PENDAHULUAN
1
2
Pedagang Besar Farmasi merupakan suatu badan usaha yang mempunyai fungsi
untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat atau bahan obat dalam jumlah
besar kepada apotek, rumah sakit, PBF lainnya serta pelayanan kesehatan lain
yang telah mendapatkan izin.
Pedagang Besar Farmasi sebagai salah satu tempat pengabdian profesi
seorang farmasis merupakan bagian terpenting dalam siklus penyaluran sediaan
farmasi melalui apotek, rumah sakit, toko obat, klinik dan puskesmas hingga ke
tangan konsumen.
Tujuan PKL
Tujuan PKL Meliputi :
1. Untuk mempekenalkan mahasiswa pada dunia Usaha
2. Menumbuhkan dan Meningkatkan sikap profesional yang di tumbuhkan
mahasiswa untuk memasuki dunia usaha
3. Meningkatkan daya kreasi dan produktivitas terhadap mahasiswa
sebagai persiapan dalam menghadapi atau memasuki dunia usaha yang
sesungguhnya
4. Meluaskan wawasan dan pandangan mahasiswa terhadap jenis-jenis
pekerjaan pada tempat di mana mahasiswa melaksananakan praktek
kerja lapangan (PKL)
1.2 Manfaat
Adanya manfaat PKL ini diharapkan dapat mencapai beberapa manfaat
yaitu :
1. Bagi mahasiswa :
Dapat meningkatkan wawasan keilmuan mahasiswa tentang situasi
dalam dunia kerja.
2. Bagi progam studi :
3
TINJAUAN PUSTAKA
4
5
jadi, ruang makan dan kamar kecil. Bangunan PBF dilengkapi dengan sumber air
yang memenuhi syarat kesehatan, pencahayaan yang memadai, alat pemadam
kebakaran ventilasi dan sanitasi yang baik. Bangunan harus dirancang dan
disesuaikan untuk memastikan bahwa kondisi penyimpanan yang baik dapat
dipertahankan, mempunyai keamanan yang memadai dan kapasitas yang cukup
untuk memungkinkan penyimpanan dan penanganan obat yang baik, serta area
penyimpanan dilengkapi dengan pencahayaan yang memadai untuk
memungkinkan semua kegiatan dilaksanakan secara akurat dan aman.
Area penerimaan, penyimpanan dan pengiriman harus terpisah, terlindung dari
kondisi cuaca, dan harus ddidesain dengan baik serta dilengkapi dengan peralatan
yang memadai. Akses masuk ke area penerimaan, penyimpanan dan pengiriman
hanya diberikan kepada personil yang berwenang yakni dengan adanya sistem
alarm dan kontrol akses yang memadai. Selain itu harus disediakan area khusus,
antara lain:
a) harus ada area terpisah dan terkunci antara obat yang menunggu keputusan
lebih lanjut mengenai statusnya, meliputi obat yang diduga palsu, yang
dikembalikan, yang ditolak, yang dimusnakan yang ditarik, dan yang
kadarluasa dari obat yang dapat disalurkan.
c) Harus tersedia area khusus untuk penyimpanan obat yang mengandung bahan
radioaktif dan bahan berbahaya lain yang dapat menimbulkan risiko kebakaran
atau ledakan (misalnya gas bertekanan, mudah terbakar cairan dan padatan
mudah menyala) sesuai keselamatan dan keamanan. Bangunan dan fasilitas
penyimpanan harus bersih, bebas dai sampah dan debu serta harus dirancang
dan dilengkapi, sehingga memberikan perlindungan terhadap masuknya
serangga, hewan pengerat atau hewan lain. Selain itu, ruang istrahat, toilet dan
kantin untuk personil harus terpisah dari area penyimpanan.
7
2.5.1 Perencanaan
a. Fasilitas distribusi harus memperoleh pasokan obat dan/atau bahan obat
dari pemasok yang mempunyai izin sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
b. Jika obat dan/atau bahan obat diperoleh dari fasilitas distribusi lain, maka
fasilitas distribusi wajib memastikan bahwa pemasok tersebut
mempunyai izin serta menerapkan prinsip dan Pedoman CDOB.
c. Jika obat dan/atau bahan obat diperoleh dari industri farmasi, maka
fasilitas distribusi wajib memastikan bahwa pemasok tersebut
mempunyai izin serta menerapkan prinsip dan Pedoman CPOB.
d. Jika bahan obat diperoleh dari industri non-farmasi yang memproduksi
bahan obat dengan standar mutu farmasi, maka fasilitas distribusi wajib
memastikan bahwa pemasok tersebut mempunyai izin serta menerapkan
prinsip CPOB.
