Anda di halaman 1dari 42

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL

DI PMB MIE YUNI JUNOK BANGKALAN

Disusun guna memenuhi Persyaratan Ketuntasan


State Asuhan Kebidanan Kehamilan
Program Studi Pendidikan Profesi Bidan

Disusun Oleh :

Azizah 19159010051
Emilda Ayuliana 19159010057
Siti Taifah 19159010083
Inayatul Fajriyah 19159010066
Shofiyah 19159010025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN


STIKES NGUDIA HUSADA MADURA
2019
HALAMAN PERSETUJUAN

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL


GIIPI001 AB000 UK 36 MINGGU 3 HARI
DENGAN KEHAMILAN FISIOLOGIS
DI PMB MIE YUNI BANGKALAN

Disusun Oleh:
Azizah 19159010051
Emilda Ayuliana 19159010057
Siti Taifah 19159010083
Inayatul Fajriyah 19159010066
Shofiyah 19159010025

Tanggal Pemberian Asuhan 10 Desember 2019


Disetujui :

Pembimbing Institusi ( )
NIDN

Pembimbing Kasus ( )
NIP.
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan laporan kasus yang
berjudul “asuhan kebidanan pada ibu hamil” Semoga laporan kasus ini dapat dipergunakan
sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi para pembaca.
Harapan kami semoga laporan kasus ini dapat membantu dalam menambah
pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi makalah ini kedepannya agar lebih baik lagi.
Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan laporan kasus ini.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kehamilan merupakan suatu keadaan dimana seorang wanita yang didalam
rahimnya terdapat embrio atau fetus. Kehamilan dimulai pada saat masa konsepsi
hingga lahirnya janin, dan lamanya kehamilan dimulai dari ovulasi hingga partus yang
diperkirakan sekitar 40 minggu dan tidak melebihi 43 minggu (Kuswanti, 2014).
Kondisi kesehatan calon ibu pada masa awal kehamilan akanmempengaruhi
tingkat keberhasilan kehamilan serta kondisi status kesehatan calon bayi yang masih
didalam rahim maupun yang sudah lahir, sehingga disarankan agar calon ibu dapat
menjaga perilaku hidup sehat dan menghindari faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi kondisi calon ibu pada masa kehamilan (Johnson, 2016).
Kehamilan merupakan suatu kondisi fisiologis, namun kehamilan normal juga
dapat berubah menjadi kehamilan patologis (Walyani, 2015). Patologi pada kehamilan
merupakan suatu gangguan komplikasi atau penyulit yang menyertai ibu saat kondisi
hamil (Sukarni & Wahyu, 2013)
Risiko tinggi pada kehamilan dapat ditemukan saat menjelang waktu
kehamilan, waktu hamil muda, waktu hamil pertengahan, saat in partu bahkan setelah
persalinan. Ibu hamil yang mengalami gangguan medis atau masalah kesehatan akan
dimasukan kedalam kategori risiko tinggi, sehingga kebutuhan akan pelaksanaan
asuhan pada kehamilan menjadi lebih besar (Robson and Waugh, 2012).
Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator kesehatan suatu
bangsa. Kematian ibu merupakan kematian seorang wanita yang dapat disebabkan
pada saat kondisi hamil atau menjelang 42 hari setelah persalinan. Hal ini dapat terjadi
akibat suatu kondisi yang berhubungan atau diperberat oleh kehamilannya maupun
dalam penatalaksanaan, tetapi bukan termasuk kematian ibu hamil yang diakibatkan
karena kecelakaan (Maternity & Putri,2017).\
Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) mencatat
sekitar 830 wanita diseluruh dunia meninggal setiap harinya akibat komplikasi yang
terkait dengan kehamilan maupun persalinan dan sebanyak 99% diantaranya terdapat
pada negara berkembang. Di negara berkembang, pada tahun 2015 Angka Kematian
Ibu mencapai 239 per 100.000 kelahiran hidup, dibandingkan dengan negara maju
yang hanya mencapai 12 per 100.000 kelahiran hidup (WHO, 2018).
Untuk menurunkan atau mencegah kesakitan, serta kematian maternal dan
perinatal merupakan tujuan dari Antenatal Care (ANC). Adapun tujuan khususnya
adalah memonitor kemajuan kehamilan guna memastikan kesehatan ibu dan
perkembangan bayi yang normal, mengenali secara dini penyimpangan dari normal
dan memberikan penatalaksanaan yang diperlukan, membina hubungan saling
percaya antara ibu dan bidan dalam rangka mempersiapkan ibu dan keluarga secara
fisik, emosional, serta logis untuk menghadapi kelahiran dan kemungkinan adanya
komplikasi (Dewi, 2011).
Dalam masa kehamilan terjadi beberapa perubahan dalam sistem tubuh ibu,
sehingga menyebabkan timbulnya beberapa respon yang seringkali menimbulkan
ketidaknyamanan pada ibu hamil.
Masalah ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III salah satunya yaitu
sering buang air kecil merupakan keluhan yang sering dialami oleh ibu hamil. Keluhan
sering kencing ini akibat dari desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih
cepat terasa penuh dan sering kencing. Pada trimester akhir, gejala bias timbul karena
janin mulai masuk kerongga panggul dan menekan kembali kandung kemih (Walyani,
2015 dalam jurnal Prastiwi 2018). Adapun keluhan secara fiologis yang lain pada
trimester III seperti varises, wasir atau haemoroid, sesak nafas, bengkak dan kram
pada kaki, gangguan tidur, mudah lelah, dan nyeri perut pada bagian bawah.
Cara mengatasi ketidaknyamanan pada ibu hamil trimester III yaitu jangan
pernah menahan keinginan untuk buang air kecil, kondisi ini bias menyebabkan
daerah kelamin menjadi lembab, oleh karena itu ibu hamil harus tetap menjaga
kebersihan pada daerah kelamin seperti mengeringkan dengan kain atau handuk
kering saat setelah buang air kecil dan jika pada malam hari ibu bias mengurangi porsi
minum jaraknya antara 1-2 jam sebelum ibu tidur. Hal lain seperti istirahat cukup,
buang air besar secara teratur dan segera setelah ada dorongan. Berdasarkan latar
belakang diatas maka penulis tertarik untuk mengambil judul mengenai “Asuhan
Kebidanan pada Ny “K” G1P0000 AB000 UK 36 minggu 3 hari, Hidup, Tunggal,
Letak Kepala, Intra Uteri, Kesan Jalan Lahir Normal, Keadaan Ibu dan janin Baik
serta Masalah Pada Kehamilan Sering Kencing

B. Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan yang tepat pada ibu hamil
1.1.2 Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
komperhensif
2. Menginterpretasikan data yang meliputi diagnosa kebidanan pada ibu hamil secara
komperhensif
3. Mampu menegakkan assasment asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
komperhensif
4. Mampu menentukan kebutuhan sesuai asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
komperhensif
5. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu hamil secara komperhensif
6. Mampu melaksanakan evaluasi asuhan kebidanan secara komperhensif
7. Mampu melakukan pendokumentasian asuhan kebidanan pada ibu hamil secara
komperhensif. .
C. MANFAAT
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Secara teoritis, dari hasil pengkajian diharapkan untuk menjadi referensi dan
masukan bagi pengembangan ilmu kesehatan, khususnya lmu kebidanan untuk
mengetahui bagaimana asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan masalah yang
telah di temukan yaitu sering buang air kecil.
2. Manfaat Praktis
a. Manfaat Bagi Institusi
Dapat digunakan sebagai informasi dan referensi bagi institusi pendidikan
dalam meningkatkan mutu pendidikan dimasa yang akan datang khususnya
pada ibu hamil dengan masalah sering buang air kecil.
b. Manfaat Bagi Mahasiswa
Hasil dari pengkajian diharapkan dapat menerapkan ilmu dan memberikan
pengetahuan dan informasi yang sesuai dengan tingkat pengetahuan pada
masyarakat dan bagi pasien khususnya pada ibu hamil yang memiliki masalah
sering buang air kecil
c. Manfaat Bagi Tempat Praktek
Bagi bidan diharapkan dapat menambah informasi dan mengembangkan teori
yang sesuai dengan masalah yang di dapatkan untuk menjaga kesehatan bagi
ibu di masa hamil.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Asuhan Kehamilan dan Manajemen Kebidanan


1. Pengertian Asuhan Antenatal Care
Proses kahamilan merupakan proses yang normal dan alamiah. Hal ini
perlu diyakini oleh tenaga kesehatan khususnya bidan, sehingga ketika
memberikan asuhan kepada pasien, pendekatan yang dilakukan lebih cenderung
kepada bentuk pelayanan promotif. Realisasi yang paling mudah dilaksanakan
adalah pelaksanaan atau komunikasi Informasi Edukasi (KIE) kepada pasien
dengan materi-materi mengenal pemantauan kesehatan ibu hamil dan
penatalaksanaan ketidaknyamanan selama hamil (Sulistyawati, 2009).

