Anda di halaman 1dari 20

Tugas Kesehatan Masyarakat

Advokasi Dan Kemitraan Untuk Mendukung Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak

Diajukan untuk memenuhi Tugas Matakuliah Kesehatan Masyarakat

Dosen Pembimbing:

Desy Dwi Cahyani, M.Keb.

Disusun oleh : Kelompok 3

1. Nur Hamidah A.H (P17310181019)


2. Yuli Nuralina (P17310181020)
3. Alina Rosa Riadi (P17310181021)
4. Irza Widya (P17310181023)
5. Apreilya Charoline (P17310181025)
6. Irma Eka F. (P17310181026)
7. Elviani Yunitasari (P17310181027)
8. Andari Tri Kusuma N. (P17310181028)
9. Nurul Azizah Jihad F. (P17310181029)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG

JURUSAN KEBIDANAN

PROGRAM STUDI D-III KEBIDANAN MALANG

TAHUN 2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nyalah
sehingga penulisan makalah ini yang berjudul “Advokasi, Kemitraan dan Pemberdayaan
Masyarakat Untuk Mendukung Upaya-Upaya Kesehatan Ibu dan Anak” dapat terselesaikan
dengan baik tepat pada waktunya. Apapun yang kami sajikan semoga selalu bermanfaat bagi
para pembacanya.
Kami juga mengucapkan terima kasih bagi orang-orang yang telah berjasa membantu
dalam pembuatan makalah ini. Karna berkat merekalah dapat terciptanya makalah ini, maka
kami terima kasih kepada :
1. Dosen pemimbing mata kuliah Kesehatan Masyarakatan Ibu Desy Dwi Cahyani,
M.Keb. yang telah membimbing kami dalam mata kuliah ini.
2. Orang tua yang telah memberikan fasilitas kepada kami sehingga mempermudah
dalam pembuatan makalah ini.
3. Serta teman-teman yang sudah berusaha dan selalu mendukung atas keberhasilan
dalam pembuatan makalah ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki banyak kekurangan baik isi
maupun teknik penulisan. untuk itu kritik dan saran sangat diperlukan untuk perbaikan.

Malang, 25 Februari 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ 1


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... 2
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah .................................................................................................................... 4
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II..................................................................................................................................................... 5
PEMBAHASAN ..................................................................................................................................... 5
1. Tujuan, Ruang Lingkup, Sasaran dan Pelaku Advokasi ...................................................... 5
A. Tujuan Advokasi...................................................................................................................... 5
B. Ruang Lingkup Advokasi ........................................................................................................ 5
C. Sasaran dan Pelaku Advokasi Kesehatan.............................................................................. 5
2. Tahapan Bidan dalam melakukan Advokasi ......................................................................... 6
A. Advokasi dalam Pelayanan Kebidanan .............................................................................. 6
B. Peran Bidan Sebagai Advokator ......................................................................................... 7
3. Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat yang Mendukung Kesehatan Ibu dan
Anak ................................................................................................................................................... 7
1. Polindes .................................................................................................................................. 7
2. Pos Obat Desa ........................................................................................................................ 9
3. Dana upaya kesehatan masyarakat (DUKM)................................................................... 10
4. Tabulin ................................................................................................................................. 11
5. Dasolin.................................................................................................................................. 11
6. Posyandu .............................................................................................................................. 13
4. Pengembangan Advokasi terkait Peningkatan KIA ............................................................ 15
BAB III ................................................................................................................................................. 18
PENUTUP ............................................................................................................................................ 18
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 19

