Anda di halaman 1dari 3

1.

1 REAKSI OKSIDASI-REDUKSI
Reaksi asam-basa dapat dikenali sebagai proses transfer-proton. Kelompok reaksi yang disebut
reaksi oksidasi-reduksi (atau redoks) dikenal sebagai reaksi transfer electron. Reaksi oksidasi reduksi
berperan banyak dalam hal di dalam kehidupan kita dalam sehari-hari. Reaksi ini terlibat mulai dari
pembakaran bahan bakar minyak bumi pembuatan mineral etc. sebagian besar unsure logam dan non
logam diperoleh dari bijinya melalui proses oksidasi dan reduksi.
Perhatikan reaksi pembentukan kalsium oksida (CaO) dari kalsium dan oksigen.
2 Ca(s) + O2(g) 2CaO(s)
Kalium oksida (CaO) adalah senyawa ionic yang terssun atas ion Ca2+ san O2-. Dalam reaksi pertama, dua
atom Ca memberikan atau memindahkan empat electron kepada dua atom O (dalam O2). Agar lebih
mudah memahami, proses ini dapat membuat sebagai dua tahap terpisah, tahap yang satu elibatkan
hilangnya empat electron dari dua atom Ca dan tahap yang lain meibatkan penangkapan empat electron
oleh molekul O2:
2Ca 2Ca2+ + 4e-
O2 + 4e- 2O2-
Setiap tahap disebut sebagai reaksi setegah-sel, yang secara eksplisit menunjukan banyaknya electron
yang terlibat dalam reaksi. Jumlah dari reaksi setengah sel memberikan reaksi keseluruhan :
2Ca + O2 + 4e- 2Ca2+ + 2O2- + 4e-
Atau jika kita menghapus elekron-elektron yang uncul dalam kedua sisi persamaan reaksi :
2Ca + O2 2Ca2+ + 2O2-
Akhirnya, ion Ca2+ dan O2- bergabung membentuk CaO :
2Ca2+ + 2O2- 2CaO
Menurut aturan, kita tidak perlu menampilkan muatan dalam rumus molekul senyawa ionic, sehingga
oksida cukup dituliskan sebagai CaO, dan bukannya Ca2+ O2-.
Reaksi setengah- sel yang melibatkan hilannya electron disebut reaksi oksidasi. Istilah “oksidasi”
pada awalnya digunakan oleh kimiawan untuk menjelaskan kombinasi unsure dengan oksigen. Namun,
istilah tersebut sekarang memiliki arti yang lebih luas, termasuk untuk reaksi-reaksi yang tidak
melibatkan oksigen. Reaksi setengah sel yang melibatkan penangkapan electron disebut reaksi reduksi.
Dalam pembentukan kalium oksida, kalium teroksidasi. Kalium bertindak sebagai suatu zat pereduksi
karena memberikan electron kepada oksigen dan menyebabkan oksigen tereduksi. Oksigen tereduksi
dan bertindak sebagai zat pengoksidasi karena menerima electron dari kalsium, yang menyebabkan
kalsium teroksidasi. Perhatikan bahwa tingakt oksidasi dalam reaksi redoks harus sama dengan tingkat
reduksi; yaitu jumlah electron yang hilang oleh zat pereduksi harus sama dengan jumlah electron yang
diterima oleh zat pengoksidasi.
Suatu jenis reaksi redoks yang umum adalah reaksi antara logam dengan asam dituliskan
sebagai berikut.
Logam + asam garam + molekul hydrogen
Raymond chang,2005. Kimia dasar. Jakarta erlanngga
BILANGAN OKSIDASI
Definisi oksidasi dan reduksi dalam kerangka pelepasan dan perolehan electron dapat
diterapkan untuk proses pembentukan senyawa ionic seperti CaO. Namun, definisi ini tidak dapat secara
akurat menggambarkan proses pembentukan hydrogen klorida (HCL) dan belerang dioksida(SO2):
H2(g) + Cl2(g) 2HCl (g)
S(S) + O2(g) SO2(g)
Karena HCl dan SO2 bukan senyawa ionic melainkan senyawa molecular, tidak ada electron yang benar-
benar berpindah dalam pembentukan kedua senyawa ini, tidak seperti dalam kasus pembentukan CaO.
Walaupun demikian, kimiawan dapat memperlakukan reaksi-reaksi tersebut sebagai reaksi redoks,
karena pengukuran percobaan menunjukan bahwa terjadi transfer elekron secara parsial ( sebagian,
