Anda di halaman 1dari 10

PERBANDINGAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING

DITINJAU DARI KREATIVITAS VERBAL TERHADAP


KEMAMPUAN PENYELESAIAN MASALAH IPA

Sulaihah1, Mochammad Ahied2 dan Irsad Rosidi


1
Prodi Pendidikan IPA, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Trunojoyo Madura, Bangkalan, 69162,
Sulaihah26@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dan interaksi antara


pembelajaran IPA menggunakan model Problem Solving dan Problem Posing
dengan kreativitas verbal siswa terhadap kemampuan penyelesaian masalah IPA
kelas VIII SMP Negeri 1 Pamekasan tahun ajaran 2017/2018. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan menggunakan desain penelitian Factorial
Experimental. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP
Negeri 1 Pamekasan. Sampel yang digunakan adalah kelas VIII I sebanyak 29 siswa
sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas VII J sebanyak 30 siswa sebagai kelas
eksperimen 2. Teknik analisis data pengujian hipotesis kemampuan penyelesaian
masalah IPA siswa menggunakan Uji anava dua jalan dengan desain 2×3 faktorial
dilanjutkan dengan uji lanjut Scheffe dengan program SPSS versi 18.00.
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa: (1) ada perbedaan pengaruh
penggunaan model Problem Solving dan Problem Posing terhadap kemampuan
penyelesaian masalah IPA siswa; (2) ada perbedaan pengaruh kreativitas verbal
terhadap kemampuan penyelesaian masalah IPA siswa; (3) ada interaksi antara
pembelajaran IPA menggunakan model Problem Solving dan Problem Posing
dengan kreativitas verbal terhadap kemampuan penyelesaian masalah IPA siswa.

Kata Kunci : Kreativitas verbal, Problem posing, Problem solving.

Abstract
The purpose this research of the effect Problem Solving and Problem Posing model,
verbal creativity and interaction toward science problem solving skill student’s at
VIII class Junior High School Negeri 1 Pamekasan study yard 2017/2018. This is
research an exsperimental study with use the reseach design Factorial Exsperimental.
The population this research is all of the student VIII class I as many 29 student as
first exsperimental class and VIII class J as many 30 student as second experimental
class. The data analysis technique of hypotesis testing for science problem solving
skill student use Anova with 2 3 factorial design followed by Scheffe method with
program SPSS versi 18.00. The result of the research show that: (1) there is an effect
using Problem Solving and Problem Posing model to science problem solving skill
student’s; (2) there is an effect of verbal creativity to science problem solving skill
student’s; (3) there is interaction between using Problem Solving and Problem
Posing model and verbal creativity to science problem solving skill student’s.

Keywords: problem posing, problem solving, verbal creativity.

105
Education and Human Development Journal Volume 5. Nomor 1. September 2019

PENDAHULUAN kurang memperhatikan kondisi siswa.


