Anda di halaman 1dari 31

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Mata pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang
dianggap sulit bagi siswa. Demikian halnya dengan pelajaran matematika di kelas
VIII SMP N 1 GEMUH. Berdasarkan dua kali tes hasil belajar yang dikerjakan oleh
siswa kelas VIII diketahui hanya 6 siswa yang memperoleh nilai di atas 75 pada
ulangan pertama dan 11 siswa pada ulangan kedua. Nilai rata-rata kelas masih
dibawah 75. Nilai tersebut belum memenuhi KKM yang ditetapkan untuk mata
pelajaran matematika yaitu 75. Guru sebagai tenaga pendidik mempunyai tujuan
utama dalam kegiatan pembelajaran disekolah yaitu menciptakan suasana belajar
yang menyenangkan, dapat menarik minat dan antusias siswa serta dapat memotifasi
siswa untuk senantiasa belajar dengan baik dan semangat, sebab dengan suasana
belajar yang menyenangkan akan berdampak positif dalam pencapaian hasil belajar
yang optimal. Hasil belajar siswa merupakan suatu indikasi dari perubahan –
perubahan yang terjadi pada diri siswa setelah mengalami proses belajar mengajar.
Dari hasil inilah dapat dilihat keberhasilan siswa dalam memahami suatu materi
pelajaran. Pada SMP N 1 GEMUH dalam pembelajaran matematika, peneliti sering
menggunakan model pembelajaran ceramah dan hal ini tampak dari perilaku siswa
yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru.
siswa tidak mau bertanya apalagi mengemukakan pendapat tentang materi yang
diberikan. Sebagai seorang guru yang profesional sebaiknya dapat memilih dan
menerapkan metode yang efektif agar materi yang dipelajari oleh siswa dapat
dipahami dengan baik serta dapat meningkatkan hasil belajar. Untuk mencapai
tujuan ini peran guru sangat menentukan. Menurut wina sanjaya (2006:19), peran
guru adalah: “sebagai sumber belajar, fasilitator, pengelola, demonstrator,
pembimbing, dan evaluator”. Sebagai motivator guru harus mampu membangkitkan
motivasi siswa agar aktifitas siswa dalam proses pembelajaran berhasil dengan baik.
Salah satu cara untuk membangkitkan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran
adalah dengan cara mengganti cara atau model pembelajaran lebih menarik lagi dan
pada pembelajaran ditemukan metode dan cara – cara yang baru agar dapat terjadi
interaksi yang menarik antara siswa dengan guru. Diantara cara dan metode yang
digunakan dengan menggunakan sarana yang ada disekolah diantaranya TGT ( Team
Games Tournament ) dengan menggunakan turnamen games yang mana siswa
bersaing dengan anggota tim lain. Dengan model pembelajaran ini diharapkan siswa
dapat meningkatkan hasil belajar siswa
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka
masalah dalam penelitian ini adalah: (1) Bagaimana penerapan model pembelajaran
TGT (Team Games Tournament) pada materi pokok bahasan Operasi Aljabar pada
siswa kelas VIIIE SMP N 1 GEMUH ? ; (2) Apakah hasil belajar matematika siswa
kelas VIIIE SMP N 1 GEMUH pada pokok bahasan Operasi Aljabar dapat
ditingkatkan melalui model pembelajaran TGT ( Team Games Tournament ) berbantu
gambar?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan diatas maka penelitian
ini bertujuan untuk: (1) Meningkatkan penggunaan model pembelajaran TGT
( Team Games Tournament ) pada materi pokok bahasan Operasi Aljabar pada siswa
kelas VIIIE SMP N 1 GEMUH; (2) Meningkatkan hasil belajar Matematika siswa
kelas VIIIE SMP Negeri 1 Gemuh pada pokok bahasan Operasi Aljabar melalui
model pembelajaran TGT ( Team Games Tournament ) berbantu gambar
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini adalah: Bagi
siswa : Diharapkan dengan selalu aktif siswa mengikuti pembelajaran Matematika
akan berdampak pada meningkatnya hasil belajar siswa khususnya pada pokok
bahasan Operasi Aljabar; Bagi guru : Diharapkan melalui hasil penelitian ini guru
akan mengetahui model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa dalam
pembelajaran. Selain itu guru dapat memperbaiki dan meningkatkan kinerja dan
profesionalnya sebagai guru; Bagi sekolah : Sebagai masukan dalam rangka
memperbaiki kegiatan pembelajaran dan hasil belajar matematika di sekolah; Bagi
Perpustakaan : Penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi dan bahan untuk
penelian dari guru.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN

A. Proses Belajar dan Mengajar Matematika


Proses belajar-mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih
luas dari pada pengertian mengajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adannya
satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang
mengajar. Usman (2000:5) menyatakan proses merupakan interaksi semua
komponen atau unsur yang terdapat dalam belajar-mengajar yang satu sama lainnya
saling berhubungan dalam ikatan untuk mencapai tujuan. Proses belajar-mengajar
merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa
atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk
mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa
itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar-mengajar. Istilah
“belajar” dan “mengajar” adalah dua peristiwa yang berbeda akantetapi diantara
keduannya terdapat hubungan yang sangat erat. Bahkan antara keduannya terjadi
kaitan dan interaksi, saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama lain
dalam keberhasilan proses belajar-mengajar.

B. Pengertian Belajar
Untuk memahami tentang pengertian belajar disini akan diawali dengan
mengemukakan beberapa definisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli
tentang definisi belajar. Slameto ( 1995: 2 ) memberikan definisi : Belajar adalah
suatu proses yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah
laku yang baru secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam
interaksi dengan lingkungannya. Menurut Sudjana ( 1989: 28 ) belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang, perubahan itu
sebagai hasil dari proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti
perubahan pengetahuan pemahaman sikap dan tingkah laku, keterampilan,
kecakapan, kebiasaan serta perubahan aspek – aspek lain yang ada pada individu
yang belajar. Harold spears memberikan batasan: belajar adalah mengamati,
membaca, berinisiasi, mencoba sesuatu sendiri, mendengarkan, mengikuti petunjuk
atau arahan. Geoch mengatakan belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai
hasil praktek. Dari keempat definisi diatas dapat disimpulkan bahwa belajar itu
senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau penampilan dengan serangkaian
kegiatan misalnya dengan membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain
sebagainya.

