Proposal Pengoptimalan Penggunaan Auxiliary Power1
Proposal Pengoptimalan Penggunaan Auxiliary Power1
i
2.7.2 Kebutuhan Sistem ........................................................................... 14
i
BAB I – PENDAHULUAN
i
membantu mengurangi emisi gas buang dikarenakan meningkatnya nett plant
heat rate.
i
1.6 Metode Penyelesaian masalah
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut:
1.6.1 Metode Studi Lapangan
Metode ini berguna untuk pengambilan data dan pengamatan objek
yang akan dibahas secara langsung di lapangan. Bentuk pengambilan
data berasal dari parameter-parameter yang terbaca secara langsung
dilapangan.
1.6.2 Metode Studi Literatur
Metode ini berguna untuk menambah pengetahuan tentang objek yang
akan dibahas dengan cara mengumpulkan, membaca dan mempelajari
serta dapat membandingkan dengan aktualnya. Bentuk metode ini
berasal dari buku-buku, softcopy, manual book, jurnal yang dapat
menunjang informasi tentang objek yang akan dibahas.
1.6.3 Metode Wawancara
Metode ini untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara
tanya-jawab secara langsung kepada tenaga ahli yang berhubungan
dengan objek yang akan dibahas.
i
Bab ini berisi pendahuluan dari tugas ahkhir yang terdiri dari latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, lokasi
objek tugas akhir, metode penyelesaian masalah, dan manfaat
penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi informasi dasar dari objek tugas akhir yang dapat
mendukung penulisan tugas akhir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metode yang digunakan penulis dalam proses Tugas
Akhir ini.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisa data yang dilakukan oleh penulis untuk
menyelesaikan permasalahan dan membahas secara terperinci.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh hasil analisa yang telah
dilakukan oleh penulis. Isi kesimpulan harus menjawab permasalahan
dan tujuan yang telah ditetapkan oleh penulis dalam mengerjakan
tugas akhir. Serta isi saran-sarannya yang berkaitan dengan tugas
akhir.
i
BAB II – TINJAUAN PUSTAKA
540°C
Udara luar yang dihisap disaring melalui Air Intake Filter dan
dinaikan tekanannya oleh kompresor terlebih dahulu, kemudian
setelah itu udara kompresi ini masuk ke ruang bakar dan bersamaan
dengan itu Fuel Gas dialirkan ke ruang bakar dengan menggunakan
kompresor. Kompresor ini juga berfungsi untuk menaikkan tekanan
i
Fuel Gas sesuai yang ditentukan. Lalu Fuel Gas melalui nozzle masuk
kedalam ruang bakar sehingga udara dan Fuel Gas tercampur. Pada
awal start up, pembakaran dilakukan menggunakan pemantik Ignition
(busi). Campuran udara dan Fuel Gas terbakar di ruang bakar secara
terus menerus dan menghasilkan gas panas yang memiliki energi
kinetis. Energi kinetis gas panas kemudian diarahkan oleh sudu–sudu
tetap dan menabrak sudu–sudu gerak turbin sehingga menghasilkan
daya putar poros.
Daya putar poros ini kemudian digunakan untuk memutar
generator dan menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan ini
kemudian dinaikan tegangannya melalui transformator step up ke 500
KV untuk kemudian ditransmisikan ke sistem jaringan Jawa Bali.
Sementara itu sisa gas panas dibuang melalui cerobong asap Gas
Turbine. Cerobong asap ini sudah dirancang dengan ketinggian
tertentu sehingga gas buang dapat terdispresikan di udara bebas.
Siklus ini disebut Open Cycle (Opened Cycle).
