Anda di halaman 1dari 21

STALKER

Karya ku: Annisa fitri ananda

1. PENDAHULUAN
Aku icha atau nama panjangku Alyssa sukma ayu, di kesunyian kamarku di
tengah malam aku sendirian di kamarku tapi bukan untuk bercerita cerita horror
tapi tentang cerita hidupku yang setelah di ingat-ingat lucu juga. Setiap orang
bisa jadi tokoh utama dalam hidupnya sendiri begitu juga aku dan sutradaranya
tentu saja Allah.

Aku tau di dunia ini sudah ada yang ngatur tidak ada hal sekecil apapun tanpa
perencanaan ya aku percaya itu. Tidak ada pertemuan yang sia-sia karna aku
yakin Allah punya maksud mempertemukanku dengan orang yang pernah ada
dalam hidupku. Aku bersyukur di pertemukan dengan kawan-kawan SD ku,
SMP dan SMA ku, aku juga tau takdir ku menjadi anak sekolah di Indonesia
yang harus bersekolah selama kurang lebih 12 tahun membuat ku banyak
mengenal manusia-manusia lain yang Allah ciptakan untuk menjadi teman
dalam menjalani kehidupan di muka bumi ini selain kedua orang tua ku dan dua
saudara ku

Setiap manusia punya waktu untuk mengenang masa lalunnya begitu pun aku,
tetapi masa lalu itu tidak akan aku jadikan penghambat ku menuju jalan sukses
karna masih ada keluarga ku yang harus aku bahagiakan. Sebagai orang desa
dengan perekonomian yang hanya cukup aku ingin tetap bangkit meski aku
sedang sedih kehilangan teman SD, SMP dan SMA ku. Tetapi hidup harus tetap
berjalan, setiap pertemuan pasti ada perpisahan jika pun mungkin kita selalu
bersama hingga 12 tahun, kita tidak akan punya kesempatan mengenal yang
lain karna bagi ku mengenal kalian saja sudah cukup membahagiakan.

Persahabatan bagi ku adalah semacam persatuan jiwa-jiwa dari manusia-


manusia lainnya untuk bersama mengarungi kerasnya kehidupan yang tuhan
berikan untuk lebih bersyukur pernah terlahir ke dunia. Bumi ini selalu berputar
dalam kehidupanku aku merasakan adanya pertemuan dan perpisahan lalu
begitu lagi dengan orang yang berbeda-beda.

2. KEHIDUPANKU

Pagiku yang cerah dan tidurku yang nyenyak sampai sulit untuk aku beranjak
dari kasur kapuk merah muda, suara pekikkan ibuku membangunkan aku dan
tersadar bahwa telah mulai masuk sekolah. Kala itu aku masih smp kelas IX di
sebuah smp yang ada di desa semilir jaya, aku bergegas pergi ke sekolah
dengan berjalan kaki karna kakakku telah berangkat duluan, aku berjalan lebih
cepat karna jarak sekolahku lumayan jauh. Meski hari pertama masuk aku tidak
mau terlambat karna akan memilih bangku duduk, karna pikiranku tempat yang
kurang strategis justru merugikan ku karna tidak bisa menerima pelajaran
secara maksimal, tetapi secepat apapun aku berjalan kaki ini hanya susunan
tulang dan sendi yang ditutupi otot, daging dan kulit tanpa mesin dan bahan
bakar. Seperti dugaan ku aku terlambat dan tempat duduk ku tidak strategis
seperti yang kuharapkan, aku duduk di barisan anak-anak nakal yang semua
anak laki-laki, mereka semua gaduh, aku merasa dikucilkan di kelas.

