Anda di halaman 1dari 22

Jumat, 08 Juni 2012

Aktivitas Dasar Lansia ( Bab II Proposal PeneLitianKu)

TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjaun Umum Tentang Lansia.

1. Proses Menua

Menua (menjadi tua) adalah suatu keadaan yang terjadi didalam hidup manusia.

Proses penuaan merupakan proses sepanjang hidup, tidak hanya dimulai dari suatu

waktu tertentu, tetapi dimulai sejak permulaan kehidupan.Menjadi tua merupakan

proses alamiah, yang berarti seseorang telah melalui tiga tahap kehidupannya, yaitu

anak, dewasa, dan tua. Tiga tahap ini berbeda baik secara biologis maupun

psikologis. Memasuki usia tua berarti mengalami kemunduran,misalnya kemunduran

fisik ditandai dengan kulit mengendur, rambut memutih,gigi mulai ompong,

pendengaran kurang jelas, penglihatan semakin memburuk dan gerak lambat

(Nugroho, 2008).

Proses menua berlangsung terus menerus secara naltural. Dimulai sejak lahir

dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup yang dikarunia umur

panjang.proses menua setiap individu pada organ tubuh tidak juga sama cepatnya.

Adakalahnya orang belum tergolong lanjut usia (masih muda) tetapi kekurangan-

kekurangan yang menjolok. Selanjutnya Lumbantobing (2001), menambahkan

bahwa kita seringkali menjumpai orang tua yang tampak lebih mudah dari usianya.

Ada orang yang sudah tampak manula pada usia 55 tahun dan adapula orang yang

usia 85 tahun masih tetap aktif, gesit, siaga mentalnya dan masih mengikuti

perkembangan zaman dan orientasinyapun masih baik adalah suatu kenyataan

bahwa orang dengan usia yang sama dapat berbeda banyak dalam kemampuan

dan keterampilan dan juga dalam sikap dan tindak tanduknya (Nugroho, 2008).
Proses menua sudah mulai berlangsung sejak seseorang mencapai usia

dewasa. Misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan syaraf,

dan jaringan lain sehingga tubuh “mati” sedikit demi sedikit. Menjadi tua adalah

suatu proses natural dan kadang-kadang tidak tampak mencolok. Penuaan akan

terjadi pada semua system tubuh manusia dan tidak semua system akan mengalami

kemunduran pada waktu yang sama. Meskipun proses menjadi tua merupakan

gambaran yang universal, tidak seorangpun mengetahui dengan pasti penyebab

penuaan pada usia yang berbeda-beda (Nugroho, 2008).

2. Teori Penuaan

a. Teori Genetik

Teori ini menjelaskan bahwa dalam tubuh terdapat jam biologis yang mengatur gen

dan menentukan proses penuaan. Teori ini menyatakan bahwa menua itu telah

terprogram secara genetic untuk spesies tertentun.

b. Teori Mutasi Somatik (Somatic Mutatie Theory)

Menurut teori ini penuaan terjadi karena adanya mutasi somatik dari lingkungan

yang buruk . Terjadi kesalahan dalam proses transkripsi DNA atau RNA dan dalam

proses translasi RNA protein/enzim. Kesalahan ini terjadi terus-menerus sehingga

akhirnya terjadi penurunan fungsi organ.

c. Teori Penurunan system imun tubuh (Immunology Slow Virus Theory)

System immune menjadi efektif dengan bertambahnya usia dan masuknya virus ke

dalam tubuh dapat menyebabkan kerusakan organ tubuh.

d. Teori kerusakan akibat radikal bebas (free radical theory)

Radikal bebas dapat berbentuk di alam bebas, tidak stabilnya radikal bebas

(kelompok atom) mengakibatkan oksidasi oksigen bahan-bahan organic seperti

karbohidrat dan protein. Radikal ini menyebabkan sel-sel tidak dapat regenerative.
e. Teori rantai Silang (cross Link Theory)

Sel-sel yang tua atau usang, reaksi kimianya menyebabkan ikatan yang kaut,

khususnya jaringan kolagen. Ikatan ini menyebabkan kurangnya alstis, kekacauan

dan hilangnya fungsi.

3. Permasalahan lanjut Usia

Penuaan adalah proses penurunan perlahan-lahan kemampuan jaringan tubuh,

memperbaiki, mengganti serta mempertahankan struktur dan tinggi normalnya

sehingga tidak dapat bertahan terhadap jejas (termaksud infeksi) dan memperbaiki

kerusakan(Nugroho,2008).

Menurut Nugroho (2008), permasalahan yang sering dialami oleh lansia adalah:

a. Kemunduran dibidang fisik-biologis.

yang dapat mengakibatkan penurunan peranan-peranan sosialnya. Hal ini

mengakibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan

hidupnya sehingga dapat mengakibatkan ketergantungan yang memerlukan bantuan

orang lain.

b. Kemunduran mental.

