaran dari sasaran
penerima amanah dengan pemberi amanah;
dan program yang telah ditetapkan dalam
dan 3). Sebagai dasar penilaian keberhasilan/
rencana stratejik (renstra). Rencana kinerja kegagalan pencapaian tujuan dan sasaran
menggambarkan kegiatan tahunan yang organisasi; 4). Menciptakan tolok ukur
akan dilaksanakan dengan indikator kinerja kinerja sebagai dasar evaluasi kinerja
beserta target-targetnya berdasarkan program, aparatur sebagai dasar pemberian reward
kebijakan, dan sasaran yang ditetapkan atau penghargaan dan sanksi. Pengukuran
dalam renstra. Target kinerja tahunan di kinerja merupakan suatu alat manajemen
dalam rencana kinerja ditetapkan untuk yang digunakan untuk meningkatkan
seluruh indikator kinerja yang ada pada kualitas pengambilan keputusan dan
tingkat sasaran dan kegiatan. akuntabilitas.
Target kinerja merupakan komitmen Setiap kegiatan organisasi harus dapat
bagi instansi untuk mencapainya dalam diukur dan dinyatakan keterkaitannya dengan
satu periode tahunan. Penetapan kinerja pencapaian arah organisasi di masa yang
adalah pernyataan tekad dan janji dalam akan datang yang dinyatakan dalam visi
bentuk kinerja yang akan dicapai, antara dan misi organisasi. Berhasil tidaknya
pimpinan instansi pemerintah/unit kerja pelaksanaan seluruh kegiatan organisasi
yang menerima amanah/tanggung jawab/ akan dipengaruhi oleh kinerja para
kinerja dengan pihak yang memberikan karyawan itu sendiri.

Abdullah dan Herlin Arisanti


123

Perumusan Hipotesis dalam kategori yang lemah dan signifikan


Pengaruh budaya organisasi terhadap terhadap kinerja RSD, ini menjelaskan
kinerja organisasi
Budaya organisasi merupakan komponen bahwa komitmen organisasi RSD di Jawa
yang sangat penting dalam meningkatkan Timur memberikan kontribusi terhadap
kinerja seorang karyawan (Triningsih, pencapaian kinerja RSD yang belum optimal.
2007). Dengan adanya budaya organisasi Penelitian ini mendukung penelitian
akan memudahkan karyawan dalam (Prasetyono, 2007) yang menemukan bahwa

menyesuaikan diri dengan lingkungan komitmen organisasi berpengaruh terhadap


kinerja organisasi. Berdasarkan penelitian
kerjanya dan membantu karyawan untuk
sebelumnya maka hipotesis yang dirumuskan
mengetahui tindakan apa yang seharusnya
adalah :
dilakukan sesuai dengan nilai-nilai yang
H2: Terdapat pengaruh yang positif antara
ada di dalam organisasi. Robbins (2002)
komitmen organisasi terhadap kinerja
berpendapat bahwa kinerja seorang karyawan organisasi
tergantung pada tingginya tingkat
pengetahuannya dengan memahami cara Pengaruh akuntabilitas publik terhadap
kinerja organisasi
yang benar untuk melakukan suatu Prasetyono dan Nurul (2007) menyatakan
pekerjaan. Berdasarkan hasil penelitian akuntabilitas publik berpengaruh terhadap
Prasetyono dan Nurul (2007), bahwa budaya kinerja RSD dengan pengaruh yang lemah
organisasi berpengaruh terhadap kinerja dan tidak signifikan. Ini menunjukkan
dengan pengaruh yang rendah, ini menunjukkan bahwa akuntabilitas bukan menjadi faktor
bahwa budaya organisasi memberikan utama dalam penciptaan kinerja RSD.
kontribusi yang rendah terhadap pencapaian Mahmudi (2005) juga menyatakan media
kinerja RSD di Jawa Timur. Berdasarkan akuntabilitas yang baik dan memadai akan
hasil studi sebelumnya, maka hipotesis dapat mengekspresikan pencapaian tujuan.
yang dirumuskan adalah : Berdasarkan penelitian terdahulu, maka
H1: Terdapat pengaruh yang positif hipotesis yang dirumuskan adalah :
antara budaya organisasi terhadap
H3: Terdapat pengaruh yang positif
kinerja organisasi
antara akuntabilitas publik terhadap
kinerja organisasi
Pengaruh antara komitmen organisasi
terhadap kinerja organisasi Pengaruh budaya organisasi terhadap
Triyono (2004) meneliti pengaruh akuntabilitas publik
strategi kompetitif, motivasi, dan budaya Widjaja (1997) menjelaskan budaya
kerja terhadap hubungan antara komitmen organisasi adalah sistem nilai, kepercayaan
organisasi kepada karyawan dan kinerja dan norma-norma yang terdapat dalam
organisasi. Hasil penelitian menunjukkan suatu organisasi. Budaya organisasi dapat
bahwa komitmen organisasi kepada karyawan mempertinggi atau memperendah efektivitas
memberikan kontribusi positif terhadap yang ada pada nilai kepercayaan dan
kinerja melalui peningkatan motivasi kerja. norma-norma suatu organisasi. Sedangkan
Penelitian yang dilakukan Prasetyono dan Akuntabilitas publik merupakan kewajiban
Nurul (2007) menyatakan bahwa komitmen pihak pemegang amanah (agent) untuk
organisasi berpengaruh terhadap kinerja memberikan pertanggungjawaban, menyajikan,
Abdullah dan Herlin Arisanti
124

