Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Seperti yang kita ketahui status gizi merupakan keadaan kesehatan tubuh seseorang yang
diakibatkan oleh kurang dari konsumsi makanan yang bergizi,penyerapan, dan penggunaan zat
gizi makanan. Status gizi seseorang tersebut dapat diukur dan dinilai untuk mengetahui apakah
status gizinya tergolong normal atau tidak normal. Status gizi baik apabila tubuh memperoleh
zat-zat gizi yang seimbang dalam jumlah yang cukup. Status gizi kurang apabila terjadi
kekurangan karbohidrat, lemak, protein, dan vitamin. Status gizi lebih jika terdapat
ketidakseimbangan antara konsumsi energi dan pengeluaran energi. Asupan energi yang
berlebihan dapat menimbulkan overweigth dan obesitas. Asupan makan harus sesuai dengan
kebutuhan gizi seseorang, bila tidak terjadi kesesuaian antara makanan yang dikonsumsi
dengan kebutuhan gizi seseorang, akan menimbulkan masalah kesehatan. Usia, jenis kelamin,
status kesehatan, pengetahuan, pendapatan, agama dan budaya merupakan faktor-faktor yang
mempengaruhi asupan makan seseorang(Almatsier dkk, 2011).
Dalam praktikum kali ini digunakan metode food weighing. Food weighing atau
penimbangan makanan merupakan salah satu metode yang digunakan untuk menggali
informasi konsumsi pangan secara kuantitatif. Metode penimbangan ini mempunyai tingkat
akurasi yang paling tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Penimbangan makanan / food
weighing merupakan salah satu metode pengukuran konsumsi makanan secara kuantitatif pada
tingkat perorangan yang digunakan untuk mengetahui jumlah makanan yang dikonsumsi
sehingga dapat dihitung asupan zat gizinya. Adapun kelebihan daripada metode ini adalah
data yang diperoleh lebih akurat. Kekurangannya yaitu memerlukan waktu yang cukup lama,
mahal karena membutuhkan peralatan, ada kemungkinan responden merubah kebiasaan
makan mereka jika penimbangan dilakukan dalam periode yang cukup lama, tenaga
pengumpul data harus terlatih dan terampil, serta memerlukan kerjasama yang baik dengan
responden (Cakrawati, 2011).
Pada metode penimbangan, responden atau petugas menimbang dan mencatat seluruh
makanan yang dikonsumsi responden selama 1 hari. Penimbangan makanan biasanya
dilakukan beberapa hari tergantung tujuan, dana, dan tenaga yang tersedia. Akan tetapi dalam

1
praktikum yang telah dilakukan hanya menimbang dari makan siang.Langkah-langkah
pelaksanaan penimbangan makanan adalah petugas atau responden menimbang dan mencatat
bahan makanan yang dikonsumsi dalam satuan gram. Apabila terdapat sisa makanan setelah
makan maka perlu juga dilakukan penimbangan sisa makanan tersebut untuk mengetahui
jumlah sesungguhnya makanan yang dikonsumsi sehingga hasil yang diperoleh lebih akurat.
Selain itu ditimbang pula makanan yang diperoleh dari pemberian makanan dan makanan yang
diberikan kepada orang lain, serta perlu diperoleh informasi mengenai makanan yang di
konsumsi di luar rumah. Kemudian dari jumlah bahan makanan yang dikonsumsi sehari dapat
dianalisis menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM) atau Daftar Komposisi
Gizi Jajanan (DKGJ). Selanjutnya hasil analisis zatgizi dibandingkan dengan kecukupan gizi
yang dianjurkan (AKG) (Na Zhu. 2011).
Dasar dilakukannya praktikum kali ini yaitu untuk mengetahui pola konsumsi makanan
pada seseorang, serta kebiasaan makan dan ketersediaan makanan. Kebiasaan makan yaitu
kegiatan yang berkaitan dengan makanan menurut tradisi setempat, meliputi hal-hal bagaimana
pangan diperoleh, apa yang dipilih, bagaimana menyiapkan, siapa yang memakan dan berapa
banyak yang dimakan. Karena itu perlu dilakukan praktikum ini untukmengetahui kebutuhan
zat gizi, yang bertindak menyediakan energi bagi tubuh, mengatur proses metabolisme,
memperbaiki jaringan tubuh serta untuk pertumbuhan.

