Anda di halaman 1dari 10

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Studi Kasus

Penelitian Studi Kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu

masalah keperawatan dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan

data yang mendalam dan menyertakan berbagai sumber informasi.

Penelitian studi kasus dibatasi oleh waktu dan tempat, serta kasus yang

dipelajari berupa peristiwa, aktivitas atau individu metode yang digunakan

untuk memecahkan masalah yang dihadapi pasien (Nursalam, 2016 hal

124).

Pada studi kasus ini menggunakan metode deskriptif. Metode

deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia,

suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas

peristiwa pada masa sekarang yang hasilnya dipaparkan dalam bentuk

laporan penelitian (Menurut Nazir, 2017 hal 110).

Studi Kasus yang dilakukan pada penelitian ini yaitu asuhan

keperawatan terhadap pasien dengan intervensi utama pemenuhan Activity

Daily Living (ADL) di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh

Banjarmasin pada masa kini, dengan pendekatan proses keperawatan

meliputi mengeksplorasi, mengklasifikasi data, menafsirkan dan

memutuskan diagnosa keperawatan kemudian memecahkan masalah yang

dihadapi dengan pendekatan proses keperawatan yaitu pengkajian sampai

dengan evaluasi.

46
47

B. Subyek Penelitian

Subjek merupakan hal atau orang yang akan dikenai kegiatan

pengambilan kasus (Sugiyono, 2017 hal 120). Subjek studi kasus dalam studi

kasus ini adalah minimal dua orang pasien rawat inap yang menderita Anemia

di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin. Untuk

menghindari terjadi bias penelitiaan maka subjek penelitian harus memiliki

kriteria inklusi dan kriteria eksklusi, dimana kriteria itu menentukan dapat dan

tidaknya sampel tersebut digunakan.

1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah karakteristik umum objek penelitian dari suatu

populasi taget yang terjangkau yang akan di teliti. Pertimbangan ilmiah

harus menjadi pedoman dalam menentukan kriteria inklusi (Nursalam,

2016 hal 124). Kriteria inklusi yang digunakan pada penelitian ini adalah:

a. Pasien yang dirawat di ruang Safir

b. Pasien yang di diagnosa Anemia dengan intervensi utama

pemenuhan Activity Daily Living (ADL)

2. Kriteria eksklusi

Kriteria eksklusi merupakan kriteria dimana subjek penelitian tidak dapat

mewakili sampel karena tidak memenuhi syarat sebagai sampel

penelitian yang penyebabnya antara lain adalah adanya hambatan etis,

menolak menjadi responden atau berada pada suatu keadaan yang tidak

memungkinkan untuk dilakukan penelitian (Nursalam, 2016 hal 124).

Kriteria eksklusi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Pasien yang di rawat di ruang Safir


48

b. Pasien yang bersedia menjadi responden penelitian

C. Fokus Studi

Fokus studi dalam studi kasus ini adalah memberikan Asuhan

Keperawatan pada pasien Anemia dengan dengan Intervensi Utama

Pemenuhan Activity Daily Living (ADL) di ruang Safir RSUD Dr. H. Moch.

Ansari Saleh Banjarmasin. Pelaksanaan dalam pemenuhan Activity Daily

Living (ADL) di berikan pada pasien Anemia yang sedang menjalani

perawatan di Ruang Safir RSUD Dr. H. Moch. Ansari Saleh Banjarmasin.

D. Batasan Istilah (Definisi Oprasional)

Defenisi operasional merupakan penjelasan semua variabel dan istilah

yang akan digunakan dalam penelitian secara operasional.

Definisi oprasional Studi kasus penerapan prosedur keperawatan :

Tindakan dalam pemenuhan Activity Daily Living (ADL) pada pasien Anemia

bertujuan untuk memenuhi/berhubungan dengan perannya sebagai pribadi,

keluarga, dan masyarakat dalam beraktivitas seperti ambulasi, makan,

berpakaian, mandi, menyikat gigi dan berhias (Potter dan Perry, 2017).

E. Instrumen Studi Kasus

Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh penulis untuk

mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik

dalam artian lebih cepat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah (Sugiyono, 2017 hal 231). Dalam melakukan studi kasus ini instrument

yang akan digunakan adalah format asuhan keperawatan menggunakan

metode Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosis Medis dan NANDA

(North American Nursing Diagnosis Associaton).


