Kelas :XI-D
Absen :29
Tugas :Membuat resensi
Identitas Buku
Cetakan : III
Novel ini menceritakan tentang sepuluh anak Belitung yang tergabung dalam Laskar
Pelangi. Mereka adalah Ikal, Mahar, Lintang, Harun, Syahdan, A Kiong, Borek, Trapani,
Kucai, dan satu-satunya perempuan yaitu Sahara. Cerita ini menceritakan tentang kehidupan
di pedalaman daerah Belitung yang kontras dan kaya akan hasil timahnya. Akan tetapi
masyarakatnya tidak mampu memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Novel ini juga
mengisahkan tentang semangat juang dari bocah-bocah kampung Belitung yang ingin
mengubah nasib mereka melalui pendidikan. Sebagian besar dari orang tua mereka lebih
senang jika anak-anaknya membantunya, dari pada harus belajar di sekolah. Kesulitan terus
menerus membayangi sekolah di kampung tersebut. Sekolah yang dibangun atas jiwa ikhlas
dan semangat juang dua orang guru, yaitu Bapak Harfan Efendy Noor sebagai Kepala
Sekolah yang usianya sudah tua dan seorang guru muda yang bernama Ibu Muslimah Hafsari.
Ibu Muslimah Hafsari juga merupakan salah satu rakyat miskin yang berusaha untuk
mempertahankan semangat besar pendidikan. Sekolah tersebut nyaris dibubarkan oleh
pengawas sekolah Depdikbud Sumatera Selatan karena kekurangan murid. Akan tetapi
sekolah tersebut berhasil diselamatkan berkat seorang anak yang sepanjang masa bersekolah
tidak pernah mendapatkan rapot. Sekolah yang dihidupi dengan uluran tangan donatur.
Beberapa bangunan seperti gedung sekolah sudah roboh, ruang kelas beralas tanah, beratap
bolong-bolong, bangku rapuh dan tidak layak, dan kalau malam dipakai sebagai tempat
penyimpanan ternak. Bahkan kapur tulis sekalipun terasa mahal bagi sekolah serta hanya
mampu menggaji guru dan kepala sekolahnya dengan beras. Walaupun demikian, keajaiban
seakan terjadi setiap hari di sekolah yang dari jauh hanya seperti bangunan yang akan roboh
itu. Sang kepala sekolah dan ibu guru saling bahu membahu membesarkan hati anak-anak
didik mereka agar selalu percaya diri, berani berkompetisi, dan selalu menempatkan
pendidikan sebagai hal yang sangat penting dalam kehidupan ini.
Kedua guru ini memberi nama julukan kepada sepuluh anak muridnya sebagai Laskar
Pelangi. Walaupun begitu, salah satu dari Laskar Pelangi mampu menjuarai karnaval dan
mampu mengalahkan sekolah-sekolah lainnya. Puncaknya adalah ketika Ikal, Lintang, dan
Sahara berhasil menjuarai lomba cerdas pangkas dan mengalahkan sekolah-sekolah lainnya.
Meskipun awal tahun 90-an sekolah tersebut akhirnya ditutup karena sama sekali tidak bisa
membiayai operasional sekolah. Pada akhirnya kedua guru tersebut dapat berbangga diri
karena diantara sepuluh laskar pelangi sekarang ada yang menjadi wakil rakyat. Ada pula
yang menjadi research and development manager di salah satu perusahaan multi nasional
yang paling penting di negeri ini.
A. Unsur Intrinsik
1.Tema
Tema utama dalam novel “Laskar Pelangi” ini adalah pendidikan. Namun uniknya tema
pendidikan ini diselingi oleh kisah persahabatan yang erat antara anggota ‘Laskar Pelangi’.
Tema pendidikan ini sendiri dipadukan dengan tema ekonomi. Namun tema pendidikan lah
yang lebih menonjol.
