Anda di halaman 1dari 11

35

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian


Penelitian ini menggunakan metode dasar analisis deskriptif analitis.
Metode ini berkaitan dengan pengumpulan data yang berguna
untuk memberikan gambaran atau penegasan suatu konsep atau gejala yang
ada. Metode deskriptif analitis juga dapat digunakan untuk menjawab
pertanyaan yang berhubungan dengan status obyek penelitian pada saat ini,
misalnya sikap atau pendapat terhadap individu, organisasi dan
sebagainya (Wiratha, 2006).

B. Metode Penentuan Lokasi Penelitian


Lokasi penelitian pengendalian kualitas produk bandeng duri lunak
dilakukan di Bandeng Juwana. Bandeng Juwana terletak di Jl. Pandanaran
No.57, Semarang, Jawa Tengah. Metode penentuan lokasi dilakukan secara
purposive (disengaja), dengan mempertimbangkan data indeks keinginan
konsumen (IKK) pada Tabel 5.
Tabel 5. Indeks Keinginan Konsumen (IKK)
Indeks Keinginan Konsumen
Faktor Penentu Bandeng Bandeng Bandeng
Presto Bonafide Juwana
Rasa 4,0 3,4 4,2
Tekstur 4,1 3,6 3,9
Warna 3,6 3,0 3,5
Harga 2,6 3,2 3,4
Keterangan: Indeks Keinginan Konsumen Berskala 1 s/d 5
Sumber: Dian Wijayanto dan Lestari Lakshmi Widowati, 2012
Penilaian konsumen Bandeng Juwana berdasarkan data IKK pada
Tabel 5. yang berkaitan dengan aspek kualitas, IKK Bandeng Juwana
memiliki nilai yang relatif tinggi bila dibandingkan dengan Bandeng Presto
dan Bandeng Bonafide. Bandeng Juwana unggul dari segi rasa dengan skala
4,2 dan harga dengan skala 3,4. Segi tekstur dan warna walaupun berada
dibawah Bandeng Presto, namun Bandeng Juwana memiliki IKK yang tinggi
yaitu 3,9 untuk tekstur dan 3,5 untuk warna. Pertimbangan lain dalam
penentuan lokasi penelitian adalah data penjualan bandeng duri lunak/

35
36

bandeng presto Juwana pada bulan September tahun 2015 sebesar 9868,98 kg
atau mencapai 9,8 ton. Penjualan bandeng presto pada bulan September selalu
mengalami peningkatan setiap minggunya. Peningkatan penjualan dapat
dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Penjualan Bandeng Presto Bulan September
Penjualan Bandeng Presto
Minggu ke-
(Kg)
1 1995,68
2 2195,72
3 2457,30
4 3220,28
Total 9868,98
Sumber: Bandeng Juwana, 2015
Berdasarkan data indeks keinginan konsumen (IKK), penilaian
konsumen relatif tinggi terhadap kualitas produk bandeng duri lunak Juwana
baik dari segi rasa, tekstur, warna, dan harga. Nilai IKK Bandeng Juwana
relatif tinggi bila dibandingkan dengan Bandeng Bonafide dan Bandeng
Presto. Selain itu, berdasarkan data penjualan bandeng duri lunak Juwana
pada bulan September selalu mengalami peningkatan penjualan setiap
minggunya.

C. Metode Penentuan Key Informant (Informan Kunci)


Penentuan key informant pada penelitian pengendalian kualitas produk
bandeng duri lunak Juwana dilakukan dengan metode purposive sampling
(disengaja) berdasarkan keterkaitan, pemahaman, dan kompetensi informan
terhadap data yang dibutuhkan dalam analisis. Informan kunci yang dipilih
berkaitan langsung dengan proses produksi bandeng duri lunak Juwana, yaitu:
1. Pemasok bahan baku bandeng
Bahan baku menjadi faktor penting dalam proses produksi bandeng
duri lunak. Bahan baku utama yang digunakan adalah ikan bandeng
segar. Sifat ikan bandeng yang mudah rusak, tidak tahan lama, dan
mudah busuk menjadi fokus perhatian dalam proses produksi bandeng
duri lunak. Pemasok bahan baku dianggap mempengaruhi kualitas ikan
bandeng yang digunakan dalam produksi bandeng duri lunak Juwana
37

