urnal
TEKNIK SIPIL
Abstrak
Persamaan mild-slope yang diturunkan Kirby (1986) dapat diterapkan untuk simulasi transformasi gelombang
dari perairan dalam menuju pantai. Pada paper ini dikembangkan model Kirby dengan memperhatikan faktor
arus. Pengaruh arus pada transformasi gelombang tersebut diselesaikan dengan metode selisih hingga.
Berdasarkan verifikasi model numerik dengan analitik menunjukkan bahwa perbedaan kecepatan rata-rata arus
longhsore kurang dari 5%, artinya model numerik ini dapat mensimulasikan arus akibat induksi gelombang
dengan baik. Verifikasi model gelombang dengan hasil penelitian Johnson (1952), Wiegel (1962) dan Wei
(1998) menunjukkan adanya kemiripan, sedangkan perbedaan yang ada karena pada model mempertimbangkan
faktor arus.
Abstract
Mild-slope equations have been derived by Kirby (1986) can be applied on simulation of wave transformation
from deep water to coastal. This paper’s developed Kirby’s model with considering current factor. The effect of
current on wave transformation have been modeled with finite difference methods. According to verification of
numerical models and analytical model, the difference of mean longshore current velocity less than 5%, it means
that this numerical model provide good simulation of current caused by wave induction. Verification of wave
model on Johnson (1952), Wiegel (1962) and Wei (1998) result similarity, but there’s still any difference this
model considering current factor.
1. Pendahuluan yang dibuat dapat berupa model fisik atau model mate-
matis. Model fisik relatif sulit diterapkan pada pantai
Gelombang di laut dalam sebagian besar dibangkitkan yang bersifat dinamis dan berskala besar serta sulit
oleh angin, kemudian gelombang berjalan melewati dimodifikasi untuk kasus yang berbeda. Model mate-
continental shelf menuju pantai. Pada perjalanannya matis relatif lebih mudah dan dan dapat diterapkan
tersebut, gelombang akan dipengaruhi oleh kombinasi untuk kondisi yang berbeda serta lebih cepat
shoaling, refraksi, difraksi, breaking dan arus. Akibat menyediakan informasi yang dibutuhkan.
interaksi gelombang dan arus tersebut akan menimbul-
kan perubahan yang cukup signifikan pada sifat-sifat Penyelesaian model matematis pada penelitian ini
gelombang, seperti peningkatan tinggi gelombang dan dilakukan dengan menggunakan metode selisih
kecuraman muka gelombang. hingga.
-
i
2σ
( y
) )
CCg − V2 A y + iσ
k2
2
2
DA A =0 (1)
kan doppler shift karena arus. Bentuk baru persamaan
dispersi adalah:
D=
(cosh 4kh + 8 − 2 tanh2 kh) (2)
Validitas solusi Stokes dapat ditentukan dengan
bantuan angka Ursell (Ur) yang didefinisikan sebagai:
8 sinh 4 kh
studi gelombang dengan sudut gelombang datang ter- Jika parameter ini mencapai 40, maka solusi Stoke
besar terhadap axis-x. Dengan demikian diperoleh tidak vaild. Agar memberikan model yang valid dalam
persamaan pengatur untuk refraksi, difraksi dan perairan dangkal, hubungan dispersi heuristic dikem-
shoaling sbb: bangkan oleh Hedges (1976) dalam Dalrymple (1994)
yang diberikan dalam model.
