27 FEBRUARI 2020
Oleh :
Kelompok 21 dan 22
2020
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui, Mengetahui,
Pembimbing Akademik (CT) Pembimbing Klinik (CI)
Ns. Ni Made Nopita Wati, S.Kep., M.Kep I Gusti Ngurah Susila, SKM.,M.Kes
NIK: 2.04.11.638 NIP.196509151986031020
KATA PENGANTAR
Om Swastyastu,
Puji syukur penulis haturkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan laporan desiminasi
akhir manajemen keperawatan di ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar
dengan baik dan tepat waktu.
Penyusunan laporan telah diusahakan semaksimal mungkin. Tak jarang
penulis mengalami hambatan-hambatan dalam proses penyusunan laporan seperti
kurangnya pengetahuan serta pengalaman penulis. Namun demikian, dengan
bantuan berbagai pihak laporan ini telah tersusun dengan baik. Untuk itu penulis
tidak lupa menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
penulis dalam penyusunan laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini jauh dari sempurna dari segi
penyusunan, bahasan, isi, maupun penulisannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun guna menjadi acuan
dalam bekal pengalaman bagi penulis untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Om Santi Santi Santi Om
Februari,2020
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................................... 1
Tujuan ..................................................................................................................... 3
Manfaat .................................................................................................................. 3
BAB IV PENUTUP
Kesimpulan ...........................................................................................................74
Saran .......................................................................................................................75
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Perawat sebagai mitra dokter dan petugas kesehatan yang paling lama
berinteraksi dengan pasien sudah seharusnya mampu untuk memberikan
pelayanan kesehatan secara maksimal dan professional dengan didukung oleh
ilmu pengetahuan kesehatan, terutama ilmu keperawatan, kondisi ini menjadi
tuntutan bagi para pembaharu di bidang keperawatan untuk mengembangkan
suatu metode pemberian asuhan keperawatan agar dapat di implementasikan
dalam pengorganisasian ruang keperawatan sehingga dapat menjamin dan
meningkatkan mutu pelayanan melalui pemberian asuhan keperawatan.
1
sarana dan prasarana yang tersedia untuk dapat memberikan asuhan keperawatan
seefektif dan seefisien mungkin bagi individu , keluarga dan masyarakat
(Nursalam, 2011).
2
Berdasarkan uraian diatas maka kelompok kami ingin menganalisis
penerapan MAKP tim-primer (modifikasi) yang telah dilaksanakan di ruang
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar.
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melaksanakan kegiatan praktik manajemen keperawatan,
diharapkan mahasiswa mampu menerapkan konsep dan prinsip-prinsip
kepemimpinan serta manajemen keperawatan dengan menggunakan sistem
pengembangan Manajemen Kinerja Klinis (PMKK).
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Pasien
Tercapainya kepuasan klien tentang pelayanan Asuhan keperawatan
4
BAB II
TINJAUAN TEORI
6
setiap tanggal 18 Februari diperingati sebagai hari Ulang Tahun RSUD
SanjiwaniGianyar.
Pada tahun 2008 RSUD Sanjiwani berubah status menjadi Badan Layanan
Umum Daerah berdasarkan Keputusan Bupati Gianyar Nomor 56 Tahun 2008
tentang Penetapan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-
BLUD) pada RSUD Sanjiwani Gianyar yang didilengkapi dengan Peraturan
Bupati Gianyar Nomor 7 tahun 2008 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan dan
Akuntansi RSUD Sanjiwani Kabupaten Gianyar serta Peraturan Bupati Gianyar
Nomor 52 Tahun 2012 tentang Stándar Akuntansi Berbasis Akrual Badan
Layanan Umum Daerah Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani
KabupatenGianyar.
Seiring dengan tuntutan peningkatan kualitas pelayanan dan juga untuk
mewujudkan visi Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Kabupaten Gianyar yaitu
Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Terdepan Dalam Pelayanan
Kesehatan, Pendidikan dan Penelitian serta Teknologi Kesehatan Berstandar
Nasional.
Pendidikan Satelit Universitas Udayana melalui Surat Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor.HK.02.03/I/4421/2016 tanggal 27
Desember 2016 dan ditetapkan menjadi Rumah Sakit Pendidikan Utama
Universitas Warmadewa melalui Surat Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor.HK.02.03/I/4422/2016 tanggal 27 Desember 2016.
Dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat, RSUD
Sanjiwani Kabupaten Gianyar secara periodik wajib terakreditasi oleh komisi
akreditasi rumah sakit, dimana saat ini telah lulus akreditasi versi Standar
Nasional Akreditasi Rumah Sakit (SNAR) tingkat paripurna melalui sertifikat
yang dikeluarkan oleh Komisi Akreditasi Rumah Sakit Nomor. KARS-
SERT/51/XI/2018 tanggal 7 Nopember2018.
7
2. Visi Misi RS/Ruangan
2.1 Visi
“Menjadikan Rumah Sakit Umum Daerah Sanjiwani Terdepan Dalam
Pelayanan Kesehatan, Pendidikan dan Penelitian serta Teknologi
Kesehatan Berstandar Nasional”.
2.2 Misi
1. Mewujudkan pelayanan kesehatan yang bermutu dan tata kelola
manajemen keuangan yang efektif, efisien dan akuntabel.
2. Mewujudkan proses pendidikan dan penelitian di bidangkesehatan.
3. Mewujudkan Sumber Daya Manusia dengan performance kinerja
yang unggul serta semangat pengabdian dan kerjasama untuk
meningkatkan kesejahteraan.
8
3. Struktur Organisasi Ruangan
KABID KEPERAWATAN
Ns. I Made Suja, SH., S.Kep
ADMINISTRASI
Ni Wayan Apriliani, SE
9
4. Denah Dan Gambaran Lokasi Ruangan Sahadewa
4.1 Denah Ruangan
U 0 0 0 0 0 0
11 10 9 8 777 6
5 4 3 2 1
0 0 0 0 K 0
Keterangan :
1 : Nurse Station
6 : Ruang Administrasi
7 : Ruang Tindakan
8 & 2 : Kamar Kelas I
9,10,11: Kamar Kelas II
3,4,5 : Kamar Kelas III
10
5. Manajemen Keperawatan
Manajemen adalah diartikan sebagai proses untuk melaksanakan pekerjaan
melalui upaya orang lain. Manajemen keperawatan berarti proses pelaksanaan
pelayanan keperawatan melalui staf keperawatan untuk memberikan asuhan
keperawatan, pengobatan, dan rasa aman kepada pasien/keluarga/masyarakat.
Agar manajemen yang dilakukan mengarah pada kegiatan keperawatan secara
efisien dan efektif, manajemen perlu dilaksanakan berdasarkan fungsi-fungsi
manajemen yang terdiri atas perencanaan, pengorganisasian, pengimplementasian,
serta pengendalian, dan pengawasan (Simamora, 2013).
12
7. Mengorientasikan tentang fungsi metode PP, PA kepada perawat
baru.
8. Menjadi narasumber Perawat Primer.
9. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka dengan semua staf
dengan mengadakan pre dan post konfrens, pertemuan ruangan
dan rutin memberikan umpan balik tentang prestasi kerja staf.
10. Melakukan supervisi terhadap kinerja PP dan PA.
11. Memberikan pengarahan kepada PP bila anggota timnya belum
menunjukkan kinerja yang baik.
12. Menyediakan fasilitas dan perlengkapan yang dibutuhkan untuk
kelancaran kerja tim.
13. Melakukan evaluasi secara periodik mengenai pelaksanaan
metode PP dan PA.
14. Melakukan revisi dan penyempurnaan terhadap perkembangan
metode PP dan PA.