Aku mulai sekolah pertamaku tanpa sarapan dan perut yang kelaparan juga
hanya bisa diam di barisan para pembuat onar di sekolah, tetapi dugaan ku
ternyata salah, mereka adalah teman dan sahabat yang menyenangkan tiada
hari tanpa tertawa dan nyanyian, tiada hari tanpa lempar-lemparan kertas, tiada
hari tanpa pukulan, semuanya terasa membahagiakan dan tidak ingin pergi. Aku
tau banyak yang iri dengan kebahagiaan kami dan kadang mereka ikut
bergabung. Sebenarnya aku tidak menyangka bisa menjadi teman akrab jovi,
ical dan alif. Aku yang biasanya hanya fokus pada belajar kini mulai menggila
seperti mereka, aku dan jovi hobi nyanyi ya suara kami agak lumayan bagus,
dengan di iringi gitar si ical dan gendang si alif kami buat kelas menjadi milik
kami. Aku suka nyanyi lagu pop seperti ungu, seventeen atau Sheila on 7. Lagu
favoritku yaitu lagu seventeen yang liriknya

“ kini ku menemukanmu diujung waktu ku patah hati

Lelah hati menunggu cinta yang selamatkan hidupku

Kini ku telah bersamamu berjanji tuk sehidup semati’’

“ sampai akhir sang waktu kita bersama tuk selamanya’’ jovi kemudian
menyambung lagu.
Aku senang hidup bersama mereka, banyolan mereka, jiwa humor mereka dan
kekonyolan mereka membuat setiap detikku terasa begitu indah. Aku tidak ingin
lulus sekolah aku ingin bersama mereka.

Suatu pagi bulan agustus ada anak baru disekolahku, anak lelaki kurus dengan
topi biru, mata sipit tapi kulitnya keling. Dia perkenalkan dirinya di depan kelas,
semua pandangan tertuju padanya dia bak seorang artis karna waktu itu kelas
kami susunan bangku nya berbentuk u jadi dia serasa punya panggung berdiri
di tengah kami dia juga konyol anaknya dan bertambahlah geng konyol kami.

“ Assalamualaikum perkenalkan nama saya bima senang bisa bertemu kalian”


ucapnya berkenalan

Guru meminta bima duduk di bangku seberang pas bertatapan denganku, dari
awal dia sudah menunjukkan kesan konyolnya dan memberi tanda bahwa ingin
bergabung dengan kami, mataku melotot membuatnya menunduk. Tapi lama
kelamaan dia ingin kenal kami, entah bagaimana dia menjadi musuhku setiap
hari kami seperti kucing dan tikus mungkin aku tidak dianggapnya sebagai anak
perempuan dia sering sekali memukulku tapi aku juga bukan anak perempuan
cengeng dari SD aku memang terkenal galak dan preman, semua orang dari
adik kelas sampai kakak kelas pun aku tantang, pernah dulu waktu SD ada
kakak kelas ku naik sepeda ku tanpa permisi dia anak cina namanya akuang
habis dia aku omeli dengan mataku yang hampir melotot keluar

“ Hei gila, ngapain pakai sepeda ku, kalau rusak kau mau ganti, dasar ngelunjak
kau nih” kataku
“Aku Cuma pinjam” sahutnya

“ pinjam bapakmu tak ada pun kau bilang ke aku mau minjam, balikkan lagi ke
tempat asalnya setan” kataku dengan emosi tingkat tinggi.

karna itu dia selalu memanggilku si mata sapi sampai SMP karna dia jadi kakak
kelas ku lagi, pernah juga waktu SD kakak kelas ku anak cewek ada tiga orang
badannya besar-besar berani aku menantang mereka, mereka itu sok berkuasa
kala itu aku masih kelas 3 SD dan mereka kelas 6 kami seperti memperebutkan
wilayah hal itu karna mereka menghalangi sahabatku untuk buang air di WC,
gila kan, memang WC bapak mereka yang buat kalaupun memang bapak
mereka yang buat kan di gaji sama pemerintah, tanpa pikir panjang aku datangi
mereka yang masih ada di WC ku pelototin mereka tapi mereka mau main
kekerasan.