(Cg + U)(A)x − 2∆1V(A)y + i(k − aok)(Cg + U)A
σ 2 = gk tanh (kh (1 + A / h ))
⎧⎪σ ⎛ Cg + U ⎞
+⎨ ⎜
⎜ ⎟ 1
⎫ ⎡
( ) ⎤
⎟ − ∆ σ⎛⎜ V ⎞⎟ ⎪⎬A + i∆′' ⎢ CCg − V2 ⎛⎜ A ⎞⎟ ⎥
(11)
⎪⎩2 ⎝ σ ⎠x ⎝ σ ⎠y⎪⎭ ⎢
⎣ ⎝ σ ⎠y⎥⎦
y Pada perairan dangkal persamaan ini sesuai dengan
gelombang Solitary, sedangkan di perairan dalam
⎧⎡ ⎫ 2
⎪ ⎛ A⎞ ⎤ ⎡ ⎛ A⎞ ⎤ ⎪ w i σk 2 secara asimtotik mendekati hasil gelombang linier
− i∆1⎨⎢UV⎜ ⎟ ⎥ − ⎢UV⎜ ⎟ ⎥ ⎬ + A + DA A
⎢
⎪⎩⎣ ⎝ σ ⎠ ⎥ ⎢
y ⎦x ⎣ ⎝ σ ⎠ ⎥
x ⎦y⎪⎭ 2 2 dengan mengabaikan efek riil amplitudo dispersi.
Berdasarkan alasan ini model dengan hubungan
⎧ ⎞ ⎫ dispersi diantara bentuk Hedges (untuk perairan
+
− b1 ⎪⎡
k ⎪⎢
⎨⎢(CCg − V ) ⎤
⎝ σ ⎠y⎥⎦
⎛
2 ⎛⎜ A ⎞⎟ ⎥ + 2i⎜σV⎛⎜ V ⎞⎟ ⎟ ⎪ + b β
⎜ ⎝ σ⎠ ⎟ ⎬ 1 dangkal) dan hubungan Stokes (untuk perairan dalam)
y ⎠x⎪
⎩⎣ yx ⎝ ⎭ dapat digunakan.
⎧ ⎤ ⎫
⎪
⎪
⎛ A⎞ ⎛A⎞
⎝ σ ⎠y
⎛ A⎞ ⎡
⎝ σ ⎠xy ⎢⎣
( )
2 ⎛ A⎞ ⎪
⎨2iωU⎜ ⎟ + 2iσV⎜ ⎟ − 2UV⎜ ⎟ + ⎢ CCg − V ⎜ ⎟ ⎥ ⎬
⎝ σ ⎠x ⎝ σ ⎠ y ⎥⎦ ⎪
2.2 Model arus akibat induksi gelombang
E
Gaya gesekan dasar akibat kekasaran dasar dan Sxy = n sin 2 θ (23)
2
kecepatan gelombang dan arus (Fx dan Fy) yang
diyatakan sbb: C. Dissipasi energi
τbx
Fx = = Cf U U 2 + V 2 (15) Kehilangan (dissipasi) energi (w) pada model terjadi
ρ
dalam sejumlah cara tergantung pada situasi yang
τ by dimodelkan. Kehilangan energi berpengaruh terhadap
Fy = = Cf V U2 + V2 (16) pengurangan tinggi gelombang pecah.
