Anda di halaman 1dari 46

Dinas Kesehatan

Provinsi Jawa Timur


Tahun 2019 Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat

PETUNJUK TEKNIS
INTERVENSI
PIS-PK
Gerakan Masyarakat
Hidup Sehat

PETUNJUK TEKNIS
INTERVENSI PIS-PK

DINAS KESEHATAN PROVINSI JAWA TIMUR


TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
dan rahmatNya, maka ”Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK” dapat terselesaikan.
Tujuan penyusunan buku ini adalah sebagai acuan dalam melaksanakan
intervensi lanjut hasil Pendataan PIS-PK di tingkat puskesmas dan desa.
Kami menyadari, bahwa buku ini masih jauh dari sempurna, saran dan
masukan untuk perbaikan sangat diperlukan.
Akhirnya kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dan membantu
diselesaikannya buku ”Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK”, disampaikan terima
kasih yang setinggi-tingginya. Semoga petunjuk teknis ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.

Surabaya, Desember 2019


KEPALA DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA TIMUR

DR. dr. KOHAR HARI SANTOSO, Sp.An., KIC., KAP


Pembina Utama Muda
NIP. 19611203 198802 1 001

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK III


DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ................................................................................. iii


DAFTAR ISI ............................................................................................. iv
DAFTAR TABEL ....................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
BAB 1 PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1
1.2 Dasar Hukum .................................................................................... 2
1.3 Tujuan .................................................................................... 2
1.4 Ruang Lingkup .................................................................................... 3
BAB 2 PENGATURAN TUGAS ................................................................. 5
BAB 3 INTERVENSI LANJUT ................................................................... 7
3.1 Tahap 1 Pendataan ............................................................................. 7
3.2 Tahap 2 Analisis Data ......................................................................... 8
3.3 Tahap 3 Rumusan Masalah .............................................................. 13
3.4 Tahap 4 Rencana Intervensi Lanjut ................................................... 20
3.5 Tahap 5 Implementasi Kegiatan ........................................................ 26
3.6 Tahap 6 Monitoring dan Evaluasi ...................................................... 30
3.7 Tahap 7 Sosialisasi ........................................................................... 31
BAB 4 PENUTUP .................................................................................. 33
FORMAT LAPORAN ............................................................................... 34

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK IV


DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Rekapitulasi Indeks Keluarga Sehat Wilayah Kerja


Puskesmas Puspa Tahun 2019 .......................................... 10
Tabel 3.2 Identifikasi Masalah 12 Indikator Keluarga Sehat di
Puskesmas Puspa Tahun 2019 .......................................... 13
Tabel 3.3 Contoh Penentuan Urutan Prioritas Masalah dengan
Metode USG .................................................................... 16
Tabel 3.4 Lembar Kerja Tentang Identifikasi Perilaku Penyebab
Masalah ........................................................................... 19
Tabel 3.5 Lembar Kerja Insrtumen SMD Berdasarkan Perilaku Akar
Penyebab Masalah Kesehatan (Secara Kuantitatif) ........ 20
Tabel 3.6 Contoh Cara Pemecahan Masalah ..................................... 21
Tabel 3.7 Contoh Lembar Kerja tentang Pengorganisasian Kegiatan
dalam MMD ....................................................................... 23
Tabel 3.8 Contoh Format RUK Puskesmas ............................................... 24
Tabel 3.9 Contoh RPK Bulanan Puskesmas ....................................... 25

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK V


DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Pengaturan Tugas dalam Pelaksanaan PIS-PK ................. 5


Gambar 3.1 Contoh Analisis Data Sebaran Individu Bermasalah
Hipertensi Per Desa di Wilayah Kerja Puskesmas ......... 11
Gambar 3.2 Contoh Pemanfaatan Data Pendukung dalam Rencana
Intervensi Lanjut ............................................................... 12
Gambar 3.3 Contoh Peta Masalah Kesehatan di Puskesmas .............. 12
Gambar 3.4 Contoh Diagram Tulang Ikan .......................................... 18
Gambar 3.5 Sinergisitas Kegiatan Program Dalam Mendukung PIS-PK .... 29

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK VI


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga (PIS-PK)
dilaksanakan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat melalui
integrasi upaya kesehatan perorangan (UKP) dan upaya kesehatan masyarakat
(UKM) secara berkesinambungan dengan target berdasarkan data dan
informasi dari Profil Kesehatan Keluarga.
Capaian kunjungan keluarga pada semester I Tahun 2019 di Jawa Timur
sebesar 46,87 % (Jumlah KK 11.589.313 dan Jumlah KK Didata 5.431.645
berdasarkan aplikasi keluarga sehat 8 Juli 2019). Kabupaten/Kota dengan
jumlah kunjungan lebih dari 30% sebanyak 28 Kabupaten/Kota dan sisanya
yaitu 10 kab/kota memiliki jumlah kunjungan kurang dari 30%. Capaian IKS di
Jawa Timur masih dalam kisaran nilai 0,18 dalam kriteria tidak sehat dan
distribusi IKS pada seluruh kab kota di jawa Timur (38 kab/kota) juga masih
dalam kriteria tidak sehat.
Pada tahun 2019, cakupan kunjungan keluarga di Puskesmas
ditargetkan mencapai total coverage. Dari hasil kunjungan tersebut akan
ditemukan prioritas masalah pada indikator Keluarga Sehat. Untuk mengatasi
masalah tersebut perlu upaya intervensi lanjut yang dilaksanakan secara
terpadu bersama lintas program/lintas sektor/unsur masyarakat dengan
mengintegrasikan berbagai sumber dana.
Keberhasilan pelaksanaan pendekatan keluarga untuk mencapai Keluarga
Sehat di tingkat desa/kelurahan maupun tingkat Puskesmas ditentukan melalui
intervensi lanjut yang dilaksanakan. Dalam menentukan intervensi lanjut yang
tepat terdapat beberapa tahapan yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu,
Buku Petunjuk Teknis ini merupakan acuan yang menjelaskan tahapan
pelaksanaan intervensi lanjut terpadu bagi tenaga kesehatan di puskesmas dan
tenaga kesehatan di tingkat desa.

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 1


1.2. Dasar Hukum
1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal;
3. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan
Masyarakat;
4. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016
tentang Pedoman Pendanaan Program Indonesia Sehat Dengan
Pendekatan Keluarga;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 39 Tahun 2016 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 44 Tahun 2016 tentang Pedoman
Manajemen;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 4 Tahun 2019 tentang Standar Teknis
Pemenuhan Mutu Pelayanan Dasar Pada Standar Pelayanan Minimal
Bidang Kesehatan;
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 1 Tahun 2016 tentang Sistem
Kesehatan Provinsi;
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Timur Nomor 2 Tahun 2016 tentang Upaya
Kesehatan;
10. Petunjuk Teknis Aplikasi Keluarga Sehat Kemenkes RI 2017;
11. Petunjuk Teknis Penguatan Manajemen Puskesmas Dengan Pendekatan
Keluarga Edisi 2 Kemenkes RI 2017;
12. Pedoman Monitoring dan Evaluasi PISPK Kemenkes RI 2017;
13. Pedoman Umum Program Indonesia Sehat Dengan Pendekatan Keluarga
Edisi 2 Kemenkes RI 2017.

1.3. Tujuan
1. Tujuan umum
Sebagai acuan dalam melaksanakan intervensi lanjut hasil Pendataan PIS-
PK di tingkat puskesmas dan desa.