2.1.2 Mekanisme Siklus Kombinasi (Combined Cycle)
Suhu gas buang mencapai 540°C dapat dimanfaatkan untuk
memanaskan air suling (demineralization water) yang ada didalam
tubing-tubing HRSG sehingga menjadi uap dengan menggunakan
peralatan Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Sebelum masuk
ke HRSG, air suling masuk ke Feed water tank dan Deaerator untuk
mengikat kandungan oksigen dalam air yang dapat merusak tubing-
tubing ataupun sudu turbin. Air pengisi dipompakan ke HRSG dalam
dua tekanan (high pressure dan low pressure) dengan pompa yang
berbeda. Air suling di dalam pipa-pipa mendapat panas secara
konveksi oleh gas panas yang bersentuhan saat melalui pipa-pipa
tersebut. Dari proses ini dihasilkan uap tekanan rendah (low pressure
steam) dan Uap Tekanan Tinggi (high preasure steam). Uap tekanan
tinggi masuk ke turbin tekanan tinggi (HP turbine) dan menghasilkan
energi mekanik berupa putaran poros. Uap keluaran dari Hp turbine
dan uap tekanan rendah dari low pressure HRSG masuk ke turbin
i
tekanan rendah (LP turbine). Putaran poros turbin terkopel dengan
poros yang ada di generator sehingga dapat menghasilkan energi
listrik.
Energi listrik ini kemudian dinaikkan tegangannya melalui
transformer 500 KV dan terhubung dengan jaringan kelistrikan Jawa
Bali. Adapun uap-uap keluaran dari low pressure turbine didinginkan
oleh Kondenser sehingga berubah fasa menjadi air kembali.
Kemudian uap yang telah berubah fasa menjadi air ditampung di
hotwell. Didalam kondensor ini, air penambah dari Make up water
tank akan diisi kedalam hotwell untuk menjaga level air dan
penambah air karena adanya losses dalam siklus. Lalu air dalam
hotwell ini dipompakan kembali ke Feed water tank sehingga
membentuk sebuah Closed Cycle. Penggabungan kedua siklus
tersebut (Open Cycle dan Closed Cycle) disebut Siklus Kombinasi
(Combined Cycle) atas dasar inilah PLTGU yang kita kenal dalam
dunia internasional disebut Combined Cycle Power Plant
(Pembangkit Listrik Siklus kombinasi ).
i
impeller dapat berputar untuk mengalirkan air. Seiring waktu penggunaan
konsumsi listrik akan meningkat karena berbagai faktor.
2.3 Pompa
Aliran fluida yang berlangsung di setiap industri/pabrik tidak terlepas dari
peranan pompa. Terlebih lagi apabila fluida tersebut akan dialirkan ke tempat
yang lebih tinggi. Semakin besar massa fluida yang akan dialirkan, maka akan
semakin besar pula tenaga dorong pompa yang dibutuhkan. Pompa yang
digunakan di industri beragam, baik dari sisi jenis, merek, maupun
kapasitasnya. Hal ini bergantung kepada kebutuhan di industry tersebut dalam
memindahkan fluidanya.
Pada umumnya pompa dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu roto-
dynamic atau centrifugal dan positive displacement. Pompa roto-dynamic
(centrifugal) mengubah energi ke fluida dengan menggunakan putaran
impeller. Fluida masuk kedalam pompa melalui titik isap ke dalam pusat
(mata) impeller, kemudian fluida ini dipercepat ke kecepatan tinggi melewati
diffuser untuk mengkonversi velocity head ke dalam pressure head sebelum
keluar ke discharge pompa.
Pompa positive displacement (PD) adalah mesin pompa dengan laju alir
tetap (constant flow machines). Dua jenis pompa PD meliputi pompa
reciprocating dan pompa rotary. Laju alir pompa jenis PD ini secara umum
proporsional dengan kecepatan putaran pompa, membuatnya ideal untuk
pengaturan aliran dengan variable speed. Pompa ini digunakan untuk tekanan
tinggi dan untuk fluida yang kental (viscous fluids).
i
tinggi kedua reservoir tersebut. Sedangkan pada sistem tertutup secara terus-
menerus dan berputar untuk menghasilkan sirkulasi fluida. Beban pompa pada
sistem ini didominasi oleh gesekan fluida dlaam pipa maupun katup yang
dilaluinya.
Optimasi sistem pompa adalah suatu pendekatan sistematis untuk
mengevaluasi penggunaan energi yang tinggi dari pompa untuk
mengidentifikasi potensi penghematan energinya. Langkah awal dari usaha
optimasi sistem pompa ini adalah pre-screening yang akan dilanjutkan dengan
assessment operasional sistem pompa di lapangan. Setelah dilakukan
prescreening pada sistem pompa, potensi penghematan energi dari sistem
pompa yang terpilih ditentukan dengan melakukan pengukuran tekanan, laju
alir, dan energi listrik yang dikonsumsi pompa di lapangan. Data pengukuran
yang diperoleh akan dikombinasikan dengan data operasional sistem pompa
untuk menentukan baseline penggunaan energi dan kebutuhan sistem pompa
yang sebenarnya.
