Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Spektrofotometri merupakan salah satu metode dalam kimia analisis yang digunakan
untuk menentukan komposisi suatu sampel baik secara kuantitatif dan kualitatif yang
didasarkan pada interaksi antara materi dengan cahaya. Peralatan yang digunakan dalam
spektrofotometri disebut spektrofotometer. Cahaya yang dimaksud dapat berupa cahaya
visibel, UV dan inframerah, sedangkan materi dapat berupa atom dan molekul namun
yang lebih berperan adalah elektron valensi. Sinar atau cahaya yang berasal dari sumber
tertentu disebut juga sebagai radiasi elektromagnetik.
Parasetamol (Asetaminofen) merupakan salah satu obat yang paling banyak digunakan
sehari-hari. Obat ini berfungsi sebagai pereda nyeri dan penurun panas. Setelah puluhan
tahun digunakan, parasetamol terbukti sebagai obat yang aman dan efektif. Tetapi, jika
diminum dalam dosis berlebihan (overdosis), parasetamol dapat menimbulkan kematian.
Berbeda dengan obat analgesik yang lain seperti aspirin dan ibuprofen, parasetamol
tak memiliki sifat antiradang. Jadi parasetamol tidak tergolong dalam obat jenis NSAID.
Dalam dosis normal, parasetamol tidak menyakiti permukaan dalam perut atau
mengganggu gumpalan darah, ginjal atau duktus arteriosus pada janin.
Parasetamol dapat dijumpai di dalam berbagai macam obat, baik sebagai bentuk
tunggal atau berkombinasi dengan obat lain, seperti misalnya obat flu dan batuk.
Antidotum overdosis parasetamol adalah N-asetilsistein (N-acetylcysteine, NAC).
Antidotum ini efektif jika diberikan dalam 8 jam setelah mengkonsumsi parasetamol
dalam jumlah besar. NAC juga dapat mencegah kerusakan hati jika diberikan lebih dini.

1.2 Tujuan Percobaan

Menentukan kadar parasetamol menggunakan metode spektrofotometri ultraviolet.

1.3 Manfaat Percobaan

Agar mahasiswa dapat menentukan kadar parasetamol menggunakan metode


spektrofotometri ultraviolet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teori Umum
Analisis farmasi mengacu pada analisis kimia molekul obat atau zat aktif obat dan
metabolitnya. Ini terdiri dari penilaian kualitas dan kuantitas obat dan zat kimia murni yang
digunakan dalam sediaan farmasi (Audu, dkk, 2012).

Obat yang dianalisis dalam percobaan ini adalah parasetamol. Parasetamol merupakan
bagian obat yang dikenal dengan nama “analgetik anilin”. Menurut Farmakope Amerika
(USP), sebuah tablet parasetamol seharusnya mengandung tidak kurang dari 90% (450 mg)
dan tidak lebih dari 110% (550 mg) parasetamol. Persentase kandungan dari analisis sampel
menggunakan KCKT memiliki rentang 51,04-103,84%, sedangkan menggunakan UV,
rentangnya 50,19-109,2%, yangmengindikasikan tidak ada sampel yang mengandung kurang
dari 50% zat aktifnya (Audu, dkk, 2012).

Paracetamol bekerja dengan menghambat sistem siklooksigenase yang menyebabkan


asam arakhidonat dan asam-asam C20 tak jneuh lainnya menjadi endoperoksida siklik.
Endoperoksida siklik merupakan prazat dari prostaglandin. Prostaglandin merupakan zat yang
terlibat dalam terjadinya nyeri dan demam, serta reaksi-reaksi radang. Parasetamol
dimetabolisme oleh tubuh terutama di dalam hati, di mana sebagian besar (95%)
dikonversikan menjadi campuran nonaktif oleh proses konjugasi dengan sulfat dan
glukuronida, yang kemudian dikeluarkan, yang kemudian dikeluarkan oleh ginjal. Hanya
sebagian kecil yaitu kurang dari 5% dosis terapi (disebut metabolit minor) yang
dimetabolisme melalui sistem enzim hepatik sitokrom P450 (Rachdiati, dkk, 2008).

Metabolit minor yang dihasilkan oleh Parasetamol, yaitu N-asetil-p-benzokuinon yang


bersifat sangat aktif jika dalam dosis besar sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada hati
dan ginjal. Jika dalam jumlah kecil, metabolit ini dapat dieksresikan melalui ginjal dengan
adanya kosubstrat endogen yang disebut glutation (GSH) yang kerjanya tergantung pada
enzim sitokrom P450 (Rachdiati, dkk, 2008).

