1. PENDAHULUAN
perpustakaan, bagaimana menolong
Perpustakaan adalah salah satu bentuk pengguna mencari dan mendayagunakan
organisasi sumber belajar yang merupakan semua informasi dan fasilitas perpustakaan
suatu proses perencanaan, pengorganisasian, dengan kesulitan yang minimal,
penggerakan dan pengawasan dalam suatu menginformasikan informasi dan fasilitas
unit kerja untuk mengumpulkan, menyimpan baru, membangkitkan minat baca dan belajar,
dan memelihara koleksi bahan pustaka yang serta menjangkau semua masyarakat
dikelolah dan diatur secara sistematis dengan tergantung dari objek masing-masing
cara tertentu dengan memanfaatkan sumber perpustakaan.
daya manusia untuk dimanfaatkan sebagai
informasi
129
(Ibrahim, 2014:1). Salah satu fungsi Dalam mencapai tujuan, visi dan misi
vital dari perpustakaan adalah bagaimana perpustakaan, maka suatu perpustakaan
menarik lebih banyak pengguna perlu mengembangkan berbagai aspek yang
ada di dalam perpustakaan. Salah satunya
adalah aspek pelayanan. Aspek pelayanan ini
dinilai sebagai salah satu faktor penting
Andi Ibrahim: Manajemen pengembangan kinjerja pustakawan perguruan tinggi di era globalisasi
informasi untuk meningkatkan mutu layanan di perpustakaan
dalam berjalannya semua kegiatan yang pelayanan prima dapat terwujud dengan
ujungnya adalah sampai ke pelanggan atau menggunakan temu kembali informasi.
user. Di era digital seperti saat ini, layanan
perpustakaan banyak mengalami perubahan 2. PEMBAHASAN
dari hal-hal yang dulu menggunakan alat-alat
yang manual hinggal di era digital ini a. Pengertian Manajemen Perpustakaan
pengelolaan maupun penggunaan
perpustakaan semakin kompleks dan Perpustakaan sebagai lembaga pendidikan
beragam. Pustakawan harus mengembangkan dan lembaga informasi akan memiliki kinerja
keahliannya dalam bidang teknologi yang baik apabila ditunjang dengan
informasi. Mereka juga mempunyai peran manajemen yang memadai. Dengan adanya
baru agar supaya dapat mendukung layanan manajemen seluruh aktivitas lembaga akan
informasi yang berbasis teknologi. Teknologi mengarah pada upaya mencapai tujuan yang
telah berpengaruh besar terhadap kegiatan telah ditetapkan, sehingga seluruh elemen
pustakawan. Dengan adanya tegnologi ini dalam suatu lembaga tersebut akan berusaha
maka perpustakaan dituntut untuk memfungsikan diri sesuai ketentuan
memanajemen layanan menjadi lebih dinamis lembaga/perpustakaan.
dan kreatif.
Istilah manajemen berasal dari bahasa prancis
Pelayanan merupakam salah satu unsur yaitu menagemen yang berarti seni
pendukung manajemen dalam suatu melaksanakan dan mengatur. Oleh karena itu,
organisasi. Dalam meningkatkan mutu manajemen diartikan oleh sebagian orang
layanan bisa menerapkan prinsip-prinsip atau sebagai sebuah seni untuk memanfaatkan
acuan-acuan yang dikemukakan oleh para semua sumber daya yang ada untuk
tokoh. Layanan merupakan ujung tombak mencapai tujuan yang telah ditentukan.
bagaimana kita bisa memberikan jasa kita dan Manajemen merupakan perpaduan antara
bisa digunakan sebagai tolok ukur dalam seni dan ilmu. Sebagai sebuah seni,
menilai sejauh mana pelayanan kita bisa manajemen dipandang sebagai sesuatu
tertuju atau fokus ke pelanggan. Disinilah keindahan dalam proses mencapai tujuan
peran pelayanan yang nantinya akan melalui mekanisme kerja sama dengan orang
membawa banyak dampak bagi lain. Manajemen dalam perspektif kesenian
perkembangan perpustakaa terutama dalam adalah cara untuk mencapai tujuan yang lebih
penerapan layanan yang prima bagi seluruh efektif dan efisien melalui sentuhan kerja
pengguna perpustakaan. Bagi dunia seorang manajer. Sementara manajemen
kepustakawanan, perkembangan dalam perspektif keilmuan adalah bagaimana
teknologi informasi tersebut menjadi suatu seorang manajer mampu melakukan kegiatan-
peluang untuk membangun suatu sistem kegiatan manajemen secara baik dan benar.
