Anda di halaman 1dari 17

PERCOBAAN I

DESTILASI DAN EKSTRAKSI

I. Tujuan
1. Melakukan destilasi untuk pemisahan dan pemurnian zat cair
2. Mengkalibrasi thermometer
3. Melakukan teknik ekstraksi untuk pemisahan senyawa organik
4. Menjelaskan prinsip destilasi dan ekstraksi

II. Landasan Teori


Destilasi adalah suatu teknik pemisahan suatu zat dari campurannya
berdasarkan titik didih. Destilasi ada dua macam, yaitu destilasi sederhana dan
destilasi bertingkat. Destilasi sederhana merupakan proses penguapan yang
diikuti pengembunan. Destilasi dilakukan untuk memisahkan suatu cairan dari
campurannya apabila komponen lain tidak ikut menguap (titik didih komponen
lain jauh lebih tinggi). Misalnya pengolahan air tawar dan air laut. Sementara
destilasi bertingkat merupakan proses destilasi berulang-ulang yang terjadi
pada kolom fraksionasi. Kolom fraksionasi terdiri atas beberapa plat yang lebih
tinggi lebih banyak mengandung cairan yang mudah menguap, sedangkan
cairan yang tidak mudah menguap lebih banyak dalam kondensat. Contoh
destilasi bertingkat adalah pemisahan campuran alkohol-air, pemurnian
minyak bumi dan lain-lain. Prinsip destilasi adalah penguapan cairan dan
pengembunan kembali uap tersebut pada suhu titik didih. Titik didih suatu
cairan adalah suhu dimana tekanan uapnya sama dengan tekanan atmosfer.
Cairan yang diembunkan kembali disebut destilat. Tujuan destilasi adalah
pemurnian zat cair pada titik didihnya, dan memisahkan cairan tersebut dari
zat padat yang terlarut atau dari zat cair lainnya yang mempunyai perbedaan
titik didih cairan murni. Pada destilasi biasa, tekanan uap di atas cairan adalah
tekanan atmosfer (titikdidih normal). Untuksenyawamurni, suhu yang tercatat
pada termometer yang ditempatkan pada tempat terjadinya proses destilasi
adalah sama dengan titik didih destilat (Syukri, 1999).
Pemisahan senyawa dengan destilasi bergantung pada perbedaan tekanan
uap senyawa dalam campuran. Tekanan uap campuran diukur sebagai
kecenderungan molekul dalam permukaan cairan untuk berubah menjadi uap.
Uap akan kaya dengan senyawa yang lebih volatile atau komponen dengan titik
didih lebih rendah. Jika uap di atas cairan terkumpul dan didinginkan, uap
akan terembunkan dan komposisinya sama dengan komposisi senyawa yang
terdapat pada uap yaitu dengan senyawa yang mempunyai titik didih lebih
rendah. Jika suhu relatif tetap, maka destilat yang terkumpul akan
mengandung senyawa murni dari salah satu komponen dalam campuran.
Kebanyakan materi yang terdapat di bumi ini tidak murni, tetapi berupa
campuran dari berbagai komponen. Contohnya, tanah terdiri dari berbagai
senyawa dan unsur baik dalam wujud padat, cair dan gas. Untuk memperoleh
zat murni kita harus memisahkannya dari campurannya. Campuran dapat
dipisahkan melalui peristiwa fisika atau kimia, satu komponen atau lebih
direaksikan dengan zat lain sehingga dapat dipisahkan. Cara atau teknik
pemisahan campuran pada jenis, wujud dan sifat komponen yang terkandung
di dalamnya. Jika komponen berwujud padat dan cair, misalnya pasir dan air,
dapat dipisahkan dengan saringan. Saringan bermacam-macam, mulai dari
porinya yang besar sampai yang sangat halus, contohnya kertas saring dan
selaput semipermeabel. Kertas saring dipakai untuk memisahkan endapan atau
padatan dari pelarutnya. Campuran homogen, seperti alkohol dalam air, tidak
dapat dipisahkan dengan saringan, karena partikelnya lolos dalam pori-pori
kertas saring da selaput semipermeabel. Campuran seperti itu dapat dipisahkan
dengan cara fisika yaitu destilasi, rekristalisasi, ekstraksi dan kromaografi.
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya (Arsyad, 2001).
Ekstraksi adalah metoda pemisahan yang melibatkan proses pemindahan
Suatu senyawa dari satu fasa ke fasa lain. Jika kedua fasa tersebut adalah zat
cair yang tidak saling bercampur, disebut ekstraksi cair-cair. Dalam sistem ini
senyawa tersebut berpartisipasi diantara kedua pelarut. Keberhasilan
pemisahan sangat tergantung pada perbedaan kelarutan senyawa tersebut
dalam kedua pelarut. Secara umum prinsip pemisahannya adalah senyawa
tersebut kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat larut dipelarut