melaporkan, dan mengungkapkan segala kinerja organisasi pada RSD di Jawa Timur,
aktivitas dan kegiatan kepada pihak dengan menggunakan analisis jalur untuk
pemberi amanah (principal) (Mardiasmo, mengindikasikan hubungan budaya
2004). Hal tersebut sesuai dengan hasil organisasi, komitmen organisasi dan
penelitian Prasetyono dan Nurul (2007) akuntabilitas publik terhadap kinerja
yang menyatakan bahwa budaya organisasi RSD dapat lebih optimal jika didukung
berpengaruh secara positif dan signifikan dengan budaya organisasi dan komitmen
terhadap akuntabilitas publik. Berdasarkan organisasi serta adanya akuntabilitas publik
teori tersebut, hipotesis yang dirumuskan yang baik pula. Berdasarkan penelitian
adalah: tersebut, maka hipotesis yang dirumuskan
H4: Terdapat pengaruh yang positif adalah :
antara budaya organisasi terhadap H6: Terdapat pengaruh yang positif antara
akuntabilitas publik budaya organisasi terhadap kinerja
organisasi melalui akuntabilitas publik
Pengaruh komitmen organisasi terhadap
akuntabilitas publik Pengaruh komitmen organisasi terhadap
Robbins (1996) mengemukakan bahwa kinerja organisasi melalui akuntabilitas
komitmen karyawan pada organisasi merupakan publik
salah satu sikap yang mencerminkan Akuntabilitas adalah perwujudan
kewajiban untuk mempertanggungjawabkan
perasaan suka atau tidak suka seorang
keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan
karyawan terhadap organisasi tempat dia
misi organisasi dalam mencapai suatu
bekerja. Komitmen organisasi menunjukkan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan,
pertanggungjawaban dari seseorang dalam
melalui suatu media pertanggungjawaban,
mengidentifikasi keterlibatannya dalam
yang dilaksanakan secara periodik
suatu organisasi. Dengan adanya rasa ikut
(Supriyono, 2002). Komitmen organisasi
memiliki, maka timbul suatu tanggungjawab
menunjukkan pertanggung jawaban dari
untuk menjalankan kewajibannya dengan
seseorang dalam mengidentifikasi kinerjanya
baik pula, sehingga dapat disimpulkan bahwa
dalam suatu organisasi. Berdasarkan penjelasan
komitmen organisasi dapat mempengaruhi
tersebut, dirumuskan hipotesis:
akuntabilitas publik. Berdasarkan teori
H7: Terdapat pengaruh yang positif
tersebut maka hipotesis yang dirumuskan antara komitmen organisasi terhadap
adalah: kinerja organisasi melalui akuntabilitas
H5: Terdapat pengaruh yang positif publik
antara komitmen organisasi terhadap
Metode Penelitian
akuntabilitas publik Berdasarkan hipotesis di atas maka
dapat digambarkan model penelitian yang
Pengaruh budaya organisasi terhadap menunjukkan hubungan antara budaya
kinerja organisasi melalui akuntabilitas
publik organisasi, komitmen organisasi dan
Prasetyono dan Nurul (2007) meneliti akuntabilitas publik terhadap kinerja
analisis budaya organisasi, komitmen organisasi.
organisasi dan akuntabilitas publik terhadap

