Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Manusia merupakan faktor utama dalam keberhasilan suatu organisasi untuk
mencapai tujuannya. Persoalan-persoalan manusia senantiasa berkembang berdasarkan situasi
dan kondisi dan semakin sulit dikendalikan, maka persoalan-persoalan organisasi dan
khususnya persoalan perilaku organisasi semakin hari semakin berkembang. Oleh sebab itu,
sebagai seorang pemimpin diharuskan memahami bagaimana perilaku organisasinya.
Perilaku merupakan sebuah tindakan yang konkret yang ada pada diri manusia
tersebut yang berbentuk atau yang terwujud dari individu berupa suatu sikap dari anggota
badan ataupun berupa ucapan secara spontan tanpa direncanakan atau dipikirkan dan tanpa
paksaan. Organisasi adalah suatu wadah yang terdapat dua atau lebih individu yang
berinteraksi satu sama lain dan memiliki konsep atau pemikiran yang sama karena memiliki
tujuan yang sama pula. Sama halnya dengan ilmu lainnya, di dalam organisasi juga terdapat
perilaku. Perilaku tersebut bisa berasal dari individu atau kelompok dalan organisasi tersebut.
Jadi, perilaku organisasi adalah studi yang mempelajari tingkah laku secara individu dan
kelompok ketika berorganisasi, serta bagaimana pengaruhnya terhadap organisasi tersebut.
Organisasi dijalankan dan diatur oleh anggota organisasi. Setiap anggota organisasi,
memiliki jabatannya masing-masing dan memiliki perilaku yang berbeda-beda sesuai dengan
karakteristik individu. Hal ini akan mempengaruhi organisasi dalam pencapaian tujuannya.
Perbedaan karakteristik dan perilaku tiap anggota ini akan mempengaruhi perilaku organisasi
itu sendiri. Berdasarkan paparan diatas, pentingnya mempelajari dan mengetahui konsep
dasar dari perilaku organisasi. Tujuan dari pembelajaran Perilaku Organisasi ini adalah untuk
membandingkan bagaimanakah perilaku manusia itu memepengaruhi usaha pencapaian
tujuan-tujuan organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang dapat diangkat antara lain:
1. Bagaimana konsep dasar, tujuan, dan ruang lingkup dalam perilaku keorganisasian?
2. Apa itu perilaku keorganisasian?
3. Apa saja disiplin yang berkontribusi dalam bidang perilaku keorganisasian?
4. Apa hal mutlak dalam perilaku keorganisasian?
5. Apa saja tantangan dan peluang dalam perilaku keorganisasian?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, terdapat lima tujuan makalah ini, antara lain:

1
1. Untuk mengetahui konsep dasar, tujuan, dan ruang lingkup dalam perilaku
keorganisasian.
2. Untuk mengetahui apa itu perilaku keorganisasian.
3. Untuk mengetahui disiplin yang berkontribusi dalam bidang perilaku keorganisasian.
4. Untuk mengetahui hal mutlak dalam perilaku keorganisasian.
5. Untuk mengetahui tantangan dan peluang dalam perilaku keorganisasian.