Kemunduran mental dapat menyebabkan kesibukan sosialnya semakin berkurang

yang dapat mengakibatkan berkurangnya interaksi dengan lingkungannya sehingga

dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang.

c. Bagi usia lanjut yang mempunyai kemampuan untuk bekerja dapat timbul masalah

bagaimana menfungsikan tenaga dan kemampuan mereka tersebut di dalam situasi

keterbasan kesempatan kerja.

d. Masih ada lanjut usia dalam keadaan terlantar, selain itu tidak mempunyai bekal

hidup dan penghasilan, mereka juga tidak mempunyai keluarga.


e. Sebagian besar lansia yang berada di lingkungan masyarakat industri ada

kecenderungan mereka kurang dihargai sehingga mereka terisolir dari kehidupan

masyarakat.

f. Karena kondisi, lanjut usia memerlukan tempat tinggal atau fasilitas perumahan yang

khusus.

B. Tinjauan Umum Tentang Aktivitas Dasar Pada Lansia.

Yang dimaksud dengan aktivitas dasar (ADL) atau kemampuan fungsional

adalah kegiatan melakukan pekerjaan rutin sehari-hari (Hadywinoto, 2005). Istilah

“kerapuan” yang ada, telah lama dipergunakan untuk menggambarkan situasi lansia

yang mana penanganan sehari-harinya merupakan suatu ketegangan atau kesulitan

bagi lansia tersebut. Lansia rapuh ini telah didefinisikan menjadi istilah-istilah fungsi

sebagai berikut: lansia yang membutuhkan pertolongan dalam melaksanakan

aktivitas kehidupan sehari-harinya, dan lansia dengan gangguan cukup parah

sehingga mempengaruhui perilaku dan kualitas kehidupan mereka. Suatu

perubahan dalam salah satu domain status kesehatan mungkin akan mengganggu

keseimbangan yang ada, dan mendorong lansia ke dalam “kerapuhan” tadi akan

membuat lansia bergantung pada keluarga ataupun orang disekitanya (Gallo dkk,

2004).

Berbagai kemunduran fisik mengakibatkan kemunduran gerak fungsional baik

kemampuan mobilitas atau perawatan diri. Kemunduran gerak fungsional meliputi

penurunan kemampuan mobilitas di tempat tidur, berpindah, jalan/ambulasi, dan

mobilitas dengan jalan adabtasi. Kemunduran aktivitas makan, mandi, berpakaian,

defekasi dan berkemih, merawat rambut, gigi, serta kumis dan kuku (Pudjiastuti,

2003).
Menurut Pudjiastuti (2003) kemunduran gerak fungsional dapat dikelompokkan

menjadi tingkat ketergantungan berikut :

1. Mandiri, yaitu lansia mampu melaksanakan tugas tanpa bantuan orang lain (biasnya

lansia tersebut membutuhkan alat adabtasi seperti alat bantu jalan, alat kerja, dan

lain-lain)

2. Bergantung sebagian, yaitu lansia mampu melaksanakan tugas dengan beberapa

bagian memerlukan bantuan orang lain.

3. Bergantung sepenuhnya, yaitu lansia tidak dapat melakukan tugas tanpa bantuan

orang lain.

Penilaian kemampuan melakukan aktivitas dasar sehari-hari pada lansia sering

digunakan indeks Katz dan Indeks Barthel. Indeks Katz digunakan untuk mengukur

kemampuan mandiri pasien untuk mandi, berpakaian, ketoilet, berpindah tempat,

mempertahankan kontinensia, dan makan. Indeks ini membentuk suatu kerangka

kerja untuk mengkaji kemampuan hidup mandiri pasien atau, bila ditemukan terjadi

penurunan fungsi, maka akan disusun titik-titik fokus perbaikannya. Sedangkan pada

indeks Barthel sering digunakan untuk mengkaji kemampuan pasien merawat diri

mereka sendiri, namun pokok-pokoknya ditekankan untuk jumlah bantuan fisik yang

akan diperlukan bila pasien tak mampu melakukan fungsi yang diberikan (Gallo dkk,

2004).

Berikut ini adalah tabel penilaian aktivitas berdasarkan Indeks katz yang dikutip

dari Maryam (2008) :175.

Tabel 2.1
Aktivitas Dasar Lansia
Kemampuan
No Mandiri Tergantung
Aktivitas
1. Mandi di kamar mandi (menggosok,
membersihkan, dan mengeringkan badan)
2. Menyiapkan pakaian, membuka, ddan
mengenakannya.
3. Memakan makanan yang telah disiapkan

Memelihara kebersihan diri untuk


4.
penampilan diri (menyisir rambut, mencuci
rambut, menggosok gigi, mencukur kumis)
5. Buang air besar di WC (membersihkan dan
mengeringkan daerah bokong)
6. Dapat mengontrol pengeluaran feses
(tinja)
Buang air kecil di kamar mandi
7.
(membersihkan dan mengeringkan daerah
kemaluan)
8. Dapat mengontrol pengelauaran air kemih

Berjalan di lingkungan tempat tinggal atau


9.
ke luar ruanggan tanpa alat bantu, seperti
tongkat.
10 Menjalankan ibadah sesuia agama dan
kepercayaan yang dianut
Melakukan pekerjaan rumah, seperti :
11
merapikan tempat tidur, mencuci pakaian,
memasak, dan membersihkan ruanggan
12 Berbelanja untuk kebutuhan sendiri atau
kebutuhan keluarga