“ apa liat-liat matamu bulat-bulat kuminum jadi obat yak huhuhu” kataku
mengolok-olok mereka

Mereka marah dan menarik kerah baju ku, sebenarnya aku takut tapi karna
loyalitas ku pada sahabat ku waktu itu yah aku berani kan melawan dengan ku
cubit tangannya sehingga terlepas dari kerah baju ku dan aku langsung kabur,
bodoh sekali jika aku tidak kabur dulu karna ya mereka punya satu algojo yang
badannya besar banget, sayang sekarang satu dari kakak kelas ku itu sudah
meninggal, semoga tuhan mengampuni dosa-dosanya.

Tak cukup di situ aku juga berselisih dengan 3 orang kakak kelasku satu tingkat
diatasku karna mereka menuduhku menjatuhkan sahabatku sendiri dari sepeda
gila kan, padahal dia jatuh sendiri karna aku tidak terima emosi ku memuncak
ya aku adu mulut dengan mereka.

"Icha kamu dorong si nadia" kata kakak kelas ku yang lupa namanya

" kepalamu pitak aku dorong dia, kalau ngomong dipikir pakai otak"

" halah pasti kamu yang jatuhin mana ada maling ngaku"

" enak aja kau, kalau matamu rabun jangan ngomong lah, liat ndak tanganku
dorong dia, orang aku dah di depan duluan tadi"

Karna aku malas meladeni 3 cabe-cabe an resek itu aku memilih pergi dengan
kata-kata kasar dari mulutku

" brengsek kalian dasar setan" ucapku sambil aku meraih sepeda ku

Di sini aku cukup kesal dengan si nadia, entah apa yang ada dipikirannya
melihat aku di fitnah seperti itu dia hanya diam saja seolah mengiyakan jika aku
mendorong dia. Aku kecewa dengan nadia, karna tidak sedikit pun dia membela
ku, dia justru berlagak seolah aku penjahat dan dia orang yang terdzolimi di
depan geng cabe itu. Sungguh pikiran ku sangat kecewa pada nadia. Padahal
selama ini aku selalu membelanya apapun yang terjadi pada dia. Aku sempat
mendiamkan nadia selama seminggu lebih tapi akhirnya entah bagaimana
caranya aku berbaikan dengan nadia, dalam pikiran ku saat itu masak
pertemanan ku dengan nadia yang terjalin secara indah harus berakhir hanya
karna kesalah pahaman.
Dari berbagai pengalamanku menghadapi satu anak laki-laki kurus aku tidak
masalah, aku tau dia hanya ingin mengenalku lama kelamaan dia ingin duduk
disebelahku makin lengkap lah kegaduhan kelas aku dan dia akrab tapi tidak
jauh dari kejar-kejaran, sapu yang melayang-layang tapi aku senang bisa akrab
dengannya.

Bima dan jovi adalah teman yang menyenangkan, meski aneh. Jovi senang
meminjam mataku untuk sekedar merapikan rambutnya, karna mataku yang
belok dan bening kali yah, mereka senang mengganggu dan minta dikejar
seperti anak kecil tapi itu lah yang menyenangkan. Semuanya lucu untuk
dikenang ketika jovi menganggu ku si bima dari belakang menjatuhkan ku
dengan dengkulnya. Ya aku tau itu bukan bullying karna aku senang. Ketika
bertemu di luar sekolah atau jalan kami selalu tertawa dengan sapaan aneh dan
tarian gila padahal sedang di jalan, yah itulah kami dulu anak ABG yang sedang
gila-gilanya. Pasti orang tua paham kegilaan kami karna aku yakin mereka juga
begitu dulu.

Setiap harinya selalu menyenangkan jika ada mereka bima, jovi, ical dan bacok.
Aku sungguh bahagia pernah mengenal mereka sungguh-sungguh bahagia.
Jovi adalah orang yang menyenangkan tidak pernah mengecewakanku tidak
pernah membuatku sedih. Aku sayang jovi begitu juga bima, ical dan bacok
kalian kawanku aku juga sayang kalian.