2.5.2 Pengadaan
a. Pengadaan obat dan/atau bahan obat harus dikendalikan dengan prosedur
tertulis dan rantai pasokan harus diidentifikasi serta didokumentasikan.
b. Harus dilakukan kualifikasi yang tepat sebelum pengadaan dilaksanakan.
Pemilihan pemasok, termasuk kualifikasi dan persetujuan
penunjukannya, merupakan hal operasional yang penting. Pemilihan
pemasok harus dikendalikan dengan prosedur tertulis dan hasilnya
didokumentasikan serta diperiksa ulang secara berkala.
8
2.5.3 Penerimaan
a. Proses penerimaan bertujuan untuk memastikan bahwa kiriman obat
dan/atau bahan obat yang diterima benar, berasal dari pemasok yang
disetujui, tidak rusak atau tidak mengalami perubahan selama
transportasi.
b. Obat dan/atau bahan obat tidak boleh diterima jika kadarluasa, atau
mendekati tanggal kedaluwarsa sehingga kemungkinan besar obat
dan/atau bahan obat telah kadarluasa sebelum digunakan oleh konsumen.
c. Obat dan/atau bahan obat yang memerlukan penyimpanan atau tindakan
pengamanan khusus, harus segera dipindahkan ke tempat penyimpanan
yang sesuai setelah dilakukan pemeriksaan.
d. Nomor batch dan tanggal kedaluwarsa obat dan/atau bahan obat harus
dicatat pada saat penerimaan, untuk mempermudah penelusuran.
e. Jika ditemukan obat dan/atau bahan obat diduga palsu, batch tersebut
harus segera dipisahkan dan dilaporkan ke instansi berwenang, dan ke
pemegang izin edar.
f. Pengiriman obat dan/atau bahan obat yang diterima dari sarana
transportasi harus diperiksa sebagai bentuk verifikasi terhadap keutuhan
kontainer / sistem penutup, fisik dan fitur kemasan serta label kemasan.
9
2.5.4 Penyimpanan
a. Penyimpanan dan penanganan obat dan/atau bahan obat harus mematuhi
peraturan perundang-undangan.
b. Kondisi penyimpanan untuk obat dan/atau bahan obat harus sesuai
dengan rekomendasi dari industri farmasi atau non-farmasi yang
memproduksi bahan obat standar mutu farmasi.
c. Volume pemesanan obat dan/atau bahan obat harus memperhitungkan
kapasitas sarana penyimpanan.
d. Obat dan/atau bahan obat harus disimpan terpisah dari produk selain obat
dan/atau bahan obat dan terlindung dari dampak yang tidak diinginkan
akibat paparan cahaya matahari, suhu, kelembaban atau faktor eksternal
lain. Perhatian khusus harus diberikan untuk obat dan/atau bahan obat
yang membutuhkan kondisi penyimpanan khusus.
e. Kontainer obat dan/atau bahan obat yang diterima harus dibersihkan
sebelum disimpan.
f. Kegiatan yang terkait dengan penyimpanan obat dan/atau bahan obat
harus memastikan terpenuhinya kondisi penyimpanan yang
dipersyaratkan dan memungkinkan penyimpanan secara teratur sesuai
kategorinya; obat dan/atau bahan obat dalam status karantina, diluluskan,
ditolak, dikembalikan, ditarik atau diduga palsu.
g. Harus diambil langkah-langkah untuk memastikan rotasi stock sesuai
dengan tanggal kedaluwarsa obat dan/atau bahan obat mengikuti kaidah
First Expired First Out (FEFO).
h. Obat dan/atau bahan obat harus ditangani dan disimpan sedemikian rupa
untuk mencegah tumpahan, kerusakan, kontaminasi dan campur-baur.
Obat dan/atau bahan obat tidak boleh langsung diletakkan di lantai.
i. Obat dan/atau bahan obat yang kedaluwarsa harus segera ditarik,
dipisahkan secara fisik dan diblokir secara elektronik. Penarikan secara
fisik untuk obat dan/atau bahan obat kedaluwarsa harus dilakukan secara
berkala.