ρ
C.1 Lapisan batas permukaan laminer dan dasar
dimana Cf adalah koefisien gesekan dasar yang
bernilai 0.005-0.01 Pada permukaan air dan di dasar, lapisan batas terjadi
Lateral mixing (Mx dan My) adalah perubahan karena adanya viskositas. Philllips (1966) dalam
momentum yang disebabkan oleh pusaran arus Dalrymple (1994) merumuskan redaman lapisan batas
turbulen yang cenderung menyebar karena pengaruh sbb:
gaya gelombang melebihi daerah ketajaman penghan-
curan gelombang. 2σk (υ / 2σ )(1 − i) (24)
w=
∂ ⎛ ∂U ⎞ ∂ ⎛ ∂U ⎞ sinh 2kh
M = ⎜ε ⎟+ ⎜ε ⎟ (17)
x
∂ x ⎝ xx ∂x ⎠ ∂ y ⎜⎝ xy ∂ y ⎟⎠
C.2 Lapisan batas dasar turbulen
∂ ⎛ ∂V ⎞ ∂ ⎛ ∂V ⎞ Dissipasi energi akibat lapisan batas dasar turbulen
My = ⎜ ε xy ⎟+ ⎜⎜ ε yy ⎟⎟ (18)
∂x ⎝ ∂ x ⎠ ∂y ⎝ ∂y ⎠ dirumuskan sebagai :
dimana: 2σk f A
ε xx = ε yy = ε xy = ε w= (25)
3 π sinh 2k h sinh k h
ε = Nl g ( h + η) (Longuet - Higgins, 1970)
N = konstanta yang nilainya kurang dari 0.016 Dean dan Dalrymple (1984) mengasumsikan faktor
l = jarak offshore = (h+η) / tan β gesekan Darcy-Weisbach f = 0.01
tan β = kemiringan dasar rata-rata
C.3 Tanah porous
Tegangan radiasi (Rx dan Ry) didefinisikan sebagai
fluks momentum yang disebabkan oleh keberadaan Dasar laut yang porous akan menyebabkan aliran
pergerakan gelombang dan mempunyai dimensi sama masuk ke dasar. Hal ini dapat diamati pada kasus
dengan fluks momentum. Tegangan radiasi propor- redaman gelombang yang timbul karena aliran Darcy
di pasir. Karakteristik dasar diberikan oleh koefisien persamaan di atas menghasilkan persamaan:
permiabilitas Cp, redaman dapat ditunjukkan sebagai:
∂ (H 2C g )
∂x
[
= − κh H 2 C g − ( H 2 C g ) s ] (33)
gk C p
w= (26) Tinggi gelombang akan cenderung menuju nilai
cosh 2 k h
stabilnya sesuai dengan kedalaman perairan.
Koefisien permiabilitas mempunyai satuan m2 dan Hubungan ini dapat diekspresikan sebagai:
mempunyai nilai Cp=4.5x10-11m2. Liu dan Darymple Hs = γ h (34)
(1984) menunjukkan bahwa untuk pasir yang sangat
permeable, redaman berbalikan dengan Cp dan suku w dimana:
yang berbeda harus digunakan. Hs = tinggi gelombang stabil
γ = koefisien yang bersesuaian
C.4 Gelombang pecah
Secara fisis gelombang dapat dikatakan pecah jika Persamaan (32) dapat ditulis ulang menjadi:
kecepatan partikel di puncak gelombang telah melebi-
hi cepat rambat gelombang.
∂ (H 2C g )
∂x
[ 2 2 2
= − κh H C g − (γ h C g ) s = w ] (35)
Kriteria gelombang pecah telah dinyatakan oleh Jika Cgs = Cg , w dapat ditulis sebagai:
peneliti seperti: LeMehaute dan Koh (1967), Goda
(1970) serta Weigel (1972) dalam SPM (1984). κ C g (1 − (γh / H ) 2 )
Kriteria tersebut adalah: w= (36)
h
−1/ 4
Hb = 0.76H o ⎛⎜ L o ⎞⎟
H
m1 /7 (27) Berdasarkan perbandingan dengan data eksperimen
⎝ o⎠ Horikawa dan Kuo, Dally et al. memilih nilai γ = 0.4
dan κ =0.15. Tinggi gelombang, ; dan A amplitudo
dimana: kompleks gelombang. Tinggi gelombang stabil dicapai
Lo = panjang gelombang di perairan dalam jika Hs = 0.4 h. Dengan menggunakan model dissipasi
m = slope dasar ini dan hubungan indeks gelombang pecah, H > 0.78 h
dapat ditentukan gelombang pecah.