2. Tujuan Asuhan Antenatal Care


a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan
tumbuh kembang bayi
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental dan sosial ibu
dan juga bayi
c. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang
mungkin terjadi selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum,
kebidanan, dan pembedahan
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian ASI
esklusif
f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam meneriman kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal

3. Kunjungan Antenatal Care


a. Satu kali pada trimester I (usia kehamilan 0-13 minggu)
b. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14-27 minggu)
c. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 28-40 minggu)
4. Standar Pelayanan Pada Ibu Hamil
a. Timbangan berat badan dan tinggi badan
Penimbangan berat badan pada pada setiap kali kunjungan
antenatal dilakukan untuk mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan
janin. Penambahan berat badan yang kurang dari 9 kilogram selama
kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya menunjukan
adanya gangguan pertumbuhan janin. Pengukuran tinggi badan pada
pertama kali kunjungan di lakukan untuk menapis adanya faktor resiko
pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm
meningkatkan resiko untuk terjadinya CPD (Cephalo pelvic
disproportion).
b. Ukur tekanan darah
Pengukuran tekanan darah untuk mendeteksi adanya hipertensi
(tekanan darah diatas 140/90 mmHg) pada kehamilan dan preeklamsi
(hipertensi disertai edema wajah atau tungkai bawah atau protein urine).
c. Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas / LILA)
Pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh
tenaga kesehatan di trimester I untuk skrining ibu hamil berisiko KEK.
Ibu hamil dengan KEK akan dapat melahirkan bayi berat lahir rendah
(BBLR).
d. Ukur tinggi fundus uteri
Pengukuran tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal
di lakukan untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak
dengan umur kehamilan. Jika tinggi fundus tidak sesuai dengan umur
kehamilan, kemungkinan ada gangguan pertumbuhan janin. Standar
pengukuran menggunakan pita pengukuran setelah kehamilan 24
minggu.
e. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester 2
dan selanjutnya setiap kali kunjugan antenatal. Pemeriksaan ini di
maksudkan untuk mengetahui letak janin. Penilaian DJJ dilakukan pada
akhir trimester 1 dan selanjutnya setiap kali kunjungan antenatal. Djj
lambat kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih dari 160
kali/menit menunjukan adanya gawat janin.
f. Skrining status imunisasi tetanus dan berikan imunisasi tetanus toksoid
(TT) bila di perlukan
Untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum,ibu hamil harus
mendapat imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil harus
skrining status imunisasi T nya. Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil
minimal memiliki status imunisasi TT2 agar mendapatkan perlindungan
terhadap infeksi tetanus. Ibu hami dengan status imunisasi T5 tidak
perlu diberikan imunisasi TT lagi.
g. Beri tablet tambah darah
Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus
mendapatkan tablet tambah darah (tablet zat besi) asam folat minimal
90 tablet selama kehamilan yang di berikan sejak kontak pertama.
h. Periksa laboratorium
Pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil ada 2 yaitu,
pemeriksaan lab rutin, pemeriksaan yang harus dilakukan pada setiap
ibu hamil yaitu, golongan darah, hemoglobin, proteinurine, glukosa.
Sedangkan pemeriksaan laboratorium khusus yaitu, pemeriksaan lab
lain yang di lakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan
kunjungan antenatal.
i. Tatalaksana / penanganan kasus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal diatas dan hasil
pemeriksaan laboratorium,setiap kelainan yang ditemukan pada ibu
hamil harus ditangani sesuai dengan standar dan kewenangan bidan.
Kasus-kasus yang tidak dapat ditangani dirujuk sesuai dengan sistem
rujukan.
j. Temu wicara
Temu wicara dilakukan pada setiap kunjungan antenatal
meliputi, kesehatan ibu, perilaku hidup bersih dan sehat, peran suami
atau keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan, tanda
bahaya kehamilan,persalinan dan nifas, asupan gizi seimbang, KB pasca
persalinan, imunisasi (Premenkes RI, 2014).
5. Masalah lain pada masa kehamilan
a. Demam, menggigil dan berkeringat
b. Terasa sakit saat kencing, keluar keputihan disertai gatal-gatal pada
daerah kemaluan
c. Batuk lama > 2 minggu
d. Jantung berdebar atau nyeri dada
e. Diare berulang
f. Sulit tidur dan cemas berlebihan
Apabila ibu mengalami masalah pada masa kehamilan segera pergi ke
tempat tenaga kesehatan terdekat dengan didampingi suami atau keluarga
(Kemenkes RI, 2017).
6. Persiapan saat akan melahirkan
a. Menanyakan bidan atau dokter tanggal perkiraan persalinan
b. Menyiapkan biaya, kartu jamkesnas, kartu BPJS (jika ada)
c. Rencana tempat persalinan
d. Menyiapkan KTP, Kartu Keluarga, dan keperluan untuk ibu dan bayinya
yang akan dilahirkan
e. Siapkan pendonor lebih dari 1 orang
f. Menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu diperlukan
g. Pastikan ibu hamil dan keluarga sudah menyepakati amanat persalinan
dalam stiker P4K dan sudah ditempelkan didepan rumah ibu hamil
i. Berencana ikut Keluarga Berencana setelah bersalin
(Kemenkes RI, 2017)
B. KONSEP DASAR TEORI KEHAMILAN
1. Pengertian
Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Bila
dihitung dari fase fertilitas hingga lahirnya bayi, kehamilan normal akan
berlangsung dalam waktu 40 minggu atau 10 bulan lunar atau 9 bulan menurut
kalender internasional. Kehamilan berlangsung dalam tiga trimester, trimester
satu berlangsung dalam 13 minggu, trimester kedua 14 minggu (minggu ke-14
hingga ke-27), dan trimester ketiga 13 minggu (minggu ke-28 hingga ke-40)
(Evayanti, 2015:1). Kehamilan adalah proses normal yang menghasilkan
serangkaian perubahan fisiologis dan psikologis pada wanita hamil (Tsegaye et
al, 2016:1).
Kehamilan merupakan periode dimana terjadi perubahan kondisi biologis
wanita disertai dengan perubahan perubahan psikologis dan terjadinya proses
adaptasi terhadap pola hidup dan proses kehamilan itu sendiri (Muhtasor,
2013:1). Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu
kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan,
perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan
persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2012: 2)
2. Fisiologi Kehamilan

a. Proses Kehamilan
Proses kehamilan sampai persalinan merupakan mata rantai satu
kesatuan dari konsepsi, nidasi, pengenalan adaptasi, pemeliharaan kehamilan,
perubahan endokrin sebagai persiapan menyongsong kelahiran bayi, dan
persalinan dengan kesiapan pemeliharaan bayi (Sitanggang dkk, 2012)
1) Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh sistem
hormonal yang kompleks. Selama masa subur berlangsung 20-35 tahun, hanya
420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi
(Manuaba, 2010:75). Setiap bulan wanita melepaskan satu sampai dua sel telur
dari indung telur (ovulasi) yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan
masuk ke dalam sel telur (Dewi dkk, 2010:59). Pelepasan telur (ovum) hanya
terjadi satu kali setiap bulan, sekitar hari ke-14 pada siklus menstruasi normal
28 hari (Bandiyah, 2009:1)
Tabel 2.1
Pertumbuhan dan perkembangan janin
Sumber : (Manuaba dkk, 2010: 89)

Usia Panjang Janin Ciri Khas


kehamilan
Organogenesis

4 minggu 7,5 – 10 mm Rudimeter : hidung,


telinga dan mata

8 minggu 2,5 cm Kepala fleksi ke dada,


hidung, kuping dan jari
terbentuk

12 minggu 9 cm Kuping lebih jelas,


kelopak mata terbentuk,
genetalia eksterna
terbentuk

Usia Fetus

16 minggu 16-18 cm Genetal jelas terbentuk,


kulit merah tipis, uterus
telah penuh, desidua
parietalis dan kapsularis

20 minggu 25 cm Kulit tebal dengan


rambut lanugo

24 minggu 30-32 cm Kelopak mata jelas, alis


dan bulu tampak

a Parietal

28 minggu 35 cm Berat badan 1000 gram,


menyempurnakan janin

40 minggu 50-55 cm Bayi cukup bulan, kulit


berambut dengan baik,
kulit kepala tumbuh
baik, pusat penulangan
pada tibia proksimal
Gambar 2.2
Tahap-Tahap Pertumbuhan janin Pada Masa Kehamilan
Sumber: Wirisliani, 2017
- Tanda dan Gejala Kehamilan

Menurut Sitanggang dkk (2012:2), tanda-tanda kehamilan dibagi

menjadi dua, yaitu:

- Tanda yang tidak pasti (probable signs)/tanda mungkin kehamilan

yaitu amenorhea, mual dan muntah, quickening, keluhan kencing,

konstipasi, perubahan berat badan, perubahan temperatur suhu basal,

perubahan warna kulit, perubahan payudara, perubahan pada uterus,

tanda piskacek’s,perubahan-perubahan pada serviks.