10
2.5.5 Pengiriman
a. Pengiriman obat dan/atau bahan obat harus ditujukan kepada pelanggan
yang mempunyai izin sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
b. Untuk penyaluran obat dan/atau bahan obat ke orang/pihak yang
berwenang atau berhak untuk keperluan khusus, seperti penelitian,
special access dan uji klinik, harus dilengkapi dengan dokumen yang
mencakup tanggal, nama obat dan/atau bahan obat, bentuk sediaan,
nomor batch, jumlah, nama dan alamat pemasok, nama dan alamat
pemesan/penerima. Proses pengiriman dan kondisi penyimpanan harus
sesuai dengan persyaratan obat dan/atau bahan obat dari industri farmasi.
Dokumentasi harus disimpan dan mampu tertelusur.
c. Prosedur tertulis untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus
tersedia. Prosedur tersebut harus mempertimbangkan sifat obat dan/atau
bahan obat serta tindakan pencegahan khusus.
d. Dokumen untuk pengiriman obat dan/atau bahan obat harus disiapkan
dan harus mencakup sekurang-kurangnya informasi berikut:
1) Tanggal pengiriman;
2) Nama lengkap, alamat (tanpa akronim), nomor telepon dan status
dari penerima (misalnya Apotek, rumah sakit atau klinik);
3) Deskripsi obat dan/atau bahan obat, misalnya nama, bentuk sediaan
dan kekuatan (jika perlu)
4) Nomor batch dan tanggal kadarluasa
11
Pasal 14A
1. Dalam hal apoteker penanggung jawab tidak dapat melaksanakan
tugas, PBF atau PBF Cabang harus menunjuk apoteker lain sebagai
pengganti sementara yang bertugas paling lama untuk waktu 3 (tiga)
bulan.
2. PBF atau PBF Cabang yang menunjuk apoteker lain sebagai pengganti
sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus menyampaikan
pemberitahuan secara tertulis kepada kepala dinas kesehatan provinsi
setempat dengan tembusan Kepala Balai POM.
Pasal 15
1. PBF dan PBF Cabang harus melaksanakan pengadaan, penyimpanan
dan penyaluran obat dan/atau bahan obat sesuai dengan CDOB yang
ditetapkan oleh Menteri.
2. Penerapan CDOB sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
sesuai pedoman teknis CDOB yang ditetapkan oleh Kepala Badan.
3. PBF dan PBF Cabang yang telah menerapkan CDOB diberikan
sertifikat CDOB oleh Kepala Badan.
Pasal 16
1. Setiap PBF atau PBF Cabang wajib melaksanakan dokumentasi
pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran di tempat usahanya
dengan mengikuti pedoman CDOB.
2. Dokumen sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dilakukan
13
secara elektronik.
3. Dokumentasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) setiap
saat harus dapat diperiksa oleh petugas yang berwenang
Pasal 19
1. PBF Cabang hanya dapat menyalurkan obat dan/ atau bahan obat di
daerah provinsi sesuai dengan surat pengakuannya.
2. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) PBF
Cabang dapat menyalurkan obat dan/ atau bahan obat di daerah
provinsi terdekat untuk dan atas nama PBF pusat yang dibuktikan
dengan Surat Penugasan/ Penunjukan.
3. Setiap Surat Penugasan/ Penunjukkan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) berlaku hanya untuk 1 (satu) daerah provinsi terdekat yang
dituju dengan jangka waktu selama 1 (satu) bulan.
4. PBF Cabang yang menyalurkan obat dan/ atau bahan obat di daerah
provinsi terdekat sebagaimana dimaksud pada ayat (2), menyampaikan
pemberitahuan atas Surat Penugasan/ Penunjukan secara tertulis
kepada kepala dinas kesehatan provinsi yang dituju dengan tembusan
kepala dinas kesehatan provinsi asal PBF Cabang, Kepala Balai POM
provinsi asal PBF Cabang dan Kepala Balai POM provinsi yang dituju.
Pasal 20
1. PBF dan PBF Cabang hanya melaksanakan penyaluran obat
berdasarkan surat pesanan yang ditandatangani apoteker pemegang
SIA, apoteker penanggung jawab, atau tenaga teknis kefarmasian
penanggung jawab untuk toko obat dengan mencantumkan nomor
SIPA atau SIPTTK.
2. Dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
penyaluran obat berdasarkan pembelian secara elektronik (E-
Purchasing) dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
14
1. PBF dan PBF Cabang hanya dapat menyalurkan bahan obat kepada
industri farmasi, PBF dan PBF Cabang lain, apotek, instalasi farmasi
penanggung jawab.
pimpinan lembaga.
BAB III
TEMPAT PKL
15
16
PT. Parit Padang Global Cabang Manado mempunyai 10 ruangan logistik diarea
gudang yaitu terdiri dari :
1. Ruang Admin
2. Ruang Retur
3. Ruang Farma
4. Ruang Ambien
5. Ruang Psikotropika
6. Ruang Alat Kesehatan
7. Ruang Obat-obat yang diawasi BPOM (Psikotropika, prekursor dan OOT)
8. Ruang Kosmetik
9. Ruang Aromatik
10. Ruang loading in & loading out
17
Ali
Branch Manager
Andi Hasmita
Apoteker PJ PBF
Gloria Fretty S, Z. Mandrey
Apoteker PJ Alkes
Ika Abidin Mus & Wesly Abdul Puasa Raffika Sondakh Refli M Fransiscus V
Branch Sales TSM (Exclusiv & Riffia Mengko Data Support
Accounting Spv Supervisor Soho) CSSA Logistic Branch Exc
Spv
Englin Maleke Ricky Egetan Mulyadi Reinold Z
Branch Cashier Junaidin Hafid ……. Dedi Lausu
Youdi Meichel R HC Sales Rep. Michel
Senny Rengkung Sandy (Exc.Soho) Andersen F. L
Branch Acct Adm Tobias Security
Ruli
Marnita Ndede Stenly Hidayatullah Popa
Sri Wahyuni Stefi Office Cleanser
Branch Inkaso
Adm Salesman
David Prihandoko Siska Sumaga
Koord. Petugas Warehouse Adm
Gudang
Rocky Lawalata
Joneta Petugas Retur
Fanly A. Alimang
Willi
Vekky L
Petugas Gudang
4 Delivery Man
Pengantar Barang
18
b. Penerimaan
Barang yang masuk kecabang baik via udara, maupun via laut yang dibawah
oleh ekspedisi akan masuk melalui area penerimaan barang atau dinamakan
loading in, barang yang masuk ini akan dicek oleh petugas gudang yang ditunjuk
untuk melakukan penerimaan barang, pengecekan barang dilakukan berdasarkan
20
surat jalan, packing list yang dikirimkan oleh PPG pusat, yang akan dicek dari
barang-barang tersebut meliputi quantity, bentuk sediaan batch, dan expire date
jika sudah sesuai dengan surat jalan dan packing list maka petugas gudang akan
menandatangani surat jalan dan checklist penerimaan barang, beserta packing
packing list akan diserahkan ke kepala gudang (LSH) atau admin logistic untuk
dibuatkan label produk dimana label produk ini akan digunakan untuk
menentukan letak penyimpanan obat-obat tersebut yang akan di barcode oleh
petugas gudang agar barang yang masuk di rak bisa terbaca di system. Jika ada
barang yang tidak sesuai atau rusak pada saat penerimaan di cabang maka cabang
akan membuatkan berita acara ketidaksesuaian barang yang akan di laporkan pada
ekspedisi dan PPG pusat untuk segera diproses atau dilakukan pergantian.
c. Penyimpanan
Metode penyimpanan yang diterapkan oleh Parit Padang Global adalah
sesuai dengan suhu penyimpanan yang tertera pada kemasan yaitu kurang lebih
25°C, suhu 30°C & suhu Ambient adapun untuk produk-produk CCP(Cold Chain
Produk) maka akan diletakkan di chiller atau lemari pendingin yang sudah
dikalibrasi dan dilengkapi dengan alarm yang akan berbunyi ketika suhu diatas
8◦C atau dibawah 2◦C dan akan terhubung ke hp apoteker & hp kepala gudang.