2
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kementerian Kesehatan RI telah menetapkan Visi Pembangunan Kesehatan
tahun 2010-2014 adalah “Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan”.
Dengan Misi :
1) Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, melalui pemberdayaan masyarakat,
termasuk swasta dan masyarakat madani,
2) Melindungi kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya kesehatan
yang paripurna, merata, bermutu, dan berkeadilan,
3) Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumberdaya kesehatan,
4) Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik.
Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) tahun
2010-2014 telah ditetapkan tujuan pembangunan kesehatan pada tahun 2014 adalah
meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH) menjadi 72 tahun, menurunnya Angka
Kematian Bayi (AKB) menjadi 24 per 1000 kelahiran hidup, menurunnya Angka
Kematian Ibu (AKI) menjadi 118 per 100.000 kelahiran hidup, dan menurunnya
prevalensi gizi kurang pada anak balita menjadi < 15%.
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu upaya Ke-
menterian Kesehatan RI guna mencapai tujuan pembangunan kesehatan melalui
RPJMN 2010-2014 dan mendukung pencapaian Millenium Development
Goals (MDGs) tahun 2015.
Peningkatan Kesehatan Ibu dan Anak sangat erat kaitannya dengan upaya
pemeriksaan kehamilan, pertolongan persalinan di fasilitas kesehatan, upaya
peningkatan status gizi ibu, bayi dan balita, dan upaya peningkatan cakupan imunisasi
bagi ibu hamil dan bayi.
Peran ilmu kesehatan masyarakat dalam meningkatkan Kesehatan Ibu dan
Anak (KIA) sangatlah penting, melalui upaya promosi kesehatan yang
berkesinambungan akan tumbuh kesadaran, kemauan dan kemampuan masyarakat
akan pentingnya perilaku sehat seperti pemeriksaan kehamilan secara rutin,
melahirkan di fasilitas kesehatan, ibu mengkonsumsi makanan yang bergizi, ibu
memberikan ASI kepada bayinya, dan ibu membawa bayinya untuk diimunisasi.

3
Kepada semua pihak yang terkait dalam pelaksanaan Promosi Kesehatan Ibu
dan Anak diharapkan dapat berperan optimal sesuai tugas dan fungsinya masing-
masing agar tujuan peningkatan status kesehatan ibu dan anak dapat terwujud.
B. Rumusan Masalah
1. Apa tujuan, ruang lingkup, sasaran dan pelaku advokasi?
2. Bagaimanakah tahapan seorang bidan dalam melaksanakan advokasi?
3. Bagaimanakah bentuk serta tingkat advokasi serta upaya apa saja untuk
mendukung kesehatan ibu dan anak?
4. Bagaimanakah pengembangan advokasi terkait peningkatan kesehatan ibu dan
anak?
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan tujuan, ruang lingkup, sasaran dan pelaku advokasi.
2. Untuk menjelaskan tahapan seorang bidan dalam melaksanakan advokasi.
3. Untuk menjelaskan bentuk serta tingkat advokasi serta upaya apa saja untuk
mendukung kesehatan ibu dan anak.
4. Untuk menjelaskan pengembangan advokasi terkait peningkatan kesehatan ibu
dan anak.

4
BAB II

PEMBAHASAN
1. Tujuan, Ruang Lingkup, Sasaran dan Pelaku Advokasi

A. Tujuan Advokasi
a. Adanya pemahaman atau kesadaran terhadap masalah kesehatan.
b. Adanya ketertarikan dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
c. Adanya kemauan atau kepedulian menyelesaikan masalah kesehatan.
d. Adanya tindakan nyata dalam menyelesaikan masalah kesehatan.
e. Adanya tindak lanjut kegiatan.
f. Adanya komitmen dan dukungan dari kebijakan pemerintah, sumberdaya, dan
keikutsertaan berbagai pihak untuk memberikan kemudahan dalam
menyelesaikan kesehatan.
Secara umum, tujuan advokasi adalah untuk mewujudkan berbagai hak dan
kebutuhan kelompok masyarakat yang oleh karena keterbatasanyya untuk
memperoleh akses di bidang sosial, kesehatan, politik, ekonomi, hukum, budaya
mengalami hambatan secara structural akibat tidak adanya kebijakan public yang
berpihak kepada mereka.

