Yap, Kecamatan Depok mulai Januari 2015 telah menerapkan akuntansi berbasis akrual setelah sebelumnya
menggunakan basis kas. Perubahan itu terjadi karena basis kas dinilai tidak relevan dan tidak akurat dengan
transaksi yang telah terjadi, sehingga pada tahun 2015 diwajibkan oleh Pemerintah menggunakan basis akrual
yang dinilai lebih relevan dan akurat. Dasar hukum penerapan basis akrual adalah PP No. 71/2010 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP),sebagai amanat dari UU No. 17/2003 tentang Keuangan Negara. UU
No.17/2013 mengamanatkan instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah untuk menerapkan SAP
berbasis akrual. Dalam operasinya menjalankan sistem akutansi berbasis akrual, Kecamatan Depok
menggunakan sistem yang terkomputerisasi bernama SIADINDA (Sistem Informasi Akuntansi Dinas Daerah),
dimana sistem tersebut dipakai oleh seluruh kantor pemerintah daerah Kabupaten Sleman. Dengan
menggunakan SIADINDA tersebut sangat membantu bagian keuangan dan bagian akuntansi dalam melakuka
pencatatan transaksi hingga menghasilkan laporan keuangan.
Standar Akuntansi Keuangan yang menjadi pedoman dalam penerapan akuntansi keuangan di Kecamatan
Depok adalah Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Selain berpedoman pada SAP, Kecamatan Depok juga
berpedoman pada Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Kabupaten Sleman yang ditetapkan setiap tahun.
DPA tersebut menjadi payung hukum dalam arti ketika DPA belum ditetapkan, maka tidak boleh melakukan
transaksi keuangan. Kecamatan Depok merupakan pusat biaya (expense center), sehingga ketika ingin
melaksanakan transaksi-transaksi keuangan harus berpedoman dan tidak boleh menyimpang dari DPA.
Seperti yang sudah dijelaskan tadi bahwa Kecamatan Depok saat ini telah menerapkan teknik akuntansi berbasis
akrual, dimana perubahan tersebut membawa perubahan juga pada laporan keuangan. Sebelum tahun 2015,
tidak terdapat unsur hutang, piutang dan penyusuran tetapi saat ini ada unsur hutang, piutang, dan penyusutan.
Menurut Ibu Erna, sebenarnya lebih mudah menggunakan basis kas karena transaksi dicatat ketika uang
diterima/dikeluarkan namun kelemahan basis kas adalah tidak menunjukkan kinerja yang sesungguhnya. Jika
menggunakan basis akrual maka harus bekerja dua kali. Contohnya: ketika mengakui pendapatan (ketika
SKRD/Surat Ketetapan Retribusi Daerah diterbitkan maka Ibu Erna harus mencatat pendapatan diterima dimuka
lalu ketika dibayar harus mencatat lagi menjadi pendapatan).
Akuntansi keuangan dalam sektor publik selain sebagai bentuk pertanggungjawaban dan akuntabilitas kepada
publik juga bertujuan salah satunya adalah untuk menhasilkan laporan keuangan yang berguna. Akuntansi
keuangan di Kecamatan Depok diawali dengan memasukkan (entry) setiap transaksi yang terjadi ke dalam
sistem dan juga secara manual berdasarkan bukti-bukti transaksi yang ada. Selanjutnya, dari data tersebut akan
dibuat:
1. Kecamatan Depok, sebagai pihak internal menggunakan laporan keuangan untuk pembuatan
keputusan, evaluasi, dan melakukan pengendalian internal
2. DPKAD (Dinas Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah) Kabupaten Sleman, menggunakan laporan
keuangan Kecamatan Depok untuk memastikan bahwa pengelolaan keuangan dan aset daerah di
Kecamatan Depok telah digunakan secara efektif dan efisien.
3. Inspektorat Kabupaten Sleman, menggunakan laporan keuangan Kecamatan Depok untuk melakukan
pengawasan dan pendampingan serta mendorong Kecamatan Depok dalam meningkatkan
pengendalian internalnya.
4. BPK (Badan Pemeriksa Keuangan), sebagai pihak eksternal menggunakan laporan keuangan Kecamatan
Depok untuk memeriksa pengelolaan keuangan negara di Kecamatan Depok secara bebas dan mandiri
dengan berlandaskan nilai-nilai dasar (integritas, independensi, dan profesionalisme).