2 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


2. Tujuan khusus
a. Meningkatkan pemahaman Petugas Puskesmas dan Tenaga Kesehatan
di desa dalam melakukan analisis data keluarga sehat;
b. Meningkatkan pemahaman Petugas Puskesmas dan Tenaga Kesehatan
di desa dalam merumuskan masalah kesehatan keluarga;
c. Meningkatkan pemahaman Petugas Puskesmas dalam merencanakan
intervensi lanjut;
d. Meningkatkan pemahaman Petugas Puskesmas dalam implempentasi
intervensi lanjut;
e. Meningkatkan pemahaman Petugas Puskesmas dalam melakukan
monitoring evaluasi pelaksanaan intervensi lanjut terpadu.

1.4 Ruang Lingkup


Petunjuk teknis ini menjelaskan tahap-tahap melaksanakan intervensi lanjut
bagi tenaga kesehatan di puskesmas dan tenaga kesehatan di tingkat
desa/kelurahan kepada keluarga dengan permasalahan kesehatan yang
berdampak dalam peningkatan indeks keluarga sehat.

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 3


4 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK
BAB 2
PENGATURAN TUGAS

Pengaturan tugas pelaksanaan PIS-PK menggunakan konsep kerja


penguatan wilayah desa/kelurahan melalui penerapan Pergi Berdansa di
Masa Senja (Perawat Bersinergi Bersama Bidan Di Desa Demi Masyarakat
Sehat dan Sejahtera). Pergi Berdansa di Masa Senja merupakan strategi untuk
mendukung pelaksanaan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan
Keluarga dimana Perawat Bersinergi Bersama Bidan Di Desa melakukan
pelayanan dengan fokus kegiatan: upaya promotif dan preventif, pembina
keluarga, pelayanan kegawatdaruratan, dan pengobatan sederhana.
Pengaturan tugas lingkup internal puskesmas dapat digambarkan sebagai
berikut:

Gambar 2.1 Pengaturan Tugas dalam Pelaksanaan PIS-PK

Kepala Puskesmas

Penanggung Jawab PIS PK Penanggungjawab UKM

Pembina Pembina Pembina Tingkat


Wilayah Wilayah Wilayah, dst Puskesmas

Pembina Pembina Pembina Pembina Pembina Pembina Tingkat desa


Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga Keluarga

Keterangan:
: garis komando
: garis koordinasi

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 5


A. Penanggungjawab PIS-PK
Tenaga Kesehatan Puskesmas yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas
sebagai penanggung jawab PIS-PK. Adapun tugas dalam pelaksanaan
PIS-PK sebagai berikut:
1. Mengkoordinir pembina keluarga/wilayah;
2. Bertanggungjawab terhadap pengelolaan data dan aplikasi;
3. Bertanggungjawab melakukan update data KS;
4. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan PIS-PK di Puskesmas;
5. Melaksanakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan PIS-PK.
B. Penanggungjawab UKM
Tenaga Kesehatan Puskesmas yang ditunjuk oleh Kepala Puskesmas
sebagai Penanggung Jawab UKM Esensial/Pengembangan. Adapun
tugas dalam pelaksanaan PIS-PK sebagai berikut:
1. Mengkoordinir sinergisitas program dalam pemberdayaan masyarakat
pada intervensi lanjut komunitas;
2. Bertanggungjawab terhadap pelaksanaan intervensi lanjut;
3. Melaksanakan monitoring dan evaluasi intervensi lanjut.
C. Pembina Wilayah dan Pembina Keluarga
Pembina Wilayah : Tenaga kesehatan puskesmas yang membina satu
wilayah desa/ kelurahan atau lebih disesuaikan dengan kondisi SDM
Puskesmas dan jumlah desa/kelurahan yang ada. Pembina keluarga
sebagai salah satu fokus kegiatan dalam penerapan “Pergi Berdansa di
Masa Senja”. Pembina Keluarga : Petugas kesehatan yang bertugas di
desa (Bidan dan/atau Perawat di desa) sebagai pelaksana kegiatan
intervensi lanjut di wilayah desa/kelurahan bersama pelaksana kegiatan.
1. Melakukan pendataan;
2. Melakukan analisis data awal;
3. Intervensi awal promotif/ preventif;
4. Memantau status kesehatan keluarga di wilayahnya;
5. Menginformasikan update data ke Penanggungjawab PIS-PK;
6. Membantu keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan;
7. Membuat laporan ke puskesmas.

6 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


BAB 3
INTERVENSI LANJUT

Intervensi Lanjut merupakan serangkaian tindakan terencana yang


dilakukan secara terpadu dalam upaya mengatasi masalah kesehatan yang
diperoleh dari hasil kunjungan keluarga.
Tahap-tahap intervensi lanjut terdiri dari:
1. Pendataan
2. Analisis Data
3. Rumusan Masalah
4. Rencana Kegiatan
5. Implementasi Kegiatan
6. Monitoring dan Evaluasi
7. Sosialisasi

3.1. Tahap 1 Pendataan


Tahap ini dimaksudkan untuk memperoleh informasi dari hasil kunjungan
keluarga dan hasil pelaksanaan program kesehatan, serta mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi Puskesmas agar dapat merumuskan
intervensi yang tepat. Tahap ini dilakukan dengan cara:
1. Pengumpulan data
Tim Puskesmas mengumpulkan dan mempelajari data kondisi keluarga di
wilayah kerjanya kemudian dicatat pada formulir Profil Kesehatan Keluarga
(Prokesga) yang tercetak (untuk pengisian secara manual) atau melalui Aplikasi
Keluarga Sehat (Android atau Web) untuk pengisian secara elektronik.
Adapun status kesehatan sebuah keluarga terkait 12 indikator utama
sebagai berikut:
a. keluarga mengikuti program Keluarga Berencana (KB);
b. ibu melakukan persalinan di fasilitas kesehatan;
c. bayi mendapat imunisasi dasar lengkap;
d. bayi mendapat Air Susu Ibu (ASI) eksklusif;
e. balita mendapatkan pemantauan pertumbuhan;

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 7


f. penderita tuberkulosis paru mendapatkan pengobatan sesuai standar;
g. penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur;
h. penderita gangguan jiwa mendapatkan pengobatan dan tidak
ditelantarkan;
i. anggota keluarga tidak ada yang merokok;
j. keluarga sudah menjadi anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN);
k. keluarga mempunyai akses sarana air bersih; dan
l. keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat.

3.2 Tahap 2 Analisis Data


1. Admin PIS-PK Puskesmas mendownload raw data survey pada aplikasi
keluarga sehat. Adapun manfaat Raw Data sbb:
a. Puskesmas memperoleh data base by name by adress individu/
keluarga bermasalah kesehatan untuk intervensi lanjut;
b. Puskesmas mendapatkan data sasaran riil sebagai sasaran Standar
Pepelayanan Minimal Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota (life cycle dan
masalah penyakit);
c. Puskesmas dapat menyandingkan data pada point a dan b dengan data
program sebagai bahan evaluasi;
d. Mensinergikan capaian PIS-PK dengan capaian program, misalnya
persalinan di fasyankes dengan Hb0, IMD (apakah terjadi miss
opportunity).

2. Pembina Wilayah dan pembina keluarga melakukan analisis awal hasil


capaian IKS dan indikator keluarga sehat tiap desa, mulai dari tingkat RT,
RW, Desa/Kelurahan. Penanggungjawab PIS-PK melakukan analisis awal
hasil capaian IKS dan indikator keluarga sehat di tingkat puskesmas.
Kategori kesehatan masing-masing keluarga dengan mengacu pada
ketentuan berikut:
1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat
2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat
3) Nilai indeks < 0,500 : tidak sehat

8 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


3. Penanggungjawab UKM bersama Koordinator pelayanan (PJ Program)
dan Pelaksana Kegiatan menganalisis lebih lanjut hasil capaian indikator
sesuai dengan kebutuhan pelayanan dalam bentuk pemetaan masalah
kesehatan tiap tingkatan wilayah baik tiap desa maupun tingkat
puskesmas.