C. Metode kooperatif tipe TGT


TGT adalah salah satu model pembelajaran kooperatif yang menempatkan
siswa dalam kelompok – kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang
siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku kata atau ras yang
berbeda. Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model
pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan seluruh siswa tanpa
harus ada perbedaan status. Model pembelajaran ini melibatkan peran siswa sebagai
tutor sebaya, mengandung unsur permainan yang bisa menggairahkan semangat
belajar dan mengandung reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang
dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat
belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerjasama,
persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Guru menyajikan materi dan siswa bekerja
dalam kelompok mereka masing – masing. Dalam kerja kelompok guru memberikan
LKS kepada setiap kelompok. Tugas yang diberikan dikerjakan bersama–sama
dengan anggota kelompoknya. Apabila ada dari anggota kelompok yang tidak
mengerti dengan tugas yang diberikan, maka anggota kelompok yang lain
bertanggungjawab untuk memberikan jawaban atau menjelaskannya, sebelum
mengajukan pertanyaan tersebut kepada guru. Akhirnya untuk memastikan bahwa
seluruh anggota kelompok telah menguasai pelajaran. Maka seluruh siswa
akan diberikan permainan akademik. Dalam permainan akademik siswa akan dibagi
dalam meja – meja turnamen, dimana setiap meja turnamen terdiri dari 5 sampai 6
orang yang merupakan wakil dari kelompoknya masing – masing. Dalam setiap meja
permainan diusahakan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama.
Siswa dikelompokkan dalam satu meja turnamen secara homogen dari segi
kemampuan akademik, artinya dalam satu meja turnamen kemampuan setiap peserta
diusahakan agar setara. Hal ini dapat ditentukan dengan melihat nilai yang mereka
peroleh pada saat pre-test. Skor yang diperoleh setiap peserta dalam permainan
akademik dicatat pada lembar pencatat skor. Skor kelompok diperoleh dengan
menjumlahkan skor-skor yang diperoleh anggota suatu kelompok, kemudian dibagi
banyaknya anggota kelompok tersebut. Skor kelompok ini digunakan untuk
memberikan penghargaan tim. Menurut slavin pembelajaran kooperatif tipe TGT
terdiri dari 4 langkah tahapan yaitu: tahap penyajian kelas, belajar dalam kelompok,
permainan dan penghargaan kelompok. Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh
slavin, maka model pembelajaran kooperatif TGT memiliki langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Tahap penyajian kelas
Bahan ajar dalam TGT mula – mula diperkenalkan melalui presentasi kelas.
Presentasi ini paling sering menggunakan pengajaran langsung atau suatu ceramah-
diskusi yang dilakukan oleh guru. Pada kegiatan ini siswa bekerja lebih dahulu untuk
menemukan informasi atau mempelajari konsep-konsep atas upaya mereka sendiri.
Presentasi kelas dalam TGT berbeda dari pengajaran biasa, dalam presentasi tersebut
harus jelas-jelas fokus pada unit TGT tersebut. Dengan cara ini, siswa menyadari
bahwa mereka harus sungguh-sungguh memperhatikan presentasi kelas tersebut,
karena dengan begitu akan membantu mereka dalam turnamen / pertandingan
dengan baik dan skor turnamen mereka menentukan skor timnya.
2. Belajar dalam kelompok
Guru membagikan LKPD kepada setiap kelompoksebagai bahan yang akan
dipelajari siswa. Disamping untuk mempelajari konsep – konsep materi pelajaran
LKPD juga digunakan untuk melatih keterampilan dalam pembelajaran kooperatif
terhadap siswa, dalam kerja kelompok, secara siswa mengerjakan tugas secara
mandiri dan selanjutnya saling mencocokkan jawaban dengan teman sekelompok
siswa masing – masing. Jika ada seseorang anggota yang belum memahami, maka
teman – teman sekelompoknya bertanggung jawab untuk menjelaskan. Jika ada
pertanyaan sebaiknya menyatakan kepada semua anggota kelompok terlebih dahulu
sebelum menanyakan kepada guru. Dalam kegiatan guru yang memonitor kegiatan
masing – masing kelompok dan terlibat jika diperlukan. Sebelum memulai belajar
dalam kelompok hendaknya guru menetapkan kelompok dalam kooperatif berikut
ini:
a. Siswa mempunyai tanggung jawab untuk memastikan teman kelompoknya
telah mempelajari pelajaran;
b. Tidak seorangpun siswa selesai belajar sebelum anggota kelompok
menguasai materi pelajaran;
c. Meminta bantuan pada teman satu kelompok sebelum meminta bantuan guru
dan dalam satu kelompok harus saling berbicara sopan
3. Kuis ( Games )
Tujuan dari permainan ini adalah untuk mengetahui apakah semua anggota
kelompok telah menguasai materi, dimana pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
berhubungan dengan materi yang telah didiskusikan dalam kegiatan kelompok.
Dalam permainan ini setiap siswa yang bersaing merupakan wakil dari
kelompoknya. Siswa yang mewakili kelompoknya, masing-masing ditempatkan
dalam meja-meja turnamen. Tiap meja turnamen ditempati 5 sampe 6 orang peserta
dan diusahan agar tidak ada peserta yang berasal dari kelompok yang sama. Dalam
setiap meja turnamen diusahakan setiap peserta homogen. Permainan ini diawali
dengan memberitahukan aturan permainan. Setelah itu permainan dimulai dengan
membagikan kartu-kartu soal untuk bermain (kartu soal dan kunci ditaruh terbalik
diatas meja sehingga soal dan kunci tidak terbaca). Permainan pada tiap meja
turnamen dilakukan dengan aturan sebagai berikut: Pertama, setiap pemain dalam
tiap meja menentukan dulu pembaca soal dan pemain yang pertama dengan cara
undian. Kemudian pemain yang menang undian mengambil kartu undian yang berisi
nomor soal dan diberikan kepada pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan
soal sesuai dengan nomor undian yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal
dikerjakan secara mandiri oleh pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan dalam soal. Setelah waktu untuk mengerjakan soal selesai, maka
pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang akan ditanggapi oleh penantang
searah jarum jam. Setelah itu pembaca soal akan membuka kunci jawaban dan skor
hanya diberikan kepada pemain yang menjawab benar atau penantang yang pertama
kali memberikan jawaban benar. Jika pemain semua menjawab salah maka kartu
dibiarkan saja. Permainan dilanjutkan pada kartu soal berikutnya sampai semua kartu
soal habis dibacakan, dimana posisi pemain diputar searah jarum jam agar setiap
peserta dalam satu meja turnamen dapat berperan sebagai pembaca soal, pemain dan
penantang. Disini permainan dapat dilakukan berkali-kali dengan syarat bahwa
setiap peserta harus mempunyai kesempatan yang sama sebagai pemain, penantang,
dan pembaca soal. Dalam permainan ini pembaca soal hanya bertugas untuk
membaca soal dan membuka kunci jawaban, tidak boleh ikut menjawab atau
memberikan jawaban pada peserta lain. Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap
pemain dalam satu meja menghitung jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan
berapa poin yang diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya
setiap pemain kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang telah
diperoleh berdasarkan tabel yang telah disediakan. Selanjutnya setiap pemain
kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada
ketua kelompok. Ketua kelompok memasukkan poin yang diperoleh anggota
kelompoknya pada tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria
penghargaan yang diterima oleh kelompoknya.

D. Penerapan Team Games Tournament


Slavin ( 2005 : 169 ) menjelaskan bahwa sebelum melaksanakan TGT
siswa terlebih dahulu ditempatkan kedalam tim heterogen kemudian siswa
ditempatkan kedalam meja turnamen homogen. Gambar 1.1 mengilustrasikan
hubungan antara tim heterogen dan meja turnamen homogen

TIM A
A–1 A–2 A–3 A–4
Meja Sedang sedang rendah
turnamen 1
Meja
turnamen 2
Meja
turnamen 3
Meja
turnamen 4
tinggi

A–1 A–2 A–3 A–4


Tinggi Sedang Sedang Rendah
TIM C Gambar 1.1 Penempatan kelompok pada
meja turnamen
( Sumber Slavin, 2005 : 168 )
Slavin (2005: 170) menjelaskan bahwa setelah pembagian tim dan meja turnamen
maka siklus regular dari pembelajaran TGT dapat dilaksanakan sebagai berikut:
a. Pengajaran, menyampaikan materi;
b. Belajar tim, para siswa mengerjakan lembar kegiatan dalam tim mereka
untuk menguasai materi;
c. Turnamen, para siswa memainkan game akademik dalam kemampuan yang
homogen, dengan meja turnamen tiga peserta;
d. Rekognisi tim, skor tim dihitung berdasarkan skor turnamen anggota tim, dan
tim tersebut akan direkognisi apabila mereka berhasil melampaui kriteria
yang telah di tetapkan sebelumnya.
Turnamen adalah sebuah struktur di mana game berlangsung. Slavin (2005: 166)
menjelaskan bahwa pada turnamen pertama guru menunjuk siswa untuk berada pada
meja turnamen. Tiga siswa berprestasi tinggi pada meja 1, tiga berikutnya pada meja
2, dan seterusnya. Setelah turnamen pertama, para siswa akan bertukar meja
tergantung pada kinerja mereka pada turnamen sebelumnya. Pemenang pada tiap
meja “naik tingkat” ke meja berikutnya yang lebih tinggi, skor tertinggi kedua tetap
tinggal pada meja yang sama, dan yang skornya paling rendah akan “diturunkan”.
Langkah pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah
menghitung rerata skor kelompok. Untuk memilih rerata skor kelompok dilakukan
dengan cara menjumlahkan skor yang diperoleh oleh masing – masing anggota
kelompok dibagi dengan banyaknya anggota kelompok. Pemberian penghargaan
didasarkan atas rata – rata poin yang didapat oleh kelompok tersebut. Dimana
penentuan poin yang diperoleh oleh masing – masing anggota kelompok didasarkan
pada jumlah kartu yang diperoleh.

Perhitungan poin permainan


Pemain dengan Poin bila jumlah kartu
yang diperoleh

Scor tertinggi 41-50 keatas


Scor tinggi 31-40
Scor rendah 21-30
Scor terendah 10-20

Kriteria penghargaan kelompok


Kriteria ( Rerata Kelompok) Predikat
10 sampai 30 Tim kurang baik
31 sampai 40 Tim baik
41 sampai 49 Tim baik sekali
50 keatas Tim istimewa
( Sumber slavin, 1995 )

Adapun kelebihan model pembelajaran tipe TGT yaitu:


Ø Dalam kelas kooperatif memiliki kebebasan untuk berinteraksi dan menggunakan
pendapatnya; 2. Rasa percaya diri siswa menjadi lebih tinggi; 3. Perilaku
mengganggu siswa lain menjadi lebih kecil; 4. Meningkatkan kepekaan, toleransi
Adapun kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TGT yaitu:
Ø Tidak semua siswa mampu mengemukakan pendapatnya; 2. Kekurangan waktu
dalam proses pembelajaran; 3. Kemungkinan terjadinya kegaduhan apabila guru
kurang mampu mengelola kelas dengan baik