- Tanda pasti kehamilan yaitu denyut Jantung Janin (DJJ), palpasi dan

Pemeriksaan diagnostik kehamilan seperti rontgenografi,

ultrasonografi (USG), fetal Electrografi (FCG) dan tes Laboratorium/

Tes Kehamilan

Menurut Dewi dkk (2011:111) tanda dan gejala kehamilan adalah sebagai berikut:

 Tanda pasti Kehamilan

Gerakan janin yang dapat dilihat/ dirasa/ diraba, juga bagian-bagian janin.

Denyut jantung janin

Terlihat tulang-tulang janin dalam foto rontgen.


 Tanda-tanda tidak pasti kehamilan (Presumptive)
- Amenorea
- Mual dan muntah (nausea and vomiting)
- Mengidam (ingin makanan khusus)
- Pingsan
- Tidak ada selera makan (anoreksia)
- Lelah (Fatigue)
- Payudara
- Miksi
- Konstipasi/Obstipasi
- Pigmentasi kulit
- Epulis
- Pemekaran vena-vena (varises)

 Tanda-tanda kemungkinan hamil.

1. Perut membesar
2. Uterus membesar, terjadi perubahan dalam bentuk besar dan konsistensi dari
rahim.
3. Tanda Hegar, yaitu adanya uterus segmen bawah rahim yang lebih lunak dari
bagian lain
4. Tanda Chadwick, yaitu adanya perubahan warna pada serviks dan vagina menjadi
kebiru-biruan.
5. Tanda Piscaseck, yaitu adanya tanda yang kosong pada rongga uterus karena
embrio biasanya terletak di sebelah atas,dengan bimanual akan terasa benjolan
yang simetris.
6. Kontraksi-kontraksi kecil pada uterus bila dirangsang (Broxton Hicks)
7. Teraba Ballotement
8. Reaksi kehamilan positif.

b. Perubahan Anatomi dan Fisiologi

Perubahan pada sistem reproduksi

a) Vagina dan Vulva

Hormon estrogen mempengaruhi sistem reproduksi sehingga terjadi peningkatan

vaskularisasi dan hyperemia pada vagina dan vulva. Peningkatan vaskularisasi

menyebabkan warna kebiruan pada vagina yang disebut dengan tanda Chadwick

(Kumalasari, 2015:3)
b) Serviks Uteri

Serviks bertambah vaskularisasinya dan menjadi lunak (Soft) yang disebut dengan

tanda Goodell. Kelenjar endoservikal membesar dan mengeluarkan banyak cairan

mucus. Oleh karena pertambahan dan pelebaran pembuluh darah, warna menjadi

livid yang disebut dengan tanda Chadwick (Mochtar, 1998:35 dalam Dewi dkk,

2011:91)

c) Uterus

Ukuran

Pada kehamilan cukup bulan, ukuran uterus adalah 30 x 25 x 20 cm dengan kapasitas

lebih dari 4000 cc. hal ini memungkinkan bagi adekuatnya akomodasi pertumbuhan

janin. Pada saat ini rahim membesar akibat hipertropi dan hiperplasi otot rahim,

serabut-serabut kolagennya menjadi higroskopik, dan endometrium menjadi

desidua. Jika penambahan ukura TFU per tiga jari, dapat dicermati dalam table

berikut ini (Sulistyawati, 2010:59). Penyebab pembesaran uterus adalah peningkatan

vaskularisasi dan dilatasi pembuluh darah, hiperplasia dan hipertrofi, perkembangan

desidua (Kumalasari, 2015:4)

Tabel 2.2
Penambahan Ukuran TFU

Usia kehamilan (minggu) Tinggi Fundus Uteri (TFU)


12 3 jari di atas simfisis
16 Pertengahan pusat-simfisis
20 3 jari bawah pusat
24 Setinggi pusat
28 3 jari diatas pusat
32 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)
36 3 jari dibawah prosesus xipoideus
(px)

40 Pertengahan pusat-prosesus
xipoideus (px)

Sumber : (Sulistyawati, 2010: 60)


d) Berat

Berat uterus naik secara luar biasa, dari 30 gram menjadi 1000 gram pada akhir

bulan (Sulistyawati, 2010:60).

Posisi rahim dalam kehamilan

- Pada permulaan kehamilan, dalam posisi antefleksi atau retrofleksi

- Pada 4 bulan kehamilan, Rahim tetap berada dalam rongga pelvis

- Setelah itu, mulai memasuki rongga perut yang dalam pembesarannya dapat

mencapai batas hati

- Pada ibu hamil, Rahim biasanya mobile, lebih mengisi rongga abdomen kanan

atau kiri (Sulistyawati, 2010:60).

1) Ovarium
Selama kehamilan ovulasi berhenti. Pada awal kehamilan masih terdapat

korpus luteum graviditatum dengan diameter sebesar 3 cm. Setelah plasenta

terbentuk korpus luteum graviditatum mengecil dan korpus luteum

mengeluarkan hormone estrogen dan progesteron (Kumalasari, 2015:5)

2) Perubahan Kardiovaskuler atau Hemodinamik

Karakteristik yang khas adalah denyut nadi istirahat meningkat sekitar

10 sampai 15 denyut per menit pada kehamilan. Oleh karena diagfragma makin

naik selama kehamilan jantung digeser ke kiri dan ke atas. Sementara itu, pada

waktu yang sama organ ini agak berputar pada sumbu panjangnya. Keadaan ini

mengakibatkan apeks jantung digerakkan agak lateral dari posisinya pada

keadaan tidak hamil normal dan membesarnya ukuran bayangan jantung yang

ditemukan pada radiograf (Dewi dkk, 2011:93)


3) Perubahan pada sistem Pernafasan

Timbulnya keluhan sesak dan pendek nafas. Hal ini disebabkan karena uterus

yang tertekan kea rah diagfragma akibat pembesaran rahim.Volume tidal (volume

udara yang diinspirasi/diekspirasi setiap kali bernafas normal) meningkat. Hal ini

dikarenakan pernafasan cepat dan perubahan bentuk rongga toraks sehingga O2

dalam darah meningkat (Kumalasari, 2015:5)

4) Perubahan Pada Ginjal

Selama Kehamilan ginjal bekerja lebih berat. Ginjal menyaring darah yang

volumenya meningkat sampai 30-50% atau lebih, yang puncaknya terjadi pada

kehamilan 16-24 minggu sampai sesaat sebelum persalinan. (Pada saat ini aliran

darah ke ginjal berkurang akibat penekanan rahim yang membesar.) Terjadi miksi

(berkemih) sering pada awal kehamilan karena kandung kemih tertekan oleh rahim

yang membesar. Gejala ini akan menghilang pada Trimester III kehamilan dan di

akhir kehamilan gangguan ini muncul kembali karena turunnya kepala janin ke

rongga panggul yang menekan kandung kemih (Kumalasari, 2015:5)

5) Perubahan Sistem Endokrin

Pada ovarium dan plasenta, korpus luteum mulai menghasilkan estrogen dan

progesterone dan setelah plasenta terbentuk menjadi sumber utama kedua hormone

tersebut. Kelenjar tiroid menjadi lebih aktif. Kelenjar tiroid yang lebih aktif

menyebabkan denyut jantung yang cepat, jantung berdebar-debar (palpitasi),

keringat berlebihan dan perubahan suasana hati. Kelenjar paratiroid ukurannya

meningkat karena kebutuhan kalsium janin meningkat sekitar minggu ke 15-35.