lainnya. Air banyak dipakai dalam sistem ekstraksi cair-cair senyawa organik,
karena banyak senyawa organik yang bersifat ion atau sangat polar yang cukup
larut dalam air. Pelarut lainnya adalah pelarut organik non-polar (tak
bercampur dengan air). Dalam sistem ekstraksi ini akan dihasilkan dua fasa
yaitu fasa air dan fasa organik. Syarat lainnya adalah pelarut organik harus
mempunyai titik didih jauh lebih rendah dari senyawa terekstraksi biasanya
dibawah 100°C, tidak mahal dan tidak bersifat racun. Ekstraksi dari kulit buah
naga merah mengandung pigmen antosianin (Simanjuntak dan Sinaga, 2014).
Bila suatu cairan larut dalam cairan lainnya, dibayangkan bahwa
molekul-molekul dari solvent akan saling menjauh untuk member tempat pada
molekul-molekul solute yang akan masuk kelarutan, molekul-molekulnya akan
memisah agar dapat menempati ruang dalam campuran. Karena adanya gaya
tarik antara molekul-molekul baik dari solute maupun solvent proses pemisahan
dari 2 molekul-molekul tersebut memerlukan tambahan yaitu memerlukan
tambahan energy, yaitu harus dilakukan usaha baik pada solute dan solvent
untuk memisahkan masing-masing molekulnya. Akhirnya ketika solute dan
solvent yang molekul-molekulnya dalam keadaan terpisah disatukan, energy
akan dilepaskan karena adanya gaya tarik antara molekul-molekul solute dan
solvent. Dalam proses pemanasan dapat ditambahkan batu didih atau boiling
chips. Batu didih merupakan benda yang kecil, bentuknya tidak rata dan
berpori yang biasanya dimasukkan ke dalam cairan yang dipanaskan. Biasanya
batu didih terbuat dari bahan silika, kalsium, karbonat, porselen maupun
karbon. Batu didih sederhana biasa dibuat dari pecahan-pecahan kaca,
keramik maupun batu kapur, selama bahan tersebut tidak biasa larut
dalamcairan yang dipanaskan. Fungsi penambahan batu didih ada 2 yaitu
untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogeny pada seluruh
bagian larutan dan untuk menghindari titik lewat didih. Pori-pori dalam batu
didih akan membantu penangkapan udara pada larutan dan melepaskannya ke
permukaan larutan. Tanpa batu didih, maka larutan yang dipanaskan akan
menjadi super heated pada bagian tertentu, lalu tiba-tiba akan mengeluarkan
uap panas yang bisa menimbulkan letupan atau ledakan. Batu didih tidak
boleh dimasukkan pada saat larutan akan mencapai titik didihnya. Jika batu
didih dimasukkan pada larutan yang sudah hampir mendidih, maka akan
terbentuk uap panas dalam jumlah yang besar secara tiba-tiba. Hal ini
bisamenyebabkan ledakan atau kebakaran (Handayani dan Nurcahyanti, 2014).
Salah satu penerapan terpenting dari metode destilasi adalah pemisahan
minyak mentah menjadi bagian-bagian untuk penggunaan khusus seperti
untuk transportasi, pembangkit listrik, pemanas, dan lain-lain. Udara
didestilasi menjadi komponen-komponen seperti oksigen untuk penggunaan
medis dan helium untuk pengisi balon. Distilasi juga telah digunakan sejak
lama untuk pemekatan alkohol dengan penerapan panas terhadap larutan hasil
fermentasi untuk menghasilkan minuman suling. Oleh karena itu agar lebih
mengetahui dan memahami prinsip kerja destilasi maka dilakukanlah
percobaan ini dengan menggunakan destilasi sederhana sebagai awal metode
pemisahan bahan kimia.Cara kerjanya cukup dengan menambahkan pelarut
kemudian didiamkan hingga terbentuk kondensat. Prinsipnya adalah
penguapan dan pengembunan kembali uapnya pada tekanan tertentu. Panas
dikirim saat melakukan fase perubahan dilakukan untuk membuat panas laten
pada energy termal tersimpan didalam sistem. Penelitian ini dilakukan untuk
pembelajaran panas dalam energi termal (Chaichan dan Kazem, 2015).
III. Prosedur Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
A. Alat
- Labu alas bundar 100 mL
- Set alat destilasi
- Gelas ukur 100 mL
- Termometer
- Batu didih
- Pembakar spiritus
- Penangas air
- Corong pisah 100 mL
- Erlenmeyer 100 mL
- Corong Buchner
- Statif dan klem bundar
- Batang pengaduk
- Tabung reaksi besar
B. Bahan
Bahan Sifat fisik Sifat Kimia Bahaya Penanganan
Benzena Teknis - Zat cair - Mudah mengalami - Mudah terbakar - Cuci bersih tangan
- Tidak berwarna reaksi substitusi - Beracun dengan air
- Titik didih 80,10°C - Sukar melakukan - Menyebabkan kanker - Pindah ke udara segar