Abdullah dan Herlin Arisanti


125

Jenis penelitian yang diteliti adalah bagian-bagiannya. Dalam instrumen ini


penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif responden akan ditanyai yang mengenai
merupakan penelitian terhadap masalah- pertanggungjawaban mereka, dengan
masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu menggunakan skala likert tujuh poin dari
populasi (Indriantoro dan Supomo, 2002). secara signifikan di bawah rata-rata hingga
secara signifikan di atas rata-rata. Dimana
Variabel Independen 1,2 adalah kinerja minimal, 3,4,5 adalah
Budaya organisasi, Pertanyaan yang
kinerja sedang, dan 6,7 adalah kinerja
terkait dengan budaya organisasi dalam
maksimal. Hasil uji kuisioner yang akan
kuisioner ini merupakan pertanyaan
diolah adalah rata-rata setiap bagian
deskriptif mengenai serangkaian nilai dan
pertanyaan.
norma perilaku yang terkait dan berlaku
untuk seluruh bagian organisasi, terdapat
Metode Pengambilan Sampel,
delapan belas item pertanyaan dengan Pemilihan sampel penelitian yang
menggunakan skala Likert lima poin, menggunakan purposive sampling. Adapun
dengan skala nilai untuk pernyataan STS kriteria pengambilan sampel yaitu pegawai/
adalah 1 poin, TS adalah 2 poin, N adalah 3 staf yang bekerja pada Kantor Wilayah
poin, S adalah 4 poin dan SS adalah 5 poin. Direktorat Jenderal Perbendaharaan Provinsi
Bengkulu sebagai pegawai tetap dan
Komitmen organisasi
Komitmen organisasi, Pertanyaan bertugas pada bagian terkait.
terdiri atas sembilan item pertanyaan Prosedur pengumpulan data. Sebelum
dengan menggunakan skala likert lima melakukan penelitian, peneliti melakukan
poin yang menunjukkan nilai skor jawaban Uji kuisioner sebagai pilot project, yang
untuk masing-masing pertanyaan, dengan diujikan kepada 27 orang mahasiswa
skala nilai untuk pernyataan STS adalah 1 Magister Manajemen (MM) Universitas
poin, TS adalah 2 poin, N adalah 3 poin, S Bengkulu (UNIB). Peneliti mengambil
adalah 4 poin dan SS adalah 5 poin. mahasiswa MM sebagai responden dalam uji
kuisioner ini karena peneliti mengasumsikan
Variabel Intervening 1 bahwa sebagian besar mahasiswa yang
Akuntabilitas publik, Instrumen yang
kuliah di MM UNIB telah bekerja di
digunakan terdiri atas 10 item pertanyaan
instansi pemerintah sehingga mereka dapat
dengan menggunakan skala likert lima
mewakili responden sebenarnya yang akan
poin, yang mana pernyataan STS adalah
peneliti uji nantinya.
1poin, TS adalah 2 poin, N adalah 3 poin,
Peneliti terlebih dahulu melakukan
S adalah 4 poin dan SS adalah 5 poin.
uji kuisioner demi mendapatkan ketepatan
Variabel Dependen dan kehandalan data dengan menggunakan
Kinerja organisasi akan diukur dua macam pengujian yaitu: 1). Uji
dengan menggunakan instrumen self rating Validitas digunakan untuk mengukur sah
yang dikembangkan oleh Mahoney (1963) atau valid tidaknya suatu kuisioner.
dalam Wasisto dan Sholihin (2004) yang Mengukur tingkat validitas dalam penelitian
terdiri atas lima item pertanyaan dengan ini dilakukan dengan menghitung korelasi

Abdullah dan Herlin Arisanti


126

antara skor masing-masing butir pertanyaan disimpulkan bahwa sebenarnya analisis


dengan skor setiap konstruknya Uji validitas jalur merupakan kepanjangan dari analisis
dalam penelitian ini menggunakan metode regresi berganda.
pearson correlation. Apabila korelasi antar Pengujian hipotesis ini dibantu dengan
skor masing-masing butir pertanyaan dengan alat analisis SPSS versi 15.0. Persamaan
total skor tiap konstruknya signifikan analisis regresi didapatkan dari nilai
pada level 0,05 maka pertanyaan tersebut Unstandardized Coefficients B sedangkan
dikatakan valid. 2). Reliabilitas adalah alat untuk melihat analisis jalur persamaan
untuk mengukur sesuatu kuisioner yang dapat diketahui dari nilai Standardized
merupakan indikator dari variabel atau Coefficients Beta untuk mengetahui nilai
konstruk (Ghozali, 2005). Suatu kuisioner koefisien jalur tertentu signifikan atau
dikatakan reliabel atau handal jika jawaban tidak dapat dilihat dari nilai signifikasi
seseorang terhadap pertanyaan adalah pada nilai t. Jika nilai signifikasi t lebih
konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan
Uji asumsi klasik dilakukan untuk bahwa tidak terdapat pengaruh yang
mengetahui apakah model regresi yang signifikan pada jalur tersebut.
dibuat dapat digunakan sebagai alat
pendeteksi yang baik. Uji asumsi klasik Teknik Pengujian Hipotesis
Model 1 untuk menganalisis hipotesis 1
yang akan dilakukan, yaitu uji normalitas
dan 2 yaitu menguji pengaruh budaya
bertujuan untuk menguji apakah variabel
organisasi dan komitmen organisasi terhadap
terikat dan variabel bebas dalam model
kinerja organisasi, menggunakan persamaan:
regresi mempunyai distribusi normal atau
K adalah b1 BO + b2 KO + e1 (1)
tidak. Uji normalitas pada penelitian ini
dilakukan dengan uji statistik dengan Model 2 untuk pengujian hipotesis 3 yaitu
menggunakan One Sample Kolmogorov- pengaruh akuntabilitas publik terhadap
Smirnov Test pada alpha sebesar 5 persen. kinerja organisasi maka digunakan persamaan:
Jika nilai signifikan dari pengujian K adalah b3 AP + e2 (2)
Kolmogorov-Smirnov Test lebih dari 0,05
(5 persen) berarti data terdistribusi normal. Model 3 untuk pengujian hipotesis 4 dan
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk menguji 5 dengan menggunakan analisis jalur:
apakah model regresi yang dibangun ada AP adalah b4 BO + b5 KO + e3 (3)
korelasi antar variabel independen (Ghozali,
2005). Model 4 untuk pengujian hipotesis 6 dan
Uji Hipotesis. Retherford (1993) 7 tentang pengaruh budaya organisasi
dalam Sasongko (2002) menyatakan (BO), komitmen organisasi (KO) dan
bahwa: analisis jalur ialah suatu teknik akuntabilitas publik (AP) terhadap kinerja
untuk menganalisis hubungan sebab akibat organisasi (K). Pengujian hipotesis dianalisis
yang terjadi pada regresi berganda jika dengan persamaan regresi:
variabel bebasnya mempengaruhi variabel K adalah b6 BO + b7 KO + b8 AP + e 4 (4)
tergantung tidak hanya secara langsung di mana: K adalah Kinerja organisasi,
tetapi juga secara tidak langsung. Dapat KO adalah Komitmen organisasi, BO
Abdullah dan Herlin Arisanti
127