49

F. Pengumpulan Data

1. Jenis dan sumber data

Penyusunan studi kasus ini digunakan berbagai pengumpulan data

antara lain primer dan data sekunder.

a. Data primer

Menurut Sugiyono (2017 hal 122) bahwa sumber primer

adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data. Data primer meliputi:

1) Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik digunakan untuk mengetahui keadaan fisik

pasien sistematis dengan cara:

a) Aktivitas / istirahat

Gejala : Keletihan, kelemahan, malaise umum,

penurunan

semangat untuk bekerja, kebutuhan untuk tidur dan

istirahat lebih banyak, toleransi latihan rendah.

Tanda : Takikardi / takipnea, dispnea pad bekerja atau

istirahat, letargi, menarik diri, apatis, lesu, dan kurang

tertarik pada sekitarnya, kelemahan otot dan penurunan

kekuatan, ataksia, tubuh tidak tegak, bahu menurun,

postur lunglai, berjalan lambat, dan tanda- tanda lain

yang menunjukkan keletihan.

b) Sirkulasi
50

Gejala : Riwayat kehilangan darah kronis misal

perdarahan, riwayat endokarditis infektif kronis, palpitasi

(takikardia kompensasi).

Tanda : TD peningkatan sistolik dengan diastolik stabil

dan tekanan nadi melebar, hipotensi postural, disritmia,

abnormalitas EKG, takikardia, bunyi jantung mumur

sistolik (DB), ekstermitas (warna) : pucat pada kulit dan

membran mukosa (konjungtiva, mulut, faring, bibir),dan

dasar kuku, kulit seperti berlilin, pucat (aplastik, AP) atau

kuning lemon terang (PA), skelera : biru atau putih seperti

mutiara (DB), pengisisan kapiler melambat (penurunan

aliran darah ke perifer dan vaskontriksi kompensasi),

kuku mudah patah, berbentuk seperti sendok

(koikologikia), rambut kering, mudah putus, menipis,

tumbuh uban secara premature.

c) Integritas ego

Tanda : Keyakinan agama / budaya mempengaruhi

pilihan pengobatan, misal nya penolakan tansfusi darah.

Gejala : Depresi .

d) Eliminasi

Gejala : Riwayat pielonefritis, gagal ginjal, flatulen,

sindrome, malabsorbsi, hematemisis, feses dengan

darah segar, melena, diare atau konstipasi, penurunan

haluaran urine.

Tanda : Distensi abdomen.

e) Makanan / cairan
51

Gejala : Penurunan masukan diet, masukan diet protein

hewani rendah / masukan produk sereal, tinggi, nyeri

mulut atau lidah, kesulitan menelan (ulkus pada faring),

mual muntah dispepsia, anoreksia, adanya penurunan

berat badan.

f) Neurosensori

Gejala : Sakit kepala, berdenyut, pusing, vertigo,

ketidakmampuan berkonsentrasi, insomnia, penurunan

penglihatan, dan bayangan pada mata, kelemahan,

keseimbangan buruk, kaki goyah.

Tanda : Peka rangsang, gelisah, depresi, cenderung

tidur, apatis.

g) Nyeri / kenyamanan

Gejala : Nyeri abdomen, sakit kepala.

h) Pernapasan

Gejala : Riwayat TB, abses paru, nafas pendek pada

istirahat dan aktivitas

Tanda : Takipnea, ortopnea dan dispnea.

i) Seksualitas

Gejala : Perubahan aliran menstruasi misal nya

menoragia atau amenorea, hilang libido (pria dan wanita),

impoten.

Tanda : Serviks dan dinding vagina pucat.

2) Wawancara

Menurut Sugiyono (2017 hal 213) menyebutkan bahwa

interview (wawancara) adalah: Interview (wawancara)


52

digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila

peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk

menemukan permasalahan yang harus diteliti, dan juga

apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden

yang lebih mendalam dan jumlah respondennya

sedikit/kecil. Wawancara ini dilakukan dilakukan secara

pada pasien dan keluarga pasien di ruang Safir RSUD Dr.

H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin untuk menilai keadaan

atau masalah pada pasien.

