Anda di halaman 1dari 6

MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DENGAN

GERAKAN LITERASI SEKOLAH (GLS) 15 MENIT


SEBELUM PELAJARAN DIMULAI PADA SISWA
KELAS XI SMA NEGERI 1 SUMBAWA BESAR

Oleh :

Nasywa Aulia Safitri

SMA NEGERI 1 SUMBAWA BESAR


JL.GARUDA N0. 1 TELP (0371)-21723
2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Allah SWT, karena berkat
rahmat dan karuniaNyalah seluruh proses penyusunan laporan berjudul
“Meningkatkan minat baca siswa dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) 15 menit
sebelum pelajaran dimulai pada siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sumbawa Besar”
dapat terselesaikan.

Tujuan dilakukannya proses penelitian dan penyusunan laporan ini adalah


untuk meningkatkan minat baca siswa khususnya siswa kelas XI melalui gerakan
literasi yang dilaksanakan 15 menit sebelum pelajaran dimulai.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada :

1. Bapak Drs. Lalu Karna, selaku Kepala SMAN 1 Sumbawa Besar


2. Bapak Jabaruddin, S.Pd, selaku guru Bahasa Indonesia kelas XI SMAN 1
Sumbawa Besar.
3. Para siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sumbawa Besar, yang telah membantu
penulis dalam proses penelitian dan penyusunan laporan ini.

Tak ada gading yang tak retak, keterbatasan penulis selalu ada. Oleh karena
itu, saran dan kritik dari pembaca sangat penulis harapkan untuk kesempurnaan
penulisan berikutnya.

Semoga laporan ini bermanfaat, khususnya bagi siswa kelas XI SMA


Negeri 1 Sumbawa Besar.

Penulis,

Nasywa Aulia Safitri


HALAMAN PENGESAHAN

LAPORAN PENELITIAN

1. Judul Meningkatkan Minat Baca Siswa


dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
15 Menit Sebelum Pelajaran Dimulai
Pada Siswa Kelas XI SMAN 1
Sumbawa Besar.

2. Identitas Penulis
a. Nama Nasywa Aulia Safitri
b. Jenis Kelamin Perempuan
c. Asal Sekolah SMAN 1 Sumbawa Besar
d. Alamat Sekolah Jl. Garuda No. 1 Sumbawa Besar
e. Alamat Rumah BTN Olat Rarang Blok B No. 3

Sumbawa, 16 Januari 2019

Mengetahui,

Kepala SMAN 1 Sumbawa Besar, Penulis,

Drs.LALU KARNA NASYWA AULIA


NIP. 19680825 199201 1 003 NIS. 13802
ABSTRAK

Gerakan Literasi Sekolah (GLS) adalah gerakan yang bertujuan untuk


membudayakan kegiatan membaca bagi siswa. Dibentuknya Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) berawal dari berbagai penelitian yang menunjukkan bahwa
kemampuan literasi siswa di Indonesia rendah. Hal inilah yang mendorong
pemerintah untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa terutama membaca
melalui sebuah kebijakan. Melalui kebijakan tersebut dibentuklah Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan literasi siswa
terutama membaca.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui bentuk implementasi Gerakan
Literasi Sekolah (GLS), kendala implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS), dan
solusi implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang meliputi tiga tahap, yaitu
tahap pembiasaan, tahap pengembangan, dan tahap pembelajaran pada siswa kelas
XI SMAN 1 Sumbawa Besar.
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif kualitatif. Data
dalam penelitian ini ada dua, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
berupa informasi implementasi Gerakan Literasi Sekolah (GLS) terkait bentuk,
kendala, dan solusi yang diberikan oleh responden yaitu siswa kelas XI SMAN 1
Sumbawa Besar. Data sekunder berupa informasi implementasi kegiatan Gerakan
Literasi Sekolah (GLS) oleh guru Bahasa Indonesia terkait pelaksanaan literasi di
kelas.