E. Penelitian yang Relevan


Penelitian yang relevan untuk mendukung penelitian adalah penelitian
tentang meningkatkan hasil belajar matematika siswa pada pokok bahasan bilangan
pecahan melalui model pembelajaran Kooperatif Tipe Teams
Games Tournament ( TGT ) siswa kelas VIIA SMP N 3 Ranomeeto, penelitian
tentang Penggunaan model pembelajaran TGT untuk meningkatkan hasil belajar
matematika pada pokok bahasan operasi pada bentuk aljabar bagi siswa kelas VIIIB
matematika SMP N 2 Randublatung semester 1 tahun pelajaran
2008/2009, penelitian tentang upaya peningkatan motifasi belajar matematika
dengan model pembelajaran kooperatif tipe TGT di smp negeri 1 pekuncen tahun
ajaran 2008-2009

F. Kerangka Berfikir
Berdasarkan latar belakang dan tujuan penelitian diatas, maka peneliti ini
akan melihat bagaimana metode pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat
berpengaruh terhadap proses belajar dan mengajar matematika yang diterapkan pada
pokok bahasan operasi aljabar. Dengan metode pembelajaran berkelompok dan
disertai dengan sedikit permainan, maka siswa akan lebih menarik dan memahami
yang selanjutnya akan disertai dengan hasil belajar siswa dalam mengolah dan
menganalisa data, siswa juga dituntut untuk dapat menyajikan data.
G. Hipotesis Tindakan
Dalam penelitian ini hipotesis tindakannya adalah penerapan model
pembelajaran TGT pada materi pokok bahasan Aljabar pada siswa kelas VIIIE SMP
N 1 GEMUH dapat meningkat, melalui penggunaan model pembelajaran
TGT berbantu gambar dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi operasi
aljabar bagi siswa kelas VIIIE SMP N 1 Gemuh Semester 1 Tahun Pelajaran 2014 /
2015.

BAB IV
METODE PENELITIAN
Setting Penelitian
Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 1 Gemuh yang beralamat di Jl Karanganyar
No. 07 Gemuh dengan alasan peneliti mengajar di sekolah ini sehingga pada waktu
mendapatkan permasalahan dalam pembelajaran ingin segera melakukan tindakan
penelitian agar terjadi peningkatan kualitas dan mutu pembelajaran di SMP Negeri 1
Gemuh.
Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan dalam waktu 3 bulan. Siklus I hanya satu pertemuan
yaitu hari sabtu, tanggal 20 september 2014 dan siklus II dua kali pertemuan,
pertemuan I yaitu hari rabu tanggal 24 september 2014 dan pertemuan II yaitu hari
sabtu tanggal 27 september 2014. Sejak dipersiapkan pembuatan proposal,
menyusun instrumen, pengumpulan data, analisis data, pembahasan penelitian, dan
penyusunan laporan dengan perincian waktu sebagai berikut.
Tabel 1
Alokasi waktu Penelitian Tindakan Kelas
BULAN
NO KEGIATAN PENELITIAN
8 9 10 11 5
1. Identifikasi Masalah √
2. Permohonan Ijin Penelitian √
3. Pengumpulan Data Pra Siklus √
4. Penyusunan Proposal Bab I,II,III dan √
Membuat Instrumen
5. Pengumpulan Data dan Melaksanakan √
Tindakan Siklus I
6. Pengumpulan Data dan Melaksanakan √
Tindakan Siklus II
7. Analisis Data Siklus I,II √
8. Pembahasan √
9. Penulisan Laporan PTK √
10. Seminar Hasil PTK √

Subjek dan Objek Penelitian


Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII E SMP Negeri 1 Gemuh. Satu kelas
terdiri dari 30 siswa. Siswa putri 17 dan siswa putra 13 dan guru kolaboratornya
adalah Winda Agustriana,S.Pd
Objek Penelitian
Objek penelitian dalam PTK ini adalah peningkatan hasil belajar matematika siswa
kelas VIIIE SMP Negeri 1 Gemuh Tahun Pelajaran 2014/2015 materi aljabar melalui
pembelajaran TGT berbantu gambar
Data dan Sumber Data
Sumber data dapat berasal dari subyek penelitian dan dari bukan subyek. Sumber
data dari subyek penelitian merupakan sumber data primer (misalnya nilai ulangan
harian, ulangan siklus I dan siklus II). Sumber data dari selain subyek penelitian
merupakan sumber data sekunder (misalnya data hasil pengamatan yang dilakukan
oleh teman sejawat). Bentuk data dapat berbentuk kuantitatif maupun kualitatif.

Teknik dan Alat Pengumpulan Data


Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengambilan data berupa teknik tes dan non tes. Teknik tes digunakan untuk
mendapatkan skor hasil belajar baik pada siklus I maupun pada siklus II. Teknik non
tes dengan menggunakan observasi, jurnal siswa dan wawancara. Observasi
dilakukan terhadap perilaku guru kelas saat melakukan PBM. Data yang lain
diperoleh melalui catatan harian (jurnal siswa) dan wawancara dengan guru dan
beberapa siswa yang menonjol dalam pelaksanaan pembelajaran dan bagaimana
interaksi atau antusias siswa dalam menanggapi pembelajaran dan segala hal yang
melatar belakanginya. Alat Pengumpulan data tergantung pada teknik yang
digunakan: a. Teknik tes, alatnya dapat berbentuk butir soal tes; b. Teknik non tes,
alatnya dapat berbentuk pedoman dan lembar observasi, pedoman dan lembar
wawancara, dll
Validasi Data
Menurut Suharsimi Arikunto (2000: 119) “Validitas adalah keadaan yang
menggambarkan tingkat instrumen yang bersangkutan mampu mengukur apa yang
akan diukur. Validasi diperlukan agar diperoleh data yang valid. Adapun validitas
yang digunakan perlu disesuaikan dengan data yang dikumpulkan. Untuk data
kuantitatif (berbentuk angka) umumnya yang divalidasi instrumennya. Sedangkan
data kualitatif (misalnya observasi, wawancara) dapat divalidasi melalui trianggulasi
baik trianggulasi sumber maupun trianggulasi metode. Mengingat data yang
dihasilkan dalam penelitian ini berupa angka, maka validasi yang digunakan adalah
validasi instrumen. Validitas yang digunakan adalah validitas teoretik. Validitas
teoretik dibutuhkan untuk mengetahui seberapa jauh butir-butir instrumen dari setiap
variabel mampu mengukur sifat bangun pengertian atau konstruk teori setiap
variabel. Menurut Mohammad Asrori (2007: 184) indikator untuk mengukur
motivasi belajar adalah sebagai berikut (1) Mempunyai gairah yang tinggi; (2) Penuh
semangat; (3) Memiliki rasa penasaran atau rasa ingin tahu yang tinggi; (4) Mampu
bekerja mandiri ketika guru meminta siswa mengerjakan sesuatu; (5) Memiliki rasa
percaya diri; (6) Memiliki konsentrasi yang lebih tinggi; (7) Kesulitan dianggap
sebagai tantangan yang harus dihadapi; dan (8) Memiliki kesabaran dan daya juang
yang tinggi.
Teknik Analisis Data
Data penelitian yang terkumpul, setelah ditabulasi kemudian dianalisis untuk
mencapai tujuan- tujuan penelitian. Analisis yang digunakan adalah
teknik deskriptif komparatif, dengan penjelasan sebagai berikut: a. Data diolah
dengan menggunakan deskriptik persentase. Nilai yang diperoleh siswa dirata-rata
untuk ditemukan keberhasilan individu dan keberhasilan klasikal sesuai dengan
target yang telah ditetapkan; b. Data kualitatif yang berasal dari observasi, jurnal,
dan wawancara diklasifikasikan berdasarkan aspek-aspek yang dijadikan fokus
analisis, untuk kemudian dikaitkan dengan data kuantitatif sebagai dasar untuk
mendeskriptifkan keberhasilan pelaksanaan pembelajaran dengan ditandai semakin
meningkatnya hasil belajar.
Indikator Kinerja
Indikator kinerja yang digunakan dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai
berikut: a. Adanya peningkatan pengelolaan guru terhadap penerapan model
pembelajaran TGT ( Team Games Tournament ) pada materi Operasi Aljabar dapat
dilihat pengelolaan guru pada siklus I ; b. Adanya Peningkatan hasil belajar materi
operasi aljabar yang ditandai dengan sekurang-kurangnya 75% siswa kelas VIIIE
SMP Negeri 1 Gemuh memperoleh nilai diatas 75 sebagai batas tuntas pembelajaran
matematika.
Prosedur Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas.
Banyaknya tindakan yang dilakukan adalah dua siklus, dimana tiap-tiap siklus terdiri
dari empat tahapan yaitu tahap perencanaan, implementasi tindakan, observasi, serta
analisis dan refleksi.
Kegiatan ini dilakukan dalam rangka menggali semua permasalahan yang dihadapi
guru dan murid dalam proses pembelajaran di kelas. Masalah-masalah yang timbul
adalah apa yang benar-benar dirasakan guru dalam pengelolaan pembelajaran.
Dalam identifikasi masalah ditemukan beberapa permasalahan sebagai
berikut (1) Penggunaan metode pembelajaran yang masih belum tepat; (2) Guru
masih sangat dominan; dan (3) Siswa belum menguasai konsep dengan benar.
Tahap Perencanaan
Pada tahap perencanaan tindakan ini, peneliti menetapkan alternatif tindakan
yang mungkin dapat dilakukan terhadap masalah yang dihadapi. Berdiskusi dan
tukar pendapat dengan teman sejawat atau teman kolaborator sangat penting karena
semua akan terlibat dalam pelaksanaan pembelajaran. Perencanaan yang matang
sangat menentukan keberhasilan penelitian. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini
meliputi (1) Menentukan rencana kerja dengan teman kolaborasi; (2) Menyusun
rencana pembelajaran dengan memperhatikan rambu-rambu silabus mata pelajaran
matematika; (3) Menyusun rancangan tindakan dalam bentuk satuan-satuan
pembelajaran; (4) Menyusun pedoman pengamatan dan monitoring (aspek-aspek
yang akan diobservasi wawancara dan jurnal siswa); dan (5) Menyusun
rancangan evaluasi program.
Tahap Implementasi Tindakan
Keseluruhan tindakan yang dilakukan dalam PTK ini bertujuan untuk
mengadakan perbaikan dalam peningkatan hasil belajar matematika, khususnya pada
materi Operasi Aljabar. Langkah-langkah yang dilaksanakan
meliputi (1) Menentukan materi; (2) Menyusun Rencana Pengajaran
Pembelajaran; (3) Menyusun Lembar Kerja Peserta Didik; (4) Pengumpulan
data; (5) Analisa Data, dan Interpretasi Data; serta (5) Penarikan Simpulan
Tahap Observasi
Sementara tindakan diterapkan, dilakukan observasi terhadap perilaku
pemberian tindakan dan siswa yang diberikan tindakan. Selain itu pada awal
pemberian tindakan siswa diberikan informasi agar sambil diberikan tindakan
mereka juga mencatat hal-hal yang terjadi dan dirasakan selama pemberian tindakan
dalam bentuk jurnal. Setelah pemberian tindakan berakhir, hasil siswa mengikuti
tindakan, yang berupa lembar kerja diberi skor dengan skala penilaian yang sudah
dipersiapkan. Selanjutnya baik pemberi tindakan maupun siswa diwawancarai. Siswa
yang diwawancarai adalah siswa yang terlihat aktif, siswa yang mengalami kesulitan,
siswa yang tidak memperhatikan dan melakukan aktifitas lain.
Tahap Analisis dan refleksi
Peneliti menganalisis semua tindakan pada siklus I dan siklus II, kemudian
melakukan refleksi dengan adanya pendekatan dan metode yang dilakukan dalam
tindakan kelas. Siswa mengalami peningkatan hasil belajar. Melalui metode yang
diterapkan dalam tindakan kelas, berhasil meningkatkan hasil belajar matematika