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Konsep Dasar, Tujuan, dan Ruang Lingkup Perilaku Keorganisasian
Perilaku organisasi pada hakikatnya berdasarkan pada ilmu perilaku yang dipusatkan
pada perilaku atau tingkah laku manusia dalam suatu organisasi. Pada bidang pengetahuan ini
terdapat dua komponen kerangka dasar yang mendukungnya yaitu individu-individu yang
berperilaku dan organisasi formal sebagai wadah dari perilaku tersebut. Setiap masyarakat
hidupnya tidak terlepas dari kegiatan berorganisasi. Sebagai contoh, manusia terlahir di
dalam suatu organisasi dan meninggal pun di dalam organisasi. Maka, manusia dan organisasi
adalah dua bagian yang tidak dapat dipisahkan dan apabila kedua bagian tersebut menyatu
dan berinteraksi akan menghasilkan suatu perilaku organisasi yang menjadi pusat perhatian
dalam ilmu perilaku organisasi ini.
Tujuan mempelajari ilmu perilaku organisasi ini adalah memperlancar upaya
pencapaian tujuan organisasi dan perilaku organisasi dapat memainkan peranan penting
dalam perkembangan organisasi dan keberhasilan kerja. Tujuan pertama dalam mempelajari
perilaku keorganisasian adalah untuk dapat memahami dan menjelaskan kejadian-kejadian
yang terjadi dalam organisasi. Dengan demikian, dapat mengembangkan cara berpikir tentang
kejadian-kejadian di dalam lingkungan organisasi. Setelah memahami perilaku yang terjadi di
organisasi, maka tujuan kedua mempelajari perilaku organisasi adalah kita harus mampu
untuk meramalkan dan menjelaskan kejadian-kejadian yang terjadi dalam organisasi. Jika
menjumpai pola kejadian yang berulang-ulang dalam organisasi, kita tentunya
mengidentifikasi kekuatan dan faktor-faktor kelemahan yang menyebabkan faktor tertentu
terjadi. Dengan demikian kita dapat meramalkan apa yang akan terjadi dikemudian hari jika
kondisi yang sama muncul kembali, sehingga dapat diatasi lebih awal. Tujuan ketiga yaitu
mengendalikan perilaku-perilaku dalam organisasi. Jika manajer/pemimpin organisasi dapat
memahami dan menjelaskan perilaku yang terjadi dalam organisasi, maka mereka akan dapat
menciptakan situasi yang menghasilkan perilaku yang diinginkan dan mengurangi perilaku
yang tidak diinginkan.
McShane and Glinow (2008), menyatakan bahwa dalam mempelajari perilaku
organisasi perhatian dipusatkan pada tiga karakterisitik, yaitu:
1. Perilaku
Hal pertama dalam mempelajari perilaku organisasi adalah perilaku. Fokus dari
perilaku keorganisasian adalah perilaku individu dan perilaku organisasi. Untuk memahami
perilaku organisasi maka harus mampu memahami perilaku individu dalam organisasi.

3
2. Struktur
Struktur ini mencakup struktur dari organisasi itu sendiri. Struktur berkaitan dengan
hubungan yang bersifat tetap dalam organisasi, bagaimana pekerjaan-pekerjaan dalam
organisasi dirancang, bagaimana pekerjaan tersebut diatur.
3. Proses
Proses organisasi berkaitan dengan interaksi yang terjadi antara anggota organisasi.
Proses organisasi antara lain meliputi komunikasi, kepemimpinan, proses pengambilan
keputusan, dan kekuasaan.
2.2 Definisi Perilaku Keorganisasian
Perilaku Organisasi/Perilaku Keorganisasian (Organizational Behavior) adalah
sebuah bidang studi yang menginvestasi pengaruh individu, kelompok, dan struktur terhadap
perilaku di dalam organisasi, untuk tujuan penerapan pengetahuan demi meningkatkan
efektivitas organisasi. Perilaku organisasi menerapkan pengetahuan yang diperoleh mengenai
individu, kelompok, dan efek dari struktur terhadap perilaku untuk membuat organisasi
bekerja lebih efektif. Perilaku organisasi ini merupakan studi mengenai apa yang orang-orang
lakukan dalam sebuah organisasi dan bagaimana perilaku mereka memengaruhi kinerja
organisasi. Oleh karena perilaku organisasi sangat berpusat secara khusus pada situasi terkait
pekerjaan maka ia menekankan perilaku dalam hubungannya dengan pekerjaan, kerja,
ketidakhadiran, perputaran pegawai, produktivitas, kinerja manusia, dan manajemen.
2.3 Disiplin yang Berkontribusi dalam Bidang Perilaku Keorganisasian
1. Psikologi
Psikologi mencoba untuk mengatur, menjelaskan, serta mengubah perilaku manusia
dan hewan-hewan lainnya. Pihak-pihak yang telah berkontribusi dan terus menambah
pengetahuan tentang perilaku organisasi adalah ahli teori pembelajaran, ahli teori
kepribadian, psikolog konseling, serta psikolog industri dan organisasi. Psikolog industri
awalnnya mempelajari masalah kelesuan, kebosanan, dan kondisi pekerjaan lainnya yang
dapat mengurangi kinerja yang efisien. Kemudian psikolog industri mempelajari mencakup
pembelajaran, persepsi, kepribadian, emosi, pelatihan, efektivitas kepemimpinan, kebutuhan,
dan penggerak motivasional, kepuasan kerja, proses pengambilan keputusan, penilaian
kinerja, pengukuran sikap, teknik pemilihan pekerja, desain kerja, serta stress kerja.
2. Psikologi Sosial
Psikologi sosial berkontribusi untuk mengukur, memahami, dan mengubah perilaku
dengan mengidentifikasi ola komunikasi serta membangun kepercayaan. Selain itu psikologi
sosial berkontribusi dalam ilmu perilaku kelompok, kekuasaan, dan konflik.