2.Plot (alur)
Pagi itu, satu demi satu calon siswa yang didampingi oleh orang tuanya berdatangan
mendaftarkan diri di sekolah yang hampir roboh dan mungkin sudah tidak layak untuk
dipakai sebagai tempat belajar-mengajar.
Dalam novel “Laskar Pelangi” ini, banyak sekali bermunculan masalah-masalah atau
konflik-konflik. Namun konflik awal yang pertama muncul adalah saat suasana mulai tegang
karena ternyata pendaftar tidak mencukupi batas minimal siswa yang disyaratkan oleh
Depdikbud Sumsel. Apabila calon siswa yang mendaftar kurang dari sepuluh anak, maka SD
Muhammadiyah harus ditutup.
C.Puncak Konflik
Puncak konfliknya ialah setelah ditunggu hingga siang, ternyata jumlah pendaftar
tidak lebih dari sembilan orang. Jumlah ini tentu saja belum mencukupi persyaratan
Depdikbud. Hal ini tentu saja sangat mencemaskan Pak Harfan sang kepala sekolah dan Bu
Muslimah sang guru. Sampai pada akhirnya Pak Harfan memutuskan untuk memberikan
pidato sekaligus mengumumkan bahwa penerimaan siswa baru dibatalkan.
D.Penyelesaian
Sesaat hampir saja Pak Harfan memulai pidatonya untuk memberitahuakan bahwa
penerimaan siswa baru di SD Muhammadiyah dibatalkan, seorang ibu muncul untuk
mendaftarkan anaknya (Harun) yang mengidap keterbelakangan mental. Tentu saja
kedatangan Harun dan ibunya ini memberikan napas lega kepada Pak Harfan, Bu Muslimah
dan juga para calon siswa serta orang tuanya. Harun telah menggenapi jumlah siswa untuk
menghindarkan SD Muhammadiyah dari penutupan.
Sekolah yang jika malam dipakai sebagai kandang ternak ini akhirnya memulai
kegiatan belajar-mengajar meski dengan fasilitas yang seadanya. Tiba saatnya mengikuti
karnaval antar sekolah. Keikutsertaan SD Muhammadiyah sempat diperdebatkan karena
ketidakadaan dana dan sikap pesimistis yang muncul. Namun, Bu Muslimah bersikeras
mengikutkan murid-muridnya. Karena nilai keseniannya paling tinggi dan dianggap sebagai
murid yang kreatif, Mahar pun ditunjuk sebagai ketua untuk mengurusi persiapan karnaval.
Dengan ide cemerlang dan kreativitasnya, Mahar berhasil menggiring teman-temannya
merebut piala kemenangan.
SD Muhammadiyah kembali mengikuti perlombaan. Kali ini adalah perlombaan
cerdas cermat. Bu Muslimah, Ikal dan kawan-kawan sempat khawatir karena tak lama
perlombaan akan dimulai namun ujung tombak tim mereka belum juga datang. Untungnya
meski hampir terlambat, akhirnya si cerdas itu pun datang (Lintang). Awalnya tim dari SD
Muhammadiyah tertinggal angka melawan SD PN dan SD Negeri. Namun pada saat
memasuki soal yang berbau angka SD Muhammadiyah mengejar ketertinggalan dan berhasil
keluar sebagai juara.
3.Latar Cerita
A.Latar Tempat
Latar tempat yang digunakan dalam novel ini adalah di sebuah sekolah bernama SD
Muhammadiyah yang terletak di Desa Gantung, Kabupaten Gantung, Belitong Timur,
Sumatera Selatan. Namun, ada pula yang latarnya adalah di rumah, pohon, gua, tepi pantai,
pasar dan lain-lain tapi masih di kawasan Belitong.
B.Latar Waktu
Dikarenakan novel “Laskar Pelangi” ini merupakan novel yang menceritakan kisah nyata
meski ada bumbu imajinasi, maka latar waktu yang disampaikan pun jelas yaitu terjadi pada
tahun 1974.