13 Mengelolah keuangan (menyimpan dan


menggunakan uang sendiri)
14 Menggunakan sarana transformasi untuk
berpergian.
Menyiapkan obat dan minum obat sesuai
15
dengan aturan (takaran obat dan waktu
minum obat tepat)
Merencanakan dan mengambil keputusan
untuk kepentingan keluarga dalam hal
16
penggunaan uang, aktivitas sosial yang
dilakukan dan kebutuuhan akan pelayanan
kesehatan.
Melakukan aktivitas di waktu luang (
17 kegiatan keagamaan, social, rekreasi, olah
raga, dan menyalurkan hobi)

Jumlah

Keterangan :
Point : 13 – 17 Mandiri ( mampu melakukan aktivitas dasar)

Point : 0– 12 ketergantungan (kurang mampu melakukan aktivitas)

C. Tinjauan Tentang Faktor Yang Berhubungan Dengan Aktivitas Dasar Lansia

1. Tinjauan Umum tentang Usia

Usia adalah umur lebih takzim berumur usia tinggi, usia lanjut sudah tua.

Menua merupakan fenomena universal, namun derapnya atau lajunya berbeda-beda

antara individu. Dengan melanjutnya usia terjadi berbagai perubahan pada tubuh

kita. Kulit menjadi keriput, rambut memutih dan menipis,gigi berlubang dan copot,

tinggi badan cederung berkurang ,ketajaman penglihatan dan pendengaran

menurun, dan pengecapanpun berkurang, terutama pada wanita. Pada usia 80-an

otot lurik telah banyak berkurang, sekitar 50% (Anwar, 2004).

Beberapa pakar dan organisasi memberikan batasan tentang lanjut usia

adalah sebagai berikut :

1. Menurut organisasi Kesehatan Dunia (WHO, 1947),lanjut usia adalah:

a. Usia Pertengahan (muddle Age) antara 45 dan 59 tahun

b. Lanjut Usia muda (Elderly) antara 60 dan 74 tahun

c. Lanjut Usia Tua (old) antara 75 dan 90 tahun

d. Lanjut usia sangat tua (very old) usia >90 tahun

2. Menurut Prof.DR.Ny. Sumiati Ahmad Mohammad.

a. Masa setengah umur (prasenium) = 40-65 tahun

b. Masa lanjut usia (senium) = 65 tahun keatas.

3. Menurut Prof.Dr.Koesmanto Setyonegoro.

a. Young oid = 70-75 tahun

b. Old = 75-80 tahun


c. Very old = 80 tahun

4. Menurut UU No.13/th 1998 Bab I Pasal I ayat 2 tentang kesejahteraan lanjut usia

yang berbunyi:

“lanjut usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas”(Kushariyadi,

2010 : 2).

Menurut barren dan jenner (1997) dalam nugroho (2008):21, mengusulkan

untuk membedakan antara usia biologis, usia psikologis, dan usia sosial :

a. Biologi Usia: Yang menunjukkan kepada jangka waktu seseorang lahirnya berada

dalam keadaan hidup dan mati.

b. Usia Psikologis:Yang menunjukkan kepada kemampuan seseorang untuk

mengadakan penyesuaian-penyesuaian kepada situasi yang dihadapi.

c. Usia Sosial:Yang menunjukkan kepada peran-peran yang diharapkan atau diberikan

masyarakat kepada seseorang sehubungan dengan usianya.

Ketika jenis usia yang dibedakan oleh Birren dan Jenner itu saling

mempengaruhi dan proses-prosesnya saling berkaitan. Oleh karna itu secara umum

tidak akan terdapat perbedaan yang terlalu mencolok antara kelangsunganketiga

jenis usia tersebut.

Dalam batas-batas tertentu seseorang sudah tua dilihat dari keadaan fisiknya

namun tetap bersemangat muda. Yang pertama ada hubungan dengan usia

biologisnya dan kedua usia psikologisnya.

2. Tinjauan Umum Tentang Status Gizi

Gizi pada lansia dapat mengalami keadaan yang baik, lebih ataupun kurang.

Bahwa sebanyak 28,3% lansia di indonesia mempunyai berat badan yang kurang,
42,2% memiliki berat badan ideal dan 22,6% memilikii berat badan lebih serta 6,7%

yang memiliki berat badan obesitas (Darmojo,2004).

Zat gizi adalah ikatan kimia yang diperlukan yang diperlukan tubuh untuk

melakukan fungsinya yaitu menghasilkan energi, membangun dan memelihara

jaringan, serta mengatur proses-proses kehidupan. Status gizi adalah keadaan

tubuh sebagai akibat konsumsi makan dan penggunaan zat gizi (Almatzer, 2003).

Masalah gizi tidak hanya terjadi pada balita dan ibu hamil, tetapi ternyata

sering kali menimpa lanjut usia. Hal yang perlu mendapat perhatian ialah gizi

berlebih, gizi kurang dan kekurang vitamin (Nugroho, 2008).

Apabila seseorang berhasil mencapai usia lanjut, maka salah satu upaya

utama adalah mempertahankan atau membawah status gizi yang bersangkutan

pada kondisi optimum agar kualitas kehidupan yang bersangkutan tetap baik.

Perubahan status gizi pada lansia disebabkan perubahan lingkungan maupun

kondisi kesehatan. Perubahan ini akan makin nyata pada kurun usia dekade 70-an.

