Anda di halaman 1dari 3

Demokrasi vs Nomokrasi dalam Kehidupan Nasional

Bangsa Indonesia dalam perkembangannya dari mulai kemerdekaan hingga sekarang


mengalami pasang surut demokrasi. Ada tiga model demokrasi yang pernah diterapkan oleh Bangsa
Indonesia, yaitu demokrasi parlementer, demokrasi terpimpin dan demokrasi pancasila. Tentunya
tiap-tiap demokrasi tersebut memiliki karakteristik masing-masing.

Kata demokrasi sendiri berasal dari gabungan 2 kata dalam bahasa yunani, yakni “Demos”
dan “Kratos”. Demos berarti “rakyat” sedangkan kratos memiliki arti “kekuasaan”. Jadi demokrasi
artinya kekuasaan atau kedaulatan rakyat. Demokrasi adalah suatu bentuk pemerintahan dimana
kekuasaan berada di tangan rakyat melalui perwakilan yang dipilih oleh rakyat.

Ide Negara Hukum, selain terkait dengan konsep ‘rechtsstaat’ dan ‘the rule of law’, juga
berkaitan dengan konsep ‘nomocracy’ yang berasal dari perkataan ‘nomos’ dan ‘cratos’. ‘Nomos’
berarti norma, sedangkan ‘cratos’ adalah kekuasaan. Yang dibayangkan sebagai factor penentu
dalam penyelenggaraan kekuasaan adalah norma atau hukum. Karena itu, istilah nomokrasi itu
berkaitan erat dengan ide kedaulatan hukum atau prinsip hukum sebagai kekuasaan tertinggi.

Negara Indonesia menganut paham kedaulatan rakyat atau democratie (democracy).


Dibuktikan pada pasal 1 ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan bahwa:

“Kedaulatan berada di tangan rakyat dan dilaksanakan menurut undang-undang dasar”.

Kedaulatan dapat diartikan sebagai wewenang tertinggi dalam negara. Kekuasaan yang
sesungguhnya adalah berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Dalam sistem konstitusional
Undang-Undang Dasar, pelaksanaannya kedaulatan rakyat itu disalurkan dan diselenggarakan
menurut prosedur konstitusional yang ditetapkan dalam hukum dan konstitusi (cdemokrasi
konstitusional). Oleh karena itu, prinsip kedaulatan rakyat (demokrasi) dan kedaulatan hukum
(nomokrasi) hendaknya diselenggarakan secara beriringan antar satu dengan yang lain. Untuk itu,
Undang-Undang Dasar negara kita menganut pengertian bahwa Negara Republik Indonesia itu
adalah Negara Hukum yang demokrasi (democratische rechtstaat) dan sekaligus adalah Negara
Demokrasi yang berdasarkan atas hukum (constitutional democracy) yang tidak terpisahkan satu
sama lain.

Demokrasi yang dianut oleh bangsa indonesia saat ini adalah demokrasi pancasila. Sistem
demokrasi pancasila berpedoman pada nilai-nilai historis dalam Pancasila sebagai ideologi negara. Di
setiap nilai yang terkandung dalam masing-masing sila, digunakan sebagai pedoman dalam
pelaksanaan demokrasi di indonesia. Demokrasi pancasila memiliki ciri khas yang tidak dimiliki oleh
demokrasi negara lain, yaitu mengutamakan musyawarah yang mufakat. Selain itu, nilai-nilai luhur
yang terkandung dalam demokrasi pancasila dapat menyatukan semua perbedaan yang ada di
negara indonesia, sesuai dengan semboyan negara kita “Bhineka Tunggal Ika” yang memiliki arti
“berbeda namun tetap satu jua”. Hal ini memiliki makna walaupun terdapat banyak perbedaan di
Indonesia, namun tetap berpegang teguh pada satu kesamaan yaitu negara Indonesia.