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri UV-Vis antara lain
pembentukan molekul yang dapat meyerap sinar UV-Vis, waktu operasional untuk
mengetahui waktu pengukuran yang stabil, pemilihan panjang gelombang, pembuatan kurva
baku, serta pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan. Panjang gelombang yang digunakan
untuk analisis kuantitatif adalah panjang gelombang yang mempunyai absorbansi maksimal.
Beberapa alasan menggunakan panjang gelombang maksimal, yaitu panjang gelombang
maksimal maka kepekaannya juga maksimal, sehingga perubahan absorbansi untuk setiap
satuan konsentrasi adalah yang paling besar; disekitar panjang gelombang maksimal, bentuk
kurva absorbansi datar dan pada kondisi tersebut hukum Lambert-Beer juga terpenuhi; jika
dilakukan pengukuran ulang, maka kesalahan yang disebabkan oleh pemasangan ulang
panjang gelombang akan kecil sekali ketika menggunakan panjang gelombang maksimal
(Gandjar dan Rohman, 2007).
2.2 Uraian Bahan
a. Metanol
Nama resmi : METANOL
Nama lain : Metanol, CH3-OH
Rumus molekul/BM : CH3OH/34,00
Pemerian : Cairan tidak bewarna,jernih, bau khas
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, membentuk cairan jernih dan
tidak berwarna
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup
Kegunaan : eluen
b. Parasetamol
Nama resmi : ACETAMINOPHENUM
Nama lain : Parasetamol, asetaminofen
Rumus molekul : C8H9NO2
Pemerian : Hablur atau serbuk hablur putih, tidak berbau, rasa pahit.

Kelarutan : Larut dalam 70 bagian air, dalam 7 bagian etanol (95%) p,


dalam 13 bagian aseton p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya.
Kegunaan : Analgetikum, antipiretikum

BAB III
PELAKSANAAN PRAKTIKUM
3.1 Pelaksanaan Praktikum
A. Alat dan Bahan
1. Alat
- Spektrofotometri ultraviolet
- Lumpang & alu
- Gelas ukur
- Pipet tetes
- Timbangan analitik
2. Bahan
- Tablet Paracetamol
- Pelarut metanol
B. Prosedur Percobaan
Adapun langkah kerja yang dilakukan, antara lain :
1. Ambil 10 tablet pct lalu ditimbang satu per satu, setelah itu catat dan cari rata-rata
nya
2. Tablet yang telah ditimbang kemudian digerus lalu diambil 0,0197 g kemudian
dimasukkan kedalam 50 metanol
3. Selanjutnya diambil 0,395 ml larutan pct yang telah bercampur dengan metanol,
lalu dimasukkan lagi kedalam 50 ml metanol
4. Selanjutnya masukkan metanol kedalam kuvet sebagai blanko kemudian
masukkan larutan pct + metanol kedalam kuvet sebagai larutan standar (baku)
5. Kemudian pasang alat spektrofotometri lalu dibaca nilai absorbansinya pada
panjang gelombang maksimum 200-400 nm

3.2 Perhitungan Bahan


1 Tab = 500 mg

𝑚𝑔
330 𝑃𝑃𝑀 = → 𝑚𝑔 = 330 × 0,05 = 16,5 𝑚𝑔
0,05 𝐿

𝑅𝑎𝑡𝑎 − 𝑟𝑎𝑡𝑎 𝑇𝑎𝑏𝑙𝑒𝑡 = 0,59916 𝑔 = 599,16 𝑚𝑔

16,5 𝑚𝑔
= × 599,16 𝑚𝑔 = 19,77 𝑚𝑔
500 𝑚𝑔

19,77
330 𝑃𝑃𝑀 = = 395,4456
0,05
DAFTAR PUSTAKA

Audu, Sani Ali., Taiwo, Alemika Emmanuel., Mohammed, Bala Fatima., Musa, Sani., dan
Bukola, Ragmat, 2012, Analysis Of Different Brands Of Paracetamol 500 mg Tablets
Used in Maiduguri Using Ultra Violet Spectrophotometric and High Performance
Liquid Chromatographic (HPLC) Method, International Research Journal Of Pharmacy,
Vol. 3/ Maiduguri, Nigeria.

Gandjar, Prof. Dr. Ibnu Gholib, DEA., Apt dan Rohman, Abdul, M. Si., Apt, 2007, Kimia
Farmasi Analisis, Pustaka Belajar, Yogyakarta (Hal : 240- 241, 243-256).

Rachdiati, Henny., Hutagaol, Ricson P., dan Rosdiana, Erna, 2008, Penentuan Waktu
Kelarutan Parasetamol Pada Uji Disolusi, Jurnal Nusa Kimia, Vol. 8/ Bandung.

Anda mungkin juga menyukai