Alat bantu analisis dapat menggunakan Instrumen Analisis Raw Data


PIS-PK (INARATA PIS-PK) yang dapat diunduh di bit.ly/INARATA_PIS-
PK.

4. Kepala Puskesmas, Penanggungjawab UKM, Koordinator Pelayanan


dan Pelaksana Kegiatan bersama Tim PIS-PK membahas hasil analisis
masalah dan membuat pemetaan masalah kesehatan di setiap
tingkatan wilayah dalam lokakarya mini bulanan di puskesmas, maupun
dengan lintas sektor saat lokakarya mini tiga bulanan.

Analisis data dapat dilakukan dengan menggunakan beberapa metode


sebagai berikut :
1) Analisis Deskriptif
Menggambarkan/menjelaskan data yang terdapat dalam tabel
sesuai karakteristik data yang ditampilkan, termasuk nilai rata-rata, nilai
minimal dan maksimal, serta nilai kuartil.
a. Analisis Komparatif
Menjelaskan data dengan membandingkan karakteristik data
wilayah yang satu dengan wilayah lainnya atau membandingkan dengan
target/standar tertentu, antar jenis kelamin, antar kelompok umur, antar
sumber data.
b. Analisis Hubungan Dalam Program dan Antar Program
Analisis yang menjelaskan hubungan/keterkaitan variabel dalam dan
atau antar program yang secara logika memiliki hubungan.

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 9


Berikut ini disajikan contoh analisis data :
Tabel 3.1 Rekapitulasi Indeks Keluarga Sehat Wilayah Kerja Puskesmas
Puspa Tahun 2019

DESA DESA DESA Desa


NO INDIKATOR KEC Puspa
Mawar Melati Asoka Kenanga

1 Keluarga mengikuti program


88,3 70,8 85,3 70,0 79,5
Keluarga Berencana (KB)
2 Ibu melakukan persalinan
100,0 100,0 100,0 100,0 100,0
di fasilitas kesehatan
3 bayi mendapat imunisasi
100,0 100,0 87,0 100,0 93,5
dasar lengkap
4 Bayi mendapat Air Susu Ibu
78,3 85,7 54,7 94,7 70,9
(ASI) Eksklusif
5 balita mendapatkan
94,3 96,0 72,9 98,7 86,2
pemantauan pertumbuhan
6 penderita tuberkulosis paru
mendapatkan pengobatan 76,9 30,0 90,9 4,3 66,1
sesuai standar
7 penderita hipertensi
melakukan pengobatan
10,4 59,2 4,2 7,1 13,7
secara teratur

8 penderita gangguan jiwa


mendapatkan pengobatan 0,0 42,9 23,1 25,0 25,9
dan tidak ditelantarkan
9 anggota keluarga tidak
ada yang merokok; 41,8 54,3 46,9 32,7 44,9

10 keluarga sudah menjadi


anggota Jaminan
Kesehatan Nasional 57,7 37,7 59,2 33,5 50,2
(JKN);

11 keluarga mempunyai akses


100,0 99,6 99,3 98,3 99,4
sarana air bersih
12 keluarga mempunyai
akses atau menggunakan
100,0 99,6 99,8 99,4 99,2
jamban sehat

0,251 0,271 0,233 0,099 0,222


Indeks Keluarga Sehat (IKS)

∑ Keluarga dengan IKS > 0,800 150 153 272 47 622

∑ Keluarga 598 565 1166 477 2806

10 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa capaian IKS Puskesmas
Puspa sebesar 0,22 termasuk dalam kategori Tidak Sehat.Semua Desa
termasuk dalam kategori tidak sehat. Ada 4 indikator yang
cakupannyapaling rendah, yaitu:
 Hipertensi (29.3%)  ada sekitar 70,7% penderita hipertensi
belum melakukan pengobatan secara teratur.
 Imunisasi (33,6%)  ada sekitar 66,4% bayi belum
mendapatkan imunisasi lengkap
 ASI eksklusif (41,5%)  ada sekitar 58,5% bayi tidak
mendapatkan ASI eksklusif
 TB (42,9%)  ada sekitar 57,1% penderita TB tidak
mendapatkan pengobatan sesuai standar

Gambar 3.1 Contoh Analisis Data Sebaran Individu Bermasalah Hipertensi Per
Desa di Wilayah Kerja Puskesmas

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 11


Gambar 3.2 Contoh Pemanfaatan Data Pendukung dalam Rencana
Intervensi Lanjut

Gambar 3.3 Contoh Peta Masalah Kesehatan di Puskesmas

12 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


3.3 Tahap 3 Rumusan Masalah
Dari hasil analisis data, dilaksanakan perumusan masalah. Masalah
adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Tahapan ini dilaksanakan
dengan langkah sebagai berikut:
1) Mengidentifikasi Masalah
Kepala Puskesmas, Penanggung Jawab UKM, Koordinator pelayanan, dan
pelaksana kegiatan serta Tim PISPK melakukan identifikasi masalah
kesehatan dari hasil analisis data PISPK pada setiap tingkatan wilayah
(RT,RW, Desa, Puskesmas). Identifikasi masalah dilaksanakan dengan
membuat daftar masalah yang dikelompokkan menurut indikator, target,
capaian, masalah yang ditemukan dan analisis penyebab masalah.

Tabel 3.2 Identifikasi Masalah 12 Indikator Keluarga Sehat di Puskesmas


Puspa Tahun 2019
Target Pencapaian
No Indikator Masalah
(%) (%)
1 Keluarga mengikuti 65 79,5 -
program Keluarga
Berencana (KB)
2 Ibu melakukan 100 100,0 -
persalinan di fasilitas
kesehatan
3 Bayi mendapat 100 93,5 Bayi yang belum mendapat
imunisasi dasar lengkap imunisasi dasar lengkap sebesar
6,5% di wilayah Kerja Puskesmas
Puspa Tahun 2019
4 Bayi mendapat Air Susu 100 70,9 Bayi yang tidak mendapat Air Susu
Ibu (ASI) Eksklusif Ibu (ASI) Ekslusif sebesar 29,1% di
wilayah Kerja Puskesmas Puspa
Tahun 2019
5 Balita mendapatkan 100 86,2 Balita yang tidak mendapatkan
pemantauan pemantauan pertumbuhan sebesar
pertumbuhan 13,8% di wilayah kerja Puskesmas
Puspa Tahun 2019
6 Penderita tuberkulosis 100 66,1 Penderita tuberkulosis paru yang
paru mendapatkan berobat tidak sesuai standar
pengobatan sesuai sebesar 33,9% di wilayah kerja
standar Puskesmas Puspa Tahun 2019
7 Penderita hipertensi 100 13,7 Penderita hipertensi yang berobat
melakukan pengobatan tidak teratur sebesar 86,3% di
secara teratur wilayah kerja Puskesmas Puspa
Tahun 2019
8 Penderita gangguan 100 25,9 Penderita gangguan jiwa yang
jiwa mendapatkan tidak mendapatkan pengobatan
pengobatan dan tidak dan ditelantarkan sebesar 74,1% di

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 13


Target Pencapaian
No Indikator Masalah
(%) (%)
ditelantarkan wilayah kerja Puskesmas Puspa
Tahun 2019
9 Anggota keluarga tidak 70 44,9 Anggota keluarga yang merokok
ada yang merokok ada 25,1% di wilayah kerja
Puskesmas Puspa Tahun 2019
10 Keluarga sudah 50,2 Keluarga yang belum menjadi
menjadi anggota 100 anggota Jaminan Kesehatan
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sebesar 49,8% di
Nasional (JKN) wilayah kerja Puskesmas Puspa
Tahun 2019

11 Keluarga mempunyai 100 99,4 Keluarga yang belum mempunyai


akses sarana air bersih akses sarana air bersih sebesar
0,6% di wilayah kerja Puskesmas
Puspa Tahun 2019
12 Keluarga mempunyai 100 99,2 Keluarga yang belum mempunyai
akses atau akses atau menggunakan jamban
menggunakan jamban sehat sebesar 0,8% di wilayah
sehat kerja Puskesmas Puspa Tahun
2019

Keterangan :
Masalah dirumuskan berdasarkan prinsip 5W1H (What, Who, When, Where, Why and
How/Apa masalahnya, siapa yang terkena masalahnya, kapan masalah itu terjadi, dimana
masalah itu terjadi, kenapa dan bagaimana masalah itu terjadi).