- Tidak larut dalam air reaksiadisi - Segera hubungi medis


- Sukar dioksidasi
dengan senyawa
oksidator
Metanol Teknis - Berwarna kuning - Mudah tebakar - Iritasi mata - Cuci bersih tangan
- titik didih 76°C - Mudah menguap - Mudah terbakar dengan air
- titik leleh 97°C - Larut dalam air - kerusakan syaraf - Pindah ke udara segar
- Segera hubungi medis
Asam Benzoat - Berwarna putih - Diperoleh dari - Mengiritasi kulit, - Cuci bersih tangan
- Kristal penyulingan fraksional mata, dengan air
- Mudah menguap batu bara - Membuat pusing - Pindah ke udara segar
- Mual - Segera hubungi medis

Toluena - Tidak berwarna - Reaksi hidrogenasil - Menimbulkan pusing - Cuci bersih tangan
- Titik didik 731°F dengan katasil nikel - Iritasi dengan air
- Titik leleh -139°F - Reaksi oksidasi - Inhalasi - Pindah ke udara segar
dengan katalis - Segera hubungi medis
kodiakmangan

Larutan NaOH 10% - Titik leleh 323°C - Larut dalam air - Iritasi mata - Cuci bersih tangan
- Titik didih 1388°C - Higroskopis - Iritasi kulit dengan air
- BM 40 gr/mol - Tidak mudah terbakar - Kerusakan paru-paru - Pindah ke udara segar
- Segera hubungi medis
Larutan HCl 10% - Titik didih 108,58°C - Larut dalam air - Korosif - Cuci bersih tangan
- Titik leleh -62,25°C - Korosif - Iritasi kulit dengan air
- BM 36,46 gr/mol - Toksik - Kerusakan paru-paru - Pindah ke udara segar
- Segera hubungi medis
3.2 Skema kerja
A. Destilasi
- Kalibrasi Termometer

Dicelupkan
Campuran air es termometer kedalamnya (titik nol)
Dimasukkan kedalam tabung reaksi besar, ditambahkan batu
didih
Dipanaskan sampai mendidih
Dimasukkan termometer tanpa menyentuh permukaan air atau
pada uapnya saja (titik 100)
Diperiksa tekanan barometer

Hasil
B. Destilasi biasa
-Pemurnian

Dimasukkan
50 ml benzene teknis kedalam labu yang telah dirangkai menjadi alat
destilasi sederhana
Ditambahkan batu didih
Dipanaskan
Diatur pemanasan dengan kecepatan menetes destilat satu tetes
per detik
Diamati dan dicatat suhu pada tetesen pertama
Dicatat suhu dan volume destilat setiap selang jumlah
penampungan destilat tertentu

Hasil
- Pemisahan

50 ml campuran metanol-air
Dimasukkan kedalam labu destilasi
Dipanaskan seperti pada proses sebelumnya
Dicatat suhu dan volume destilat
Dicatat tekanan atmosfer
Dibuat grafik

- Ekstraksi
-
Hasil
Dimasukkan
30 ml larutan 30 ml
Asam benzoat larutan
dalam asam benzoate dalam toluena ke
Toluena
dalam corong pisah
Dilakukan ekstraksi dengan 15 ml larutan NaOH 10 %
Dibiarkan beberapa saat dan dipisahkan lapisan bagian bawah
Diulangi ekstraksi dengan cara yang sama
Ditambahkan 35 ml larutan HCl kedalam kedua ekstrak
Diatur pH (sekitar 2) dengan kertas indikator
Disaring endapan yang terbentuk
Dicuci endapan dengan air dingin
Dikeringkan endapan dan ditimbang
Dilakukan ekstrak yang satu lagi
Dibandingkan hasil keduanya
Dihitung kadar Asam benzoat total