⎧ 4/3 ⎫
H b = 0.17 L o ⎨1 − exp ⎡−1.5π Lb (1 +15( m)) ⎤⎬
h
(28)
⎩ ⎢
⎣ o ⎥⎦⎭
3. Model Numerik Persamaan Gelombang
2
Hb H
= b − a b2 (29) Model parabolik seperti dijelaskan dalam bab
hb gT sebelumnya dapat diselesaikan dengan metode selisih
hingga. Agar penyelesaian ini sempurna, studi daerah
a = 43.75[1 − exp( −19 m)] (30) batimetri sebagai input dengan grid dalam arah x dan
y, dibagi dalam ukuran segiempat ∆x dan ∆y.
b = 1.56 /[1 + exp(−19.5m) ] (31) Amplitudo kompleks A(x,y) selanjutnya dicari pada
setiap grid dan ditunjukkan dilokasinya, tidak oleh
Saat titik pecah baru terbentuk dibutuhkan mekanisme
untuk mentransformasikan gelombang yang pecah (x,y), tetapi oleh (i,j) dimana x = (i-1) ∆x dan y =
melalui zona gelombang pecah. Model ini telah diuji (j-1) ∆y. Nilai A(i,j) yang memenuhi persamaan
dengan data eksperimen pada berbagai slope dasar interaksi gelombang dan arus dicari untuk semua i
yang berbeda dan prediksi tinggi gelombang di daerah dari 1 sampai m dan untuk semua j dari 1 sampai n.
surf zone secara baik. Model ini terpostulasi menjadi Prosedur ini mencakup semua turunan dalam arah
persamaan berikut: (x,y) pada suku amplitudo kompleks diberbagai titik
grid.
∂ (EC g )
∂x
=− κ
h
[EC g − ( EC g )s ] (32)
Jika forward difference digunakan untuk arah-x dan
dimana: selisih pusat (central difference) di i digunakan untuk
turunan kedua dalam arah lateral untuk semua turunan
κ = koefisien laju dissipasi energi dalam persamaan (3), akan diperoleh persamaan
(ECg)s = level stabil fluks energi dimana proses trans- selisih hingga (finite difference) untuk Ai+1,j.
formasi telah tercapai. Persamaan ini dapat diselesaikan secara langsung pada
semua Ai+1,j, j = 1, 2, 3 ...n, untuk nilai i yang
Dengan mensubstitusikan E = 0.125 ρgH2 kedalam diberikan, asalkan kondisi batas lateral diberikan
secara tepat. Skema eksplisit ini tidak seakurat skema persamaan selisih hingga, suku non-linier didekati
implisit, oleh karena itu prosedur implisit Crank- pada langkah pertama dengan menggunakan nilai Ai,j.
Nicolson digunakan untuk perhitu-ngan amplitudo. Selanjutnya suku Ai+1,j dihitung, persamaan ini
Selanjutnya persamaan dasar interaksi gelombang dan diselesaikan lagi untuk Ai+1,j, dengan menggunakan
arus ditulis dalam bentuk selisih hingga berdasarkan perhitungan sebelumnya dalam suku non-linier.
1
(
Cgi +1, j + Cgi, j + Ui +1, j + Ui, j )(
Ai+1, j − Ai, j 1
2∆x
)
+ (Vi +1, j + Vi , j ) Proses penyelesaian dengan memindahkan satu baris
2 2 grid dalam arah-x dan menggunakan dua jalan teknik
(Ai, j+1 − Ai, j i )
− [(Ki +1, j − Ko)(Cgi +1, j + Ui +1, j )Ai +1, j +
implisit-implisit, dapat ditentukan
2∆y 2 H i , j = 2 A i , j amplitudo kompleks Ai+1,j untuk (41)
1 semua nilai j pada baris ini untuk
(Ki, j − Ko)(Cgi, j + Ui, j )Ai, j ] + (σi +1, j + σi , j)(Ai +1, j + Ai, j ) perhitungan arah gelombang prosedur ini diulangi
2
sampai semua Ai,j diketahui
1 ⎡ Cg (i+1, j + U i +1, j Cg) ( +U ⎤ 1 )
− i, j i, j ⎥ + (σi +1, j + σi , j)(Ai +1, j + Ai, j )
⎛ aky i , j ⎞ untuk semua i dan j.