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Deskripsi Kondisi Awal
Deskripsi Prestasi Belajar Matematika Siswa
Sebelum dilakukan tindakan 2 (dua) siklus, pembelajaran dengan materi operasi
aljabar berlangsung kurang kondusif, guru dalam pembelajaran di kelas monoton
yaitu ceramah dan tanya jawab dilanjutkan latihan soal, sehingga proses belajar
mengajar tidak menarik. Akibatnya siswa jenuh dan pasif, siswa juga kurang
aktif, sekedar mencatat penjelasan yang disampaikan dan dicatat di papan tulis
itupun harus diingatkan dan disuruh oleh guru dengan perintah klasik “catat anak-
anak jangan ribut saja”. Pembelajaran cenderung memaksa siswa untuk mendengar
dan melihat penjelasan guru, jarang melakukan kegiatan kalaupun ada kegiatan
justru tidak berkaitan dengan tujuan pembelajaran. Guru jarang memberikan
kesempatan kepada siswa berkreasi, pembelajaran berjalan monoton sehingga ide-
ide dan pengetahuan yang dimiliki siswa tidak berkembang. Hasil wawancara setelah
siswa kelas VIIIE SMP Negeri 1 Gemuh mengikuti pembelajaran menunjukkan hal-
hal yang tidak diharapkan misalnya siswa masih menganggap matematika adalah
pelajaran yang membosankan (82%), biasa-biasa saja (10%) dan sisanya
berpendapat menyenangkan (8%). Hasil pengamatan siswa selama mengikuti
pembelajaran,.Dilihat dari hasil belajar matematika siswa juga belum memuaskan,
karena nilai tertinggi 85, nilai terendah 40, rata-rata nilai 59,40, dengan ketuntasan
belajar klasikal hanya 16,67%.
Untuk memperjelas hasil belajar matematika siswa pada kondisi awal (pra-siklus)
dapat dilihat rentang nilai hasil belajar matematika siswa pada tabel berikut ini.

Rentang Nilai hasil Belajar Matematika Siswa (Prasiklus)

Rentang Nilai Jumlah siswa Persentase Kategori kriteria

95-100 0 0% Amat Baik TUNTAS


94 - 75 5 16,67% Baik
74 – 68 1 3,33% Sedang TIDAK
≤ 67 24 80% Kurang TUNTAS
Jumlah 30 100%
Dilihat dari aktivitas belajar siswa pada pra siklus, tingkat keaktifan siswa rendah,
rata – rata keaktifan siswa yaitu 58,96. Jumlah siswa yang sangat aktif adalah 1
siswa yaitu sebesar 3,33% , siswa aktif adalah 4 siswa yaitu sebesar 13,33% , siswa
sedang adalah 12 siswa yaitu sebesar 40% , siswa kurang aktif adalah 13 siswa yaitu
sebesar 43,33%.

