Proposal Pengoptimalan Penggunaan Auxiliary Power
Proposal Pengoptimalan Penggunaan Auxiliary Power
i
BAB I – PENDAHULUAN
1
membantu mengurangi emisi gas buang dikarenakan meningkatnya nett plant
heat rate.
2
1.6 Metode Penyelesaian masalah
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode pengumpulan data sebagai
berikut:
1.6.1 Metode Studi Lapangan
Metode ini berguna untuk pengambilan data dan pengamatan objek yang
akan dibahas secara langsung di lapangan. Bentuk pengambilan data
berasal dari parameter-parameter yang terbaca secara langsung
dilapangan.
1.6.2 Metode Studi Literatur
Metode ini berguna untuk menambah pengetahuan tentang objek yang
akan dibahas dengan cara mengumpulkan, membaca dan mempelajari
serta dapat membandingkan dengan aktualnya. Bentuk metode ini
berasal dari buku-buku, softcopy, manual book, jurnal yang dapat
menunjang informasi tentang objek yang akan dibahas.
1.6.3 Metode Wawancara
Metode ini untuk mengumpulkan data yang dilakukan dengan cara tanya-
jawab secara langsung kepada tenaga ahli yang berhubungan dengan
objek yang akan dibahas.
3
Bab ini berisi pendahuluan dari tugas ahkhir yang terdiri dari latar
belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, lokasi
objek tugas akhir, metode penyelesaian masalah, dan manfaat
penelitian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Bab ini berisi informasi dasar dari objek tugas akhir yang dapat
mendukung penulisan tugas akhir
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metode yang digunakan penulis dalam proses Tugas
Akhir ini.
BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi analisa data yang dilakukan oleh penulis untuk
menyelesaikan permasalahan dan membahas secara terperinci.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari seluruh hasil analisa yang telah
dilakukan oleh penulis. Isi kesimpulan harus menjawab permasalahan
dan tujuan yang telah ditetapkan oleh penulis dalam mengerjakan tugas
akhir. Serta isi saran-sarannya yang berkaitan dengan tugas akhir.
4
BAB II – TINJAUAN PUSTAKA
Fuel gas
540°C
Udara luar yang dihisap disaring melalui Air Intake Filter dan
dinaikan tekanannya oleh kompresor terlebih dahulu, kemudian
setelah itu udara kompresi ini masuk ke ruang bakar dan bersamaan
dengan itu Fuel Gas dialirkan ke ruang bakar dengan menggunakan
kompresor. Kompresor ini juga berfungsi untuk menaikkan tekanan
Fuel Gas sesuai yang ditentukan. Lalu Fuel Gas melalui nozzle
masuk kedalam ruang bakar sehingga udara dan Fuel Gas
tercampur. Pada awal start up, pembakaran dilakukan menggunakan
pemantik Ignition (busi). Campuran udara dan Fuel Gas terbakar di
5
ruang bakar secara terus menerus dan menghasilkan gas panas yang
memiliki energi kinetis. Energi kinetis gas panas kemudian
diarahkan oleh sudu–sudu tetap dan menabrak sudu–sudu gerak
turbin sehingga menghasilkan daya putar poros.
Daya putar poros ini kemudian digunakan untuk memutar
generator dan menghasilkan listrik. Listrik yang dihasilkan ini
kemudian dinaikan tegangannya melalui transformator step up ke
500 KV untuk kemudian ditransmisikan ke sistem jaringan Jawa
Bali. Sementara itu sisa gas panas dibuang melalui cerobong asap
Gas Turbine. Cerobong asap ini sudah dirancang dengan ketinggian
tertentu sehingga gas buang dapat terdispresikan di udara bebas.
Siklus ini disebut Open Cycle (Opened Cycle).
540°C
6
peralatan Heat Recovery Steam Generator (HRSG). Sebelum masuk
ke HRSG, air suling masuk ke Feed water tank dan Deaerator untuk
mengikat kandungan oksigen dalam air yang dapat merusak tubing-
tubing ataupun sudu turbin. Air pengisi dipompakan ke HRSG
dalam dua tekanan (high pressure dan low pressure) dengan pompa
yang berbeda. Air suling di dalam pipa-pipa mendapat panas secara
konveksi oleh gas panas yang bersentuhan saat melalui pipa-pipa
tersebut. Dari proses ini dihasilkan uap tekanan rendah (low
pressure steam) dan Uap Tekanan Tinggi (high preasure steam).