Setiap ruang penyimpanan di PT. PPG dilengkapi dengan monitoring suhu
yang di isi 3x sehari di jam-jam tertentu yaitu jam 09.00, 12.00, 15.00 yang
dicatat berdasarkan suhu yang terbaca ditermometer dimasing-masing ruangan,
dan thermometer tersebut telah dikalibrasi setahun sekali , pada area penyimpanan
obat juga dilengkapi dengan monitoring kebersihan yang akan diisi setiap hari
ketika sudah melakukan pembersihan diruangan penyimpanan obat.
d. Pendistribusian
Pendistribusian dilakukan ke apotek-apotek, rumah sakit, dinas kesehatan &
PBF-PBF local maupun PBF nasional, pendistribusian obat berdasarkan surat
pesanan outlet kepada parit padang, surat pesanan outlet ini akan digunakan
salesman & CSSA untuk input barang di system yang akan keluar TO-DO ke
21
D. Pemusnahan
Untuk pemusnahan obat di parit padang global cabang manado tidak
pernah di lakukan karena belum ada vendor yang menangani untuk pemusnahan
obat maka untuk retur barang expire date akan di kirim ke parit padang global
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, barang yang sudah di expired date
atau telah rusak akan di letakan di ruangan khusus retur barang-barang. Barang-
barang expire date yang akan di kirim ke pusat akan di proses oleh petugas retur
dan di infokan ke pusat setelah di buatkan STTR (surat tanda terima retur).
22
f. Pelaporan
Pelaporan obat-obat di lakukan tiap bulan sekali untuk produk
pisikotropik, precursor, dan OOT di masing-masing web BPOM (E-napza) web
KEMENKES (E-report PBF) dan pelaporan ALKES, sedangkan obat-obat yang
lain atau di namakan produk reguler di laporkan tiap tiga bulan sekali di web
KEMENKES.
BAB IV
PEMBAHASAN
23
24
2. Penerimaan
Barang yang masuk kecabang baik via udara, maupun via laut yang dibawah
oleh ekspedisi akan masuk melalui area penerimaan barang atau dinamakan
loading in, barang yang masuk ini akan dicek oleh petugas gudang yang ditunjuk
untuk melakukan penerimaan barang, pengecekan barang dilakukan berdasarkan
surat jalan, packing list yang dikirimkan oleh PPG pusat, yang akan dicek dari
barang-barang tersebut meliputi quantity, bentuk sediaan batch, dan expire date
jika sudah sesuai dengan surat jalan dan packing list maka petugas gudang akan
menandatangani surat jalan dan checklist penerimaan barang, beserta packing
packing list akan diserahkan ke kepala gudang (LSH) atau admin logistic untuk
25
dibuatkan label produk dimana label produk ini akan digunakan untuk
menentukan letak penyimpanan obat-obat tersebut yang akan di barcode oleh
petugas gudang agar barang yang masuk di rak bisa terbaca di system. Jika ada
barang yang tidak sesuai atau rusak pada saat penerimaan di cabang maka cabang
akan membuatkan berita acara ketidaksesuaian barang yang akan di laporkan pada
ekspedisi dan PPG pusat untuk segera diproses atau dilakukan pergantian.
3. Penyimpanan
Metode penyimpanan yang diterapkan oleh Parit Padang Global adalah
sesuai dengan suhu penyimpanan yang tertera pada kemasan yaitu kurang lebih
25°C, suhu 30°C & suhu Ambient adapun untuk produk-produk CCP(Cold Chain
Produk) maka akan diletakkan di chiller atau lemari pendingin yang sudah
dikalibrasi dan dilengkapi dengan alarm yang akan berbunyi ketika suhu diatas
8°C atau dibawah 2°C dan akan terhubung ke hp apoteker & hp kepala gudang.
Setiap ruang penyimpanan di PT. PPG dilengkapi dengan monitoring suhu
yang di isi 3x sehari di jam-jam tertentu yaitu jam 09.00, 12.00, 15.00 yang
dicatat berdasarkan suhu yang terbaca ditermometer dimasing-masing ruangan,
dan thermometer tersebut telah dikalibrasi setahun sekali , pada area penyimpanan
obat juga dilengkapi dengan monitoring kebersihan yang akan diisi setiap hari
ketika sudah melakukan pembersihan diruangan penyimpanan obat.
4. Pendistribusian
Pendistribusian dilakukan ke apotek-apotek, rumah sakit, dinas kesehatan &
PBF-PBF local maupun PBF nasional, pendistribusian obat berdasarkan surat
pesanan outlet kepada parit padang, surat pesanan outlet ini akan digunakan
salesman & CSSA untuk input barang di system yang akan keluar TO-DO ke
gudang. TO-DO yang keluar di gunakan petugas gudang untuk mengeluarkan
barang. Barang yang telah dikeluarkan oleh petugas gudang akan diletakkan
sesuai lokasi masing-masing (yaitu area luar kota, dalam kota & perifer) peletakan
barang tersebut disertai dengan copy TO-DO yang akan digunakan oleh
koordinator barang untuk mengecek kesesuian barang yang dikeluarkan petugas
26
gudang, beserta faktur yang telah diprint ketika TO-DO sudah dikeluarkan.