Dari raw data yang didownload dapat diperoleh data dengan angka
absolut yang menunjukkan besaran masalah sesuai kondisi riil di wilayah
desa/kelurahan. Adapun data yang dapat diperoleh sebagai berikut:
1. Jumlah keluarga IKS Pra sehat dan tidak sehat;
2. Jumlah keluarga yang tidak menggunakan KB;
3. Jumlah Ibu bersalin yang tidak dilakukan di Fasyankes;
4. Jumlah bayi tidak imunisasi dasar lengkap;
5. Jumlah bayi tidak ASI ekslusif;
6. Jumlah balita yang tidak dilakukan pemantauan pertumbuhan;
7. Jumlah penderita didiagnosis TB;
8. Jumlah penderita didiagnosis TB yang tidak minum obat TB sesuai
standar;
9. Jumlah Suspek/Gejala TB;

14 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


10. Jumlah penderita didiagnosis hipertensi yang tidak minum obat secara
teratur;
11. Jumlah suspek tekanan darah tinggi;
12. Jumlah keluarga dengan ART didiagnosis gangguan jiwa berat;
13. Jumlah keluarga dengan ART didiagnosis ODGJ tidak minum obat;
14. Jumlah keluarga dengan ART dipasung/ditelantarkan;
15. Jumlah individu yang merokok;
16. Jjumlah keluarga yang tidak mempunyai akses air bersih;
17. Jumlah keluarga dengan akses air berish terlindung namun tidak
berperilaku menggunakan;
18. Jumlah keluarga yang tidam mempunyai jamban;
19. Jumlah keluarga yang mempunyai jamban tidak saniter;
20. Jumlah keluarga mempunyai jamban saniter namun tidak berperilaku
menggunakan.

2) Menetapkan Urutan prioritas Masalah

Seluruh keluarga prasehat dan tidak sehat menjadi prioritas


penyelesaian masalah kesehatan. Dalam penetapan urutan prioritas
masalah dapat mempergunakan berbagai macam metode seperti metode
USG (Urgency, Seriousness, Growth) dan sebagainya.
Penentuan prioritas masalah dengan mempertimbangkan faktor-faktor
berikut:
1) tingkat urgensinya (U), yakni apakah masalah tersebut penting untuk
segera diatasi;
2) keseriusannya (S), yakni apakah masalah tersebut cukup parah;
3) potensi perkembangannya (G), yakni apakah masalah tersebut
akan segera menjadi besar dan/atau menjalar.
Masing-masing faktor diberi nilai 1–5 berdasarkan skala likert (5=sangat besar,
4=besar,3=sedang, 2=kecil, 1=sangat kecil), dan nilai total tiap masalah
kesehatan diperoleh dari rumus: T = U + S + G.

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 15


Nilai total (T) digunakan untuk mengurutkan masalah kesehatan berdasar
prioritasnya, sehingga diperoleh:
1) Masalah kesehatan prioritas untuk masing-masing keluarga;
2) Masalah kesehatan prioritas untuk masing-masing desa/kelurahan;
3) Masalah kesehatan prioritas untuk kecamatan.
Nilai total tertinggi akan menjadi masalah utama dalam pemberian
intervensi.

Tabel 3.3 Contoh Penentuan Urutan Prioritas Masalah dengan Metode USG
U S G Total
Masalah

Bayi yang belum mendapat imunisasi dasar 4 3 4 11


lengkap sebesar 6,5% di wilayah Kerja
Puskesmas Puspa Tahun 2019
Bayi yang tidak mendapat Air Susu Ibu (ASI) 3 3 3 9
Ekslusif sebesar 29,1% di wilayah Kerja
Puskesmas Puspa Tahun 2019
Masih terdapat 13,8% balita yang tidak 3 4 4 11
mendapatkan pemantauan pertumbuhan di
wilayah kerja Puskesamas Puspa Tahun 2019
Penderita tuberkulosis paru yang berobat tidak 5 4 4 13
sesuai standar sebesar 33,9% di wilayah kerja
Puskesmas Puspa Tahun 2019
Penderita hipertensi yang berobat tidak teratur 4 5 5 14
sebesar 86,3% di wilayah kerja Puskesmas
Puspa Tahun 2019
Dst

Keterangan: berdasarkan skala likert 1-5 (5 = sangat besar, 4=besar, 3=sedang, 2=kecil,
1=sangat kecil). Atas dasar contoh tersebut maka masalah yang merupakan prioritas adalah
Penderita hipertensi yang berobat tidak teratur sebesar 86,3% di wilayah kerja Puskesmas
Puspa Tahun 2019
2. Mencari Akar Penyebab Masalah

I
N
Keluarga Pra T
Masalah
Sehat E
Indikator KS R
Keluarga
V
E
Sehat
Keluarga Tidak Masalah N
Sehat Indikator KS S
I

16 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


Akar penyebab setiap masalah kesehatan prioritas dicari dengan
memperhatikan hasil identifikasi masalah dan potensi (baik dari data
keluarga, data umum, maupun data khusus), dengan menggunakan alat
mencari mencari akar penyebab masalah (1) diagram Ishikawa (diagram
tulang ikan) atau (2) pohon masalah. Penyebab masalah agar
dikonfirmasi dengan data di Puskesmas. Pada langkah ini, Puskesmas
akan dapat menetapkan penyebab masalah kesehatan prioritas sebagai
berikut.
1) Penyebab masalah kesehatan prioritas yang dihadapi tiap keluarga
2) Penyebab masalah kesehatan prioritas yang dihadapi tiap
desa/kelurahan
3) Penyebab masalah kesehatan prioritas yang dihadapi kecamatan
Dengan metode ini akan tampak penyebab-penyebab masalah
kesehatan dari segi-segi berikut:
1) sumber daya manusia, baik kualitas (pengetahuan, sikap, keterampilan)
maupun kuantitas.
2) peralatan, baik kuantitas maupun kualitas.
3) sarana-prasarana, baik kuantitas maupun kualitas.
4) pembiayaan/dana/keuangan.
Mencari akar penyebab masalah juga bisa melalui Survei Mawas Diri (SMD)
bersama dengan Pembina Keluarga dan tokoh masyarakat.

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 17


Gambar 3.4 Contoh Diagram Tulang Ikan

Survei Mawas Diri (SMD)


Survei mawas diri (SMD) adalah kegiatan untuk mengenali keadaan dan
masalah yang dihadapi masyarakat, serta potensi yang dimiliki masyarakat
untuk mengatasi masalah tersebut, menimbulkan kesadaran masyarakat
untuk mengatasi permasalahan kesehatan dengan mendayagunakan
potensinya.
Kader/perwakilan masyarakat diketuai oleh ketua
RW/RT/Dusun/Dukuh/Ketua Kelompok Dasawisma melaksanakan SMD
(Survai mawas Diri).
a. SMD bertujuan 1) pengenalan masalah kesehatan;2) menggali potensi
sumber daya; 3) timbulnya kesadaran masyarakat untuk mengatasi
permasalahan kesehatan dengan mendayagunakan potensinya.