4
3. Sosiologi
Jika psikologi lebih berfokus terhadap individu, maka sosiologi mempelajari manusia
dalam kaitannya dengan lingkungan sosial atau budayanya. Sosiologi berkontribusi pada
perilaku organisasi melalui kajian perilaku kelompok dalam organisasi, terutama organisasi
formal dan kompleks. Sosiologi telah mempelajari budaya organisasi, teori dan struktur
organisasi formal, tekonologi organisasi, komunikasi, kekuasaan, serta konflik.
4. Antropologi
Antropologi adalah ilmu tentang masyarakat dalam mempelajari keberadaan manusia
dan aktivitasnya. Pekerjaan antropologi terhadap budaya dan lingkungan membantu kita
memahami perbedaan dalam nilai-nilai dasar, sikap, dan perilaku antara tiap orang di negara
yang berbeda dan dalam organisasi yang berbeda.
2.4 Beberapa Hal Mutlak dalam Perilaku Keorganisasian
Setiap ilmu memiliki hal-hal yang harus ada pada pembahasan dan bersifat mutlak.
Begitu pula dengan perilaku organisasi yang memiliki beberapa konsep-konsep. Perilaku
organisasi harus mencerminkan kondisi-kondisi yang situasional atau mempunyai banyak
kemungkinan.
Manusia adalah makhluk yang rumit. Karena tidak serupa, kemampuan manusia untuk
membuat generalisasi yang sederhana, akurat, dan luas sangat terbatas. Dua individu sering
bertindak dengan sangat berbeda dalam situasi yang sama dan perilaku individu yang sama
mengalami perubahan dalam situasi yang berbeda-beda. Sebagai contoh, tidak sama individu
termotivasi oleh uang atau seseorang berperilaku secara berbeda di tempat ibadah bila
dibandingkan dengan yang anda lakukan di sebuah pesta pada malam sebelumnya.
Variabel kontijensi yaitu faktor-faktor situasional yang merupakan variabel-variabel
yang meninjau hubungan antara dua variabel atau lebih. Ilmu pengetahuan perilaku
organisasi dikembangkan dengan cara mengambil konsep – konsep umum dan
menerapkannya dalam situasi, individu, atau kelompok tertentu. Sebagai contoh, perilaku
organisasi akan menghindari menyatakan bahwa setiap individu menyukai kerja yang rumit
dan menantang (konsep umum). Mengapa? Karena tidak semua individu menginginkan
sebuah pekerjaan yang menantang. Beberapa individu lebih menyukai pekerjaan rutin
daripada pekerjaan yang bervariasi atau pekerjaan yang sederhana daripada pekerjaan yang
rumit. Dengan kata lain, sebuah pekerjaan yang menarik bagi seseorang belum tentu menarik
bagi orang lain, jadi daya tarik sebuah pekerjaan bergantung pada individu yang
menjalankannya