3. Perpisahan
Setiap pertemuan pasti akan tiba perpisahan dan hal yang paling membuatku
sedih adalah perpisahan. Perpisahan dengan siapapun pasti akan membuat
sedih karna perasaan kehilangan, suasana yang berbeda dan penyesuaian
kembali. Tangisan perpisahan itu wajar saja, meski perpisahan ini bukan karna
kematian tetapi kami bahkan tidak yakin apa bisa kami lalui kembali suasana
membahagiakan yang selama ini kami jalani.

Setelah kita saling tertawa dan mengenal satu sama lain tiba lah saatnya kita
menjauh, aku alami semua perpisahan ini dengan kesedihan. Perpisahan
dengan kawan-kawan ku yang kusayang dan hanya bisa aku rindukan kini.
Saat itu sekolah kami mengadakan tour ke tempat-tempat wisata untuk
perpisahan dan pertemuan terakhir kami. Kami bahagia menikmati deru ombak
yang menerjang, indahnya sunset di langit, petikkan gitar dan aneka snack
yang kami bawa untuk bekal. Karna rasa bahagia yang kami rasakan sampai
kami lupa akan ada upacara perpisahan setelah ini.

Tibalah upacara perpisahan itu, aku rindu guru-guruku yang selalu


mendukungku dan kawan-kawanku yang membuat hidup ini bukan hanya
sekedar proses mengambil oksigen dan mengeluarkannya kembali tetapi lebih
dari itu.

Kala itu kami menyanyikan lagu perpisahan dari iwan fals yang liriknya

“ kemesraan ini jangan lah cepat berlalu

Kemesraan ini ingin ku kenang selalu


Hati ku damai jiwa ku tentram disampingmu

Hatiku damai jiwa ku tenang bersamamu”

Lagu itu kami hayati hingga jatuh lah air mata kami tanpa sadar. Pidato
perpisahan dari guruku membuat suasana saat itu semakin mengharukan

“ siswa-siswi yang saya banggakan pertemuan dengan kalian membuat saya


merasa menjadi guru sesungguhnya mungkin setelah ini aka ada lagi
pengganti kalian tapi saya tau tidak akan sama lagi seperti kalian. Karna sama
seperti pacar dan mantan, pasti tidak sama”

Kata-kata itu membuat ku setengah menangis dan juga setengah tersenyum.

4. Kebangkitanku

Dari perpisahan aku belajar untuk bangkit kembali dan menata ulang
hidupku. Sulit sekali hidup tanpa mereka dan harus beradaptasi dengan
lingkungan baru memang sangat sulit. Tubuhku lemah seperti tanpa tulang
dan aku hanya bisa membaringkan kepala ku di bangku kelas ku yang baru
tanpa kegilaan dan canda tawa. Kegilaan mereka masih aku rasakan, aku
berkhayal mereka ada disampingku saat itu

5. Follow
Aku hidup kini di zaman milenial, yang semua bergantung pada gawai,
kuota internet dan wifi. Meski dulu waktu aku masih sekolah aku belum
terlalu aktif dalam menggunakan medsos, karna aku yang tinggal di desa
sehingga dulu penggunaan gawai belum terlalu penting bagi ku. Yang
terpenting bagi ku adalah bagaimana aku bisa selalu tertawa bersama
sahabatku. Jujur saja itu yang aku nantikan setiap waktu

6. Pertemuan lagi

Di SMA aku bertemu kembali dengan si bima tetapi semuanya sudah


berubah kami saling sapa tapi tidak dekat lagi karna dia tidak satu kelas
dengan ku

“ bim kau sekolah disini juga” kataku menyapanya

“ iya, hanya di sini yang mau menerima aku” jawabnya

Setelah itu hanya kata itu saja yang terucap kami lalu berjalan
berlawanan aku ke kanan bima berjalan ke kiri. Aku tau dia sudah
berubah bukan lagi bima yang aku kenal dulu, dan mungkin anggapannya
ke aku sama seperti anggapanku ke dia. Tapi meski keadaan nya sudah
berubah aku yakin bima tetap menganggap aku kawannya dia tetap
membantuku memarkirkan motorku di sekolah tapi tanpa sepatah kata
apapun

“ bim” panggilku
Bima hanya menoleh dan berlalu menuju kantin sekolah ya sudah lah
kupikir bima punya kawan baru yang menyenangkan pasti dia sudah
melupakan ku.