Dalam memulai analisa pengoptimalan penggunaan energi pada pompa
perlu mengikuti pola sebagai berikut:
1 Memerlukan justifikasi finansiil
2 Mempertimbangkan Life Cycle Costs (LCC) yang meliputi biaya-
biaya:
pembelian pompa
installasi & commissioning
Energi
operasional lainnya
perawatan
saat terjadi kerusakan pompa
Decommissioning
lingkungan
Gambaran umum LCC untuk pompa seperti dalam diagram pada Gambar 9-5.
i
Gambar 2.2 Tipikal Life cycle cost – 200 kW pompa dan motor.
Dari diagram diatas dapat terlihat bahwa biaya terbesa pada sistem pompa
adalah biaya energi untuk mengoperasikan pompa tersebut. Dengan demikian
maka usaha konsesrvasi energi untuk sistem pompa merupakan langkah serius
yang harus dilakukan untuk mendapatkan sistem yang optimal.
Langkah terbaik yang dianjurkan dalam melakukan program penghematan
energi pada sistem pompa adalah melakukan tiga langkah pendekatan saat
prescreening dan assessment yang meliputi:
1 Initial pre-screening yang didasarkan pada ukuran, waktu operasi, dan
jenis pompa;
2 Secondary pre-screening untuk memfokuskan kepada sistem di mana
potensi penghematan energi secara signifikan terlihat;
3 Melakukan evaluasi terhadap potensi penghematan dan kuantifikasi
potensi penghematan energi yang akan didapatkan.
Untuk memberikan gambaran pada sistem pompa secara lengkap ke dalam
diagram maka ditampilkan sistem pompa dengan menggunakan adjustable
speed drive dalam upaya melakukan usaha penghematan energi.
i
Gambar 2.3 Pendekatan sistem pompa
Dari diagram diatas, pada setiap interface akan terjadi inefisiensi. Hasil
akhir (ultimate goal) harus dimaksudkan untuk memaksimalkan overall cost.
Effectiveness dari sistem pemompaan atau dinyatakan dalam berapa banyak
aliran fluida yang dihasilkan per unit input energi nya. Secara garis besar
pembahasan Optimasi Sistem Pompa ini dapat disampaikan sebagai usaha
meningkatkan efisiensi di masing-masing elemen yang tertera dalam blok
diagram di atas sebagai berikut:
Utility system – rugi-rugi jaringan (sangat rendah)
Transformer – umumnya efisien
Breaker/starter – rugi-rugi bisa diabaikan
Adjustable speed drive – akan dibahas
Motor – akan dibahas
Coupling – rugi-rugi harusnya sangat kecil
Pump - akan dibahas
System - akan dibahas
Ultimate goal - akan dibahas
i
kecepatan aliran. Kurva pompa berubah dengan berubahnya kecepatan motor
penggerak, demikian juga terjadi pada kurva motornya sendiri.
Gambar 2.4 Typical High Efficiency Motor Curves 150 kW, 4-Pole.
i
dinegosiasikan. Ini untuk membuat prioritas dalam melakukan optimasi
sistem pompa. Tidak ketinggalan perlu disertakan tambahan biaya untuk
setiap perubahan pada sistem tersebut.
i
yang mana diperlukan untuk mendapatkan laju alir yang sama dengan
menutup by-pass dan juga melepaskan throttling valve.
Dari uraian ini perlu ditekankan bahwa penentuan boundary dari
sistem pompa adalah tahapan yang sangat menentukan dalam usaha
optimasi sistem pompa. Pertanyaan yang mungkin muncul dari contoh di
atas adalah mengapa sistem pompa tidak optimal? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut ada beberapa faktor yang harus dicermati, seperti:
Data dan asumsi-asumsi yang diambil pada sistem pompa tidak benar;
Penambahan faktor keamanan;
Penambahan komponen sistem yang baru;
Beban operasional pompa yang meningkat;
Perubahan suction head;
Kondisi proses yang dinamis;
Kerusakan pada sistem dan pompa;
Adanya pengaturan laju alir.
i
2.7.3 Parameter Desain dan Kondisi Operasi Aktual
Pompa Sentrifugal umumnya didesain untuk menangani kebutuhan
laju alir kondisi maksimalnya (kondisi puncak) dari satu sistem pompa.