Rekapitulasi Tingkat Keaktifan Belajar Matematika pra siklus


Tingkat keaktifan Jumlah siswa Persentase ( % ) Keterangan

Tinggi 5 16,67 -
Rendah 25 83,33 -
Jumlah 30 100,00
Deskripsi Siklus I
Tahap Perencanaan: a. Guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk pertemuan ke-1. Dengan materi: mengenal bentuk aljabar; b. Guru
menyusun LKPD I : Mengenal bentuk aljabar; c. Guru mempersiapkan prasarana
yang diperlukan dalam penyampaian materi pelajaran yang memuat SK, KD,
indikator pembelajaran, tujuan pembelajaran, skenario pembelajaraan, manfaat
mempelajari mengenal bentuk aljabar ; d. Guru mempersiapkan soal-soal untuk
ulangan akhir Siklus I digunakan untuk mengetahui prestasi belajar siswa; e. Guru
mempersiapkan lembar pengamatan untuk mengamati situasi dan kondisi kegiatan
pembelajaran yaitu lembar pengamatan keaktifan siswa; f. Guru mempersiapkan
pedoman wawancara, dan jurnal siswa
Tahap Pelaksanaan: Pertemuan ke-1 (sabtu, 20 September 2014 jam ke-
1 sampai ke-3)
Pertemuan ke-1 pada Siklus I ini berisi penyampaian materi tentang mengenal
bentuk aljabar. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian tugas kelompok LKPD I,
dan dilanjutkan dengan turnamen, lalu pembahasan dan penarikan kesimpulan secara
bersama-sama, terakhir adalah post tes. Pendahuluan; a. Acara tatap muka dimulai
guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa dilanjutkan ucapan salam; b. Guru
mengabsen siswa satu persatu dengan cara memanggil nama siswa dan siswa yang
diabsen mengacungkan tangan; c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu siswa
diharapkan bisa mengerjakan soal-soal mengenai bentuk aljabar dan unsur –
unsurnya; d. Guru membagi siswa dalam beberapa kelompok kecil; e. Guru
memberikan motivasi kepada siswa, contoh : amati percakapan antara pak edi dan bu
ratna berikut: Pak edi: “ bu ratna sepertinya beli buku tulis banyak sekali “Bu ratna:
“ iya pak saya membeli buku 4 kardus dan 3 buku. Pak edi membeli apa saja? Pak
edi: “ saya hanya membeli 5 buku saja; f. Guru meminta siswa untuk bertanya
tentang hal yang masih belum dipahami
Kegiatan Inti
Tahap I Penyampaian Materi: a. Guru meminta siswa untuk memahami sedikit
informasi yang bertujuan untuk memperkenalkan klasifikasi bentuk aljabar
berdasarkan sukunya, koefisien, variabel dan konstanta menggunakan gambar;
b. Guru menyampaikan materi tentang bentuk aljabar menggunakan gambar agar
mudah dipahami oleh siswa; c. Guru melakukan tanya jawab berkaitan dengan
materi yang telah disampaikan. Tahap 2 Belajar Tim: a. Guru membagikan lembar
kerja peserta didik; b. Guru meminta siswa berdiskusi; c. Guru meminta siswa
menyelesaikan masalah bentuk aljabar yang diberikan dengan cara
berkelompok. Tahap 3 : Turnamen: a. Guru menentukan nomor urut siswa dan
menempatkan siswa pada meja turnamen; b. Guru membagikan kartu soal, lembar
jawaban serta lembar skor pertandingan; c. Guru menjelaskan aturan main dalam
turnamen, yaitu: Permainan terdiri dari kelompok pembaca, kelompok penantang 1,
kelompok penantang 2 dan seterusnya, Kelompok pembaca bertugas mengambil
kartu bernomor dan menjawab pertanyaan, kemudian kelompok penantang bertugas
menyetujui atau memberi jawaban yang berbeda, Kegiatan ini dilakukan secara
bergiliran sampai periode kelas berakir atau jika soal yang tersedia sudah habis; c.
Guru membimbing siswa dalam turnamen. Tahap 4 : Rekognisi Tim: a. Guru
membimbing siswa untuk menghitung skor perolehan individu dalam meja
turnamen; b. Guru memberikan penghargaan kepada kelompok yang mendapatkan
skor tertinggi; c. Guru meminta siswa untuk merefleksi terhadap kegiatan belajar
yang sudah dilalui. Kegiatan Penutup: a. Guru membimbing siswa membuat
kesimpulan; b. Guru memberikan PR/Tugas; c. Guru memberitahukan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
Tahap Pengamatan
Hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran guru siklus I dengan kriteria baik yaitu
skor rata – rata nya 2,7 dan pelaksanaan pembelajaran berdasarkan hasil pengamatan
kolaborator dapat dilaporkan pelaksanaan pembelajaran pada pertemuan pertama
adalah sebagai berikut.:(1) Pada pertemuan pertama guru
masih terlihat mendominasi dalam pembelajaran; (2) Guru sudah menguraikan
tujuan dan indikator pembelajaran; (3) Guru sudah memotivasi siswa tetapi hanya
beberapa siswa saja yang terlihat antusias untuk mengetahui; (4) Guru sudah
membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil; (5) Siswa masih terlihat kurang
terbiasa dengan perlakuan-perlakuan yang diberikan guru sehingga beberapa
kelompok kelihatan sangat bersemangat namun beberapa kelompok kelihatan
berdiskusi tetapi beberapa kelompok kelihatan bercanda dan kurang berminat; (6)
Presentasi dan diskusi belum berjalan sesuai dengan skenario yang diharapkan guru.
Hanya beberapa siswa saja yang kelihatan aktif dan banyak bertanya dan berusaha
menanggapi hasil kerja kelompok lain. Lebih banyak siswa yang pasif dan belum
berani mengungkapkan pendapatnya; (7) Hasil kerja kelompok mengisi Lembar
Kerja Peserta didik dari 6 kelompok, 2 kelompok menjawab dengan benar dan 4
kelompok masih belum benar; (8) Dari hasil diskusi yang dipandu guru, kolaborator
menilai siswa sudah mendapatkan proses pemahaman konsep dalam diskusi dengan
kelompoknya ditambah dengan diskusi antar kelompok pada waktu presentasi; (9)
Dari segi persiapan administrasi guru pada siklus I menunjukkan hal-hal sebagai
berikut: a. Merumuskan indikator pembelajaran dengan tepat dan menggunakan
topik sesuai kurikulum, b. Menentukan langkah-langkah mencapai tujuan dengan
menyiapkan materi pelajaran, c. Menggunakan media gambar, tapi masih kurang
baik, d. Persiapan materi yang baik, e. Menggunakan media gambar dan
persiapan materi yang baik, f. Membimbing siswa melakukan turnamen dengan
cukup baik, g. Membuat instrumen penilaian untuk mengukur kemampuan siswa
dengan tes butir soal
Tahap refleksi
Kegiatan refleksi pada siklus I ini adalah untuk lebih memperjelas dalam
mengambil kesimpulan terhadap hasil proses pembelajaran MATEMATIKA dengan
model pembelajaran kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) pada siklus I
berdasarkan indikator keberhasilan penelitian. Hasil observasi terhadap aktivitas
belajar siswa dilakukan pembahasan mengenai kekurangan–kekurangan yang
ditemukan oleh peneliti dan observer. Sikap siswa dari hasil wawancara dan dalam
memahami proses pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran TGT ( Team
Games Tournament ) ditanggapi secara beragam oleh siswa, secara umum tanggapan
siswa menilai positifnya diantaranya adalah: (1) Pembelajaran TGT ( Team Games
Tournament ) menumbuhkan minat siswa terhadap pembelajaran matematika
karena mengasikkan, (2) Pembelajaran TGT ( Team Games Tournament )
meningkatkan hasil belajar siswa, (3)
Mampu menumbuhkan keberanian siswa untuk mengungkapkan pendapat dan
presentasi di dalam diskusi kelas, (4) Tetapi bagi siswa dengan kemampuan yang
rendah model pembelajaran TGT belum bisa meningkatkan hasil belajar karena
menurut hasil wawancara, mereka kurang bisa mengikuti disebabkan kecepatan dan
kemampuan berpikir yang lamban sehingga tidak bisa mengikuti teman-temannya,
sebagai akibatnya mereka hanya mengandalkan kemampuan teman di kelompoknya.
Dalam diskusipun berdasarkan pengamatan, siswa dengan kemampuan rendah
sangat pasif. Keadaan ini perlu dipikirkan dan ditindak lanjuti untuk perbaikan siklus
kedua. Berdasarkan pada lembar observasi aktivitas belajar siswa (ranah afektif dan
psikomotor) dan pengelolaan pembelajaran guru terdapat kekurangan pada saat
tindakan siklus 1. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada materi
pembelajaran Operasi Aljabar tindakan pembelajaran Siklus I dapat diketahui bahwa
nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 50 dan nilai tertinggi 88. Nilai rata-rata
diperoleh sebesar 69,27. Hasil-hasil tes pada tindakan pembelajaran Siklus I dapat
disajikan pada tabel sebagai berikut.

Ringkasan Hasil Tes Siklus I


No. Ketuntasan Jumlah %
1 Tuntas 16 53,33%
2 Belum Tuntas 14 46,67%
Jumlah 100%
Nilai Tertinggi 88
Nilai Terendah 50
Nilai Rata-rata 69,27

Mengacu pada nilai KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu sebesar 75, maka dapat
diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai batas tuntas adalah sebanyak 16
orang siswa atau 53,33%. Jumlah siswa yang belum mencapai batas tuntas sebanyak
14 orang siswa atau 46,67%. Secara klasikal nilai rata-rata siswa baru mencapai
69,27 atau masih berada di bawah batas KKM yang ditetapkan, yaitu sebesar 75.
Data tingkat ketuntasan belajar siswa kelas VIII semester gasal SMP Negeri 1
Gemuh tahun pelajaran 2014/2015 pada tabel di atas selajutnya dapat disajikan ke
dalam diagram sebagai berikut.

Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I


Secara garis besar pelaksanaan siklus I berlangsung kurang baik dan belum sesuai
dengan target penelitian. Keaktifan siswa pada siklus I mencapai rata – rata 67, 92.
Kriteria sangat aktif yaitu 3 siswa, kriteria aktif yaitu 9 siswa, kriteria sedang yaitu
15 siswa, dan kriteria kurang aktif yaitu 3 siswa. Bisa dilihat pada tabel berikut ini.

