Tugas 3 - Toponimi Gunung - Mega Wulansari - 03311840000017
Tugas 3 - Toponimi Gunung - Mega Wulansari - 03311840000017
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Pembuatan makalah “TOPONIMI GUNUNG SLAMET” bertujuan untuk :
Melengkapi tugas Mata Kuliah TOPONIMI
Memberikan informasi kepada pembaca mengenai sejarah arti nama Gunung
Slamet
Menganalisis permasalahan dan solusi di Gunung Slamet.
1.3 Manfaat
Pembuatan makalah “TOPONIMI GUNUNG SLAMET” bermanfaat sebagai media
informasi dan referensi Toponimi Gunung Slamet.
BAB II
PEMBAHASAN
b) Geologi
Endapan hasil erupsi G. Slamet dari tua sampai muda semuanya berumur kuarter,
menutupi batuan sedimen berumur tersier. Sebagian hasil erupsi G. Slamet meliputi 5
kabupaten dengan luas 1500 km2 yang terdiri dari endapan jatuhan Piroklastika, aliran
lava, lahar, awan panas dan endapan permukaan berupa Alluvial dan Flluvial.
Umumnya endapan lava yang ditemui di G. Slamet bersifat Andesitik. Struktur geologi
yang berkembang di daerah G. Slamet dan sekitarnya, umumnya berupa sesar normal
yang banyak dijumpai pada kelompok Slamet Tua. Jejak-jejak sesar ini di lapangan
dijumpai berupa Breksiasi, gores garis sesar, zona hancuran, kelurusan bukit dan
lembah, gawir yang lurus dan terjal serta kontak tajam antara satuan batuan.
Berdasarkan kriteria tersebut di atas, maka struktur geologi yang berkembang di G.
Slamet dapat dibedakan menjadi 3 buah struktur sesar yaitu : Sesar Normal Jegjeg,
Sesar Normal Pengasinan, Sesar Normal Mengger, Graben Guci, Sesar Normal Si
Jambang, Sesar Normal Kali Buntu, Sesar Normal Gunung Gratamba, Sesar Normal
Karanggondang, Sesar Normal Kubangan, Sesar Normal Kalipagu dan Sesar Normal
Ganting.
c) Klimatologi
Kondisi klimatologi wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah
seperti umumnya wilayah-wilayah di Indonesia. Rata-rata suhu udara bulanan 26,3ºC,
dengan suhu minimum tercatat 24,4ºC dan suhu maksimum 30,9ºC. Sedangkan curah
hujan di wilayah Kabupaten Banyumas pada tahun 2000 rata-rata sebesar 2.750
mm/tahun. Angka ini menunjukkan bahwa di wilayah Kabupaten Banyumas memiliki
curah hujan yang cukup tinggi. Tingginya curah hujan ini didukung oleh kondisi
geografi wilayah Kabupaten Banyumas yaitu terletak di lereng Gunung Slamet.
Beberapa daerah yang mempunyai curah hujan tinggi adalah Kecamatan Baturraden
dengan stasiun penakar hujan Baturraden yaitu 4.292 mm/tahun, Kecamatan Sumpiuh
dengan stasiun penakar hujan di Desa Kebokura 5.683 mm/th, stasiun penakar hujan di
Desa Bogangin 3.633 mm/th dan stasiun otomatis di Desa Sumpiuh 3.671 mm/th,
Kecamatan Cilongok dengan stasiun penakar hujan di Desa Cikidang 4.323 mm/th.
Berdasarkan curah hujan, Kabupaten Banyumas memiliki tipe iklim (Schmid dan
Ferguson), yaitu: a. Tipe A dengan nilai Q antara 0% - 14,3%, meliputi sekitar puncak
Gunung Slamet dan Kranggan dengan curah hujan sangat tinggi yaitu antara 4000 –
5000 mm/tahun b. Tipe B nilai Q antara >14,3% - 33,3%, meliputi wilayah Kaki
Gunung Slamet dan sebagian besar lembah Serayu dengan curah hujan antara 3000 –
4000 mm/tahun c. Tipe C dengan nilai Q antara >33,3% - 60% meliputi lembah Serayu,
Pegunungan Serayu Selatan dan daerah pantai Selatan dengan curah hujan antara 2000
– 3000 mm/tahun.
e) Penduduk
Berikut merupaka data penduduk di sekitar Gunung Slamet meliputi 5 kabupaten :
2.4 Permasalahan
a) Lingkungan
Dampak yang telah terjadi dari proyek PLTP Baturraden ini adalah kesalahan-
kesalahan teknis yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan hidup
dan kerusakan ekosistem dalam proses ini yang dialami secara langsung
adalah seluruhnya air di dalam wilayah proyek aliran tersebut. Proyek geothermal di
hutan lindung gunung slamet pada pembukaan kawasan hutan mengakibatkan tanah
longsor keluarnya sumber mata air baru juga menjadikan ketidakstabilan lereng.