Uap tekanan tinggi masuk ke turbin tekanan tinggi (HP turbine) dan
menghasilkan energi mekanik berupa putaran poros. Uap keluaran
dari Hp turbine dan uap tekanan rendah dari low pressure HRSG
masuk ke turbin tekanan rendah (LP turbine). Putaran poros turbin
terkopel dengan poros yang ada di generator sehingga dapat
menghasilkan energi listrik.
Energi listrik ini kemudian dinaikkan tegangannya melalui
transformer 500 KV dan terhubung dengan jaringan kelistrikan
Jawa Bali. Adapun uap-uap keluaran dari low pressure turbine
didinginkan oleh Kondenser sehingga berubah fasa menjadi air
kembali. Kemudian uap yang telah berubah fasa menjadi air
ditampung di hotwell. Didalam kondensor ini, air penambah dari
Make up water tank akan diisi kedalam hotwell untuk menjaga level
air dan penambah air karena adanya losses dalam siklus. Lalu air
dalam hotwell ini dipompakan kembali ke Feed water tank sehingga
membentuk sebuah Closed Cycle. Penggabungan kedua siklus
tersebut (Open Cycle dan Closed Cycle) disebut Siklus Kombinasi
(Combined Cycle) atas dasar inilah PLTGU yang kita kenal dalam
dunia internasional disebut Combined Cycle Power Plant
(Pembangkit Listrik Siklus kombinasi ).
7
pembangkit adalah pompa. Pompa adalah suatu alat yang digunakan untuk
memindahkan suatu cairan dari suatu tempat ke tempat lain dengan cara
menaikkan tekanan cairan tersebut. Kenaikan tekanan cairan tersebut
digunakan untuk mengatasi hambatan-hambatan pengaliran. Hambatan-
hambatan pengaliran itu dapat berupa perbedaan tekanan, perbedaan
ketinggian atau hambatan gesek. Pada prinsipnya, pompa mengubah energi
mekanik pada impeller yang terkopel dengan poros motor menjadi energi
aliran fluida. Energi yang diterima oleh fluida akan digunakan untuk
menaikkan tekanan dan mengatasi tahanan – tahanan yang terdapat pada
saluran yang dilalui. Motor tersebut berfungsi untuk mengubah energi listrik
ke energi mekanik yang digunakan untuk menggerakkan poros sehingga
impeller dapat berputar untuk mengalirkan air. Seiring waktu penggunaan
konsumsi listrik akan meningkat karena berbagai faktor.
2.3 Pompa
Aliran fluida yang berlangsung di setiap industri/pabrik tidak terlepas dari
peranan pompa. Terlebih lagi apabila fluida tersebut akan dialirkan ke tempat
yang lebih tinggi. Semakin besar massa fluida yang akan dialirkan, maka akan
semakin besar pula tenaga dorong pompa yang dibutuhkan. Pompa yang
digunakan di industri beragam, baik dari sisi jenis, merek, maupun
kapasitasnya. Hal ini bergantung kepada kebutuhan di industry tersebut dalam
memindahkan fluidanya.
Pada umumnya pompa dapat dikelompokkan dalam dua jenis, yaitu roto-
dynamic atau centrifugal dan positive displacement. Pompa roto-dynamic
(centrifugal) mengubah energi ke fluida dengan menggunakan putaran impeller.
Fluida masuk kedalam pompa melalui titik isap ke dalam pusat (mata) impeller,
kemudian fluida ini dipercepat ke kecepatan tinggi melewati diffuser untuk
mengkonversi velocity head ke dalam pressure head sebelum keluar ke
discharge pompa.
Pompa positive displacement (PD) adalah mesin pompa dengan laju alir
tetap (constant flow machines). Dua jenis pompa PD meliputi pompa
reciprocating dan pompa rotary. Laju alir pompa jenis PD ini secara umum
proporsional dengan kecepatan putaran pompa, membuatnya ideal untuk
8
pengaturan aliran dengan variable speed. Pompa ini digunakan untuk tekanan
tinggi dan untuk fluida yang kental (viscous fluids).
9
saat terjadi kerusakan pompa
Decommissioning
lingkungan
Gambaran umum LCC untuk pompa seperti dalam diagram pada Gambar 9-5.
Gambar 2.3 Tipikal Life cycle cost – 200 kW pompa dan motor.