1.2 Tujuan
Tujuan dari praktikum kali ini adalah mahsiswa dapat mengukur asupan actual makanan
dan zat gizi responden atau subjek penelitian. Selain itu, mahasiswa juga mampu
menginterprestasikan hasil penelitian sebagai dasar untuk melaksanakan konseling gizi, dan
juga mahasiswa dapat menentukan gold standard bagi seseorang yang bekerja di institusi
tertentu.

2
BAB II
METODOLOGI

2.1 Waktu Dan Tempat


Praktikum kali ini dilaksanakan pada hari Kamis, 22 November 2018 pukul 15.00-17.00
WIB di Laboratorium Kulinari Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan, Universitas Kristen
Satya Wacana.
2.2 Alat Dan Bahan
Alat yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah timbangan makanan, formulir
penimbangan, URT, pensil/bolpoin, sendok, piring, gelas, dan DKBM. Sedangkan bahan yang
digunakan dalam praktikum kali ini adalah nasi goreng dan minuman botol pocari sweat.
2.3 Metode
Langkah pertama yang dilakukan dalam praktikum kali ini adalah makanan dan minuman
yang dikonsumsi dalam sehari, ditimbang dan dicatat. Agar diketahui makanan yang telah di
konsumsi oleh responden, maka dilakukan penimbangan sebelum makan dan ditimbang kembali
sisa makanan/minuman setelah selesai makan. Untuk hasil yang lebih baik dan spesifik, sebaiknya
makanan/minuman dipisahkan sesuai dengan jenis bahan makanan masing-masing sebelum
dilakukan penimbangan. Selanjutnya masing-masing jenis makanan ditimbang kemudian dicatat
di formulir penimbangan. Setelah itu, nilai gizi dari setiap jenis bahan makanan dihitung. Setelah
diketahui kandungan gizi dari setiap bahan makanan, kemudian dihitung kecukupan gizi dari
responden dalam sehari. Kemudian kecukupan gizi tadi dibandingkan dengan porsi ideal untuk
sekali makan (sesuai dengan pustaka).

3
BAB III
HASIL

Tabel 3.1 Formulir Penimbangan


Amount (gr)
Meal Food/ Brand
Time Method Ingredient Left
type Drinks name Served Consumed
over
Menu Pukul Nasi goreng Digoreng Nasi putih - 239 14 225
utama 15.30 dengan Mie kering - 29 - 29
makan WIB sedikit Ayam suwir - 17 - 17
siang minyak Tempe - 28 - 28
Minyak Sania 11,12 - 11,12
Garam - 0,5 - 0,5
Kecap Bango 5 - 5
Minuman Minuman Pencampu Air Pocari 225 36 189
isotonic ran sweat
larutan

Tabel 3.2 Kandungan Nilai Gizi (Asupan)


Bahan
Energy Karbohidrat Protein Lemak
makanan
Nasi putih 393, 75 kkal 90 gram 9 gram -
Mi kering 101,5 kkal 23,2 gram 2,32 gram -
Ayam
21,25 kkal - 2,975 gram 0,85 gram
suwir
Tempe 42 kkal 3,92 gram 2,8 gram 1,68 gram
Minyak 111,2 kkal - - 11,12 gram
Kecap 2,3 kkal 0,45 gram 0,285 gram 0,65 gram
Garam - - - -
Pocari
47,25 kkal 11,34 gram - -
sweat
TOTAL 719,25 kkal 129,01 gram 17,38 gram 14,3 gram

