b. Vitamin yang larut air memiliki sifat-sifat umum yaitu :
Tidak hanya tersusun oleh unsur-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen Tidak memiliki provitamin Terdapat disemua jaringan Sebagai prekusor enzim-enzim diserap dengan proses difusi biasa Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh Diekskresi melalui urin Relative lebih stabil, namun pada temperature berlebihan menimbulkan kelabilan c. Fungsi Dalam bentuk pirofosfat (TPP) atau difosfat (DPP), thiamine berfungsi sebagai koenzim berbagai reaksi metabolisme energy. Tiamin dibutuhkan untuk dekarboksilasi oksidatif piruvat menjadi asetil KoA dan memungkinkan masuknya substrat yang dipakai dapat dioksidasi kedalam siklus krebs untuk pembentukan energy. Asetil KoA yang dihasilkan oleh enzim merupakan prekusor penting lipida asetil kolin, yang berarti adanya peran TPP dalam system saraf. Dalam siklus krebs, TPP adalah kofaktor pada dekarboksilasi oksidatif alfa-ketoglutarat menjadi suksinil-KoA. TPP juga dibutuhkan untuk dekarboksilasi asam alfa-keto seoerti asam alfa-ketoglutarat dan 2-keto- karboksilat yang diperoleh dari asam-asam amino metionin, treonin, leusin, isoleusin, dan valin. Thiamin juga merupakan koenzim reaksi transketolase yang berfungsi dalam pentose-fosfat shunt, jalur alternative oksidasi glukosa. Walaupun thiamin dibutuhkan dalam metabbolisme lemak, protein dan asam nukleat, peran utamanya adalah dalam metabolisme karbohidrat. d. Gangguan Nutrisi Gatal-gatal pada ibu jari kaki serta telapak kaki Lutut terasa kaku dan tidak ada reflex, nyeri, kejang, sulit berjalan yang akhirnya dapat menimbulkan kelumpuhan kaki, dapat juga terjadi atropi otot kaki. Pada tingkat lanjut dapat terjadi berbagai gangguan syaraf termasuk gangguan pada fungsi jantung Pada beri-beri basah ditandai dengan adanya oedema khususnya pada kaki, sedang pada beri-beri kering dijumpai atropi otot secara umum 2. Vitamin B2 (Riboflavin) a. Struktur
b. Vitamin yang larut air memiliki sifat-sifat umum yaitu :
Tidak hanya tersusun oleh unsur-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen Tidak memiliki provitamin Terdapat disemua jaringan Sebagai prekusor enzim-enzim diserap dengan proses difusi biasa Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh Diekskresi melalui urin Relative lebih stabil, namun pada temperature berlebihan menimbulkan kelabilan c. Fungsi Berperan sebagai salah satu komponen koenzim Flavin mononukleotida (FMN) dan flavin adenin dinukleotida (FAD). Kedua enzim ini berperan penting dalam regenerasi energy bagi tubuh melalui proses respirasi. Riboflavin juga berperan dalam pembentukan molekul steroid, sel darah merah, dan glikogen, serta menyokong pertumbuhan berbagai organ tubuh, seperti kuku, rambut, dan kulit. d. Gangguan Nutrisi Penglihatan menjadi kabur, pada fase lanjutan mengakibatkan katarak dan keratitis pada mata. Kondisi ini hamper sama dengan kejadian buta senja Cheliosis, suatu radang atau luka pada bagian sudut bibir dan hidung Gangguan pada proses pertumbuhan, proses pencemaran dan perangsangan fungsi saraf Berat badan menurun sehingga aktivitas fisik juga berkurang 3. Vitamin B3 (Niasin) a. Struktur
b. Vitamin yang larut air memiliki sifat-sifat umum yaitu :