IPA merupakan disiplin ilmu Model pembelajaran konvensional
yang menekankan pada peristiwa- merupakan model pembelajaran yang
peristiwa yang terjadi dalam kehidupan berpusat pada guru dan tidak melibatkan
sehari-hari. Hakikat IPA terdiri atas partisipasi siswa. Guru menjelaskan,
empat unsur yaitu proses, produk, siswa mendengarkan, garu aktif dan
pengembangan dan aplikasi (Erina dan siswa pasif selama pembelajaran
Kuswanto, 2015). Semua unsur berlangsung.
mempunyai nilai tersendiri dan Berdasarkan data tes hasil belajar
merupakan tolak ukur dalam siswa pada saat Praktik Pengalaman
pembelajaran IPA. Keempat unsur Lapangan (PPL), sebagian besar rata-rata
tersebut harus ditekankan, tidak tumpang nilai siswa mata pelajaran IPA tidak
tindih antara unsur yang satu dengan tuntas KKM. Siswa yang tuntas KKM
unsur lainnya dan harus dicapai secara hanya sekitar 30% dari jumlah siswa.
bersama-sama dalam proses Menurut Irawati (2014) menyatakan
pembelajaran. Guru harus merencanakan bahwa rendahnya nilai yang diperoleh
dan merancang kegiatan pebelajaran agar siswa disebabkan karena soal-soal yang
proses pembelajaran berjalan efektif dan diberikan kepada siswa cenderung hanya
unsur-unsur IPA dapat tercapai secara menuntut keterampilan berpikir tingkat
bersamaan selama proses pembelajaran. rendah. Siswa hanya terlatih dengan soal-
Salah satu upaya untuk merancang soal yang tigkat kesulitannya rendah,
dan merencanakan kegiatan sehingga akan merasa kesulitan dalam
pembelajaran, diperlukan pemilihan mengerjakan soal yang tingkat
model pembelajaran yang sesuai dengan kesulitannya tinggi. Oleh karena itu,
materi yang akan diajarkan. Guru harus siswa harus dilatih dalam mengerjakan
selektif dalam pemilihan model soal keterampilan berpikir tingkat tinggi,
pembelajaran yang akan diterapkan. salah satunya yaitu kemampuan
Pemilihan model pembelajaran yang penyelesaian masalah. Kemampuan
tepat merupakan faktor yang dapat penyelesaian masalah merupakan upaya
mempengaruhi keterampilan berpikir mencari solusi dengan proses berpikir
siswa. Model pembelajaran yang tepat tingkat tinggi dalam mencapai tujuan
dapat menumbuhkan adanya interaksi yang memerlukan kesiapan, kreativitas,
antara guru dengan siswa. Guru dan pengetahuan dan kemampuan serta
siswa aktif selama pembelajaran aplikasinya dalam kehidupan sehari-hari
berlangsung. (Hadi dan Radiyatul, 2014).
Berdasarkan hasil wawancara Model pembelajaran yang efektif
dengan beberapa siswa SMP Negeri untuk melatih kemampuan penyelesaian
implementasi kurikulum 2013 masalah siswa yaitu model pembelajaran
menyatakan bahwa pembelajaran IPA Problem Solving. Model pembelajaran
cenderung membosankan dan sulit Problem Solving merupakan suatu cara
dipahami. Guru hanya menggunakan penyajian pembelajaran dengan
model pembelajaran konvensional dan mendorong siswa untuk mencari dan

106
Sulaihah, dkk. - Perbandingan Problem Solving dan Problem Posing Ditinjau dari Kreativitas Verbal

memecahkan suatu pengatahuan atau dalam bentuk verbal (Puspitacandri,


masalah yang sudah dipelajari (Sugita 2013). Kreativitas siswa dapat digunakan
dkk, 2016). Selain Problem Solving, dalam menyelesaikan masalah yang baru
model pembelajaran yang dapat melatih berdasarkan pengetahuan yang sudah
kemampuan penyelesaian masalah siswa dimiliki. Sejalan dengan penelitian yang
yaitu model pembelajaran Problem dilakukan oleh Wahyuddin (2016)
Posing. Model pembelajaran Problem membuktikan bahwa semakin baik
Posing merupakan bentuk model metakognisi, motivasi belajar, dan
pembelajaran yang menekankan pada kreativitas belajar yang dimiliki siswa,
perumusan masalah atau pengajuan soal maka kemampuan penyelesaian masalah
oleh siswa beserta jawaban dari masalah bagi siswa tersebut semakin tinggi.
atau soal tersebut (Astra dkk, 2012). Adapun tujuan dalam penelitian ini
Kedua model tersebut sama-sama adalah untuk mengetahui: (1) pengaruh
berorientasi terhadap penyelesaian pembelajaran IPA menggunakan model
masalah. Sejalan dengan penelitian yang problem solving dan problem posing
dilakukan oleh Irawati (2014) bahwa terhadap kemampuan penyelesaian
model pembelajaran Problem Solving dan masalah IPA; (2) pengaruh kreativitas
Problem Posing dapat meningkatkan verbal terhadap kemampuan
hasil belajar siswa, karena model penyelesaian masalah IPA; (3) interaksi
Problem Solving dan Problem Posing pembelajaran IPA menggunakan model
bertujuan untuk melatih keterampilan problem solving dan problem posing
berpikir tingkat tinggi siswa. Menurut terhadap kemampuan penyelesaian
Gagne (1985) dalam Sugita dkk (2016) masalah IPA.
apabila seorang siswa dihadapkan pada
suatu masalah, pada akhirnya siswa METODE
bukan hanya menyelesaikan masalah Penelitian dilaksanakan di SMP
melainkan belajar sesuatu yang baru. Negeri 1 Pamekasan Tahun Ajaran
Siswa akan terbiasa menyelesaikan soal 2017/2018. Adapun waktu pelaksanaan
atau masalah dengan tingkat kesulitan penelitian dimulai bulan April tahun 2018
berpikir tingkat rendah maupun tingkat sampai dengan bulan Mei tahun 2018.
tinggi. Metode penelitian ini adalah metode
Selain model pembelajaran, kuasi eksperimen. Kelompok eksperimen
kreativitas verbal siswa juga dapat I diberikan perlakuan yaitu pembelajaran
mempengaruhi kemampuan penyelesaian IPA menggunakan model problem posing
masalah IPA. Kreativitas verbal dan kelompok eksperimen II diberi
merupakan suatu kemampuan perlakuan pembelajaran IPA
membentuk ide atau gagasan baru, serta menggunakan model problem solving.
menggabungkan ide-ide tersebut ke Teknik pengambilan sampel
dalam sesuatu yang baru berdasarkan menggunakan teknik cluster random
informasi atau unsur-unsur yang sudah sampiling. Sampel yang digunakan dalam
ada, yang mencerminkan kelancaran, penelitian ini ada 2 kelas, yaitu kelas VIII
kelenturan dan orisinalitas dalam berpikir I sebagai kelas eksperimen pertama diberi