4
IMT = BB (kg)
TB2(m)
= 65 kg
1,722m
= 65 kg
2,96 m
= 21,96 kg/m.

Kebutuhan Energi, Karbohidrat, Protein, dan Lemak


Laki-laki dengan usia 21 tahun, berat badan 65 kg, dan tinggi badan 173 cm. dihitung
dengan menggunakan rumus Haris Benedict :
AMB = 66,5 + (13,7 × BB) + (5 × TB) – (6,8 × U)
66,5 + (13,7 × 65) + (5 × 173) – (6,8 × 21)
66,5 + 890,5 + 865 – 142,8 = 1679,2 kkal.
Kebutuhan Energi = AMB x faktor aktivitas x proporsi makan siang
= 1679,2 kkal x 1,76 (sedang)
= 2955,39 kkal x 30%
= 886,62 kkal.
Sementara itu, berdasarkan AKG (Angka Kecukupan Gizi) oleh Kementrian Kesehatan RI
tahun 2013 untuk laki-laki kelompok umur 19-29 tahun memiliki kecukupan gizi dalam sehari
sebanyak 2725 kkal per hari.
Kebutuhan Karbohidrat = 60% x 886,62
4
= 132,99 gram.
Kebutuhan Protein = 15% x 886,62
4
= 33,25 gram
Kebutuhan Lemak = 25% x 886,62
9
= 24,63 gram

5
Rumus % Kecukupan = Asupan x 100%
Kebutuhan

Tabel 3.3 Asupan, Kebutuhan, dan Kecukupan


Keterangan Energi Karbohidrat Protein Lemak
Asupan 719,25 kkal 129,01 gr 17,38 gr 14,3 gr
Kebutuhan 886,62 kkal 132,99 gr 33,25 gr 24,63 gr
% Kecukupan 81,12% 97,01% 52,27% 58,06%

3.4 Porsi ideal dalam satu kali makan (menurut Depkes RI)
30
Kebutuhan makan siang : 100 × 1679,2 = 503,76 𝑘𝑘𝑎𝑙.
30
Kecukupan makan siang : 100 × 2725 = 817,5 𝑘𝑘𝑎𝑙.

6
BAB IV
PEMBAHASAN

Makanan yang digunakan dalam praktikum kali ini ialah nasi goreng dengan rincian isi/
bahan sebagai berikut: nasi putih, mie kering, tempe, ayam suwir, minyak, garam, dan kecap. Lalu
minuman yang dikonsumsi oleh responden ialah minuman botol dengan merk pocari sweat. Dari
total nasi putih yang disajikan yaitu sebanyak 239 gram, ternyata memiliki sisa sebanyak 14 gram,
ini berarti jumlah nasi putih yang dikonsumsi oleh responden yaitu sebanyak 225 gram. Sementara
itu, dari jumlah keseluruhan mi kering yang disajikan sebanyak 29 gram, lalu dikonsumsi hingga
habis oleh responden, sehingga jumlah mi kering yang dikonsumsi responden secara actual ialah
sebanyak 29 gram. Jumlah total ayam suwir yang disajikan dalam menu makan siang responden
yaitu sebanyak 17 gram, dan dikonsumsi hingga habis dan tak bersisa, berarti jumlah konsumsi
ayam suwir responden secara actual adalah sebanyak 17 gram. Kemudian, ada minyak goreng
yang digunakan dalam memasak makanan, yaitu total dari penyerapan minyak nasi goreng, ayam
bagian dada, mi kering yang digoreng, dan tempe goreng adalah sebanyak 11,12 gram. Lalu jumlah
total garam yang digunakan dalam masakan sebanyak 0,5 gram dan dikonsumsi seluruhnya oleh
responden. Jumlah keseluruhan kecap yang digunakan dalam sajian menu makan siang responden,
yaitu total dari kecap yang digunakan dalam memasak nasi goreng, mi goreng, dan juga tempe
goreng yaitu sebanyak 5 gram. Tearkhir, yaitu minuman botol pocari sweat yang awalnya disajikan
sebanyak 225 gram, kemudian dikonsumsi oleh responden sebanyak 189 gram, dan memiliki sisa
yang tidak dikonsumsi sebanyak 36 gram.