Keaktifan siswa siklus I

Jumlah
Skala Keaktifan Kriteria Persentase ( % )
Siswa
4 Sangat Aktif 3 10%
3 Aktif 9 30%
2 Sedang 15 50%
1 Kurang Aktif 3 10%
Jumlah 30 100%
Deskripsi Siklus II
Tahap Perencanaan
Berdasarkan hasil refleksi dan evaluasi pelaksanaan tindakan pembelajaran pada
Siklus I, terutama yang menyangkut beberapa hal yang direkomendasikan pada
Siklus I, selanjutnya disusun rencana tindakan pembelajaran Siklus II sebagai
upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Rencana pembelajaran tindakan
ini merupakan hasil revisi dalam rangka perbaikan pembelajaran tindakan siklus I
yang dinilai belum berhasil membawa siswa mencapai penguasaan kompetensi
penuh. Beberapa upaya perbaikan yang akan dilaksanakan dalam tindakan
pembelajaran Siklus II menyangkut upaya; 1) meningkatkan hasil belajar siswa;
2) meningkatkan prestasi belajar siswa; 3) meningkatkan peran guru sebagai
motivator dan fasilitator pembelajaran.Rencana pembelajaran tindakan untuk
Siklus II disusun sebagai berikut:: a. Menjelaskan ulang atau melakukan
penyegaran kembali model pembelajaran TGT ( Team Games
Tournament ) disertai contoh-contoh konkrit yang mudah diterima siswa;
b. Menentukan materi pembelajaran pada tindakan Siklus II yang sama seperti
pada Siklus I; c. Menyusun skenario pembelajaran sama seperti pada Siklus I;
d. Menyiapkan sarana dan prasarana pembelajaran yang mendukung
terlaksananya tindakan pembelajaran seperti tata letak meja belajar untuk belajar
interaktif, menyiapkan buku sumber rujukan yang relevan dengan materi
pembelajaran, dan lain sebagainya; e. Menyiapkan instrumen observasi
berupa instrumen keaktifan siswa untuk mengukur keaktifan siswa dalam
belajar dan instrumen tes hasil belajar (dampak proses); f. Mendeskripsikan
secara jelas peran guru sebagai fasilitator pembelajaran tindakan, sebagai
pengamat, dan sebagai evaluator; g. Melaksanakan simulasi pelaksanaan tindakan
dan menguji keterlaksanaannya di lapangan.
Perencanaan tindakan siklus II selengkapnya sebagai berikut:
Kompetensi Dasar: Menerapkan opersi Aljabar yang melibatkan bilangan rasional
Materi pembelajaran: Penjumlahan dan pengurangan aljabar
Skenario tindakan: a. Guru memberi salam, menanyakan keadaan
siswa, mengecek kehadiran siswa dan memberi motivasi agar siswa antusias dan
senang melakukan kegiatan pembelajaran matematika; b. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran yaitu agar siswa mampu Memahami penjumlahan dan
pengurangan bentuk aljabar; c. Guru mengulas dan mengingatkan penjumlahan
dan pengurangan bentuk aljabar dalam kehidupan sehari-hari; d. Guru meminta
siswa untuk membentuk kelompok kecil yang terdiri dari 5 siswa dalam satu
kelompok dengan tujuan untuk mempermudah pengontrolan siswa; e. Masing-
masing kelompok diberi Lembar Kerja Peserta Didik yang dibuat guru untuk
diselesaikan secara individu, jika ada seseorang dari kelompok mereka yang
belum bisa maka kelompok itu wajib membantu kemudian mencocokan jawaban
mereka. Dan dipresentasikan . Dalam tahap ini walaupun siswa 1 kelompok
membuat secara individu tapi mereka dapat berdiskusi dan diharapkan siswa
bisa membangun pengetahuannya sendiri untuk mencapai pemahaman mengenai
materi penjumlahan dan pengurangan aljabar. Masing–masing kelompok
mempresentasikan hasil kerjanya dan kelompok yang lain menanggapi. Guru
memberikan masukan dan saran dari hasil kerja siswa kemudian membuat
kesimpulan materi yang diberikan; f. Guru memberikan penilaian untuk hasil
kerja kelompok dan memberikan pujian bagi kelompok yang berhasil
Tahap Pelaksanaan
Kegiatan pelaksanaan pembelajaran pada materi operasi aljabar dengan
menggunakan pembelajaran Team Games Tournament pada tindakan
pembelajaran Siklus II dilaksanakan selama 5 40 menit atau 2 kali pertemuan.
Pertemuan ke-1 dilaksanakan selama 3 40 menit dengan kegiatan pokok berupa
diskusi kelompok mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik dengan materi
penjumlahan dan pengurangan aljabar, pada pertemuan ke-2 dengan materi yang
sama dilanjut ulangan atau tes siklus II. Hasil diskusi kemudian dipresentasikan
dan didiskusikan bersama sehingga didapatkan pengertian dan pemahaman
menurut pengalaman belajar yang didapatkan siswa. Kemudian guru membahas
dan mengulas jawaban hasil diskusi dan membimbing siswa untuk mendapatkan
pemahaman dan pengerjaan yang benar. Pada pelaksanaan pertemuan ke-1 siswa
diberikan materi penjumlahan dan pengurangan aljabar. Melalui Lembar
Kerja Peserta Didik yang dibuat guru, siswa dibimbing untuk mencapai
pemahaman dan pengalaman menurut kemampuan masimg-masing melalui kerja
kelompok, dengan tindakan sebagai berikut. Pelaksanaan tindakan pembelajaran
pada Siklus II sama dengan pelaksanaan tindakan pembelajaran yang dilakukan
pada Siklus I. Pelaksanaan tindakan pembelajaran pada siklus ini sama dengan
yang dilakukan pada siklus sebelumnya dengan disertai beberapa perbaikan.
Pertemuan I: Pendahuluan: a. Acara tatap muka dimulai guru menyuruh ketua
kelas untuk memimpin doa dilanjutkan ucapan salam, b. Guru mengabsen siswa satu
persatu dengan cara memanggil nama siswa dan siswa yang diabsen mengacungkan
tangan, c. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yaitu siswa diharapkan bisa
mengerjakan soal-soal mengenai memahami penjumlahan dan pengurangan bentuk
aljabar, d. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok kecil. Kegiatan Inti :
Tahap I : Penyampaian Materi: a. Guru memberikan contoh sesuai dengan materi,
b. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa untuk mengecek kesiapan
siswa. Tahap 2 : Belajar Tim: a. Guru membagikan lembar kerja peserta didik,
b. Guru meminta siswa menyelesaikan LKPD yang diberikan dengan cara
berkelompok, c. Guru meminta siswa untuk presentasi. Tahap 3 : Turnamen:
a. Guru menempatkan siswa dalam meja tournament dan menyiapkan apa yang
diperlukan untuk turnament, b. Guru membagikan kartu soal, lembar jawaban serta
lembar skor pertandingan, c. Guru menjelaskan aturan main dalam turnamen,
yaitu: 1. Permainan terdiri dari kelompok pembaca, kelompok penantang 1,
kelompok penantang 2 dan seterusnya, 2. Kelompok pembaca
bertugas mengambil kartu bernomor dan menjawab pertanyaan, kemudian
kelompok penantang bertugas menyetujui atau memberi jawaban yang berbeda, 3.
Kegiatan ini dilakukan secara bergilir sampai soal habis. Tahap 4 : Rekognisi Tim:
a. Guru membimbing siswa untuk menghitung skor perolehan individu dalam meja
turnamen, b. Guru memberikan hadiah bagi kelompok yang mendapatkan skor
tertinggi, c. Guru meminta siswa untuk merefleksi terhadap kegiatan belajar yang
sudah dilalui. Kegiatan Penutup: a. Guru membantu siswa menyimpulkan materi
pelajaran, b. Guru memberikan PR/Tugas, c. Guru memberitahukan materi yang
akan dipelajari pada pertemuan selanjutnya
Pertemuan ke-2 (Rabu, 24 September 2014 jam ke-4 dan ke-5): Pendahuluan: a.
Acara tatap muka dimulai guru menyuruh ketua kelas untuk memimpin doa
dilanjutkan ucapan salam, b. Guru mengabsen siswa satu persatu dengan cara
memanggil nama siswa dan siswa yang diabsen mengacungkan tangan, c. Guru
menjelaskan tujuan pembelajaran, d. Guru membagi siswa menjadi beberapa
kelompok kecil. Kegiatan Inti: Tahap I : Penyampaian Materi:
a. Guru memberikan contoh sesuai dengan materi, b. Guru melakukan tanya jawab
dengan siswa untuk mengecek kesiapan siswa. Tahap 2 : Belajar Tim: a. Guru
membagikan LKPD, b. Siswa menyelesaikan LKPD yang diberikan dengan cara
berkelompok, c. Guru meminta siswa untuk presentasi. Tahap 3 : Turnament: a.
Guru menempatkan siswa dalam meja tournament dan menyiapkan apa yang
diperlukan untuk turnament, b. Guru membagikan kartu soal, lembar jawaban, serta
lembar skor pertandingan, c. Guru menjelaskan aturan main dalam turnamen, yaitu:
1. permainan terdiri dari kelompok pembaca, kelompok penantang 1, kelompok
penantang 2, dan seterusnya. 2. kelompok pembaca bertugas mengambil kartu
bernomor dan menjawab pertanyaan, kemudian kelompok penantang bertugas
menyetujui atau memberi jawaban yang berbeda. 3. kegiatan ini dilakukan
secara bergiliran sampai periode kelas berakhir atau soal habis. Tahap 4 :
Rekognisi Tim: a. Guru membimbing siswa untuk menghitung perolehan skor
individu dalam meja turnamen, b. Guru memberika hadiah bagi kelompok yang
mendapatkan skor tertinggi, c. Guru meminta siswa untuk merefleksi terhadap
kegiatan belajar yang sudah dilalui. Kegiatan Penutup: a. Guru membantu siswa
menyimpulkan materi pelajaran, b. Guru menyampaikan materi pembelajaran
berikutnya, c. Guru menutup pembelajaran dengan mengucapkan salam. Tahapan
Pengamatan : Berdasarkan hasil pengamatan dapat dilaporkan pelaksanaan
pembelajaran matematika materi operasi aljabar dengan pendekatan saintific, didapat
hasil pengamatan pengelolaan pembelajaran guru siklus II dengan kriteria sangat
baik yaitu skor rata – rata nya 3,23 dan pelaksanaan pembelajaran dengan model
pembelajaran Team Games Tournament adalah sebagai berikut: a. Tindakan yang
dilakukan guru pada tindakan siklus II dengan membuka kegiatan pembelajaran
dengan baik yaitu menanyakan kehadiran siswa. Pengamatan pada tindakan siklus II
ini kehadiran siswa 100% atau hadir semua, b. Tidak jauh berbeda dengan kegiatan
guru pada siklus I, guru menjelaskan secara ringkas materi yang akan dibahas dan
menjelaskan indikator dan target yang akan dicapai, c. Guru memberitahukan nilai
hasil kerja kelompok agar siswa terpacu untuk mengoptimalkan kemampuan mereka
dengan memberikan pujian untuk siswa, d. Guru memberikan penjelasan berupa
pentingnya partisipasi siswa untuk mendapatkan hasil pembelajaran secara optimal.
Selain itu juga guru memberikan penjelasan mengenai skenario pembelajaran yang
akan dilaksanakan dan menjelaskan bagaimana penerapan model TGT, e.
Kemampuan guru dalam pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan
saintific dan model pembelajaran TGT sudah bagus dan optimal. Pada kegiatan
pembelajaran yang dilakukan di kegiatan siklus II guru lebih fokus pada peran aktif
siswa dalam berpartisipasi mengikuti pembelajaran, f. Siswa yang pada
pembelajaran siklus II telah melakukan pembelajaran menggunakan model
pembelajaran TGT tampak lebih aktif , keaktifan siswa mencapai rata-rata 78,54, g.
Siswa kelihatan lebih bersemangat dan percaya diri ketika mengerjakan soal dan
menulis jawabannya di papan tulis sehingga terjadi kompetisi positif antar
kelompok. Dengan demikian pembelajaran tidak lagi berpusat pada guru tetapi
berpusat pada siswa, h. Aktivitas guru pada siklus II dalam menerapkan model TGT
dalam pembelajaran materi operasi aljabar mengalami perubahan yang lebih baik.
Hal ini disebabkan adanya perbaikan–perbaikan pada masing-masing aspek oleh
guru berdasarkan masukan atau hasil pengamatan dari kolaborator, i. Untuk
mengetahui hasil belajar siswa setelah dilaksanakan tindakan pada siklus II diadakan
tes butir soal bentuk uraian. Pada siklus II ini terjadi peningkatan skor prestasi dan
hasil belajar, j. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada materi
pembelajaran operasi aljabar pada penjumlahan dan pengurangan aljabar dapat
diketahui bahwa nilai terendah yang diperoleh siswa adalah 70 dan nilai tertinggi 98.
Nilai rata-rata diperoleh sebesar 80,03.
Mengacu pada nilai KKM yang ditetapkan sekolah, yaitu sebesar 75, maka dapat
diketahui bahwa jumlah siswa yang sudah mencapai batas tuntas adalah sebanyak 26
orang siswa atau 86,67%. Jumlah siswa yang belum mencapai batas tuntas sebanyak
4 orang siswa atau 13,33%. Secara klasikal nilai rata-rata siswa sudah mencapai
80,03 atau sudah berada di atas batas KKM yang ditetapkan, yaitu sebesar 75.
Data tingkat ketuntasan belajar siswa kelas VIII semester gasal SMP Negeri 1
Gemuh Tahun Pelajaran 2014/2015 pada tabel di atas selanjutnya dapat disajikan ke
dalam diagram sebagai berikut.