107
Education and Human Development Journal Volume 5. Nomor 1. September 2019

perlakuan menggunakan model problem pengambilan data digunakan tes untuk


posing dan VIII J sebagai kelas mengetahui kemampuan penyelesaian
eksperimen kedua diberi perlakuan masalah IPA siswa dan tingkat kreativitas
menggunakan model problem solving. verbal siswa.
Desain penelitian yang digunakan Uji normalitas data menggunakan
yaitu factorial experimental design uji Kolmogorov-Smirnov, uji
dengan bentuk 2 × faktorial. Desain homogenitas menggunakan uji Levene
penelitian disusun sesuai dengan dan uji linieritas menggunakan uji T
variabel-variabel yang terlibat. Desain sampel bebas. Uji hipotesis
penelitian dapat dilihat pada tabel 1. menggunakan uji anava tiga jalan melalui
program SPSS versi 18. Uji lanjut anava
Tabel 1. Desain Penelitian
yang digunakan adalah uji Scheffe.
Kreativitas Kreativitas Verbal Siswa
Verbal (B) (B) HASIL
Tinggi Sedang Renda
Model (B1) (B2) h (B3) Deskripsi data kemampuan
Pembelajaran (A) penyelesaian masalah IPA siswa ditinjau
Model Problem dari model pembelajaran untuk kedua
Pembel Solving A1B1 A1B2 A1B3
ajaran (A1) kelas eksperimen dapat dilihat pada
(A) Problem tabel2.
Posing A2B1 A2B2 A2B3
(A2) Tabel 2. Deskripsi Data Kemampuan
Penyelesaian Masalah IPA Ditinjau Dari Model
Sumber: Modifikasi dari (Setyosari, 2015). Pembelajaran

Variabel-variabel yang terlibat Kelas N Mean SD


KPM Eksperimen 29 70.76 9.504
dalam penelitian ini merupakan cerminan 1
dari data-data yang akan diperoleh Eksperimen 30 63.40 7.959
2
setelah perlakuan terhadap sampel
penelitian dilakukan. Variabel terikat Tabel 2 memperlihatkan bahwa
dalam penelitian ini adalah kemampuan nilai rata-rata kemampuan penyelesaian
penyelesaian masalah IPA. Variabel masalah IPA siswa menggunakan model
bebasnya adalah model pembelajaran problem posing lebih tinggi dibandingkan
problem solving dan problem posing. siswa dengan menggunakan model
problem solving.
Variabel moderatornya adalah kreativitas
verbal. Tabel 3. Deskripsi Data Kemampuan
Teknik pengumpulan data dalam Penyelesaian Masalah IPA Siswa Ditinjau Dari
Kreativitas Verbal
penelitian ini menggunakan teknik tes
untuk memperoleh data kemampuan
Kreativitas
penyelesaian masalah IPA siswa dan data Verbal
N Mean SD
kreativitas verbal siswa. Instrumen KPM Tinggi 12 71.58 7.810
Sedang 30 68.83 10.096
pelaksanaan pembelajaran dalam
Rendah 17 60.59 5.512
penelitian ini berupa silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan Tabel 3 memperlihatkan bahwa
lembar kerja siswa (LKS). Instrumen nilai rata-rata kemampuan penyelesaian