B. Ruang Lingkup Advokasi


Ruang lingkup advokasi sangat bervariasi. Ruang lingkup ini dapat bersifat
lokal, nasional bahkan internasional. Kasus yang sebenarnya bersifat lokal kadang
menjadi kasus nasional karena pada kenyataannya pihak oposisi nasional.
Sebaliknya kasus yang bersifat nasional nasional dapat ditarik oleh seorang
pemerhati menjadi kasus lokal atau bahkan dalam dimensi yang lebih sempit
misalnya kedalam lingkup instansi. Pada kasus flu burung , setelah ditemukannya
beberapa kasus di indonesia pada 2005 serta ditemukannya virus H5N1 pada
populasi unggas di beberapa negara di flora. Kasus yang tadinya bersifat regional
berkembang menjadi kasus internasional. Dampaknya adanya antisipasi alokasi
penyediaan dana yang lebih besar dari negara donor serta kesiaapan tiap-tiap
negara dalam mengantisipasi pandemi flu burung

C. Sasaran dan Pelaku Advokasi Kesehatan


Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak yang diharapkan
memberikan dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya : para pengambil

5
keputusan dan penentu kebijakan di pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat,
para mitra di kalangan pengusaha/swasta, badan penyandang dana, kalangan
media massa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya
masyarakat, tokoh-tokoh berpengaruh dan tenar, dan kelompok-kelompok
potensial lainnya di masyarakat.
Mereka itu bukan hanya yang potensial pendukung, tetapi juga yang
menentang atau yang upayanya berlawanan atau merugikan kesehatan (misalnya :
Industri rokok). Pelaku advokasi diharapkan siapa saja yang peduli terhadap
upaya kesehatan, dan memandang perlu adanya mitra untuk mendukung upaya
tersebut. Mereka itu diharapkan : memahami permasalahan kesehatan, mempunyai
kemampuan advokasi khususnya melakukan pendekatan persuasif, dapat
dipercaya (credible), dan sedapat mungkin dihormati atau setidaknya tidak tercela
khususnya di depan kelompok sasaran. Mereka itu juga dapat berasal dari
kalangan pemerintah, swasta, Perguruan Tinggi, Organisasi profesi, Organisasi
berbasis masyarakat/agama, LSM, tokoh berpengaruh, dll.
2. Tahapan Bidan dalam melakukan Advokasi
A. Advokasi dalam Pelayanan Kebidanan
Advokasi terhadap kebidanan merupakan sebuah upaya yang dilakukan orang-
orang di bidang kebidanan, utamanya promosi kesehatan, sebagai bentuk
pengawalan terhadap kesehatan. Advokasi ini lebih menyentuh pada level
pembuat kebijakan, bagaimana orang-orang yang bergerak di bidang kesehatan
bisa memengaruhi para pembuat kebijakan untuk lebih tahu dan memerhatikan
kesehatan. Advokasi dapat dilakukan dengan memengaruhi para pembuat
kebijakan untuk membuat peraturan-peraturan yang bisa berpihak pada kesehatan
dan peraturan tersebut dapat menciptakan lingkungan yang dapat mempengaruhi
perilaku sehat dapat terwujud di masyarakat.
Advokasi bergerak secara top-down (dari atas ke bawah). Melalui
advokasi, promosi kesehatan masuk ke wilayah politik. Agar pembuat kebijakan
mengeluarkan peraturan yang menguntungkan kesehatan (kebidanan). Advokasi
adalah suatu cara yang digunakan guna mencapai suatu tujuan yang merupakan
suatu usaha sistematis dan terorganisir untuk mempengaruhi dan mendesakkan
terjadinya perubahan dalam kebijakan public secara bertahap maju. Misalnya kita
memberikan promosi kesehatan dengan sokongan dari kebijakan public dari
kepala desa sehingga maksud dan tujuan dari informasi kesehatan bias
6