Dari diagram diatas dapat terlihat bahwa biaya terbesa pada sistem pompa
adalah biaya energi untuk mengoperasikan pompa tersebut. Dengan demikian
maka usaha konsesrvasi energi untuk sistem pompa merupakan langkah serius
yang harus dilakukan untuk mendapatkan sistem yang optimal.
Langkah terbaik yang dianjurkan dalam melakukan program penghematan
energi pada sistem pompa adalah melakukan tiga langkah pendekatan saat
prescreening dan assessment yang meliputi:
1 Initial pre-screening yang didasarkan pada ukuran, waktu operasi, dan
jenis pompa;
2 Secondary pre-screening untuk memfokuskan kepada sistem di mana
potensi penghematan energi secara signifikan terlihat;
3 Melakukan evaluasi terhadap potensi penghematan dan kuantifikasi
potensi penghematan energi yang akan didapatkan.
10
Untuk memberikan gambaran pada sistem pompa secara lengkap ke dalam
diagram maka ditampilkan sistem pompa dengan menggunakan adjustable
speed drive dalam upaya melakukan usaha penghematan energi.
Dari diagram diatas, pada setiap interface akan terjadi inefisiensi. Hasil
akhir (ultimate goal) harus dimaksudkan untuk memaksimalkan overall cost.
Effectiveness dari sistem pemompaan atau dinyatakan dalam berapa banyak
aliran fluida yang dihasilkan per unit input energi nya. Secara garis besar
pembahasan Optimasi Sistem Pompa ini dapat disampaikan sebagai usaha
meningkatkan efisiensi di masing-masing elemen yang tertera dalam blok
diagram di atas sebagai berikut:
Utility system – rugi-rugi jaringan (sangat rendah)
Transformer – umumnya efisien
Breaker/starter – rugi-rugi bisa diabaikan
Adjustable speed drive – akan dibahas
Motor – akan dibahas
Coupling – rugi-rugi harusnya sangat kecil
Pump - akan dibahas
System - akan dibahas
Ultimate goal - akan dibahas
11
2.5 Adjustable Speed Drive
Adalah sangat penting untuk disadari bahwa komponen-komponen yang
berbeda dalam sistem pompa mempunyai saling ketergantungan. Sebuah
Variable Frequency Drive (VFD) akan mempengaruhi komponen-komponen
lain dalam sistem. Di antaranya rugi-rugi pada sistem fluida tergantung pada
kecepatan aliran. Kurva pompa berubah dengan berubahnya kecepatan motor
penggerak, demikian juga terjadi pada kurva motornya sendiri.
Gambar 2.5 Typical High Efficiency Motor Curves 150 kW, 4-Pole.
12
memahami apa yang sebenarnya dibutuhkan. Untuk itu perlu dipahami
mengapa sistem pompa tersebut ada dan secara jelas didefinisikan kriteria
kebutuhan tersebut. Dalam hal ini ada hal-hal yang bagus kalua dilengkapi
dan ada hal-hal yang secara mutlak harus ada. Pada akhirnya perlu dibuat
daftar tentang komponen-komponen yang diperlukan dan yang bisa
dinegosiasikan. Ini untuk membuat prioritas dalam melakukan optimasi
sistem pompa. Tidak ketinggalan perlu disertakan tambahan biaya untuk
setiap perubahan pada sistem tersebut.
13
Jika batasan sistem adalah kotak terluar maka akan didapatkan
gambaran yang benar dari kebutuhan sistem pompa ini. Dengan pengukuran
laju alir pada F2 akan diketahui seberapa banyak fluida yang dipompakan
yang secara benar sampai ke tanki kedua. Beda tekanan pada throttling
valve juga merupakan energi fluida yang terbuang. Kebutuhan sistem yang
benar akan ditentukan dengan melihat tekanan dan laju alir yang mana
diperlukan untuk mendapatkan laju alir yang sama dengan menutup by-pass
dan juga melepaskan throttling valve.
Dari uraian ini perlu ditekankan bahwa penentuan boundary dari
sistem pompa adalah tahapan yang sangat menentukan dalam usaha
optimasi sistem pompa. Pertanyaan yang mungkin muncul dari contoh di
atas adalah mengapa sistem pompa tidak optimal? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut ada beberapa faktor yang harus dicermati, seperti:
Data dan asumsi-asumsi yang diambil pada sistem pompa tidak benar;
Penambahan faktor keamanan;
Penambahan komponen sistem yang baru;
Beban operasional pompa yang meningkat;
Perubahan suction head;
Kondisi proses yang dinamis;
Kerusakan pada sistem dan pompa;
Adanya pengaturan laju alir.