108
Sulaihah, dkk. - Perbandingan Problem Solving dan Problem Posing Ditinjau dari Kreativitas Verbal

masalah siswa dengan kreativitas verbal a. Pengaruh model pembelajaran problem


tinggi lebih baik dibandingkan dengan posing dan problem solving terhadap
kemampuan penyelesaian masalah IPA
siswa kreativitas verbal sedang dan
rendah. Tabel 4 memperlihatkan bahwa Berdasarkan hasil analisis variansi
Siswa yang diterapkan model dua jalan tabel 4 tersebut diperoleh
pembelajaran Problem Posing didukung signifikansi 0,003. Hipotesis nol ditolak
dengan kreativitas yang tinggi karena signifikansi < 0,05, artinya
mempunyai kemampuan penyelesaian terdapat perbedaan pengaruh model
masalah yang lebih baik dibandingkan pembelajaran problem solving dan
perlakuan yang lain. problem posing terhadap kemampuan
penyelesaian masalah siswa.
Tabel 4. Deskripsi Data Kemampuan
Penyelesaian Masalah IPA Siswa Berdasarkan Pembelajaran dengan menggunakan
Interaksi Antara Model Pembelajaran Dan model Problem Solving dan problem
Kreativitas Verbal
posing merupakan model pembelajaran
yang berorientasi terhadap penyelesaian
Kreativitas
Model Mean SD N masalah melalui kegiatan ilmiah
Verbal
Eksperimen Tinggi 74,60 7,537 5 misalnya dalam pembelajaran yaitu
1 diskusi dan eksperimen. Kegiatan diskusi
Sedang 75,13 8,374 15
Rendah 61,33 4,472 9 dan eksperimen memicu siswa untuk
Total 70,76 9,504 29
Eksperimen Tinggi 69,43 7,807 7 saling berinteraksi dengan teman lain
2 dalam menyelesaikan masalah. Teori
Sedang 62,53 7,482 15
Rendah 59,75 6,714 8 Vygotsky menyatakan bahwa interaksi
Total 63,40 7,959 30
Total Tinggi 71,58 7,810 12 sosial memegang peranan utama dalam
Sedang 68,83 10,096 30 perkembangan kognitif siswa (Jamaris,
Rendah 60,59 5,512 17 2015).
Total 67,02 9,437 59
Hasil pengujian hipotesis
Setelah dilakukan uji hipotesis menunjukkan adanya perbedaan
menggunakan anava dua jalan, dapat pengaruh model problem solving dan
dirangkum uji hipotesis penelitian pada tabel problem posing terhadap kemampuan
5. penyelesaian masalah siswa. Program
Tabel 5. Hasil Uji Hipotesis Anava Dua Jalan SPSS tidak bisa melakukan uji lanjut
karena model pembelajaran hanya terdiri
Mean
Hipotesis dengan Anava
Square
F Sig. dari 2 kategori yaitu model problem
Model 525,910 9,836 ,003 solving dan problem posing. Program
Kreativitas_Verbal 550,251 10,291 ,000 SPSS hanya bisa melakukan uji lanjut
Model * Kreativitas_Verbal 178,180 3,332 ,043 untuk variabel yang mempunyai lebih
dari dua kategori. Model pembelajaran
Berdasarkan Tabel 5 diperoleh nilai
signifikansi kurang dari 0,05, maka
yang lebih baik dalam meningkatkan
kesimpulan dari pengujian hipotesis dalam kemampuan penyelesaian masalah siswa
penelitian ini adalah sebagai berikut. dapat dilihat dari rerata yang dihasilkan.
Kemampuan penyelesaian masalah
siswa dengan menggunakan model