adalah Budaya organisasi, AP adalah dengan Pearson correlation. Berikut hasil


Akuntabilitas publik, e1..e4 adalah Standar error, uji reliabilitas dan validitas.
b1, b2 , b3, b4, b5, b6, b7, b adalah Koefisien jalur. Tabel 1 menunjukkan bahwa data
kuisioner yang digunakan adalah valid,
Hasil Penelitian dan Pembahasan hal ini dapat dilihat dari nilai Pearson
Deskripsi Data
Kuisioner disebarkan langsung kepada correlation yang signifikan. Tabel 1 juga
responden pada Kanwil Dirjen PBN Bengkulu. menunjukkan bahwa kuisioner adalah
Kuisioner yang disebarkan sebanyak 57 reliabel, hal ini ditunjukkan dengan nilai
kuisioner (100 persen) dan yang dikembalikan Cronbach alpha > 0,60 (Nunnaly, 1969
sebanyak 55 kuisioner (96,49 persen), sebanyak dalam Ghozali, 2005)
5 kuisioner (3,51 persen) tidak dapat di
ikutsertakan dalam analisis karena pengisian Uji Asumsi Klasik
Uji Normalitas Data
yang tidak lengkap, oleh karena itu jumlah Hasil pengujian normalitas data dengan
data yang bisa diolah untuk analisis menggunakan uji One Sampel Kolmogorov
sebanyak 50 kuisioner (87,71 persen). Smirnov Test dapat dilihat pada tabel 2.
Pada tabel tersebut dapat terlihat bahwa
Deskripsi Responden
Struktur organisasi pada Kanwil Dirjen nilai signifikasi data arah untuk seluruh
PBN Provinsi Bengkulu terdiri dari empat variabel lebih besar dari nilai alpha 0,05 (5
bidang yaitu, Bagian Umum berjumlah 24 persen). Dengan demikian semua variabel
orang, Bidang Pelaksanaan Anggaran dalam penelitian ini terdistribusi secara
berjumlah 18 orang, Bidang Pembinaan normal.
Perbendaharaan berjumlah sembilan orang,
Uji Multikolinearitas
Bidang Akuntansi dan Pelaporan berjumlah Tabel 3 menunjukkan multikolinieritas
enam orang, Pegawai honor berjumlah 3 memiliki nilai VIF dibawah 10 dan nilai
orang, Kepala Bidang terdiri dari tiga orang toleransinya lebih besar dari 0,10. Dengan
serta 1 Kepala Kantor. Responden dalam demikian semua variabel dalam penelitian
penelitian ini adalah karyawan bagian umum, ini dinyatakan bebas dari multikolinearitas
bidang Pelaksanaan Anggaran, bidang
Pembinaan, bidang Perbendaharaan Uji Hipotesis
Akuntansi dan Pelaporan pada Kanwil Pengujian seluruh hipotesis dalam
Dirjen PBN provinsi Bengkulu yang penelitian ini menggunakan path analysis.
berjumlah 55 orang berdasarkan kuisioner Pengujian hipotesis pertama adalah menguji
yang kembali. hubungan budaya organisasi terhadap
kinerja organisasi. Hasil perhitungan
Uji Kualitas Data ditunjukkan pada Tabel 4. Berdasarkan
Uji Validitas dan Reabilitas. Untuk Tabel 4 dapat dilihat bahwa budaya
menguji kualitas data dalam penelitian ini organisasi terhadap kinerja organisasi
digunakan uji reliabilitas yaitu teknik memiliki hubungan yang lemah dan tidak
Cronbach alpha dan uji validitas yaitu signifikan dengan nilai koefisien jalur
sebesar 0,134 dan signifikan pada p-value
Abdullah dan Herlin Arisanti
128