temu kembali informasi online, yaitu sistem Ilmu manajemen adalah ilmu yang
yang mempertemukan antar kebutuhan menghubungkan antara teori-teori
pencari informasi dengan sumber-sumber manajemen sebelumnya dengan teori dan
informasi secara online. praktek berikutnya.
pada dasarnya bercirikan 5 (lima) karasteristik rak-rak koleksi perpustakaan. Model layanan
sebagai berikut: terbuka biasanya dilakukan dengan
pertimbangan kemandirian pemustaka yang
1. Berorientasi kepada pelanggan telah cukup paham dengan system
2. Berpartisipasi aktif yang dipimpin oleh penelusuran informasi di perpustakaan, baik
manajemen puncak melalui pendidikan pemustaka maupun yang
3. Pemahaman dari setiap orang terhadap terlatih secara otodidak dengan seringnya
tanggung jawab spesifik untuk kualitas pemustka mengnjungi sebuah perpustakaan.
4. berorientasi kepada tindakan pencegahan Salah satu kelemahannya yaitu factor
kualitas kerusakan dan kehilangan koleksi yang
diakibatkan sangat tebukanya para
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik pemustaka untuk melakukan penelusuran
kesimpulan bahwa mutu adalah proses informasi ke koleksi-koleksi secara langsung
penilaian dengan standar yang sudah di tanpa perlu didampingi oleh para
tetapkan untuk menilai hasil dari suatu pustakawan.
kegiatan. Dalam lingkup organisasi jasa
layanan seperti perpustakaan, proses tersebut Kedua adalah layanan terbatas yang
dilakukan dengan menentukan persamaan merupakan layanan yang diberikan secara
beberapa elemen mutu seperti bukti, terbatas. Hal ini dilakukan dengan berbagai
keandalan, daya tanggap, jaminan dan pertimbangan, antara lain untuk menjaga
empati. Kemudian ditarik pula kesimpulan kelestarian koleksi sebab perpustakaan yang
mengenai pengertian dari konsep mutu, menerapkan model pelayanan terbatas
yakni: berorientasi kepada pengguna atau umumnya adalah perpustakaan khusus .
pelanggan, partisipasi aktif yang dipimpin
oleh manajemen puncak, pemahaman dari Ketiga adalah layanan komplikasi yang
setiap orang terhadap tanggung jawab merupakan gabungan antara layanan terbuka
spesifik untuk kualitas, berorientasi kepada dengan layanan terbatas. Layanan ini
tindakan pencegahan kerusakan. diberiakan dengan pertimbangan
heterogenitas pemustaka.
2) Layanan
Secara umum layanan yang akan didapatkan
Layanan merupakan sarana penghubung
oleh para pemustaka di perpustakaan, antara
antara jasa yang ditawarkan oleh pengelola
lain adalah:
perpustakaan dengan perlakuan yang
diterima oleh pemustaka. Artinya salah satu
titik hubung terpenting antara pengelola dan Layanan peminjaman, yakni layanan yang
pemakai jasa perpustakaan adalah layanan itu diberikan untuk perpustakaan untuk
sendiri. Mutu layana adalah sebentuk sikap memberi kemudahan dan waktu yang
yang berhubungan tetapi tidak sama dengan lebih banyak bagi para pemustaka untuk
kepuasan pemakai, yang merupakan hasil menyelesaikan bacaannya dengan cara
perbandinga antara harapan pemakai dengan meminjam.
persepsi pada kinerja perpustakaan. Layanan ruang baca, yakni layanan
penyediaan ruang baca bagi pemustaka
Model layanan perpustakaan terbagi atas tiga, yang memilih untuk menelusur dan
132
yakni: membaca secara langsung informasi yang
di butuhkan di ruang baca perpustakaan.