dikarenakan sebelum mengirimkan ikan bandeng segar ke Bandeng


Juwana, bandeng dibersihkan isi perutnya dan dicuci terlebih dahulu,
sehingga dalam proses tersebut diperlukan proses pengendalian kualitas.
Bandeng Juwana memiliki pemasok tetap yaitu Bapak Turmiji dan
pemasok dari daerah Juwana, Pati. Bapak Turmiji adalah penjual ikan
bandeng segar di kawasan Pasar Kobong yang merupakan pasar ikan di
kota Semarang, sedangkan menurut informasi pemilik Bandeng Juwana
untuk pemasok ikan bandeng dari daerah Juwana, Pati biasanya pihak
pemasok yang menghubungi langsung pihak Bandeng Juwana bila
memiliki persediaan bandeng. Pihak Bandeng Juwana tidak memiliki
informasi lengkap mengenai pemasok dari daerah Juwana, maka dalam
penelitian ini informasi hanya akan dikumpulkan dari Bapak Turmiji
dikarenakan kurangnya informasi mengenai pemasok bandeng lainnya.
Informasi yang dikumpulkan dari pemasok ikan bandeng segar mengenai
standar dan kriteria ikan bandeng yang digunakan sebagai bahan baku
produk bandeng duri lunak, serta cara dan standar pembersihan,
pencucian, dan pengiriman bandeng.
2. Karyawan gudang penyimpanan Bandeng Juwana di Lingkungan Industri
Kecil (LIK)
Gudang penyimpanan bandeng di kawasan LIK, Kaligawe, Semarang
merupakan tempat penyimpanan bahan baku ikan bandeng yang dimiliki
oleh Bandeng Juwana. Pemasok ikan bandeng langsung mengirim ikan
bandeng segar yang telah dibersihkan dan dicuci ke gudang LIK. Setelah
ikan bandeng sampai di gudang LIK, dilakukan pencucian ulang dan
disimpan sementara sebelum dilakukan pengiriman ke pabrik Bandeng
Juwana di Pandanaran. Informasi dari karyawan LIK Bandeng Juwana
berupa cara dan standar pencucian, penyimpanan, dan pengiriman
bandeng ke pabrik Bandeng Juwana di daerah Pandanaran, Semarang.
3. Karyawan Produksi Bandeng Juwana
Proses produksi bandeng duri lunak dilakukan di dapur Bandeng
Juwana yang terletak di kawasan oleh-oleh Pandanaran. Produksi
38

bandeng duri lunak dilakukan pengawasan oleh karyawan Bandeng


Juwana dalam setiap alur/ tahapan proses produksi. Setiap alur yang
dilalui dalam proses produksi bandeng duri lunak akan mempengaruhi
kualitas produk yang akan dihasilkan, sehingga informasi dari karyawan
bagian produksi sangat dibutuhkan. Informasi diperoleh dari karyawan
bagian penerima bahan baku yang dikirim dari LIK, karyawan bagian
pengolahan, serta karyawan bagian pendinginan dan pengemasan.

D. Jenis dan Sumber Data


Jenis dan sumber data yang digunakan pada penelitian ini adalah data
primer dan data sekunder.
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang dikumpulkan sendiri oleh
perorangan atau suatu organisasi secara langsung melalui
objeknya (Nasution, 2005). Data primer secara khusus
dikumpulkan oleh peneliti untuk menjawab pertanyaan dalam
penelitian (Indriantoro dan Supomo, 2002). Data primer yang akan
digunakan antara lain data dari hasil wawancara pada karyawan yang
terlibat dalam produksi bandeng duri lunak Juwana dan pemasok bahan
baku bandeng dalam mengawasi dan menjaga kualitas produknya.
2. Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk sudah
jadi atau dikumpulkan oleh pihak/ instansi lain (Nasution, 2005). Data
sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti
secara tidak langsung melalui media perantara yang diperoleh dan dicatat
oleh pihak lain (Indriantoro dan Supomo, 2002). Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini antara lain mengenai volume penjualan,
data konsumen yang sesuai sebagai sampel, profil perusahaan Bandeng
Juwana Elrina Group dan hal lain yang berkaitan dengan penelitian.
39

Tabel 7. Jenis dan Sumber Data Penelitian


No. Jenis Data Sumber Data
1 Data Primer
a. Data produksi bandeng duri Perusahaan Bandeng Juwana
lunak
b. Data jumlah dan jenis cacat/ Perusahaan Bandeng Juwana
kerusakan produk bandeng
duri lunak Juwana
c. Standar/ karakteristik ikan Pemasok ikan bandeng segar
bandeng segar sebagai bahan (Bapak Tarmiji)
baku bandeng duri lunak
2 Data Sekunder
a. Profil dan Struktur organisasi Perusahaan Bandeng Juwana
Bandeng Juwana
b. Alur produksi bandeng duri Perusahaan Bandeng Juwana
lunak Juwana
c. Data Penjualan produk Perusahaan Bandeng Juwana
bandeng duri lunak/ bandeng
presto