0,387. Karena nilai probabilitas lebih publik terhadap kinerja organisasi memiliki
besar dari 0,05 maka hipotesis 1 ditolak. pengaruh yang signifikan dengan nilai
Dengan demikian variabel budaya organisasi koefisien jalur sebesar 0,507 dan signifikan
tidak memiliki pengaruh terhadap kinerja pada p-value 0,000. Karena nilai probabilitas
organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis 3
budaya organisasi memberikan kontribusi diterima. Dengan demikian variabel
yang rendah terhadap kinerja organisasi akuntabilitas publik memiliki pengaruh
pada Kanwil Dirjen PBN Bengkulu. terhadap kinerja organisasi. Hal ini dapat
Dengan demikian sangat tergantung disimpulkan bahwa pertanggungjawaban
pada keterpaduan, konsensus nilai dan sangat berpengaruh terhadap kinerja
komitmen individual terhadap tujuan bersama. organisasi karena untuk mencegah timbulnya
Pengujian hipotesis kedua adalah moral hazard dalam kinerja suatu organisasi
menguji hubungan komitmen organisasi diperlukan saluran-saluran akuntabilitas
terhadap kinerja organisasi. Hasil yang bersistem dengan baik sehingga
perhitungan ditunjukkan pada Tabel 5. sistem tersebut dapat mencegah berbagai
Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa bentuk penyimpangan yang mungkin terjadi.
komitmen organisasi terhadap kinerja Pengujian hipotesis keempat adalah
organisasi memiliki hubungan yang lemah menguji pengaruh budaya organisasi
dan tidak signifikan dengan nilai koefisien terhadap akuntabilitas publik. Hasil
jalur sebesar -0,006 dan signifikan pada p- perhitungan ditunjukkan pada Tabel 7.
value -0,033. Karena nilai probabilitas Berdasarkan Tabel 7 dapat dilihat bahwa
lebih besar dari 0,05 maka hipotesis 2 budaya organisasi terhadap akuntabilitas
ditolak. Dengan demikian variabel publik memiliki pengaruh yang signifikan
komitmen organisasi tidak memiliki pengaruh dengan nilai koefisien jalur sebesar 0,281
terhadap kinerja organisasi. Ini menunjukkan dan signifikan pada p-value 0,048.
bahwa hipotesis kedua ditolak sehingga Karena nilai probabilitas lebih kecil dari
terlihat bahwa komitmen organisasi yang 0,05 maka hipotesis 4 diterima. Dengan
demikian variabel budaya organisasi
dimiliki oleh tiap karyawan Kanwil Dirjen
memiliki pengaruh terhadap akuntabilitas
PBN Bengkulu memberikan kontribusi
publik. Sehingga budaya yang ada di
terhadap pencapaian kinerja organisasi
dalam organisasi menuntut para karyawan
yang belum optimal hal ini dapat terjadi
untuk dapat bekerja dengan baik yang
dikarenakan ada faktor-faktor tertentu
pada akhirnya akan berpengaruh positif
yang mempengaruhinya, faktor konflik
terhadap akuntabilitas publik.
peran dan stress kerja dapat menjadi indikator
Pengujian hipotesis kelima adalah
menurunnya komitmen terhadap organisasi.
menguji pengaruh komitmen organisasi
Pengujian hipotesis ketiga adalah
terhadap akuntabilitas publik. Hasil
menguji pengaruh akuntabilitas terhadap
perhitungan ditunjukkan pada Tabel 8.
kinerja organisasi. Hasil perhitungan
Berdasarkan Tabel 8 dapat dilihat bahwa
ditunjukkan pada Tabel 6. Berdasarkan
komitmen organisasi terhadap akuntabilitas
Tabel 6 dapat dilihat bahwa akuntabilitas
publik memiliki pengaruh yang tidak
Abdullah dan Herlin Arisanti
129