15. Memberi laporan kepada Ka. Bidang Keperawatan secara
periodik tentang pelaksanaan metode PP dan PA.
16. Menyusun perencanaan tentang Sumber Daya Manusia (jumlah
dan rencana pengembangan), fasilitas keperawatan sesuai dengan
diagnosa keperawatan yang ditentukan untuk pengembangan dan
peningkatan kualitas penerapan metode PP PA.
17. Mengusulkan Kepala Bidang Keperawatan adanya Sistem
Reward serta Jenjang Karir yang diperlukan untuk menunjang,
memelihara, dan mengembangkan Praktek Professional
Keperawatan.
18. Menyusun perencanaan fasilitas (Inventaris) kepada Ka. Bidang
Keperawatan untuk perencanaan tahunan Bidang Keperawatan.
19. Minta umpan balik dari Kepala Bidang Keperawatan tentang
pelaksanaan metode PP PA.
13
20. Secara periodik melakukan survey kepuasan pasien melalui
angket pasien pulang sehubungan dengan pelayanan keperawatan
dengan penerapan metode PP PA.
14
c. Kriteria Perawat Primer
1. Latar belakang pendidikan S.Kep,. Ns. keperawatan dengan masa
kerja minimal 2 tahun.
2. Memiliki riwayat prestasi kerja yang baik.
3. Tidak sedang mengikuti pendidikan formal.
16
informasi perkembangan baru dan perubahan kondisi pasien
disertai tindak lanjut yang diharapkan.
Mekanisme Kerja
1. Pembentukan tim PP, PA dilakukan oleh Kepala Ruangan.
2. Evaluasi metode PP dan PA dilakukan setiap bulan, dan
kinerja PP dievaluasi setiap tiga bulan.
3. Setiap tim PP PA bertanggung jawab pada sekelompok
pasien dalam memberikan asuhan keperawatan yang
kompregensif dan berkesinambungan dari sejak pasien masuk
hingga pasien pulang.
4. Pembagian pasien dilakukan oleh PP pada saat Pre konfrens.
17
5. Anggota PP yang akan menukar dinas harus sepengetahuan
PP dan Kepala Ruangan dan harus dengan sesama anggota
timnya yang mempunyai kompetensi yang sama.
6. Rencana harian wajib dibuat oleh Kepala Ruangan, PP,
penanggung jawab shiftsebelum memulai operan dan
dilengkapi setelah operan. Rencana harian dikumpulkan pada
map masing-masing tim yang telah disediakan sebelum mulai
bekerja hari ini.
Post Konferens
1. PP mengevaluasi kegiatan anggota PA.
2. Melakukan evaluasi dengan mangajukan pertanyaan kepada
anggota PA tentang pelaksnaan tugas.
3. Mengevaluasi respon pasien dan keluarga terhadap
pelaksanaan asuhan keperawatan pasien.
18
4. Mengevaluasi pelaksanaan program medik yang dilakukan
oleh dokter maupun yang didelegasikan kepada perawat.
5. Mengevaluasi tentang kelengkapan dokumentasi asuhan
keperawatan, pelaksanaan program medik, dan administrasi
pasien.
6. Memberi peneguhan dan pujian akan apa yang telah
dilakukan dengan baik.
7. Mengevaluasi hambatan yang dialami setiap anggota PA.
8. Mengevaluasi peralatan dan fasilitas yang digunakan.
9. Memberi umpan balik kepada anggota tentang pelaksanaan
yang telah dilakukan.
10. Mengucapkan terima kasih atas kerja sama kepada anggota
tim.
19
Kepala Ruangan
Pasien/klien
Kelebihannya :
a. Manajemen klasik yang menekankan efisiensi, pembagian tugas
yang jelas dan pengawasan yang baik.
b. Sangat baik untuk rumah sakit yang kekurangan tenaga.
c. Perawat senior menyibukkan diri dengan tugas manajerial,
sedangkan perawat pasien diserahkan kepada perawat junior dan/
atau belum berpengalaman.
Kelemahannya :
a. Tidak memberikan kepuasan pada pasien maupun perawat
b. Pelayanan keperawatan terpisah-pisah, tidak dapat menerapkan
proses keperawatan.
c. Persepsi perawat cenderung kepada tindakan yang berkaitan dengan
ketrampilan saja.
Kelebihannya :
1. Memungkinkan pelayanan keperawatan yang menyeluruh
2. Mendukung pelaksanaan proses keperawatan
3. Memungkinkan komunikasi antar tim, sehingga konflik mudah
diatasi dan memberi kepuasan kepada anggota tim.
Kelemahannya :
Komunikasi antar anggota tim terbentuk terutama dalam bentuk
konferensi tim, yang biasanya membutuhkan waktu, yang sulit untuk
dilaksanakan pada waktu-waktu sibuk.
21
Tanggung Jawab Ketua Tim
1. Membuat perencanaan
2. Membuat penugasan, supervisi, dan evaluasi
3. Mengenal/mengetahui kondisi pasien dan dapat menilai tingkat
kebutuhan pasien
4. Mengembangkan kemampuan anggota
5. Menyelenggarakan konferensi
PP 1 PP 2
PA 1 PA 1
PA 2 PA 2
PA 3 PA 3
PA 4 PA 4
Pasien Pasien
22
Kelebihan :
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
2. Perawat primer mendapatkan akuntabilitas yang tinggi terhadap hasil,
dan memungkinkan pengembangan diri
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien, perawat, dokter, dan rumah
sakit (Gillies, 1989)
4. Keuntungan yang dirasakan adalah pasien merasa dimanusiawikan
karena terpenuhinya kebutuhan secara individu. Selain itu, asuhan
yang diberikan bermutu tinggi, dan tercapai pelayanan yang efektif
terhadap pengobatan, dukungan, proteksi, informasi, dan advokasi.
5. Dokter juga merasakan kepuasan dengan model primer karena
senantiasa mendapatkan informasi tentang kondisi pasien yang selalu
diperbaharui dan komprehensif.
Kelemahan :
Hanya dapat dilakukan oleh perawat yang memiliki pengalaman dan
pengetahuan yang memadai dengan kriteria asertif, self direction,
kemampuan mengambil keputusan yang tepat, menguasai keperawatan
klinis, akuntabel, serta mampu berkolaborasi dengan berbagai disiplin
ilmu.
Kepala Ruang
Kepala Ruangan
PP1 PP2
PA PA
PA PA
PA PA
PA PA
PA PA
8.3 Manfaat
1. Dapat menyampaikan hal-hal penting yang perlu ditindak lanjuti
oleh perawat pada shift berikutnya.
2. Dapat melakukan cross check ulang tentang hal-hal yang
dilaporkan dengan keadaan klien sebenarnya.
3. Klien dapat menyampaikan masalahnya secara langsung bila ada
yang belum terungkap.
27
8.7 Langkah-Langkah dalam Timbang Terima
1. Kedua kelompok shift dalam keadaan sudah siap.
2. Shift yang akan menyerahkan perlu menyiapkan hal-hal yang akan
disampaikan.
3. Ketua Tim menyampaikan kepada Ketua Tim penanggung jawab
shift selanjutnya meliputi :
1) Penyampaian timbang terima diatas harus dilakukan secara jelas
dan tidak terburu-buru.
2) Ketua Tim dan anggota shift bersama-sama secara langsung
melihat keadaan pasien.
28
c) Tindakan keperawatan yang sudah dan belum
dilaksanakan.
d) Interverensi kolaborasi dan dependen.
e) Rencana umum dan persiapan yang perlu dilakukan dalam
kegiatan selanjutnya, misalnya operasi, pemeriksaan
laboratorium dll.