⎢ θ i , j = arctan⎜ ⎟ (42)
2∆x ⎢⎣ σi +1, j σi , j ⎥⎦ 2 ⎜ akx i , j + kb i ⎟ Dengan demikian dapat
⎝ ⎠
ditentukan:
1 ⎡ Vi, j+1 Vi, j ⎤ i ⎡((CCg− V )Ay)y i +1, j ((CCg− V )Ay)y i, j ⎤
2 2
⎢ − ⎥− ⎢ + ⎥ Tinggi gelombang :
2∆y ⎢ σi , j+1 σi, j ⎥ 4 ⎢ σi +1, j σi +1, j ⎥⎦
⎣ ⎦ ⎣
)( )
2 2
i
(
+ σi +1, j + σi, j
2
K i +1, j + K i, j
2
⎛ 2 2⎞
(Di +1, j + Di, j )⎜ Ai +1, j + Ai , j ⎟
⎝ ⎠ Sudut gelombang:
( A i +1, j + A i , j ) = 0 (37)
metode Crank-Nicolson sbb:
Berdasarkan diskritisasi variabel di atas dapat ditulis Untuk menentukan harga ∆t maka dipakai acuan dari
persamaan kontinuitas dan gerak dalam bentuk selisih kriteria batas stabilitas numerik. Batas ini diberikan
hingga sbb: oleh kriteria CFL.
• Persamaan kontinuitas
C ∆t
< 1 dengan C= gH (48)
+
ηi, j −ηi,j (Dx U −Dxi,jUi, j) + (Dyi,j+1Vi,j+1−Dyi, jVi,j) = 0
+ i+1, j i+1,j (43)
2 ∆x
∆t ∆x ∆y Aspek fisik pertidaksamaan ini mempunyai arti bahwa
Super-
script ‘ + ‘ mengindikasikan nilai pada langkah waktu ∆t yang digunakan dalam model numerik harus kurang
berikutnya pada komputasi. dari waktu yang diperlukan oleh suatu gangguan pada
muka air yang tercakup pada mesh. Batas hasil ini
• Persamaan gerak
harus lebih besar waktu komputasi daripada yang
diperlukan skema implisit.
U +i , j − θ U i , j (1 − θ)
∆t
+
4
(Ui+1, j + Ui −1, j + Ui, j+1 + Ui, j−1)
5. Verifikasi Model
+ Ui , j
(Ui +1, j − Ui−1, j ) + V (Ui, j+1 − Ui, j−1 ) 5.1 Kecepatan rata-rata arus longshore
i, j
2∆x 2∆y
Verifikasi kecepatan rata-rata arus longshore pada
η i , j − η i −1, j model akan dilakukan dengan menggunakan
+ Fx i , j − M xi , j + Rx i , j + g =0 (44) persamaan yang diperkenalkan oleh Putnam, Munk
∆x
dan Traylor (1949) dalam Horikawa (1978) sbb:
Vi+, j − θ V i, j (1 − θ) (V ) ( )
2
+ + Vi , j−1 + Vi +1, j + V i −1, j ⎡ 1
⎤
∆t 4 i , j +1 V= ⎢ 1 +y 2 − 21x ⎥ (49)
⎣ 4x2 ⎦
+ Ui, j
(Vi+1, j − Vi−1, j ) + V (Vi, j+1 − Vi, j−1 ) dimana:
i, j
2∆x 2∆ y x = ( 646 H b ( h b / x b ) cos α b ) / T
y = c sin α b
η i , j − η i , j−1
+ Fy i , j − M yi , j + Ry i , j + g =0 (45) c = 2 . 28 g H b
∆y
dimana:
xb = lebar surf zone
Dx i , j =
1
2
(
h i , j + ηi , j + h i −1, j + ηi −1, j ) (46)
Hb = tinggi gelombang pecah
Hb = kedalaman air saat gelombang pecah
Dy i, j =
1
2
(
h i, j + η i , j + h i, j−1 + η i, j−1 ) (47) Rasio tinggi gelombang Hb/Ho dan sudut gelombang α
b pada breaker line untuk kontur kedalaman sejajar
θ = parameter dapat ditentukan dengan diagram Groen dan Weenink
pada metode selisih hingga jenis lax diffusive. (1950) dalam Horikawa (1978) berdasarkan harga αb
Nilai θ harus ditentukan dengan hati-hati sehing- dan Ho/Lo.