signifikan dengan nilai koefisien jalur (0,507*0,228) dan signifikan pada p-value
sebesar 0,228 dan signifikan pada p- 0,000 dan 0,112. Tabel 10 terlihat nilai
value 0,112. Karena nilai probabilitas probabilitas akuntabilitas publik lebih kecil
lebih besar dari 0,05 maka hipotesis 5 dari 0,05 sedangkan nilai probabilitas
ditolak. Dengan demikian variabel komitmen organisasi lebih besar dari 0,05
komitmen organisasi tidak memiliki maka hal ini menunjukkan bahwa hipotesis
pengaruh terhadap akuntabilitas publik. 7 ditolak. Dengan demikian variabel komitmen
Ini menunjukkan bahwa pengaruh komitmen organisasi memiliki pengaruh yang lemah
organisasi pada Kanwil Dirjen PBN dan tidak signifikan terhadap kinerja
Bengkulu masih rendah terhadap organisasi melalui akuntabilitas publik
akuntabilitas publik. sebagai variabel intervening. Ini berarti
Pengujian hipotesis keenam adalah motivasi kerja dan akuntabilitas publik
menguji pengaruh antara budaya sebagai variabel intervening memiliki
organisasi terhadap kinerja organisasi pengaruh yang berbeda dalam memediasi
melalui akuntabilitas publik. Hasil perhitungan antara komitmen organisasi terhadap
ditunjukkan pada Tabel 9. Berdasarkan kinerja organisasi.
Tabel 9 dapat dilihat bahwa budaya
Analisis Pengaruh
organisasi memiliki pengaruh positif Nilai koefisien jalur (path analysis)
terhadap kinerja organisasi dengan nilai merupakan koefisien standardized regresi.
koefisien jalur sebesar 0,142 (0,507*0,281) Koefisien jalur dihitung dengan membuat
dan signifikan pada p-value 0,000 dan persamaan regresi yang menunjukkan
0,048. Karena nilai probabilitas budaya hubungan yang dihipotesiskan. Koefisien
organisasi dan akuntabilitas publik lebih jalur menunjukkan pengaruh langsung
kecil dari 0,05 maka hal ini menunjukkan dan tidak langsung pada variabel budaya
bahwa hipotesis 6 diterima. Dengan organisasi, komitmen organisasi, akuntabilitas
demikian variabel budaya organisasi publik dan kinerja organisasi dapat
memiliki pengaruh yang positif dan secara rinci dilihat pada Tabel 11.
signifikan terhadap kinerja organisasi Pengaruh langsung variabel budaya
melalui akuntabilitas publik sebagai variabel organisasi memiliki nilai 0,134, sedangkan
intervening. Hal ini berarti tercapainya untuk pengaruh tidak langsungnya memilki
peningkatan kualitas kerja sedikit banyak nilai 0,142 sehingga dapat dinyatakan
pasti dipengaruhi oleh budaya organisasi. bahwa nilai koefisien variabel budaya
Pengujian hipotesis ketujuh adalah organisasi secara tidak langsung lebih besar
menguji pengaruh antara komitmen dari nilai koefisien variabel budaya
organisasi terhadap kinerja organisasi organisasi secara langsung maka, akuntabilitas
melalui akuntabilitas publik. Hasil publik dapat digunakan sebagai variabel
perhitungan ditunjukkan pada Tabel 10. intervening.
Berdasarkan Tabel 10 dapat dilihat bahwa Pengaruh langsung variabel komitmen
komitmen organisasi memiliki pengaruh organisasi memiliki nilai -0,006, sedangkan
positif terhadap kinerja organisasi dengan untuk pengaruh tidak langsungnya memilki
nilai koefisien jalur sebesar 0,115 nilai 0,115 sehingga dapat dinyatakan bahwa
Abdullah dan Herlin Arisanti
130

nilai koefisien variabel komitmen organisasi publik sebagai variabel intervening.


secara tidak langsung lebih besar dari nilai Artinya hipotesis ketujuh ditolak. Hasil
koefisien variabel komitmen organisasi perhitungan analisis pengaruh menunjukkan
secara langsung maka, akuntabilitas publik bahwa akuntabilitas publik dapat memediasi
dapat digunakan sebagai variabel intervening. pengaruh antara budaya organisasi terhadap
kinerja organisasi dengan pengaruh yang
Kesimpulan dan Saran positif dan signifikan dan memediasi
Berdasarkan hasil analisis menunjukkan
pengaruh antara komitmen organisasi
bahwa mempunyai pengaruh yang lemah
terhadap kinerja organisasi dengan
secara langsung antara budaya organisasi
pengaruh yang lemah dan tidak signifikan.
terhadap kinerja organisasi serta antara
Penelitian ini telah membuktikan
komitmen organisasi terhadap kinerja
variabel-variabel berpengaruh terhadap
organisasi. Hal ini menunjukkan bahwa
kinerja organisasi, dengan memiliki
hipotesis pertama dan kedua ditolak.
akuntabilitas yang tinggi terhadap organisasi
Temuan ini mendukung teori dari dan
maka kinerja karyawan dalam organisasi itu
Darma (2004). Hasil penelitian hipotesis
pun dapat meningkat. Untuk terwujudnya
ketiga menunjukkan bahwa akuntabilitas
suatu akuntabilitas yang tinggi maka perlu
publik berpengaruh positif dan signifikan
diciptakan suatu budaya organisasi yang
terhadap kinerja organisasi. Artinya
tinggi dan komitmen organisasi yang dapat
hipotesis ketiga diterima. Hasil penelitian
membuat para karyawan termotivasi untuk
hipotesis keempat menunjukkan bahwa
bekerja lebih baik lagi di organisasinya.
budaya organisasi berpengaruh positif
Keterbatasan yang terjadi dalam
dan signifikan terhadap akuntabilitas
penelitian ini adalah data penelitian ini
publik, sehingga hipotesis keempat diterima. diambil melalui kuisioner, sehingga persepsi
Hasil penelitian ini mendukung penelitian responden yang disampaikan belum
Prasetyono dan Nurul (2007). Hasil penelitian mencerminkan keadaan yang sesungguhnya.
terhadap hipotesis kelima menunjukkan Persepsi responden akan berbeda apabila
bahwa komitmen organisasi berpengaruh data yang diperoleh dengan melihat dan
terhadap akuntabilitas publik dengan melibatkan diri secara langsung di Kanwil
pengaruh yang lemah dan tidak signifikan, Dirjen PBN Bengkulu. Kemudian penelitian
sehingga hipotesis kelima ditolak. ini hanya meneliti satu instansi pemerintah
Hasil penelitian ini juga membuktikan saja sehingga tidak ada pembanding dengan
bahwa pengaruh budaya organisasi instansi lain.
mempunyai hubungan yang positif dan Oleh Karena terdapat keterbatasan
signifikan terhadap kinerja organisasi dalam penelitian ini, maka untuk penelitian
melalui akuntabilitas publik sebagai selanjutnya sebainya mempertimbangkan
variabel intervening. Artinya hipotesis antara lain: menambahkan kepala seksi
keenam diterima. Sedangkan pengaruh dan kepala bidang sebagai responden agar
komitmen organisasi mempunyai hubungan mendapat hasil yang lebih baik. Kemudian
yang lemah dan tidak signifikan terhadap dapat mengeksplorasi kembali variabel
kinerja organisasi melalui akuntabilitas lain seperti motivasi kerja atau kepuasan
Abdullah dan Herlin Arisanti
131