Kata Kunci : Peran, Gerakan Literasi Sekolah


BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Keterampilan dalam berbahasa biasanya mencantumkan empat keterampilan


yang harus dikuasai oleh peserta didik, yakni keterampilan menyimak, keterampilan
membaca, keterampilan berbicara, dan keterampilan menulis. Keempat
keterampilan tersebut saling berhubungan satu sama lain dan memiliki perannya
masing-masing.
Kemampuan membaca mempunyai peran dan menjadi salah satu kunci
dalam kesuksesan dikehidupan seseorang, karena setiap informasi dan pengetahuan
apapun yang diperoleh tidak terlepas dari kegiatan membaca. Seperti yang
diumgkapkan oleh Triatma (2016:167) bahwa semakin sering seseorang membaca
buku maka semakin luas pengetahuan yang dimiliki, sebaliknya semakin jarang
membaca buku maka pengetahuan yang dimiliki seseorang semakin terbatas. Tidak
terkecuali bagi sebuah bangsa. Kemajuan peradaban sebuah bangsa juga ditentukan
dari seberapa banyak masyarakatnya membaca (Ahmadi 2010:2).
Pada tahun 2013 Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Peraturan
Menteri No. 23 Tahun 2013 mencanangkan sebuah gerakan literasi sekolah untuk
membantu siswa dalam menumbuhkan budaya membaca dan menulis dalam
lingkungan sekolah. Gerakan Literasi Sekolah pada dasarnya merupakan kegiatan
yang memusatkan kemampuan membaca dan menulis siswa dengan melibatkan
semua warga sekolah (kepala sekolah, guru, siswa, orangtua/wali, murid) dan
masyarakat, sebagai bagian dari ekosistem pendidikan. Alwasilah (2012:177)
mengemukakan bahwa mengajarkan literasi pada intinya menjadikan manusia yang
secara fungsional mampu berbaca-tulis, terdidik, cerdas, dan menunjukkan apresiasi
terhadap sastra. Dikarenakan selama ini pendidikan di Indonesia mampu mencetak
lulusan yang terdidik namun kurang memiliki apresiasi terhadap sastra.
Dari hal inilah kemudian diharapkan minat membaca dan menulis dapat
ditumbuhkan pada siswa sejak dini melalui kegiatan literasi tanpa harus menunggu
siswa tersebut mempunyai keterampilan membaca dan keterampilan menulis.
Adanya rasa senang, rasa puas dalam diri, partisipasi aktif yang tanpa dipaksa, dan
lebih menyukai kegiatan tersebut tanpa membandingkan dengan kegiatan lain
merupakan tanda adanya kemunculan minat dalam diri seseorang. Minat menjadi
motivator yang utama dan kuat untuk melakukan suatu aktivitas.
Secara umum minat dapat diartikan sebagai kecenderungan yang
menyebabkan seseorang berusaha untuk melakukan suatu aktivitas-aktivitas dalam
bidang lain dengan rasa senang dan puas. Minat membaca dan menulis tercipta
tidak hanya ketika seseorang telah memasuki dunia pendidikan saja namun ketika ia
berada dalam lingkungan keluarga maupun lingkungan sosialpun minat tersebut
dapat diciptakan.
Dengan adanya gerakan literasi sekolah yang berfokus pada pembiasaan
membaca dan menulis ini diharapkan dapat berperan dalam peningkatan minat
membaca dan menulis siswa khususnya siswa kelas XI SMAN 1 Sumbawa Besar
seiring keterlibatan guru yang sangat penting dalam upaya keberhasilan kegiatan
tersebut. Dalam kegiatan pembiasaan ini peran dari beberapa pihak seperti guru,
orangtua, perpustakaan, dan pemerintah sangat diperlukan yang berfungsi sebagai
media siswa untuk lebih mengetahui dan memahami kegiatan pembiasaan tersebut.
Berdasarkan pernyataan diatas maka penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam
mengenai kegiatan pembiasaan membaca tersebut dengan mengambil judul
”Meningkatkan Minat Baca Siswa dengan Gerakan Literasi Sekolah (GLS) 15
Menit Sebelum Pelajaran Dimulai Pada Siswa Kelas XI SMA Negeri 1 Sumbawa
Besar”

Anda mungkin juga menyukai