Tidak hanya tersusun oleh unsur-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen Tidak memiliki provitamin Terdapat disemua jaringan Sebagai prekusor enzim-enzim Diserapdengan proses difusi biasa Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh Diekskresi melalui urin Relative lebih stabil, namun pada temperature berlebihan menimbulkan kelabilan c. Fungsi Berperan dalam metabolisme karbohidrat untuk mengahsilkan metabolisme energy, metabolisme lemak, dan protein. Di dalam tubuh, niasin berperan dalam menjaga kadar gula darah, tekanan darah tinggi, penyembuhan migraine, dan vertigo. Vitamin ini juga dapat menetralisir beberapa jenis senyawa racun. d. Gangguan Nutrisi Dermatitis, ditandai dengan kulit kemerahan, mengelupas, pecah- pecah, dan terjadi eksem yang simetris pada bagian kiri dan kanan tubuh Diare sampai pada keadaan terjadinya pendarahan di usus. Demensia, mengalami depresi mental, pelupa, cepat letih, dan sering melamun Anemia dan perdarahan gusi 4. Vitamin B5 (Asam Pantotenat) a. Struktur
b. Vitamin yang larut air memiliki sifat-sifat umum yaitu :
Tidak hanya tersusun oleh unsur-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen Tidak memiliki provitamin Terdapat disemua jaringan Sebagai prekusor enzim-enzim Diserap dengan proses difusi biasa Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh Diekskresi melalui urin Relative lebih stabil, namun pada temperature berlebihan menimbulkan kelabilan c. Fungsi Berperan dalam metabolisme sebagai bagain dari koenzim A. koenzim ini berperan untuk membawa molekul dalam proses pemecahan glukosa, asam lemak, dan metabolisme energy. Asam pantotenat juga terlibat dalam sintesis hormone steroid, kolesterol, fosfolipida, dan porfirin yang diperlukan dalam pembentukan hemoglobin. d. Gangguan Nutrisi Gangguan neuromotor, termasuk paraesthesia dari tangan dan kaki, hiperaktif reflex tendon dalam dan kelemahan otot Depresi mental Keluhan gastrointestinal, termasuk muntah dan nyeri, dengan sekresi asam lambung tertekan. Peningkatan sensitivitas insulin dan kurva rerata toleransi glukosa Penurunan serum kolesterol dan penurunan ekskresi 17-ketosteroid 5. Vitamin B6 (Piridoksin) a. Struktur
b. Vitamin yang larut air memiliki sifat-sifat umum yaitu :
Tidak hanya tersusun oleh unsur-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen Tidak memiliki provitamin Terdapat disemua jaringan Sebagai prekusor enzim-enzim Diserap dengan proses difusi biasa Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh Diekskresi melalui urin Relative lebih stabil, namun pada temperature berlebihan menimbulkan kelabilan c. Fungsi Berperan sebagai salah satu senyawa koenzim A yang digunakan tubuh untuk menghasilkan energy melalui jalur sintesis asam lemak, seperti spingolipid, dan fosfolipid. Selain itu, vitamin ini juga berperan dalam metabolisme nutrisi dan memproduksi antibody sebagai mekanisme pertahanan tubuh terhadap antigen atau senyawa asing yang berbahaya bagi tubuh. d. Gangguan Nutrisi Kekurangan vitamin B6 mengakibatkan anemia serta gangguan kulit, seperti ruam atau pecah-pecah di sekitar mulut. Selain itu, juga dapat menyebabkan depresi, kebingunan, mual, rentan terkena infeksi, hingga meningkatkan risiko kanker usus besar dan jenis kanker lainnya. 6. Vitamin B7 (Biotin) a. Struktur
b. Vitamin yang larut air memiliki sifat-sifat umum yaitu :