Faktor lingkungan antara lain meliputi perubahan kondisi sosial ekonomi yang terjadi

akibat memasuki masa pensiunan dan isolasi sosial berupa hidup sendiri setelah

pasangan meninggal. Faktor kesehatan yang berperan dalam

perubahan status gizi antara lain adalah naiknya insidensi penyakit degenerasi

maupun non degenerasi yang berakibat dengan perubahan dalam asupan makanan,

perubahan dalam absorpsi dan utilisasi zat-zat gizi di tingkat jaringan (Darmojo dkk,

2004).

Dalam memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan yaitu

penggantian sel-sel yang rusak dan berbagai zat pelindung dalam tubuh dengan

cara menjaga keseimbangan cairan tubuh). Proses tubuh dalam pertumbuhan dan

perkembangan yang terpelihara dengan baik akan menunjukkan baiknya kesehatan


yang dimiliki seseorang.seseorang yang sehat tentunya memiliki daya fikir dan daya

kegiatan fisik sehari-hari yang cukup tinggi (Nugroho, 2008).

Menurut Nugroho, 2008, salah satu penilaian status gizi lansia yaitu dengan

menggunakan pengukuran antopometrik, yaitu mengukur tinggi badan (TB) dan

berat badan (BB), kemudian menghitung Indeks Massa Tubuh (IMT). IMT dihitung

dengan membagi berat badan (dalam kilogram) dengan kuadrat TB (dalam meter

persegi).adapun rumus :

BB

IMT = -------

(TB)²

Ket :

IMT = Indeks Massa Tubuh

BB = Berat badan dalam (kg)

TB = Tinggi badan dalam (m)

Pada kategori IMT adalah Gizi dibagi dalam kategori sebagai berikut:

a. < 18,5 kg/m IMT kurang

b. 18,5 – 24,9 kg/m IMT normal

c. 25,0 – 29,9 kg/m IMT lebih

d. 30,0 – 34,9 kg/m Obesitas I

e. 35,0 – 39,9 kg/m Obesitas II

f. >39,9 kg/m Sangat Obesita

Menghitung Tinggi Lutut

Menghitung tinggi lutut digunakan pada usia lanjut yang tulang punggungnya

terjadi osteoporosis (keropos), sehingga terjadi penurunan tinggi badan. Dari tinggi

lutut dapat dihitung tinggi badan sesungguhnya dengan rumus :


Tinggi Badan (Laki-Laki) = 59,01 + (2,08 x TL)

Tinggi Badan (Perempuan) = 75,00 + (1,91 x TL)

Catatan : TL = Tinggi Lutut (cm)

a. Untuk orang sehat (dapat duduk )

1) Orang yang di ukur duduk pada kursi

2) Posisi duduk sempurna ( badan tegak, tangan bebas kebawah dan muka

menghadap kedepan)

3) Lutut kedua kaki membentuk sudaut siku ( 90º)

4) Telapak kaki kiri yang juga di ukur membentuk sudut siku (90º)

5) Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri bagian tumit dan lutut

6) Baca angka (Panjang lutut) pada alat secara seksama

7) Catat angka hasil pengukuran.

b. Untuk orang sakit ( tidak dapat duduk )

1) Pasien tidur terlentang pada tempat tidur ( usahakan posisi tempat tidur / kasur rata/

horizontal)

2) Tempatkan alat penyangga di antara lipatan paha dan betis kiri membentuk sudut

siku (90º).

3) Beri bantuan alat pengangga dengan bantal pada pantat pasien apabila alat

pengukuran terlalu tinggi.

4) Telapak kaki kiri yang juga di ukur membentuk sudut siku (90º)

5) Pasang alat pengukur tepat pada telapak kaki kiri bagian tumit dan lutut

6) Baca angka (Panjang lutut) pada alat secara seksama

7) Catat angka hasil pengukuran.

3. Tinjauan Umum tentang Status Kesehatan


Menurut WHO (1947) sehat adalah keadaan yang sempurna baik fisik,

mental, dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan. Menurut

Pyne (1983), sehat adalah fungsi efektif dari sumber perawatan diiri yang menjamin

tindakan perawatan diri secara akurat. Self care resources, mencakup pengetahuan,

keterampilan, dan sikap. Self care action yakni perilaku yang sesuai dengan tujuan

dipekirakan untuk memperoleh, mempertahankan, dan meningkatkan fungsi fisik,

psikososial dan spiritual (Hidayatl, 2008).

Membicarakan mengenai status kesehatan fisik para lanjut usia. Penyakit

atau keluhan yang umum diderita adalah penyakit reumatik, hipertensi, penyakit

jantung, penyakit paru, diabetes melitus, jatuh, lumpuh separuh badan, TBC paru.

Lebih banyak wanita yang menderita / mengeluhkan penyakit-penyakit tersebut

daripada kaum pria, kecuai untuk bronchitis (Darmojo, 2004).

Menurut Alimul (2008) faktor kesehatan meliputi keadaan fisik dan

keadaan psikis lanjut usia. Faktor kesehatan fisik meliputi kondisi fisik lanjut usia dan

daya tahan fisik terhadap serangan penyakit. Faktor kesehatan psikis meliputi

penyesuaian terhadap kondisi lanjut usia

1. Kesehatan Fisik

Faktor kesehatan meliputi keadaan fisik dan keadaan psikis lanjut usia.