109
Education and Human Development Journal Volume 5. Nomor 1. September 2019

pembelajaran problem posing lebih baik pembelajaran problem posing dapat


dibandingkan kemampuan penyelesaian melatih kemampuan penyelesaian
masalah siswa menggunakan model masalah siswa karena siswa menyelidiki
pembelajaran problem solving. Siswa dan mencari penyelesaian dari masalah
dengan penerapan model problem posing yang diajukan.
diberikan penjelasan materi tiap Model pembelajaran problem
pertemuan dan perwakilan siswa posing merupakan model pembelajaran
mengingat kembali informasi yag yang menuntut siswa untuk belajar
diperoleh untuk mendapatkan hasil yang berulang kali (Koeswardhani dkk, 2015).
optimal sedangkan siswa dengan Pembelajaran dengan model problem
penerapan model problem solving hanya posing memberi kesempatan pada siswa
diberikan permasalahan sesuai dengan untuk belajar melalui sumber belajar
materi yang diajarkan. Sejalan dengan yang beragam, penjelasan guru, latihan
penelitian yang dilakukan oleh Irawati soal dan pengajuan soal, serta
(2014) yang menyatakan bahwa model penyelesaiannya sedangkan
pembelajaran problem posing lebih pembelajaran dengan model problem
efektif untuk melatih keterampilan solving hanya memberi kesempatan pada
berpikir tingkat tinggi siswa siswa untuk belajar melalui sumber
dibandingkan dengan model belajar yang beragam, pemahaman
pembelajaran problem solving. masalah dan penyelesaiannya. Materi
Penggunaan model pembelajaran yang diperoleh dengan menggunakan
problem posing lebih baik dalam model pembelajaran problem solving
meningkatkan kemampuan penyelesaian lebih sedikit dibandingkan dengan
masalah karena siswa diajak untuk problem posing. Siswa kurang terlatih
membuat suatu masalah setelah dalam mengerjakan soal berpikir tingkat
memperoleh informasi selama tinggi sedangkan pada pembelajaran
pembelajaran berlangsung. Membuat problem posing siswa dilatih melalui soal
masalah beserta penyelesainnya dapat yang diberikan guru untuk menambah
mendorong seluruh siswa lebih aktif materi selama pembelajaran. Siswa hanya
selama proses pembelajaran, karena terpacu dari permasalahan yang diberikan
masing-masing siswa dilatih untuk guru tanpa memperluas materi yang
membuat masalah berupa pertanyaan, diajarkan.
memahami masalah dan
menyelesaikannya serta dapat memberi b. Pengaruh kreativitas verbal terhadap
kesempatan siswa untuk menyelidiki dan kemampuan penyelesaian masalah
membuat jawaban berdasarkan IPA.
pengetahuan dan informasi yang Berdasarkan hasil analisis
diperoleh melalui percobaan yang variansi dua jalan tabel 4 diperoleh nilai
dilakukan tiap pertemuan sesuai lembar signifikansi yaitu 0,000. Hipotesis nol
kerja siswa yang telah diberikan. Sejalan ditolak karena nilai signifikansi < 0,05,
dengan penelitian yang dilakukan oleh artinya ada perbedaan pengaruh antara
Mulyani dkk (2013) menyatakan bahwa kreativitas verbal siswa kategori rendah,