tersampaikan dengan kemudahan kepada masyarakat atau promosi kesehatan yang
kita sampaikan dapat menyokong atau pembelaan terhadap kaum lemah (miskin)
B. Peran Bidan Sebagai Advokator
a. Advokasi dan strategi pemberdayaan wanita dalam mempromosikan hak-
haknya yang diperlukan untuk mencapai kesehatan yang optimal (kesetaraan
dalam memperoleh pelayanan kebidanan)
b. Advokasi bagi wanita agar bersalin dengan aman. Contoh: Jika ada ibu
bersalin yang lahir di dukun dan menggunakan peralatan yang tidak steril,
maka bidan melakukan advokasi kepada pemerintah setempat agar
pertolongan persalinan yang dilakukan oleh dukun menggunakan peralatan
yang steril salah satu caranya adalah melakukan pembinaan terhadap dukun
bayi dan pemerintah memberikan sangsi jika ditemukan dukun bayi di
lapangan menggunakan alat-alat yang tidak steril.
c. Advokasi terhadap pilihan ibu dalam tatanan pelayanan. Bidan sebagai
advocator mempunyai tugas antara lain :
– Mempromosikan dan melindungi kepentingan orang-orang dalam
pelayanan kebidanan, yang mungkin rentan dan tidak mampu
melindungi kepentingan mereka sendiri.
– Membantu masyarakat untuk mengakses kesehatan yang relevan dan
informasi kesehatyan dan membertikan dukungan sosial.
– Melakukan kegiatan advokasi kepada para pengambil keputusan
berbagai program dan sektor yang terkait dengan kesehatan.
– Melakukan upaya agar para pengambil keputusan tersebut meyakini
atau mempercayai bahwa program kesehatan yang ditawarkan perlu di
dukung melalui kebijakan atau keputusan politik dalam bentuk
peraturan, Undang-Undang, instruksi yang menguntungkan kesehatan
public dengan sasaran yaitu pejabat legislatif dan eksekutif. Para
pemimpin pengusaha, organisasi politik dan organisasi masyarakat
baik tingkat pusat, propinsi, kabupaten, keccamatan desa kelurahan.
3. Bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat yang Mendukung Kesehatan
Ibu dan Anak
1. Polindes
Definisi Pondok bersalin Desa (POLINDES) adalah salah satu bentuk peran
serta masyarakat dalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan
7
pelayanan kesehatan ibu dan anak termasuk KB didesa (Depkes RI, 1999)
polindes dirintis dan dikelola oleh pamong desa setempat.
1.1 Tujuan Polindes Umum : Memperluas jangkauan peningkatan mutu dan
mendekatkan pelayanan KIA/KB oleh Bidan.
Khusus :
• Sebagai tempat pemeriksaan kehamilan
• Sebagai tempat pertolongan persalinan
• Sebagai tempat pelayanan kesehatan lain
• Sebagai tempat untuk konsultasi/pendidikan kesehatan
1.2 Fungsi Polindes:
• Ada tenaga bidan yang bekerja penuh sebagai pengelola polindes
• Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas dan fungsi bidan
a. Bidan kit
b. IUD kit
c. Sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil
d. Timbangan berat badan ibu dan pengukur tinggi badan
e. Infus set dan cairan dextrose 5%, NaCl 0,9%
f. Obat-obatan sederhana dan uterotonika
g. Buku-buku pedoman KIA, KB, dan pedoman kesehatan lainnya
h. Inkubator sederhana
i. Infus set
• Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain:
a. Penyediaan air bersih
b. Ventilasi cukup
c. Penerangan cukup
d. Tersedia sarana pembuangan air limbah
e. Lingkungan pekarangan bersih
f. Ukuran minimal 3x4 meter persegi
• Lokasi dapat dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah
dijangkau oleh kendaraan roda empat.
• Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan post
partum(minimal satu tempat tidur)
1.3 Kegiatan di Polindes