Kandungan gizi yang terdapat dalam setiap bahan makanan yang telah digambarkan dalam
tabel 3.2 dapat dijabarka sebagai berikut : kandungan energy dalam 225 gram nasi putih adalah
sebanyak 393,75 kkal, untuk karbohidrat sebanyak 90 gram, dan protein sebanyak 9 gram.
Kemudian dalam 29 gram mi kering mengandung energy sebanyak 101,5 kkal, karbohidrat
sebanyak 23,2 gram, dan protein sebanyak 2,32 gram. Sementara itu, dalam 17 gram ayam suwir
goreng bagian dada mengandung energy sebanyak 21,25 kkal, dan protein sebanyak 2,975 gram,
dan juga lemak sebanyak 0,85 gram. Kemudian dalam 28 gram tempe mengandung 42 kkal,
karbohidrat sebanyak 3,92 gram, protein 2,8 gram, dan lemak sebanyak 1,68 gram. Setelah itu,
dalam 11,12 gram minyak goreng yang digunakan dalam memasak makanan, mengandung energy
sebanyak 111,2 kkal, dan juga lemak sebanyak 11,12 gram. Dalam 5 gram kecap mengandung 2,3

7
kkal, karbohidrat 0,45 gram, protein 0,285 gram, dan yang terakhir lemak sebanyak 0,65 gram.
Bahan makanan yang terakhir ialah garam sebanyak 0,5 gram yang tidak memiliki kandungan
energy, karbohidrat, protein, maupun lemak. Sementara dalam 189 gram minuman botol bermerk
pocari sweat, mengandung 47,25 kkal dan karbohidrat sebanyak 11,34 gram.

Kebutuhan energy dari setiap orang itu berbeda-beda tergantung dari beberapa faktor,
diantaranya yakni usia, jenis kelamin, tingkat aktivitas fisik, berat badan, dan tinggi badan.
Kebutuhan zat gizi bersifat sangat spesifik untuk setiap individu. Kebutuhan dan kecukupan itu
berbeda, apabila kebutuhan bersifat spesifik bagi setiap individu, maka kecukupan bersifat sebagai
patokan rata-rata zat gizi yang diperlukan oleh sekelompok orang berdasarkan jenis kelamin dan
kelompok usia. Kecukupan gizi ini tidak menggambarkan berapa kebutuhan gizi satu individu
tertentu saja. Tingkat kebutuhan gizi dari responden kita, seorang laki-laki dengan usia 21 tahun,
berat badan sebesar 65 kg, dan tinggi badan 173 cm yang dihitung menggunakan rumus yang
diajarkan oleh Haris Benedict mendapatkan hasil sebanyak 1679,2 kkal dalam sehari. Sementara
itu, berdasarkan AKG, kecukupan gizinya sebanyak 2725 kkal dalam sehari. Dapat dilihat bahwa,
total kebutuhan dan kecukupan dari responden tersebut memiliki jumlah yang sangat jauh berbeda,
hal ini dapat disebabkan karena perbedaan berat badan, tinggi badan, dan juga tingkat aktivitas
fisik dari responden tersebut.

Porsi yang ideal untuk setiap makan siang bagi tiap individu menurut Depkes RI adalah
sejumlah 30% dari kebutuhan/kecukupan gizinya. Dalam hal ini, responden memiliki kebutuhan
makan siang sejumlah 503,76 kkal berdasarkan kebutuhannya, sementara menurut kecukupannya
jumlah porsi makan siang idealnya sebanyak 817,5 kkal. Ditinjau dari jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh responden saat makan siang, yaitu dengan jumlah total sebanyak 719,25 kkal.
Angka tersebut telah melebihi dari batas kebutuhan makan siang dari responden tersebut, dan
kurang dari kecukupan makan siang dari sang responden. Kecukupan dari energi karbohidrat,
protein dan lemak untuk seklai makan yang mana angka kecukupan energi yaitu 27,25% (normal),
karbohidrat 3,75 (normal), protein 0,62% (normal) dan lemak 0,91% (normal).