3) Observasi

Menurut Sugiyono (2017 hal 214) observasi merupakan

suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari

berbagai proses biologis dan psikologis. Data diperoleh dari

data primer melalui observasi dan pengamatan secara

langsung pada pasien. Observasi dan pengamatan

dilaksanakan dengan cara melihat (inspeksi), meraba

(palpasi), mendengar (auskultasi). Adapun data yang diambil

dengan observasi adalah :

a) Keadaan umum.

b) Tanda vital (suhu, Nadi dan respirasi).

b. Data sekunder

Menurut Sugiyono (2017 hal 213) menyebutkan bahwa

sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang

lain atau lewat dokumen. Data sekunder dapat digunakan untuk


53

mempelajari status dan dokumentasi pasien, catatan dalam

keperawatan dan studi.

1) Studi dokumentasi adalah setiap bahan tertulis yang disiapkan

karena adanya permintaan seorang penyidik. Pada laporan

kasus ini penulis mendokumentasikan setiap tahap asuhan

keperawatan yang telah dilakukan untuk kesinambungan hasil

asuhan keperawatan dengan sistem SOAP Pengambilan studi

kasus ini menggunakan catatan untuk mempermudah

informasi dan data medik di ruang Safir RSUD Dr. H. Moch

Ansari Saleh Banjarmasin.

2) Studi kepustakaan merupakan teknik pengumpulan data yang

mempelajari bahan-bahan pustaka yang penting dalam

menunjang latar belakang teoritis suatu studi kasus

(Notoatmodjo, 2015 hal 112). Dalam studi kasus ini penulis

mengambil teori-teori dari sumber tahun 2015 sampai tahun

2017.

G. Tempat dan Waktu Pelaksanaan

1. Tempat penelitian

Lokasi merupakan tempat yang akan digunakan penulis untuk

pengambilan laporan kasus dilaksanakan (Sugiyono, 2017 hal 213).

Penelitian ini akan dilakukan di ruang Safir RSUD Dr. H. Moch Ansari

Saleh Banjarmasin

2. Waktu pelaksanaan

Waktu pelaksanaan studi kasus merupakan batas waktu yang

digunakan penulis untuk melakukan pengambilan kasus diambil


54

(Sugiyono, 2017 hal 213). Waktu pelaksanaan studi kasus ini

dilaksanakan pada bulan Maret 2020.

H. Penyajian Data

Data yang diperoleh akan disajikan dalam bentuk Asuhan keperawatan

yang mencakup pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, prioritas

masalah, intervensi, implementasi, evaluasi dan catatan perkembangan.

I. Etika Studi Kasus

Sebelum penelitian ini dilakukan, peneliti mengajukan surat

permohonan kepada diklat RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

untuk meminta izin melakukan studi pendahuluan dan mendapatkan surat

pengantar untuk meminta data studi pendahuluan ke bagian rekam medik.

Di Indonesia, pengaturan mengenai kode etik pengambilan data penelitian

mempuyai dasar hukum kuat dalam UU No. 23 tahun 1992 tentang

kesehatan dan secara rinci tertuang dalam Pedoman Nasional Etika

Penelitian Kesehatan menurut KEPMENKES RI Nomor

1031/Menkes/SK/VII/2005:

1. Menghormati Harkat Martabat Manusia (Respect For Persons)

Bentuk penghormatan terhadap martabat manusia sebagai pribadi yang

memiliki kebebasan berkehendak atau memilih dan sekaligus

bertanggung jawab secara pribadi terhadap keputusannya sendiri.

2. Berbuat Baik (Beneficence)

Menyangkut kewajiban membantu orang lain dilakukan dengan

mengupayakan manfaat maksimal dengan kerugian minimal.

Diikitsertakan subjek manusia dalam penelitian kesehatan dimaksudkan


55

untuk membantu tercapainya tujuan penelitian yang dilakukan. Prinsip

tidak merugikan, menyatakan bahwa jika orang tidak dapat melakukan

hal-hal bermanfaat, maka minimal tidak merugikan orang lain. Prinsip

tidak merugikan bertujuan agar subjek penelitian tidak diperlakukan

sebagai sarana dan memberikan perlindunan terhadap tindakan

penyalahgunaan.

3. Keadilan (Justice)

Prinsip etik keadilan mengacu pada kewajiban etik untuk memperlakukan

setiap orang (sebagai pribadi otonom) sama dengan moral yang benar

dan layak untuk memperoleh haknya. Prinsip etik keadilan terutama

menyakut keadilan distributive yang mempersyaratkan pembagian

seimbang, dalam hal beban dan manfaat yang diperoleh subjek dari

keikutsertaan dalam penelitian. Ini dilakukan dengan memperhatikan

distribusi usia dan gender, status ekonomi, budaya dan konsiderasi etnik.

Anda mungkin juga menyukai