Diktat Analisis Real
Diktat Analisis Real
Oleh:
Rafael Denik Agustito
Kami bersyukur kepada Bapa bersama dengan Firman-Nya dan Roh Suci-
Nya yaitu Allah Yang Maha Esa yang dimuliakan sepanjang segala masa. Dengan
rasa syukur ini, kami telah menyelesaikan penulisan bahan ajar Pengantar
Analisis Real diperuntukan bagi para pembaca yang sedang dan akan mempelajari
analisis real. Bahan ajar ini masih sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami
terbuka kepada para pembaca atas kritik, saran dan masukannya demi
kesempurnaan bahan ajar ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang
terlibat dalam memberikan masukan bahan ajar ini dan juga tidak lupa saya
berterimakasih kepada Ibu Istiqomah selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Matematika yang telah memberikan dukungannya kepada kami demi
terselesaikannya bahan ajar ini.
Demikian kami haturkan terima kasih, melalui doa syafaat dari Bunda Maria, ya
Tuhan kami penguasa langit dan bumi kasihanilah kami dan selamatkanlah kami.
Amin.
Bagian ini akan mengkaji sifat-sifat aljabar dari bilangan real. Sifat-sifat
aljabar dari bilangan real adalah kajian mengenai sifat-sifat dari himpunan
bilangan real bersama dengan operasinya seperti penjumlahan, pengurangan,
perkalian dan pembagian.
Definisi 1.1. Pada himpunan bilangan real terdapat dua buah operasi biner
padanya yang dinotasikan dengan + (katakan sebagai operasi penjumlahan) dan .
(katakan sebagai operasi perkalian) dan memenuhi aksioma-aksioma berikut ini:
(F1). .
(F2). .
(F3). .
(F4). .
(F5). .
(F6). .
(F7). .
(F8). .
(F9). dan .
Himpunan bilangan real bersama dengan dua buah operasi biner yaitu +
dan . dan dinotasikan dengan membentuk sebuah lapangan dan katakan
lapangan ini adalah lapangan bilangan real.
Jadi diperoleh .
Jadi .
=====BERKAH DALEM=====
PERTEMUAN 2 (Pengantar Analisis Real)
Bagian ini akan mengkaji sifat urutan dari bilangan real. Sifat urutan dari
bilangan real itu berbicara mengenai kesamaan dan ketidaksamaan di antara dua
bilangan real, seperti bilangan real positif, non-negatif, negatif dan non-positif.
Untuk mengawali bagian ini, berikut akan diberikan gagasan mengenai himpunan
bilangan positif.
Remark 2.2. Himpunan dalam Definisi 2.1 dinamakan himpunan bilangan real
positif.
Notasi 2.3.
(i). Jika maka ditulis , dibaca “a positif “.
(ii). Jika maka ditulis , dibaca “a negatif “.
(iii). Jika maka ditulis atau , dibaca “a non-
negatif “.
(iv). Jika maka ditulis atau , dibaca “a non-
positif “.
Remark 2.3.
(i). artinya dan .
(ii). artinya dan .
(iii). artinya dan .
(iv). artinya dan .
(v). .
(vi). .
Teorema 2.4.
(i). Jika maka atau atau .
(ii). Jika dan maka .
Bukti:
(i). Diketahui .
Jelas .
Berdasarkan Definisi 2.1 (iii), jelas atau atau –
.
Berdasarkan Definisi 2.3 (i), jelas atau atau .
Jadi atau atau .
(ii). Pandang kontraposisinya yaitu jika maka atau .
Diketahui .
Jelas dan .
Berdasarkan Definisi 2.1 (iii), jelas atau – .
Berdasarkan Definisi 2.3 (i), jelas atau .
Jadi atau .
=====BERKAH DALEM=====
PERTEMUAN 3 (Pengantar Analisis Real)
Contoh 3.2.
Karena maka .
Karena maka .
Remark 3.8. Lingkungan ini adalah sebuah interval terbuka terbatas yaitu
.