14
terpompa maka pompa akan dimatikan dan siklus ini akan berulang
kembali.
Beberapa sistem pompa mempunyai variasi harian yang besar, yang
lainnya bervariasi terhadap musim. Misalnya untuk industri yang laju alir
fluidanya bervariasi terhadap jumlah produk. Untuk mengoptimalkan
kondisi ini maka sangatlah penting untuk memahami apa yang sebenarnya
diperlukan oleh sistem.
15
Terdapat potensi yang besar dalam penghematan energi apabila pompa
diganti dengan efisiensi tinggi pada kondisi operasi yang dekat dengan
kondisi aktualnya. Untuk mengatasi kondisi variasi beban di atas, maka
berikut ini opsi dalam optimasi sistem dengan menggunakan 2 buah pompa.
16
Gambar 2.9 Sistem Pompa Sederhana
17
2.8.4 Prinsip Bernoulli
Prinsip Bernoulli menyatakan bahwa energi total adalah tetap
sepanjang saluran yang frictionless streamline (Gambar ).
18
Jika head adalah kehilangan dari point 1 ke point 2, maka perlu
ditambahkan di sisi kanan persamaan tersebut dengan Hf yang adalah head
loss karena friksi di antara kedua titik tersebut. Rugi-rugi friksi dari pipa
diestimasikan berdasarkan pada sebuah persamaan yang disebut dengan
Darcy-Weisbach.
19
Gambar 2.12 Contoh kurva head system untuk sistem dengan friksi saja
Gambar 2.13 Contoh kurva head system untuk sistem dengan beban statis saja
Gambar 2.14 Pengaruh kurva head system akibat perubahan static head
20
Gambar 2.15 Pengaruh kurva head system akibat perubahan friction head.
21
efisiensi dihitung dan dibandingkan dengan nilai-nilai yang idela. Atas dasar
perbedaan dalam data di atas, metode untuk peningkatan kinerja disarankan.
22
BAB III – METODE PENELITIAN
Mulai
Studi Literatur
Data Lengkap
Pengolahan Data :
Perhitungan Pm
Perhitungan Ps
Perhitungan Ph
Perhitungan konsumsi energi dalam setahun
Analisa Data
Selesai
23
3.2 Perhitungan Static Head
24
Head dalam m
𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑 𝐸𝑛𝑒𝑟𝑔𝑦 = 𝐹𝑙𝑢𝑖𝑑 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟 x 𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛 𝑇𝑖𝑚𝑒 (4)
Hal ini menunjukkan bahwa untuk menurunkan energi/biaya dapat
dilakukan dengan cara menurunkan run time, menurunkan flow rate, dan
menurunkan head.
25
Reducers/expanders
Expansion joints
Tank inlets/outlets
Dengan kata lain hampir semua yang dilewati oleh fluida yang dipompakan
akan menimbulkan friksi termasuk fluidanya sendiri. Untuk komponen pipa,
frictional losses secara umum diestimasikan berdasarkan pada velocity head.
𝑣2 (7)
Hf = 𝐾 x
2𝑔
Keterangan:
K = Loss coefficient
(𝑣 2 )/2g = velocity head, [m]
K adalah fungsi dari ukuran
valves adalah jenis valve
Berikut beberapa harga K untuk beberapa jenis valve.
26
Gambar 2.18 Kurva efisiensi pompa
Gambar 2.19 Hubungan antara Debit (Q) dengan Putara poros (N), Debit (Q) dengan
Diameter impeller (D)
27
𝑚3
Q = Debit, [ ]
𝑠
H = head [m]
Motor Power
Pm = √3 x 𝑉 x 𝐶𝑜𝑠 𝜙 (9)
Keterangan:
Pm = Motor power
V = Tegangan, [V]
I = Arus, [A]
𝐶𝑜𝑠 𝜙 = Faktor daya
Power input to the shaft
𝑃𝑠 = 𝑃𝑚 x 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 𝑜𝑓 𝑚𝑜𝑡𝑜𝑟 (10)
Keterangan:
Ps = power input to the shaft
3.8 Data Awal
Setelah hal-hal sebagaimana disebutkan di atas dipenuhi maka langkah
berikutnya adalah mendapatkan informasi tentang data awal. Dengan adanya
data awal ini maka tim auditor dapat mempersiapkan atau mengantisipasi segala
sesuatu yang dibutuhkan pada saat pelaksanaan pengumpulan data di
lapangan/pabrik dengan lebih teliti dan lengkap. Segala sesuatu yang
dimaksudkan di sini meliputi: jumlah personil, waktu yang dibutuhkan untuk
pengumpulan data, dan peralatan yang akan dibawa (alat-alat ukur, pendukung,
dan keselamatan (safety)).