Pada pancreas sel-selnya tumbuh dan menghasilkan lebih banyak insulin untuk

memenuhi kebutuhan yang meningkat (Kumalasari, 2015:5-6)

6) Perubahan Sistem Muskuloskeletal

Pengaruh dari peningkatan estrogen, progesterone, dan elastin dalam

kehamilan menyebabkan kelemahan jaringan ikat serta ketidakseimbangan

persendian. Pada kehamilan trimester II dan III Hormon progesterone dan hormon

relaksasi jaringan ikat dan otot-otot. Hal ini terjadi maskimal pada satu minggu

terakhir kehamilan. Postur tubuh wanita secara bertahap mengalami perubahan

karena janin membesar dalam abdomen sehingga untuk mengompensasi

penambahan berat ini, bahu lebih tertarik ke belakang dan tulang lebih melengkung,

sendi tulang belakang lebih lentur dan dapat menyebabkan nyeri punggung pada

beberapa wanita (Dewi dkk, 2011:103).

7) Perubahan Sistem Gastrointestinal

Rahim yang semakin membesar akan menekan rektum dan usus bagian

bawah sehingga terjadi sembelit (Konstipasi). Wanita hamil sering mengalami

Hearthburn (rasa panas di dada) dan sendawa, yang kemungkinan terjadi karena

makanan lebih lama berada di dalam lambung dan arena relaksasi sfingter di

kerongkongan bagian bawah yang memungkinkan isi lambung mengalir kembali ke

kerongkongan (Kumalasari, 2015:7)

8) Perubahan Sistem Integumen

Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yang dipengaruhi hormone Melanophore

Stimulating Hormone di Lobus Hipofisis anterior dan pengaruh kelenjar

suprarenalis. (Kamariyah dkk, 2014:34). Sehubungan dengan tingginya kadar


hormonal, maka terjadi peningkatan pigmentasi selama kehamilan. Ketika terjadi

pada kulit muka dikenal sebagai cloasma. Linea Alba adalah garis putih tipis yang

membentang dari simfisis pubis sampai umbilikus, dapat menjadi gelap yang biasa

disebut Line Nigra (Dewi dkk, 2011:99). Pada primigravida panjang linea nigra

mulai terlihat pada bulan ketiga dan terus memanjang seiring dengan meningginya

fundus. Pada Muligravida keseluruhan garis munculnya sebelum bulan ketiga

(Kamariyah dkk, 2014:34). Striae Gravidarum yaitu renggangan yang dibentuk

akibat serabut-serabut elastic dari lapisan kulit terdalam terpisah dan putus. Hal ini

mengakibatkan pruritus atau rasa gatal (Kumalasari, 2015:6).

Kulit perut mengalami perenggangan sehingga tampak retak-retak, warna

agak hyperemia dan kebiruan disebut striae lividae (timbul karena hormone yang

berlebihan dan ada pembesaran/perenggangan pada jaringan menimbulkan

perdarahan pada kapiler halus di bawah kulit menjadi biru). Tanda regangan timbul

pada 50% sampai 90% wanita selama pertengahan kedua kehamilan setelah partus

berubah menjadi putih disebut striae albikans (biasanya terdapat pada payudara,

perut, dan paha) (Kamariyah dkk, 2014:34)

c. Perubahan Psikologis Selama Kehamilan

(1) Trimester I

Trimester pertama ini sering dirujuk sebagai masa penentuan. Penentuan

untuk menerima kenyataan bahwa ibu sedang hamil. Segera setelah konsepsi, kadar

hormon progesteron dan estrogen dalam tubuh akan meningkat dan ini menyebabkan

timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,lelah dan membesarnya payudara.

Ibu merasa tidak sehat dan sering kali membenci kehamilannya (Kamariyah dkk,

2014:39)
(2) Trimester II

Trimester kedua sering disebut sebagai periode pancaran kesehatan, saat ibu

merasa sehat. Ibu sudah menerima kehamilannya dan mulai dapat menggunakan

energy serta pikirannya secara konstruktif (Kumalasari, 2015:8)

(3) Trimester III

Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan waspada sebab

pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya. Rasa tidak nyaman

akibat kehamilan timbul kembali pada trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa

dirinya jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah dari

bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima selama hamil. Pada trimester

inilah ibu memerlukan keterangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan

(Dewi dkk, 2011:110)

d. Kebutuhan Fisik ibu hamil

1) Kebutuhan nutrisi (Saminem, 2008)

Pada saat ibu harus makan makanan yang mengandung nilai gizi bermutu

tinggi meskipun tidak berarti makanan yang mahal. Gizi pada waktu hamil harus

ditingkatkan hingga 300 kalori perhari, ibu hamil seharusnya mengkonsumsi

makanan yang mengandung protein, zat besi dan minum cukup cairan (menu

seimbang).

a) Kalori

Di Indonesia kebutuhan kalori untuk orang tidak hamil adalah 2000 Kkal,

sedang untuk orang hamil dan menyusui masing – masing adalah 2300 dan 2800

Kkal. Kalori dipergunakan untuk produksi energi. Bila kurang energi akan diambil

dari pembakaran protein yang mestinya dipakai untuk pertumbuhan. Asupan

makanan ibu hamil pada triwulan I sering mengalami keadaan tersebut tetapi asupan
makanan harus tetap diberikan seperti biasa. Pada triwulan kedua nafsu makan

biasanya sudah mulai meningkatkan zat tenaga banyak dibandingkan kebutuhan saat

hamil muda.

b) Protein

Protein sangat dibutuhkan untuk perkembangan buah kehamilan yaitu untuk

pertumbuhan janin, uterus plasenta, selain itu untuk ibu penting untuk pertumbuhan

payudara dan kenaikan sirkulasi ibu (protein plasma, hemoglobin, dan lain – lain).

Bila wanita tidak hamil, konsumsi protein yang ideal adalah 0,9 gram/kg BB/hari

tetapi selama kehamilan dibutuhkan tambahan protein hingga 30 gram/hari. Protein

yang dianjurkan adalah protein hewani seperti daging, susu, telur, keju dan ikan

karena mereka mengandung komposisi asam amino yang lengkap. Susu dan produk

susu disamping sebagai sumber protein adalah juga kaya dengan kalsium (Saminem,

2008).

c) Mineral

Pada prinsipnya semua mineral dapat terpenuhi dengan makan makanan

sehari – hari yaitu nuah – buahan , sayur – sayuran dan susu. Hanya besi yang tidak

terpenuhi dengan makan sehari – hari. Kebutuhan akan besi pada pertengahan kedua

kehamilan kira – kira 17 mg/hari. Untuk memenuhi kebutuhan ini dibutuhkan

suplemen besi 30 mg sebagai ferosus, ferofumarat atau feroglukonat perhari pada

kehamilan kembar atau pada wanita yang sedikit anemia dibutuhkan 60-100 gr/hari.

Kebutuhan kalsium umumnya terpenuhi dengan minum susu. Satu liter susu sapi

mengandung kira – kira 0,9 gram kalsium,. Bila ibu hamil tidak dapat minum susu,

suplemen kalsium dapat diberikan dengan dosis 1 gram perhari. Pada umumnya

dokter selalu member suplemen mineral dan vitamin prenatal untuk mencegah

kemungkinan terjadinya defisiensi (Saminem, 2008).


d) Vitamin

Vitamin sebenarnya telah terpenuhi dengan makan sayur dan buah – buahan

, tetapi dapat pula diberikan ekstra vitamin. Pemberian asam folat terbukti mencegah

kecacatan pada bayi (Saminem, 2008).

2) Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil berkaitan dengan eliminasi

adalah konstipasi dan sering buang air kemih . konstipasi terjadi karena adanya

pengaruh hormone progesterone yang mempunyai efek rileks terhadap otot polos,

salah satunya otot usus. Selain itu, desakan oleh pembesaran janin juga

menyebabkan bertambahnya kontipasi. Tindakan pencegahan yang dapat dilakukan

adalah dengan mengkonsumsi makanan tinggi serat dan banyak minum air putih

(Saminem, 2008).

3) Istirahat

Dengan adanya perubahan fisik pada ibu hamil, salah satunya berat pada

perut sehingga terjadi perubahan sikap tubuh, tidak jarang ibu akan mengalami

kelelahan, oleh karena itu istirahat dan tidur sangat penting untuk ibu hamil. Pada

trimester akhir kehamilan sering diiringi dengan bertambahnya ukuran janin,

sehingga terkadang ibu kesulitan untuk menentukan posisi yang paling baik dan

nyaman untuk tidur. Posisi tidur yang dianjurkan pada ibu hamil adalah miring ke

kiri, kaki kiri lurus, kaki kanan sedikit menekuk dan diganjal dengan bantal , dan

untuk mengurangi rasa nyeri pada perut, ganjal dengan bantal pada perut bawah

sebelah kiri (sanimen,2008)


4) Aktifitas

Seorang wanita boleh mengerjakan aktivitas sehari hari asal hal tersebut tidak

memberikan gangguan rasa tidak enak. Bagi wanita pekerja ia boleh tetap masuk

kantor sampai menjelang partus (Saminem, 2008).

