DISUSUN OLEH:
S1 TEKNIK PERMINYAKAN
SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI MINYAK DAN GAS BUMI
BALIKPAPAN
2019
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
ANALISA SEMEN PEMBORAN
Disusun Oleh:
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing Praktikum
Ir.Yudiaryono, MT.
NIDN.1105045502
Asisten Praktikum Asisten Praktikum
ii
LEMBAR ASISTENSI PRAKTIKUM
ANALISA SEMEN PEMBORAN
1.
2.
3.
iii
KATA PENGANTAR
Segala Puji dan syukur kami panjatjan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang atas sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Praktikum
Analisa Semen Pemboran.
Dengan tersusunnya Laporan Praktikum Analisa Semen Pemboran
tersebut, saya mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua yang selalu memberi dukungan dan doa kepada saya.
2. Ir.Yudiaryono, MT, selaku dosen Teknik Pemboran 2.
3. Kakak tingkat semester 7 (tujuh) yang telah memberikan ilmu dan referensi.
4. Rekan-rekan Teknik Perminyakan D 2017 yang juga membantu selama
praktikum Analisa Semen Pemboran.
5. Semua pihak yang tidak bisa saya sebut satu persatu sehingga laporan
praktikum Analisa Semen Pemboran ini dapat selesai tepat waktu.
Saya juga meminta maaf apabila terdapat kesalahan dan kekurangan
dalam penyusunan laporan praktikum ini, maka saya mengharapkan saran dan
solusi yang membangun dan inovatif dari para pembaca demi kesempurnaan di
dalam berbagai aspek dari laporan ini ataupun laporan berikutnya. Akhirnya
saya berharap semoga laporan ini dapat bermanfat bagi kita semua dalam
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan.
Riadi Pandin
iv
DAFTAR ISI
v
BAB VII PENGUJIAN FILTRATION LOSS ..........................................
7.1. Tujuan Percobaan ................................................................
7.2. Teori Dasar ..........................................................................
7.3. Kesimpulan ..........................................................................
BAB VIII PENGUJIAN COMPRESSIVE STRENGTH ..........................
8.1. Tujuan Percobaan ................................................................
8.2. Teori Dasar ..........................................................................
8.3. Kesimpulan ..........................................................................
BAB IX PENGUJIAN SHEAR BOND STRENGTH .............................
9.1. Tujuan Percobaan ................................................................
9.2. Teori Dasar ..........................................................................
9.3. Kesimpulan ..........................................................................
BAB X PENGUJIAN LUAS PERMUKAAN BUBUK SEMEN..........
10.1. Tujuan Percobaan ................................................................
10.2. Teori Dasar ..........................................................................
10.3. Kesimpulan ..........................................................................
BAB XI PEMBAHASAN UMUM ............................................................
BAB XII KESIMPULAN UMUM .............................................................
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1...........................................................................................................
viii
DAFTAR GRAFIK
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
2
Setelah operasi khusus semen dilakukan, seperti cement bond logging (
CBL ) dan variable density logging ( VDL ), kemudian didapati kurang
sempurnanya atau adanya kerusakan pada primary cementing maka akan
dilakukan secondary cementing, hal ini juga dapat dilakukan bila pengeboran
gagal mendapatkan minyak dan menutup lagi zona produktif yang diperforasi.
Secondary Cementing dibagi menjadi tiga bagian :
a. Squeeze Cementing
b. Re-Cementing dan
c. Plug Back Cementing
Tujuan Re-Cementing :
Dilakukan untuk menyempurnakan primary cementing yang gagal dan untuk
memperluas perlindungan casing di atas top semen.
Perkins system
Perkins system sering juga disebut dengan penyemenan system plug atau
penyemenan sistem sumbat, karena didalam penyemenan ini menggunakan plug.
Terdapat dua plug, yaitu bottom plug dan top plug. Bottom plug memisahkan
Lumpur yang ada dalam casing dengan bubur semen sedangkan top plug
3
memisahkan bubur semen dengan Lumpur pendorong.
Susunan peralatan penyemenan perkins system
Peralatan yang digunakan pada penyemenan system perkins adalah
sebagai berikut :
1. Peralatan yang terletak di bawah permukaan adalah antara lain :
casing shoe
shoe track
casing collar
scratcher
centralizer
2. Peralatan yang terletak di atas permukaan adalah antara lain :
Cementing head
Cementing line
Cementing pump
Slurry pan
Hopper dan mixer
Tangki air
Casing shoe
Casing shoe terletak di ujung rangkaian casing. Fungsi dari casing shoe
adalah untuk menuntut casing diwaktu penurunannya agar tidak tersangkut.
Casing shoe yang berfungsi hanya sebagai penuntut casing diwaktu
penurunannya disebut guide shoe. Casing yang diperlengkapi dengan elap
penahan tekanan balik disebut dengan float shoe.
Shoe track
Shoe track adalah satu atau dua batang casing yang ditempatkan diatas
casing shoe. Shoe track berfungsi untuk menampung bubur semen yang
terkontaminasi oleh Lumpur pendorong. Kalau bubur semen yang
terkontaminasi oleh Lumpur pendorong masuk ke anulus maka ikatan semen di
annulus tidak baik.