Hasil

IV. Hasil dan Pembahasan


4.1. Destilasi
A. Kalibrasi termometer
Percobaan ini tidak dilakukan, karena percobaan langsung dilakukan.
Kalibrasi termometer ini berfungsi untuk memverifikasikan, artinya untuk
mengetahui apakah temometer sesuai atau tidak dengan termometer standar.
Penentuan ini dilakukan agar pada saat pengukuran suhu zat tidak salah atau
agar tepat.
B. Destilasi biasa
1. Pemurnian
Tabel 1. Pemurnian
Tetesan ke- Suhu (°C) Waktu (s)
1 31 10.19
50 33 12.22
100 34 14.18
150 39 16.21
200 40 18.21
250 43 20.04
300 44 22.00
350 46 24.08
400 48 26.11
450 49 28.19
500 50 30.23
550 55 30.56
600 58 31.20
650 62 31.58
700 67 32.05
750 75 32.58
800 80 33.02
850 85 33.30
900 72 33.45
950 97 33.59
1000 95 34.00
1050 93 34.21
1100 90 34.52
1150 88 35.10
1200 87 35.39
1250 86 36.00
1300 85 36.30
1350 85 36.59
1400 84 37.21
1450 83 38.00
1500 83 38.40
1550 83 39.06
Pada percobaan destilasi biasa, praktikan menggunakan sampel benzene
teknis dan etanol-Air. Lalu percobaan ini, praktikan menggunakan batu didih
yang bertujuan untuk meratakan panas sehingga panas menjadi homogen.
Pengkalibrasian thermometer tidak dilakukan. Kalibrasi thermometer tidak
dilakukan karena percobaan langsung dilakukan. Kalibrasi thermometer
berfungsi untuk memverifikasi artinya mengetahui apakah thermometer sesuai
atau tidak dengan standard.
Dalam percobaan pemurnian suhu pada waktu tetesan pertama benzene
teknis yaitu 310C. Saat 5 ml yang telah menetes suhunya naik menjadi 33 0C.
padasaat 10 ml suhu naik menjadi 35 0C. terjadi suhu konstan pada suhu
tersebut hingga volume larutan yang dimurnikan menjadi 25 ml.
Berdasarkan percobaan yang dilakukan, tetesan pertama benzene teknis
padasuhu 310C, sedangkan titik leleh atau titik didih benzene sebenarnya
adalah 810C, hal ini terjadi karena adanya kesalahan yang dilakukan oleh
praktikan seperti pengukuran suhu atau pada penggunaan alat destiat.
Daridata yang didapat, makagrafikperbandingan volume dan suhu yaitu :

Gambar 1. Grafik Destilasi Pemurnian


Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin tinggi suhu, maka
semakin banyak pula volume atau tetesan yang dihasilkan. Maka dapat
diketahui pada proses pemurnian benzene teknis ini temperature dan volume
berbanding lurus atau sebanding. Tapi pada akhir dari destilasi pemurnian ini
terdapat penurunan suhu, hal ini disebabkan oleh telah tercapainya titik didih
dari benzene ini yang menyebabkan harus diturunkanya suhu, agar cairan
selain dari benzene atau toluene dari benzene tidak ikut menguap, yang akan
menyebabkan tidak berhasilnya percobaan tersebut.