Tidak hanya tersusun oleh unsur-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen Tidak memiliki provitamin Terdapat disemua jaringan Sebagai prekusor enzim-enzim Diserap dengan proses difusi biasa Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh Diekskresi melalui urin Relative lebih stabil, namun pada temperature berlebihan menimbulkan kelabilan c. Fungsi Biotin terlibat dalam jalur metabolisme penting seperti glukogenesis, sintesis asam lemak, dan asam amino katabolisme. Biotin mengatur katabolic enzim propionil-CoA karboksilase di tingkat posttranskripsional sedangkan sintetase holo-karboksilase diatur di tingkat transkripsi. Selain itu, biotin berfungsi sebagai kofaktor yang membantu dalam transfer gugus CO2 ke berbagai makromolekul sasaran. d. Gangguan Nutrisi Dermatitis, yaitu peradangan pada kulit atau infeksi kulit, biasanya jenis dermatitis seboroik. Yang ditandai dengan pengelupasan dan gatal pada kulit. Hyperesthesia dan paresthesia. Hyperesthesia adalah indera yang mengalami abnormal pada bayi. Paresthesia adalah kondisi dimana kulit mengalami kesemutan dan mati rasa. Keratokonjungtivitis, yaitu adanya konjungtiva pada mata Anorexia Anemia Tidak biasanya fungsi jantung, tepatnya gangguan elektrokardiograf, sehingga fungsi hati dan jantung tidak dapat berfungsi secara normal. 7. Vitamin B9 (Folat) a. Struktur
b. Vitamin yang larut air memiliki sifat-sifat umum yaitu :
Tidak hanya tersusun oleh unsur-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen Tidak memiliki provitamin Terdapat disemua jaringan Sebagai prekusor enzim-enzim Diserap dengan proses difusi biasa Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh Diekskresi melalui urin Relative lebih stabil, namun pada temperature berlebihan menimbulkan kelabilan c. Fungsi Vitamin B9 memiliki fungsi dalam pembentukan sel di dalam tubuh. Pada anak-anak dan orang dewasa, fungsi asam folat adalah untuk pembentukan sel darah merah, pembentukan sel otak, dan pencegahan anemia. Sedangkan pada ibu hamil, asam folat dapat digunakan untuk mencegah terjadinya cacat bayi tabung dan mencegah terjadinya cacat pada system saraf. d. Gangguan Nutrisi Gejala defisiensi vitamin B9 adalah anemia, kehilangan ingatan, pertumbuhan otak dan saraf yang terbatas, paranoia, lemah lesu, kulit pecah- pecah dan lidah sakit. Selain itu, dapat menyebabkan masalah besar seperti jantung berdebar-debar, cacat lahir, osteoporosis, kanker usus dan leukopenia. Defisiensi tersebut juga dapat menyebabkan infertilitas dan sterilitas kebingungan mental, pelupa atau deficit kognitif lainnya, depresi mental, sakit atau lidah bengkak, luka lambung atau mulut, sakit kepala, jantung berdebar- debar, lekas marah, dan gangguan perilaku, akumulasi homosistein. Selain yang disebutkan diatas, defisiensi vitamin B9 juga dapat menyebabkan glossitis, diare, depresi, kebingunan, anemia, dan janin cacat tabung saraf, dan cacat otak selam kehamilan. 8. Vitamin B12 a. Struktur
b. Vitamin yang larut air memiliki sifat-sifat umum yaitu :
Tidak hanya tersusun oleh unsur-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen Tidak memiliki provitamin Terdapat disemua jaringan Sebagai prekusor enzim-enzim Diserap dengan proses difusi biasa Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh Diekskresi melalui urin Relative lebih stabil, namun pada temperature berlebihan menimbulkan kelabilan c. Fungsi Vitamin B12 memiliki peran kunci dalam fungsi normal dari otak dan system saraf, dan untuk pembentukan darah. Vitamin B12 biasanya terlibat dalam metabolisme setiap sel tubuh manusia, terutama yang mempengaruhi sintesis DNA, metabolisme asam lemak dan metabolisme asam amino. Selain itu vitamin ini sangat penting untuk menjaga sel-sel saraf yang sehat, dan membantu dalam produksi DNA dan RNA, bahan genetic tubuh. Vitamin ini juga bekerja sama dengan vitamin B9 untuk membantu membuat sel-sel darah merah dan membantu kerja besi yang lebih baik dalam tubuh. Vitamin tersebut bekerja sama untuk menghasilkan S-adenoslmetionine (SAMc), suatu senyawa yang terlibat dalam fungsi kekebalan tubuh dan suasana hati. d. Gangguan Nutrisi Secara bertahap menjadi lemah, cepat capai, dan pucat Terjadi merah pada lidah, sakit, dan halus serta diare ringan (anemia pernisiosa) Kerusakan medulla spinalis mengakibatkan kekacauan mental, lebih sering parestesia pada ekstremitas dan kesulitas mempertahankan keseimbangan, kehilangan rasa posisi yang mantap. 9. Vitamin C a. Struktur