Keadaan fisik merupakan faktor utama dari kegelisahan manusia. Kekuatan fisik,

pancaindera, potensi dan kapasitas intelektual mulai menurun pada tahap-tahap

tertentu. Dengan demikian orang lanjut usia harus menyesuaikan diri kembali

dengan ketidakberdayaannya. Kemunduran fisik ditandai dengan beberapa

serangan penyakit seperti gangguan pada sirkulasi darah, persendian, sistem

pernafasan, neurologik, metabolik, neoplasma dan mental. Sehingga keluhan yang

sering terjadi adalah mudah letih, mudah lupa, gangguan saluran pencernaan,
saluran kencing, fungsi indra dan menurunnya konsentrasi. Hal ini sesuai dengan

pendapat Joseph J. Gallo (2004) mengatakan untuk mengkaji fisik pada orang lanjut

usia harus dipertimbangkan keberadaannya seperti menurunnya pendengaran,

penglihatan, gerakan yang terbatas, dan waktu respon yang lamban.

Pada umumnya pada masa lanjut usia ini orang mengalami penurunan fungsi

kognitif dan psikomotorik. Menurut Zainudin (2002) fungsi kognitif meliputi proses

belajar, persepsi pemahaman, pengertian, perhatian dan lain-lain yang

menyebabkan reaksi dan perilaku lanjut usia menjadi semakin lambat. Fungsi

psikomotorik meliputi hal-hal yang berhubungan dengan dorongan kehendak seperti

gerakan, tindakan, koordinasi yang berakibat bahwa lanjut usia kurang cekatan.

2. Kesehatan Psikis

Dengan menurunnya berbagai kondisi dalam diri orang lanjut usia secara

otomatis akan timbul kemunduran kemampuan psikis. Salah satu penyebab

menurunnya kesehatan psikis adalah menurunnya pendengaran. Dengan

menurunnya fungsi dan kemampuan pendengaran bagi orang lanjut usia maka

banyak dari mereka yang gagal dalam menangkap isi pembicaraan orang lain

sehingga mudah menimbulkan perasaan tersinggung, tidak dihargai dan kurang

percaya diri.

Menurunnya kondisi psikis ditandai dengan menurunnya fungsi kognitif.

Zainudin (2002). Lebih lanjut dikatakan dengan adanya penurunan fungsi kognitif

dan psiko motorik pada diri orang lanjut usia maka akan timbul beberapa

kepribadian lanjut usia sebagai berikut :

(a) Tipe kepribadian Konstruktif, pada tipe ini tidak banyak mengalami gejolak, tenang

dan mantap sampai sangat tua.


(b) Tipe Kepribadian Mandiri, pada tipe ini ada kecenderungan mengalami post power

syndrom, apabila pada masa lanjut usia tidak diisi dengan kegiatan yang

memberikan otonomi pada dirinya.

(c) Tipe Kepribadian Tergantung , pada tipe ini sangat dipengaruhi

kehidupan keluarga. Apabila kehidupan keluarga harmonis maka pada masa lanjut

usia tidak akan timbul gejolak. Akan tetapi jika pasangan hidup meninggal maka

pasangan yang ditinggalkan akan menjadi merana apalagi jika terus terbawa arus

kedukaan.

(d) Tipe Kepribadian Bermusuhan, pada tipe ini setelah memasuki masa lanjut usia tetap

merasa tidak puas dengan kehidupannya.Banyak keinginan yang kadang-kadang

tidak diperhitungkan secara seksama sehingga menyebabkan kondisi ekonomi rusak

(e) Tipe Kepribadian Kritik Diri, tipe ini umumnya terlihat sengsara, karena perilakunya

sendiri sulit dibantu oranglain atau cenderung membuat susah dirinya (Pro-Health,

2009).

Dalam Islam, kesehatan dipandang secara holistik. Sehingga kalau kita

lihat, salah satu nama Al-Qur’an adalah al-Syifa’ yang berarti ‘sesuatu yang

menyehatkan’ atau yang ‘memulihkan kesehatan.’ (Orang) Islam memahami

kesehatan ini sebagi merujuk kepada kesehatan spiritual, intelektual, psikologis dan

fisik. Semua dimensi yang berbeda-beda dari kesehatan manusia ini terintegrasi dan

tersatukan dalam pandangan dunia religius Islam.

Allah Rabbul ‘alamin menghendaki hamba-Nya hidup sejahtera dan bahagia.

Karena itu, seorang yang menikmati kesejahteraan dan kesehatan, harus diyakini

sebagai karunia Ilahi. Karunia Ilahi dalam bidang ini adalah hasil dari ikhtiar

manusia. Bukan sesuatu yang diperoleh secara gratis. Sebaliknya orang yang

menderita sakit bisa disebabkan karena kesalahan dan kelalaiannya sendiri. Ia tidak
mengindahkan petunjuk-petunjuk dan tidak melaksanakan perintah-perintah.i[i] Oleh

karena itu, Allah berfirman:

Terjemahannya:
“Apa saja kebaikan yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan apa saja
bencana/musibah yang menimpamu adalah karena kesalahan dari dirimu sendiri.”
(QS. An-Nisa’ [4]:79).