Definisi 3.11. Himpunan dikatakan himpunan buka (open set) dalam jika
.
Contoh 3.18.
(i). Karena adalah himpunan buka dalam dirinya (Contoh 3.13), jelas
adalah himpunan tertutup dalam .
(ii). Karena adalah himpunan buka dalam (Contoh 3.13), jelas adalah
himpunan tertutup dalam .
(iii). Karena interval buka adalah himpunan buka dalam (Contoh 3.15),
maka adalah himpunan tertutup dalam .
(iv). Karena interval buka adalah himpunan buka dalam (Contoh 3.15),
maka adalah himpunan tertutup dalam .
(v). Karena interval buka adalah himpunan buka dalam (Contoh 3.12),
maka adalah himpunan tertutup dalam .
Teorema 3.19.
(C1). dan juga merupakan himpunan tertutup dalam .
(C2). Jika dan adalah himpunan tertutup dalam maka juga
merupakan himpunan tertutup dalam .
(C3). Jika adalah keluarga himpunan tertutup dalam maka juga
merupakan himpunan tertutup dalam .
Bukti:
(C1). Jelas dari Contoh 3.18 (i) dan (ii).
(C2). Diketahui dan adalah himpunan tertutup dalam .
Berdasarkan Definisi 3.17, adalah himpunan buka dalam .
Karena adalah himpunan buka dalam , berdasarkan Teorema
3.14 (ii), jelas adalah himpunan buka dalam .
Berdasarkan Hukum De’Morgan, jelas .
Karena dan adalah himpunan buka dalam ,
jelas adalah himpunan buka dalam .
Karena adalah himpunan buka dalam , berdasarkan Definisi
3.17, jelas adalah himpunan tertutup dalam .
(C3). Diketahui adalah keluarga himpunan tertutup dalam .
Jelas adalah himpunan buka dalam untuk setiap .
Berdasarkan Teorema 3.14 (iii), jelas adalah himpunan buka dalam .
Berdasarkan Hukum De’Morgan, jelas .
Karena dan adalah himpunan buka dalam , jelas
adalah himpunan buka dalam .
Karena adalah himpunan buka dalam , berdasarkan Definisi 3.17,
jelas adalah himpunan tertutup dalam .
=====BERKAH DALEM=====
PERTEMUAN 4 (Pengantar Analisis Real)
Remark 4.2.
(i). Elemen dikatakan bukan batas atas dari A jika .
(ii). Elemen dikatakan bukan batas bawah dari A jika .
Remark 4.4.
(i). Jika elemen adalah batas atas himpunan tak-kosong ,maka A
dikatakan himpunan yang memiliki batas atas.
(ii). Jika elemen adalah batas bawah himpunan tak-kosong , maka A
dikatakan himpunan yang memiliki batas bawah.
(iii). Jika himpunan yang memiliki batas atas, maka himpunan tersebut
dinamakan himpunan yang terbatas ke atas.
(iv). Jika himpunan yang memiliki batas bawah,maka himpunan tersebut
dinamakan himpunan yang terbatas ke bawah.
(iii). Himpunan dikatakan terbatas jika himpunan tersebut terbatas ke atas dan
terbatas ke bawah.
Contoh 4.5.
(i). Interval adalah himpunan yang terbatas (terbatas ke atas dan
terbatas ke bawah).
(ii). Interval adalah himpunan yang terbatas ke atas tetapi tidak
terbatas ke bawah.
(iii). Interval adalah himpunan yang terbatas ke bawah tetapi tidak
terbatas ke atas.
(iv). Interval adalah himpunan yang tidak terbatas (tidak
terbatas ke atas dan juga tidak terbatas ke bawah).
4.2. SUPREMUM DAN INFIMUM
Definisi 4.6. Diberikan himpunan tak-kosong yang terbatas ke atas. Elemen
dikatakan supremum (batas atas terkecil) dari A jika memenuhi sifat berikut:
(S1). .