18 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


b. Cara pelaksanaan SMD pada intervensi lanjut tidak dilakukan kunjungan
keluarga namun melalui diskusi kelompok terarah atau FGD (Focus
Grup Discusion) dengan menghadirkan kepala keluarga pra sehat /tidak
sehat.
c. Instrumen SMD disusun Puskesmas sesuai masalah yang dihadapi &
masalah yang akan ditanggulangi berdasarkan hasil analisis PIS-PK
Puskesmas. Data yang perlu dikumpulkan yaitu data perilaku seperti
banyak makan asin-asin,jarang olahraga,tidak pernah cek tekanan
darah dll; data non perilaku/lingkungan seperti tempat cek tekanan
darah jauh dari tempat tinggal; dan data potensi desa seperti adanya
kelompok senam/pengajian dll.
d. Hasil SMD memberikan gambaran akar penyebab masalah dan faktor
yang mempengaruhi serta daftar potensi di desa. Hasil SMD selanjutnya
dibahas di MMD (Musyawarah Masyarakat Desa).

Tabel3.4 Lembar Kerja Tentang Identifikasi Perilaku Penyebab Masalah


Masalah Perilaku Saat Ini Perilaku Layak/ Perilaku Yang Diharapkan
Antara

Penderita 1. Tidak Cek Tekanan 1. Datang ke 1. Penderita dan kelompok


hipertensi yang Darah Fasyankes dan / berisiko hipertensi datang ke
berobat tidak 2. Tidak Berobat atau UKBM yang layanan cek tekanan darah
teratur sebesar 3. Tidak Minum Obat menyediakan cek secara teratur.
86,3% di wilayah Teratur tekanan darah 2. Penderita hipertensi berobat
kerja Puskesmas 4. Petugas Kesehatan 2. Petugas Kesehatan secara teratur.
Puspa Tahun tidak memberikan memberikan 3. Petugas kesehatan
2019 layanan cek tekanan layanan cek memberikan layanan cek
darah tekanan darah tekanan darah secara rutin
5. Pola makan tidak sehat kepada penderita dan
6. Jarang olahraga keluarga berisiko.
4. Penderita hipertensi
merubah pola makan dan
gaya hidup.
5. Penerapan PHBS.

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 19


Tabel 3.5 Lembar Kerja Insrtumen SMD Berdasarkan Perilaku Akar
Penyebab Masalah Kesehatan (Secara Kuantitatif)
Penyebab Masalah/FatorRisiko R1 R2 R3 R4 dst… Jumlah

Perilaku
1. Banyak makan yang asin-asin V V V V 4
2. Stress - V V V 3
3. Jarang olahraga/senam V V - V 3
4. Kurang Tidur V - - V 2
5. Merokok V V V V 4
6. Tidak Pernah Cek Tekanan Darah V V V V 4
7. Tidak Makan Obat Hipertensi Teratur - - - V 1
8. Beli Obat sendiri V V V V 4
9. Dll hasil diskusi dengan kader
Non Perilaku/Lingkungan
1. Tidak ada layanan cek tekanan darah di sekitar masyarakat/terdekat V V V V 4
yang bisa dijangkau
2. Tempat cek tekanan darah jauh V V V V 4

Faktor Lain: Kebijakan


Peraturan terkait Kawasan tanpa rokok

Perilaku yang ada di masyarakat:


1. Masyarakat suka bergotong royong
2. Ada kelompok Pengajian
3. Ada kelompok senam
4. Ada ambulans desa
5. ……………………….

3.4 Tahap 4 Rencana Intervensi Lanjut


Rencana intervensi lanjut terdiri dari intervensi lanjut tingkat individu/keluarga dan
intervensi lanjut tingkat komunitas.
1. Tingkat Individu / Keluarga
1) Kepala Puskesmas, Penanggungjawab UKM, Koordinator Pelayanan dan
Pelaksana Kegiatan bersama Tim PIS-PK menyusun rencana kegiatan
intervensi lanjut pada RPK bulanan atau RUK berdasarkan hasil analisis PIS-
PK
2) Koordinator Pelayanan, Pelaksana Kegiatan dan Pembina wilayah/Keluarga
menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan intervensi lanjut, berkoordinasi
dengan Lintas sektor dan masyarakat.
3) Pembina wilayah/keluarga dan pelaksana kegiatan menyiapkan
perlengkapan pelaksanaan intervensi lanjut yang bisa dilakukan melalui
Posyandu, Posbindu, kunjungan rumah/KOPIPU sesuai dengan juknis
kegiatan.

20 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


2. TINGKAT KELOMPOK/ KOMUNITAS
1) Rencana intervensi lanjut disusun secara terpadu lintas program dan lintas
sektor.
2) Rencana intervensi lanjut disusun sesuai dengan cara pemecahan
masalah yang telah disepakati. Penetapan cara pemecahan masalah
dilakukan antara anggota tim melalui brainstorming (curah pendapat). Bila
tidak terjadi kesepakatan dapat digunakan tabel cara pemecahan
masalah.
3) Intervensi lanjut yang membutuhkan dukungan Lintas Sektor dibahas pada
Lokakarya mini tribulanan.
4) Koordinator Pelayanan dan Pelaksana Kegiatan bersama pembina wilayah
menyusun RPK bulanan dan RUK disertai dengan target pencapaiannya.
5) Pembina keluarga di desa melakukan koordinasi pelaksanaan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) bersama tokoh masyarakat . Hasil SMD yang telah
diperoleh disampaikan dalam MMD. Dari pelaksanaan MMD diperoleh
rencana kerja kegiatan inovasi intervensi lanjut.
6) Semua kegiatan yang akan dilaksanakan, agar dapat
dipertanggungjawabkan dengan baik, perlu didukung dokumen yang
relevan. Dokumen tersebut antara lain berupa: 1) Peraturan/Keputusan
Kepala Puskesmas; 2) Kerangka Acuan Kegiatan; 3) Standar
Operasional Prosedur; dan 4) Dokumen lain yang dibutuhkan.

Tabel 3.6 Contoh Cara Pemecahan Masalah


Pemecahan
Prioritas Alternatif Pemecahan
NO Penyebab Masalah Masalah Keterangan
Masalah Masalah
Terpilih
1 Penderita Minim informasi Pemecahan masalah
hipertensi penyuluhan terkait HT terpilih ditentukan
mengenai HT
yang berobat dengan metode
Pemberian motivasi brainstorming yang
tidak teratur Pengobatan
untuk menjalani dilakukan oleh Tim
sebesar berlangsung lama
pengobatan Intervensi KS (Dokter,
86,3% di penyuluhan
PJ Perkesmas, PJ
Persuasi kepada terkait HT
wilayah kerja Penderita tidak menjadi Promkes, Promotor
masyarakat untuk
Puskesmas peserta JKN
menjadi peserta JKN
Kesehatan)
Puspa Puskesmas
Tahun 2019 Kurangnya pengetahuan Pemberian informasi
tentang HT terkait HT

Pemberian motivasi dan Membentuk


HT Perlu pengobatan
dukungan untuk Klub "SEHATI"
secara kontinyu
menjalani pengobatan (Sehat Hadapi

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 21


Pemecahan
Prioritas Alternatif Pemecahan
NO Penyebab Masalah Masalah Keterangan
Masalah Masalah
Terpilih
Membentuk Klub Tekanan Darah
Kurangnya partisipasi "SEHATI" (Sehat Tinggi
keluarga Hadapi Tekanan Darah
Tinggi
Kurangnya pengetahuan Pemberian informasi
masyarakat sekitar kepada masyarakat
terkait HT sekitar terkait HT

2 Dsb

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)

Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) merupakan pertemuan perwakilan


warga desa, Tim Desa dan Kelurahan Siaga Aktif Tingkat Desa dan Tim Desa dan
kelurahan Desa Siaga Aktif Tingkat Kecamatan. Pertemuan ini membahas hasil SMD
dan merencanakan pemecahan masalah kesehatan serta langkah-langkah kegiatan
yang disesuaikan pengembangan Desa dan Kelurahan Siaga Aktif.
Tujuan MMD yaitu 1) masyarakat mengenal masalah kesehatan serta status
desa kelurahan siaga di wilayahnya; 2) masyarakat menyepakati prioritas masalah
yang akan dipecahkan; 3) masyarakat menyepakati langkah-langkah pemecahan
masalah dengan mendayagunakan potensi desa; 4) masyarakat menyusun rencana
pemecahan masalah dan berperan aktif serta dilakukan pembagian peran dan
tanggungjawab masyarakat setempat dalam mengatasi masalah kesehatan.