4. Tinjauan Umum Tentang Jenis Kelamin

Sex (jenis kelamin) merupakan wanita dan pria berdasarkan banyak kriteria

diantaranya adalah karakteristik anatomis dan kromosom. Juga merujuk pada

aspek-aspek biologis dari seksualitas dan aktifitas genetalia. Berbagai penyakit

tertentu erat hubungannya dengan jenis kelamin, dengan berbagai sifat tertentu.

Penyakit yang hanya dijumpai pada jenis kelamin tertentu terutama yang

berhubungan erat dengan alat reproduksi atau secara genetik berperan dalam

perbedaan jenis kelamin.Bila ditinjau perbandingan antara pria dan wanita ternyata

wanita lebih banyak menderita osteoporosis dimana dari laporan Sugiri (2006)

didapatkan perbandingan 6,0% untuk pria dan 11,6% untuk wanita.

5. Tinjauan Umum Tentang Stress

Stres adalah suatu kondisi ketegangan yang mempengaruhi emosi, proses

pikiran dan kondisi fisik seseorang. Jadi stress disini adalah respon atau tanggapan

dari tubuh, baik secara fisik maupun mental terhadap tututan atau perubahan di

lingkungan yang dirasakan mengganggu dan mengancam diri individu serta

mengarah pada perilaku yang tidak wajar (WHO,2009).


Stress dapat menimbulkan dampak negative, misalnya: pusing, tekanan darah

tinggi, mudah marah, sedih, sulit berkonsentrasi, nafsu makan berubah, tidak bisa

tidur ataupun merokok terus menerus. Selain itu, stress juga dapat menyebabkan

seseorang menjadi lebih sensitif / peka terhadap depresi, kecelakaan virus, masuk

angin, serangan jantung, bahkan kanke. Stress pada lanjut usia tersebut dapat

diartikan sebagai kondisi tidak seimbang, tekanan atau gangguan yang tidak

menyenangkan, yang terjadi menyeluruh pada tubuh dan dapat mempengaruhi

kehidupan, yang tercipta bila orang yang bersangkutan melihat ketidaksepadanan

antara keadaan dan system sumber daya biologis, psikologis dan sosial yang

berkaitan dengan berfikir dan respon dari ancaman dan bahaya pada lanjut usia.

Dimana terjadi penurunan kemampuan mempertahankan hidup, menyesuaikan diri

terhadap lingkungan, fungsi badan dan kejiwaan secara alami dan yang akhirnya

mengakibatkan kematian (Nurhidayat, 2006).


Pengertian Kesehatan Psikis atau Mental

Kemampuan seseorang menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan perkembangan


sesuai usianya, baik tuntutan dalam diri sendiri maupun dari luar dirinya sendiri, seperti
menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah, dan lingkungan dan masyarakat,
serta teman sebaya.

Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi mental yang sejahtera (mental wellbeing)
yang memungkinkan hidup harmonis dan produktif, sebagai bagian yang utuh dan kualitas
hidup seseorang dengan memperhatikan semua segi kehidupan manusia.

Ada beberapa pendapat mengenai pengertian kesehatan mental dari para ahli, yaitu
sebagai berikut:

1. Hadfield menyatakan bahwa, kesehatan mental adalah upaya memelihara mental


yang sehat dan mencegah agar mental tidak sakit.
2. Alexander Schneiders menyatakan bahwa, kesehatan mental adalah suatu seni
yang praktis dalam mengembangkan dan menggunakan prinsip-prinsip yang
berhubungan dengan kesehatan mental dan penyesuaian diri, serta pencegahan
dari gangguan-gangguan psikologis.
3. Carl Witherington menyatakan bahwa, kesehatan mental adalah ilmu
pemeliharaan kesehatan mental atau sisitem tentang prinsip, metode, dan teknik
dalam mengembangkan mental yang sehat.

. Pengertian Kesehatan Fisik

Kesehatan fisik adalah keadaa baik, artinya bebas dari sakit, seluruh badan serta
bagian-bagiannya.

Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau
tidak adanya keluhan dan memang secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ
tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan.

. Cara Menjaga Kesehatan Mental

1. Menerima Dan Menghargai Diri Sendiri


Setiap individu itu berbeda dan unik, namun satu hal yang sama adalah tidak ada
individu yang sempurna. Hargai diri kita sendiri. Kenali dan terima kelemahan yang kita
miliki, namun fokuslah pada hal-hal yang menjadi kelebihan kita. Bersikaplah lebih
realistis terhadap hal-hal yang masih ingin kita ubah dalam diri kita. Jika hal tersebut
dapat diubah, cobalah untuk mengubahnya secara perlahan.

2. Menjaga Hubungan Baik


Tidak perlu berjuang sendirian saat kita menghadapi suatu masalah.
Hubungan keluarga dan teman yang baik dapat membantu mengatasi tekanan dalam
hidup karena dapat memberikan masukan serta membuat kita merasa
diperhatikan. Tetaplah menjaga hubungan baik dengan selalu bertukar kabar lewat
telepon, bertemu, dan saling bercerita.

3. Aktif Berkegiatan
Aktiflah bertemu dengan banyak orang dan tergabung dalam kegiatan baru di
lingkungan. Masuklah dalam komunitas, atur pertemuan dengan teman-teman, atau ikuti
kursus yang dapat membantu kita untuk merasa lebih baik.

