Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Blakang
jaringan pada tubuh hewan, baik mengenai macamnya,
strukturnya maupun fungsi masing-masing jaringan tersebut. Sebagian
dari isi modul ini mungkin dapat memberikan gambaran kepada
anda bagaimana kemungkinannya masalah jaringan dikaitkan dengan
praktik . Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel
yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur
yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik.
Sebagai contoh, otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan sel-
jantung yang lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel
dalam satu koordinasi (Campbell et al. 1999). Ilmu yang mempelajari
jaringan disebut histologi. Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat
yang khusus dalam melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali
(jaringan saraf), gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh
(jaringan ikat), absorbsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah)
dan lainnya. Masing-masing jaringan dasar dibedakan lagi menjadi
beberapa tipe khusus sesuai dengan fungsinya. Padasaat perkembangan
embrio, lapisan kecambah (germ layers) berdiferensiasi (dengan proses
yang disebut histogenesis) menjadi empat macam jaringan utama, yaitu
jaringan epitel, jaringan pengikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud degan jarigan ?
2. Apa yang di maksud degan jarigan epitel ?
3. Apa yang dimaksud degan jarigan otot ?
4. Apa yang dimaksud degan jariganikat ?
5. Apa yang dimaksud degan jarigan ikat ?

1
2

BAB II
PEMBAHASAN

A. Jarigan
Jaringan adalah kumpulan sel yang mempunyai bentuk dan fungsi
sama. Cabang ilmu Biologi yang memepelajari khusus tentang jaringan
disebut histology. Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-
selnya senantiasa membelah. Jaringan ini merupakan hasil
pemebalahan sel zigot. Pada tahap awal terbentknya embrio, sel-sel
penyusunnya mempunyai bentuk sama. Namun dalam perkembangan
selanjutnya sel-sel tersebut akan membelah dan mengalami
perubahan bentuk , proses ini disebut spesialisasi. Hasil spesialisasi ini
antara lain, lapisan jaringan embrional. Embrio hewan ada yang terdiri
atas dua lapisan (disebut diploblastik), yaitu ectoderm (lapisan luar) dan
entoderm (lapisan dalam). Contoh; Coelenterata. dan ada yang terdiri
tiga lapisan (disebut triploblastik). Tiga lapisan ini tersebut adalah
ekstoderm (lapisan luar), mesoderm (lapisan tengah) dan entoderm
(lapisan dalam).Contoh ; cacing tanah, siput, arthropoda dan chordate.
3

B. Jarigan Epitel
Adalah jaringan yang melapisi atau menutup permukaan tubuh, organ
tubuh, rongga tubuh atau permukaan saluran tubuh hewan.
1. Fungsi dari jaringan epitel antara lain:
a. Pelindung atau proteksi, missal epitel pada kulit dan rongga
mulut
b. Sebagai kelenjar atau menghasilkan getah.
Kelenjar terbagi menjadi eksokrin (melalui sebuah
saluran, contoh kelenjar keringat dan kelenjar air liur) dan
endokrin (tidak mempunyai saluran khusus tetapi langsung
melalui saluran darah, contoh kelenjar tiroid , kelenjar hipofisis
dll).
c. Sebagai penerima rangsang (reseptor), disebut epitel sensori
(neuroepitelium) contoh yang terletak disekitar alat indra.
d. Sebagi jalur lalu lintas transportasi zat. Artinya epitel dapat
berfungsi sebagai penyerapan zat ke dalam tubuh, contoh
epitel pada jonjot usus. Epitel juga dapat berfungsi untuk
mengeluarkan zat dari dalam tubuh, contoh pada nefron ginjal
untuk lewatnya urine.

2. Berdasarkan bentuk dan susunannya, jaringan epitel dibedakan


menjadi :
a. Epitel pipih berlapis tunggal,
antara lain terdapat pada pembuluh darah, pembuluh limfa,
selaput bagian dalam telinga, kapsula glomerulus pada ginjal.
Fungsinya terkait dengan proses difusi dan filtrasi atau
penyaringan.
b. Epitel pipih berlapis banyak,
Misalnya jaringan yang melapisi rongga mulut, epidermis,
esofagus, vagina, rongga hidung. Fungsinya terkait dengan
proteksi atau perlindungan.
c. Epitel kubus berlapis tunggal,
Misalnya sel epitel yang melapisi permukaan
dalam lensa mata, permukaan ovary atau indung telur,
saluran nefron ginjal.
d. Epitel Kubus Berlapis banyak
Misalnya, epitel yang membentuk saluran kelenjar
minyak dan kelenjar keringat pada kulit
e. Epitel Silindris Berlapis Tunggal
Misalnya, jaringan yang melapisi permukaan dalam
lambung, jonjot usus, kelenjar pencernaan, saluran pernapasan
bagian atas. Fungsinya berhubungan dengan sekresi, adsorbsi
dan proteksi
4