4
Centralizer
Centralizer berfungsi membuat casing berada ditengah – tengah lobang,
kalau casing tidak berada ditengah – tengah lobang bor, maka semen tidak rata
tebalnya di sekeliling casing malahan ada annulus casing yang tidak tersemen,
kalau hal ini terjadi maka casing tidak akan ada yang menahan dari serangan
cairan korosif. Sehingga casing akan cepat bocor atau terbentuk channeling
dalam semen.
Scratcher
Scratcher bertugas untuk mengikis mud cake. Bila mud cake tidak
terkikis maka ikatan semen dengan dinding lobang tidak baik, ini akan
membentuk channeling pada semen. Scratcher ada dua macam yaitu :
Rotating scratcher yang berfungsi untuk mengikis mud cake dengan jalan
memutar casing.
Reciprocating scratcher yang berfunfsi untuk mengikis mud cake dengan jalan
menaik – turunkan rangkaian casing.
Cementing head
Cementing head adalah peralatan penyemenan yang dipasang diujung
casing teratas. Cementing head yang modern sekarang adalah plug container
dimana didalam plug container bisa dipasang langsung bottom plug dan top
plug, masing – masing plug akan ditahan oleh pin penahan.
Selain dari itu cementing head jenis ini dilengkapi dengan 3 buah saluran yaitu :
Saluran Lumpur, saluran ini untuk sirculasi Lumpur untuk membersikkan lubang
bor
Saluran bubur semen, saluran ini dipakai diwaktu memompakan bubur semen
kedalam casing.
Saluran Lumpur pendorong, saluran ini digunakan mendorong sampai top plug
berimpit dengan bottom plug di casing collar.
Pompa semen
Pompa semen bertugas mengisap bubur semen yang telah dibuat dan
memompakan bubur semen ke cementing head melalui cementing line.
Pompa Lumpur
5
Pompa Lumpur adalah bertugas untuk mensirkulasikan Lumpur, untuk
memberskan lubang bor dari cutting atau kotoran lainnya. Selain itu Lumpur
pendorong juga didorong oleh pompa ini.
6
BAB II
PEMBUATAN SUSPENSI SEMEN DAN CETAKAN SAMPEL
1. Primary Cementing
7
yang akan diproduksikan fluida formasi, dan juga untuk mencegah
terjadinya korosi pada casing yang disebabkan oleh material-material
korosif.
2. Secondary Cementing
Mengurangi water oil ratio, water gas ratio, atau gas oil ratio.
2. Ukur air dengan WCR (Water Cement Ratio) yang diinginkan, harga WCR
tersebut tidak boleh melebihi batas air maksimum atau kurang dari batas air
minimum. Kadar air maksimum adalah air yang dicampurkan ke dalam semen
tanpa menyebabkan terjadinya pemisahan lebih dari 3,5 ml, dalam 250 ml
suspensi semen jika didiamkan selama 2 jam pada temperatur kamar. Sedang
kadar air minimum adalahjumlah air yang dapat dicampurkan ke dalam semen
untuk memperoleh konsistensi maksimum sebesar 30 cc.
4. Campur bubuk semen dengan additive padatan pada kondisi kering, kemudian
air dan additive larutan dimasukkan ke dalam mixing container dan
menjalankan mixer pada kecepatan rendah 4000 rpm. Selanjutnya memasukkan
campuran semen dan additive padatan ke dalamnya tidak lebih dari 15 detik.
9
Kemudian menutup mixing container dan melanjutkan pengadukan pada
kecepatan tinggi 12000 rpm selama 35 detik.
Cetakan Kedua. Berupa silinder casing berukiran tinggi 2 in, dan diameter
dalamnya 1 in. cetakan sample ini diperlukan untuk pengukuran shear
bondstrength antara casing dan semen, serta pengukuran permeabilitas
dengan casing.
Cetakan Ketiga. Berupa core silinder berukuran 1-1½ dan diameter luarnya
1 in. cetakan sample ini digunakan untuk pengukuran permeabilitas semen
dengan casing dan pengukuran compressive strength.
2.5 Pembahasan
2.6 Kesimpulan
10
BAB III
PENGUJIAN DENSITAS SUSPENSI SEMEN
𝑾𝒔 + 𝑾𝒂𝒅𝒅 + 𝑾𝒂𝒊𝒓
𝝆 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒏 =
𝑽𝒔 + 𝑽𝒂𝒅𝒅 + 𝑽𝒂𝒊𝒓
Dimana :
𝝆 𝒔𝒆𝒎𝒆𝒏 = Densitas suspensi semen
𝑾𝒔 = Berat bubuk semen
𝑾𝒂𝒅𝒅 = Berat additif
𝑾𝒂𝒊𝒓 = Berat air
𝑽𝒔 = Volume bubuk semen
𝑽𝒂𝒅𝒅 = Volume additif
𝑽𝒂𝒊𝒓 = Volume air
Densitas suspensi semen sangat berpengaruh terhadap tekanan hidrostatis
suspensi semen di dalam lubang sumur. Bila formasi tidak sanggup menahan
tekanan suspensi semen, maka akan menyebabkan formasi pecah, sehingga terjadi
lost circulation.
14
dan semen yang melekat pada dinding bagian luar dibersihkan sampai bersih.
4. Meletakkan balanced arm pada kedudukan semula, kemudian atur rider hingga
seimbang, membaca harga skala sebagai densitas suspensi semen dalam ppg.
3.5 Data dan Perhitungan
3.6 Pembahasan
3.7 Kesimpulan
15
16