Ikut kegiatan yang bertujuan membantu orang lain juga dapat membuat kita
merasa dibutuhkan dan menjadi semakin berharga. Hal ini membuat kepercayaan diri
semakin meningkat. Aktivitas seperti ini juga membantu kita melihat dunia dari
pandangan yang berbeda sehingga membantu melihat masalah dari sudut pandang yang
lain.

4. Bercerita Kepada Orang Lain


Bercerita mengenai perasaan yang dirasakan bukan menandakan bahwa kita
lemah, tetapi merupakan bagian dari usaha kita untuk menjaga kesehatan
mental. Didengarkan oleh orang lain membuat kita merasa didukung dan tidak sendirian.
Mungkin awalnya sulit, namun jika terus dilakukan maka akan terbiasa. Oleh karena itu,
carilah orang yang anda bisa ajak berbicara dengan santai dan kemukakan apa yang ada
di kepala anda.

5. Aktif Bergerak
Temukan olahraga yang kita sukai dan mulai lakukan. Latihan pada badan
dipercaya dapat mengeluarkan senyawa kimiawi di dalam otak yang membuat kita
merasa lebih baik. Oleh karena itu, olah raga teratur dapat membuat kita merasa lebih
positif, membantu konsentrasi, tidur, serta membuat kita merasa dan terlihat lebih
baik.
Bergerak tidak harus dengan olahraga, namun dapat dilakukan melalui kegiatan
lain seperti berjalan di taman, berkebun, atau melakukan pekerjaan rumah
tangga. Lakukan selama minimal 30 menit, 3 – 5 kali seminggu.

Lakukan Kegiatan Yang Dikuasai


Melakukan aktivitas yang kita sukai dan minati dapat membantu mengatasi
tekanan. Aktivitas yang disukai adalah aktivitas yang kita kuasai dan dapat membantu
kita semakin percaya diri serta mengatasi emosi yang kita rasakan. Berkebun, memasak,
melukis, bermain musik, berolah raga merupakan contoh aktivitas yang dapat membantu
kita mengekspresikan diri. Cari aktivitas yang dapat membantu anda.

7. Istirahat
Jika terlalu banyak kegiatan ternyata membuat kita tertekan, maka carilah
waktu untuk istirahat dan santai. Dengarkan tubuh kita sendiri. Jika tubuh sangat
lelah, berikan waktu untuk tidur. Selain itu lakukan kegiatan seperti mendengarkan
musik, membaca, menonton film, atau mencoba kegiatan baru yang menyenangkan. Anda
juga juga dapat melakukan pengaturan pernapasan, yoga, atau meditasi. Menggunakan
waktu 10 menit untuk istirahat dalam satu hari yang sibuk akan membantu kita
mengatasi tekanan dengan lebih baik.

8. Konsumsi Makanan Dan Minuman Sehat


Otak kita membutuhkan nutrisi agar tetap sehat dan berfungsi dengan baik,
seperti organ yang ada di dalam tubuh kita. Melakukan diet yang seimbang dapat
membantu kesehatan mental kita karena dapat membantu cara berpikir dan cara kita
merasakan sesuatu. Cobalah untuk mengkonsumsi 5 porsi buah-buahan dan sayuran
setiap hari serta minum air putih. Minimalisir konsumsi minuman berkafein, berkadar
gula tinggi, dan alkohol. Hindari makan, minum alkohol, merokok, dan menggunakan
obat-obat terlarang untuk menyelesaikan masalah atau mengatasi perasaan tidak
menyenangkan yang kita alami. Hal seperti itu tidak akan menyelesaikan masalah, justru
sebaliknya akan menciptakan masalah baru.
Definisi Kesehatan Mental

Buletinsehat.com - Permasalahan kesehatan mental menjadi perhatian khusus beberapa


organisasi internasional di bawah naungan PBB, termasuk WHO. Kesehatan mental yang
baik pada seseorang, ketika orang tersebut tidak memiliki rasa bersalah pada dirinya sendiri,
serta dapat melihat semua masalah dengan realitas, yang berimbas pada kemampuan
seseorang dalam menerima kelebihan dan kekurangan yang ada pada dirinya. Lantas, apakah
definisi kesehatan mental menurut WHO?

WHO bahkan menempatkan posisi kesehatan mental pada dimensi yang lebih positif. Ini
lantaran, kesehatan mental dapat didefinisikan sebagai kesehatan secara general atau umum,
dimana ketika seseorang dinyatakan sehat maka akan tercipta kesejahteraan secara fisik,
mental maupun sosial terjadi secara bersamaan.

Namun, meskipun WHO sudah menjabarkan terkait pentingnya kesehatan secara mental. Di
beberapa Negara berkembang dan maju, justru menempatkan kesehatan mental pada posisi
yang tidak dianggap penting, bahkan lebih sering diabaikan. Dan, hanya menganggap bahwa
kesehatan secara fisiklah yang jauh lebih penting posisinya, jika dibandingkan dengan
kesehatan mental.