f. Epitel Silindris Berlapis Banyak


Terdapat pada saluran ekskresi kelenjar ludah dan
kelenjar susu, uretra serta permukaan alat tubuh yang basah.
g. Epitel Silindris Berlapis Banyak Semu (Epitel Silindris
Bersilia)
Terdapat pada saluran ekskresi besar, saluran reproduksi
jantan, saluran Pernapasan Fungsi berhubungan dengan
proteksi atau perlindungan, sekresi dan gerakan zat yang
melewati permukaan.
h. Epitel Transisional
Merupakan epitel berlapis yang sel-selnya tidak
dapat digolongkan Berdasarkan bentuknya. Bila jaringan
menggelembung, bentuknya berubah. Biasanya membrane
dasarnya tidak jelas.

C. JARIGAN OTOT
Secara embriologi, jaringan otot berasal dari lapisan mesoderm.
Jaringan ini terdiri atas sel-sel yang memanjang atau berbentuk serabut
yang dapat berkontraksi karena adanya molekul miofibril.
Jarigan Otot Dibedakan menjadi tiga ;
a. Jaringan otot polos
b. Jaringan otot lurik (otot rangka)
c. Jaringan otot jantung
5

D. JARIGAN SARAF
Jaringan syaraf tersusun atas sel-sel saraf atau neuron. Sel saraf
terdiri atas badan sel yang memiliki banyak cabang.cabang-cabang inilah
yang menghubungkan sel saraf yang satu dengan sel saraf yang lainnya
sehingga terbentuk jaringan syaraf.
Jaringan saraf berperan dalam penerimaan rangsang dan penyampaian
rangsang. Secara embriologi, jaringan ini berasal dari lapisan ektoderm.
Jaringan ini terdapat pada sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) dan pada sistim saraf tepi. Ada dua macam sel, yaitu sel saraf
(neuron) dan sel pendukung (sel glia). Neuron mengandung badan sel,
nukleus, dan penjuluran atau serabut. Satu tipe penjuluran tersebut adalah
dendrit, yang berperan dalam menerima sinyal dari sel lain dan
meneruskannya ke badan sel. Tipe penjuluran sel saraf yang lain, disebut
akson (neurit), yang berperan dalam meneruskan sinyal dari badan sel ke
neuron lainnya. Beberapa akson berukuran sangat panjang, yaitu
memanjang dari otak sampai ke bagian bawah abdomen (panjang ½ meter
atau lebih). Transmisi sinyal dari neuron ke neuron lainnya umumnya
dilakukan secara kimia. Selain neuron, ditemukan juga sel pendukung,
seperti sel glia. Sel glia merupakan sel yang menunjang dan melindungi
neuron. Sel-sel pendukung umumnya berperan dalam melindungi dan
6

membungkus akson dan dendrit, sehingga membantu mempercepat


transmisi sinyal (Campbell et al. 1999).