2. Pemisahan

Tabel 2.Pemisahan

TetesKe Suhu Waktu


1 31 10,19

50 33 12,22

100 34 14,18

150 39 16,21

200 40 18,31

250 43 20,04

300 44 22,00

Pada percobaan ini menggunakan volume awal benzene teknis yaitu 50


ml, sedangkan pada volume akhir pada proses destilasi volume yang didapat
adalah 40 ml. hal ini dikarenakan hilangnya atau menguapnya zat pengotor
dalam benzene sehingga didapat benzen murni.
Pada percobaan destilasi pemisahan, praktikan memisahkan air dan
metanol. Massa atau volume yang digunakan adalah air 25 ml dan metanol 25
ml, dengan perbandingan air dan metanol yaitu 50 : 50. Metanol memiliki titik
didih yaitu 64,50C, sedangkan air memiliki titik didih 100 0C, maka dari itu,
metanol adalah larutan yang pertama kali menguap di karen akan memiliki titik
didih yang rendah dari pada air. Hal lain yang dapat menyebabkan mengapa
metanol bisa menguap terlebih dahulu dibandingkan dengan air yaitu
perbedaan pada titik didihnya.
Hasil dari percobaan ini ditampung pada Erlenmeyer
menggunakankondensor.Kondensorataupendingin yang digunakan memakai
pendingin air (air sedang) dimana air yang masuk dari bawah dan keluar dari
atas hal ini dikarenakan jika air itu masuk dari atas maka air dalam kondensor
tidak akan memenuhi isi dari pendingin sehingga tidak dapat digunakan untuk
mendinginkan uap yang mengalir lewat kondensor tersebut.
Pada tetesan pertama terjadi pada suhu 61 0C, selanjutnya suhu terus
mengalami peningkatan. Pada percobaaan ini tidak mengalami suhu yang
konstan.Hal ini mungkin dikarenakan kesalahan praktikan saat merangkai alat
destilasi sehingga terjadi kebocoran uap. Titik didih metanol adalah 64,5 0C, dan
tetesan pertama terjadi pada suhu 610C.
Pada proses pemisahan dilakukan pemisahan metanol dalam air dan
pemisahan benzene teknis tersebut yang dilakukan dengan prosedur yang
hampir sama. Akan tetapi senyawa yang dimiliki pada proses pemisahan lebih
rendah titik leleh dan titik didihnya dibandingkan dengan proses pemurnian
yang terdapat dalam senyawa benzen teknis.
Volume awal campuran metanol dengan air adalah 50 ml. setelah
dilakukan proses destilasi dengan pemisahan didapat volume akhirnya adalah
42 ml. Hal ini disebabkan metanol lebih rendah titik didihnya dari campuran
methanol dengan air sehingga methanol atau senyawa methanol murni yang
didapat sesuai dengan tujuan dari praktikum yang dilakukan.
Grafik hasil pemisahan dapat diketahui juga bahwa volume berbanding
lurus atau sebanding dengan suhu. Sama seperti pemurnian. Yang mana
semakin tinggi suhu, maka semakin banyak volume yang menguap dan
selanjutnya uap-uap itu kembali ke bentuk awalnya yaitu cairan yang dapat
menyebabkan banyak pula volume yang didapatdari proses pemisahan.
Percobaanini volume awalmetanol 50 ml dan volume yang didapat setelah
pemisahan adalah 42 ml. Dan tidak ada sisa dari pemisahan ini. Hal ini terjadi
karena kemungkinan penutup pada labu alas bundar tidak benar-benar
tertutup rapat yang menyebabkan sisa dari pemisahan itu menguap. Dapat di
lihat pada grafik dibawah:

Gambar 2. Grafik Destilasi Pemisahan

4.2. Ekstraksi
Berdasarkan percobaan yang dilakukan didapatkan hasil proses
ekstraksi yaitu :
Tabel 3. Ekstraksi

Perlakuan Hasil
Terdapat dua fasa
Bagian bawa murni
Asam benzoat + NaOH Bagian atas merupakan teluen atau zat
pengotor

Terdapat dua fasa yang diatas yaitu fasa


Fasa organik
benzena murni dan bahwa
Benzena murni + NaOH

Fasa air
Terasa panas
Asam benzoat murni + HCl
Terdapat gumbalan-gumpalan putih
Penyaringan
pH nya = 2 , maka merupakan asam
Pengeringan
Membentuk endapan kering saat sudah
Ditimbang
disaring

Berdasakan hasil diatas bahwa ekstraksi digunakan untuk memisahkan


campuran dari zat murni dan bahan pengotornya. Pada percobaan ekstraksi ini,
proses ekstraksi dilakukan dua kali karena jika hanya satu kali dilakukan
maka masih ada zat murni yang tertinggal. Maka dari itu dilakukan dua kali.
Kemudian pada saat dilakukan nya ekstraksi ini terdapat pemisahan yaitu zat
yang berada dilapisan bawah berupa asam benzoat sedang yang dilapisan atas
berupa toluena. Asam benzoat dan toluen menjadi dua lapisan, ini disebabkan
karena adanya perbedaan massa jenis asam benzoat lebih besar dari pada
toluen.
Pada proses pengekstraksian ini ditambahkan NaOH yang berfungsi
untuk membasakan asam benzoat nya. Lalu ada juga penambahan HCl yaitu
befungsi untuk mengasamkan kemballi atau mengembalikan sifat asam dari zat
asam yang digunakan. Hasil dari penyaringan ini lalu dikeringkan pada sebuah
alat yang bernama corong buchner yang dilengkapimesin yang bernama vakum.
Dimana vakum ini memiliki prinsip yang menghasilkan panas untuk membuat
enadapan menjadi kering. Pada alat pengeringan ini terdapat erlenmeyer besar
yang diletakan dibawan zat yang akan dikeringkan. Dan dari proses ekstraksi
ini didapatkan hasilnya adalah asam benzoat murni.