5
Seperti itulah perilaku organisasi diibaratkan bahwa periaku organisasi berkembang
dengan cara mengambil konsep-konsep umum dan menerapkannya dalam situasi, individu,
atau kelompok tertentu. Teori-teori perilaku organisasi mencerminkan masalah pokok yang
ditanganinya. Manusia adalah makhluk yang sangat kompleks dan rumit, dan demikian pula
dengan teori-teori yang dikembangkan untuk menjelaskan tindakan-tindakan mereka.
2.5 Tantangan dan Peluang dalam Perilaku Keorganisasian
1. Merespon Tekanan Ekonomi
Ketika ekonomi Amerika tengah merosot pada tahun 2008, semua ekonomi besarnya
di seluruh dunia turut jatuh. Pemutusan hubungan kerja dan kehilangan pekerjaan menyebar
luas. Orang-orang yang bertahan dilakukan pemotongan gaji. Dalam kurun waktu lama, para
pekerja bisa saja dipecat dan yang diminta untuk bertahan digaji lebih sedikit daripada
sebelumnya. Mengelola pekerjaan dalam waktu yang sulit lebih berat daripada dalam waktu
yang baik. Perilaku organisasi dalam kondisi baik berbeda dengan saat kondisi sulit. Saat
kondisi baik lebih cenderung memahami bagaimana memberikan penghargaan, kepuasan, dan
mempertahankan pekerjaan sebagai prioritas. Sedangkan dalam kondisi sulit lebih cenderung
terhadap isu-isu seperti stress, pengambilan keputusan, dan mempertahankan organisasi
tersebut.
2. Merespon Globalisasi
Organisasi tidak lagi dibatasi oleh batasan-batasan negara. Dunia telah menjadi global
sehingga dalam prosesnya, pekerjaan manajer pun telah berubah.
1) Meningkatnya Penugasan ke Luar Negeri
Untuk perusahaan yang sudah besar, sebagai seorang manajer semakin mungkin
ditugaskan ke luar negeri. Oleh karena itu, manajer harus mengelola suatu tenaga kerja dan
kebutuhan, aspirasi, serta sikap yang berbeda dari yang sebelumnya di hadapi dinegara
asalnya.
2) Bekerja dengan Orang-orang dari Budaya Berbeda
Bukan hanya di negara yang berbeda, bahkan di dalam negera sendiri tiap individu
menganut budaya yang berbeda-beda. Dalam dunia kerja, atasan, rekan kerja, serta pekerja
lainnya dilahirkan dan dibesarkan dalam budaya yang berbeda. Untuk bekerja efektif dengan
orang-orang yang memiliki budaya berbeda-beda, siapapun perlu memahami bagaimana
budaya, geografi, dan agama telah membentuk mereka dan bagaimana menyesuaikan gaya
manajemen kita dengan perbedaan mereka.
3) Mengawasi Perpindahan Pekerjaan ke Negara dengan Upah Buruh yang
Rendah

6
Dalam sebuah ekonomi global, pekerjaan cenderung mengalir ke biaya yang lebih
rendah yang memberikan keuntungan komperatif bagi perusahaan, meskipun ekspor
perkerjaan berakibat buruk bagi pasar tenaga kerja di negara asal. Manajer menghadapi tugas
yang sulit untuk menyeimbangkan kepentingan organisasinya dengan tanggung jawabnya
pada komunitas tempat mereka beroperasi.
4) Beradaptasi dengan Budaya yang Berbeda dan Norma-Norma Peraturan
Untuk menyukeskan organisasinya, manajer perlu mengetahui bagaimana praktik
budaya tenaga kerja di tiap negara tempat mereka melakukan bisnisnya. Misalkan,
dibeberapa negara persentase besar tenaga kerja menyukai liburan panjang. Akan ada
peraturan negara danlokal yang perlu dipertimbangkan juga. Manajer dari anak perusahaan di
luar negeri perlu menyadari peraturan finansial dan hukum yang diterapkan pada pada negara
tersebut jika tidak ingin berisiko melanggarnya, yang bahkan dapat memberikan konsekuensi
politis dan ekonomis sehingga jika dilanggar dapat mempengaruhi operasi mereka. Selain itu
manajer perlu peka terhadap perbedaan peraturan pada pesaingnya di negara tersebut.
3. Mengelola Keragaman Tenaga Kerja
Salah satu tantangan yang paling penting untuk organisasi adalah keragaman tenaga
kerja, konsep organisasi menjadi semakin heterogen dari segi jenis kelamin, umur, ras, etnis,
orientasi seksual, dan inklusi kelompok sebaran lainnya. Jika globalisasi berfokus pada
perbedaan orang-orang tiap negara, keragaman tenaga kerja membahas perbedaan di antara
orang-orang dalam suatu negara. Keragaman tenaga kerja mengakui tenaga kerja pria dan
eanita, banyak kelompok ras dan etnis, individu dengan kemampuan fisik dan psikologi
yangberagam, serta orang-orang yang umurnya berbeda.
4. Meningkatkan Layanan Pelanggan
Kebanyakan organisasi mengalami kegagalan karena karyawannya gagal
menyenagkan pelanggan. Perilaku organisasi dapat membantu manajer dalam meningkatkan
kesuksesan interaksi antara pekerja organisasi dengan pelanggan organisasi dengan
menunjukan bagaimana sikap dan perilaku pekerja yang memengaruhi keupasan pelanggan.
Perilaku organisasi dapat memberikan bimbingan baik dalam membantu para manajer
menciptakan kultur-kutur seperti karyawan yang ramah dan sopan, mudah didatangi,
berpengetahuan, cepat dalam merespon kebutuhan dan bersedia melakukan apapun yang
diperlukan untuk menyenangkan pelanggannya. Dengan berhasilnya menyenangkan
pelanggan, organisasi akan terhindar dari kerugian, karena salah satu faktor keberhasilan
organisasi dilihat dari seberapa banyak pelanggannya.
5. Meningkatkan Keterampilan Bermasyarakat

