Anda di halaman 1dari 3

Kasus Posisi :

Ketika suatu Perusahaan tidak menjalankan dan memberikan Uang Lembur terhadap karyawan
berdasarkan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Legal Opinion terhadap Isu Hukum tersebut :

1. Bahwa aturan mengenai Upah Lembur tertuang pada Undang-Undang No. 13 Tahun 2013
tentang Ketenagakerjaan pasal 78 (tujuh puluh delapan), pasal 85 (delapan puluh lima) dan pasal
88 (delapan puluh delapan). Yang mekanisme diatur dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP.102 /MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur
Dan Upah Kerja Lembur.
2. Bahwa berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan pasal 78
(tujuh puluh delapan) ayat 3 (tiga) dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor KEP.102 /MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah
Kerja Lembur pasal 2 “pengaturan waktu kerja lembur berlaku untuk semua perusahaan, kecuali
bagi perusahaan pada sektor usaha tertentu atau pekerjaan tertentu yang diatur oleh ketentuan
lain “.
3. Bahwa yang dimaksud sebagai perusahaan tertentu pada sektor tertentu diatur dalam Keputusan
Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-233/MEN/2003 Tahun 2003 tentang Jenis
dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan Secara Terus Menerus (“Kepmenakertrans 233/2003”),
yakni pada Pasal 3 ayat (1). Pekerjaan-pekerjaan yang dimaksud yaitu:
 Pekerjaan di bidang pelayanan jasa kesehatan;
 Pekerjaan di bidang pelayanan jasa transportasi;
 Pekerjaan di bidang jasa perbaikan alat transportasi;
 Pekerjaan di bidang usaha pariwisata;
 Pekerjaan di bidang jasa pos dan telekomunikasi;
 Pekerjaan di bidang penyediaan tenaga listrik, jaringan pelayanan air bersih (pam), dan
penyediaan bahan bakar minyak dan gas bumi;
 Pekerjaan di usaha swalayan, pusat perbelanjaan, dan sejenisnya;
 Pekerjaan di bidang media masa;
 Pekerjaan di bidang pengamanan;
 Pekerjaan di lembaga konservasi:
 Pekerjaan-pekerjaan yang apabila dihentikan akan mengganggu proses produksi, merusak
bahan, dan termasuk pemeliharaan/perbaikan alat produksi.
4. Bahwa terhadap Perusahaan dan/atau Sektor usaha tertentu yang dimaksud pada angka 2 (dua),
mengikuti ketentuan pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor KEP-
233/MEN/2003 Tahun 2003 tentang Jenis dan Sifat Pekerjaan yang Dijalankan Secara Terus
Menerus (“Kepmenakertrans 233/2003”).
5. Bahwa terhadap Perusahaan yang tidak termasuk dalam Perusahaan atau Sektor usaha tertentu
sebagaimana yang diuraikan pada angka 2 (dua) berlaku dan mengikuti Undang-Undang No. 13
Tahun 2013 tentang Ketenagakerjaan dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja Dan Transmigrasi
Republik Indonesia Nomor KEP.102 /MEN/VI/2004 Tentang Waktu Kerja Lembur Dan Upah
Kerja Lembur.
6. Bahwa yang dimaksud dengan lembur adalah pekerjaan yang dilakukan di luar ketentuan waktu
kerja.
7. Bahwa Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102
MEN VI 2004 Pasal 1 (satu), Anda harus membayar uang lembur untuk karyawan yang:
 Bekerja lebih dari 7 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 6 hari kerja
 Bekerja lebih dari 8 jam sehari dan 40 jam seminggu untuk 5 hari kerja
 Bekerja pada hari istirahat mingguan dan hari libur nasional
8. Bahwa berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor KEP. 102 MEN VI 2004 pasal 3 (tiga) Waktu kerja lembur hanya dapat dilakukan paling
banyak 3 (tiga) jam dalam 1 (satu) hari dan 14 (empat belas) jam dalam 1 (satu) minggu.
9. Bahwa dalam melakukan lembur harus ada persetujuan tertulis antara Perusahaan dan Karyawan
dalam bentuk SPL (Surat Penugasan Lembur) yang ditandatangani sebagaimana yang tertuang
dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102
MEN VI 2004 pasal 6 (enam) ayat 1 (satu).
10. Bahwa Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh selama waktu kerja lembur
berkewajiban :
 Membayar upah kerja lembur;
 Memberi kesempatan untuk istirahat secukupnya;
 Memberikan makanan dan minuman sekurang-kurangnya 1.400 kalori apabila kerja lembur
dilakukan selama 3 (tiga) jam atau lebih.