Mengetahui Definisi Kesehatan Mental Menurut WHO

Jadi, definisi kesehatan mental menurut WHO merupakan status kesejahteraan dimana setiap
orang dapat menyadari secara sadar terkait kemampuan dirinya, kemudian dapat mengatasi
berbagai tekanan dalam kehidupannya, dan dapat bekerja secara produktif yang berimbas
pada kemampuan dirinya dalam memberikan kontribusi pada lingkungan sekitar.

Ciri Pokok Seseorang Dinyatakan Memiliki Kesehatan Mental

Dari definisi kesehatan mental menurut WHO diatas, sedikitnya diperoleh 3 ciri khusus yang
menandakan seseorang dapat dinyatakan sehat secara mental:

1. Dapat Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungannya

Ketika manusia dapat menyesuaikan dirinya terhadap lingungan dengan jalan dapat
menguasai serta mengontrol lingkungan tempat tinggalnya dapat dinyatakan dirinya sehat
secara mental. Ini lantaran, ketika dapat menyesuaikan diri sebenarnya seseorang telah dapat
memposisikan dirinya sebagai warga yang baik bukan malah jadi pasif dan tidak bisa berbaur
dengan masyarakat.

2. Dapat Menunjukkan Integritasnya

Ketika seseorang dapat membuktikan integritasnya dalam sebuah masyarakat, dengan tidak
sengaja dia membuktikan bahwa dirinya sehat secara mental. Mempertahankan integritas
yang sehat di tengah masyarakat, biasanya diperoleh dari pengaruh aktifnya Ia dalam
kegiatan masyarakat.

3. Dapat Mandiri
Berdasarkan definisi kesehatan mental menurut WHO, maka didapatkan ciri khusus
seseorang yang masuk ke dalam ketegori yakni dapat mandiri dan tidak tergantung dengan
orang lain. Sehingga, mampu membiaya ataupun menghidupi dirinya tanpa bantuan orang
lain. Serta dapat melihat dunia secara seimbang.

sumber: https://buletinsehat.com/definisi-ke...al-menurut-who

Home » Cara Tradisional » Pengertian Kesehatan Secara Menyeluruh, Baik Fisik dan Mental

Pengertian Kesehatan Secara Menyeluruh, Baik Fisik dan Mental

Pengertian kesehatan adalah sejahteranya seseorang dari segi badan atau fisik, mental, dan
sosial sehingga ia dapat hidup dengan sejahtera baik di lingkungan sosial maupun secara
ekonomis. Dari pengertian kesehatan secara umum tersebut yang dinamakan orang sehat,
bukan hanya dari fisiknya saja tetapi juga harus dari mentalnya. Orang yang pemikirannya
masih belum terbuka, mengira bahwa kesehatan terkait dengan sakit atau tidaknya badan,
padahal hal itu adalah salah kaprah.

Meskipun seseorang dari fisiknya terlihat sehat, tetapi belum tentu mentalnya juga sama-
sama sehat. Dalam hal ini orang yang sakit mental bukan hanya orang gila, karena ada
banyak sekali gangguan mental yang dapat dialami oleh siapapun.

adalah sejahteranya seseorang dari segi badan atau fisik, mental, dan sosial sehingga ia dapat
hidup dengan sejahtera baik di lingkungan sosial maupun secara ekonomis. Dari pengertian
kesehatan secara umum tersebut yang dinamakan orang sehat, bukan hanya dari fisiknya saja
tetapi juga harus dari mentalnya. Orang yang pemikirannya masih belum terbuka, mengira
bahwa kesehatan terkait dengan sakit atau tidaknya badan, padahal hal itu adalah salah
kaprah.

Meskipun seseorang dari fisiknya terlihat sehat, tetapi belum tentu mentalnya juga sama-
sama sehat. Dalam hal ini orang yang sakit mental bukan hanya orang gila, karena ada
banyak sekali gangguan mental yang dapat dialami oleh siapapun. Pengertian kesehatan yang
menyeluruh ini masih belum diperhatikan oleh orang tua maupun para masyarakat, sehingga
menganggap bahwa orang yang sakit jiwa pasti orang gila. Pada kenyataannya, kasus sakit
jiwa prevalensinya hanya beberapa persen saja, sedangkan gangguan jiwa tipe lainnya masih
sangat bermacam-macam, sehingga jika kita stress maka rambut kepada kita akan mudah
rontok dan patah.

Pengertian kesehatan mental adalah sejahteranya seseorang dilihat dari hubungannya dengan diri
sendiri dan orang lain sehingga ia akan menjalani kehidupan sehari-hari dengan semangat.
Pengertian dari kesehatan mencakup seseorang yang percaya diri dan dapat mengontrol emosi,
karena mental juga dapat mengalami gangguan. Beberapa gangguan mental yang banyak dialami
oleh orang di seluruh dunia adalah gangguan kecemasan, gangguan panik, gangguan mood sehingga
emosi dapat naik turun dengan drastis, bipolar, skizofrenia yang biasa dikenal dengan penyakit gila,
dan beberapa penyakit mental lainnya. Seseorang yang mengalami gangguan mental bukan hal yang
memalukan, karena yang sakit bukan hanya tubuh tetapi mental juga. Bahkan artis-artis dunia,
penyanyi dunia mereka tidak malu mengakui mempunyai gangguan mental seperti bipolar dan
mereka ingin sembuh.

Anda mungkin juga menyukai