IMT dari responden kami sebesar 21,96 kg/m. Untuk menghitung IMT ini, diperlukan BB
dan tinggi badan dari responden tersebut. Asupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak dari
responden kami yaitu energi sebesar 719,25 kkal, karbohidrat sebesar 129,01 gram, protein sebesar
17,38 gram, dan lemak sebesar 14,3 gram. Untuk kebutuhan energi, karbohidrat, protein, dan

8
lemak dari responden kami, yaitu energi sebesar 886,62 kkal, karbohidrat sebesar 132,99 gram,
protein sebesar 33,25 gram, dan lemak sebesar 24,63 gram. Sedangkan rumus untuk mencari
kecukupan, yaitu didapat dari asupan dibagi kebutuhan kemudian dikali 100%. Jadi, kecukupan
energi, karbohidrat, protein, dan lemak untuk responden kami, yaitu energi sebesar 81,12%,
kerbohidrat sebesar 97,01%, protein sebesar 52,275, dan lemak sebesar 58,06%.

BAB V

9
KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum kali ini adalah hasil praktikum ini berfungsi
untuk mengetahui jumlah asupan makanan yang dikonsumsi pada waktu siang hari. Kemudian,
dengan mengetahui porsi ideal dalam 1 kali makan khususnya untuk makan siang, kita dapat
mengetahui kebutuhan energi, karbohidrat, protein, dan lemak pada tubuh. Selain itu, kita juga
dapat melihat % kecukupan energi, kerbohidrat, protein, dan lemak dari tubuh. Porsi yang ideal
untuk setiap makan siang bagi tiap individu menurut Depkes RI adalah sejumlah 30% dari
kebutuhan/kecukupan gizinya. Berdasarkan perhitungan kami menggunakan rumus porsi ideal
dalam 1 kali makan, untuk kebutuhan makan siang responden kami berdasarkan rumus Depkes RI,
yaitu sebesar 503,76 kkal. Namun berbeda dengan hasil kebutuhan responden kami jika dilihat
dengan makanan dan minuman yang dikonsumsinya pada waktu lalu. Hasil untuk kebutuhan
energi pada responden kami melebihi anjuran dari Depkes RI, yaitu sebesar 886,62 kkal.
Berdasarkan hasil perhitungan kami, kecukupan energi, karbohidrat, protein, dan lemak untuk
responden kami melebihi batas normal yang telah dianjurkan. Hal ini bisa memberikan dampak
negatif untuk tubuh responden suatu saat nanti, seperti responden bisa saja mengalami obesitas,
kolesterol, diabetes jika pola makan responden tidak diatur. Seperti yang kita ketahui, waktu
makan setiap orang idealnya itu 2 sampai 3 kali sehari. Sedangkan sekali makan responden kami
sudah melebihi kecukupan yang dianjurkan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan responden yang
tidak tepat waktu makan, kemudian tidak diatur makannya, serta sekali makan langsung kenyang.

DAFTAR PUSTAKA

10
Almatsier S, Soetardjo S, Soekarti M. 2011. Gizi Seimbang Dalam Daur Kehidupan. Jakarta:
PT Gramedia Pustaka Utama.
Kementrian kesehatan RI. 2014. Pedoman perkiraan jumlah garam dan penyerapan minyak
goreng. Jakarta, Indonesia
Na Zhu.2011. Fat mass modifies the association of fat-free mass with symptom-limited
treadmill duration in the Coronary Artery Risk Development in Young Adults
(CARDIA) Study. Am J ClinNutr;94:385-91.
Cakrawati, Dewidkk.2011. Bahan Pangan Gizi dan Kesehatan. Alfabeta. Bandung.

11

Anda mungkin juga menyukai