7
Meningkatkan keterampilan bermasyarakat diperoleh dari mempelajari perilaku
organisasi. Setiap orang memiliki keterampilan yang spesifik dan digunakan dalam
pekerjaannya.
6. Bekerja dalam Organisasi Jaringan
Organisasi jaringan memungkinkan orang-orang untuk berkomunikasi dan bekerja
bersama-sama meskipun terpisah dengan jarak yang jauh. Kontraktor independen dapat
bertelekomunikasi melalui komputer ke tempat kerja di seluruh dunia dan mengubah pemberi
kerja sesuai dengan permintaan atas perubahan layanan mereka. Pekerjaan manajer dalam
organisasi jaringan berbeda. Memotivasi dan memimpin orang dan membuat keputusan
kolaboratif online membutuhkan teknik-teknik yang berbeda dibandingkan saat individu
hadir secara fisik atau nyata di suatu lokasi yang ditentukan. Dengan semakin banyak pekerja
melakukan tugasnya melalui hubungan jaringan dengan orang lain, maka manajer harus
mengembangkan keterampilan baru. Perilaku organisasi dapat memberikan wawasan yang
baik untuk membantu mengasah keahlian tersebut.
7. Meningkatkan Kesejahteraan Pekerja saat Bekerja
Pekerja semakin mengeluh karena batasan antara waktu kerja dengan waktu libur
mereka menjadi kabur, sehingga hal ini menyebabkan konflik. Teknologi komunikasi
memungkinkan banyak pekerja teknis dan professional melakukan pekerjaannya dari rumah,
yaitu tidak di kantor organisasi/perusahaannya. Namun, itu berarti banyak pekerja merasa
tidak benar-benar istirahat, karena jam kerja yang digunakan tidak menentu, sehingga
organisasi meminta pekerja untuk siaga dalam waktu yang lebih lama. Tidak hanya pekerja
lepas seperti itu saja, pekerja yang bekerja langsung di kantornya juga terkadang merasa
tertekan dengan pekerjaannya, apalagi ada pekerjaan yang mesti dilakukan lembur. Hal
seperti itu, dapat membuat karyawan/pekerja merasa kelelahan dan stress. Organisasi yang
tidak membantu orang-orang mereka dalam mencapai keseimbangan kehidupan pekerjaan
akan mendapatkan semakin banyak kesulitan untuk menarik dan mempertahankan karyawan
yang paling andal dan bermotivasi. Oleh karena itu, bidang perilaku organisasi memiliki
saran untuk mengarahkan manajer dalam merancang tempat kerja dan pekerjaan yang
membantu pekerja untuk menyeimbangkan antara kehidupannya dan pekerjaannya.
Contohnya adalah memberikan waktu jam kerja yang sesuai kepada karyawan tanpa
merugikan pihak organisasi ataupun karyawan itu sendiri.
8. Menciptakan Lingkungan Positif
Pembelajaran organisasi positif mempelajari bagaimana organisasi mengembangkan
kekuatan manusia mendorong vitalitas dan kegembiraan, serta menampilkan potensi mereka.