5) Persiapan laktasi

Persiapan menyusui pada kehamilan merupakan hal yang penting karena

dengan persiapan dini ibu akan lebih baik dan siap untuk menyusui bayinya. Untuk

itu ibu hamil sebaiknya masuk dalam kelas “bimbingan persiapan menyusui”(BPM).

Suatu pusat pelayanan kesehatan (RS, RB, Puskesmas) harus mempunyai kebijakan

yang berkenaan dengan pelayanan ibu hamil yang menunjang keberhasilan

menyusui. Pelayanan pada BPM terdiri dari penyuluhan tentang keunggulan ASI,

manfaat rawat gabung, perawatan putting susu, perawatan bayi, gizi ibu hamil dan

menyusui, keluarga berencana (Saminem, 2008).

6) Personal Hygine

Kebersihan harus dijaga pada masa hamil. Mandi dianjurkan sedikitnya dua

kali sehari karena ibu hamil cenderung untuk mengeluarkan banyak keringat, menjaga

kebersihan diri terutama lipatan kulit (ketiak, bawah buah dada, daerah genetalia)

dengan cara dibersihkan dengan air dan dikeringkan. Kebersihan gigi dan mulut , perlu

mendapat perhatian karena seringkali mudah terjadi gigi berlubang, terutama pada ibu

yang kekurangan kalsium. Rasa mual selama hamil dapat mengakibatkan perburukan

hygiene mulut dan dapat menimbulkan karies gigi (Saminem, 2008).

7) Pakaian

Meskipun pakaian bukan merupakan hal yang berakibat langsung terhadap

kesejahteraan ibu dan janin, namun perlu kiranya jika tetap dipertimbangkan beberapa

aspek kenyamanan dalam berpakaian. Pemakaian pakaian dan kelengkapannya yang

kurang tepat akan mengakibatkan beberapa ketidaknyamanan yang akan mengganggu


fisik dan psikologis ibu. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pakaian ibu

hamil adalah memenuhi kriteria berikut ini :

- Pakaian harus longgar, bersih, dan tidak ada ikatan yang ketat pada daerah perut.

- Bahan pakaian usahakan yang mudah menyerap keringat.

- Memakai bra yang menyokong payudara

- Memakai sepatu dengan hak yang rendah.

- Pakaian dalam yang selalu bersih (Saminem, 2008).

8) Seksual

Hubungan seksual selama kehamilan tidak dilarang selama tidak ada riwayat

penyakit seperti.

- Sering abortus dan kelahiran premature.


- Perdarahan pervaginam.
- Koitus harus dilakukan dengan hati – hati terutama pada minggu terakhir kehamilan.
- Bila ketuban sudah pecah, koitus dilarang karena dapat menyebabkan infeksi janin
intrauteri. (Saminem, 2008)

e. Ketidaknyamanan Pada Masa Kehamilan

Menurut Varney dkk (2007), keluhan ringan yang dijumpai pada kehamilan

seperti edema dependen, nokturia, konstipasi, sesak napas, nyeri ulu hati, kram

tungkai serta nyeri punggung bawah.

1. Edema Dependen

Edema dependen atau edema fisiologis yang dialami ibu hamil trimester 3,

edema terjadi karena penumpukan mineral natrium yang bersifat menarik air,

sehingga terjadi penumpukan cairan di jaringan. Hal ini ditambah dengan

penekanan pembuluh darah besar di perut sebelah kanan (vena kava) oleh rahim

yang membesar, sehingga darah yang kembali ke jantung berkurang dan


menumpuk di tungkai bawah. Penekanan ini terjadi saat ibu berbaring terletang

atau miring ke kanan. Oleh karena itu, ibu hamil trimester 3 disarankan untuk

berbaring ke arah kiri (Varney et al, 2007)

2. Nokturia

Nokturia atau sering kencing yaitu suatu kondisi pada ibu hamil yang

mengalami peningkatan frekuensi untuk berkemih dimalam hari yang dapat

mengganggu kenyamanan pasien sendiri karena akan terbangun beberapakali

untuk buang air kecil. Hal ini terjadi karena adanya aliran balik vena dari

ekstremitas difasilitasi saat wanita sedang berbaring pada posisi lateral

rekumben karena uterus tidak lagi menekan pembuluh darah panggul dan vena

cava inferior (Varney et al, 2007).

3. Konstipasi

Konstipasi / sembelit pada ibu hamil terjadi akibat penurunan gerakan peristaltik

yang disebabkan relaksasi otot polos pada usus besar ketika terjadi peningkatan

jumlah progesteron. Selain itu, pergeseran dan tekanan yang terjadi pada usus

akibat pembesaran uterus atau bagian presentasi juga dapat menyebabkan

konstipasi (Varney et al, 2007)

4. Sesak Napas

Seiring bertambahnya usia kehamilan, uterus mengalami pembesaran hingga

terjadi penekanan diagfragma. Selain itu diagfragma ini akan mengalami elevasi

kurang lebih 4 cm selama kehamilan (Varney et al, 2007).

5. Nyeri Ulu Hati

Nyeri ulu hati sangat umum ditemui selama kehamilan terutama pada trimester

tiga. Gejalanya berupa rasa terbakar atau nyeri pada area retrosternum dada,

terutama saat sedang berbaring. Jika berkepanjangan, nyeri ini mungkin


merupakan gejala refluks esofagitis akibat regurgitasi isi lambung yang asam.

Pada ibu hamil nyeri ulu hati disebabkan oleh pengaruh berat uterus selama

kehamilan yang mengganggu pengosongan lambung, juga karena pengaruh

progesteron yang yang merelaksasi spingter esofagus bawah (kardiak). Salah

satu penangannya yaitu menganjurkan ibu untuk menggunakan bantalan saat

tidur, caranya menompang uterus dengan bantal dibawahnya dan sebuah bantal

diantara lutut pada waktu berbaring miring (Varney et al, 2007).

6. Kram Tungkai

Perbesaran uterus menyebabkan penekanan pada pembuluh darah panggul,

sehingga dapat mengganggu sistem sirkulasi atau sistem saraf, sementara sistem

saraf ini melewati foramen obsturator dalam perjalanan menuju ekstremitas

bagian bawah (Varney et al, 2007).

7. Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung bawah adalah nyeri punggung yang terjadi pada daerah

lumbosakral/ lumbar (daerah tulang belakang punggung bawah). Nyeri ini

disebabkan oleh berat uterus yang semakin membesar yang mengakibatkan

pergeseran pusat gravitasi mengarah kearah depan, seiring dengan ukuran perut

yang semakin membuncit. Hal ini menyebabkan postur tubuh ibu berubanh, dan

memberikan penekanan pada punggung (Varney et al, 2007).