Sayangnya kondisi puncak ini terjadi hanya pada periode waktu yang
singkat. Akibatnya pompa sering kali beroperasi pada laju alir yang
berkurang dari kondisi desainnya dan ini sering dilakukan dengan cara
throttled.
Sebagai contoh, cooling system harus menanggung beban puncak
pada saat cuaca panas tetapi banyak waktu beroperasi pada jam-jam
dengan beban rendah, sistem pompa limbah air yang didesain untuk
mampu memompa air hujan pada kondisi curah hujan tinggi.
i
Gambar 2.7 Optimasi penggunaan 2 pompa pada beban variasi.
i
2.8.2 Velocity Head
Velocity head (Hv) adalah sejumlah energi yang diperlukan untuk
menyebabkan air bergerak pada kecepatan yang ditentukan. Velocity head
memberitahukan kita seberapa banyak energi yang tersimpan dalam
bentuk energi kinetik. Ini bervariasi dengan kuadrat kecepatan fluid dan
juga dengan luasan yang digunakan untuk aliran tersebut. Pada
kebanyakan sistem, kecepatan fluida dijaga pada kondisi rendah untuk
membatasi besarnya velocity head. Rugi-rugi gesekan (frictional losses)
adalah proporsional dengan velocity head.
i
Gambar 2.9 Ilustrasi prinsip Bernoulli
i
diestimasikan berdasarkan pada sebuah persamaan yang disebut dengan
Darcy-Weisbach.
Gambar 2.11 Contoh kurva head system untuk sistem dengan friksi saja
i
Gambar 2.12 Contoh kurva head system untuk sistem dengan beban statis saja
Gambar 2.13 Pengaruh kurva head system akibat perubahan static head
Gambar 2.14 Pengaruh kurva head system akibat perubahan friction head.
i
2.9 Review Jurnal
Berdasarkan tinjauan refenrensi, penulis menemukan jurrnal yang
membahas tentang potensi penghematan energi pada auxiliary power:
Penelitian ini dilakukan oleh Supriadi Legino, tentang analisis potensi
penghematan pada PLTU unit 5 dengan audit energi pada motor pemakaian
sendiri di PT PJB Muara Karang. Jurnal tersebut membahas bagaimana cara
menurunkan prosentasi pemakaian sendiri pada PLTU 5 sebesar 0,5% dari
kondisi saat ini dan menemukan peluang penghematan energi pada PLTU unit
5. Dari data yang didapatkan, penelitian tersebut membuktikan bahwa terdapat
prosentase yang tinggi dalam pemakaian sendiri pada PLTU unit 5 yang
berasal dari Boiler Feed Pump. Kenaikan penggunaan energi listrik terjadi di
sebabkan oleh leakstrough pada valve sirkulasi yang menyebabkan BFP
bekerja lebih berat untuk memompakan air menuju drum.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Tejas N Raval dan Dr. R. N. Patel
tentang Optimization of Auxiliary power consumption of Combined Cycle
Power Plant. penelitian tersebut berisi tentang kebutuhan energi yang
meningkat dari hari ke hari. pembangkit listrik panas adalah sumber ukuran
energi untuk pembangkit listrik. Mereka juga ukuran pencemar lingkungan.
Dalam rangka untuk mengurangi pencemaran lingkungan baik konsumsi
energi harus dikurangi atau energi harus dihasilkan dengan efisiensi konversi
yang lebih tinggi. Di pembangkit listrik termal bagian dari energi yang
dihasilkan dikonsumsi oleh kompoen auxiliary (pompa dan fan yang terkopel
motor). Konsumsi daya ini sangat tinggi karena operasi miskin atau desain
yang buruk dari peralatan. Ada dua cara yang berbeda untuk meningkatkan
efisiensi baik dengan operasi yang efisien atau dengan konversi fasilitas.
Untuk meningkatkan kinerja pompa berbagai metode telah diusulkan dalam
penelitian ini. Ini termasuk impeller pemangkasan, de-pementasan dan
pemasangan variable frequency drive (VFD). Demikian pula metode untuk
meningkatkan efisiensi kompresor juga telah disarankan dalam penelitian ini.