22 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


Tabel 3.7 Contoh Lembar Kerja tentang Pengorganisasian Kegiatan dalam MMD
Jenis Kegiatan Tujuan Sasaran PJ Petugas Sumber Waktu/ Tempat Indikator
Yang Dana Jadwal pelaksanaan Keberhasilan
Terlibat Pelaksanaan
1. Cek kesehatan Meningkatk Penderita kel Kepala Petugas Dana Minggu I Tempat Jumlah keluarga
melalui an berisiko desa/Lurah Puskesmas: Desa/kelura Bulan………… pengajian, tempat yang mengikuti
pemberdayaan kel kemampua Jumlah Tokoh Promkes, han ……. arisan halaman cek kesehatan
pengajian, arisan, n masy u/ sasaran Masyarakat PTM, Gizi Swadaya Balai secara rutin.
kel senam melalui mendapatk setiap Masyarakat Tempat senam  Jumlah
pertemuan rutin, an layanan kegiatan: 50 UKBM Keluarga yang
sosialisasi, cek TD orang Balai desa melaksanakan
penyuluhan olahraga secara
2. Pemberdayaan rutin
individu dan Jumlah keluarga
keluarga melalui yang
kunjungan rumah. memanfaatkan
3. Pemberdayaan TOGA
kelompok dengan
keg demo
masakan sehat
(makanan rendah
GGL) di Posyandu
atau UKBM lain
4. Aktifitas fisik
Bersama
5. Gerakan Makan
Buah dan Sayur
6. Menanam TOGA

Kegiatan yang telah disepakati pada saat MMD dibiayai melalui anggaran desa
sesuai peraturan yang berlaku. Puskesmas melakukan pemantauan kegiatan
yang dilaksanakan. Pembina keluarga mendorong untuk terlaksananya
kegiatan dan melaporkan pencapaian hasil indikator keberhasilan kegiatan.
Intervensi lanjut dapat dibiayai dari beberapa sumber pembiayaan, di
antaranya adalah sebagai berikut:
1. Anggaran Belanja dan Pendapatan Daerah (APBD),
2. Anggaran Belanja dan Pendapatan Negara (APBN)
a. dana dekonsentrasi Dana dekonsentrasi diberikan kepada provinsi.
Dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk menunjang pelaksanaan
program di Puskesmas. b. dana alokasi khusus (DAK) fisik dan non
fisik (BOK)
b. dana kapitasi jaminan kesehatan nasional.
c. Alokasi dana desa (ADD).
3. Dana lain yang sah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan, seperti: Sumber dana lainnya yang berasal dari masyarakat
seperti donatur, Corporate Social Responsibility (CSR).

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 23


Tabel 3.8 Contoh Format RUK Puskesmas

24
No. Upaya Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggun Kebutuhan Mitra Waktu Kebutuhan Indikator Sumber
Kesehatan Sasaran gjawab Sumber Kerja Pelaksanaan Anggaran Kinerja Pembiayaan
Daya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


Tabel 3.9 Contoh Format RPK Bulanan Puskesmas
No. Kegiatan Tujuan Sasaran Target Penanggu Volume Jadwal Rincian Lokasi Biaya
Sasaran ngjawab Kegiatan Pelaksanaa Pelaksanaan
n
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11)

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


25
3.5 Tahap 5 Implementasi Kegiatan
1. Tingkat Individu/Keluarga
1) Kunjungan rumah dilaksanakan oleh petugas puskesmas yang ditunjuk
sebagai pembina wilayah/keluarga di desa, dan/atau pelaksanan
kegiatan/tenaga kesehatan dan/atau unsur masyarakat (KOPIPU) sesuai
jadwal yang telah direncanakan.
Terdapat 4 langkah yang perlu dilakukan dalam kunjungan rumah
disingkat SAJI.

a. Salam
Sampaikan salam dengan ceria serta disertai wajah cerah dan tersenyum.
Perkenalkan diri dan sampaikan maksud kunjungan. Ajak sasarn dengan
bicara hal-hal yang umum untuk menumbuhkan keakraban. Setelah itu baru
sampaikan perihal masalah yang dihadapi keluarga.

b. Ajak Bicara.
Tujuan kunjungan keluarga adalah berdialog atau diskusi dengan keluarga,
maka pada tahap ini harus pandai memancing diskusi dengan sasaran.

26 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


Perbincangan bias dimulai dengan menyakan masalah apa yang dihadapi
keluarga, dan dengan sesekali bertanya untuk memperjelas atau
menggali lebih dalam penjelasan keluarga.

c. Jelaskan dan Bantu


Dalam langkah ini, bertitik tolak dari perilaku, sikap, dan pemahaman
keluarga terhadap masalah yang dihadapi (contohnya: imunisasi bayi),
Pembina Keluarga mulai memberikan penjelasan dan membantu
Penjelasan ini disampaikan sambil menjajagi perkembangan
pemahaman dan perubahan sikap keluarga, sampai diyakini bahwa
mereka telah menyadari adanya masalah. Pembina Keluarga dapat
mulai memberikan pengetahuan lebih banyak tentang masalah yang
dihadapibila kesamaan pandangan tentang masalah yang dihadapi
sudah tercapai.

d. Ingatkan.
Pembina Keluarga dapat mengakhiri pembicaraan ketika dirasa sudah
cukup untuk kunjungan kali itu. Pembina Keluarga sebelum mengakhiri
perbincangan, jangan lupa untuk mengingatkan kembali pokok-pokok
pesan yang telah di-sampaikan dan tentang apa yang harus dilakukan
keluarga untuk mengatasi masalah yang bersangkutan. Pembina

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 27


Keluarga jangan lupa untuk membuat perjanjian kapan dapat berkunjung
lagi ke keluarga tersebut.

2) Pada saat pelaksanaan kegiatan, apabila terdapat perubahan kondisi


kesehatan keluarga hasil intervensi awal/ intervensi lanjut
sebelumnya,agar data Prokesga pada aplikasi di update.
3) Pada saat kunjungan rumah dapat sekaligus dilakukan verifikasi data
hasil kunjungan/pendataan sebelumnya. Verifikasi data Minimal 10
KK (secara acak) di setiap desa atau kelurahan.
4) Kunjungan rumah dimaksudkan untuk melakukan pemberdayaan
keluarga guna dapat mengatasi masalah-masalah kesehatan yang
dihadapi. Memberdayakan keluarga, yakni menggugah partisipasi
segenap keluarga (sebagai kelompok masyarakat terkecil) untuk
berperilaku hidup sehat, mencegah jangan sampai sakit, bahkan
meningkatkan derajat kesehatannya.