C.Latar Suasana
Latar suasana yang ada dalam novel ini beragam dikarenakan konflik-konfik yang muncul
juga beragam. Ada kalanya senang, sedih, hingga cemas. Berikut beberapa penggalan kisah
yang menjelaskan suasana dalam novel :
Suasana Sedih
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana sedih ialah saat Ikal, teman-
temannya dan Bu Muslimah berpisah dari Lintang yang memutuskan berhenti sekolah
karena harus mengurusi keluarga yang ditinggal mati ayahnya.
Suasana Senang
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana senang ialah saat tim cerdas
cermat SD Muhammadiyah berhasil memenangkan pertandingan.
Suasana Cemas
Salah satu penggalan cerita yang menggambarkan suasana cemas ialah saat Pak Harfan, Bu
Muslimah dan calon murid SD Muhammadiyah beserta orang tuanya menunggu untuk
menggenapkan calon siswa yang mendaftar agar sekolah tidak ditutup.
4.Penokohan
1) Ikal
Ikal atau yang di dalam novel ini berperan sebagai ‘aku’ merupakan tokoh utama. Ikal
adalah salah seorang anggota ‘Laskar Pelangi’. Di sekolah ia termasuk murid yang lumayan
pandai, namun kepandaiannya masih di bawah dari temannya yaitu Lintang. Ia selalu berada
di peringkat kedua di sekolah setelah Lintang. Ikal termasuk orang yang tidak mudah putus
asa, selalu bersemangat melakukan hal yang ia sukai dan tegar. Ikal begitu menyukai dunia
sastra terutama puisi. Dalam novel ini, Ikal diceritakan menyukai seorang gadis keturunan
Tionghoa bernama A Ling. Ia sering sekali mengirimkan puisi tentang luapan perasaannya
kepada A Ling.
2)Taprani
Taprani merupakan sosok yang tampan, rapi, perfeksionis, lumayan pintar, bicara
seperlunya (pendiam), santun, sangat berbakti kepada orang tua dan manja. Ia bercita-cita
menjadi guru di daerah terpencil untuk memajukan pendidikan orang melayu pedalaman.
Taprani selalu diperhatikan ibunya. Apa pun yang akan dilakukannya harus selalu diketahui
ibunya. Ia sangat tergantung pada ibunya.
3)Sahara
4)A Kiong
5)Harun
Harun yang sudah mulai memasuki jenjang pendidikan Sekolah Dasar pada usia lima belas
tahun ini mengidap keterbelakangan mental. Sifatnya santun, pendiam, dan murah senyum.
Laki-laki yang memiliki model rambut seperti Chairil Anwar ini hobi sekali mengunyah
permen asam jawa. Ia pun selalu berpakaian rapi. Di kelas, ia sama sekali tidak bisa
menangkap pelajaran membaca atau pun menulis. Ia pun sering kali bercerita tentang kucing
belang tiganya yang melahirkan tiga anak yang juga bebelang tiga secara berulang-ulang.
6)Borek
Borek memilki tubuh yang tinggi tinggi dan besar. Ia sangat terobsesi dengan body building
dan tergila-gila dengan citra cowok macho.
7)Syahdan
Karakter Syahdan tidak begitu menonjol dalam novel ini. Ia adalah salah satu anggota
‘Laskar Pelangi’ yang selalu setia menemani Ikal membeli kapur tulis di took Sinar Harapan
milik orang tua A Ling. Syahdan merupakan saksi cinta pertama Ikal kepada A Ling. Ia
memiliki cita-cita sebagai aktor.
8)Kucai
Kucai adalah salah satu anggota ‘Laskar Pelangi’ yang diamanahi sebagai ketua kelas. Ia
sempat frustrasi ketika menjadi ketua kelas karena kesulitan dalam mengatur teman-
temannya. Meski begitu, laki-laki yang menderita rabun jauh ini selalu terpilih menjadi
ketua kelas dan pada akhirnya ia menerima keputusan itu. Anak yang banyak bicara dan
susah diatur ini berbakat menjadi seorang politikus.