V. Kesimpulan dan Saran


5.1 Kesimpulan
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan maka, dapat disimpulkan
bahwa :
1. Prinsip destilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya,
pada suhu dan tekanan tertentu. Sedangkan prinsip ekstraksi adalah
suatu senyawa yang kurang larut dalam pelarut yang satu dan sangat
larut dipelarut lainnya (perbedaan kelarutan). Dalam hal sistem
ekstraksi akan dihasilkan 2 fasa yaitu fasa air dan fasa organik
2. Titikdidih benzen teknis 810C, sedangkan tetesan pertama destilat pada
suhu 310C, sedangkan titik didih metanol adalah 64,5 0C dan tetesan
pertama terjadi pada suhu 610C
3. Ekstraksi adalah metode pemisahan yang melibatkan proses pemisahan
suatu senyawa dari satu fase ke fase lain.

5.2 Saran
Diharapkan pada praktikan agar lebih memahami prosedur
percobaan supaya hasil praktikan yang didapat sesuai dengan yang
diharapkan.

DAFTAR PUSTAKA

Arsyad, M.N. 2001. Kamus Kimia Arti dan Penjelasan Istilah. Jakarta :
Gramedia.

Chaichan, M.T dan H.A. Kazem. 2015. “Using Aluminium Powder With Paraffin
Wax To Enhance Single Slope Solar Water Distillation Productivity In
Baghdad-Iraq Winter Weathers”. International Journal Of Renewable
Energy Research. Vol 5 (1) : 251-257.
Handayani, P.A dan H. Nurcahyanti. 2014. “EkstraksiMinyakAtsiriDaunZodia
(Evodiasuaveolens) DenganMetodeMaserasi Dan Distilasi Air”.
JurnalBahanAlamTerbarukan. Vol 3 (1) : 1-7.

Simanjuntak, L dan F.C. Sinaga. 2014. “EkstraksiPigmenAntosianin Dari


KulitBuah Naga Merah (Hilocereuspolyrhizus)”. JurnalTeknik Kimia USU.
Vol 3 (2) : 12-18.

Syukri, S. 1999. Kimia Dasar I. Bandung : ITB.

LAMPIRAN

A. Pertanyaan Pra Praktek


1. Jawablah setiap pertanyaan pada cara kerja percobaan di atas?
Jawab:
- Mengapa aliran dari air pendingin dari bawah ke atas?
Jawaban: karena untuk mengisi kondensor agar terisi penuh dan
proses pendinginan terjadi sempurna.
- Mengapa benzene teknis dimasukkan jumlah maksimum setengah
volume labu?
Jawaban: karena jika terlalu banyak uap yang dihasilkan tidak
tertampung dan jika terlalu sedikit menghasilkan uap akan
memungkinkan terbakar.
2. Buatlah grafik yang baik dari suhu terhadap volume destilat dari
percobaan destilasi diatas!
Jawab:

3. Jelaskan ada berapa macam metoda esktraksi dan jelaskan pula cara
kerja ekstraksi di atas termasuk metoda ekstraksi yang mana?
Jawab:
- Maserasi adalah proses esktraksi menggunakan pelarut dengan
perendaman, pengocokkan atau pengadukan pada temperatur
ruangan.
- Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru,
umumnya dilakukan pada temperatur ruang.
- Soklerasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang secara terus
menerus umumnya dilakukan dengan alat soxhlet

B. Dokumentasi
Asam Benzoat Setelah dikocok Fasa Organik
Ditambah toluena

Ditambah NaOH 10 % Pemisahan lapisan atas Fasa air ditambah


dan lapisan bawah HCl

Saat dilakukan Setelah dilakukan Hasil pH


Pengocokan ekstraksi kedua

Anda mungkin juga menyukai