kerja yang mungkin berpengaruh pada Untuk Akuntansi dan Manajemen.


kinerja organisasi. Disamping itu juga dapat Edisi Pertama. BPFE. Yogyakarta.
mengembangkan kuisioner yang terbaru dan Inpres RI No.7 tahun 1999. Tentang
terkait dengan masalah yang akan dibahas Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah.

Referensi Karina. 2007. Rumah Belajar Psikologi.


(Online) (Diakses 20 Desember
Abdullah. 2005. Pengaruh Komitmen 2009) Web: http://www.google.com
terhadap Kepuasan Kerja Auditor:
Motivasi sebagai variabel intervening Luthans, F. 1998. Organizational Behavior,
(Studi Empiris pada Kantor BPK 7th ed, Mc.Graw-Hill International
Yogyakarta), UGM, Yogyakarta. Editions.

Allen J, Natalie & Meyer, John P. 1990. Mahmudi. 2005. Analisis Laporan Keuangan
The Measurement and Antecedents Pemerintah Daerah, Sekolah Tinggi
of Affective, Continuance and Normative Ilmu Manajemen YKPN, Yogyakarta.
Comitment to The Organization. Journal
of Occupational Psychology. Vol 63 Mardiasmo, 2004, Akuntansi Sektor Publik,
Edisi II, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Anna, M. (2006) Analisis Pengaruh Kepuasan
Kerja Dan Komitmen Organisasi Peraturan Menteri Keuangan Republik
Terhadap Semangat Kerja Karyawan Indonesia Nomor 101/ PMK.01/2008
PT. Agung Darma Intra Surakarta
Prasetyono. 2007. Analisis Kinerja Rumah
Anonymous; 1999; Akuntabilitas; Tim Sakit Daerah Dengan Pendekatan
Akuntabilitas Kinerja Instansi Balanced Scorecard Berdasarkan
Pemerintah; BPKP; Jakarta Komitmen Organisasi, Pengendalian
Intern Dan Penerapan Prinsip-prinsip
Budiwibowo, Triyono. 2004. Pengaruh Good Corporate Governance (GCG).
Strategi Kompetitif, Motivasi dan
Budaya Kerja Terhadap Hubungan Simposium Nasional Akuntansi. IAI.
Antara Komitmen Organisasi Kepada Makassar.
Karyawan Dengan Kinerja Organisasi.
Prasetyono dan Nurul. 2007. Analisis Kinerja
Kementrian Keuangan Republik Indonesia, Rumah Sakit Daerah Berdasarkan Budaya
Direktorat Jenderal Perbendaharaan Organisasi, Komitmen Organisasi dan
Kantor Wilayah Provinsi Bengkulu. 2008. Akuntabilitas Publik. Makalah disajikan
www.kanwil.bengkulu@perbendahar pada SNA XI, Pontianak.
aan.go.id
Republik Indonesia, 2008. Laporan
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah
Multivariate dengan program SPSS. tahun 2008. Kementrian Keuangan
Badan Penerbit Universitas Diponegoro,
Semarang. Robbins, Stephen P. 1996. Perilaku
Organisasi: Konsep, Kontroversi,
Ikhsan, Arfan dan Muhammad Ishak. 2005. Applikasi, Edisi Bahasa Indonesia
PT. Prenhallindo, Jakarta.
Akuntansi Keprilakuan. Jakarta:
Salemba Empat
Rospida, Lela. 2005. Analisis Perbedaan
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. Komitmen Organisasi Berdasarkan
2002. Metode Penelitian Bisnis Karakteristik Individual (Studi Kasus
Pada Karyawan Rumah Sakit
Raflesia Bengkulu), Tesis Megister
Abdullah dan Herlin Arisanti
132

