Akuntansi Penggabungan Usaha dengan Metode Pembelian
Metode pembelian mengikuti prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum yang sama untuk mencatat penggabungan usaha seperti dalam mencatat aktiva dan kewajiban lainnya. Pencatatan penggabungan usaha menggunakan prinsip biaya historis. Artinya biaya diukur untuk entitas pembeli ketika mengakuisisi perusahaan lain dalam penggabungan usaha dengan metode pembelian dengan jumlah kas yang dikeluarkan atau nilai wajar aktiva lain yang didistribusikan atau sekuritas yang diterbitkan. Biaya-biaya yang dibebankan, antara lain : - Biaya langsung penggabungan, seperti akuntansi, hukum, konsultan, dan honor “penemu”. - Biaya pendaftaran dan penerbitan sekuritas ekuitas dibebankan terhadap nilai wajar sekuritas yang diterbitkan, biasanya sebagai pengurangan modal disetor tambahan. - Biaya tidak langsung, seperti gaji manajemen, penyusutan, sewa, dan biaya tidak langsung lainnya yang dikelurkan untuk menutup fasilitas duplikasi. 4. Alokasi Biaya dalam Penggabungan Usaha dengan Metode Pembelian Langkah pertama dalam mengalokasikan biaya dari perusahaan yang diakuisisi adalah menentukan nilai wajar semua aktiva berwujud dan tidak berwujud yang dapat diidentifikasi yang diperoleh dan kewajiban yang ditanggung. Pedoman dalam membebankan jumlah ke kategori khusus aktiva yang diterima dan kewajiban yang ditanggung dalam pembelian menurut FASB Statement No. 141, paragraf 37 adalah sebagai berikut : - Sekuritas yang dapat diperjualbelikan dinilai berdasarkan nilai wajar - Persediaan barang jadi dan barang dagang dinilai dengan menghitung nilai realisasi bersih dikurangi dengan laba yang wajar - Persediaan barang dalam proses dihitung dengan nilai realisasi bersih dikurangi laba yang wajar - Bahan baku nilainya sebesar biaya penggantian saat itu - Piutang dihitung dengan nilai sekarang yang ditentukan dengan suku bunga berjalan dikurangi penyisihan piutang tak tertagih - Pabrik dan peralatan dihitung berdasarkan nilai pengganti saat itu untuk kapasitas yang sama jika aktiva akan digunakan, dan nilai realisasi bersih jika aktiva akan dijual - Aktiva lainnya, termasuk tanah, sumber daya alam, dan sekuritas yang tidak dapat diperjualbelikan dihitung berdasarkan nilai taksiran - Aktiva tidak berwujud yang dapat diidentifikasikan dihitung berdasarkan nilai wajar yang diestimasi - Kewajiban dihitung sebesar nilai sekarang yang ditentkan pada suku bunga berjalan yang sesuai Pengakuan dan Pengukuran Aset Tidak Berwujud,selain Goodwill FASB Statement No.141 juga mengklarifikasi pengakuan aset tidak berwujud dalam penggabungan usaha menurut metode pembelian. Perusahaan mengakui setiap aset tidak berwujud yang dapat diidentifikasi dan diberi nama. Perusahaan harus mengakui aset tidak berwujud yang terpisah dari goodwillnya jika aset tersebut termasuk dalam satu dari dua kategori.Aset tidak berwujud yang tidak dapat diidentifikasikan harus dimasukkan dalam goodwill. Pembayaran Kontinjen dalam Penggabungan Usaha dengan Metode Pembelian Pembayaran kontinjen yang dapat ditentukan pada tanggal akuisisi dicatat sebagai bagian dari biaya penggabungan. Pembayaran kontinjen yang tidak dapat ditentukan pada tanggal akuisisi diakui ketika kontinjensi diselesaikan dan pembayaran diterbitkan atau dapat diterbitkan. Perbandingan Biaya dan Nilai Wajar Setelah membebankan nilai wajar ke semua aset yang dapat diidentifikasi dan yang diperoleh serta kewajiban yang ditanggung, kita akan membandingkan biaya investasi dengan total nilai wajar aset yang dapat diidentifikasi dikurangi kewajiban. Jika biaya investasi melebihi nilai wajar bersih, pertama dialokasikan kelebihan itu ke aset bersih yang dapat diidentifikasi sesuai dengan nilai wajarnya dan kemudian alokasikan ke goodwill. Kontroversi Goodwill GAAP mendefinisikan goodwill sebagai kelebihan biaya investasi terhadap nilai wajar aset yang diterima. Secara teoretis,goodwill adalah ukuran nilai sekarang dari kelebihan laba masa depan yang diproyeksikan dari perusahaan yang bergabung terhadap laba normal perusahaan sejenis. Menurut FASB Statement No.142, goodwill tidak lagi diamortisasi untuk tujuan pelaporan keuangan. Ada juga kontroversi pajak penghasilan yang berkaitan dengan goodwill. Dalam beberapa kasus, perusahaan dapat mengurangi amortisasi goodwill untuk tujuan pajak selama periode 15 tahun.