ga diffusi menjadi realistik.
Perhitungan model numerik dilakukan dengan
Skema numerik ini dapat digunakan jika harga awal mengambil rata-rata kecepatan arus longshore mulai
dan kondisi batas sudah diketahui. Harga awal adalah dari gelombang pecah sampai kearah garis pantai.
harga yang pertama kali diberikan sebelum proses Untuk verifikasi model numerik dengan hasil analitik
iterasi dimulai. Kondisi batas adalah harga spesifik di diambil suatu contoh kasus dengan data sbb:
bagian batas solusi yang menentukan solusi akhir yang
diperoleh, sedangkan ∆t untuk skema numerik eksplisit • Periode gelombang T = 3 detik
tidak dapat ditentukan sembarangan karena bila penen- • Tinggi gelombang datang dari laut dalam Ho=0.5m
tuan ∆t dipilih terlalu besar maka skema numerik yang
digunakan menjadi tidak stabil, maka iterasi yang • Kemiringan dasar laut i = 0.02
dibutuhkan akan terlalu banyak sehingga skema ini
menjadi tidak efektif. Hasil perhitungan analitik dan numerik disajikan sbb:
αo
kec. arus
Hb αb longshore (m/s) penyimpangan A = 1− 5 P
2
−1
( )
Ho/Lo Hb/Lo
(deg) (m) (deg) (%) p
analitik numerik B1 = 2 −1 A
p1 − p 2
20 0.036 1.07 0.535 11 0.386 0.398 3.245
p
30 0.036 0.96 0.480 15 0.496 0.483 -2.525 B 2 = p 1−−p1 A
40 0.036 0.95 0.475 18 0.607 0.589 -2.939 1 2
50 0.036 0.88 0.440 20 0.628 0.599 -4.608 5 πγ ⎛ sin α b ⎞
vo = gh s⎜ ⎟ (52)
60 0.036 0.78 0.390 22 0.606 0.597 -1.544 8f w b ⎜ c b ⎟
⎝ ⎠
70 0.036 0.70 0.350 23 0.556 0.539 -3.038
Faktor lax-diffusive θ untuk validasi ini ditentukan 0.5-
80 0.55 0.275 22 0.373 0.365 -2.127
0.036 1.0, sehingga solusi model numerik menjadi realistik.
Karena faktor ini sangat sensitif terhadap perubahan
Berdasarkan perhitungan diatas dapat dilihat bahwa arus yang dihasilkan dalam pemodelan numerik.
penyimpangan model numerik tidak terlalu jauh dari
hasil analitik (dibawah 5%) Pada kasus seperti di atas, kecepatan arus longshore
maksimum terjadi setelah gelombang pecah, kemudian
5.2 Distribusi kecepatan arus longshore menuju pantai kecepatannya semakin kecil. Berdasar-
kan perbandingan dengan hasil analitik, distribusi
Distribusi kecepatan arus longshore diperlukan untuk kecepatan arus longshore terdapat kesesuaian yang
mengetahui hubungan antara arus longshore dengan cukup baik dengan model numerik (gambar 2).