4) Perawat yang melakukan timbang terima dapat melakukan
klarifikasi, tanya jawab dan melakukan validasi terhadap hal-
hal yang kurang jelas. Penyampaian pada saat timbang terima
jelas dan singkat.
5) Lama timbang terima untuk setiap klien tidak lebih dari 1
menit kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan penjelasan
yang lengkap dan rinci.
6) Pelaporan timbang terima dituliskan secara langsung oleh
perawat dengan metode SBAR
8.10 Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan. Hal ini digunakan untuk menvalidasi asuhan
keperawatan, sarana komunikasi dalam tim kesehatan dan merupakan
dokumen pasien dalam memberikan asuhan keperawatan. Keterampilan
dokumentasi yang efektif memungkinkan perawat untuk
mengkomunikasikan kepada tenaga kesehatan lainya dan menjelaskan apa
yang sudah, sedang dan akan dikerjakan oleh perawat.Yang perlu
didokumentasikan dalam timbang terima antara lain :
1. Identitas pasien.
2. Diagnosa medis pasien dan Dokter yang menagani.
3. Kondisi umum pasien pada saat ini.
4. Masalah keperawatan.
5. Interverensi yang sudah dilakukan dan intervensi yang belum
dilakukan.
6. Tindakan kolaboratif.
7. Rencana umum dan persiapan lain.
8. Tanda tangan kedua belah pihak dan nama terang.
30
3. Bermanfaat untuk pasien yang akurat karena berbagai informasi
mengenai pasien sudah tercatat.
37
b) Bagaimana bias pribadi Anda atau asumsi mungkin
mempengaruhi wawancara Anda?
c) Menilai informasi yang Anda kumpulkan, apa yang
Anda lihat sebagai pola atau hubungan antara gejala?
d) Berapa nilai data yang Anda kumpulkan?
e) Apakah beberapa pertimbangan yang dapat Anda
simpulkan dari data? Apakah ada alternatif solusi?
f) Apakah penilaian Anda mengenai pengetahuan dan
pemahaman pasien atau pemberi perawatan tentang
diagnosis mereka dan kebutuhan untuk terapi fisik?
g) Sudahkan Anda melakukan verifikasi tujuan pasien dan
sumber daya apa yang tersedia?
h) Berdasarkan informasi yang dikumpulkan, apakah
Anda dapat menilai kebutuhan untuk rujukan kepada
tenaga kesehatan profesional lainnya?
38
e) Berdasarkan hipotesis Anda, bagaimanakah strategi
Anda dalam mempengaruhi pemeriksaan?
f) Apa pendekatan / urutan rencana / strategi Anda untuk
melakukan pemeriksaan?
g) Bagaimanakah faktor lingkungan dapat mempengaruhi
pemeriksaan Anda?
h) Bagaimanakah informasi diagnostik lainnya dapat
mempengaruhi pemeriksaan Anda?
3) Pemeriksaan
Tahapan pemeriksaan mempertimbangkn tes yang perlu
dilakukan serta pengukuran - pengukuran. Berikut adalah
poin refleksi dari tahapan pemeriksaan :
a) Menilai tes dan pengukuran yang Anda pilih untuk
pemeriksaan, bagaimana dan mengapa Anda
memilihnya?
b) Menggambarkan dari tes ini, bagaimana tes tersebut
dapat mendukung / meniadakan hipotesis Anda?
c) Dapatkah identifikasi dari tes dan pengukuran tersebut
membantu Anda menentukan perubahan status?
Apakah tes dan pengukuran itu setidaknya mampu
mendeteksi perbedaan klinis penting?
d) Bagaimana Anda mengatur pemeriksaan? Apa yang
mungkin Anda lakukan secara berbeda?
e) Jelaskan pertimbangan untuk sifat psikometrik tes dan
pengukuran yang digunakan.
f) Diskusikan sistem lain yang tidak diuji, apakah dapat
mempengaruhi masalah pasien.
g) Bandingkan pemeriksaan temuan Anda untuk pasien ini
dengan pasien lain dengan diagnosis medis serupa.
39
h) Bagaimana pilihan tes dan pengukuran berhubungan
dengan tujuan pasien.
4) Evaluasi
a) Bagaimana Anda menentukan diagnosis Anda?
Bagaimana pendapat pasien tentang diagnosis yang
Anda tentukan?
b) Bagaimana hasil pemeriksaan Anda dapat mendukung
atau meniadakan hipotesis awal Anda?
c) Apa penilaian Anda tentang masalah yang paling
penting untuk dikerjakan?
d) Bagaimana evaluasi ini berhubungan dengan tujuan
pasien dan identifikasi masalah?
e) Faktor-faktor apa yang mungkin mendukung atau
mengganggu prognosis pasien?
f) Bagaimana faktor lain seperti fungsi tubuh, faktor
lingkungan, dan sosial mempengaruhi pasien?
g) Apa alasan Anda untuk prognosis, dan apa indikator
prognostik positif dan negatif?
h) Bagaimana tindakan yang akan Anda untuk
mengembangkan hubungan terapeutik?
i) Bagaimana mungkin setiap faktor budaya memengaruhi
perawatan Anda dari pasien?
j) Apa pertimbangan Anda untuk perilaku, motivasi, dan
kesiapan?
k) Bagaimana Anda dapat menentukan kapasitas untuk
kemajuan menuju tujuan?
6) Rencana Kegiatan
a) Diskusikan semua pendekatan terapi fisik atau beberapa
strategi (misalnya, pembelajaran motorik, penguatan).
b) Bagaimana Anda akan memodifikasi prinsip untuk
pasien?
c) Apakah ada aspek yang spesifik tentang pasien yang
perlu diingat?
d) Bagaimana pendekatan Anda berhubungan dengan teori
dan bukti saat ini?
e) Ketika Anda merancang rencana intervensi Anda,
bagaimana Anda memilih strategi yang spesifik?
f) Apakah alasan Anda untuk strategi intervensi yang
digunakan?
g) Bagaimana intervensi berhubungan dengan masalah
utama yang telah diidentifikasi?
h) Apakah mungkin Anda perlu mengubah intervensi
untuk pasien tertentu dan pemberi perawatan? Apa
kriteria Anda untuk melakukannya?
i) Apa koordinasi dari aspek perawatan?
j) Apa kebutuhan komunikasi dengan anggota tim
lainnya?
41
k) Apa aspek dokumentasi?
l) Bagaimana Anda akan memastikan keselamatan?
m) Pendidikan Pasien atau pemberi perawatan.
n) Apakah strategi keseluruhan yang Anda lakukan dalam
mengajar?
o) Jelaskan gaya belajar atau hambatan dan setiap
akomodasi yang mungkin untuk pasien dan pemberi
perawatan.
p) Bagaimana Anda dapat memastikan pemahaman?
q) Apa strategi komunikasi (verbal dan nonverbal) yang
nantinya paling efektif.
7) Pemeriksaan Ulang
a) Mengevaluasi efektivitas intervensi Anda. Apakah
Anda perlu mengubah apa pun?
b) Apa yang telah Anda pelajari tentang pasien atau
perawat yang Anda tidak tahu sebelumnya?
c) Bagaimana kemajuan pasien saat ini terhadap tujuan
dibandingkan dengan pasien lain dengan diagnosis
yang sama?
d) Apakah ada sesuatu yang diabaikan, disalahartikan,
dinilai terlalu tinggi, atau dinilai rendah, dan apa yang
mungkin Anda lakukan secara berbeda?
e) Akankah hal ini dapat menunjukkan setiap potensi
kesalahan yang telah Anda buat?
f) Bagaimana interaksi Anda dengan pasien atau pemberi
perawatan dapat diubah?
g) Bagaimana hubungan terapeutik Anda dapat diubah?
h) Apakah terdapat kemungkinan faktor-faktor baru yang
mempengaruhi kriteria hasil dari pasien?