Perubahan dasar sungai dari batuan menjadi lumpur, air sungai yang menyebabkan
peningkatan kandungan sedimen di dalam air. PT SAE melakukan pembukaan lahan
untuk dibuat jalan untuk pengeboran yang berada pada barat laut ratamba, diatas Desa
Sambirata. Kejadian air keruh dan mengeringnya sumber mata air
mengakibatkan aktivitas warga mulai terganggu dan juga sektor perairan pertanian.
beberapa desa terdampak yaitu desa karangtengah, kembangan, karanglo, dll. hal ini
mengakibatkan keluhan masyarakat dan juga kerugian secara ekonomi pada
UMKM, bahkan produksi perikanan sampai maret 2017 terus menurun. PT SAE
mengakui bahwa ada kesalahan teknik cut and fiil pada bukit-bukit dikawasan PLTP
Baturraden. Rusaknya ekosistem hutan lindung juga mengakibatkan banyak hewan
yang turun ke pemukiman,hewan-hewan tersebut merusak tanaman pertanian
warga, hewan-hewan tersebut diantaranya adalah macan tutul, babi hutan, kera, kijang.
Babi hutan merupakan hewan yang paling banyak turun,jumlah yang turun dalam
sekali bisa mencapai kisaran 100 ekor dan 20 kera. bahkan elang jawa dan macan tutul
juga kerap terlihat semenjak adanya PLTP Baturradenl karena jarak desa dengan
proyek hanya 7 km. Dampak yang telah terjadi dari proyek PLTP Baturraden ini adalah
kesalahan- kesalahan teknis yang mengakibatkan penurunan kualitas lingkungan
hidup dan kerusakan ekosistem dalam proses ini yang dialami secara langsung
adalah seluruhnya air di dalam wilayah proyek aliran tersebut. Proyek geothermal di
hutan lindung gunung slamet pada pembukaan kawasan hutan mengakibatkan tanah
longsor keluarnya sumber mata air baru juga menjadikan ketidakstabilan lereng.
Perubahan dasar sungai dari batuan menjadi lumpur, air sungai yang menyebabkan
peningkatan kandungan sedimen di dalam air. PT SAE melakukan pembukaan lahan
untuk dibuat jalan untuk pengeboran yang berada pada barat laut ratamba, diatas Desa
Sambirata. Kejadian air keruh dan mengeringnya sumber mata air
mengakibatkan aktivitas warga mulai terganggu dan juga sektor perairan pertanian.
beberapa desa terdampak yaitu desa karangtengah, kembangan, karanglo, dll. hal ini
mengakibatkan keluhan masyarakat dan juga kerugian secara ekonomi pada
UMKM, bahkan produksi perikanan sampai maret 2017 terus menurun. PT SAE
mengakui bahwa ada kesalahan teknik cut and fiil pada bukit-bukit dikawasan PLTP
Baturraden. Rusaknya ekosistem hutan lindung juga mengakibatkan banyak hewan
yang turun ke pemukiman,hewan-hewan tersebut merusak tanaman pertanian
warga, hewan-hewan tersebut diantaranya adalah macan tutul, babi hutan, kera, kijang.
Babi hutan merupakan hewan yang paling banyak turun,jumlah yang turun dalam
sekali bisa mencapai kisaran 100 ekor dan 20 kera. bahkan elang jawa dan macan tutul
juga kerap terlihat semenjak adanya PLTP Baturradenl karena jarak desa dengan
proyek hanya 7 km
b) Bencana Alam
Gunung Slamet merupakan gunung berapi aktif, tercatat Gunung Slamet sempat bererupsi
beberapa kali yang menyebabkan wilayah-wilayah di sekitarnya merasakan gempa dan
tertutup abu vulkanik. Pada Maret 2014 Gunung Slamet menunjukkan aktifitas dan
statusnya menjadi Waspada. Berdasarkan data PVMBG, aktifitas vulkanik Gunung Slamet
masih fluktuatif. Setelah sempat terjadi gempa letusan hingga 171 kali pada Jumat 14 Maret
2014 dari pukul 00.00-12.00 WIB, pada durasi waktu yang sama, tercatat sebanyak 57 kali
gempa letusan. Tercatat pula 51 kali embusan. Selain itu, lima tahun sebelumnya yakni
pada tahun 2009, Gunung Slamet pernah mengeluarkan lava pijar. Namun, meskipun
berstatus aktif, Gunung Slamet tidak pernah terjadi erupsi skala besar. Hal tersebut erat
kaitannya dengan cerita dan mitos yang beredar di masyarkat.