Selain pertemuan ku kembali dengan si bima, aku juga bertemu lagi


dengan si ical dia juga satu sekolah dengan ku. Ical tidak banyak berubah
tetap sama seperti ical yang dulu yang lucu dan gila

“ cal” sapa ku ke ical

“ wei kau sekolah disini juga” jawabnya

“ iya cal, gimana kabar kawan-kawan kita, si jovi sama si bacok sekolah
di mana dia”

“Mereka sekolah di kota”

“ kau tak daftar bareng mereka”

“ endak disini saja karna sekolahnya dekat”

“ betul sih cal”

“suasana nya dah beda ya cal”

“ beda lah kita kan udah SMA sekarang”

“ maksudku kita ndak bisa gila lagi macam dulu”

“ wei dulu waktu SMP kelas 7 dan 8 kita juga belum menggila, karna
masih ada kakak kelas kan, karna kita masih anak baru”
“Iya juga sih cal”

“ tunggu aja ca pasti nanti kau gila lagi kecuali kau udah tobat nanti”

“ bima berubah ya cal”

“ bima ndak berubah ca, mungkin dia berubah sikap ke kau karna kalian
beda kelas”

“ mungkin cal”

Sungguh mereka sahabatku, aku tidak pernah sama sekali berpikir


tentang percintaan, bagiku aku menyayangi mereka karna mereka
membuatku senang. Kalian harus tau bahwa cerita persahabatan jauh
lebih berwarna dari pada hanya sekedar kisah cinta dua remaja yang
belum tau apapun, hanya tersenyum sendiri dan malu-malu sendiri ketika
sedang jatuh cinta. Persahabatan bukan hanya perasaan semacam itu,
tidak ada kejaiman di balik persahabatan, tanpa kepura-puraan dan
penuh kebahagiaan. Persahabatan bagi ku adalah ketika wajah mu yang
dekil dan ketiakmu yang asam tidak akan jadi masalah untuk mereka,
tanpa minyak wangi seperti kisah percintaan hehehe.

Aku tidak mau hanya punya cerita monoton seperti sinetron yang
persahabatannya hancur karna cinta. Kami tidak seperti itu yang kami
pikirkan hanya bagaimana kami membuat diri kami bahagia dan tertawa
bersama.
Jika di kelas x aku dan bima tidak satu kelas tapi dikelas xi dan xii bima
kembali satu kelas dengan ku ternyata dia masih bima yang dulu, tanpa
perubahan sama sekali. Kami masih saja bergelut sampai hp ku jatuh,
kejar-kejaran diteras sekolah dan di lapangan sekolah dan tak lupa
lempar-lemparan sepatu itu lah alasannya berat badanku dulu bisa ideal
dan sekarang aku jadi gendut karna nggak lagi kenal si bima. Aku yakin
jika tidak ada bima masa SMA ku tidak akan berkesan karna ketika SMA
aku ikut organisasi keagamaan yaitu rohis, tau sendiri kawan-kawanku di
sana sangat menjaga nilai moral dan etika yang tentu saja bermanfaat
untuk kehidupan ku saat ini. Dari rohis aku mengenal sahabatku seperti
ayu, nadia dan sarah. Mereka juga sahabat karibku setiap hari kami
selalu bersama tetapi tentu saja tidak seperti sahabatku di SMP yang
nakal. Mereka baik, mengajarkan aku mengaji, mengajak aku sholat
sunnah dan membaca buku-buku islam yang ada di perpustakaan
mushola. Dalam persahabatan tentu ada satu kawan yang paling akrab
dengan ku yaitu sarah, kemana-mana kami selalu bersama karna kami
duduk bersama dulu. Orang lain sampai memanggil kami kakak dan adik.