Dari hasil wawancara, diketahui bahwa terdapat beberapa kendala yang dihadapi oleh Kecamatan Depok dalam
penerapan akuntansi keuangan antara lain sebagai berikut:
1. Pelaksanaan akuntansi keuangan di Kecamatan Depok yang menggunakan sistem secara online
menyebabkan seringnya menhadapi server yang down ketika banyak yang menggunakan sistem
tersebut, karena seperti yang diketahui bahwa sistem SIADINDA tersebut digunakan oleh seluruh kantor
pemerintah daerah di Kabupatan Sleman.
2. Apabila terdapat kesalahan dalam laporan keuangan, misalnya: salah dalam pencatatan jumlah suatu
transaksi maka harus dilakukan penelusuran secara manual ke buku besar untuk menemukan dimana
letak kesalahan tersebut.
3. Waktu pembuatan laporan transaksi maupun laporan keuangan sering mengalami keterlambatan.
4. Kurang adanya pemeliharaan (maintenance) sistem SIADINDA oleh operator penyedia sistem tersebut.
Saran yang dapat kami berikan terkait dengan hasil wawancara adalah sebagai berikut:
1. Melakukan perbaikan pada sistem SIADINDA agar pelaksanaan akuntansi keuangan di Kecamatan Depok
dapat berjalan lebih lancar.
2. Melakukan pengawasan terhadap penyusunan laporan per satu bulanan dan per enam bulanan agar
laporan tersebut tidak mengalami keterlambatan sehingga informasi yang disampaikan ke pihak yang
berkepentingan dapat tepat waktu.
Contoh Soal Pilihan Ganda Tentang Akuntansi Kecamatan dan Desa
1. Fungsi anggaran adalah sebagai berikut, ….. kecuali:
a. Sebagai alat perencanaan dan pengendalian
b. Sebagai alat pertanggungjawaban kinerja
c. Sebagai alat kebijakan fiskal
d. Sebagai alat penilaian kinerja
2. Pernyataan di bawah ini yang salah tentang kualitas adalah:......
a. Dua ukuran kualitas sebagai prioritas persaingan yaitu ”realisasi anggaran” dan ”kualitas yang
konsisten
b. Kualitas berarti penyesuaian pada spesifikasi
c. Kualitas merupakan bagian yang diukur dengan seberapa dekat dalam menyesuaikan spesifikasi
d. Kualitas adalah “kemampuan penggunaan” atau bagaimana sebaik mungkin produk dihasilkan
3. Jaminan kualitas merupakan aktivitas yang terkait dengan…..
a. Pemeliharaan kualitas pada tingkatan yang diinginkan
b. Peningkatan kualitas sesuai dengan tujuan yang diinginkan
c. Perbaikan kualitas pada tingkatan yang diinginkan
d. Perencanaan kualitas sesuai dengan tujuan yang diinginkan
4. Berikut ini yang bukan merupakan cara meningkatkan kualitas adalah.....
a. Program “on the job training"
b. Pemberian insentif dari pembayaran jasa atau bonus
c. Mengembangkan “lingkaran kualitas”
d. Menekan biaya bahan baku dari supplier
5. Di dalam buku Operation Management Strategy and Analysis (Krajewski/Ritzman, Second Edition, 1990)
disampaikan pendapat beberapa ahli terkait peningkatan kualitas di dalam pelaksanaan atau realisasi
anggaran. W. Edward Deming dalam mencapai kualitas yang baik dimulai dengan ……
a. Pimpinan puncak organisasi
b. Rencana realisasi anggaran
c. Bahan baku yang murah
d. Waktu pengawasan yang cukup
6. Peningkatan kualitas juga dikemukakan Armand V. Feigenbaum yakni yang disebut dengan Total Quality
Control (TQC). TQC adalah konsep dimana……
a. Kualitas berarti penyesuaian pada spesifikasi
b. Kualitas sebagai nilai bahwa bagaimanapun baiknya produk atau layanan mempunyai tujuan pada
harga yang diharapkan dibayarkan
c. Kualitas adalah “kemampuan penggunaan”atau bagaimana sebaik mungkin produk dihasilkan
d. Kualitas merupakan sebuah tanggungjawab yang harus dibagi kepada seluruh orang di dalam
organisasi, khususnya pegawai yang membuat produk
7. Dari regulasi dan praktek yang ada pada organisasi pemerintahan menunjukkan mekanisme pelaporan
unit kerja bahwa:.....