b. Vitamin yang larut air memiliki sifat-sifat umum yaitu :
Tidak hanya tersusun oleh unsur-unsur karbon, hydrogen, dan oksigen Tidak memiliki provitamin Terdapat disemua jaringan Sebagai prekusor enzim-enzim Diserap dengan proses difusi biasa Tidak disimpan secara khusus dalam tubuh Diekskresi melalui urin Relative lebih stabil, namun pada temperature berlebihan menimbulkan kelabilan c. Fungsi Vitamin C sangat penting sebagai antioksidan yang efektif, bertindak untuk mengurangi stress oksidatif dan enzim kofaktor untuk biosintesis. Vitamin C juga dapat bertindak sebagai donor electron untuk kepentingan enzim. Selain itu berfungsi sebagai sintesis kolagen, karnitin, dan neurotransmitter (sintesis dan katabolisme dari tirosin) dan metabolisme mikrosom. d. Gangguan Nutrisi Menderita penyakit scurvy, karena sintesis kolagen terlalu stabil untuk melakukan fungsinya tanpa vitamin C. selain itu juga dapat menimbulkan penyakit kudis. Kudis mengarah pada pembentukan bitnik-bintik coklat pada kulit. Kekurangan vitamin C juga dapat menyebabkan gusi bengkak dan perdarahan dari semua selaput lender, bintik-bintik yang paling berlimpah di paha dan kaki, muka pucat, dan terasa tertekan. 10. Mineral a. Kalsium (Ca) i. Metabolisme Kalsium dapat dimetabolisme dengan cara diabsorpsi sesuai kebutuhan, dibantu vitamin D, diganggu zat-zat pengikat (oksalat) atau kebanyakan serat. Absorpsi dan mobilisasi dikontrol hormone paratiroid. ii. Fungsi Kalsium memiliki fungsi yaitu berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, pembekuan darah, kontraksi otot, fungsi jantung, dan transmisi saraf. iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan kalsium dapat menyebabkan tetanus, gangguan pertumbuhan tulang pada anak-anak, riketsia, dan osteoporosis iv. Sumber Kalsium bisa didapat melalui susu dan hasil olahannya, padi- padian tumbuk, kuning telur, kacang-kacangan, sayuran daun hijau. b. Fosfor (P) i. Metabolisme Fosfor dimetabolisme dengan cara diabsorpsi bersama kalsium dibantu vitamin D, diganggu kebanyakan bahan pengikat (aluminium) ii. Fungsi Fosfor memiliki fungsi yaitu berperan dalam pembentukan tulang dan gigi, metabolisme secara keseluruhan, metabolisme energy, iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan Fosfor dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan kehilangan massa tulang iv. Sumber Fosfor bisa didapat melalui susu dan hasil olahannya, daging, kuning telur, padi-padian tumbuk, dan kacang-kacangan. c. Natrium (Na) i. Metabolisme Metabolisme natrium oleh tubuh yaitu mudah diabsorpsi oleh tubuh. ii. Fungsi Natrium memiliki fungsi yaitu berperan dalam mengontrol cairan ekstraselular, mengatur keseimbangan cairan dan asam basa, kerja otot, dan transmisi saraf iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan Natrium dapat menyebabkan dehidrasi, kejang, apaptis, dan kurang nafsu makan iv. Sumber Natrium bisa ditemukan dalam garam dapur, makanan asin, soda kue, susu, keju, dan telur d. Kalium (K) i. Metabolisme Metabolisme kalium yaitu mudah diabsorpsi oleh tubuh. ii. Fungsi Kalium memiliki fungsi