C. STANDART ASUHAN KEBIDANAN DAN MODEL PENDOKUMENTASIAN


1. PENGKAJIAN
Anamnesis
 Identitas pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat pendidikan.
Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20 – 30 tahun. Pada kehamilan usia
remaja, apalagi kehamilan diluar nikah, kemungkinan ada unsur penolakkan psikologis
yang tinggi. Tidak jarang pasien meminta aborsi. Usia muda juga faktor kehamilan
resiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi obstetri seperti preeklampsi,
ketuban pecah dini, persalinan preterem, abortus.
 Keluhan Utama
Sadar / tidak akan kemungkinan hamil, atau ada keluhan / masalah lain yang dirasakan.
 Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
- Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada aminorea, kapan hari pertama
haid terakhir. Siklus haid biasanya berapa hari. Hal ini penting untuk
memperkirakan usia kehamilan menstrual dan memperkirakan saat persalinan
menggunakan rumus neagle (h + 7b - 3 + x + 1mg) untuk siklus 28 +x hari
- Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini sebelumnya atau belum
(jika sudah, berarti ini bukan kinjungan antenatal pertama, namaun tetap penting
untuk data dasar ini sial pemeriksaaan kita).
 Apakah ada keluhan / masalah dari sistem organ lain, baik yang berhubungan fisiologis
kehamilan maupun tidak.
 Riwayat penyakit dahulu
Riwayat penyakit sistemik dan yang mungkin mempengaruhi atau diperberat oleh
kehamilan (penyakit jantung, paru, ginjal, hati, DM), riwayat alergi makanan / obat
tertentu dan sebagainya. Ada / tidaknya riwayat operasi umum/lainnya maupun
kandungan miomektom, sectio cesrea dan sebagainya.
 Riwayat penyakit keluarga
Riwayat penyakit sistemik, metabolik, cacat bawaan, dan sebagainya.
 Riwayat khusus obstetri gynekologi
- Adakah riwayat kehamilan/persalinan/abortus sebelumnya (dinyatakan dengan kode
G P A, gravida/para/abortus), berapa jumlah anak hidup.
- Ada/tidaknya masalah – masalah pada kehamilan /persalinan sebelumnya seperti
prematuritas, cacat bawaan, kematian janin, perdarahan dan sebagainya.
- Penolong persalinan terdahulu, cara persalinan, pnyembuhan luka persalinan,
keadaan bayi saat baru lahir, berat badan lahir bila masih ingat.
- Riwayat menarche, siklus haid, ada/tidak nyeri haid atau gangguan haid, ada/tidaknya
nyeri haid atau gangguan haid lainnya, riwayat kontrasepsi, lama pemakaian, ada
masalah/tidak.
 Riwayat sosial / ekonomi
Pekerjaan, kebiasaan, kehidupan sehari – hari.
Pemeriksaan fisik
Status generalis/pemeriksaan umum
- Penilaian keadaan umum, komunikasi/kooperasi. Tanda vital (tekanan darah, nadi, suhu,
pernapasan), tinggi/berat badan. Kemungkinan resiko tinggi pada ibu dengan tinggi ,145
cm, berat badan , <45 kg atau >75 kg.
- Batas hipertensi pada kehamilan yaitu 140/909 mmHg (nilai diastolik lebih bermakna untuk
prediksi sirkulasi plasenta).
- Kepala ada/tidaknya nyeri kepala (anemia headache nyeri frontal, hypertensive/tension
headache nyeri suboksipital berdenyut).
- Mata konjungtiva pucat/tidak, sklera iterik/tidak inpeksi
- Muka : cholosma gravidarum, keadaan selaput mata, oedema pada muka.
- Mulut /THT ada tanda radang/tidak, lendir, perdarahan gusi, gigi geligi.
- Leher : keadaan kelenjar gondok, keadaaan kelenjar limfa dan lain – lain.
- Vulva : keadaan perinium, varises tanda chadwick, condiloma dan lain – lain.
- Ekstremitas diperiksa terhadap oedema, pucat, sianosis, varises, simetris (kecurigaan polio,
mungkin terdapat kelainan bentuk panggul).
- Jika ada luka terbuka atau focus infeksi lain harus dimasukkan menjadi masalah dan
direncanakan penatalaksanaannya.

Status obstetricus / pemeriksaan obstetric


Abdomen
Inspeksi : mulai dari ujung rambut (muka) sampai keujung kuku (kaki)
Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan dengan
palpasibimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus, pada kehamilan
lebih besar diatas 24 minggu, tinggi fundus dapat diukur dengan pita ukur
sentimeter, jarak antara fundus uteri dengan tepi atas sympisis os pubis).
Palpasi tujuannya untuk menentukan :
- Besarnya rahim dan dengan ini menentukan tuanya kehamilan.
- Menentukan letak anak dalam rahim.
Pemeriksaan palpasi leopold dilakukan dengan sistematika leopold 1 s/d leopold IV.
Hasil pemeriksaan palpasi dituli sebagai berikut :
1.L.1 = PERTENGAHAN PUSAT-PX/teraba.........kepala/bokong
2.L.II = PU-KA/PU-KI
3.L.III = LET-KEP / LET-BO / LET-LI, U
4.L.IV = 1/5,2/5……dst, konvergen, sejajar, divergen
Mc.Donald : ..........Cm (kehamilan > 24 minggu)
Perkusi : Reflek patella (+) kanan atau kiri
Auskultasi : DJJ (+)
- 120 – 160 x/menit
- <120 x /menit
- >160 x/menit

II. Identifikasi Diagnosa, Masalah, dan Kebutuhan


DX : Ibu G P A hamil...... minggu, janin tunggal hidup presentasi kepala

Masalah : tidak ada

Kebutuhan :
- Dukungan keluarga serta perhatian dari keluarga
- Membimbing tentang perawatan payudara.
- Motivasi hidup sehat (gizi, istirahat, personal hygiene).
- Informasi tentang kondisi ibu dan janin

III. Antisipasi Diagnosa / Masalah Potensial


Langkah ini penting dalam melakukan asuhan yang aman dimana langkah ini penulis dapat
mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial berdasarkan diagnosa atau masalah yang
sudah teridentifikasi. Pada langkah ini penulis dapat membuat antisipasi bila mungkin
pencegahan.

IV. Identifkasi Kebutuhan yang memerlukan penanganan segera


Kesinambungan dari proses manajemen kebidanan langkah III. Baik itu kolaborasi,
konsultasi, dengan dokter dan tenaga kesehatan lainnya berdasarkan kondisi pasien.

V. Rencana tindakan
Pada lengkah ini rencana asuhan yang menyeluruh tidak saja meliputi yang sudah
teridentifikasi atau setiap masalah yang berkaitan, tetapi juga dari kerangka konsep
pedoman antisipasi terhadap klien tersebut seperti asuhan mandiri, penyuluhan,
anjuran/konseling, tes diagnostik/laboratorium. Follow up atau rujuk bila ada masalah
patologi. Pada langkah ini jika ada informasi/data yang tidak bisa dilengkapi juga bisa
mencerminkan rasional yang benar.
VI. Pelaksanaan
Melaksanakan apa yang telah direncanakan pada langkah V secara langsung ke klien sesuai
protap. Bila mendapat kesulitan bisa berkolaborasi dengan dokter. Kaji ulang terhadapa
tindakan yang belum terlaksana dan yang telah terlaksana.

VII. Evaluasi
Langkah ini sebagai pengecekan apakah rencana asuhan tersebut efektif dalam pelaksanaan
dan menghasilkan kemajuan pada setiap tindakan. Apakah kehamilan berlangsung normal
dari trimester 1 hingga akhir kehamilan.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
DI POLI KIA PMB MIE YUNI

Hari/ Tanggal : Senin, 10 Desember 2019


Jam : 08.30 wib

IDENTITAS PASIEN :
Status : Suami/……….
1. Nama : Ny. “K” 1. Nama : Tn “M”
2. Umur : 23 tahun 2. Umur : 25 tahun
3. Agama : Islam 3. Agama : Islam
4. Pendidikan : SMA 4. Pendidikan : SMA
5. Pekerjaan : IRT 5. Pekerjaan : Supir
6. Suku Bangsa : Madura 6. Suku Bangsa : Madura
7. Alamat : Kampek 7. Alamat : Kampek

1. PENGKAJIAN DATA
a. Data subyektif

1. Keluhan Utama :
Ibu datang ke bpm ingin memeriksakan kehamilannya, ibu mengatakan sering kencing.
2. Riwayat Kesehatan
a. Sekarang
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menular, dan menahun seperti : DM
Hypertensi, Hepatitis dan HIV
b. Dahulu
Ibu tidak memiliki riwayat penyakit menurun, menular, dan menahun seperti : DM,
Hypertensi, Hepatitis dan HIV
c. Keluarga
Dalam keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit menurun, menular, dan
menahun seperti : DM, Hypertensi, Hepatitis dan HIV
3. Riwayat Kehamilan Sekarang
- HPHT : 30 Maret 2019
- Status TT 2 ( januari 2018 )
- Terakhir kali merasakan gerakan janin : tadi pagi jam 08.00 wib gerakan janin aktif
- Selama kehamilan ibu melakukan ANC 5 kali
a. TM I
Kunjungan : 1x ( usia kehamilan 9-10 minggu ) di PMB Mie Yuni.
Keluhan : mual, pusing
Penyuluhan (HE) : makan sedikit tapi sering, makanan gizi seimbang (Nasi,
sayur,lauk,buah dan susu) , P4K, hubungan sexual, dan
aktivitas
Therapy : kalk 1x2gr, vit B complex 3x0,5mg, asam folat 1x2mg
b. TM II
Kunjungan : 2x ( usia kehamilan 13-14 minggu dan 23-24 minggu ) di
PMB Mie Yuni.
Keluhan : Tidak ada
Penyuluhan (HE) : Tanda Bahaya Kehamilan, therapy yang pernah di dapat
kalk 1x2gr, vit B complex 3x0,5mg, asam folat 1x2mg
Therapy : fe 1x 60mg , kalk 1x2gr
c. TM III awal
Kunjungan : 1x ( usia kehamilan 28-29 minggu ) di PMB Mie Yuni.
Keluhan : Tidak ada
Penyuluhan (HE) : Ketidak nyamanan pada TM I1I, Tanda Bahaya
Kehamilan,Tanda dan Persiapan Persalinan, therapy yang
pernah di dapat fe 1x 60mg , kalk 1x500mg
Persiapan Persalinan : Penolong Bidan, Tempat PMB Mie Yuni, Pendamping
Suami. Dan keluarga..
Therapy : fe 1x 60mg , kalk 1x500mg, injeksi TT 3
d. TM III
Kunjungan saat ini : Usia kehamilan 36 minggu 3 hari. Di PMB Mie Yuni
Keluhan : Sering kencing
e. Pemeriksaan Laboratorium ( tanggal 03 Desember 2019 )
a. Darah : b. Urine :
Hasil : Gol Darah :O Albumin : negatif
HB : 11,6 gr/dl Reduksi : negatif
HIV : Non Reaktif
SHYPILISIS : Non Reaktif
HBsAg : Non Reaktif
4. Riwayat Kehamilan, Persalinan, dan Nifas yang lalu
Hamil Persalinan Nifas
ke- Tgl U Jenis Peno Komplikasi J BB Perdar Lakt Kompl
Lahir K Persalinan long Ibu Bayi K Lahir ahan asi ikasi
H A M I L I N I