Manajemen.Universitas Bengkulu Triningsih, Sri. (2007). Indepensi Auditor


Tidak Dipublikasikan. dan Komitmen Organisasi Sebagai
Mediasi Pengaruh Pemahaman Good
Setia Darma, Emile. 2004. Pengaruh Governance, Gaya Kepemimpinan
Kejelasan Sasaran Anggaran dan dan Budaya Organisasi Terhadap
Sistem Pengendalian Terhadap Kinerja Auditor. SNA X, Makassar.
Kinerja Manajerial Dengan Komitmen
Organisasi Sebagai Variabel Wiwin Yadiati. 2005. Pengaruh Gaya
Pemoderasi Pada Pemerintah Daerah Kepemimpinan Partisipatif, Komitmen
(Studi Empiris Pada Kabupaten dan Organisasi, Ketidakpastian Lingkungan
Kota Se-Propinsi DI Yogyakarta). dan Informasi A-simetri Terhadap
Kelonggaran Anggaran Dan
SNA VII. Desember. Implikasinya Kepada Kinerja Manajer.
Desertasi Doktor. Universitas Padjajaran.
Supriyono, Bambang. (2002). Responsivitas Bandung
dan Akuntabilitas Sektor Publik.
(Online) (Diakses 28 Februari 2010) Yusmaneli, 2008. Pengaruh Kejelasan
Tersedia di google Web:http//www. Sasran Anggaran, Pengendalian
google.com Akuntansi dan Sistem Pelaporan
Terhadap Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah Daerah Kota
Bengkulu.

Gambar 1. Pengaruh Budaya Organisasi, Komitmen Organisasi Dan Akuntabilitas


Publik Terhadap Kinerja Organisasi.

Budaya
organisasi
Akuntabilitas Kinerja
publik organisasi

Komitmen
organisasi

Tabel 1. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas


Variabel Cronbach alpha Pearson Correlation
Budaya Organisasi 0,912 0,417** - 0,715**
Akuntabilitas 0,767 0,337** - 0,620**
Komitmen Organisasi 0,894 0,612** - 0,868**
Kinerja 0,930 0,724**- 0,884**
**Signifikan pada level 0,01

Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Data


Responden Hasil Asymp Sig (2-tailed) Variabel Ket
Budaya Komitmen Akuntabilitas Kinerja
Organisasi Organisasi Publik Organisasi
Karyawan 0,512 0,165 0,899 0,530 Normal

Abdullah dan Herlin Arisanti


2

Tabel 3. Hasil Uji Multikolinearitas


Unstandardized Standardized
Model t Sig. Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta Tolerance VIF
(Constant) 2.336 1.912 1.222 .228
Budaya
.412 .251 .228 1.642 .107 .976 1.024
Organisasi
Akuntabilitas
.420 .211 .273 1.988 .053 .998 1.002
Publik
Komitmen
-.115 .296 -.054 -.388 .700 .976 1.025
Organisasi
a Dependent Variable: TOTKiO

Tabel 4. Hasil Uji Hipotesis 1


Variabel Variabel Koefisien
Hipotesis t-value p-value
Dependen Independen Path
Budaya
Kinerja H1 0,134 0,873 0,387
Organisasi

Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis 2


Variabel Variabel Koefisien
Hipotesis t-value p-value
Dependen Independen Path
Komitmen
Kinerja H2 -0,006 -0,033 0,974
Organisasi

Tabel 6. Hasil Uji Hipotesis 3


Variabel Variabel Koefisien
Hipotesis t-value p-value
Dependen Intervening Path
Akuntabilitas
Kinerja H3 0,507 4,070 0,000
publik

Tabel 7. Hasil Uji Hipotesis 4


Variabel Variabel Koefisien
Hipotesis t-value p-value
Dependen Independen Path
Akuntabilitas Budaya
H4 0,281 2,029 0,048
publik organisasi

Tabel 8. Hasil Uji Hipotesis 5


Variabel Variabel Koefisien
Hipotesis t-value p-value
Dependen Independen Path
Akuntabilitas Komitmen
H5 0,228 1,621 0,112
publik organisasi

Tabel 9. Hasil Uji Hipotesis 6


Variabel Variabel Koefisien
Hipotesis t-value p-value
Dependen Intervening Path
Akuntabilitas
Kinerja H6 0,507 4,070 0,000
publik
Akuntabilitas Budaya
H6 0,281 2,029 0,048
publik organisasi

Abdullah dan Herlin Arisanti


3

Tabel 10. Hasil Uji Hipotesis 7


Variabel Variabel Koefisien
Hipotesis t-value p-value
Dependen Intervening Path
Akuntabilitas
Kinerja H7 0,507 4,070 0,000
publik
Akuntabilitas Komitmen
H7 0,228 1,621 0,112
publik organisasi

Tabel 11 Analisis Pengaruh


Variabel Path Analysis
A. Pengaruh Langsung
Budaya Organisasi * Kinerja 0,134
Komitmen Organisasi * Kinerja -0,006
Akuntabilitas Publik * Kinerja 0,507
B. Pengaruh Tidak Langsung
Budaya Organisasi * Akuntabilitas Publik
(0,507*0,281 ) adalah 0,142
* Kinerja Komitmen Organisasi *
(0,507*0,228) adalah 0,115
Akuntabilita Publik * Kinerja

Abdullah dan Herlin Arisanti

Anda mungkin juga menyukai