42
i) Bagaimana karakteristik kemajuan pasien
mempengaruhi tujuan Anda, prognosis, dan
pengantisipasian hasil?
j) Bagaimana Anda dapat menentukan pandangan pasien
(kepuasan atau frustrasi) tentang kemajuannya ke arah
tujuan? Bagaimana kemungkinannya dapat
mempengaruhi rencana perawatan Anda?
k) Bagaimana terapi fisik mempengaruhi kehidupan
pasien?
8) Hasil
a) Apakah terapi fisik yang efektif, dan apa ukuran yang
Anda gunakan untuk menilai hasilnya? Apakah ada
perbedaan klinis minimum yang penting?
b) Mengapa iya atau mengapa tidak?
c) Kriteria apa yang Anda atau akan Anda gunakan untuk
menentukan apakah pasien telah mencapai tujuan nya?
d) Bagaimana Anda menentukan pasien siap untuk
kembali ke rumah atau masyarakat / kerja / sekolah /
olahraga
e) Hambatan apa (fisik, pribadi, lingkungan), jika ada,
apakah dapat dipulangkan?
f) Apakah kebutuhan yang dapat diantisipasi terkait usia,
dan apa yang menjadi dasarnya?
g) Apakah peranan yang memungkinkan dari terapi fisik di
masa yang akan datang?
h) Apa pandangan pasien / pemberi perawatan dari
kebutuhan terapi fisik di masa yang akan datang?
i) Dapatkah Anda dan pasien atau pemberi perawatan
yang lain secara bersama-sama merencanakan rencana
seumur hidup untuk sehat?
43
10. Pre-Post Conference
10.1 Pre conference
1. Definisi Pre Conference
Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat
pelaksana setelah selesai operan untuk rencana kegiatan
pada shift tersebut yang dipimpin oleh ketua tim atau
penanggung jawab tim. Jika yang dinas pada tim tersebut
hanya satu orang, maka pre conference ditiadakan. Isi pre
conference adalah rencana tiap perawat (rencana harian),
dan tambahan rencana dari katim dan penanggung jawab
tim (Modul MPKP, 2006). Berdasarkan pengertian diatas,
dapat disimpulkan bahwa pre conference adalah diskusi
tentang aspek klinik sebelum melaksanakan asuhan pada
pasien.
Waktu : Setelah operan
Tempat : Meja masing-masing
Penanggung jawab : Ketua PP
45
5. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan
hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan
oleh dinas malam. Hal-hal yang disampaikan oleh perawat
pelaksana meliputi :
1) Keluhan utama klien
2) Keluhan klien
3) TTV dan kesadaran
4) Hasil pemeriksaan laboratorium atau diagnostik terbaru
5) Masalah keperawatan
6) Rencana keperawatan hari ini
7) Perubahan keadaan terapi medis
8) Rencana medis
9) Perawat pelaksana mendiskusikan dan mengarahkan
perawat asosiet tentang masalah yang terkait dengan
perawatan klien yang meliputi :
a. Klien yang terkait dengan pelayanan seperti :
keterlambatan, kesalahan pemberian makan,
kebisikan pengunjung lain, kehadiran dokter yang
dikonsulkan.
b. Ketepatan pemberian infus.
c. Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran
cairan.
d. Ketepatan pemberian obat atau injeksi.
e. Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
f. Ketepatan dokumentasi.
10) Meningkatkan kembali standar prosedur yang
ditetapkan
11) Mengingatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kemajuan dan kejujuran masing-masing perawat
asosiet.
46
12) Membantu perawat asosiet menyelesaikan masalah
yang tidak dapat diselesaikan.
47
3) Topik yang dibicarakan harus dibatasi, umumnya tentang
keadaan pasien, perencanaan tindakan rencana dan data-
data yang perlu ditambahkan
4) Yang terlibat dalam conference adalah kepala ruangan,
ketua PP dan PA
48
3) Penyampaian perkembangan dan masalah klien
berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan kondisi klien yang
dilaporkan oleh dinas malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
a. Utamanya tentang klien (biodata, status sosial,
ekonomi, budaya)
b. Keluhan klien
c. TTV dan kesadaran
d. Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
e. Masalah keperawatan
f. Rencana keperawatan hari ini.
g. Perubahan keadaan terapi medis.
h. Rencana medis selanjutnya (tindak lanjut)
4) Perawat pelaksana mendikusikan dan mengarahkan
perawat tentang masalah yang terkait dengan perawatan
klien yang meliputi :
5) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti :
keterlambatan, kesalahan pemberian makan, kebisingan
pengunjung lain, kehadiran dokter yang dikonsulkan.
6) Ketepatan pemberian infuse.
7) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan.
8) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
9) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain,
10) Ketepatan dokumentasi.
11) Menggiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
12) Menggiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian,
kejujuran dan kemajuan masing-masing perawatan
associate.
13) Membantu perawat menyelesaikan masalah yang tidak
dapat diselesaikan.
49
11. Supervisi Asuhan Keperawatan
11.1 Pengertian Supervisi
Supervisi mempunyai pengertian yang sangat luas, yaitu
meliputi segalam bantuan dari pemimpin/penanggung jawab
keperawatan yang tertuju untuk perkembangan para perawat dan
staf lainnya dalam mencapai tujuan asuhan keperawatan.Kegiatan
supervisi semacam ini adalah merupakan dorongan, bimbingan
dan kesempatan bagi pertumbuhan keahlian dan kecakapan para
perawat.
Prajudi Atmosudiro (1982), Supervisi diartikan sebagai
pengamatan atau pengawasan secara langsung terhadap
pelaksanaan pekerjaan yang sifatnya rutin. Swansburg (1999),
Supervisi adalah suatu proses kemudahan sumber-sumber yang
diperlukan untuk penyelesaian tugas-tugasnya.
Thora Kron (1987), Supervisi adalah merencanakan,
mengarahkan, membimbing, mengajar, mengobservasi,
mendorong, memperbaiki, mempercayai, mengevaluasi secara
terus menerus pada setiap perawat dengan sabar, adil serta
bijaksana sehingga setiap perawat dapat memberikan asuhan
keperawatan dengan baik, terampil, aman, cepat dan tepat secara
menyeluruh sesuai dengan kemampuan dan keterbatasan dari
perawat.
Supervisi mengandung pengertian yang lebih demokratis.
Dalam pelaksanaannya supervisi bukan hanya mengawasi apakah
seluruh staf keperawatan menjalankan tugasnya dengan sebaik-
baiknya sesuai dengan instruksi atau ketentuan yang telah
digariskan, tetapi juga bersama para perawat bagaimanan
memperbaiki proses keperawatan yang sedang berlangsung. Jadi
dalam kegiatan supervisi seluruh staf keperawatan bukan sebagai
pelaksanan pasif, melainkan diperlukan sebagai patner kerja yang
memiliki ide-ide, pendapat dan pengalaman yang perlu didengar,
50
dihargai dan diikutsertakan dalam usaha-usaha perbaikan proses
keperawatan. Dengan demikian supervisi diartikan sebagai suatu
aktifitas pembinaan yang direncanakan untuk membantu para
tenaga keperawatan dan staf lainnya dalam melakukan pekerjaan
mereka secara efektif.
51
6) Pembagian tugas, wewenang ada pertimbangan
objek/rational.