9)Lintang
Lintang merupakan anak yang paling jenius dan gigih di antara teman-temannya. Meski pun
jarak rumahnya dari sekolah sangat jauh (80 km), ia tetap semangat untuk pergi ke sekolah
dan menjadi anak yang paling pagi datang. Setiap berangkat sekolah, ia harus melalui jalan
yang merupakan tempat buaya tinggal. Ayahnya adalah seorang nelayan miskin yang
bertanggung jawab menafkahi empat belas nyawa yang tinggal di rumahnya. Di sekolah,
Lintang begitu serius belajar dan aktif. Otaknya yang jenius dan cermat membawa tim SD
Muhammadiyah menjadi pemenang dalam lomba cerdas cermat. Lintang sangat suka
membaca dan mempelajari berbagai ilmu penngetahuan. Lintang pun tak segan membagi
ilmunya kepada teman-temannya. Idenya sangat kreatif. Lucunya, kelihaiannya dalam
berpikir tidak dibarengi dengan tulisan tangan yang indah.
10)Mahar
Mahar memiliki bakat dalam bidang seni, baik itu menyanyi, melukis, seni rupa dan lain
sebagainya. Pemikirannya imajinatif dan kreatif. Anak tampan ini termasuk orang yang
menggemari dongeng-dongeng yang tak masuk akal (mungkin karena ia terlalu imajinatif).
Mahar sering kali diejek dan ditertawakan teman-temannya karena pemikirannya dianggap
aneh.
11)Bu Muslimah
Wanita bernama lengkap N.A. Muslimah Hafsari ini adalah guru di SD Muhammadiyah. Ia
sangat gigih dalam mengajar meski pun gajinya belum dibayar. Ia sangat berdedikasi
terhadap dunia pendidikan dan dengan segenap jiwa mengajar murid-murid di SD
Muhammadiyah. Wanita cantik yang menyukai bunga ini memiliki pendirian yang progresif
dan terbuka terhadap ide-ide baru. Ia termasuk orang yang sabar dan baik hati.
12)Pak Harfan
Pria bernama lengkap K.A Harfan Efendy Noor ini menjabat sebagai kepala SD
Muhammadiyah. Bersama Bu Muslimah, ia tetap mempertahankan sekolah yang hamper
ditutup karena kekurangan siswa. Pak Harfan juga memiliki dedikasi tinggi terhadap
pendidikan.
13)A Ling
Gadis keturunan Tiongoa ini merupakan cinta pertama Ikal. Ia memiliki tubuh yang ramping
dan tinggi. Anak dari pemilik toko Sinar Harapan ini ternyata juga menyukai Ikal. Namun
sayangnya ia pindah ke Jakarta.
14)Flo
Ia merupakan murid pindahan dari sekolah PN. Gadis tomboi yang berasal dari keluarga
kaya ini merupakan tokoh terakhir yang muncul sebagai anggota ‘Laskar Pelangi’.
Sudut pandang yang digunakan dalam novel ini adalah sudut pandang orang pertama pelaku
utama karena dalam penceritaan novel penulis menggunakan kata ‘aku’. Tokoh ‘aku’ dalam
novel ini diceritakan paling dominan sehingga si tokoh ‘aku’ dapat dikatakan sebagai tokoh
atau pelaku utama.
6.Amanat
Banyak sekali amanat yang terkandung dalam novel “Laskar Pelangi” ini. Diantaranya
adalah :
Keadaan boleh saja serba kekurangan, namun kekurangan janganlah menjadi alasan untuk
tidak berusaha. Justru jadikanlah kekurangan itu sebagai motivasi untuk bisa menutupinya.
Dalam novel ini diceritakan tentang kehidupan pendidikan yang keadaannya serba minim.
Namun, tokoh-tokoh di dalamnya tidak menyerah dengan keadaan seperti itu. Mereka tetap
bersemangat mengikuti kegiatan belajar mengajar. Kemiskinan bukan alasan untuk tidak
belajar.