yaitu dari H kepada Cl dalam HCl dan dari S kepada O dalam SO2).
Untuk dapat menulusuri electron-elektron yang terlibat dalam reaksi redks, maka erlu
du=ituliskan bilangan oksidasi pada reaktan maupun produk. Bilangan oksidasi merujuk pda jumlah
muatan yang dimiliki suatu atom dala molekul (senyawa ionic) jika lektron-elektonnya berpindah
seluruhnya. Sebagai contoh, kita dapat menuliskan kemnali kedua persamaan di atas untuk
pembentukan HCl dan SO2 sebagai berikut :
H2(g) + Cl(2)(g) 2HCl(g)
0 0 +1-1
S(S) + O2(g) 2SO2(g)
0 0 +4-2
Angka dibawah lambing unsuradalah bilangan oksidasinya. Dalam kedua reaksi di atas menunjukan tidak
ada muatan pada atom-atom didalam molekul reaktan. Dengan demikian bilagan oksidasi pada molekul
reaktan adalah nol. Namun demikian, untuk molekul produk, perpindahan electron dianggap telah
terjadi secara sempurna dan atom-atom telah menangkap atau kehilangan electron-elektronnya.
Bilangan oksidasi mencerminkan bilangan elektron “yang berpindah”.
Forat ini memudahkan kita untuk mengidentifikasi unsure-unsur yang teroksidasi (bilangan oksidasinya
bertambah) dan tyang tereduksi (bilangan oksidasinya berkurang) secara cepat. Unsur-unsur yang
menunjukkan peningkatan bilangan oksidasi, hydrogen dan belerang pada contoh diatas, teroksidasi
dalam rekasi. Klor dan oksigen tereduksi. Sehingga bilangan ksidasinya nmengalai penurunan dari
keadaan semula. Perhatikan bhwa jumlah bilangan oksidasi H dan Cl dan HCl (+1 dan -1) adalah nol.
Begitu pula apabila kita ingin menjumlahkan pada S (+4) dan dua atom O [2 x (-2)]. Totalnya adalah nol.
Alasannya adalah bahwa molekul HCl dan SO2 adaah etral, sehingga muatan-mutan nya harus saling
meniadakan.
Kita dapat enggunakan aturan-aturan berikut untuk menentukan bilangan oksidasi.
(1) Dalam unsure bebas yaitan dalam keadaan tidak bergabung, setiap atom memiliki bilangan
oksidasi nol. Jadi, setiap atpom dalam H2, Br2, Na, K, O2, dan P4 memiliki bilangan oksoidasi yang
sama : nol.
(2) Untuk ion-ion yang tersusun dalam satu atom saj, bilangan oksidasinya sam dengan uatan ion
tersebut. Jadi Li+ memiliki bilangan oksidasi +1 ; ion Ba2+, +2; Fe3+, +3; ion I- , -1; ion O2-, -2; dan
seterusnya. Semua logam alkali memiliki bilangan oksidasi +1, dan semua logam alkali tanah
memiliki bilangan oksidasi +2 dalam senyawanya. Almunium memiliki bilangan oksidasi +3
dalam semua senyawanya.
(3) Bilangan oksidasi Oksigen dalam sebagian besar senyawanya (sebagai contoh, MgO daan H2 O)
adalah -2, tetapi dalam hydrogen peroksida (H2O2) dan ion peroksida (O22-), bilangan oksidasinya
adalah -1.
(4) Bilangan oksidasi hydrogen adalah +1, kecuali bila hydrogen berikatan dengan logam dalam
bentuk senyawa biner. Dalam kasus ini ( misalnya, LiH, NaH, CaH2) bilangan oksidasinya adalah -
1.
(5) Flour memiliki bilangan oksidasi -1 dalam semua senyawanya. Halogen lainnnya (Cl, Br, I)
memiliki hubungan oksidasi negative ketika sebagai ion halide dalam senyawanya. Ketika
halogen-halogen tersebut bergabung dengan oksigen misalnya dalam asam okso daan anion
okso.
(6) Dalam molekul netral, jumlah bilangan oksidasi semua atom penyusunnya harus nol. Dalam ion
poliatomik, jumalah bilangan oksidasi semua unsure dalam ion tersebut harus sama dengan
muatan total ion. Sebagai contoh, dalam ion ammonium, NH4+, bilangan oksidasi N adalah -3
dan bilangan oksidasi H adalah +1. Maka jumlah bilangan oksidasinyanya adalah -3 +4 (+1) = +1,
yang sama dengan muatan total ion.

Anda mungkin juga menyukai