0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
102 tayangan2 halaman
Dokumen ini membahas penelitian tentang pengaruh suhu terhadap jumlah mata faset pada lalat buah Drosophila. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa suhu perkembangan yang lebih rendah menghasilkan jumlah faset yang lebih tinggi, sedangkan suhu yang lebih tinggi menghasilkan jumlah faset yang lebih rendah. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa suhu hanya berpengaruh selama periode larva.
Deskripsi Asli:
Judul Asli
Diah Ayu Cikita_130210180021_Jumlah Mata Faset pada Lalat Drosophila pada Suhu Tinggi
Dokumen ini membahas penelitian tentang pengaruh suhu terhadap jumlah mata faset pada lalat buah Drosophila. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa suhu perkembangan yang lebih rendah menghasilkan jumlah faset yang lebih tinggi, sedangkan suhu yang lebih tinggi menghasilkan jumlah faset yang lebih rendah. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa suhu hanya berpengaruh selama periode larva.
Dokumen ini membahas penelitian tentang pengaruh suhu terhadap jumlah mata faset pada lalat buah Drosophila. Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa suhu perkembangan yang lebih rendah menghasilkan jumlah faset yang lebih tinggi, sedangkan suhu yang lebih tinggi menghasilkan jumlah faset yang lebih rendah. Penelitian ini juga menyimpulkan bahwa suhu hanya berpengaruh selama periode larva.
NPM : 130210180021 Mata Kuliah : Ilmu Perilaku Hewan
Jumlah Mata Faset pada Lalat Drosophila Pada Suhu Tinggi
Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, data menunjukkan bahwa suhu adalah faktor penting dalam menentukan jumlah faset lalat yang diambil secara acak dari populasi umum. Namun, lalat yang dikembangbiakan pada suhu tinggi tidak memiliki jumlah faset yang lebih tinggi melainkan semakin tinggi temperatur dalam perkembangan semakin rendah jumlah fasetnya. Penjelasan yang dapat diberikan mengandaikan adanya faktor kimia atau penentu yang bertindak sebagai penghambat pembentukan faset dan bahwa, pada suhu yang lebih tinggi, kecepatan reaksi jauh lebih besar daripada pada yang lebih rendah. Pada penelitian yang dilakukan oleh Seyster (1919), disimpulkan yaitu: 1) Suhu adalah factor penting dalam penentuan jumlah mata faset pada Drosophila; 2) Suhu perkembangan yang lebih rendah menghasilkan jumlah faset yang lebih tinggi, dan sebaliknya suhu yang lebih tinggi menghasilkan jumlah facet yang lebih rendah; 3) Jumlah faset meningkat rata – rata 2,6 kali pada jantan dan 3,5 kali pada wanit; 4) Peningkatan jumlah faset berbanding lurus dengan peningkatan luas mata dan konstan pada suhu ekstrim; 5) Cahaya dan jumlah makanan bukan faktor penting dalam penentuan jumlah faset; 6) Suhu hanya efektif selama periode larva. Daftar Pustaka Krafka, Joseph. 1920. The effect of temperature upon facet number in the bar-eyed mutant of Drosophila. J. Gen. Physiol., vol. 2, pp. 409-432. Seyster, E. W. 1919. Eye facet number as influenced by temperature in the bar-eyed mutant of Drosophila melanogaster (ampelophila). Biol. Bull., vol. 37, pp. 168 - 182