7) Tidak terjadi penyimpangan/penyelewengan kekuasaan,
kedudukan dan keuangan.
11.4 Kompetensi
Seorang supervisor harus memiliki kemampuan dalam :
52
4) Fungsi supervisi adalah membantu (assisting), memberi
support (supporting) dan mangajak untuk diikutsertakan
(sharing).
53
4) Dilaksanakan oleh atasan langsung (Kepala unit/Kepala
Ruangan atau penanggung jawab yang ditunjuk).
5) Menunjukkan kepada kegiatan perbaikan dan peningkatan
kualitas asuhan keperawatan.
11.9 Persyaratan
Perawat/Bidan yang menjabat sebagai kepala ruangan, wakil kepala
ruangan dan tenaga keperawatan yang ditunjuk.
54
11.10 Uraian Tugas
1) Mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan perawatan dan
membina tenaga keperawatan di tiap-tiap unit serta petugas
pada unit penunjang, sopir, satpam, dan petugas pedamping
sesuai jadwal pada waktu sore, malam dan hari libur.
2) Mengatasi masalah yang timbul terutama yang berhubungan
dengan kegiatan pelayanan keperawatan dan kegiatan
pelayanan di unit lain pada waktu sore, malam dan hari libur
dan bila perlu melaporkan langsung pada Direktur Rumah
Sakit melalui Wakil Direktur yang bertanggung jawab pada
hari tersebut.
3) Menciptakan suasana kerja yang harmonis antara petugas di
RSUD Sanjiwani Gianyar pada waktu sore, malam dan hari
libur.
4) Membuat laporan kehadiran di lembaran putih dari pada
tenaga keperawatan serta petugas pada unit penunjang, sopir,
satpam dan petugas pendamping.
5) Memberi laporan tertulis pada waktu supervisi keperawatan
tentang keadaan rumah sakit secara keseluruhan pada waktu
sore, malam dan hari libur khususnya tentang kegiatan
pelayanan keperawatan pada Kabid Keperawatan melalui
Kabid Keperawatan Rawat Jalan dan Rawat Inap dan atau
Kabid Keperawatan Rawat Darurat Operatif dan Unit Khusus
sesuai dengan form yang telah disiapkan.
6) Mengawasi keamanan dan ketertiban unit perawatan maupun
keseluruhan lingkungan Rumah Sakit, bersama-sama dengan
petugas keamanan.
7) Memberi pembinaan dan bimbingan kepada tenaga
keperawatan yang berada di bawah tanggung jawabnya untuk
menerapkan proses asuhan keperawatan sesuai dengan SPO
yang ada dalam setiap memberikan pelayanan keperawatan.
55
11.11 Dokumentasi
Dokumentasi adalah salah satu alat yang sering digunakan dalam
komunikasi keperawatan. Memberi laporan tertulis pada waktu
supervisi keperawatan tentang keadaan rumah sakit secara
keseluruhan pada waktu sore, malam dan hari libur khususnya
tentang kegiatan pelayanan keperawatan pada Kabid Keperawatan
melalui Kabid Keperawatan Rawat Jalan dan Rawat Inap dan atau
Kabid Keperawatan Rawat Darurat Operatif dan Unit Khusus
sesuai dengan form yang telah disiapkan.
56
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 MAKP
Penanggung jawab : Ni Nyoman Soma Wati
Ni Wayan Mirayanti
Deskripsi :
Model asuhan keperawatan profesional yang digunakan di Ruang
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar adalah metode MAKP Primer yang
terdiri dari tiga Perawat Primer dan tiga sampai enam sebagai Perawat
Associate sebagai intergral dari pelayanan kesehatan, dituntut untuk
memiliki manajerial yang tangguh, sehingga yang diberikan mampu
memuaskan kebutuhan pasien.
Pembagian tugas dilakukan oleh Perawat Primer dan sekaligus
bertanggung jawab dalam mengarahkan Perawat Associate. Selain itu
Perawat Primer bertugas memberi pengarahan dan menerima laporan
kemajuan pelayanan keperawatan klien serta membantu Perawat Associate
dalam menyelesaikan tugas apabila menjalani kesulitan dan selanjutnya
Perawat Primer melaporkan pada Kepala Ruang tentang kemajuan
pelayanan / asuhan keperawatan terhadap klien.Dibawah pimpinan perawat
professional, kelompok perawat akan dapat bekerja bersama untuk
memenuhi sebagai perawat fungsional. Penugasan terhadap pasien dibuat
untuk tim yang terdiri dari Perawat Primer dan Perawat Associate. Model
Primer didasarkan pada keyakinan bahwa setiap anggota tim mempunyai
kontribusi dalam merencanakan dan memberikan asuhan keperawatan
sehingga timbul motivasi dan rasa tanggung jawab perawat yang tinggi.
Setiap anggota tim akan merasakan kepuasan karena diakui kontribusmnya
di dalam mencapai tujuan bersama yaitu mencapai kualitas asuhan
keperawatan yang bermutu. Potensi setiap anggota tim saling melengkapi
menjadi suatu kekuatan yang dapat meningkatkan kemampuan
57
kepemimpinan serta menimbulkan rasa kebersamaan dalam setiap upaya
dalam pemberian asuhan keperawatan.
PP 1
PA 1
PA 2
PA 3
PA 4
Pasien
58
Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab oleh kelompok masih banyak
kekurangan, hal ini dikarenakan belum adanya pengalaman dalam bidang
manajemen sehingga kelompok masih bingung dan banyak hal yang kurang
dimengerti.Akan tetapi berkat bimbingan dari Pembimbing Klinik dan
Akademik, peran dan tanggung jawab masing – masing orang dapat
terlaksana, walaupun belum maksimal.
3.3 RDK
Penanggung jawab :Nengah Dedy Erianto
Kadek Dwi Regiana Sintha
Deskripsi :
1. Tahap Persiapan
Tiga hari sebelum diadakan kegiatan diskusi refleksi kasus, kami
memilih masalah yang menarik dan dirasa perlu untuk didiskusikan
dalam DRK. Proposal dan perlengkapan diskusi refleksi kasus disiapkan
3 hari sebelum pelaksanaan. Pada hari pelaksanaan mahasiswa
berkumpul bersama dengan pembimbing klinik.
2. Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan diskusi refleksi kasus di Ruang Sahadewa
RSUD Sanjiwani Gianyar yang dipimpin oleh fasilitator dengan susunan
acara sebagai berikut:
a. Pembukaan
1) Menjelaskan tujuan kegiatan
2) Pembacaan aturan main
3) Kontrak waktu
4) Pelaksanaan diskusi refleksi kasus
5) Mengevaluasi dan menjelaskan rencana tindak lanjut dari issue
– issue yang ditemukan
6) Memberikan pujian atas keberhasilan pelaksanaan DRK
7) Ramah tamah serta sesi masukan – masukan
8) Laporan hasil observasi oleh fasilitator
9) Penutup
60
b. Acara inti
1) Pelaksanaan Kegiatan
Pelaksanaan diskusi refleksi kasus dipimpin oleh fasilitator
pada 25 Februari 2020 pukul 10.00 wita. Pelaksanaan kegiatan
diskusi refleksi kasus dibagi menjadi 4 sesi yaitu sesi pertama
pembukaan selama 5 menit, sesi kedua penyajian selama 5
menit, sesi ketiga tanya jawab selama 5 menit, dan sesi
keempat penutup selama 5 menit.