110
Sulaihah, dkk. - Perbandingan Problem Solving dan Problem Posing Ditinjau dari Kreativitas Verbal

sedang dan tinggi terhadap kemampuan kreativitas verbal rendah yaitu 68,83.
penyelesaian masalah IPA. Sejalan Perbedaan nilai rata-rata tidak terlalu
dengan penelitian yang dilakukan oleh signifikan hanya selisih 2,75.
Wahyuddin (2016) yang menyatakan Kemampuan penyelesaian masalah siswa
bahwa kreativitas siswa berpengaruh dengan kreativitas verbal kategori tinggi
terhadap kemampuan pemecahan dan rendah menunjukkan adanya
masalah siswa. Semakin baik perbedaan yang diperoleh dari nilai
metakognisi, motivasi belajar dan signifikansi yaitu 0,001 < 0,05. Nilai rata-
kreativitas belajar yang dimiliki siswa, rata kemampuan penyelesain masalah
maka kemampuan pemecahan masalah siswa dengan kreativitas verbal rendah
siswa tersebut semakin tinggi. yaitu 60,59. Perbedaan nilai rata-rata
Kreativitas verbal berpengaruh cukup signifikan dengan selisih 10,99.
terhadap hasil kemampuan penyelesaian Kemampuan penyelesaian masalah siswa
masalah siswa karena nilai siswa diambil dengan kreativitas verbal siswa kategori
dari tes kemampuan penyelesaian sedang dan rendah menunjukkan adanya
masalah pada materi getaran, gelombang, perbedaan yang diperoleh dari nilai
bunyi, mekanisme pendengaran pada signifikansi 0,002 < 0,05. Perbedaan nilai
manusia dan sistem sonar. Soal pada tes rata-rata cukup signifikan dengan selisih
kemampuan penyelesaian masalah 8,24.
merupakan soal uraian yang panjang dan Kemampuan penyelesaian masalah
ada sebagian menggunakan gambar. IPA dengan kreativitas verbal tinggi
Kreativitas verbal yang baik dapat mempunyai nilai rata-rata lebih baik
digunakan siswa untuk memahami dibandingkan dengan kreativitas verbal
maksud soal dan cara menyelesaikan soal rendah dan nilai rata-rata kemampuan
tersebut secara sistematis sesuai tahap- penyelesaian masalah IPA dengan
tahap kemampuan peyelesaian masalah kreativitas verbal sedang lebih baik
meliputi memahami masalah, memahami dibandingkan dengan kreativitas verbal
masalah, merencanakan penyelesaian rendah. Teori Gestalt menyatakan bahwa
masalah, melaksanakan penyelesaian proses pemecahan masalah merupakan
masalah dan mengevaluasi hasil proses belajar yang berlangsung dalam
penyelesaian masalah. serangkaian proses mengandung tujuan,
Hasil uji Scheffe menunjukkan penjelasan, imajinasi dan kreativitas
bahwa tidak ada perbedaan pengaruh (Jamaris, 2015).
kreativitas verbal siswa tinggi dan Kemampuan penyelesaian masalah
kreativitas verbal siswa sedang terhadap IPA dengan kreativitas verbal tinggi dan
kemampuan penyelesaian masalah IPA kreativitas verbal sedang menunjukkan
siswa yang diperoleh dari nilai tidak ada perbedaan pengaruh 16
signifikansi yaitu 0,549 > 0,05. Nilai rata- sedangkan kreativitas verbal siswa
rata kemampuan penyelesaian masalah berpengaruh terhadap kemampuan
siswa dengan kreativitas verbal tinggi penyelesaian masalah IPA. Sejalan
yaitu 71,58 sedangkan kemampuan dengan penelitian yang dilakukan oleh
penyelesaian masalah siswa dengan Rosyada (2018) yang menyatakan bahwa

111
Education and Human Development Journal Volume 5. Nomor 1. September 2019

siswa dengan kreativitas belajar tinggi masalah IPA. Sejalan dengan penelitian
mempunyai prestasi belajar yang sama yang dilakukan oleh Sugihardjo dkk
baiknya dengan siswa kreativitas belajar (2014) yang menyatakan bahwa terdapat
sedang. Seharusnya siswa dengan interaksi antara model pembelajaran
kreativitas verbal yang tinggi mempunya problem solving dan problem posing
kemampuan penyelesaian masalah IPA dengan kreativitas siswa terhadap prestasi
yang lebih baik dibandingkan dengan belajar.
siswa dengan kreativitas verbal sedang. Grafik interaksi penggunaan model
nilai rata-rata kemampuan penyelesaian pembelajaran dengan kreativitas verbal
masalah dengan kreativitas verbal sedang tidak berpotongan, sehingga termasuk
lebih tinggi dibandingkan dengan pola interaksi ordinal. Interaksi ordinal
kreativitas verbal tinggi dengan selisih terjadi ketika rata-rata kelompok pada
yang tidak terlalu signifikan. Hal ini satu kategori selalu lebih tinggi atau
disebabkan karena frekuensi siswa yang rendah dari pada kategori yang lain pada
mempunyai kreativitas verbal tinggi lebih perlakuan yang sama walaupun dengan
sedikit yaitu 12 dibandingkan dengan perlakuan yang lain (Harjono, 2012). Ada
frekuensi siswa yang mempunyai tidaknya interaksi yang signifikan dilihat
kreativitas verbal sedang yaitu 30. Oleh dari nilai signifikansi hasil dari pengujian
karena itu, sampel penelitian diperlukan hipotesis uji Anava dua jalan (Budiyono,
peningkatan tingkat kreativitas agar 2016). Berdasarkan nilai rata-rata dari
frekuensi masing-masing kategori tabel 4.7, grafik interaksi penggunaan
kreativitas verbal tidak terlalu berbeda. model pembelajaran dengan kreativitas
Munandar dalam Puspitacandri (2013) verbal dapat dilihat pada gambar 1.
mengungkapkan bahwa lingkungan
merupakan faktor yang utama terjadinya 80

