Keuntungan dalam penggunaan pewarna alami adalah tidak adanya efek samping
bagi kesehatan. Selain itu, beberapa pewarna alami dapat berperan sebagai bahan
pemberi flavor, zat antimikrobia, dan antioksidan. Namun penggunaan zat pewarna alami
dibandingkan dengan zat pewarna sintesis memiliki kekurangan. Beberapa kekurangan
dari bahan pewarna alami adalah :
Banyak warna cemerlang yang dipunyai oleh tanaman dan dapat digunakan untuk
pewarna makanan. Beberapa warna alami juga menyumbangkan nilai nutrisi (karotenoid,
riboflavin, dan kobalamin), merupakan bumbu (kunyit dan paprika) atau pemberi rasa
(caramel) ke bahan olahannya. Pewarna makanan tradisional menggunakan bahan
pewarna alami misalnya kunyit untuk warna kuning dan pandan suji untuk warna hijau.
Pewarna alami ini aman untuk dikonsumsi namun juga memiliki kelemahan diantaranya
sebagai berikut:
Umumnya pewarna alami aman digunakan dalam jumlah yang banyak, berbeda
dengan pewarna sintesis yang demi keamanan penggunaannya harus dibatasi. Berikut
merupakan pewarna alami:
1. Kunyit
Kunyit (Curcuma domestica) tergolong dalam keluarga Zingberaceae. Kunyit
memiliki bau harum namun agak pahit dan rasa yang sedikit pedas. Serbuk akar
kunyit memberikan zat warna yang berwarna kuning jika dilarutkan didalam air.
Serbuk akar kunyit telah digunakan berabad-abad sebagai pewarna dan sebagai
komponen pewarna makanan seperti bubuk kari dan lain-lain. Baru-baru ini
kunyit juga digunakan sebagai indikator pH, sehingga kunyit menjadi substansi
yang digunakan secara komersial. Akar kunyit berisi kira-kira 5% bahan
pewarna diarly heptanoid yang lebih dikenal dengan curcuminoids.
Prinsip pewarna aktif curcumin tidak jelas karena evaluasi kromotografi
kolom curcumin menunjukan adanya beberapa pecahan berwarna dan
karakterisasi fraksi aktif tidak ditentukan. Kemampuan suatu pewarna untuk
merona struktur jaringan spesifik ditentukan oleh faktor tertentu, salah satunya
keasaman zat warna. Struktur asam akan terwarnai oleh pewarna asam. Jika
kunyit dicelupkan dalam larutan asam maka warna kunyit tetap atau tidak
berubah sedangkan jika dicelupkan dalam larutan basa maka warnanya akan
berubah menjadi merah.
pH 0-7 7-8,2 8,2-12.0
Kondisi Asam Netral Basa
Warna Kuning tua Kuning terang Merah
Tabel 1 Trayek prayek pH kunyit
Tabel tersebut menunjukan sebuah perubahan warna indikator asam dan basa.
2. Pandan Suji
Pandan suji adalah tumbuhan tahunan yang daunnya dimanfaatkan orang
sebagai pewarna hijau alami untuk makanan. Pandan suji memberikan warna
hijau yang lebih pekat dari pada daun pandan wangi yang juga merupakan
sumber warna hijau tetapi tidak memiliki aroma. Air pandan suji merupakan
pewarna hijau alami yang aromanya wangi. Air ini bisa dipakai untuk pewarna
kue tradisional. Meskipun warnanya tidak terlalu mencolok namun rasa dan
aroma tidak ada yang membandingkan.
Warna hijau yang dihasilkan berasal dari banyaknya kandungan klorofil yang
terdapat pada permukaan daun pandan suji. Pandan suji adalah salah satu
indikator yang dapat menunjukan sifat asam dan basa suatu larutan. Jika pandan
suji tersebut dicelupkan kedalam larutan yang bersifat basa, maka warna daun
siji akan berwarna hijau. Jika pandan suji dicelupkan pada larutan yang bersifat
asam, maka warna daun suji berubah menjadi kuning kehijauan.
pH 0-7 7-8,2 8,2-12.0
Kondisi Asam Netral Basa
Warna Kuning kehijauan Hijau terang hijau
Tabel 2 Trayek prayek pH pandan suji
Tabel tersebut menunjukan sebuah perubahan warna indikator asam dan basa.
B. Pewarna Sintesis
Karena kekurangan yang dimiliki oleh zat pewarna alami, beberapa produsen
memilih untuk menggunakan pewarna sintesis atau pewarna buatan. Zat pewarna buatan
merupakan zat warna yang berasal dari zat kimia, yang sebagian besar tidak dapat
digunakan sebagai pewarna makanan karena dapat menyebabkan gangguan kesehatan
terutama fungsi hati didalam tubuh kita.
Proses pembuatan zat warna sintesis biasanya melalui penambahan asam sulfat atau
asam nitrat yang sering kali terkontaminasi oleh arsen atau logam berat lain yang bersifat
racun. Pada pembuatan zat pewarna organic, sebelum mencapai produk akhir harus
melalui suatu senyawa antara yang berbentuk berbahaya dan sering kali tertinggal dalam
hasil akhir, atau berbentuk senyawa-senyawa baru yang berbahaya. Untuk zat pewarna
yang dianggap aman, ditetapkan bahwa kandungan arsen tidak boleh lebih dari 0,00014
persen dan timbal yang juga tidak boleh lebih dari 0,001 persen, sedangkan logam berat
lainnya tidak boleh ada. Minimnya pengetahuan produsen megenai zat pewarna untuk
bahan pangan, menimbulkan penyalahgunaan dalam penggunaan zat pewarna sintetis
yang seharusnya untuk bahan non pangan digunakan pada bahan pangan. Hal ini
diperparah lagi dengan banyaknya keuntungan yang diperoleh oleh produsen yang
menggunakan zat pewarna sintetis karena harga yang lebih murah dibandingkan dengan
pewarna alami. Hal tersebut membahayakan kesehatan konsumen, terutama anak-anak
yang sangat menyukai bahan pangan yang berwarna-warni. Contoh zat pewarna sintetis
yang digunakan antara lain indigoten, allura red, fast green, tantrazine.
Percobaan ke 1
Kunyit
- Dikupas
- Dipotong
- Timbang massa kunyit
- Ditumbuk
- Ditambahkan etanol ±5 ml
- Disaring
Ekstrak Kunyit
Pandan suji
- Diberi etanol 5 ml
- Ditumbuk
- Disaring
Mie kuning
- Ditumbuk
- Diberi etanol 5 ml
- Disaring
Susu
- Diberi etanol 5 ml
IX. Kesimpulan
X. Daftar Pustaka
Tim Kimia Dasar.2015.Pentunjuk Praktikum Kimia Umum.Surabaya: Universitas
Negeri Surabaya
Sugiarto,Bambang,dkk.2014.Kimia Dasar.Surabaya: FMIPA UNESA
Sukarna, Drs I Made,M,Si.Kimia Dasar 1.Surabaya: UNESA University Press
Cahyadi, W.2006.Analisis dan Aspek Kesehatan Bahan Tambahan Pangan.
Jakarta: Bumi Aksara
Susilowati, Endang. 2006.Kimia untuk kelas XI SMA dan MA. Solo: PT Tiga
Serangkai Pustaka Mandiri
XI. Lampiran
a. Foto hasil percobaan