2) Tim
Fasilitator : Nengah Dedy Erianto
Penyaji : Kadek Dwi Regiana Sintha
Observer : Ni Nyoman Rai Puspita Sari
Anggota : Ni Nyoman Soma Wati
Anggota : I Ketut Ari Astawa
Anggota : Ni Putu Diah Setyawati
Anggota : Ni Wayan Mirayanti
Anggota : Gilbert Satria Andika Suwarno
Anggota : Komang Vitasari Indriani
Anggota : Ni Kadek Putri Widiasih
c. Kelemahan
Kelemahan yang kami dapatkan dalam melakukan diskusi refleksi
kasus adalah terlalu formalnya diskusi yang dilakukan.
d. Kekuatan
Kasus yang dipilih dan dijadikan topik untuk diskusi sudah sesuai
dan menarik, sehingga antara pembahasan dan diskusi sudah
berjalan sesuai dengan rencana.
3. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Pada tanggal 25 Februari 2020, seluruh peserta menghadiri
kegiatan diskusi refleksi kasus, yakni terdiri dari mahasiswa
61
profesi ners STIKes Wira Medika Bali dan Pembimbing
Klinik.
2) Waktu pelaksanaan kegiatan diskusi refleksi kasus tepat
sesuai jadwal yang telah disepakati sebelumnya.
3) Persiapan tempat, sarana dan prasarana telah tersedia
4) Meteri dan media tentang diskusi refleksi kasus telah siap
untuk disajikan.
b. Evaluasi Proses
1) Jumlah peserta yang hadir sesuai dengan rencana
2) Fasilitator menjelaskan aturan main dengan jelas
3) Observasi dilakukan oleh fasilitator yang menempatkan diri
di tempat yang memungkinkan untuk dapat mengawasi
jalannya kegiatan
4) Hasil penilaian observer disampaikan oleh fasilitator
IDENTITAS
Nama Pasien : Tn. C
Umur : 71 tahun
Diagnosa :Stroke Hemorrhagic
No RM : 609820
Dokter yang merawat : dr. Wahyuni, Sp. S
KRONOLOGIS
Keluarga pasien mengatakan pasien sebelumnya sempat mengalami
stroke pertama kurang lebih 3 tahun yang lalu karena hipertensi yang diderita.
Pada saat stroke pertama pasien dirawat di RSUD Sanjiwani selama 1 bulan.
Pasca stroke pertama pasien masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa
seperti makan, mandi, dan berpindah tanpa bantuan.
Pada tanggal 5 Februari 2020 sejak pukul 13.00 wita keluarga pasien
mengatakan pasien mengalami sakit kepala dan muntah, keluarga hanya
62
menyarankan pasien untuk beristirahat dulu. Pada pukul 16.00 wita pasien
terjatuh dan mengalami penurunan kesadaran. Pasien kemudian langsung
dibawa ke IGD RSUD Sanjiwani Gianyar.
Saat di IGD
Keluarga pasien mengatakan pasien tiba di IGD RSUD Sanjiwani pukul
17.00 wita, perawat kemudian langsung melakukan pemeriksaan kesadaran
pasien GCS E:2 V:1 M:2 (kesadaran coma), mengobservasi tanda – tanda vital
pasien dengan hasil TD: 190/100 mmgh, N: 78 x/menit, S: 36oC, RR: 20
x/menit, memasang oksigen 3 lpm, SaO2 98%, memasang infus RL 20 tpm,
diberikan obat injeksi citicolin, ranitidine dan vitamin, memasang kateter,
memasang selang NGT Fr 18 dan melakukan pemeriksaan Elektrokardiogram
(EKG) dan pemeriksaan Laboratorium.
Saat di Ruang Sahadewa
Pada tanggal 6 Februari 2020 pukul 01.30 wita pasien tiba di ruang
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar untuk rawat inap. Pasien ditempatkan di
kamar Sahadewa 1 bed 1, pasien terpasang infus RL 20 tpm, oksigen 3 lpm dan
dilakukan pemeriksaan tanda – tanda vital TD: 160/90 mmhg, N: 88 x/menit,
S: 37oC, RR: 20 x/menit.
Pada tanggal 17 Februari 2020 pasien mulai dilakukan perawatan luka
yaitu rutin pada pukul 08.30 wita dikarenakan pasien mengalami luka
decubitus pada bokong. Keluarga pasien mengatakan sebelumnya sudah pernah
di KIE oleh perawat untuk memiring – miringkan pasien tetapi keluarga tidak
mengetahui berapa minimal waktu untuk pasien dimiringkan. Keluarga pasien
mengatakan mengetahui adanya luka pada saat keluarga pasien akan mengganti
diapers yang digunakan pasien karena sudah penuh, tetapi saat akan dibuka
ternyata ada bagian diapers di daerah bokong yang menempel. Saat dipaksa
untuk dibuka ternyata bagian bokong pasien sudah luka dan berdarah. Keluarga
pasien kemudian melaporkannya ke perawat yang berjaga.
63
Pemeriksaan Diagnostik
Hasil DL :
Tgl 05/02/2020
Hb:15,1 gr/dL
RBC: 5,6510ᶺ3/ᵑL
HCT: 41,3 %
WBC: 18,4610ᶺ3/ᵑL
MCV: 73,2 fL
MCH: 26,8 pq
PLT: 197 10ᶺ3/ᵑL
Kimia Darah
Na 133, kalium 4.3, clorida 97
GDS: 187 mg.dL
SGOT : 36 U/L
Tgl 22/02/2020
Hb: 10,5 gr/dL
RBC: 4,1610ᶺ3/ᵑL
HCT: 30,5 %
WBC: 8,1410ᶺ3/ᵑL
MCV: 73,2 fL
MCH: 25,2 pq
PLT: 256 10ᶺ3/ᵑL
Therapy
*Saat di igd :
- IVFD RL20 tpm
- Vancomycin 2 x 1gr
- Ranitidin 2x50 mg IV
- Paracetamol 2 x 1 flash
- Vit B.Complex 1 x1 tab (oral)
64
- Candesartan 1 x 16 mg (oral)
- Amblodipin 1 x 5 mg (oral)
- OMZ 2 x 1 mg (oral)
- Citicolin 2 x 1 mg (oral)
- Laxadine 3 x 1 sendok (oral)
- Nebul Ventolin 3 x 1
Masalah :
Terjadinya luka dekubitus pada pasien Tn. C dengan diagnosa medis Stroke
Hemorrhagic.
65
2 Kurang telitinya Mengusulkan agar
Adanya evaluasi
petugas dalam dievaluasi kembali terkait
terkait patient safety
melakukan patient patient safety terutama
terutama pengkajian
safety terutama pengkajian pasien resiko
pasien resiko
pengkajian pasien decubitus
decubitus
resiko decubitus
66
jadwal pelaksanaan pre conference.Pada hari pelaksanaan mahasiswa
berkumpul di Nurse Station Ruang Sahadewa pukul 08.00 WITA.
b Tahap Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan Pre conference di RuanganSahadewa RSUD
Sanjiwani Gianyar, yang dibuka oleh Kepala Ruangan dan selanjutnya
dipimpin oleh Perawat Primer dengan susunan acara sebagai berikut :
a) Pre conference dibuka terlebih dahulu oleh Kepala Ruangan
RuanganSahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar.