Gambar 2
Diagram Ketuntasan Belajar Siswa Siklus II
Keaktifan siswa pada siklus II meningkat, rata-rata keaktifan siswa yaitu 78,54 bisa
dilihat pada tabel berikut ini
Keaktifan siswa siklus II

Jumlah
Skala Keaktifan Kriteria Persentase ( % )
Siswa
4 Sangat Aktif 6 20,00
3 Aktif 20 66,67
2 Sedang 4 13,33
1 Kurang Aktif 0 0,00
Jumlah 30 100
Tahap Refleksi: Berdasarkan hasil evaluasi tindakan pembelajaran pada Siklus II
dapat diperoleh refleksi implementasi pembelajaran dengan
menggunakan pembelajaran sebagai berikut: a. Implementasi pembelajaran
tindakan pada Siklus II berhasil meningkatkan dampak produk berupa
peningkatan penguasaan kompetensi dasar siswa dalam pembelajaran. Hal ini
ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata-rata kelas yang diperoleh siswa dari
59,40 pada kondisi awal menjadi 69,27 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus
I; dan meningkat lagi menjadi 80,03 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II,
b. Tingkat ketuntasan belajar siswa sebagai dampak produk juga mengalami
peningkatan, yaitu dari 16,67% pada kondisi awal menjadi 53,33% pada akhir
tindakan pembelajaran Siklus I; dan meningkat lagi menjadi 86,67% pada akhir
tindakan pembelajaran Siklus II, c. Dampak proses yang berhasil diciptakan dari
penggunaan strategi pembelajaran team games tournament meskipun masih
belum optimal adalah bahwa aktivitas kelas menjadi semakin aktif, dan
kemandirian belajar siswa terlihat jelas; dapat dilihat pada pra siklus keaktifan
siswa rata – rata 58,96 , siklus I rata – rata 67, 92 , dan siklus II rata – rata 78,54,
d. Hal-hal yang masih belum berhasil dalam pembelajaran tindakan Siklus II
adalah: (a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru sudah mulai berubah
menjadi pola pembelajaran berpusat pada siswa; (b) dampak produk berupa
penguasaan kompetensi penuh secara klasikal sudah tercapai, yaitu mencapai
tingkat ketuntasan kelas > 75%.
Pembahasan: Pembelajaran Team Games Tournament dapat meningkatkan
prestasi belajar matematika materi Operasi Aljabar bagi siswa kelas VIIIE
semester gasal SMP Negeri 1 Gemuh. Penggunaan metode
pembelajaran kooperatif Team Games Tournament dapat meningkatkan hasil
belajar belajar matematika materi Operasi Aljabar bagi siswa kelas VIIIE
semester 1 SMP Negeri 1 Gemuh. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya skor
rata-rata hasil belajar siswa dari 59,40 pada tahap awal menjadi sebesar 69,27
pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I; dan kemudian meningkat lagi
menjadi 80,03 pada akhir tindakan pembelajaran Siklus II. Jumlah siswa
dengan hasil belajar kategori rendah pada tahap awal adalah sebanyak 5 siswa
tuntas atau 16,67% dan tidak tuntas sebanyak 25 siswa atau 83,33%. Jumlah ini
mengalami penurunan menjadi sebanyak 16 orang atau 53,33% dan tidak tuntas
14 siswa atau 46,67% pada akhir tindakan pembelajaran Siklus I. Kemudian, pada
akhir tindakan pembelajaran Siklus II, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 26
siswa atau 86,67% dan siswa tidak tuntas sebanyak 4 siswa atau 13,33%. Data
peningkatan hasil belajar siswa berdasarkan kategori hasil belajar dapat disajikan
ke dalam diagram sebagai berikut.
Implementasi pembelajaran Team Games Tournament adalah memberi kebebasan
kepada siswa untuk membangun pengetahuan dengan menggunakan beragam
sumber belajar yang tersedia. Adanya kebebasan yang diperoleh siswa dalam
membangun pengetahuan berdampak pada terciptanya situasi di mana siswa dapat
melakukan belajar dalam kontek nyata. Belajar terjadi manakala siswa menerapkan
pengetahuan yang dipelajari dalam mengatasi suatu permasalahan. Hal ini berakibat
pada kondisi di mana siswa terlibat lebih aktif dalam pembelajaran. Tujuan dari
pembelajaran ini adalah pembelajaran yang dapat membantu siswa agar informasi
yang dipelajarinya menjadi bermakna dan relevan untuk dirinya, menganjurkan
peranan yang aktif bagi siswa dalam pembelajaran mereka sendiri serta mengajak
siswa agar menyadari dan secara sadar menggunakan strategi – strategi mereka
sendiri untuk belajar. Melaui strategi yang digunakan, siswa membangun
pengetahuan mereka sendiri berdasarkan konteks yang mereka alami dalam
kehidupan sehari-hari sehingga pemahaman mereka terhadap konsep semakin
meningkat.Pembelajaran Team Games Tournament dapat meningkatkan hasil belajar
matematika materi Operasi aljabar siswa kelas VIIIE semester gasal SMP Negeri 1
Gemuh. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya hasil belajar siswa pada setiap
siklus tindakan yang dilakukan serta meningkatnya kompetensi siswa dalam
penguasaan materi pembelajaran. Faktor utama meningkatnya hasil belajar
matematika materi operasi aljabar disebabkan karena pembelajaran Team Games
Tournament dapat membantu siswa agar informasi yang dipelajarinya menjadi
bermakna dan relevan untuk dirinya, menganjurkan peranan yang aktif bagi siswa
dalam pembelajaran mereka sendiri serta mengajak siswa agar menyadari dan secara
sadar menggunakan strategi-strategi mereka sendiri untuk belajar. Secara pelan
namun pasti kita sebagai guru membentuk dan mengkonsep perilaku siswa untuk
terbiasa berfikir dan bekerja. Setelah dilakukan beberapa kali tindakan akan tampak
sekali perubahan perilaku dan kebiasaan siswa dalam belajar. Siswa kelihatan sudah
terbiasa berpikir dan mengerjakan tugas secara individu maupun kelompok. Sikap
siswa terlihat lebih percaya diri dan mandiri karena sudah mampu menguasai materi
walaupun setiap siswa mempunyai kadar penguasaan menurut kemampuannya
masing-masing. Pembelajaran Team games tournament juga mendorong tumbuhnya
tutor sebaya dan keakraban diantara kelompok karena selama bekerja kelompok
terjadi interaksi antar anggota. Implementasi pembelajaran yang dilakukan dengan
benar dapat menghasilkan suatu pembelajaran yang bermakna, baik dari aspek
proses maupun hasilnya. Untuk mengetahui tingkat keberhasilan pembelajaran
menggunakan pembelajaran Team games tournament dilakukan wawancara dengan
siswa yang mempunyai tingkat kemampuan berbeda setelah dilakukan tindakan
siklus II. Menurut siswa kelas VIIIE dengan kemampuan di atas rata-rata
mengatakan “Saya sangat menyukai proses pembelajaran Team
games tournament. Demikian pula nilai tes hasil belajar matematika materi aljabar
mengalami peningkatan selama dilakukan tindakan siklus I maupun siklus II. Hasil
wawancara dengan siswa yang mempunyai kemampuan rendah metode ini kurang
begitu cocok dengan kemampuannya, karena menurut kelas VIIIE
pembelajaran Team Games Tournamen memerlukan pemahaman dan analisa yang
tinggi. Pembelajaran Team Games Tournament memerlukan kecepatan berfikir
sehingga untuk siswa dengan kemampuan yang rendah akan sulit untuk mengikuti
karena irama berfikirnya yang lamban. Pembelajaran Team Games
Tournament menuntut siswa untuk aktif dan berusaha mengeksplor pengetahuan