Festival Gunung Slamet merupakan agenda rutin yang mempunyai makna yang
amat dalam, selain untuk nguri-nguri budaya Jawa yang adiluhung, juga untuk
menunjang sekaligus mempromosikan potensi wisata Desa Serang Kecamatan
Kerangreja. Ada beberapa rangkaian dalam festival gunung slamet ini, pertama
prosesi pengambilan air di kaki gunung Slamet, mata air tersebut bernama Tuk
Sikopyah.
Kegiatan hari pertama adalah pengambilan air Tuk Sikopyah diawali dengan
pembawaan lodong oleh 40 orang laki-laki, dan pembawaan nampan sesaji oleh
40 orang perempuan. Pakaian serba hitam dengan ikat kepala dikenakan oleh
laki-laki sedangkan perempuan mengenakan kain berwarna hijau. Lodong
merupakan gelondongan bambu sepanjang dua meter dengan ujung dibuat agak
runcing dan digunakan sebagai tempat air.
Setelah diadakan upacara permintaan ijin kepada sesepuh masyarakat,
rombongan pengambil Tuk Sikopyah menuju lokasi, sekitar 2 kilo meter
jauhnya. Dengan menyusuri lereng gunung rombongan berjalan diiringi dengan
tetabuhan selawat berlanggam jawa. Setibanya di Tuk Sikopyah, sesepuh desa
memimpin doa dan dilanjutkan dengan pengambilan air untuk dimasukan
kedalam lodong.
Setelah sampai di balai desa serang air Tuk Sikopyah langsung dibawa ke rest
area Desa Wisata Serang. Di Rest Area tersebut dilakukan prosesi wayang
ruwat. Setelah air tuk Sikopyah sampai kemudian diterima Bupati Purbalinga,
yang selanjutnya air itu dibagikan kepada seluruh masyarakat yang datang.
Setelah itu dilakukan pemotongan tumpeng.
Kemudian siang harinya sampai sore dilakukan pentas pentas seni budaya lokal
dan malam harinya dilakukan pertunjukan seni kontemporen serta pertunjukan
lihgting spektakuler. Seni kontemporer ini menampilkan perpaduan music
modern dengan music tradisional. Singel gitar, single drum juga menjadi
tontonan yang wajib bagi pencinta music. Dengan alunan yang menggebu serta
kadang romantic dan sakali-kali memadukan nada-nada jaz, hingga membuat
jiwa melayang ditengah dinginya udara pengunungan.
b) Perencanaan
BAB III
REKOMENDASI DAN KESIMPULAN
Kegiatan-kegiatan yang ada di Kabupaten Purbalingga yang memiliki jangkauan pelayanan
regional saat sekarang ini meliputi :
a. Pariwisata
Kabupaten Purbalingga memiliki obyek wisata yang cukup beragam. Baik obyek wisata alam,
wisata sejarah maupun wisata buatan. Adapaun obyek wisata yang menjadi andalan Kabupaten
Purbalingga yang memiliki jangkauan lokal, regional, bahkan Nasional yaitu obyek Wisata Air
Bojongsari (Owabong) berada di Kecamatan Bojongsari, Monumen Tempat Lahir (MTL)
Jenderal Soedirman berada di Kecamatan Rembang, Wisata Batu Menhir berada di Kecamatan
Karanganyar, Pendakian Gunung Slamet. Dari beberapa obyekwisata tersebut, Kabupaten
Purbalingga dipandang mampu sebagai home base dari rangkaian kunjungan wisata tersebut.
b. Pertanian
Sektor pertanian merupakan sektor yang penting sebagai penggerak perkembangan
perekonomian di Kabupaten Purbalingga. Berdasarkan struktur perekonomian di wilayah
Kabupaten Purbalingga, sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar yaitu 33,44%.
c. Kawasan Perlindungan Lereng Gunung Slamet
Secara geografis, Kabupaten Purbalingga terletak di Lereng Gunung Slamet. Kawasan
perlindungan gunung Slamet terletak di bagian utara Kabupaten Purbalingga. Bersama dengan
Kabupaten lainnya yang berada di lereng Gunung Slamet, Kabupaten Purbalingga memiliki
peran dalam upaya melestarikan sumber daya alam yang terkait dengan proteksi kawasan
resapan dan kawasan perlindungan. Untuk menunjang kegiatan-kegiatan tersebut, maka
diperlukan sarana dan prasarana yang memadai yang menjadi bagian dari analisis sarana dan
prasarana selanjutnya.