Saat menengadahkan perasaan kepada orang-orang yang ada di atas kita, bukan berarti kita
harus merasa kecil dan lemah di hadapan mereka. Kita ada di bawah, bukan berarti kita tidak
bisa seperti orang yang ada di atas. Menengadahkan perasaan ke atas mestinya dijadikan
cambuk semangat untuk bisa seperti orang itu atau bahkan bisa lebih baik lagi. Contonya
pada novel ini yang menceritakan sebuah sekolah kampung (SD Muhammadiyah) biasa
yang selalu optimis untuk bisa lebih baik dari sekolah yang dari awal memang sudah baik
(SD PN).
Sebagai guru haruslah dengan ikhlas mengajar dan berdedikasi tinggi terhadap
pendidikan.
Dalam novel ini diceritakan seorang guru yang begitu tinggi dedikasinya terhadap
pendidikan. Guru diibaratkan kompas yang menunjukkan kemana murid-muridnya akan
pergi. Bu Muslimah merupakan sosok yang menjadi guru teladan yang dengan segenap
kemampuannya berjuang untuk memajukan pendidikan di sebuah kampug kecil.
B. Unsur Ekstrinsik
Selain unsur intrinsik, dalam novel “Laskar Pelangi” ini amat kental dengan pengaruh unsur
ekstrinsik. Unsur ekstrinsik yang ada dalam novel tidak lepas dari latar belakang kehidupan
pengarang entah itu dari segi budaya yang dipegang, kepercayaan, lingkungan tempat
tinggal dan lain sebagainya. Ada pun beberapa unsur ekstrinsik yang dibahas antara lain :
Pada novel ini banyak sekali unsur-unsur sosial dan budaya masyarakat yang bertempat
tinggal di Belitong. Adanya perbedaan status antara komunitas buruh tambang dan
komunitas pengusaha yang dibatasi oleh tembok tinggi merupakan latar belakang sosial.
Dimana interaksi antara kedua komunitas ini memang ada dan saling ketergantungan.
Komunitas buruh tambang memerlukan uang untuk melanjutkan kehidupan, sedang
komunitas pengusaha memerlukan tenaga para buruh tambang untuk menjalankan usaha
mereka.
Dalam novel ini terkandung banyak sekali nilai-nilai edukasi yang disampaikan pengarang.
Pengarang tidak hanya bercerita, tapi juga menyajikan berbagai ilmu pengetahuan yang
diselipkan di antara ceritanya. Begitu banyak cabang ilmu pengetahuan yang diselipkan
antara lain seperti sains (fisika, kimia, biologi, astronomi). Pengarang gemar sekali
memasukkan istilah-istilah asing ilmu pengetahuan yang tertuang dalam cerita. Ini
menandakan bahwa pengarangnya memiliki tingkat pendidikan yang tingg
Kelebihan : Banyak sekali karakter yang bisa kita jadikan teladan. Memberikan pelajaran
moral yang baik dan makna dari sebuah kehidupan yang tidak bisa ditebak.
Komentar&Pertimbangan
Menurut saya novel laskar pelangi ini cukup sulit untuk dimengerti dikarenakan
banyaknya istilah ilmiah yang kurang saya mengerti,disarankan novel ini dibaca
oleh orang yang berilmu tinggi
Kesimpulan
Novel Laskar Pelangi ini sangat bagus sekali bagi orang yang mempunyai tingkat
pengetahuan yang lumayan tinggi baik dari golongan pelajar maupun dewasa,karena adanya
istilah-istilah yang jarang didengar dan memang banyak sekali alur alur yang membuat
pembaca repot jika tidak dibarengi dengan ilmu yang memumpuni maka pembaca akan tidak
tahan dengan novel ini,terlepas dari itu novel ini memiliki pesan moral yang banyak sekali.
Saran
Saran menurut saya istiliahnya dipermudah,selain dari itu novel ini merupakan
novel yang sangat bagus dengan pesan yang dalam sekali.