a. Kepala unit kerja selaku pengguna anggaran menyusun laporan keuangan sebagai
pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan dan belanja pada unit kerja yang bersangkutan
dan menyampaikannya kepada kepala organisasi melalui pejabat pengelola keuangan organisasi
b. Kepala unit kerja sebagai pengguna anggaran/kuasa pengguna anggaran menyampaikan laporan
keuangan dan kinerja interim sekurang-kurangnya setiap triwulan kepada kepala organisasi, dilampiri
dengan laporan keuangan dan kinerja interim atas pelaksanaan kegiatan dana alokasi organisasi
c. Kepala unit kerja menjadi pelaksana kegiatan dana alokasi organisasi menyelenggarakan akuntansi
dan menyusun laporan keuangan dan kinerja sebagaimana berlaku bagi kuasa pengguna anggaran pada
tingkat organisasi
d. Kepala unit kerja menyampaikan laporan keuangan dan kinerja atas pelaksanaan kegiatan dana
alokasi organisasi kepada kepala organisasiatau pimpinan terkait lainnya
8. PP No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan keuangan dan kinerja instansi pemerintah, Pasal 2 menjelaskan
bahwa: dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD, setiap entitas pelaporan wajib
menyusun dan menyajikan laporan keuangan dan laporan kinerja. Laporan keuangan tersebut setidak-
tidaknya terdiri dari,….. kecuali:
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Neraca
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Perubahan Ekuitas
9. Bentuk-bentuk laporan keuangan yang dihasilkan menurut Undang-Undang No 17 Tahun 2003,
Peraturan Pemerintah No 24 Tahun 2005, Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2005 dan Permendagri
No 13 Tahun 2006, adalah sebagai berikut, ….. kecuali:
a. Laporan Posisi Keuangan/Neraca
b. Laporan Kinerja Keuangan/Surplus-DeÒsit
c. Laporan Perubahan Ekuitas
d. Laporan Realisasi Anggaran
10. Menurut UU No. 32 Tahun 2004 pasal 184, Kepala daerah menyampaikan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang
telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat ……
a. 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir
b. 4 (empat) bulan setelah tahun anggaran berakhir
c. 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir
d. 8 (delapan) bulan setelah tahun anggaran berakhir
11. Laporan kinerja keuangan minimal harus mencakup pos-pos lini berikut, ... kecuali:
a. Pendapatan dari aktivitas operasi
b. Surplus atau deÒsit dari aktivitas operasi
c. Pemulihan transaksi non-pertukaran, termasuk pajak dan transfer
d. Surplus atau deÒsit neto saham dari asosiasi dan joint venture yang menggunakan metode
ekuitas
12. Kebijakan akuntansi memuat hal berikut ini, ...... kecuali:
a. Entitas pelaporan
b. Entitas akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan
c. Basis pengakuan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
d. Kesesuaian kebijakan-kebijakan akuntansi yang diterapkan dengan ketentuan-ketentuan Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan oleh suatu entitas pelaporan
13. Penerimaan Perhitungan Fihak Ketiga dan Pengeluaran Perhitungan Fihak Ketiga termasuk
arus kas dari aktivitas....
a. Operasi
b. Investasi aset non keuangan
c. Investasi aset keuangan
d. Nonanggaran
14. Pengungkapan-pengungkapan lainnya berisi hal-hal yang mempengaruhi laporan keuangan, antara lain,
……. kecuali:
a. Penggantian manajemen pemerintahan selama tahun berjalan
b. Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru
c. Kontijensi, yaitu suatu kondisi atau situasi yang belum memiliki kepastian pada tanggal neraca
d. Komitmen, yaitu bentuk perjanjian dengan pihak ketiga yang harus diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan
15. Kerangka akuntabilitas organisasi pelayanan kecamatan dan desa itu sendiri meliputi hal
berikut ini, …… kecuali:
a. Membuat perundang-undangan yang bertentangan dengan Undang Undang yang lebih tinggi,
mengandung potensi konfliik kepentingan, dan yang tidak efektif, serta pertauran perundangan yang
distortif dan yang tidak lagi relevan
b. Membuat peraturan perundang-undangan baru yang diperlukan untuk lebih mendorong perluasan
dan pemerataan akses kecamatan dan desa, penguatan tata kelola, dan citra publik kecamatan dan desa
c. Penataan kembali struktur organisasi agar bisa menjadi landasan struktural yang kokoh bagi
terbangunnya sistem pengendalian intern yang hand
d. Menata kembali sistem dan prosedur kerja terutama untuk pekerjaan yang bersifat rutin dengan
volume besar dengan tujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, menurunkan potensi
konflik kepentingan, meningkatkan internal check, dan memperbaiki perlindungan terhadap aset yang
dimiliki
16. Organisasi/Lembaga Kecamatan dan desa merupakan jenis organisasi yang sumber pendanaannya
berasal dari pemerintah atau bersumber dari APBN dan APBD. Seperti yang telah kita ketahui bersama
lembaga/organisasi yang susmber pendanaannya didapatkan dari pemerintah perlu untuk diaudit.