8
a. Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada ibu hamil
dan mendeteksi dini risiko tinggi kehamilan. Menolong persalinan normal
dan persalinan dengan resiko sedang.
b. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.
c. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak balita dan anak
prasekolah serta imunisasi dasar pada bayi.
d. Memberikan pelayanan KB. Mendeteksi dan memberikan pertolongan
pertama pada kehamilan dan persalinan yang berisiko tinggi baik ibu
maupun bayinya.
e. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader.
f. Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.
g. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader.
h. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta
peningkatan penggunaan ASI dan KB.
i. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas
setempat
2. Pos Obat Desa
2.1 Pengertian
a. Pos Obat Desa adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat berupa
upaya pengobatan sederhana bersumber daya masyarakat.
b. Pos obat desa merupakan wujud peran serta masyarakat dalam hal
pengobatan sederhana. Kegiatan ini dapat dipandang sebagai perluasan
kuratif sederhana.
2.2 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong sendiri
dibidang kesehatan melalui penyediaan obat obatan dan pengobatan sendiri
sebagai pertolongan pertama secara aman dan tepat.
2.3 Tujuan Khusus
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang obat dan upaya
pengobatan sederhana terhadap penyakit ringan didaerah setempat,
terutama di daerah yang jauh dari pusat kesehatan.
b. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk menolong dirinya sendiri di
bidang kesehatan, melalui penyediaan obat dan pengobatan sendiri sebagai
pertolongan pertama secara aman dan tepat.
9
c. Tersedianya obat yang bermutu dengan harga terjangkau bagi masyarakat.
3. Dana upaya kesehatan masyarakat (DUKM)
3.1 Pengertian
Merupakan upaya dari, oleh, dan untuk masyarakat yang diselenggarakan
berdasarkan azas gotong royong dan bertujuan untuk meningkatkan taraf
kesehatan mereka melalui perhimpunan dana secara pra upaya guna menjamin
terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabiltatif.
Pada dasarnya mencakup 3 hal pokok :
1. Adanya kesepakatan untuk mengumpulkan dan dengan prinsip gotong
royong.
2. Adanya upaya pengembangan bukti pemeliharaan kesehatan
3. Adanya sistem pengolahan dana
3.2 Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan melalui upaya pemeliharaan kesehatan
perorang, keluarga dan masyarakat yang bersifat paripurna dan terjamin,
kesinambungan dan mutunya.
3.3 Tujuan Khusus
a. Terselenggaranya pelayanan kesehatan yang paripurna, berhasil guna dan
berdaya guna bagi individu, keluarga dan masyarakat.
b. Tersedianya pembiayaan pra upaya yang dihimpun atas azas gotong
royong.
c. Pengelolaan dana dan penyelenggaraan pemeliharaan kesehatan dikelola
oleh organisasi atau badan hukum yang ditunjuk oleh masyarakat.
3.4 Komponen Dana Sehat
a. Ada peserta dana sehat.
b. Ada pelaksana pemeliharaan kesehatan.
c. Ada organisasi atau badan hukum yang menyekenggarakan program dana
sehat.
d. Ada pembina dana sehat yang terdiri dari unsur petugas pemerintah tokoh
masyarakat dan wakil anggota.
3.5 Kebijakan operasional
a. Tumbuhkan dulu kesadaran bahwa kesehatan itu perlu biaya yang
berkesinambungan.
10
b. Dimulai dari kelompok kecil.
c. Lahir dari aktifitas setempat.
d. Paket pelayanan yang disesuaikan.
e. Pengembangan yang bertahap.
4. Tabulin
Tabungan ini sifatnya insidensial, keberadaannya terutama pada saat
mulainya kehamilan dan dapat berakhir pada saat seorang ibu sudah melahirkan.
Tabungan ini akan sangat membantu terutama bagi ibu hamil dan keluarganya
pada saat menghadapi persalinan terutama masalah kendala biaya sudah dapat
teratasi.
Secara psikologis ibu akan merasa tenang menghadapi saat persalinan dan
karena pengelolaan. Tabulin ini biasanya oleh tokoh masyarakat atau petugas
kesehatan, maka akan menjamin akses ibu kepada petugas kesehatan.
Perlindungan pembiayaan kesehatan sendiri seharusnya dimiliki setiap orang pada
setiap fase kehidupannya.
a. Tujuan Tabulin
1. Menurunkan angka kematian ibu dan bayi di Indonesia
2. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil
3. Memotivasi masyarakat terutama ibu hamil, menyisihkan sebagian
dananya untuk ditabung sebagai persiapan persalinan