(S2). Jika diberikan sembarang batas atas A yaitu maka .
Contoh 4.10.
(i). Pada interval , jelas dan .
(ii). Pada interval , jelas dan .
(iii). Pada interval , jelas dan .
(iv). Pada interval , jelas .
Akibat 4.14. .
Bukti:
Ambil sembarang .
Jelas (Terlebih-lebih ).
Berdasarkan Teorema 4.12, jelas .
Jelas .
Jadi .
Akibat 4.15. .
Bukti:
Ambil sembarang .
Bentuk himpunan .
Karena , berdasarkan Teorema 4.12, jelas .
Karena , jelas .
Karena , jelas .
Karena dan , berdasarkan Well Ordering Principle, jelas memiliki
elemen terkecil.
Tulis adalah elemen terkecil dari S.
Karena , jelas . (*)
Karena adalah elemen terkecil dari S, jelas .
Karena , jelas . (**)
Dari (*) dan (**), jelas .
Jadi .
=====BERKAH DALEM=====
PERTEMUAN 5 (Pengantar Analisis Real)
maka .
Bukti:
Diketahui himpunan tak-kosong adalah terbatas ke atas.
Berdasarkan prinsip supremum, jelas A memiliki supremum.
Tulis .
Karena , jelas u adalah batas atas A.
Karena u adalah batas atas A, jelas .
Karena , jelas .
Jelas adalah batas atas .
Jelas terbatas ke atas.
Berdasarkan prinsip supremum, jelas memiliki supremum.
Karena adalah batas atas , jelas .
Jadi . (*).
maka .
Bukti:
Diketahui himpunan tak-kosong adalah terbatas ke atas.
Berdasarkan prinsip supremum, jelas A memiliki supremum.
Tulis .
Karena , jelas u adalah batas atas A.
Karena u adalah batas atas A, jelas .
Karena , jelas .
Jelas adalah batas atas .
Jelas terbatas ke atas.
Berdasarkan prinsip supremum, jelas memiliki supremum.
Karena adalah batas atas , jelas .
Jadi . (*).
maka .
Bukti: Analog dengan Contoh 5.3.
Contoh 5.5. Diberikan sebuah himpunan tak-kosong yang terbatas dan
. Buktikan bahwa :
(i). .
(ii). .
Bukti: Analog dengan Contoh 5.3 dan Contoh 5.4.
maka .
Bukti:
Diketahui dua buah himpunan tak-kosong terbatas ke atas.
Berdasarkan prinsip supremum, jelas dan memiliki supremum.
Tulis dan .
Berdasarkan Teorema 4.8, Jelas
.
Jelas .
Jelas .
Jadi .
Berdasarkan Teorema 4.8, Jelas .
Jadi .
maka .
Bukti: Analog dengan Contoh 5.7.
=====BERKAH DALEM====
PERTEMUAN 6 (Pengantar Analisis Real)
Pada barisan dalam Contoh 6.3, adalah suku pertama dari barisan,
adalah suku kedua dari barisan, adalah suku ketiga dari barisan, dan seterusnya.
(ii). Jika barisan tersebut tidak konvergen, maka barisan tersebut dinamakan
barisan divergen.
(iii). Barisan dikatakan konvergen ke , maka akan ditulis
.
Jadi .
Jadi .
Jadi barisan konvergen ke 0.
Latihan 6.1.
1. Buktikan bahwa barisan konvergen ke 0 jika dan hanya jika barisan
juga konvergen ke 0.
Latihan 6.2.
1. Jika diberikan barisan bilangan real dan
dimana barisan tersebut berturut-turut konvergen ke dan dan
maka .
=====BERKAH DALEM=====
PERTEMUAN 7 (Pengantar Analisis Real)
Remark 7.2.
(i). Barisan dikatakan naik monoton jika untuk semua .
(ii). Barisan dikatakan turun monoton jika untuk semua
.