E. Metode Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan dengan pengamatan
secara langsung di Bandeng Juwana Semarang. Teknik yang digunakan
dalam pengumpulan data, antara lain:
1. Wawancara
Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan melakukan
tanya jawab secara langsung kepada beberapa pihak yang mengetahui
atau berhubungan langsung dengan objek yang sedang diteliti.
Wawancara dilakukan dengan pedoman pertanyaan yang telah disusun
oleh peneliti berupa kuisioner, serta pertanyaan pendukung lainnya sesuai
kebutuhan penelitian. Wawancara dilakukan kepada beberapa pihak,
seperti pimpinan usaha, karyawan Bandeng Juwana dan pemasok bahan
baku bandeng di Bandeng Juwana.
2. Observasi
Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pengamatan langsung
terhadap proses produksi dari awal sampai akhir pengolahan bandeng
duri lunak Bandeng Juwana.
40

3. Dokumentasi
Pengumpulan data dilakukan dengan mempelajari dokumen
perusahaan, berupa laporan kegiatan produksi, laporan jumlah produksi,
jumlah produk rusak, serta dokumentasi kegiatan produksi.
4. Kuisioner
Kuisioner adalah alat pengumpulan data dengan cara menyusun daftar
pertanyaan yang telah disusun untuk memudahkan analisis sesuai dengan
tujuan penelitian. Kuisioner disusun oleh peneliti dengan daftar
pertanyaan yang disesuaikan dengan kebutuhan informasi yang
dibutuhkan. Kuisioner ditujukan kepada responden yang dianggap
memenuhi keriteria-kriteria sesuai kebutuhan penelitian.

F. Validitas Data
Metode yang digunakan dalam menentukan validitas atau keabsahan
data pada penelitian ini adalah metode triangulasi sumber. Triangulasi sumber
digunakan untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan
teknik yang sama. Sumber data tidak dapat dirata-ratakan seperti data
kuantitatif, tetapi di deskripsikan dan di kategorisasikan mana pandangan
yang sama, yang berbeda, dan mana yang spesifik dari tiga sumber data
tersebut. Data yang dianalisis akan menghasilkan kesimpulan yang akan
diambil kesepakatan dengan tiga sumber data tersebut. Ilustrasi triangulasi
sumber dapat dilihat pada Gambar 2. (Sugiyono, 2014):

Wawancara B

C
Gambar 2. Triangulasi Sumber Pengumpulan Data

G. Metode Analisis Data


Penelitian mengenai pengendalian kualitas produk Bandeng Juwana
menggunakan metode statistical quality control (SQC) untuk mengukur
tingkat kerusakan yang terjadi serta menggunakan diagram sebab-akibat/
41

diagram fishbone untuk menentukan upaya perbaikan yang dapat dilakukan


setelahnya. Adapun langkah-langkah yang dilakukan, antara lain:
1. Penyusunan Check Sheet
Check sheet atau lembar pengecekan digunakan untuk mempermudah
dalam pengumpulan atau pencatatan data dan mempermudah dalam
analisis data yang dikumpulkan dalam penelitian. Check sheet berisi
tanggal pengamatan, jumlah produksi, jenis kerusakan yang terjadi dan
jumlah kerusakan produk bandeng duri lunak Bandeng Juwana selama 30
hari pengamatan. Bentuk check sheet yang akan digunakan dalam
penelitian seperti pada Tabel 8. (Nasution, 2005).
Tabel 8. Check Sheet Kerusakan Bandeng Duri Lunak
Jenis Kerusakan/ Cacat
Jumlah Patah/ Jumlah
No Tanggal Bau Asap
Produksi Berlendir Tidak Kerusakan
Presto
Utuh
1
2
.
.
30
Total

2. Pembuatan Histogram
Histogram berupa alat penyajian data secara visual berbentuk grafik
balok yang memperlihatkan distribusi nilai yang diperoleh dalam bentuk
angka. Histogram akan menyusun variasi data dari data tertinggi hingga
data terendah. Histogram disusun agar mudah dalam membaca atau
menjelaskan data dengan cepat.
3. Pembuatan Control Chart/ Peta Kendali Proporsi Kesalahan ( -chart)
Peta kendali disusun berdasarkan data yang diperoleh dalam check
sheet. Jenis peta kendali yang digunakan dalam penelitian mengenai
kualitas produk bandeng duri lunak ini adalah peta kendali proporsi
kesalahan atau -chart. Data yang digunakan dalam penyusunan peta
kendali adalah perhitungan jumlah produksi, jumlah kerusakan, proporsi
42

produk cacat dan batas kendali. Kerusakan/ cacat produk diukur dan
ditentukan apakah berada didalam batas kendali/ kontrol, diatas batas
kontrol/ upper control limit (UCL), atau dibawah batas kontrol/ lower
control limit (LCL). Bila persentase kerusakan berada didalam batas
kontrol berarti proses produksi bandeng duri lunak Juwana berlangsung
menurut spesifikasi yang telah ditentukan. Perhitungan peta kendali dapat
dilihat pada rumus dibawah ini (Nasution, 2005):
a. Penentuan rata-rata kerusakan