proses perkembangan intelegensi dan 75

merupakan dasar untuk pertumbuhan 70

kreativitas verbal. 65
60
55
c. Interaksi model pembelajaran problem
50
solving dan problem posing dengan Tinggi Sedang Rendah
Kategori
kreativitas verbal terhadap Problem Posing Problem Solving
kemampuan penyelesaian masalah
IPA Gambar 1. Grafik Interaksi Model Pembelajaran
Berdasarkan hasil analisis variansi dan Kreativitas Verbal
dua jalan tabel 4.15 diperoleh nilai
Pengujian hipotesis menunjukkan
signifikansi yaitu 0,043. Hipotesis nol
bahwa ada interaksi penggunaan model
ditolak karena nilai signifikansi < 0,05,
pembelajaran Problem Posing dan
artinya Ada interaksi antara penggunaan
Problem Solving dengan kreativitas
model pembelajaran problem solving dan
verbal terhadap kemampuan
problem posing dengan kreativitas verbal
penyelesaian masalah IPA. Uji lanjut
siswa terhadap kemampuan penyelesaian

112
Sulaihah, dkk. - Perbandingan Problem Solving dan Problem Posing Ditinjau dari Kreativitas Verbal

Anava dilakukan uji lanjut Scheffe.Uji dengan kreativitas verbal siswa terhadap
Scheffe menunjukkan bahwa ada kemampuan penyelesaian masalah IPA.
perbedaan kemampuan penyelesaian
masalah siswa antara siswa yang SIMPULAN DAN SARAN
menggunakan model pembelajaran Hasil dari penelitian ini dapat
Problem Posing dengan kreativitas tinggi disimpulkan sebagai berikut : yang pertama
yakni ada perbedaan pengaruh model
dan model pembelajaran Problem Solving
problem solving dan problem posing
dengan kreativitas rendah, siswa
terhadap kemampuan penyelesan masalah
menggunakan model pembelajaran IPA siswa. Yang kedua ada perbedaan
problem posing dengan kreativitas pengaruh kreativitas verbal siswa terhadap
sedang dan model pembelajaran problem kemampuan penyelesaian masalah IPA
posing dengan kreativitas rendah, siswa siswa. Selanjutnya ada interaksi antara
menggunakan model pembelajaran pengaruh penggunaan model pembelajaran
problem posing dengan kreativitas problem solving dan problem posing dengan
sedang dan model pembelajaran problem kreaivitas verbal siswa terhadap kemampuan
solving dengan kreativitas rendah. penyelesaian masalah IPA.
Kemampuan penyelesaian masalah Saran untuk penelitian ini yang
pertama yakni guru harus mampu
siswa menggunakan model pembelajaran
memperhatikan kreativitas verbal siswa
problem posing dengan kreativitas tinggi
selama pembelajaran dan diperlukan
lebih baik dibandingkan dengan peningkatan kreativitas siswa untuk
menggunakan model pembelajaran memperoleh hasil yang lebih optimal. Untuk
problem soving pada setiap kategori selanjutnya akan dilakukan penelitian lebih
kreativitas verbal siswa. Kemampuan lanjut yaitu perbandingan model Problem
penyelesaian masalah siswa dengan Solving dan Problem Posing dengan
kreativitas verbal tinggi lebih baik menambahkan variabel moderator yang lain
dibandingkan dengan model kreativitas seperti sikap ilmiah, motivasi, gaya belajar
verbal rendah dan sedang pada model dan minat belajar siswa pada mata pelajaran
pembelajaran problem posing dan lain dan jenjang pendidikan yang berbeda
untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
problem solving, kecuali antara
kreativitas verbal siswa kategori tinggi
DAFTAR PUSTAKA
dan sedang menggunakan model Astra, I.M., Umiatin, dan Jannah, M. 2012.
pembelajaran problem posing karena “Pengaruh Model Pembelajaran
tidak terdapat perbedaan pengaruh Problem Posing Tipe Pre-solution
Posing terhadap Hasil Belajar Fisika
kreativitas verbal kategori sedang dan
dan Karakter Siswa SMA”. Jurnal
rendah terhadap kemampuan Pendidikan Fisika Indonesia. Volume.
penyelesaian masalah siswa dengan 8, No. 02.
perbedaan nilai rata-rata yang tidak Budiyono, 2016. Statistika untuk Penelitian.
Surakarta: UNS Press.
terlalu signifikan dengan selisih 0,53.
Erina, R dan Kuswanto, H. 2015. “Pengaruh
Berdasarkan uraian di atas dapat Model Pembelajaran InSTAD terhadap
disimpulkan bahwa ada interaksi antara Keterampilan Proses Sains dan Hasil
penggunaan model pembelajaran Belajar Kognitif Fisika di SMA”.
Jurnal Inovasi Pendidikan
problem solving dan problem posing
IPA.Volume. 1, No. 2.