Setelah barang sudah sesuai dengan TO-DO dan faktur maka barang tersebut akan
di packing di serahkan ke ekspedisi untuk dilakukan pengantaran atau
pendistribusian ke tiap-tiap outlet dalam kota, sedangkan untuk wilayah luar kota
(ternate, gorontalo, kotamobagu, tomohon, bitung, sanger, talaud dan lain-lain)
akan diserahkan ke ekspedisi pihak ketiga dilakukan pendistribusian ke outlet,
untuk pihak ketiga ini PT.PPG telah di lakukan kerja sama yang di tuang dalam
perjanjian khusus dengan notaris agae produk yang di terima oleh outlet sesuai
dengan pesanan dan quantity.
Penerimaan barang di outlet untuk produk dot merah harus di terima
minimal asisten apoteker yang memiliki SIKTTK sedangkan produk
pisikotropika, precursor dan OOT harus diterima oleh apoteker, jika apoteker
berhalangan hadir dan tidak bisa menerima barang maka apoteker wajib membuat
surat pendelegasian ke asisten untuk penerimaan barang, jika tidak ada surat
pendelegasian maka produk tersebut harus di bawah pulang kembali ke
distributor.
5. Pemusnahan
Untuk pemusnahan obat di parit padang global cabang manado tidak
pernah di lakukan karena belum ada vendor yang menangani untuk pemusnahan
obat maka untuk retur barang expire date akan di kirim ke parit padang global
sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan, barang yang sudah di expired date
atau telah rusak akan di letakan di ruangan khusus retur barang-barang. Barang-
barang expire date yang akan di kirim ke pusat akan di proses oleh petugas retur
dan di infokan ke pusat setelah di buatkan STTR (surat tanda terima retur).
6. Pelaporan
Pelaporan obat-obat di lakukan tiap bulan sekali untuk produk
pisikotropik, precursor, dan OOT di masing-masing web BPOM (E-napza) web
KEMENKES (E-report PBF) dan pelaporan ALKES, sedangkan obat-obat yang
27
lain atau di namakan produk reguler di laporkan tiap tiga bulan sekali di web
KEMENKES.
BAB V
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Setelah melakukan PKL, dapat disimpulkan bahwa PBF (pedagang besar
Farmasi) adalah perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk
pengadaan, penyimpanan, penyaluran perbekalan farmai dalam jumlah besar,
sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Setiap PBF harus memiliki
apoteker penanggung jawab terhadap pelaksanaan ketentuan pengadaan,
penyimpanan, dan penyaluran obat atau bahan obat.
PT. Parit Padang Global melakukan pendistribusian ke apotek-apotek,
instalasi farmasi rumah sakit, klinik dan toko-toko obat. Adapun penyimpanan di
PT. Parit Padang global yaitu sesuai suhu yang tertera pada kemasan obat. Dan
obat-obat ccp(cold chain produk) akan di letakan di chiller atau lemari pendingin
yang sudah di kalibrasi dan dilengkapi dengan alarm yang akan berbunyi ketika
suhu di atas 8°C atau di bawah 2°C dan akan terhubung ke hp apoteker atau
kepala gudang. Untuk pemusnahan di PT. Parit Padang global cabang manado,
barang barang yang sudah expire date maka akan di letakan di ruang retur dan
akan di kirim ke Parit padang global pusat sesuai dengan prosedur yang di
tetapkan.
4.2 SARAN
Saran kami dalam praktek kerja lapangan yaitu:
1. Bagi tempat PKL yaitu dapat meningkatkan kerjasama antara institusi
terkait dan PBF agar banyak memberi peluang pada mahasiswa dalam
melakukan praktek kerja lapangan dalam mempelajari manajemen farmasi.
2. Bagi institusi terkait agar dapat meningkatkan pembelajaran mengenai
manajemen farmasi.
3. Bagi mahasiswa yang akan melanjutkan praktek kerja lapangan di
harapkan agar dapat menjaga nama baik almamater dan dapat
meningkatkan pembelajaran tentang manajemen farmasi.
28
DAFTAR PUSTAKA
29