yaitu berperan dalam mengintrol cairan intraselular, menjaga keseimbangan asam-basa, mengatur rangsangan saraf dan kontraksi otot, pembentukan glikogen, sintesis protein, metabolisme energy, factor tekanan darah, dan pekerjaan jantung. iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan kalium dapat menyebabkan nafsu makan kurang, kejang otot, bingung, dan detak jantung tidak teratur. iv. Sumber Kalium bisa didapat pada buah dan sayuran, padi-padian tumbuk, kacang-kacangan, dan daging. e. Klor (Cl) i. Metabolisme Metabolisme klor yaitu mudah diabsorpsi oleh tubuh. ii. Fungsi Fungsi klor yaitu berperan sebagai anion utama cairan ekstraselular,menjaga keseimbangan asam-basa, bagian dari HCl lambung, dan mengatur pencernaan. iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan klor dapat menyebabkan dehidrasi dan muntah iv. Sumber Klor dapat ditemukan dalam garam dapur, kacang-kacangan, sayur, dan buah. f. Magnesium (Mg) i. Metabolisme Metabolisme magnesium yaitu dengan cara absorpsi yang dibantu oleh hormone paratiroid ii. Fungsi Magnesium memiliki fungsi yaitu berperan dalam membantu sekresi hormone paratiroid, BMR normal, activator dan koenzim metabolisme karbohidrat dan protein, membantu fungsi jantung, kerja otot dan saraf, dan mineralisasi tulang dan gigi. iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan magnesium dapat menyebabkan tremor, kejang, gangguan fungsi jantung, dan lemah iv. Sumber Magnesium dapat ditemukan dalam sayuran hijau, kacang-kacangan, dan padi-padian tumbuk. g. Sulfur (S) i. Metabolisme Metabolisme sulfur yaitu dengan cara diabsorpsi sebagai sulfur atau sebagai bagian dari asam amino ii. Fungsi Sulfur memiliki fungsi yaitu sebagai bagian dari protein sel (terutama rambut, kulit, dan kuku), struktur vitamin, struktur kolagen, membentuk ikatan sulfur berenergi tinggi dalam metabolisme energy. iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan sulfur dapat menyebabkan gangguan otot, sendi, dan kulit. iv. Sumber Sulfur dapat ditemukan dalam daging, telur, susu, keju, kacang- kacangan, dan biji-bijian. h. Besi (Fe) i. Metabolisme Metabolisme besi yaitu dengan cara diabsorpsi yang dibantu oleh vitamin C, berbentuk hem dan nonhem, tubuh akan menyimpan dan menggunakan kembali. ii. Fungsi Besi berfungsi sebagai pembentukan haemoglobin, berperan dalam transfer oksigen, pembentukan antibody, detoksifikasi obat, perubahan karoten menjadi vitamin A, dan sintesis kolagen iii. Gangguan Nutrisi Kekurang besi dapat menyebabkan anemia, puca, letih, lemah, kekebalan menurun, kemampuan belajar dan prsuktivitas kerja rendah, dan mudah terkena infeksi iv. Sumber Besi dapat ditemukan dalam hati, daging, kuning telur, padi- padian tumbuk, sayuran hijau, dan kacang-kacangan i. Yodium (I) i. Metabolisme Metabolisme yodium yaitu dengan cara diabsorpsi dalam bentuk yodida, dibawa ke kelenjar tiroid untuk membentuk hormone tiroksin ii. Fungsi Yodium memiliki fungsi yaitu merupakan bagian dari hormone tiroksin, dan mengatur metabolisme basal dan pertumbuhan iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan yodium dapat menyebabkan gondok, pembesaran kelenjar tiroid, kretinisme, hambatan mental dan pertumbuhan, dan gemuk pada orang dewasa. iv. Sumber Yodium dapat ditemukan dalam garam difortifikasi, dan makanan hasil laut j. Seng (Zn) i. Metabolisme Metabolisme seng yaitu dengan cara diangkut oleh albumin dalam plasma, disimpan dalam hati, otot, tulang, dan organ. ii. Fungsi Seng memiliki fungsi yaitu sebagai bagian dari berbagai jenis