5) Tim Pembina Keluarga, membantu keluarga untuk menyelesaikan


masalah kesehatan dengan cara meningkatkan kemampuan keluarga
dalam melakukan fungsi dan tugas perawatan/pemeliharaan
kesehatan keluarga secara bertahap hingga mencapai tingkat
kemandirian dengan kegiatan promotif dan preventif.

28 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


2. Tingkat Kelompok/Komunitas
1) Pembina keluarga di desa berkoordinasi dengan tokoh masyarakat dan
Koordinator Pelayanan/ pelaksana kegiatan lintas sektor yang terlibat
dalam kegiatan.
2) Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan rencana kegiatan yang telah disusun
pada RPK bulanan.
3) Dalam pelaksanaan kegiatan dibangun sinergisitas antar Koordinator
Pelayanan dalam pemberdayaan masyarakat. Sinergisitas program
dibangun menjadi satu kegiatan yang inovatif dan terukur dengan
penetapan indikator antara (KK yang melakukan aktifitas fisik secara
teratur).
Gambar 3.5 Sinergisitas Kegiatan Program Dalam Mendukung PIS-PK

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 29


3.6 Tahap 6 Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi dilaksanakan dengan tujuan agar pelaksanaan
intervensi lanjut dapat mencapai target yang telah ditentukan, sehingga indeks
keluarga sehat di setiap tingkatan dari Desa hingga Provinsi dapat meningkat.
Adapun kegiatan monitoring dan evaluasi sebagai berikut:
1. Tingkat Provinsi
Tim PIS-PK Tingkat Provinsi melakukan monitoring dan evaluasi pada
Tim PIS-PK Kab/Kota sesuai bina wilayah masing-masing hingga ke
tingkat pembina keluarga. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
dilakukan secara berkesinambungan setiap 3 bulan sekali. Tim PIS-PK
Provinsi memberikan feed back hasil monitoring dan evaluasi pada Tim
PIS-PK Kabupaten/Kota. Hasil monitoring dan evaluasi dilaporkan
kepada Kementerian Kesehatan.
2. Tingkat Kabupaten/Kota
Tim PIS-PK Tingkat Kabupaten/Kota melakukan monitoring dan evaluasi
kepada puskesmas sesuai bina wilayah masing-masing hingga ke
tingkat pembina keluarga. Pelaksanaan monitoring dan evaluasi
dilakukan secara berkesinambungan setiap 3 bulan sekali. Tim PIS-PK
Kabupaten/Kota memberikan feed back hasil monitoring dan evaluasi
pada Tim PIS-PK Puskesmas. Tim PIS-PK Kabupaten/Kota
menyampaikan laporan PIS-PK Kabupaten/Kota ke tim PISK Provinsi
setiap 6 bulan sekali.
3. Tingkat Puskesmas
Tim PIS-PK Tingkat Puskesmas melakukan monitoring dan evaluasi
hasil kerja pembina wilayah dan pembina keluarga. Tim PIS-PK
Puskesmas menyampaikan laporan PIS-PK Puskesmas setiap 6 bulan
sekali ke tim PIS-PK Kabupaten/Kota.
4. Tingkat Desa
Pembina Wilayah melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pembina
keluarga terkait pelaksanaan intervensi lanjut dan capaian indicator
keluarga sehat. Pembina keluarga melaporkan pencapaian hasil indikator
keberhasilan kegiatan.

30 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


5. Tingkat Keluarga
Pembina Keluarga melakukan evaluasi terhadap hasil kunjungan
keluarga bersama kader/organisasi di masyarakat.

3.7 Tahap 7 Sosialisasi


1. Pembina wilayah desa/kelurahan menyampaikan hasil analisis peningkatan
IKS dan hasil capaian indikator KS di tingkat desa pada pertemuan rembug
desa.
2. Kepala Puskesmas menyampaikan hasil analisis peningkatan IKS dan hasil
capaian indikator di tingkat desa/kelurahan/kecamatan dalam bentuk grafis
(visual) yang mudah dipahami pada rapat koordinasi tingkat kecamatan atau
lokakarya tribulanan rutin sebagai tindak lanjut dari penggalangan kerjasama
lintas sektor dalam pelaksanaan intervensi lanjut.
.

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 31


32 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK
BAB 4
PENUTUP

Buku Petunjuk Teknis ini merupakan acuan yang menjelaskan langkah-langkah


pelaksanaan intervensi lanjut PIS-PK bagi tenaga kesehatan di puskesmas dan tenaga
kesehatan di tingkat desa. Keberhasilan pelaksanaan PIS-PK untuk mencapai
Keluarga Sehat di tingkat desa ditentukan melalui intervensi lanjut yang dilaksanakan.
Dalam melakukan koordinasi lintas program untuk intervensi di wilayah binaannya
dibutuhkan keaktifan pembina keluarga di desa.
Semoga buku petunjuk teknis ini bermanfaat dan dapat membantu Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota dalam melaksanakan pembinaan dan pengawasan secara
rutin terhadap pelaksanaan intervensi lanjut PIS-PK di Puskesmas.
Penyusunan buku Petunjuk Teknis ini tentu masih terdapat kekurangan, untuk
itu saran perbaikan kami harapkan dari berbagai pihak yang terkait demi
kesempurnaan buku ini.

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 33


34
LAPORAN PELAKSANAAN PIS-PK DI TINGKAT KABUPATEN/KOTA…………. TAHUN………..

INTERVENSI
PENDATAAN ANALISIS IKS TINGKAT KAB/KOTA
LANJUT
VERIFI JML JML
JML
KASI TIDAK PRA
SEHAT
Jumlah Jumlah PKM SEHAT SEHAT
PENGOLAHAN HASIL
PKM Desa/Kel JML JUMLAH PERTEMUAN
Jumlah SK Tim DAN PENYAJIAN ANALISIS
Total Total KELUARGA KUNJUN % IKS PIS-PK RTL TL
PUSKESMAS PIS-PK IKS TINGKAT IKS
Covera Coverage REAL GAN Kab/Kota
KAB/KOTA KAB/KOTA
ge
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Keterangan:
1. Kolom 2 diisi jumlah puskesmas
2. Kolom 3 diisi jumlah Puskesmas yang sudah melakukan pendataan total coverage
3. Kolom 4 diisi jumlah desa/Kel yang sudah pendataan total coverage
4. Kolom 5 diisi jumlah keluarga riil yang ada di wilayah kerja Puskesmas
5. Kolom 6 diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi untuk pendataan
6. Kolom 7 diisi Persentase kunjungan keluarga (kolom 6 dibagi kolom 5 dikali 100%)
7. Kolom 8 diisi Capaian IKS Kab/Kota
8. Kolom 9 diisi No SK Tim PIS-PK dan tanggal
9. Kolom 10 diisi 1 jika dilaksanakan Pertemuan PIS-PK Kab/Kota untuk membahas analisis IKS tingkat Kab/Kota, diisi 0 jika tidak/belum dilaksanakan
10. Kolom 11 diisi 1 jika dilakukan pengolahan dan penyajian IKS tingkat Kab/Kota , diisi 0 jika tidak/belum dilaksanakan
11. Kolom 12 diisi 1 jika ada hasil analisis IKS Kab/Kota update tiapTriwulan, diisi 0 jika tidak ada
12. Kolom 13 diisi 1 jika ada rencana tindak lanjut yang sudah disuusun oleh TIM PIS-PK Kab/Kota, diisi 0 jika tidak ada rencana tindak lanjut
13. Kolom 14 diisi 1 jika RTL telah dilaksanakan , diisi 0 jika belum/tidak dilaksanakan
14. Kolom 15 diisi jumlah KK yang sudah diverifikasi
15. Kolom 16 diisi jumlah Keluarga dengan IKS tidak sehat

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


16. Kolom 17 diisi jumlah keluarga dengan IKS Pra sehat
17. Kolom 18 diisi jumlah keluarga dengan IKS Sehat

Analisis
:………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
LAPORAN PELAKSANAAN PIS-PK DI TINGKAT PUSKESMAS KABUPATEN/KOTA…………. TAHUN………..