Data awal yang dibutuhkan adalah:
Jumlah dan spesifikasi masing-masing pompa;
Alat ukur yang terpasang dan beroperasi dengan baik atau
pembacaannya akurat, misalnya:
- Flowmeter
- Pressure gauge
- Temperature-meter
Data awal tersebut di atas dapat diperoleh melalui 2 cara, yaitu: 1) tinjauan
langsung atau survei awal, atau 2) pengiriman lembar isian atau kuesioner.
28
3.9 Pengumpulan Data Primer dan Sekunder
3.9.1 Pengumpulan Data Primer
Data primer yang dibutuhkan selengkapnya dapat dilihat pada
Lembar Isian SistemPompa pada Lampiran 1-9. Secara umum data primer
yang harus diperoleh – melalui engukuran – meliputi:
1 Laju alir fluida keluar dari Pompa, [ton/jam] atau [kl/jam]
2 Temperatur fluida keluar dari Pompa, [oC]
3 Tekanan masuk dan keluar pompa, [kg/cm2]
4 Head, [m]
5 Konsumsi energi listrik, [kVA atau kWh]
Laju Alir dan Temperatur Fluida
Laju alir dan temperature fluida diukur pada titik keluar dari pompa.
Sekiranya pompa tersebut sudah dilengkapi (oleh pihak industry)
dengan alat ukur 2 parameter disebutkan di atas dan berfungsi dengan
baik maka cukup mencatat data yang ditunjukan oleh alat-alat ukur
tersebut
Tekanan Masuk dan Keluar Pompa
Tim auditor mengukur (dan mencatat) data tekanan masuk dan keluar
pompa.
Head Pompa
Head total pada unit pompa terpasang.
Konsumsi Energi Listrik Pompa
Secara bersamaan dengan pengukuran, mengukur konsumsi energi
listrik pompa.
3.9.2 Pengumpulan Data Sekunder
Data Sekunder yang dibutuhkan
Beberapa data sekunder kemungkinan besar sudah tersedia pada data
awal informasi industry pada saat kegiatan audit energi ini diperlukan
data sekunder yang meliputi:
- Jumlah dan spesifikasi masing-masing pompa
- Model atau pola operasi unit-unit pompa tersebut di atas
- Jam operasi pompa dalam setahun beserta rata-rata dayanya
(hp)
29
- Salinan catatan operasi (logsheet atau logbook) unit-unit pompa
selama 3 bulan Terakhir
- Dokumen perawatan atau modifikasi yang pernah dilakukan
- Permasalahan-permasalahan yang sering muncul akhir-akhir ini
- Prosedur Operasi Baku atau Standard Operating Procedure
SOP)
- Hasil uji kinerja (performance test) pada saat “komisioning”
menjelang serah Terima unit-unit pompa
3.10 Analisa Data
Analisis data yang dilakukan adalah analisa pengaruh temperatur
udara lingkungan terhadap unjuk kerja PLTG. Setelah dilakukannya analisis
maka dapat disimpulkan pada temperatur udara lingkungan berapa yang
dapat meningkatkan unjuk kerja pada PLTG dan treatment pada udara
seperti apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan efisiensi PLTG.
30
DAFTAR PUSTAKA
1. Nur R. Iskandar, “Audit Energi di Industri”, Butterworth-Heinemann:
Elsevier, 2011.
2. Supriadi Legino, “Analisis Potensi Penghematan Pada PLTU Unit 5 dengan
Audit Energi Pada Motor Pemakaian Sendiri di PT PJB Muara Karang”, Jurnal
Energi dan Kelistrikan Vol 9 No.1, 2017.
3. Tejas N. Raval, Dr. R. N. Patel, “Optimization of Auxiliary Power
Consumption of Combined Cycle Power Plant”. Elsivier Ltd. 2013
4. Gregory Scott TOWSLEY, “Assesment and Optimization of Pumping Systems
in Commercial Buildings”, International High performance Buildings
Conference, 2010.
31