Aku menyayangi sarah, dia itu baik dan suka berbagi. Dia pernah
membawakan aku nasi goreng buatannya yang rasanya enak sekali.
Kami selalu membawa bekal ke sekolah dan selalu makan bersama
selain itu ketika perut kami masih lapar kami kadang membeli gorengan
tiga buah yang kami makan secara bersama di kantong yang sama. Perut
kami ini memang luas karna mampu menampung banyak makanan.
“ ca yok tumbas gorengan neng kantin” kata sarah dalam bahasa jawa
yang artinya ca ayo beli gorengan di kantin”

“ ayok sar tapi urunan yo duet e” artinya tapi patungan ya uangnya.

”gampang iku mah ca”

Aku dan sarah berjalan menuju kantin dan di sana ada si bima dan karna
jiwa usilnya itu dia lapkan tangannya yang kotor bekas gorengan ke jaket
hijau kesayanganku, aku marah dan ku kejar dia sampai kemanapun tapi
aku ingat aku kan datang dengan sarah

“ awas kau ya bim, tunggu pembalasanku”

dia hanya tersenyum dan menjulurkan lidahnya. Dan aku kembali lagi ke
kantin. Dan aku membeli tiga buah gorengan.

“ ca makan lah dulu gorengannya”

“ kok aku dulu, biasanya kan pakai suit”

“ kan katanya kamu tadi belum sarapan ca, sebagai sahabat kamu,
hanya itu yang bisa kulakukan untukmu”

“ walah so sweet kamu ini sar”

“ yo iyo lah”

Aku makan duluan gorengannya dan mengambil satu, kemudian sarah


mengambil satu gorengan dan satu gorengan lagi kami bagi dua. Entah
mengapa hal sederhana yang aku alami dengan sarah cukup
menguatkan persahabatan kami. Sekarang sarah setelah lulus dari SMA
selang satu tahun dia menikah sama pacarnya waktu SMA, yang dulu dia
suka minta di temenin ketemu sama pacarnya itu, karna pacarnya beda
sekolah. Ya sebagai sahabat yang baik aku rela jadi obat nyamuk. Dan
aku liat di story nya juga sarah sudah melahirkan anak laki-laki yang
sehat. Aku berbahagia atas kehidupan sarah yang sekarang.

Kadang yang makan bersama bukan hanya aku dan sarah ada juga
kawan ku yang ikut bergabung dengan ku. Kami biasa kumpul di teras
mushola, entah mengapa ketika SMA aku lebih sering beraktivitas di
mushola mungkin karena aku adalah pengurus rohis yah. Di SMA aku
juga tidak pernah lagi menantang orang seperti di SD dan SMP. Aku
menjadi anak remaja pengurus rohis yang baik. Ya kecuali si bima, itu
juga jarang.

Selain sarah ada juga sahabatku ayu dan nadia, ayu itu anaknya pendiam
dan kalem tapi pintar dan solehah ya anggun lah bisa di bilang tidak
seperti aku dan sarah. Dia juga baik sering mengajak aku sholat, dan
memberikan nasehat-nasehat ketika aku sedang khilaf. Karna aku ini
orangnya usil aku sering gangguin dia, tapi anehnya dia tidak pernah
marah sama sekali tidak tahu terbuat dari apa otaknya sampai selalu
sejuk tanpa emosi. Yang paling ku ingat dari si ayu dia pernah bilang
“ ca sebagai seorang wanita sudah kodratnya lemah lembut, supaya
akhlaknya selalu terjaga”

Dan dengan bodohnya aku menjawab

“ aku dari lahir memang sudah begini yu, ndak bisa kalem seperti kamu,
ya kalau sikap ku ini di benci Allah nanti aku minta ampun deh yu”