Keberhasilan pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan juga terlihat


pada indikator persalinan yang ditolong medis. Intervensi yang dilakukan adalah
menggiatkan penyuluhan ke tengah masyarakat, khususnya di pedesaan dan
menyediakan lebih banyak lagi pusat “Pelayanan Kesehatan Masyarakat”,
bersama tenaga medisnya. Pemberdayaan perempuan di sektor kesehatan telah
berhasil meningkatkan usia harapan hidup perempuan.

5. Dasolin
Dasolin adalah untuk masyarakat yang pasangan usia subur, juga ibu yang
mempunyai balita dianjurkan menabung yang kegunaan untuk membantu ibu
tersebut saat hamil lagi. Sedangkan Tabulin hanya untuk ibu hamil saja. Tapi
kalau misalkan Tabulinnya sedikit, bisa dibantu dengan Dasolin tersebut.
Dasolin merupakan suatu upaya pemeliharaan kesehatan diri, oleh, dan
untuk masyarakat yang diselenggarakan berdasarkan azas usaha bersama dan

11
kekeluargaan dengan pembiayaan secara pra upaya dan bertujuan untuk
meningkatkan taraf kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
Ciri khas Dasolin adalah dana yang berasal dari masyarakat dalam bentuk uang
atau modal dan benda yang dikelola oleh masyarakat untuk kepentingan dan
kesehatan masyarakat terutama ibu hamil.
Tujuan Dasolin :
• Menurunkan angka kematian ibu dan bayi
• Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat terutama ibu hamil
• Memotivasi masyarakat, untuk menyisihkan sebagian dananya untuk ditabung,
yang kegunaannya untuk membantu ibu tersebut saat hamil lagi.
• Terselenggaranya pemeliharaan kesehatan yang bermutu, berhasil guna dan
berdaya guna.
• Tersedianya dana yang dihimpun secara pra upaya atu azas gotong royong
• Terwujudnya pengelolaan yang efisien dan efektif oleh lembaga organisasi
masyarakat yang melindungi kepentingan peserta.

Dasolin tidak hanya semata membiayai pemeliharaan kesehatan, melainkan


juga berusaha meningkatkan kemampuan hidup sehat anggota masyarakat
terutama ibu hamil. Dasolin merupakan salah satu bentuk peran serta dan
kemandirian masyarakat dalam bidang kesehatan. Penyelenggaraan dipelihara
melalui kelompok masyarakat yang terorganisasi seperti RT/RW, LKMD/PKK,
Paguyuban, Pengajian, Koperasi dan lain-lain.

Ciri penyelenggaraan :

• Secara gotong royong Penyelenggaraan Dasolin dilaksanakan usaha bersama,


azas kekeluargaan diantara peserta.
• Secara musyawarah mufakat Setiap putusan penyelenggaraan Dasolin
didasarkan atas musyawarah anggotanya.
• Secara manajemen terbuka Adalah upaya masyarakat secara gotong royong,
maka manajemen dilakukan adalah secara terbuka.
• Dasolin dalam kegiatan ekonomi Penyelenggaraan Dasolin akan lestari bila
dikaitkan dengan upaya ekonomi misalnya keterkaitan usaha koperasi.
Penyelenggaraan Dasolin dapat dilakukan untuk pemeliharaan kesehatan ibu
dan anak. Pemeliharaan kesehatan melalui dana sehat dapat dilakukan kepada

12
ibu hamil. Konstribusi danadapat berasal dari keluarga atau ibu rumah tangga.
Peserta Dasolin adalah ibu dan keluarga. Sebagai pelaksana pelayanan adalah
tenaga kesehatan terutama bidan, dokter dan perawat.
6. Posyandu
Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan dari, oleh dan
untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait (Departemen Kesehatan RI,
2006). Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dan keluarga berencana.
Tujuan posyandu antara lain:
• Menurunkan angka kematian bayi (AKB),
• angka kematian ibu (ibu hamil),
• melahirkan dan nifas.
• Membudayakan NKKBS
• Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera.
• Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera, gerakan
ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
• Kegiatan Pokok Posyandu
1. KIA
2. KB
3. Imunisasi
4. Gizi
5. Penanggulangan diare

Pelaksanaan Layanan Posyandu Pada hari buka posyandu dilakukan pelayanan


masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu:

Meja I : Pendaftaran

Meja II : Penimbangan

Meja III : Pengisian KMS

Meja IV : Penyuluhan perorangan berdasarkan KMS

Meja V : Pelayanan kesehatan berupa:

13
1. Imunisasi
2. Pemberian vitamin A dosis tinggi.
3. Pembagian pil KB atau kondom.
4. Pengobatan ringan.
5. Konsultasi KB.

Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja V
merupakan meja pelayanan medis.