113
Education and Human Development Journal Volume 5. Nomor 1. September 2019

Hadi, S dan Radiyatul. 2014. “Metode Humor Siswa Akselerasi”. Jurnal


Pemecahan Masalah menurut Polya Psikologi Tabularasa. Volume. 8, No.
untuk Mengembangkan Kemampuan 2.
Siswa dalam Pemecahan Masalah
Matematis di Sekolah Menengah Rosyada, A., Budiyono, dan Setiawan, R.
Pertama”. Jurnal Pendidikan 2018. “Eksperimentasi Pembelajaran
Matematika. Volume. 2, No. 1. Matematika dengan Model Kooperatif
Harjono, Ahmad. 2012. “Perbedaan Starategi Tipe STAD (Students Teams
Pembelajaran dan Pemberian Advance Achievement Divisions). Jurnal
Organizer Pengaruhnya terhadap Hasil Pendidikan Matematika dan
Belajar Fisika SIswa Kelas X. Jurnal Matematika. Volume. 11, No. 1.
Pijar Mipa. Volume. 8, No. 1. Setyosari, P. 2015. Metode Penelitian
Irawati, R.K. 2014. “Pengaruh Model Pendidikan dan Pengembangan.
Problem Solving dan Problem Posing Jakarta: Prenadamedia Group.
serta Kemampuan Awal terhadap Sugihardjo, Mardiyana, dan Riyadi. 2014.
Hasil Belajar Siswa’. Jurnal “Eksperimentasi Model Pembelajaran
Pendidikan Sains. Volume. 2, No. 4. Problem Posing dan Problem Solving
Jamaris, M. 2015. Orientasi Baru dalam pada Materi Trigonometri ditinjau dari
Psikologi Pendidikan. Bogor: PT Kreativitas Peserta Didik Kelas XI IPA
Ghalia Persada. SMA Se-kabupaten Kudus Tahun
Koeswardhani, Y., Mulyani, B., dan Ajaran 2013/2014. Jurnal Elektronik
Masykuri. M. 2015. “Pengaruh Model Pembelajaran Matematika. Volume.
Pembelajaran Problem Solving dan 2, No. 5.
Problem Posing pada Pokok Bahasan Sugita, N.T.H., Ashadi, dan Masykuri, M.
Konsep Mol terhadap Prestasi Belajar 2016. “Pengaruh Model Pembelajaran
Siswa Kelas X Semester Genap SMA Problem Solving dan Problem Posing
Negeri 6 Surakarta Tahun Pelajaran terhadap Hasil Belajar Ditinjau dari
2013?2014. Jurnal Pendidikan Kimia. Kreativitas Siswa pada Materi
Volume. 4, No. 1. Termokimia Kelas XI SMA Negeri
Mulyani, B., Sriwenda, A., dan Yamtinah, S. 1Karanganyar Tahun Pelajaran
2013. “Penerapan Pembelajaran 2015/2016”. Jurnal Pendidikan Kimia.
Model Problem Posing untuk Volume. 5, No. 2.
Meningkatkan Kreativitas dan Prestasi Wahyuddin, 2016. “Pengaruh Metakognisi,
Belajar Siswa pada Materi Laju Reaksi Motivasi Belajar, dan Kreativitas
Kelas XI IPA 5 SMA Negeri 1 Belajar terhadap Kemampuan
Boyolali Tahun Pelajaran 2012/2013”. Pemecahan Masalah Siswa Kelas VIII
Jurnal Pendidikan Kimia. Volume. 2, SMP Negeri 2 Sabbangparu
No. 2. Kabupaten Wajo”. Jurnal Daya
Puspitacandri, A. 2013. “Pengaruh Matematis. Volume. 4, No. 1.
Kreativitas Verbal terhadap Sense of

114

Anda mungkin juga menyukai