5. Riwayat Perkawinan
Lama menikah 2 tahun, 1x menikah

6. Riwayat Kontrasepsi yang Digunakan :


No Jenis Mulai Memakai Berhenti / Ganti Cara
kontrasepsi Tgl Oleh Tempat Keluhan Tgl Oleh tempat Alasan
Tidak pernah
mengikuti Kb
apapun

7. Keadaan Psiko, Sosio, dan Spiritual (Kesiapan Menghadapi Proses Persalinan)


Kehamilan ini diingikan dan keluarga memberi dukungan, ibu bahagia dan
mengharapkan kehamilan ini.
8. Activity Daily Living
a. Nutrisi : makan 3- 4 kali/hari, tidak ada keluhan, porsi makan sedang,
minum cukup, tidak ada alergi makanan.
b. Eliminasi : BAK 12-13 kali/hari, sering kencing
c. Istirahat (tidur) : tidur malam sekitar 5-6 jam,sering bangun tengah malam
karena sering kencing dan jarang tidur siang,
d. Personal hygiene : ibu menganti celana dalam 4-5 kali atau tiap basah dan tiap habis
BAK mengeringkan dengan handuk/tissue
e. Seksualitas : Ibu mengatakan seperti biasa.
f. Kebiasaan merokok, minum obat dan jamu : ibu hanya meminum obat dari puskesmas
teratur, tidak meminum jamu, tidak pijat perut dan tidak merokok
b. Data Objektif
9. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 100/70 mMHg RR : 22 x/menit
Suhu : 36,5 0 C Nadi : 86 x/menit
d. Berat Badan
Sebelum hamil : 47 kg
Kunjungan lalu : 56 kg
Kunjungan ini : 57 kg
e. Tinggi Badan : 150 cm
f. IMT : 19 kg/m
g. LILA : 25 cm
10. Pemeriksaan Fisik
a. Wajah : Tidak Oedema, Tidak Pucat
b. Mata : Konjungtiva merah muda, Sklera Putih
c. Leher : Tidak ada pembesaran Vena jugularis, Kelenjar limfe & tyroid
d. Dada (payudara) : Puting susu menonjol, bersih kolostrum sudah keluar
e. Abdomen
1) Inspeksi : tidak ada bekas operasi
2) Palpasi :
a) Leopold 1 : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
b) Leopold 2 : teraba keras, datar, memanjang seperti papan ( Punggung ) di bagian
kanan perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil janin ( ekstermitas) pada bagian
kiri perut ibu
c) Leopold 3 : teraba keras, bulat melenting, dapat di goyangkan (kepala)
d) Leopold 4 : kepala sudah masuk PAP ( convergen )
e) TFU Mc.Donald: 29 cm
f) Taksiran Berat Janin : (29-11)x 155 = 2790 gr
3) Auskultasi : DJJ 150 x/menit
f. Genetalia Eksterna dan Anus : Tidak ada varises, tidak ada kelenjar bartolini
dan anus tidak ada haemoroid
g. Ekstremitas : Tidak ada oedema dan varices pada kaki dan
tangan
2. INTERPRESTASI DATA DASAR
a. Diagnosa Kebidanan : GI P0000 AB000 UK 36 minggu 3 hari, hidup, tunggal,
intra uterin, letkep, kesan jalan lahir normal dengan kehamilan fisiologis.
b. Data subjektif : ibu ingin memeriksakan kehamilannya dan ini
merupakan kehamilan pertama.dan ibu mengatakan sering kencing.
HPHT : 30 Maret 2019.
Data objektif : Tekanan Darah : 100/70 mMHg
RR : 22 x/menit
Suhu : 36,5 0 C Nadi : 86 x/menit
Berat Badan
Sebelum hamil : 47 kg
Kunjungan lalu : 56 kg
Kunjungan ini : 57 kg
Tinggi Badan : 150 cm
Pemeriksaan Fisik
Abdomen
Inspeksi : tidak ada bekas operasi
Palpasi :
Leopold 1 : teraba bulat, lunak, tidak melenting (bokong)
Leopold 2 : teraba keras, datar, memanjang seperti papan ( Punggung ) di bagian
kanan perut ibu dan teraba bagian-bagian kecil janin ( ekstermitas) pada bagian
kiri perut ibu
Leopold 3 : teraba keras, bulat melenting, dapat di goyangkan (kepala)
Leopold 4 : kepala sudah masuk PAP ( convergen )
TFU Mc.Donald: 29 cm
g) Taksiran Berat Janin : (29-11)x 155 = 2790 gr
Auskultasi : DJJ 144 x/menit
c. Masalah : Ibu mengatakan tidak nyaman dengan keadaan ini
karena sering kencing.
d. Kebutuhan : Konseling Ketidaknyamanan Pada Masa Kehamilan
3. IDENTIFIKASI DIAGNOSIS(MASALAH POTENSIAL DAN ANTISIPASI)
Tidak ada.
4. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
Tidak ada.
5. RENCANA TINDAKAN
1. Jelaskan kepada ibu hasil pemeriksaan.
R/ : agar ibu mengetahui kesehatan dirinya
2. Jelaskan kepada ibu tentang keluhan yang di alami yaitu sering BAK adalah fisiologi
R/ : agar ibu tidak khawatir terhadap keluhan yang di alami saat ini
3. Jelaskan kepada ibu tentang keluhan trimester 3

R/ : agar ibu lebih paham dan mengerti perubahan fisiologi terhadap kehamilan trimester
3
4. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup seperti, tidur siang : minimal 1-2 jam/ hari,
tidur malam : 7-8 jam / hari.
R/ : untuk meningkatkan kesehatan fisik dalam masa kehamilan
5. Anjurkan ibu untuk menjaga kebersihan pada daerah kemaluan (genetalia)agar tidak
lembab

R/ : untuk mencegah tersebarnya kuman dari anus ke vagina atau uretra


6. Jelaskan kepada ibu tentang tanda – tanda masalah pada masa kehamilan

R/ : Apabila ibu mengalami masalah pada masa kehamilan segera pergi ke tempat
tenaga kesehatan terdekat dengan didampingi suami atau keuarga
7. Beritahu kepada ibu untuk menyiapkan apa saja yang harus dipersiapan saat akan
melahirkan

R/ : Agar ibu mengetahui tentang persiapan yang harus dipersiapkan saat akan
bersalin
8. jelaskan kepada ibu tentang tanda awal persalinan

R/ : Jika terdapat tanda awal persalinan ibu segera meminta kepada suami atau keluarga
untuk pergi ketempat tenaga kesehatan terdekat
9. Berikan ibu resep
- Fe 1x60mg
- Kalk 2x500mg
R/ : untuk meningkatkan antioksidan serta mencegah anemia dan kekurangan
kalsium dalam proses tumbuh kembang janin
10. Anjurkan kepada ibu untukmelakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi yaitu tanggal 24
Desember 2019, atau jika ada keluhan
R/ : untuk memantau kesehatan ibu dan Follow up dari pasien atas intervensi yang sudah
diberikan.