Kegiatan Posyandu, antara lain:

1. Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak


a. Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus
diberikan khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak melakukan
penimbangan, pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai umurnya dan
anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah KMS.
b. Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A.
c. Pemberian PMT untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya
(kurang dari 200 gram/bulan) dan anak yang berat badannya berada di
bawah garis merah KMS.
d. Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tandatanda
lumpuh layu.
e. Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan rujukan bila
perlu.
2. Pelayanan tambahan yang diberikan
3. Pelayanan bumil dan menyusui.
4. Program Pengembangan Anak Usia Dini (PAUD) yang diintegrasikan
dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan kelompok bermain
lainnya.
5. Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin, tabunus
dan sebagainya.
6. Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.
7. Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
8. Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
9. Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.

14
10. pogram sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan
perbaikan lingkungan pemukiman.
11. pemanfaatan pekarangan.
12. Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-lain.
13. Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain
4. Pengembangan Advokasi terkait Peningkatan KIA
KIA merupakan upaya dibidang kesehatan yang menyangkut pelayanan dan
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak
prasekolah. Kesejahteraan ibu dan anak merupakan tolok ukur pembangunan suatu
bangsa, karena itu setiap negara yang sedang berkembang berkewajiban
meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan ibu dan anak. Angka kelahiran dan
kematian ibu dan anak merupakan indikator bagi kesehatan dan kesejahteraan ibu dan
anak.

Kegiatan operasional promosi kesehatan ibu dan anak dilakukan secara


berjenjang mulai dari pusat, provinsi, kabupaten atau kota yang dijabarkan dalam
kurun waktu 5 tahun

a. Di Pusat
1. Kajian dan pemetaan kebijakan yang mendukung upaya KIA tingkat nasional.
Kegiatan kajian dan pemetaan dimaksudkan untuk mengetahui kajian-kajian
apa yang sudah ada dan kebijakan apalagi yang perlu dikembangkan untuk
mendukung upaya KIA secara nasional. Sebagai contoh
2. Sosialisasi hasil kajian dan pemetaan kebijakan KIA. Sosialisasi dimaksudkan
untuk menginformasikan hasil kajian dan pemetaan kebijakan yang
mendukung upaya KIA
3. Mengembangkan media advokasi. Media advokasi kit perlu direview dan
dikembangkan sesuai masalah dan perkembangan program KIA terini serta
kecenderungannya ke depan untuk dijadikan bahan pelaksanaan advokasi di
pusat maupun di daerah.
4. Menyusun modul pelatihan advokasi KIA bagi kelompok kerja atau jejaring
KIA. Modul pelatihan advokasi menjadi acuan pelaksanaan pelatihan advokasi
secara berjenjang. Modul ini memuat materi KIA secara terintegrasi dengan
gizi dan imunisasi.

15
5. Menggandakan dan mendistribusikan modul pelatihan advokasi bagi
kelompok kerja atau jejaring KIA.
6. Melaksanakan pelatihan advokasi KIA (DTPS-KIBBLA, KIA, Kadarzi dan
imunisasi) bagi kelompok kerja atau jejaring KIA pusat dan daerah agar
mereka mampu menyiapkan bahan dan melaksanakan advokasi
7. Melaksanakan advokasi pada pembuat kebijakan. Melakukan advokasi baik
formal maupun informal kepada para pimpinan atau pembuat kebijakan untuk
memperoleh dukungan kebijakan dalam bentuk peraturan perundang-
undangan, surat keputusan, surat edaran dari presiden, DPR, Bappenas,
Kementerian Pendidikan Nasional dan Kementerian dalam Negri yang
mendukung pelaksanaan program KIA dan anggaran
8. Melakukan evaluasi hasil advokasi program KIA terhadap realisasi dukungan
para penentu kebijakan.
b. Di Provinsi
1. Kajian dan pemetaan kebijakan yang mendukung upaya KIA di provinsi untuk
mengetahui kebijakan apa yang sudah ada dan kebijakan apalagi yang perlu
dikembangkan untuk mendukung upaya KIA di provinsi
2. Sosialisasi khasil kajian dan pemetaan kebijakan KIA untuk
menginformasikan hasil kajian dan pemetaan kebijakan yang mendukung
upaya KIA
3. Mengembangkan media advokasi kit KIA sesuai dengan masalah dan
perkembangan program KIA terkini serta kecenderungannya ke depan untuk
dijadikan bahan pelaksanaan adokasi di provinsi dan kabupaten/kota
4. Membentuk jejaring advokasi untuk mendukung peningkatan pelayanan KIA
dan dengan mitra terkait
5. Melaksanakan advokasi untuk memperoleh dukungan kebijakan atau
peraturan perundangan tentang konsistensi tanggungjawb pemerintah daerah
dalam penyediaan sarana untuk mendukung promosi dan peningkatan
pelayanan KIA dan terbitnya surat edaran tentang dukungan pelaksanan
kegiatan KIA
c. Di Kabupaten/Kota
1. Kajian dan pemetaan kebijakan yang mendukung upaya KIA di provinsi untuk
mengetahui kebijakan apa yang sudah ada dan kebijakan apalagi yang perlu
dikembangkan untuk mendukung upaya KIA di kabupaten/kota
16
2. Sosialisasi khasil kajian dan pemetaan kebijakan KIA untuk
menginformasikan hasil kajian dan pemetaan kebijakan yang mendukung
upaya KIA
3. Melakukan persiapan kegiatan advokasi meliputi pengembangan isu strategis
permasalahan KIA, perumusan penyampaian hasil kajian dan pemetaan
kebijakan yang diperlukan untuk program KIA
4. Melakukan pertemuan jejaring advokasi untuk merancang kegiatan advokasi
dan menyusun rencana kegiatan promosi eningkatan KIA
5. Penyusunan rencana kegiatan promosi peningkatan KIA disusun bersama
jejaring baik rencana tahunan ataupun 5 tahunan
6. Jejaring advokasi kabupaten/kota melaksanakan advokasi kepada para penentu
kebijakan
7. Melakukan evaluasi kebijakan untuk melihat realisasi kebijakan program KIA
di kabupaten/kota.