8
Beberapa variabel independen kunci dalam riset perilaku organisasi positif adalah
keterlibatan, harapan, optimisme, dan kegembiraan. Jika variabel tersebut meningkat di tiap
individu, artinya organisasi telah menciptakan lingkungan yang positif.
9. Meningkatkan Perilaku Etis
Para anggota organisasi demakin merasa diri mereka menghadapi dilemma etika yatu
situasi dimana individu diharuskan mendefinisikan kelakuan yan benar dan yang salah.
Manajer harus menciptakan iklim etis yang sehat untuk karyawan sehingga karyawan bisa
melakukan pekerjaan merekan dengan produktif dan menghadapi sedikit ambiguitas terkait
apa yang merupakan perilaku yang benar dan yang salah. Manajer dan organisasinya
berusaha mengatasi perilaku yang tidak etis dengan berbagai cara. Msialnya mereka
menawarkan seminar, workshop, dan program pelatihan lainnya untuk mencoba
meningkatkan perilaku etis. Mereka menyediakan penasihat kantor untuk menghadapi isu-isu
dan mereka menciptakan mekanisme perlindungan untuk pekerja yang mengungkapkan
praktik tidak etis dalam organisasi. Perusahaan yang memelihara perilaku etis yang kuat,
mendorong pekerja untuk berperilaku integritas dan memberikan kepemimpinan kuat yang
dapat memengaruhi keputusan pekerja untuk berperilaku etis.

JURNAL/KASUS
Judul Jurnal : Pengaruh Perilaku Organisasi Terhadap Prestasi Karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara II (PERSERO) Medan
Penulis : Tiur Rajagukguk
Diterbitkan : Jurnal Ilmiah Methonomi Vol. 3 No. 2

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh perilaku organisasi (perilaku


individu, perilaku kelompok, sistem organisasi) terhadap prestasi karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara II (persero) Medan. Penelitian ini dilakukan pada PT. Perkebunan
Nusantara II (persero) Medan. Teknik sampling yang digunakan pada penelitian ini adalah
teknik sampling probablitas (probability). Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah
sebanyak 68 orang. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis linear berganda.
Prestasi karyawan dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu kompetensi individu orang yang
bersangkutan, dukungan organisasi, dan dukungan manajemen.
a. Kompetensi Individu
Kompetensi individu adalah kemampuan atau keterampilan melakukan kerja.
Kompetensi setiap orang dipengaruhi oleh bebrapa faktor, yaitu kemampuan, pendidikan dan

9
pelatihan, pengalaman kerja, motivasi dan etos kerja. Kemampuan kerja setiap orang
dipegaruhi oleh kebugaran fisik dan kesehatan pegawai yang bersangkutan, pendidikan,
pelatihan, dan pengalam kerjanya.
b. Dukungan Organisasi
Prestasi kerja juga tergantung pada dukungan organisasi dalam bentuk
pengorganisasian, penyediaan sarana, dan prasarana kerja, kondisi kerja serta syarat kerja.
Pengorganisasian dimaksudkan untuk memberi kejelasan bagi setiap unit kerja dan setiap
orang tentang sasaran yang harus dicapai dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai
sasaran tersebut.
c. Dukungan Manajemen
Prestasi kerja setiap orang juga dipengaruhi oleh kemampuan manajerial para
manajemen atau pimpinan, baik dengan membangun sistem kerja dan hubungan industrial
yang aman dan harmonis, maupun dengan mengembangkan kompetensi pekerja yang terlibat
dalam aktivitas perusahaan, demikian juga dengan menumbuhkan motivasi dan memotivasi
seluruh karyawan untuk bekerja secara optimal.

Berdasarkan kerangka berpikir diatas, dapat disimpulkan bahwa hipotesis dalam


penelitian ini adalah sebagai berikut:
H1 : Diduga ada pengaruh perilaku individu terhadap prestasi karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara II Medan.
H2 : Diduga ada pengaruh perilaku kelompok terhadap prestasi karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara II Medan.
H3 : Diduga ada pengaruh sistemorganisasi terhadap prestasi karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara II Medan.