11. Bahwa makanan dan minuman sebagaimana pada angka 9 (sembilan) point ke-3 (tiga) tidak boleh
diganti dengan uang sebagaimana diatur pada Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan
Transmigrasi Republik Indonesia Nomor KEP. 102 MEN VI 2004 pasal 7 (tujuh) ayat 2 (dua).
12. Bahwa Perhitungan lembur karyawan dibedakan menjadi dua:
 Untuk lembur pada hari kerja, rate upah lembur adalah 1,5x upah sejam pada jam pertama
lembur dan 2x upah sejam pada jam seterusnya
 Untuk lembur pada hari istirahat mingguan dan hari libur nasional:
a. Untuk perusahaan dengan 5 hari kerja, rate adalah 2x upah sejam untuk 8 jam pertama, 3x
upah sejam untuk jam ke-9, dan 4x upah sejam untuk jam ke-10 dan ke-11
b. Untuk perusahaan dengan 6 hari kerja, rate adalah 2x upah sejam untuk 7 jam pertama, 3x
upah sejam untuk jam ke-8, dan 4x upah sejam untuk jam ke-9 dan ke-10
c. Untuk hari libur yang jatuh pada hari kerja terpendek (misalnya Jumat), rate adalah 2x upah
sejam untuk 5 jam pertama, 3x upah sejam pada jam ke-6, dan 4x upah sejam pada jam ke-
7 dan ke-8
13. Bahwa upah 1 jam dihitung dengan rumus 1/173 x upah sebulan, yaitu upah pokok sebulan 100%
beserta tunjangan tetap atau 75% upah pokok apabila Anda mendapatkan tunjangan tetap dan
tidak tetap berdasarkan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia
Nomor KEP. 102 MEN VI 2004 Pasal 8 (delapan) Ayat 2 (dua).
14. Bahwa jika salah satu karyawan Perusahaan sedang melakuka pekerjaan lembur selama 3 jam
pada hari Kamis. Gaji bulanan karyawan tersebut termasuk tunjangan tetap adalah Rp 3.000.000.
Maka uang lembur yang harus Perusahaan bayar sebesar :
 Pertama, Anda harus menghitung upah sejam dulu.
Upah sejam: Rp 3.000.000 x 1/173 = Rp17.341
 Kedua, karena lembur dilakukan pada hari kerja, maka rate yang berlaku adalah 1,5x upah
sejam pada jam pertama dan 2x upah sejam pada jam-jam berikutnya.
Uang lembur jam pertama: 1,5 x Rp17.341 = Rp 26.011
Uang lembur jam kedua: 2 x Rp17.341 = Rp 34.682
Uang lembur jam ketiga: 2 x Rp17.341 = Rp 34.682
 Maka total upah lembur adalah Rp 26.011 + Rp 34.682 + Rp 34.682 = Rp 95.375
15. Bahwa mengenai pembayaran upah lembur dan mekanisme yang telah diuraikan diatas
merupakan kewajiban perusahaan atas perintah Undang-undang sebagaimana yang telah
diuraikan pada angka 1, maka berdasarkan Undang-Undang No. 13 Tahun 2013 tentang
Ketenagakerjaan pasal 187 (seratus delapan puluh tujuh)
“ Barang siapa melanggar ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 37 ayat (2), Pasal 44
ayat (1), Pasal 45 ayat (1), Pasal 67 ayat (1), Pasal 71 ayat (2), Pasal 76, Pasal 78 ayat (2), Pasal
79 ayat (1), dan ayat (2), Pasal 85 ayat (3), dan Pasal 144, dikenakan sanksi pidana kurungan
paling singkat 1 (satu) bulan dan paling lama 12 (dua belas) bulan dan/atau denda paling sedikit
Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah) dan paling banyak Rp 100.000.000,00 (seratus juta
rupiah).”
16. Maka dapat disimpulkan pembayaran upah dan mekanisme perhitungan upah telah diatur oleh
Peraturan perundang-undangan dan bukan bersifat yang dapat dikesampingkan oleh setiap
perusahaan, kecuali yang diatur sebagaimana yang diuraikan pada angka 3 berkewajiban
mengikuti.

Contoh Pasal Lembur

Pasal 20
Lembur dan Pembayaran Upah Lembur
(1) Untuk golongan-golongan tertentu, Kerja Lembur dilaksanakan untuk pekerjaan yang sifatnya
mendesak dan atas perintah pimpinan yang diberikan wewenang untuk memberi perintah kerja
lembur.
(2) Apabila karena alasan yang wajar pekerja tidak dapat menjalankan kerja lembur, maka yang
bersangkutan wajib melapor kepada atasannya untuk mendapat ijin.
(4) Perintah kerja lembur harus diberikan secara tertulis oleh pimpinan yang berwenang kepada yang
bersangkutan sebelum kerja lembur dilakukan dan ditandatangani oleh pekerja.
(5) Tanpa perintah kerja lembur tertulis dari pimpinan yang berwenang setingkat Manajer atau
Kepala Departemen, maka upah lembur tidak dibayarkan.
(6) Perhitungan upah lembur mengikuti ketentuan Kepmenakertrans No. 102 tahun 2004.

Anda mungkin juga menyukai