Pertama adalah layanan terbuka yang Layanan konseling, yakni layanan
merupakan model layanan dengan memberi interaktif antar pemustaka dengan
kebebasan kepada pemustaka untuk pustakawan yang membutuhkan
melakukan penelusuran secara langsung ke
KHIZANAH AL-HIKMAH Vol. 2 No. 2, Juli – Desember 2014
bimbingan tata cara pemanfaatan layanan Terdapat 6 (enam) unsur yang menjadi
perpustakaan secara baik dan benar. dasar layanan prima yaitu:
Layanan dokumentasi, yakni layanan yang
diberikan oleh pihak pengelolah 1. Ability (kemampuan) petugas layanan
perpustakaan untuk melakukan proses memiliki pengetahuan yang didasarkan
pendokumentasi sebuah peristiwa, baik pada tingkat pendidikan dan pelatihan
dalam bentuk tercetak maupun terekam. tertentu yang disyaratkan dalam jabatan
Layanan informasi, yakni layanan (kemampuan sesuai bidang kerja,
penyediaan sumber-sumber informasi, baik komunikasi efektif, motivasi dan hubungan
primer maupun sekunder. masyarakat).
2. Attitude (sikap) petugas layanan dituntut
Menurut Gaspersz (2002) ada beberapa adanya keramah-tamahan yang standar
dimensi yang perlu diperhatikan dalam dalam melayani, sabar dan santun, tidak
peningkatan mutu layanan, beberapa dimensi egois bertutur kepada pemustaka.
atau atribut yang harus diperhatikan dalam
meningkatkan mutu layanan adalah: 3. Appearance (penampilan) personal dan fisik
sebagaimana layanan lini depan
Ketetapan waktu pelayanan memerlukan persyaratan seperti : wajah
Akurasi pelayanan menawan, badan tegap, tutur bahasa
Kesopanan dan keramahan dalam menarik, familiar dalam perilaku percaya
memberikan pelayanan diri dan busana menarik.
Tanggung jawab 4. Attention (perhatian) petugas layanan
Kelengkapan memiliki kepedulian pada kebutuhan
Kemudahan mendapatkan pelayanan pemustaka serta dapat memahami saran
Variasi model pelayanan dan kritik pemustaka.
Pelayanan pribadi 5. Action (tindakan) terdapat kegiatan nyata
Kenyamanan dalam memperoleh yang harus dilakukan dalam pelayanan
pelayanan, serta pada pemustaka.
Atribut pendukung pelayanan lainnya.
6. Accountability (tanggung jawab) petugas
3) Layanan Prima layanan memiliki sikap keberpihakan
pada pemustaka dan berusaha
Layanan prima merupakan terjemahan dari meminimalkan kerugian dan
excellent service artinya pelayanan terbaik. ketidakpuasaan pemustaka.
Layanan prima adalah upaya maksimal yang
diberikan oleh pustakawan dalam memenuhi Tujuan dari service excellent adalah untuk:
harapan dan kebutuhan serta kepuasan memuaskan pemustaka, meningkatkan
pemustaka. Layanan prima mengandung loyalitas pemustaka, meningkatkan penjualan
makna: produk dan jasa dan, meningkatkan jumlah
pemustaka. Adapun manfaat dari service
Menempatkan dan membuat pemustaka excellent dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)
merasa penting. yaitu: Bagi pemustaka perpustakaan, bagi
Melayani pemustaka dengan ramah, cepat pustakawan pengelola, dan bagi
dan tepat. perpustakaan. Manfaat bagi pengguna jasa
Mengedepankan dan mengutamakan adalah tercapainya kepuasaan karena:
133
kepentingan pemustaka.
Menempatkan pemustaka sebagai mitra. kebutuhannya akan informasi
Memberikan dan menghasilkan kepuasaan terpenuhi
pemustaka. merasa dihargai dan mendapat
pelayanan yang baik,
Andi Ibrahim: Manajemen pengembangan kinjerja pustakawan perguruan tinggi di era globalisasi
informasi untuk meningkatkan mutu layanan di perpustakaan
merasa lebih dipercaya sebagai mitra akibat. Oleh karena itu bila ingin
pustakawan dan mewujudkan dan meningkatkan kualitas
merasa menemukan perpustakaan dan layanan perpustakaan maka juga harus
pustakawan yang profesional. meningkatkan kualitas pustakawannya.