Sebelum modifikasi data aktual dikumpulkan untuk pompa dan kompresor.
Daya dan efisiensi dihitung dan dibandingkan dengan nilai-nilai yang idela.
i
Atas dasar perbedaan dalam data di atas, metode untuk peningkatan kinerja
disarankan.
i
BAB III – METODE PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Data Lengkap
Pengolahan Data :
Perhitungan Pm
Perhitungan Ps
Perhitungan Ph
Perhitungan konsumsi energi dalam setahun
Analisa Data
Selesai
i
3.2 Perhitungan Static Head
i
𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦 = 𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 x 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒 (4)
Hal ini menunjukkan bahwa untuk menurunkan energi/biaya dapat
dilakukan dengan cara menurunkan run time, menurunkan flow rate, dan
menurunkan head.
i
Expansion joints
Tank inlets/outlets
Dengan kata lain hampir semua yang dilewati oleh fluida yang
dipompakan akan menimbulkan friksi termasuk fluidanya sendiri. Untuk
komponen pipa, frictional losses secara umum diestimasikan berdasarkan
pada velocity head.
𝑣2 (7)
Hf = 𝐾 x
2𝑔
Keterangan:
K = Loss coefficient
(𝑣 2 )/2g = velocity head, [m]
K adalah fungsi dari ukuran
valves adalah jenis valve
Berikut beberapa harga K untuk beberapa jenis valve.
i
Gambar 2.17 Kurva efisiensi pompa
Gambar 2.18 Hubungan antara Debit (Q) dengan Putara poros (N), Debit (Q) dengan
Diameter impeller (D)
i
𝑚3
Q = Debit, [ ]
𝑠
H = head [m]
Motor Power
Pm = √3 x 𝑉 x 𝐶𝑜𝑠 𝜙 (9)
Keterangan:
Pm = Motor power
V = Tegangan, [V]
I = Arus, [A]
𝐶𝑜𝑠 𝜙 = Faktor daya
Power input to the shaft
𝑃𝑠 = 𝑃𝑚 x 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑜𝑓 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 (10)
Keterangan:
Ps = power input to the shaft
i
3.9 Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
3.9.1 Pengumpulan Data Primer
Data primer yang dibutuhkan selengkapnya dapat dilihat pada
Lembar Isian SistemPompa pada Lampiran 1-9. Secara umum data primer
yang harus diperoleh – melalui engukuran – meliputi:
1 Laju alir fluida keluar dari Pompa, [ton/jam] atau [kl/jam]
2 Temperatur fluida keluar dari Pompa, [oC]
3 Tekanan masuk dan keluar pompa, [kg/cm2]
4 Head, [m]
5 Konsumsi energi listrik, [kVA atau kWh]
Laju Alir dan Temperatur Fluida
Laju alir dan temperature fluida diukur pada titik keluar dari pompa.
Sekiranya pompa tersebut sudah dilengkapi (oleh pihak industry)
dengan alat ukur 2 parameter disebutkan di atas dan berfungsi dengan
baik maka cukup mencatat data yang ditunjukan oleh alat-alat ukur
tersebut
Tekanan Masuk dan Keluar Pompa
Tim auditor mengukur (dan mencatat) data tekanan masuk dan keluar
pompa.
Head Pompa
Head total pada unit pompa terpasang.
Konsumsi Energi Listrik Pompa
Secara bersamaan dengan pengukuran, mengukur konsumsi energi
listrik pompa.
i
- Salinan catatan operasi (logsheet atau logbook) unit-unit pompa
selama 3 bulan Terakhir
- Dokumen perawatan atau modifikasi yang pernah dilakukan
- Permasalahan-permasalahan yang sering muncul akhir-akhir ini
- Prosedur Operasi Baku atau Standard Operating Procedure
SOP)
- Hasil uji kinerja (performance test) pada saat “komisioning”
menjelang serah Terima unit-unit pompa
3.10 Analisa Data
Analisis data yang dilakukan adalah analisa pengaruh temperatur
udara lingkungan terhadap unjuk kerja PLTG. Setelah dilakukannya
analisis maka dapat disimpulkan pada temperatur udara lingkungan berapa
yang dapat meningkatkan unjuk kerja pada PLTG dan treatment pada
udara seperti apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi
PLTG.
i
DAFTAR PUSTAKA