Ada lagi sahabatku dari aku masih TK, sebenarnya dia sahabatku yang
sudah seperti saudara sendiri. Tapi di SMA aku jadi lebih sering bareng
sarah ketimbang nadia. Hal ini karna aku merasa nadia sekarang menjadi
terlalu dewasa dan tidak sejalan dengan ku, kamu tau sahabat yang
menyebabkan aku berkelahi dengan kakak kelasku ya si nadia ini. Dia ini
pekerja keras, di sekolah dia biasa bawa jualan selain karna untuk dana
rohis dia jualan barang pribadi miliknya. Aku kagum dengan dia masih
SMA tapi untuk urusan sekedar jajan dan membeli bensin dia tidak lagi
minta sama orang tuanya. Aku sering curhat sama dia, gibahin orang juga
hehe. Yang paling ku ingat dengan nadia yaitu ketika kami masih kecil
dulu kami bermain di pondok-pondokan kecil yang ada di depan gang
rumah kami, tanpa sadar kami tertidur dan saat kami hendak pulang
ternyata hujan deras saat itu kami masih umur lima tahun dan kami hanya
bisa menunggu orang tua kami menjemput dan di pondok kami merasa
takut dan saling menguatkan.

“ nad kok bapakku ndak jemput-jemput iki gimana nad”

“ tenang lah wong ibu ku juga belum jemput”


“ kamu ini gimana sih nad kok ndak ada takut-takutnya”

Selain dewasa dia juga sosok yang berani dan solehah karna dia
mengajak aku waktu itu sholat tarawih di masjid, masjidnya cukup jauh
dan ngelewatin kuburan. Apalagi saat itu mau hujan dan angin kencang,
dia nekat jemput aku kerumah dan Cuma jalan berdua, biasanya kami
jalan bareng ibuku, ibunya dan kakak perempuannya entah mengapa
orang dewasa dulu pada ndak bisa datang tarawih mungkin halangan.
Tapi kami tidak jadi pergi karna anginnya kencang dan gelap sumpah
serem banget woi.

“ nad kita pulang aja yuk nad, serem nad leherku aja jadi dingin kayak
gini nad”

“ jadi pulang ini ca”

“ nanti kalau hujannya deras kita ndak bisa pulang nad”

“ yo wes lah ayok kita pulang”

Aku juga tidak lagi bergaul dengan si bima si anak nakal yang hobinya
nongkrong di warung depan gang sekolah untuk merokok dan entah lah
apa yang mereka lakukan di sana. Tapi sesekali aku juga masih suka
bergurau dengannya seperti main pukul-pukulan penghapus sampai
tangan kami hitam-hitam dan lempar-lemparan kertas sama seperti ketika
kami SMP dulu. Sekarang aku terharu karna bima sudah berubah setelah
kami lulus SMA dia menjadi anak yang soleh, rajin ibadah di masjid dan
rajin ikut kajian. Meskipun aku dan dia sudah tidak saling sapa lagi
sekarang, air mataku tanpa sadar jatuh ketika aku melihat dia menjadi
anak yang soleh, biar bagaimanapun aku bersyukur sahabat ku kini jadi
orang yang lebih baik.

Setelah lulus dari SMA aku berkuliah di universitas gadjah mada di jogja
sesuai dengan keinginanku jurusan MIPA ya Alhamdulillah aku lulus
melalui jalur undangan. sebenarnya aku takut sebagai orang Kalimantan
yang harus merantau sendiri di jogja tanpa keluarga dan sahabatku. Aku
ngekos ya rumah kosnya lumayan bagus dan bersih. Disana aku sendiri
lagi dan dalam proses mencari sahabat yang sesuai dengan ku.