Kualitas pustakawan dapat dicapai dengan
Manfaat bagi pustakawan pengelola memenuhi kriteria, standar profesi serta etika
adalah rasa senang karena lebih percaya diri, pustakawan sebagaimana yang telah
ada kepuasaan pribadi, timbulnya ketenangan disebutkan di atas.
bekerja, dan akan memupuk semangat
meniti karir secara lebih mantap. Sedangkan Peran pustakawan dalam menentukan
manfaat bagi perpustakaan karena layanan berkualitas atau tidak ditunjukkan
meningkatnya profesionalisme, terjaminnya secara implisit dari dua faktor yang
kelangsungan status perpustakaan, adanya mempengaruhi kualitas pelayanan menurut
dorongan bagi pemustaka untuk lebih sering pemustaka yaitu Expected Service dan Perceived
memanfaatkan perpustakaan, ada Service. Jika layanan yang diberikan
kemungkinan untuk memperluas jasa dan pustakawan diterima sesuai dengan yang
meningkatnya produktivitas perpustakaan. diharapkan pemustaka maka layanan
dinilai berkualitas. Layanan yang diterima
Kewajiban pelaksanaan layanan masyarkat melebihi apa yang diharapkan pemustaka
untuk memberikan layanan prima kepada maka layanan dinilai prima. Namun bila
pemakainya telah diatur dalam Instruksi layanan yang diterima lebih rendah dari apa
Presiden Nomor 1 tahun 1995 tentang yang diharapkan, maka layanan dinilai
perbaikan dan peningkatan mutu pelayanan buruk dan tidak berkualitas. Dengan
aparatur pemerintah kepada masyarakat dan demikian dapat dikatakan bahwa kepuasan
keputusan Menteri Negara Pendayagunaan pemustaka diperoleh setelah ia
Aparatur Negara Nomor 81 tahun 1993 membandingkan hasil kinerja pustakawan
tentang pedoman tata laksana pelayanan yang ia terima sesuai atau mampu melebihi
pemerintah bagi perpustakaan non harapannya. Oleh karena itu setiap
pemerintah. Aturan untuk memberikan pustakawan harus menciptakan kinerja yang
layanan prima pun tetap berlaku sesuai optimal sesuai dengan harapan pemustaka,
dengan prinsip-prinsip profesionalitas. lebih baik lagi bila kinerjanya melebihi
harapan pemustaka.
Perpustakaan sebagai salah satu penyedia
layanan publik, juga dituntut untuk dapat Misi utama pustakawan adalah menjamin
memberikan layanan prima kepada bahwa setiap jenis sumber informasi
pemustaka. Dalam dunia perpustakaan, perpustakaan dapat diakses secara efektif dan
pelayanan merupakan ujung tombak efisien, sehingga setiap pemustaka
perpustakaan. Baik tidaknya suatu dimungkinkan mendapat pengetahuan, ide-
perpustakaan tergantung pada bagaimana ide dan pandangan tentang berbagai hal
pelayanannya, sebab bagian layanan inilah dalam kehidupannya. Misi pustakawan itu
yang langsung berhubungan dengan sesungguhnya tersirat di dalam undang-
pemustaka. Dari lain sisi pustakawan adalah undang nomor 43 tahun 2007 tentang
subjek atau pelaku dari layanan Perpustakaan. Dalam undang-undang ini
perpustakaan.
134 Korelasi antara layanan dengan dinyatakan bahwa pustakawan berkewajiban
pustakawan adalah berbanding lurus, memberikan layanan prima dan menciptakan
artinya layanan berkualitas karena antara lain suasana kondusif dalam rangka pemberian
pustakawannya berkualitas. Hubungan antara layanan perpustakaan. Sekarang ini dengan
keduanya ibarat dua sisi mata uang yang kehadiran teknologi informasi komunikasi,
tidak terpisahkan dan bersifat sebab- misi dan kewajiban pustakawan sangat
KHIZANAH AL-HIKMAH Vol. 2 No. 2, Juli – Desember 2014