Keterangan :
= rata-rata kerusakan
np = jumlah gagal hari ke-
n = jumlah yang diperiksa hari ke-
b. Perhitungan garis pusat/ Central Line (CL)

Keterangan :
= jumlah total gagal
= jumlah total yang diperiksa
c. Perhitungan batas kendali atas atau Upper Control Limit (UCL)

Keterangan :
= rata-rata kerusakan produk
n = jumlah produksi
d. Perhitungan batas kendali bawah atau Lower Control Limit (LCL)

Keterangan :
= rata-rata kerusakan produk
n = jumlah produksi
43

Catatan : Jika LCL < 0 maka LCL dianggap = 0

Bentuk -chart dapat dilihat pada Gambar 4. (Nasution, 2005).

UCL

Garis Kontrol

LCL

0 Waktu
Gambar 3. Contoh Peta Kendali Proporsi Kesalahan ( -chart)

4. Pembuatan Diagram Pareto


Diagram pareto akan membandingkan jenis dan jumlah kerusakan
atau cacat bandeng duri lunak yang disusun menurut ukurannya, dari
yang jumlahnya paling besar di sebelah kiri dan yang paling kecil di
sebelah kanan. Masalah yang menjadi prioritas perbaikan dipilih yang
memiliki jumlah paling besar sebagai masalah yang harus segera
diselesaikan (prioritas utama perbaikan) dan jumlah kecil sebagai
kerusakan yang tidak harus diselesaikan dengan segera serta selanjutnya
disusun dalam diagram sebab-akibat untuk mengetahui akar penyebab
suatu masalah dan usulan perbaikan yang dapat diterapkan perusahaan.
Berikut adalah langkah - langkah yang dilakukan dalam membuat
diagram pareto (Nasution, 2005):
a. Gunakan data yang telah dikumpulkan dalam check sheet. Data yang
digunakan mengenai jenis kerusakan dan jumlah kerusakan
b. Hitung jumlah kerusakan, jumlah kumulatif kerusakan, persentase
jumlah kerusakan dari jumlah kerusakan total, dan persentase
kerusakan kumulatif yang disusun ke dalam tabel seperti pada
Tabel 9.
44

Tabel 9. Analisis Distribusi Cacat Produk Bandeng Duri Lunak


Juwana
Persentase
Jumlah Persentase
Jumlah
Jenis Jumlah Kerusakan Kerusakan
Kerusakan
Kerusakan Kerusakan dari Total Kumulatif
Kumulatif
Kerusakan (%)
(%)

Total 100% 100%

c. Gambarkan diagram pareto seperti contoh pada Gambar 4. dari data


pada Tabel 9.

Persentase Kumulatif
Jumlah Kerusakan

A B C D E
Jenis Kerusakan
Gambar 4. Contoh Diagram Pareto

5. Penyusunan Diagram Sebab-Akibat/ Diagram Fishbone


Diagram fishbone disusun berdasarkan prioritas perbaikan dari
jumlah kerusakan terbanyak/ terbesar yang terjadi pada produk bandeng
duri lunak Juwana. Diagram fishbone digunakan untuk mengetahui unsur
atau komponen penyebab kerusakan produk bandeng duri lunak.
Kategori atau penyebab utama dalam diagram fishbone yaitu Manusia,
Material, Mesin, Prosedur, dan Lingkungan Kerja. Tahapan penyusunan
diagram sebab akibat menurut Nasution (2005), antara lain:
a. Gambarkan diagram sebab-akibat, seperti contoh pada Gambar 5.
45

Mesin Bahan Manusia


Baku

Jenis
kerusakan
bandeng duri
lunak Juwana

Lingkungan
Kerja Metode

Gambar 5. Contoh Diagram Sebab-Akibat

b. Tentukan penyebab-penyebab pada cabang yang sesuai.


c. Interpretasikan diagram sebab akibat tersebut ke dalam Tabel 10.
Tabel 10. Faktor Penyebab Kerusakan
Faktor yang diamati Masalah yang terjadi
Manusia
Metode
Bahan Baku
Mesin
Lingkungan Kerja

d. Susunlah usulan perbaikan sesuai dengan penyebab dan akibat yang


telah di gambarkan pada diagram fishbone dengan mengembangkan
dan mengimplementasikan tindakan korektif yang efektif. Susun ke
dalam tabel seperti contoh pada Tabel 11.
Tabel 11. Usulan Tindakan Perbaikan
Masalah yang Usulan tindakan
Faktor yang diamati
terjadi perbaikan
Manusia
Metode
Bahan Baku
Mesin
Lingkungan Kerja

Anda mungkin juga menyukai