6. IMPLEMENTASI
Hari / Tanggal : 10 Desember 2019
Jam : 09.00 wib
1. Menjelaskan kepada ibu bahwa hasil pemeriksaan ibu dan Janin baik atau dalam
batas normal ibu memahaminta.
2. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan yang di alami yaitu sering bak adalah
fisiologi/ hal yang normal. Sering bak pada ibu hamil trimester 3 disebabkan
karena janin yang dikandungnya semakin membesar dan menekan pada bagian
kandung kemih karena posisi janin sudah masuk pinggul.
Hasil : Ibu mengerti
3. Menjelaskan kepada ibu tentang keluhan trimester 3
a. Sulit tidur disebabkan beban tubuh yang terasa semakin berat, serta janin yang
semakin besar membuat ibu akan menjadi susah tidur, biasanya disertai posisi
tidur yang kurang nyaman
b. Payudara tersa nyeri disebabkan factor hormonal yang menjadi lebih aktif, dan
payudara akan mulai memproduksi ASI
c. Sering bak
d. Varises disebabkan karena pengaruh hormone kehamilan, rahim yang semakin
membesar, dan peningkatan jumlah darah sehingga membuat peregangan otot-
otot pada bagian lipatan kaki
e. Kram kaki disebabkan karena ibu kelelahan, rahim yang menekanyaraf
tertentu, atau penurunah sirkulasi darah dikaki

Hasil : Ibu mengerti tentang keluhan di akhir kehamilannya.


4. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup seperti, tidur siang : minimal 1-2
jam/ hari, tidur malam : 7-8 jam / hari.
Hasil : Ibu mengerti dan akan mengikuti untuk istirahat cukup
5. Menganjurkan ibu untuk menjaga kebersihan pada daerah kemaluan
(genetalia)agar tidak lembab, segera bersihkan area kemaluan saat setelah bak
hingga kering menggunakan lap atau handuk kering dari arah depan kebelakang
tujuannya utuk mencegah tersebarnya kuman dari anus kevagina atau uretra
Hasil : ibu akan menjaga kebersihan pada daerah kemalua
6. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda – tanda masalah pada masa kehamilan
a. Demam, menggigil dan berkeringat
b. Terasa sakit saat kencing, keluar keputihan disertai gatal-gatal pada
daerah kemaluan
c. Batuk lama > 2 minggu
d. Jantung berdebar atau nyeri dada
e. Diare berulang
f. Sulit tidur dan cemas berlebihan
g. Sering kencing
Hasil : ibu mengerti tentang masalah lain pada masa kehamilan
7. Memberitahu kepada ibu untuk menyiapkan apa saja yang harus dipersiapan saat
akan melahirkan
a. Mmastikan ibu tau tanggal perkiraan persalinannya.
b. Menyiapkan biaya, kartu jamkesnas, kartu BPJS (jika ada)
c. Rencana tempat persalinan
d. Menyiapkan KTP, Kartu Keluarga, dan keperluar untuk ibu dan bayinya
yang akan dilahirkan
e. Siapkan pendonor lebih dari 1 orang
f. Menyiapkan kendaraan jika sewaktu-waktu diperlukan
g. Pastikan ibu hamil dan keluarga sudah menyepakati amanat persalinan
dalam stiker P4K dan sudah ditempelkan didepan rumah ibu hamil
h. berencana ikut Keluarga Berencana setelah bersalin
Hasil : ibu mengerti tentang persiapan yang harus dipersiapkan saat akan
bersalin
8. Menjelaskan kepada ibu tentang tanda awal persalinan
a. Perut mulas-mulas yang teratur, timbulnya semakin sering dan lama
b. Keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir atau keluar air ketuban dari
jalan lahir
Hasil : ibu mengerti tanda awal persalinan
9. Memberikan ibu obat dan menjelaskan cara minumnya.
- Fe 1x60mg
- Kalk 2x500mg
- Hasil : ibu mengambil obat dan mau meminumnya.
10. Menganjurkan kepada ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu lagi yaitu
tanggal 24 Desember 2019, atau jika ada keluhan
11.
Hasil : ibu akan melakukan kunjungan ulang

7. EVALUASI
Tanggal / 10 Desember 2019 Jam 09.15 wib
Konseling Kehamilan Trimester 3 pada Ny “K” sudah dilakukan oleh petugas,
pasien mengerti tentang penjelasan yang diberikan oleh petugas terbukti pasein
mampu mengulang kembali penjelasan yang diberikan dan pasein bersedia
mengikuti anjuran petugas dan bersedia untuk control ulang 2 minggu lagi
BAB IV
PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif ibu memiliki usia 23 tahun.


Artinya, dari aspek usia ibu memenuhi kriteria usia reproduksi untuk hamil. Hal ini
sesuai teori yang dikemukakan Stickler (2014) bahwa usia reproduksi ideal wanita
adalah 20 -35 tahun.menurut Skor Puji Rohyati bahwa wanita yang hamil di atas umur
35 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kompilkasi kehamilan .
menrut aspek umur pada Ny “K”tidak ada kesenjangan teori dan fakta dalam kasus
ini.
Keluhan yang dirasakan pada ‘K” adalah sering kencing hal ini dipengaruhin
oleh penurunan bagian terendah janin. Menurut Teori Varney tahun 2009 keluhan
yang serimg dirasakan oleh ibu hamil pada trimester III peningkatan frekuwensi
berkemih hal ini dipengaruhi oleh adanya aliran balik vena dari extremitas difasilitasi
saat wanita sedang berbaring pada posisi lateral rekumben karna uterus tidak lagi
menekan pembuluh darah panggul dan vena cava inferior. Sehingga dari jkasus yang
dialami Ny K tidak ada kesenjangan antara fakta dan teori.
Dalam kasus ini, Ny.’K” persiapan gizi selama kehamilan sudah memenuhi
gizi seimbang dan ibu mengkomsi asam folat danFe lebih dari 90 tablet. sesuai teori
yang mengemukakan sangat penting di komsumsi ibu hamil intuk mencegah anemia
dan pencegahan stunting serta cacat bawaan pada anak,.. Dalam hal ini tidak ada
kesenjangan antara teori dan fakta yang ditemukan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengkajian data subjektif dan objektif Ny.K berada
dalam usia reproduksi yang sehat . Dalam masa kehamilan komsumsi feros
dan asam folat disarankan kepada ibu hamil serta pemeriksaan Anc terpadu
wajib dilakukan untuk mendeteksi komplikasi kehamilan secara dini.
6.2 Saran
Bidan atau tenaga kesehatan lainnya pelayanan kehamilan yang
dilakukan pada kehamilandengan 10 T( pemeriksaan BB/Tb, pengukuran
tensi darah, pengukuran lila, pengukuran TFU, presentasi DJJ, Imunisasi TT
dan pemberian Fe, pemeriksaan Laboraturium , penatalaksanaan kasus dan
temu wicara wajib dilakukan pada ibu hamil
Bagi masyarakat, sebaiknya turut aktif dan mandiri dalam perbaikan
kesehatan diri guna mencapai kesehatan jasmani dan rohani ibu
DAFTAR PUSTAKA

B. Subiyatin. 2017. Asuhan Kebidanan Kehamilan Untuk Kebidanan.


Jakarta :
Bina Pustaka.

Bayu Irianti, dkk. 2013. Asuhan kebidanan berdasarkan Bukti. Jakarta :


CV Sagung Seto.

Dewi Dan Sunarsih. 2011. Asuhan Kebidanan Kehamilan Untuk


Kebidanan. Jakarta : Salemba Medika.

Gusti Ayu Mandiwati. 2017. Askeb Kehamilan berbasis Kompetensi.


Jakarta :
Rineka Cipta.

Kemenkes RI 2014. Pelayanan Antenatal Terpadu (Hal 25). Jakarta :


Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2012. Bku KIA. Jakarta : Kemenkes RI.

Kemenkes RI. 2015. Profil Kesehatan 2015. Jakarta : Kemenkes RI.

Nurul Jannah. 2012. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Kehamilan.


Yogyakarat : CV Andi Ofset

Prawirohardjo Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta : PT Bina Pustaka.

Sulistiwati. 2009. Askeb Pada Masa Kehamilan. Jakarta : Salemba Medika.


Wildan 2011. Daftar Nomenklatur Kebidanan. Jakarta : EGC.

Wulan Junita, dkk. 2018. Asuhan Kebidanan Komprehensif Jantung. Jakarta


:
EGC

Anda mungkin juga menyukai