enzim, bagian dari hormone insulin, dan fungsi kekebalan iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan seng dapat menyebabkan perkembangan seksual dan pertumbuhan terhambat, indra perasa kurang tajam, dna luka sukar sembuh. iv. Sumber Seng dapat ditemukan dalam daging, makanan hasil laut (terutama kerang), telur, susu, padi-padian utuh, dan kacang-kacangan k. Mangan (Mn) i. Metabolisme Metabolisme mangan yaitu dengan diabsorpsi sedikit oleh tubuh. ii. Fungsi Mangan memiliki fungsi sebagai kofaktor berbagai enzim, terlibat dalam metabolisme protein, dan sintesis asam lemak. iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan mangan dapat menyebabkan kegemukan, intoleransi glukosa, pembekuan darah, masalah kulit, gangguan rangka, janin lahir cacat, perubahan warna rambut, dan gejala neurologis. iv. Sumber Mangan dapat ditemukan dalam padi-padian utuh, kacang- kacangan, sayuran, dan teh l. Kromium (Cr) i. Metabolisme Metabolisme kromium yaitu sebagian bagian dari factor glucose tolerance, memperbaiki masukan glukosa ke dalam jaringan tubuh ii. Fungsi Kromium memiliki fungsi yaitu berperan dlam metabolisme glukosa, meningkatkan efisiensi insulin, dan berpengaruh terhadap kadar lipida darah iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan kromium dapat menyebabkan terjadinya gangguan glucose tolerance, berkaitan dengan penyakit jantung dan diabetes. iv. Sumber Kromium dapat ditemukan dalam padi-padian utuh dan serealia m. Kobal (Co) i. metabolisme metabolisme kobal yaitu diabsorpsi terutama sebagai bagian dari vitamin B12 ii. Fungsi Kobal memiliki fungsi yaitu sebagai bagian dari vitamin B12, dan factor esensial dalam pembentukan sel darah merah iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan kobal dapat menyebabkan mual dan muntah, masalah penglihatan, masalah jatung, dan kerusakan tiroid iv. Sumber Kobal dapat ditemukan dalam makanan kaya vitamin B12, hati, daging, susu dan hasil olahannya. n. Selenium (Sc) i. Metabolisme Metabolisme selenium yaitu dengan aktif sebagai kofaktor system enzim oksidasi dalam sel. ii. Fungsi Selenium memiliki fungsi yaitu melindungi lipida dalam membrane sel, dan ketika bersama vitamin E sebagai antioksidan iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan selenium dapat menyebabkan penyakit Keshan, dan gagal jantung iv. Sumber Selenium dapat ditemukan dalam makanan hasil laut, hati, ginjal, daging, dan padi-padian tumbuk o. Molybdenum (Mo) i. Metabolisme Metabolisme molybdenum adalah jumlahnya sangat sedikit didalam tubuh ii. Fungsi Molybdenum memiliki fungsi yaitu sebagai kofaktor enzim yang terlibat dalam perubahan purin menjadi asam urat, dan oksidasi aldehida iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan molybdenum dapat menyebabkan tubuh tidak dapat tumbuh dan berkembag dengan baik, anemia, kerusakan gigi, dan impotensi iv. Sumber Molybdenum dapat ditemukan dalam daging organ, susu, padi-padian tumbuk, kacang-kacangan, dan sayuran daun p. Fluor (F) i. Metabolisme Metabolisme fluor yaitu dilakukan di dalam tulang dan gigi ii. Fungsi Fluor memiliki fungsi yaitu menjaga kesehatan tulang dan gigi iii. Gangguan Nutrisi Kekurangan fluor dapat menyebabkan kerusakan atau karies gigi iv. Sumber Fluor dapat ditemukan dalam air minum dan pasta gigi yang difluorodisasi, the, dan rumput laut Daftar Pustaka : Almatsier, Sunita. 2011. Gizi Seimbang dalam Daur Kehidupan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Wijayanti, Novita. 2017. Fisiologi Manusia dan Metabolisme Zat Gizi. Malang: UB Press