(ii). Jika barisan adalah turun monoton dan terbatas maka barisan
konvergen ke
Bukti:
(i). Diketahui barisan adalah naik monoton dan terbatas.
Karena terbatas, jelas .
Jelas .
Jelas .
Jelas M adalah batas atas himpunan .
Jelas himpunan terbatas ke atas.
Jadi himpunan memiliki supremum.
Tulis .
Ambil sembarang .
Jelas bukan batas atas himpunan .
Jelas .
Karena barisan adalah naik monoton, jelas jika berlaku
.
Jelas .
Jelas jika maka .
Jelas .
Jadi barisan konvergen .
Remark 7.7. Teorema 7.6 mengatakan bahwa jika suatu barisan itu monoton dan
terbatas maka barisan tersebut adalah konvergen. Fakta sebelumnya mengatakan
bahwa setiap barisan konvergen adalah terbatas, maka konversnya akan berlaku
jika diberi tambahan kondisi keterbatasan dari barisan tersebut.
7.2. BARISAN CAUCHY
Definisi 7.8. Barisan bilangan real dikatakan barisan cauchy jika
.
Teorema 7.11. Jika barisan bilangan real adalah barisan cauchy maka
barisan tersebut adalah terbatas.
Bukti:
Diberikan barisan bilangan real adalah barisan cauchy.
Jelas jika maka .
Jelas jika maka .
Pilih .
Jelas .
Jadi barisan terbatas.
=====BERKAH DALEM=====
PERTEMUAN 8 (Pengantar Analisis Real)
dengan .
Jadi sub-barisan adalah naik monoton.
Dari kasus 1 dan kasus 2, jelas sembarang barisan memiliki sebuah sebuah sub-
barisan yang monoton.
=====BERKAH DALEM=====
PERTEMUAN 9 (Pengantar Analisis Real)
Definisi 9.3. Diberikan sebuah barisan bilangan real yaitu . Deret tak-
hingga yang dibangun oleh barisan adalah jumlahan tak-hingga
berikut:
Contoh 9.4. Jika diberikan barisan bilangan real , maka deret tak-
hingga yang dibangun oleh barisan adalah jumlahan tak-hingga berikut:
Contoh 9.5. Contoh yang lain dari deret tak-hingga adalah sebagai berikut:
Remark 9.6.
(i). Jika maka deret tak-hingga dikatakan deret tak-hingga
dengan suku-suku non-negatif.
(ii). Deret tak-hingga disebut sebagai deret tak-hingga berganti tanda
(atau deret tak-hingga alternating (berayun)).
Contoh 9.7. Deret tak-hingga pada Contoh 9.4 adalah deret tak-hingga suku-suku
non-negatif dan deret tak-hingga Contoh 9.5 adalah deret tak-hingga berganti
tanda.
Jelas .
Jelas bahwa konvergen ke 1.
Karena barisan dari jumlah parsialnya yaitu konvergen,
berdasarkan Definisi 9.8 jelas deret tak-hingga
konvergen.
Jadi deret tak-hingga konvergen.
Remark 9.12. Konvers dari Teorema 9.11 adalah jika maka deret
tak-hingga tidak konvergen (divergen).
.
Jadi diperoleh (suatu kontradiksi).
Jadi haruslah deret tak-hingga adalah divergen.
Teorema 9.17. (Uji Integral). Diberikan sebuah fungsi positif dan turun monoton
pada interval . Deret tak-hingga adalah konvergen jika dan hanya
jika integral tak-wajar berikut:
ada, untuk .
Bukti: Silakan merujuk pada Introduction to Real Analysis dari Bartle.
Contoh 9.18. Deret tak-hingga adalah konvergen.
Jawab:
Pilih fungsi yang didefinisikan dengan .
Jelas bahwa fungsi tersebut positif dan dan turun monoton pada interval .
Jelas .
Jelas ada.
Berdasarkan Teorema 9.17, jelas bahwa deret tak-hingga adalah konvergen.
untuk .