INTERVENSI
PENDATAAN ANALISIS IKS TINGKAT PUSKESMAS
LANJUT
VERIFI JML JML
JML
No. KASI TIDAK PRA
SEHAT
DESA SEHAT SEHAT

Jumlah PENGOLAHAN HASIL


Jumlah JML JUMLAH PERTEMUAN
NAMA Desa/Kel SK DAN PENYAJIAN ANALISIS
Desa/ KELUARGA KUNJUN % IKS PIS-PK RTL TL
PUSKESMAS Total Binwil IKS TINGKAT IKS
Kel REAL GAN Puskesmas
Coverage PUSKESMAS PUSKESMAS
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Keterangan:
1. Kolom 2 diisi nama puskesmas
2. Kolom 3 diisi jumlah desa/kelurahan yang menjadi wilayah kerja Puskesmas
3. Kolom 4 diisi jumlah desa/Kel yang sudah pendataan total coverage
4. Kolom 5 diisi jumlah keluarga riil yang ada di wilayah kerja Puskesmas
5. Kolom 6 diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi untuk pendataan

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


6. Kolom 7 diisi Persentase kunjungan keluarga (kolom 6 dibagi kolom 5 dikali 100%)
7. Kolom 8 diisi Capaian IKS Puskesmas
8. Kolom 9 diisi No SK Binwil Puskesmas dan tanggal
9. Kolom 10 diisi 1 jika dilaksanakan Pertemuan PIS-PK puskesmas untuk membahas analisis IKS tingkat Puskesmas, diisi 0 jika tidak/belum dilaksanakan
10. Kolom 11 diisi 1 jika dilakukan pengolahan dan penyajian IKS tingkat Puskesmas , diisi 0 jika tidak/belum dilaksanakan
11. Kolom 12 diisi 1 jika ada hasil analisis IKS Puskesmas update tiapTriwulan, diisi 0 jika tidak ada
12. Kolom 13 diisi 1 jika ada rencana tindak lanjut yang sudah disuusun oleh Puskesmas, diisi 0 jika tidak ada rencana tindak lanjut
13. Kolom 14 diisi 1 jika RTL telah dilaksanakan , diisi 0 jika belum/tidak dilaksanakan
14. Kolom 15 diisi jumlah KK yang sudah diverifikasi
15. Kolom 16 diisi jumlah Keluarga dengan IKS tidak sehat
16. Kolom 17 diisi jumlah keluarga dengan IKS Pra sehat
17. Kolom 18 diisi jumlah keluarga dengan IKS Sehat

Analisis
:………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….

35
LAPORAN PELAKSANAAN PIS-PK DI TINGKAT DESA TAHUN………..

36
INTERVENSI
PENDATAAN ANALISIS IKS TINGKAT PUSKESMAS
LANJUT
JML JML
Update JML
No. TIDAK PRA
Data SEHAT
SEHAT SEHAT

Jumlah RW Pembi PENGOLAHAN


JML JUMLAH HASIL
Jumlah Total na PERTEMUAN DAN PENYAJIAN
Desa/kel KELUARGA KUNJUN % IKS ANALISIS RTL TL
RW Coverage Wilaya PIS-PK Desa IKS TINGKAT
REAL GAN IKS Desa
h Desa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

Keterangan:
1. Kolom 2 diisi nama nama desa
2. Kolom 3 diisi jumlah RW
3. Kolom 4 diisi jumlah RW yang sudah pendataan total coverage
4. Kolom 5 diisi jumlah keluarga riil yang ada di desa/kelurahan
5. Kolom 6 diisi jumlah keluarga yang telah dikunjungi untuk pendataan
6. Kolom 7 diisi Persentase kunjungan keluarga (kolom 6 dibagi kolom 5 dikali 100%)
7. Kolom 8 diisi Capaian IKS Desa
8. Kolom 10 diisi 1 jika dilaksanakan Pertemuan PIS-PK tingkat desa untuk membahas analisis IKS tingkat desa, diisi 0 jika tidak/belum dilaksanakan
9. Kolom 11 diisi 1 jika dilakukan pengolahan dan penyajian IKS tingkat desa , diisi 0 jika tidak/belum dilaksanakan
10. Kolom 12 diisi 1 jika ada hasil analisis IKS desa update tiapTriwulan, diisi 0 jika tidak ada
11. Kolom 13 diisi 1 jika ada rencana tindak lanjut yang sudah disusun, diisi 0 jika tidak ada rencana tindak lanjut
12. Kolom 14 diisi 1 jika RTL telah dilaksanakan , diisi 0 jika belum/tidak dilaksanakan
13. Kolom 15 diisi jumlah KK yang dilakukan update data
14. Kolom 16 diisi jumlah Keluarga dengan IKS tidak sehat

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


15. Kolom 17 diisi jumlah keluarga dengan IKS Pra sehat
16. Kolom 18 diisi jumlah keluarga dengan IKS Sehat

Analisis
:………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….
LAPORAN INTERVENSI LANJUT KABUPATEN/KOTA ……..TAHUN…………..

INOVASI
INTERVENSI PERUBAHAN CAPAIAN
RENCANA INTERVENSI
LANJUT
INTERVENSI LANJUT TK.
No. INDIKATOR TARGET CAPAIAN ANALISIS TK.KAB KOTA
LANJUT TK. PUSKESMAS
YANG CAPAIAN KENAIKAN
KAB/KOTA YANG
DILAKUKAN
DILAKUKAN
Keluarga mengikuti program Keluarga
1
Berencana (KB)
Ibu melakukan persalinan di fasilitas
2
kesehatan
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap
Bayi mendapat air susu ibu (ASI)
4
eksklusif
Balita mendapatkan pematauan
5
pertumbuhan
Penderita tuberkulosis paru

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK


6 mendapatkan pengobatan sesuai
standar
Penderita hipertensi melakukan
7
pengobatan secara teratur
Penderita gangguan jiwa mendapatkan
8
pengobatan dan tidak ditelantarkan
Anggota keluarga tidak ada yang
9
merokok
Keluarga sudah menjadi anggota
10
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)
Keluarga mempunyai akses sarana air
11
bersih
Keluarga mempunyai akses atau
12
menggunakan jamban sehat

37
38 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK
PENGARAH
Dr.dr. Kohar Hari Santoso, Sp. An., KIC., KAP

TIM PENYUSUN
dr. Dian Islami, M.Kes
dr. A.A Ayu Kusumayanti, M.Kes
drg Agus Salim
Siti Haripi, S.KM., M.Kes
Yuni Ramawati, S.KM., M.Kes
Mazroatul Qoyyimah, S.KM
dr. Any Juliharti, M.Kes
Sri Suhartatik, S.Kep,Ns, M.Si
Endang Nuraini, ST., MM

KONTRIBUTOR
Hertanto, S.KM., M.Si
drg. Vitria Dewi, M.Si
dr. Setya Budiono, M.Kes
drg MVS. Mahanani, M.Kes
drg. Sulvy Dwi Anggraini, M.Kes
Mohammad Yoto, S.KM, M.Kes
Bambang Purwanto, S.KM, M.Kes
Gito Hartono, S.KM., M.MKes
Eddy Basuki, S.KM, M.Si’

Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK 39


40 Petunjuk Teknis Intervensi PIS-PK

Anda mungkin juga menyukai