Kehidupan ku sepertinya hanya muter-muter begini aja, kenapa aku


bilang begitu karna aku seperti sudah terbiasa jika harus mengalami
perpisahan dengan sahabat-sahabat ku dan harus beradaptasi lagi di
tempat yang baru dan mengenal sahabat baru tanpa melupakan
kenangan terindahku dengan sahabatku. Seiring waktu aku bertemu
sahabat baru di jogja, sahabat dari satu organisasi yang sama dan kawan
satu kelas juga. Di universitas ini kita memang perlu dukungan sahabat
yang memiliki masalah dan tujuan hidup yang sama yaitu wisuda.
Sehingga tidak heran mahasiswa kadang sebuah geng tujuannya ya
untuk bertukar pikiran, ngerjain segala macam tugas dan laporan yang
menumpuk dan ditambah lagi untuk menghadapi dosen killer.
Kalian harus tau kehidupan kampus ini cukup sulit di tambah kita telah di
anggap sebagai orang dewasa yang di tuntut untuk bisa mandiri,
meskipun sebenarnya aku tidak lebih dewasa di banding ketika usia ku
masih dibawah umur. Di kampus ku tercinta aku punya 5 orang sahabat
yang kami tergabung dalam satu geng yang kami namai sohibul jannah,
namanya seperti majelis ta’lim saja, memang kocak si fatma kalau ngasih
nama.

Selain si fatma yang telah kusebutkan tadi ada lagi rere, laras, mala, dan
yuni. Aku memilih bersahabat dengan anak cewek karna aku sudah
bukan icha di waktu SD atau SMP yang hobinya gaul sama anak cowok

7. Stalker

Setelah bertahun-tahun lalu masa sekolah ku telah berakhir, kini aku


hanya bisa menjadi stalker media sosial kawan-kawanku karna aku ingin
tau bagaimana kehidupan mereka sekarang. Ada baiknya aku hidup di
zaman serba digital yah bermanfaat untuk melihat kawan lama ku dan
mengenang mereka.

Mungkin sangat tidak sopan dan kurang ber etika jika men stalk medsos
orang lain tanpa follow tapi aku yakin bukan hanya aku yang melakukan
hal ini, pasti ada orang lain juga yang begitu.
Karna gengsi ku aku tidak mau terkesan seperti mencari-cari medsos
mereka atau mem-follow duluan kawan-kawan lama ku. Jadi sampai
sekarang pun aku tidak pernah follow mereka di media sosial.

Agak sedikit kesal jika medsos mereka ternyata privat, tapi aku tetap tidak
mau follow. Benar ya kata quotes di twitter kalau sedekat apapun kamu
dengan sahabatmu saat ini kelak jika sahabatmu telah mendapat sahabat
baru kamu hanya akan menjadi pelihat story-story mereka.

Aku menjadi pemantau kehidupan kawan lama ku, bukan karna aku
psikopat tapi aku hanya melakukan itu di kala aku merindukan kehidupan
lama ku, merindukan ical, bacok, jovi, bima, ayu, nadia, sarah dan lala.
Kini aku sudah mendapat sahabat-sahabat baru yang cukup setia kawan
menurutku, kami juga bahagia menjalani kehidupan di muka bumi ini
bersama meski pada akhirnya aku tau mereka nanti juga akan berpisah
dengan ku.

Sungguh hal ini bukan karna cinta-cintaan dimasa sekolah yang lebih
ingin ku beri tahu ke kalian adalah persahabatan dimasa sekolah karna
dimasa sekolah percintaan menurutku adalah hal kesekian sebagai hal
yang membahagiakan. Bagiku persahabatan di masa sekolah lebih
menentukan bagaimana kehidupanku kini.

8. penutup
Kehidupan ini terus berputar, setiap tahap kehidupanku selalu ada pertemuan-
pertemuan dengan manusia baru di dunia sehingga aku pun lebih mengerti
watak manusia yang aku temui. Memang kami berbeda tapi itulah cara tuhan
agar kita dapat saling mengenal, memahami dan toleran dengan setiap manusia
di muka bumi ini.

Anda mungkin juga menyukai