Demokrasi pancasila merupakan demokrasi konstitusional, yang berarti bahwa


pemerintahan yang demokratis dibatasi oleh konstitusi, yang dibuat oleh rakyat melalui wakil-
wakilnya yang duduk di lembaga legislatif, yang dipilih melalui pemilihan umum, dan pengawasan
serta pengendalian didasarkan atas hukum.
Sistem Pemerintahan di negara Indonesia dibagi ke dalam 3 lembaga, yakni lembaga
Legislatif, Eksekutif, dan Yudikatif. Lembaga Legislatif memiliki tugas membuat, merevisi, serta
mengesahkan Undang-Undang. Dalam hal ini MPR dan DPR yang bertugas sebagai lembaga Legilatif.
Sedangkan lembaga Eksekutif bertugas untuk melaksanakan Undang-Undang yang telah disahkan
oleh lembaga Legislatif. Yang bertugas sebagai lembaga Eksekutif ini adalah Presiden dan seluruh
warga negara. Lembaga Yudikatif memiliki tugas untuk mengawasi jalannya Undang-Undang yang
ada di Indonesia. Dalam pelaksanaan sistem Demokrasi Pancasila di Indonesia, ketiga lembaga
tersebut memiliki peranan yang sangat penting. Oleh karena itu pemerintah harus memiliki citra
yang baik di mata masyarakat agar semua kebijakan yang telah dibuat dapat ditaati oleh semua
warga negara.

Dalam bidang politik, pemahaman demokrasi masih sering terjadi salah pengertian, bahkan
dianggap sebagai kebebasan yang tanpa batas. Demokratisasi juga telah memotivasi munculnya
sistem multi partai, dan memunculkan berbagai faham atau aliran yang sebagian bermaksud untuk
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi yang lain. Dalam perkembangannya, pelaksanaan
demokrasi di Indonesia tidak seindah yang tertulis dalam Undang-Undang Dasar.

Walaupun tak dapat disangkal lagi, keadaan politik dan ketatanegaraan Bangsa Indonesia
saat ini mendapatkan banyak kritik. Misalnya saja Pemilu presiden tahun 2009 lalu mendapatkan
sorotan dan hardikan ketidakpuasan karena penyelenggaraannya tidak beres. Sudah hampir tiga
pekan pemilu berlangsung, tetapi penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU), baik
manual maupun yang elektronik, tak segera beres. Protes dan penolakan atas rekapitulasi hasil
pemungutan suara terjadi di berbagai daerah.

Namun bila diambil dari sisi positifnya, perkembangan sekarang ini dapat dilihat
sebagai kemajuan dalam kehidupan demokrasi Bangsa Indonesia. Saat ini rakyat sudah bisa
memilih dengan bebas, tanpa adanya pihak-pihak yang dapat memaksa untuk memilih salah
satu pihak. KPU sebagai penyelenggara pemilu sekarang ini adalah lembaga yang mandiri,
tidak menjadi bagian struktural dari pemerintah dan dibentuk oleh peserta pemilu sendiri
(parpol-parpol) melalui DPR. Kemajuan lain dalam perkembangan demokrasi kita dewasa ini
ialah adanya kebebasan bagi siapa pun untuk melancarkan kritik bahkan mengajukan diri
untuk menjadi presiden.

Tetapi, kemajuan yang tampaknya tidak paradoks dalam perkembangan


ketatanegaraan kita adalah menguatnya nomokrasi (kedaulatan hukum) sebagai
pengimbang atas demokrasi (kedaulatan rakyat). Jika dulu keputusan-keputusan politik yang
hegemonik selalu bisa dipaksakan atas nama demokrasi, sekarang keputusan lembaga
demokrasi dapat dibatalkan oleh lembaga nomokrasi.

Fella Syifa

13/346165/FA/09642
Sumber:

Urai Imamuddin, 2013, DEMOKRASI DAN NOMOKRASI DALAM SISTEM KONSTITUSIONAL


UUD 1945

http://urai28imam.blogspot.com/2011/03/demokrasi-dan-nomokrasi-dalam-sistem.html

Dika Aristya, 2013, Demokrasi di Indonesia

http://9triliun.com/artikel/886/demokrasi-di-indonesia.html

Mahfud M D, 2013, Demokrasi dan Nomokrasi Kita

http://www.mahfudmd.com/index.php?page=web.OpiniLengkap&id=23&PHPSESSID=dd6o
elvaatgpjfvmc146bfrng7

Anda mungkin juga menyukai