10
H4 : Diduga ada pengaruh perilaku organisasi terhadap prestasi karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara II Medan.
Hasil penelitian ini adalah perilaku individu (X1) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap prestasi karyawan. Perilaku kelompok (X2) berpengaruhvpositif dan signifikan
terhadap prestasi karyawan. Sistem organisasi (X3) berpengaruh negatif dan signifikan
terhadap prestasi karyawan. Perilaku organisasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap
prestasi karyawan.
Bahwa dalam organisasi diharapkan terdapat tiga karakteristik perilaku organisasi
dalam prestasi karyawan yaitu perilaku individu, perilaku kelompok, struktur organisasi dan
proses pencapaian tujuan organisasi. Jika setiap bagian-bagian struktur dan desain kerja
terorganisir dengan baik maka tujuan organisasi dapat berjalan dengan baik. Didalam
organisasi juga perlu adanya komunikasi antaranya keterkaitan satu sama lainnya dalam
melakukan aktivitas, komunikasi sesama karyawan juga sangat penting, jika karyawan dapat
berinteraksi dan bekerjasama dengan baik maka konfik akan terhindari sehingga tim kerja
yang ada diperusahaan dapat diandalkan dalam mengambil keputusan pekerjaan. Perilaku
organisasi akan semakin penting dalam ekonomi global ketika orang dengan berbagai latar
belakang dan nilai budaya harus bekerja bersama-sama secara efesien, efektif dan produktif.
Pemberian motivasi perlu diperhatikan dalam menunjang pelaksanaan kegiatan yang dapat
meningkatkan kinerja karyawan. Hal ini akan berdampak baik pada pencapaian prestasi kerja
apabila diberikan motivasi yang baik dan memotivasi.

11
BAB III
KESIMPULAN
Perilaku Organisasi/Perilaku Keorganisasian (Organizational Behavior) adalah
sebuah bidang studi yang menginvestasi pengaruh individu, kelompok, dan struktur terhadap
perilaku di dalam organisasi, untuk tujuan penerapan pengetahuan demi meningkatkan
efektivitas organisasi. Perilaku organisasi menerapkan pengetahuan yang diperoleh mengenai
individu, kelompok, dan efek dari struktur terhadap perilaku untuk membuat organisasi
bekerja lebih efektif. Perilaku organisasi ini merupakan studi mengenai apa yang orang-orang
lakukan dalam sebuah organisasi dan bagaimana perilaku mereka memengaruhi kinerja
organisasi.
Disiplin yang berkontribusi dalam bidang perilaku keorganisasian antara lain pertama
psikologi, yang mencoba untuk mengatur, menjelaskan, serta mengubah perilaku manusia
dan hewan-hewan lainnya. Kedua psikologi sosial yang berkontribusi untuk mengukur,
memahami, dan mengubah perilaku dengan mengidentifikasi ola komunikasi serta
membangun kepercayaan. Ketiga sosiologi yang mempelajari manusia dalam kaitannya
dengan lingkungan sosial atau budayanya. Keempat antropologi adalah ilmu tentang
masyarakat dalam mempelajari keberadaan manusia dan aktivitasnya. Pekerjaan antropologi
terhadap budaya dan lingkungan membantu kita memahami perbedaan dalam nilai-nilai
dasar, sikap, dan perilaku antara tiap orang di negara yang berbeda dan dalam organisasi yang
berbeda.
Tantangan dan peluang dalam perilaku keorganisasian yaitu terdiri dari merespon
tekanan ekonomi, merespon globalisasi, mengelola keragaman tenaga kerja, meningkatkan
layanan pelanggan, meningkatkan keterampilan bermasyarakat, bekerja dalam organisasi
jaringan, meningkatkan kesejahteraan pekerja saat bekerja, menciptakan lingkungan positif,
dan meningkatkan perilaku etis.

12
DAFTAR PUSTAKA

Robbins, Stephen dan Judge Timothy. 2015. Perilaku Organisasi. Edisi 16. Jakarta: Salemba
Empat.

Rajagukguk, Tiur. 2017. Pengaruh Perilaku Organisasi Terhadap Prestasi Karyawan pada PT.
Perkebunan Nusantara II (PERSERO) Medan. Jurnal Ilmiah Methonomi, 3 (2), hal
124-137.

http://devianiovie.blogspot.com/2011/09/konsep-dasar-perilaku-organisasi.html?m=1

http://ersyafdi.blogspot.com/2015/06/ringkasan-perilaku-organisasi-bab-1-2.html?m=1

13

Anda mungkin juga menyukai