untuk membangun pemahaman dirinya. Hal ini yang memerlukan perhatian bagi
guru untuk menemukan solusi yang tepat agar siswa dengan kemampuan yang
rendah bisa tetap terwadahi. Keterbatasan Penelitian: Dalam Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas ini masih terdapat beberapa kekurangan karena
keterbatasan peneliti dalam berbagai hal diantaranya keterbatasan kemampuan dan
keterbatasan yang bersifat prosedural pelaksanaan dilapangan seperti: a.
Keberhasilan Penelitian Tindakan Kelas dengan menggunakan Pembelajaran Team
Games Tournament yang peneliti lakukan ini belum bersifat umum untuk seluruh
materi pembelajaran matematika tetapi masih terbatas pada materi aljabar, b.
Penelitian Tindakan Kelas idealnya pada setiap siklus pelaksanaannya dalam waktu
yang relatif lama, agar peneliti benar-benar dapat mengetahui kelemahan dan
kelebihan dari semua perlakuan (treatmen) yang dilakukan. Karena kondisi tertentu
baik dari peneliti maupun faktor lain, maka peneliti melaksanakan penelitian ini
kurang lebih selama dua minggu selama satu siklusnya. Namun walaupun waktunya
relatif singkat peneliti dapat mengetahui perkembangan hasil belajar siswa.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian tindakan kelas yang telah
dilaksanakan, maka diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar Matematika
siswa kelas VIIIE tahun pelajaran 2014/2015. Hal ini dibuktikan bahwa telah terjadi
peningkatan hasil belajar ranah kognitif, afektif dan psikomotor sebagai berikut.
1. Peningkatan pengelolaan guru terhadap penerapan Model
Pembelajaran Team Games Tournament berhasil meningkat dapat dilihat pada siklus
I skor rata – rata pengelolaan guru yaitu 2,7 dengan kategori baik dan meningkat
sebesar 3,23 dengan kategori sangat baik
2. Pendekatan pembelajaran Team Games Tournament dapat meningkatkan
hasil belajar matematika materi Operasi Aljabar bagi siswa kelas VIIIE semester 1
SMP Negeri 1 Gemuh. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya nilai rata – rata
kelas yang diperoleh siswa dari 59,40 dan 5 siswa yang tuntas pada kondisi awal
menjadi 69,57 dan 16 siswa yang tuntas pada akhir tindakan pembelajaran siklus I
dan meningkat lagi menjadi 80,03 dan 26 siswa tuntas pada akhir tindakan
pembelajaran siklus II.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian, simpulan dan implikasi yang telah diuraikan di
atas, disampaikan saran sebagai berikut:
1. Bagi Guru : Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode pembelajaran dengan
pendekatan kooperatif TGT dapat digunakan untuk meningkatkan prestasi dan hasil
belajar siswa. Untuk itu disarankan kepada para guru untuk mau meningkatkan
kemampuan dalam menggunakan berbagai metode pembelajaran yang bervariatif
dalam pembelajaran, Metode pembelajaran kooperatif TGT dapat meningkatkan
dampak produk maupun dampak proses pembelajaran karena model ini dapat
memacu siswa untuk aktif dalam proses pembelajaran. Untuk itu disarankan kepada
para guru agar mau mencoba menggunakan metode pembelajaran yang dapat
mendorong siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
2. Bagi Siswa : Hendaknya siswa bisa lebih bersemangat, aktif dan tertib dalam
mengikuti pembelajaran Matematika menggunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Team Games Tournament (TGT).
3. Bagi Sekolah : Bagi sekolah disarankan untuk dapat mendorong para guru guna
melaksanakan pembelajaran yang dapat mendorong keterlibatan siswa dalam
pembelajaran, Kepala sekolah hendaknya memberikan kebebasan kepada guru untuk
mengembangkan profesi dengan banyak aktif di organisasi misalnya MGMP,dan
forum ilmiah guru serta memberi kesempatan kepada guru untuk mengikuti pelatihan
agar tidak ketinggalan informasi tentang perkembangan kurikulum dan
perkembangan IPTEK, Kepala Sekolah bersama komite hendaknya menyediakan
sarana dan prasarana serta sumber pembelajaran selaras perkembangan kurikulum
dan perkembangan IPTEK
DAFTAR PUSTAKA

Baharudin, dan Esa Nur Wahyuni. 2010. Teori Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:
AR –RUZZ Media Group
Hudoyo, H, 1988. Strategi Belajar Mengajar Matematika. Jakarta : Depdikbud
Aqib, Zainal. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: CV Yrama Widya.
Arikunto, Suharsimi. 2006. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi).
Jakarta : Bumi Aksara
Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan kompetensi Guru. Surabaya: Usaha
Nasional.
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor – Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.
Sudjana, Nana. 2002. Dasar – Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Sinar Baru
E. Mulyasa. 2009. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan, PT Remaja Rosdakarya Bandung.
Uno, Hamzah B.2010. Orientasi Baru Dalam Psikologi Pendidikan. PT Bumi Aksara
Jakarta
Ismail dkk., 2007 Pembaharuan dalam Pembelajaran Matematika, Penerbit Universitas
Terbuka Departemen Pendidikan Nasional Jakarta.
Ismail,dkk., 2007. Pembaharuan Dalam Pembelajaran Matematika,Universitas Terbuka.
Masnur Muslich. 2010. Melaksanakan PTK Itu Mudah, PT Bumi Aksara Jakarta
Nana Syaodih Sukmadinata.,2009 Metode Penelitian Pendidikan ,Rosdakarya Bandung.
Sri Anitah W, Janet Trineke Manoy. 2007. Strategi Pembelajaran Matematika, Universitas
terbuka Jakarta.
Sri Anitah. 2009. Media Pembelajaran ,Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 Surakarta.
Subyantoro.,2009. Penelitian Tindakan Kelas, Universitas Diponegoro Semarang.
Sugiyono. 2009. Metode penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,Kualitatif dan R
& D , Alfa Beta Bandung.
Suherman dkk., 2003.Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer,Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia.
Tjang Daniel Chandra & Rustanto Rahardi. 2007. Metode dan model
Matematika Universitas Terbuka Jakarta.
Trianto.2007 Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek,Prestasi Pustaka
Jakarta.
Slavin, E, Robet. 2005. Cooperative Learning: Theory, Research and Practice. Terjemahan
Narulita Yusron. Bandung: Nusa Media.
Usman, Moh Uzer. 2000. Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosdakarya
Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament (TGT) SUAIDINMATH’S
BLOG Terdapat pada http://suaidinmath.wordpress.com/2012/03/30/pembelajaran-
kooperatif-tipe-tgt/ di unduh pada tanggal 2 Oktober 2014.
http://atmmuharam.blogspot.com/2009/01/model-model pembelajaran.html diunduh pada
tanggal 27 september 2014
https://dianpelita.wordpress.com/2011/02/21/teori-teori-dan-proses-belajar diunduh pada
tanggal 20 september 2014
http://lenterastkippgribl.blogspot.com/2013/02/pengaruh-pembelajaran-kooperatif-tipe.html?
m=1 diunduh pada 20 september 2014
http://irvanzaky.blogspot.com/2012/05/teams-games-tournaments-tgt.html

Anda mungkin juga menyukai