Organisasi-organisasi tersebut yaitu, .....kecuali:
a. Dinas kecamatan
b. Dinas desa
c. Universitas
d. Yayasan
17. Audit keuangan organisasi kecamatan dan desa merupakan suatu proses pemeriksaan atau pengujian
atas laporan keuangan yang dihasilkan organisasi kecamatan dan desa, yang dilakukan oleh auditor
independen untuk menguji ..........
a. Kewajaran dan kejujuran tentang posisi keuangan, hasil operasi dan aliran kas yang disesuaikan
dengan prinsip akuntansi berterima umum serta mengkomunikasikan hasil yang diperoleh itu kepada
pihak-pihak yang berkepentingan
b. Secara objektif dan sistematik terhadap berbagai macam bukti, untuk dapat melakukan penilaian
secara independen atas kinerja entitas atau program/kegiatan organisasi kecamatan dan desa yang
diaudit
c. Apakah informasi struktur organisasi kecamatan dan desa telah disajikan sesuai dengan kriteria yang
telah ditetapkan
d. Entitas yang diaudit telah mematuhi persyaratan kepatuhan terhadap peraturan perundangan-
undangan yang berlaku
18. Dari definisi auditing yang dikutip dari Auditing Concepts Committee, “Report of the Committee on Basic
Auditing Concepts,” The Accounting Review. Vol. 47, Supp. 1972, hal. 18, yang dimaksud dengan kualitas
informasi yang disediakan dan juga kualitas orang yang melakukan audit adalah...
a. Proses sistematik
b. Obyektivitas
c. Penyediaan dan evaluasi bukti
d. Asersi tentang kegiatandan kejadian ekonomi
19. Dari definisi auditing yang dikutip dari Auditing Concepts Committee, “Report of the Committee on Basic
Auditing Concepts,” The Accounting Review. Vol. 47, Supp. 1972, hal. 18, yang merupakan suatu
deskripsi luas tentang subyek permasalahan yang diaudit adalah….
a. Proses sistematik
b. Obyektivitas
c. Penyediaan dan evaluasi bukti
d. Asersi tentang kegiatandan kejadian ekonomi
Jawaban:
1. b. Sebagai alat pertanggungjawaban kinerja
2. a. Dua ukuran kualitas sebagai prioritas persaingan yaitu ”realisasi anggaran” dan ”kualitas yang
konsisten
3. a. Pemeliharaan kualitas pada tingkatan yang diinginkan
4. d. Menekan biaya bahan baku dari supplier
5. a. Pimpinan puncak organisasi
6. d. Kualitas merupakan sebuah tanggungjawab yang harus dibagi kepada seluruh orang di dalam
organisasi, khususnya pegawai yang membuat produk
7. c. Kepala unit kerja menjadi pelaksana kegiatan dana alokasi organisasi menyelenggarakan akuntansi
dan menyusun laporan keuangan dan kinerja sebagaimana berlaku bagi kuasa pengguna anggaran pada
tingkat organisasi
8. d. Laporan Perubahan Ekuitas
9. d. Laporan Realisasi Anggaran
10. c. 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir
11. c. Pemulihan transaksi non-pertukaran, termasuk pajak dan transfer
12. c. Basis pengakuan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan
13. d. Nonanggaran
14. d. Komitmen, yaitu bentuk perjanjian dengan pihak ketiga yang harus diungkapkan dalam catatan atas
laporan keuangan
15. a. Membuat perundang-undangan yang bertentangan dengan Undang Undang yang lebih tinggi,
mengandung potensi konfliik kepentingan, dan yang tidak efektif, serta pertauran perundangan yang
distortif dan yang tidak lagi relevan
16. d. Yayasan
17. a. Kewajaran dan kejujuran tentang posisi keuangan, hasil operasi dan aliran kas yang disesuaikan
dengan prinsip akuntansi berterima umum serta mengkomunikasikan hasil yang diperoleh itu kepada
pihak-pihak yang berkepentingan
18. b. Obyektivitas
19. d. Asersi tentang kegiatandan kejadian ekonomi