fenomena transport sediment pantai, khususnya laju
transport sediment longshore perlu mengetahui distri- Jika sudut gelombang datang makin besar, distribusi
busi kecepatan arus longshore vertikal dan horisontal kecepatan arus longshore bergeser ke arah pantai
didaerah dekat pantai. Analisis tentang masalah ini karena garis gelombang pecahnya juga bergeser ke
telah dikemukakan oleh peneliti Bowen dan Longuet- arah pantai (gambar 3)
Higgins (1970) dalam Muir Wood (1969). 0. 6
berdimensi:
0. 4
X= x
xb
dan V= v
vo
0. 3
P d
dx
(X 5 / 2 dV
dX
)− X
1/2
⎧⎪− X
V=⎨
⎪⎩0
3/2
0 < X < l ⎫⎪
l < X < ∞ ⎪⎭
⎬ 0. 2
AR U S H A S IL N U ME R IK (M /S )
A R U S H A SI L AN A LIT IK (M /S )
T IN GG I GE LOM BA N G (M)
T E GA N GA N R A D IA SI (M 3/S 2)
dimana : P = 2π s N
0. 1
γ fw
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
suatu parameter tak berdimensi yang mewakili lateral JA R A K D A R I GA R IS P A N TA I (M)
⎧ p ⎫ SUDUT DATANG 30
⎪ B X 1 + AX 0 < X < l⎪ 0.7 SUDUT DATANG 40
V =⎨ 1 p ⎬ (50) SUDUT DATANG 50
⎪⎩ B 2X 2 l < X < ∞ ⎪⎭ 0.6
SUDUT DATANG 60
KECEPATAN ARUS LONGSHORE (M/S)
SUDUT DATANG 70
• Untuk P=2/5 :
0.5
SUDUT DATANG 80
0.4
⎧ 10 X − 5 X ln X 0 < X < l ⎫⎪
⎪
V = ⎨ 49 -5/27
0.3
10 X ⎬ (51)
l < X < ∞⎪
⎩⎪ 49 ⎭ 0.2
0.1
dimana:
0
1/ 2 0 50 100 150 200 250 30 0 350 400 450 500
p1 = − 3 + ⎛⎜ 9 + pl ⎞⎟ -0.1
4 ⎝ 16 ⎠ JARAK DARI GARIS PANTAI (M)
1/ 2
p 2 = − 3 − ⎛⎜ 9 + pl ⎞⎟ Gambar 3. Distribusi arus longshore pada berbagai
4 ⎝ 16 ⎠ sudut gelombang datang
a. Verifikasi model aliran pada breakwater ganda Gambar 4. Diagram difraksi model Johnson (1952)
Gambar 9. Kontur tinggi gelombang hasil simulasi Gambar 11. Tampak atas elevasi muka air model
model : tanpa pengaruh arus Wei (1998)
Daftar Pustaka
Booij, N., 1983, “A Note on The Accuracy of The Mild
Slope Equation”, Coastal Engineering, Vol. 7,
pp. 191-203
a. Model numerik yang telah dikembangkan ini dapat Mei, C. C., 1989, “The Applied Dynamics of Ocean
mensimulasikan arus akibat induksi gelombang Surface Waves”, World Scientific
dengan baik. Hal ini terbukti dari hasil verifikasi
U. S. Army Coastal Engineering Research Centre,
model dengan hasil analitik didapat kecepatan rata-
1984, “Shore Protection Manual”, Volume I
rata arus longshore kurang dari 5%.
Wei, G. & Kirby, J.T., 1998, “Simulation of Water
b. Berdasarkan verifikasi model gelombang dengan
Waves by Boussinesq Models”, CACR-98-02,
penelitian Wei (1998) menunjukkan adanya kemiri-
Dept. Civil Eng., Univ. of Delaware.
pan, sedangkan jika dibandingkan dengan peneli-
tian Johnson (1952) dan Wiegel (1962) sedikit ter-
jadi perbedaan karena pada model mempertim-
bangkan efek arus.