17
BAB III

PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara umum, tujuan advokasi adalah untuk mewujudkan berbagai hak dan
kebutuhan kelompok masyarakat yang oleh karena keterbatasanyya untuk
memperoleh akses di bidang sosial, kesehatan, politik, ekonomi, hukum, budaya
mengalami hambatan secara structural akibat tidak adanya kebijakan public yang
berpihak kepada mereka. Ruang lingkup advokasi sangat bervariasi. Ruang lingkup
ini dapat bersifat lokal, nasional bahkan internasional.
Sasaran advokasi kesehatan adalah berbagai pihak yang diharapkan memberikan
dukungan terhadap upaya kesehatan, khususnya : para pengambil keputusan dan
penentu kebijakan di pemerintahan, lembaga perwakilan rakyat, para mitra di
kalangan pengusaha/ swasta, badan penyandang dana, kalangan media massa,
organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, lembaga swadaya masyarakat, tokoh-
tokoh berpengaruh dan tenar, dan kelompok-kelompok potensial lainnya di
masyarakat.
Advokasi terhadap kebidanan merupakan sebuah upaya yang dilakukan orang-
orang di bidang kebidanan, utamanya promosi kesehatan, sebagai bentuk pengawalan
terhadap kesehatan.
Kesejahteraan ibu dan anak merupakan tolak ukur pembangunan suatu bangsa,
karena itu setiap negara yang sedang berkembang berkewajiban meningkatkan
kesejahteraan dan kesehatan ibu dan anak.
Kegiatan operasional promosi kesehatan ibu dan anak dilakukan secara berjenjang
mulai dari pusat, provinsi, kabupaten atau kota yang dijabarkan dalam kurun waktu 5
tahun

B. Saran
Sebagai tenaga kesehatan harus dapat memahami dan mengerti tentang advokasi
dan kemitraan untuk mendukung upaya-upaya kesehatan ibu dan anak.

18
DAFTAR PUSTAKA
Syarifudin dan Hamidah. 2007. Kebidanan Komunitas. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran
EGC

Yanti, Efrida, Nuriah dan Nelly. 2015. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Deepublish

Yulifah, Rita. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta: Salemba Medik

Setyaji, Bambang, dkk. 2010. Rencana Operasional Promosi Kesehatan Ibu dan Anak.
Jakarta : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia

Keputusan Menteri Kesehatan RI No.369/MENKES/SK/III/2007. Tentang Standar Profesi


Bidan.

19

Anda mungkin juga menyukai