"Om Swastyastu".Selamat pagi dan terimakasih saya ucapkan
untuk seluruh anggota yang hadir pada acara Pre conference pagi
ini. Baiklah untuk memulai aktivitas, kita awali dengan doa sesuai
dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Selanjutnya saya
serahkan kepada perawat "Diah Setyawati"untuk memandu Pre
conference kita pada pagi hari ini.
b) Semua anggota hadir dalam diskusi awal. Perawat Primer
membuka acara. "Terimakasih kepada Ibu Vita selaku kepala
ruangan. Selamat pagi kepada rekan-rekan semua. Pada
kesempatan Pre conference pagi ini tanggal 24 Februari 2020 di
Nurse Station, kita akan membahas kondisi dan asuhan
keperawatan pada pasien dengan pasien kelolaan PP 1. Sebelum
kita mulai acara Pre conference ini, saya akan memeriksa dan
melakukan absensi untuk mengetahui apakah seluruh anggota hadir
pagi ini".
c) Memberi pengarahan kepada anggota tentang rencana asuhan
pasien pada hari tersebut berdasarkan hasil evaluasi kemarin dan
kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam, hal-hal yang
disampaikan oleh PP meliputi :
Keadaan umum klien
1) Keluhan klien
2) Tanda-tanda vital dan kesadaran
3) Masalah keperawatan
67
4) Rencana keperawatan hari ini
5) Perubahan terapi medis
6) Rencana medis
"Ketua tim PP 1 menjelaskan kondisi pasien:
Pasien mengeluh tidak bisa makan 2 minggu yang lalu. Kesadaran
Composmentis, GCS : 15, TD : 120/70mmHg, RR : 22x/menit, N:
103x/menit, S: 37,00C, ADL : dibantu sebagian, infus : RL 20
tpm, PLT : 8
Sekian yang dapat saya sampaikan waktu saya kembalikan ke ibu
kepala ruangan.
d) Memberi penugasan kepada anggota bila ada pasien baru.
"Ya, baiklah terima kasih kepada rekan-rekan yang sudah
menyampaikan tindakan yang akan dilakukan kepada
pasien.Dilihat dari hasil laporan teman-teman, pasien memerlukan
penanganan lebih.Jadi diharapkan, untuk kerjasama antara rekan-
rekan baik itu dalam melakukan asuhan pada pasien kelolaan
ataupun pada pasien baru".
e) Memberi penugasan kepada anggota untuk bertanya
"Baik, untuk rekan-rekan semua, ada yang ingin ditanyakan atau
mungkin masih ada yang belum jelas mengenai kondisi dan
tindakan pasien yang sudah kita bahas bersama tadi?"
f) Memberi penekanan pada hal-hal yang perlu diperhatikan
"Dilihat dari hasil laporan teman-teman tadi pasien perlu
memerlukan penanganan yang lebih yaitu pada pemberian therapy
obat oral Antiretroviral (ARV).Jadi, kita sebagai perawat harus
tetap berusaha memberikan pelayanan terbaik kepada pasien.Jadi
diharapkan, untuk kerjasama antara rekan-rekan dalam
memberikan asuhan keperawatan profesional, untuk mewujudkan
kesembuhan pasien".
68
g) Memberi kesempatan pada pendidikan pasien
"Untuk rekan-rekan, jangan lupa untuk selalu menyediakan waktu
memberikan pendidikan terkait kesehatan pada pasien dan
keluarga, tentunya untuk membantu mempercepat kesembuhan
pasien".
h) Membahas pasien-pasien yang menjadi prioritas pada shift tersebut
i) Menanyakan kesiapan fisik, mental anggota dalam melakukan
asuhan
"Bagaimana rekan-rekan semuanya, apakah sudah siap secara fisik
dan mental untuk memberikan asuhan yang sudah direncanakan
tadi?"
j) Semua anggota menyepakati pertemuan diskusi akhir
"Terima Kasih kepada rekan-rekan semua atas
laporannya.Langsung saja kita melakukan tindakan-tindakan yang
sudah direncanakan.Sekali lagi diharapkan, kerjasamanya dari
semua rekan-rekan sekalian. Untuk nanti tanggal 24 Februari 2020
pukul 13.30 kita berkumpul kembali untuk melaporkan Post
conference"
k) Mengucapkan selamat bekerja kepada anggota tim
"Selamat bekerja untuk rekan-rekan, terapkan komunikasi
terapeutik, profesional kerja, senyum, salam, dll."
c Kelemahan
Kelemahan yang kami dapatkan dalam melakukan pre conference
ini adalah banyak kekurangan dan terutama dalam hal pelaporan
kondisi pasien. Kelemahan dan rencana keperawatan perlu diperjelas
lagi mulai dari jam pemberian asuhan, apa saja yang harus diobservasi
sebelum dan setelah pemberian asuhan keperawatan. Pada intinya
disarankan oleh Pembimbing Klinik, harus ditingkatkan lagi
komunikasi dan kelengkapan pelaporan saat pre conference dengan
berpedoman pada komunikasi SBAR.
69
d Kekuatan
a) Penerimaan yang baik terkait pelaksanaan Pre conference ini dari
Pembimbing Kinik (Ruang Sahadewa RSUDSanjiwani) dan seluruh
mahasiswa sehingga acara Pre conference ini dapat berlangsung
dengan baik.
b) Tersedianya tempat, sarana dan prasarana yang memadai untuk
pelaksanaan kegiatan Pre conference, sehingga kegiatan berjalan
dengan lancar.
c) Pelaksanaan Pre conference sudah disesuaikan dengan susunan
dalam cek list yang ditentukan.
e Evaluasi
1) Evalusi Struktur
a) Pada tanggal 24 Februari 2020, pasien priontas yang akan
dibahas atau dipaparkan dalam kegiatan pre conference sudah
ditentukan
b) Waktu pelaksanaan kegiatan pre conference tepat sesuai jadwal
yang telah disepakati sebelumnya yakni dilaksanakan pada
Senin, 24 Februari 2020.
c) Persiapan tempat, sarana dan prasarana telah tersedia.
d) Materi dan media tentang pre conference telah siap untuk
disajikan.
f Evaluasi proses
a) Jumlah pasien yang dipaparkan pada kegiatan pre conference
sudah sesuai rencana yakni satu pasien kelolaan dari PP 1 atas
nama Tn.D dengan HIV. Kepala ruangan telah membuka pre
conference dan selanjutnya dipimpin oleh PP1
b) PA atau anggota telah aktif bertanya mengenai rencana
keperawatan yang akan dilakukan nantinya
c) Pelaksanaan pre conference sudah sesuai dengan cek list yang
ditentukan.
70
3.5 Supervisi
Penanggung jawab : I Ketut Ari Astawa
Ni Nyoman Rai Puspita Sari
Deskripsi :
Supervisi adalah bagian dari fungsi directing pengarahan dimana
dalam fungsi manajemen berperan untuk mempertahankan agar segala
kegiatan yang telah direncanakan dapat terlaksana dengan baik. Supervisi
secara langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai
hambatan atau permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di
ruangan dengan mencoba memandang secara menyeluruh faktor-aktor yang
mempengaruhi dan bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan
penyelesaianya (Mamik, 2015).
Menurut Mugianti (2016) supervisi merupakan bagian dari fungsi
pengarahan yang dalam fungsi manajemen sebagai cara yang efektif untuk
mencapai tujuan pelayanan disuatu rumah sakit termasuk tatanan
keperawatan. supervisi adalah kegiatan terencana seorang manajer yang
dilakukan dalam bentuk bimbingan, pengarahan, observasi, motivasi dan
evaluasi pada staff dalam melaksanakan tugas sehari-hari. Supervisi
keperawatan merupakan proses pemberian bantuan yang dibutuhkan
perawat agar mereka dapat menyelesaikan tugas dengan baik. Dengan
supervisi seorang manajer dapat menemukan berbagai kendala dalam
melaksanakan asuhan keperawatan dan dapat menghargai potensi setiap
anggotanya.