E. JARIGAN IKAT
Jaringan ikat berfungsi untuk menunjang tubuh, dibentuk oleh sel-sel
dalam jumlah sedikit. Jaringan ikat terdiri atas populasi sel yang tersebar
di dalam matrik ekstraseluler. Secara embriologi, jaringan ikat berasal dari
lapisan mesoderm. Se-sel tersebut mensistesis matriks, dengan anyaman
serat yang tertanam di dalamnya (Campbell et al. 1999). Jaringan ikat ini
dapat dibedakan menjadi (1) jaringan ikat longgar dan (2) jaringan ikat
padat, (3) jaringan lemak, (4) jaringan darah, (5) kartilago, dan (6) tulang.
Diantara enam tipe jaringan ikat, jaringan ikat longgar paling banyak
ditemukan di dalam tubuh kita. Di dalam matriks jaringan ikat longgar ini
hanya sedikit ditemukan serabut. Serabut penyusun jaringan ikat ini
berupa kolagen. Fungsi utama jaringan ikat longgar adalah pengikat dan
pengepak material, dan sebagai tumbuhan bagi jaringan dan organ lainnya.
Jaringan ikat longgar di kulit membatasi dengan otot (Campbell et al.
1999).
Jaringan ikat padat/fibrous mempunyai matriks yang banyak
mengandung serabut kolagen. Jaringan ini membentuk tendon sebagai
tempat perlekatan otot dengan tulang, dan ligamen sebagai tempat
persendian tulang dengan tulang (Campbell et al. 1999).
Jaringan lemak mengandung sel-sel lemak. Jaringan ini digunakan
sebagai bantalan, dan melindungi tubuh, serta sebagai penyimpan energi.
Setiap sel lemak, mengandung tetes lemak yang besar. Didalam jaringan
lemak, matriks relatif sedikt (Campbell et al. 1999).
Darah adalah jaringan ikat yang tersusun sebagian besar cairan.
Matriks darah disebut plasma, yang tersusun oleh air, garam mineral, dan
protein terlarut. Sel darah merah dan putih tersuspensi di dalam plasma.
Darah ini berfungsi utama dalam transpor substansi dari satu bagian tubuh
7

ke bagian lain. Disamping itu, darah juga berperan dalam sistem kekebalan
(Campbell et al. 1999).
Kartilago adalah jaringan ikat yang membentuk material rangka yang
fleksibel dan kuat, terdiri atas serabut kolgen yang tertanam di dalam
matriks. Kartilago banyak ditemukan pada bagian ujung tulang keras,
hidung, telinga, dan vertebrae (ruas-ruas tulang belakang) (Campbell et al.
1999).
Tulang keras (bone) merupakan jaringan ikat yang kaku, keras,
dengan serabut kolagen yang tertanam di dalam matriks (Campbell et al.
1999). Didalam matriks sel tulang terdapat kalsium yang dapat bergerak
dan diserap oleh darah. Hal ini merupakan peran penting tulang dalam
proses homeostasis kadar kalsium dalam darah. Sel tulang (osteosit)
terdapat di dalam ruang yang disebut lakuna. Lakuna ini mengandung satu
atau beberapa osteosit. Penjuluran yang keluar dari osteosit disebut
kanalikuli. Kanalikuli dari satu sel berhubungan dengan sel lainnya,
sebagai bentuk komunikasi sel. Satu osteon terdiri dari sejumlah lamela
konsentris yang mengelilingi kanal sentral (kanalis Haversi). Pada
individu yang masih hidup, kanal sentral ini berisi pembuluh darah.
8

BAB III
PENUTUB

A. Kesimpulan
jaringan pada tubuh hewan, baik mengenai macamnya,
strukturnya maupun fungsi masing-masing jaringan tersebut. Sebagian
dari isi modul ini mungkin dapat memberikan gambaran kepada
anda bagaimana kemungkinannya masalah jaringan dikaitkan dengan
praktik . Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel
yang mempunyai struktur dan fungsi yang sama. Jaringan dengan struktur
yang khusus memungkinkan mereka mempunyai fungsi yang spesifik.
Sebagai contoh, otot-otot jantung yang bercabang menghubungkan sel-
jantung yang lainnya. Percabangan tersebut membantu kontraksi sel-sel
dalam satu koordinasi (Campbell et al. 1999).
Jaringan didalam tubuh hewan mempunyai sifat yang khusus dalam
melakukan fungsinya, seperti peka dan pengendali (jaringan saraf),
gerakan (jaringan otot), penunjang dan pengisi tubuh (jaringan ikat),
absorbsi dan sekresi (jaringan epitel), bersifat cair (darah)
9

DAFTAR FUSTAKA

Setyo Haryono, 2009, Modul Biologi Kelas Xi, Jurnal Jarigan Hewan, 12 (3), 1-9.
Slamet Prawirohartono, 2004, Sains Biologi 2a, Jakarta, Bumi Aksara
Tri Supeni dkk,1995, Biologi, Jakarta, Erlangga
Saktiyono, 1999, Seribu Pena Biologi SMA, Jakarta, ErlanggaBegot Santoso,
2007, Biologi Pelajaran Biologi untuk SMA Kelas XI, Jakarta, Inter Plus
Soesilo dkk, 1986, Biologi, Jakarta, Karunika

Anda mungkin juga menyukai