Supervisi sebagai suatu kegiatan pembinaan, bimbingan atau
pengawasan oleh pengelola (manajer) terhadap pelaksanaan dari tingkat
terendah, menengah, atas dalam rangka menetapkan kegiatan sesuai dengan
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan. Di rumah sakit, manajer
keperawatan yang melakukan tugas supervisi adalah atasan/pihak yang
dianggap memiliki kelebihan/keahlian dalam organisasi seperti ketua tim,
kepala ruangan, pengawas keperawatan, kepala seksi, kepala bidang, dan
wakil direktur keperawatan.
71
Menurut Gunawan & Sukarna (2016) Proses supervisi keperawatan
terdiri dari 3 elemen kelompok, yaitu: mengacu pada standar asuhan
keperawatan, fakta pelaksanaan praktik keperawatan sebagai pembanding
untuk menetapkan pencapaian, tindak lanjut dalam upaya memperbaiki dan
mempertahankan kualitas asuhan. Area supervisi keperawatan mencakup
pengetahuan dan pengertian tentang asuhan keperawatan pada klien,
keterampilan yang dilakukan sesuai dengan standar, sikap penghargaan
terhadap pekerjaan seperti kejujuran dan empati. Secara aplikasi, area
supervisi keperawatan meliputi kinerja perawat, pendokumentasian asuhan
keperawatan, pendidikan kesehatan melalui perencanaan pulang,
pengelolaan logistik dan obat, penerapan metode ronde keperawatan dalam
menyelesaikan masalah keperawatan klien, dan pelaksanaan operan.
Pelaksanaan supervisi di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar
dilakukan oleh kepala ruang kepada kepala tim. Pelaksanaan supervisi tidak
rutin dilaksanakan, dan biasanya dilaksanakan pada akhir tahun dibulan
Desember.
Pelaksanaan supervisi oleh mahasiswa profesi praktik manajemen di
Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar adalah supervisi klinis yang
dilakukan oleh perawat primer terhadap perawat associate yaitu pada
tindakan pemberian obatyang dilaksanakan pada tanggal 25 Februari 2020.
Penanggung jawab pelaksanaan supervisi adalah Ni Nyoman Rai Puspita
Sari yang berperan juga sebagai perawat primer dan perawat associate
diperankan oleh I Ketut Ari Astawa. Persiapan yang dilakukan oleh perawat
primer adalah menyiapkan formulir check list standart prosedur operasional
yang sesuai untuk menilai pelaksanaan tindakan. Perawat primer dan
perawat associate berada dalam satu ruangan dan saling berhadapan.
Perawat primer menanyakan langkah-langkah prosedure, prinsip-prinsip
tindakan, critical thinking, dan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam
melakukan tindakan. Perawat associate menjelaskan prosedure dan langkah-
langkah yang dilakukan dalam melaksanakan tindakan dan menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh perawat primer. hasil supervisi diperoleh
72
data pada tahap persiapan perawat associate tidak menyiapkan 4 dari 15
item yang harus dipersiapkan. Pada tahap orientasi perawat associate
melakukan semua item tindakan. Pada tahap kerja perawat associate mampu
melakukan 18 dari 20 item tindakan, sedangkan pada tahap terminasi
perawat associate melakukan semua item tindakan sesuai dengan checklist
SOP. Hasil supervisi perawat associate mendapatkan nilai 87 (41 YA dari
total 47 item) yang artinya perawat associate kompeten dalam melakukan
perawatan luka.
Hasil supervisi yang diperoleh digunakan untuk menilai kompetensi
klinis perawat asociate dan digunakan sebagai bahan evaluasi terhadap
kebutuhan sarana dan prasarana penunjang tindakan klinis. Pelaksanaan
tindakan supervisi oleh Mahasiswa Praktik Profesi Ners tidak menemukan
kendala yang berarti dalam pelaksanaanya baik pada saat persiapan maupun
pada saat pelaksanaan supervisi.
73
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
1. Model asuhan keperawatan profesional yang digunakan mahasiswa
praktik klinik keperawatan profesi Ners STIKes Wira Medika Bali di
Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar adalah metode MAKP
Primer yang terdiri dari 1kepala ruangan, 1 perawat primer (PP), dan 8
perawat asossiate, dalam satu shift terdiri dari 1 PP dengan 2 PA dalam
memberikan asuhan keperawatan terhadap pasien di ruang 1 yang
terdiri dari 4 pasien. Kami memulai role play pada tanggal 19-29
Februari 2020.
2. Timbang terima pasien telah dilaksanakan secara berkesinambungan
setiap harinya, dimana perawat akan melaporkan kondisi pasien
berdasarkan point-point SBAR yaitu Situation (S), Backround (B),
Assesment (A), dan Reccomendation (R). Pelaksanaan timbang terima
dengan metode SBAR dilakukan setiap hari sebanyak 3 kali secara
berkesinambungan selama praktik diruangan yaitu dari tanggal 19-29
Februari 2020 di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar.
3. Diskusi Refleksi Kasus (DRK) adalah suatu metode pembelajaran
dalam mereflesikan pengalaman perawat yang aktual, dan menarik
dalam memberikan dan mengelola asuhan keperawatan melalui suatu
diskusi kelompok yang mengacu pemahaman standar yang ditetapkan.
Pelaksanaan diskusi refleksi kasus diadakan pada tanggal 25 Februari
2020 pukul 10.00 WITA – selesai. Issue yang muncul yaitu perawat
kurang maksimal dalam pencegahan luka dekubitus.
4. Pre conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana setelah
selesai operan untuk rencana kegiatan pada shift tersebut yang dipimpin
oleh kepala ruangan. Pelaksanaan pre conference dilaksanakan pada
tanggal 24 Februari 2020 di RuangSahadewa RSUD SanjiwaniGianyar.
74
5. Post conference adalah diskusi tentang aspek klinik sesudah
melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien. Pelaksanaan post
conference dilaksanakan pada tanggal 24 Februari 2020 di Ruang
Sahadewa RSUD Sanjiwani Gianyar.
6. Supervisi dan evalusi merupakan bagian yang penting dalam
manajemen serta keseluruhan tanggung jawab pemimpin. Di Ruang
Sahadewa pelaksanaan supervisi belum terjadwal, jika ada perawat
yang ingin naik jenjang karier pada saat itu akan disepakati supervisi
baik dalam asuhan keperawatan maupun manajerial. Pelaksanaan
supervisi dilakukan pada tanggal 25 Februari 2020.
4.2 Saran
Berdasarkan pemaparan hasil laporan diatas diharapkan dapat
memberikan kontribusi terhadap Rumah Sakit maupun Mahasiswa Profesi
Ners STIKes Wira Medika Bali. Adapun saran yang dapat disampaikan
yaitu:
1. Bagi Rumah Sakit diharapkan dapat meningkatkan komunikasi
terapeutik perawat terhadap pasien, meningkatkan Pendidikan
kesehatan terhadap pasien dan keluarga, serta dapat meningkatkan
penerapan SOP dalam setiap pemberian asuhan keperawatan.
2. Bagi Mahasiswa Profesi Ners semoga dapat memberikan gambaran
tentang manajemen keperawatan di Rumah Sakit sehingga dapat
diterapkan dalam setiap pemberian asuhan keperawatan serta dapat
diwujudkan nantinya dalam dunia kerja.
75
DAFTAR PUSTAKA
76
Lampiran
77
Supervisi Keperawatan
78
JADWAL KEGIATAN STASE MANAJEMEN
MAHASISWA PROFESI NERS STIKES WIRA MEDIKA BALI
DI RUANG SAHADEWA RSUD SANJIWANI GIANYAR
Mengetahui,
Pembimbing Akademik (CT) Mengetahui,
Pembimbing Klinik (CI)