Anda di halaman 1dari 17

Portofolio

OTITIS EKSTERNA
SIRKUMSKRIPTA

Oleh:
dr. Ribka Juita Sitanggang

Pendamping:
dr. Lia Riani

Wahana:
Puskesmas
Tanjung Enim

KOMITE INTERNSIP DOKTER INDONESIA


PUSAT PERENCANAAN DAN PENDAYAGUNAAN SDM
KESEHATAN BADAN PPSDM KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN RI
2019
PORTOFOLIO
Kasus 2

HALAMAN PENGESAHAN

Portofolio yang berjudul:

OTITIS EKSTERNA
SIRKUMSKRIPTA

Oleh:
dr. Ribka Juita Sitanggang

Telah diterima dan disetujui sebagai salah satu syarat guna menyelesaikan
program internsip dokter Indonesia di wahana Puskesmas Tanjung Enim periode 9
Juli 2019 – 31 Oktober 2019.

Tanjung Enim, Oktober 2019


Pembimbing,

dr. Lia Riani


PORTOFOLIO
Kasus 2

Topik : Otitis Eksterna Sirkumskripta


Tanggal (Kasus) : 11 Agustus 2019 Presenter: dr. Ribka J.S
Tanggal Presentasi : Oktober 2019 Pendamping: dr. Lia Riani
Tempat Presentasi : Puskesmas Tanjung Enim
Objektif presentasi :
Keilmuan Ketrampilan Penyegaran Tinjauan Pustaka
Diagnostik Manajemen Masalah Istimewa
Neonatus Bayi Anak Remaja Dewasa Lansia Bumil
Seorang laki-laki, berusia 25 tahun, datang ke Puskesmas dengan
Deskripsi : keluhan nyeri pada telinga kanan secara tiba-tiba sejak ± 3 hari
yang lalu.
Tujuan : Menegakkan diagnosa dan penatalaksanaan skabies
Bahan bahasan : Tinjauan Pustaka Riset Kasus Audit
Cara membahas : Diskusi Presentasi dan diskusi E-mail Pos
Data pasien : Nama : Tn. R, ♂, 25 tahun No. Registrasi: -

Telp : -
Nama Klinik : Poliklinik Umum Puskesmas Tanjung Enim
Terdaftar sejak : -
Data utama untuk bahan diskusi:
1. Diagnosis/Gambaran Klinis:
Sejak ± 3 hari yang lalu sebelum ke Puskesmas, pasien mengeluh timbul nyeri
pada telinga kanan. Nyeri dirasakan berdenyut dan terus menerus. Nyeri
bertambah berat saat telinganya dipegang dan saat mengunyah atau membuka
mulut. Sebelumnya pasien mengatakan bahwa telinganya terasa gatal dan
tidak enak sehingga pasien membersihkan telinganya dengan cotton buds.
Tidak terdapat cairan yang keluar dari kedua liang telinga. Tidak ada keluhan
pusing (perasaan berputar) ataupun sakit kepala. Pasien mengaku sebelumnya
tidak kemasukan benda asing ke dalam telinganya. Pasien juga mengatakan
belum pernah berobat untuk mengatasi keluhannya.
Sejak ± 1 hari yang lalu keluhan nyeri pada telinga kanan pasien dirasakan
bertambah hebat. Pasien mengeluh sangat kesulitan makan karena rasa nyeri
pada telinga bertambah berat saat membuka mulut. Sakit dirasakan sepanjang
hari hingga mengganggu konsentrasi dan aktivitas. Keluhan terasa semakin
berat dan mengganggu sehingga pasien berobat ke Poliklinik Puskesmas
Tanjung Enim.
1. Riwayat Pengobatan:
Pasien belum berobat sebelumnya
2. Riwayat Kesehatan/Penyakit :
- Riwayat keluhan yang sama sebelumnya pada pasien disangkal.
- Riwayat alergi obat maupun makanan pada pasien disangkal.
3. Riwayat Keluarga :
- Riwayat dengan keluhan yang sama pada keluarga disangkal
- Riwayat alergi pada keluarga disangkal.
4. Riwayat Pekerjaan:
Mahasiswa
5. Lain-lain
- Riwayat sering membersihkan telinga dengan cotton buds yaitu dalam
seminggu dua kali.
- Riwayat sering berenang yaitu seminggu sekali.
- Riwayat benturan pada telinga disangkal.
Daftar Pustaka
1. Helmi, Djaafar ZA, Restuti RD. Kelainan Telinga Luar. Dalam: Soepardi EA,

Iskandar N, Bashirudin J, restuti RD, edisi: Buku Ajar Ilmu Kesehatan

Telinga Hidung Tenggorok Kepala dan Leher, Edisi ke-6. Jakarta: Balai

Penerbit FKUI; 2010. Hal 58-61

2. Bull. Tony R. Color Atlas Of ENT Diagnosis. Thieme Stuttgart. New York.
2003. Hal 25-30.
3. MansjoerArif, TriyantiKuspuji, SavitriRakhmi, et all.

KapitaSelektaKedokteran. EdisiKetigaJilidPertama. Media Aesculapius

FakultasKedokteranUniversitas Indonesia. Jakarta.2001. Hal 83-84

4. Ballenger, JJ. Otitis Eksterna Penyakit Telinga Hidung Tenggorokan Kepala

dan Leher. Jilid 2. Edisi 16. Bina RupaAksara. Jakarta. Hal 236-238.

5. Dhirngra PC. Diseases Of Ear, Nose and Throat. Elsevier. 2001. Hal 50-55.

6. Roland, N.J. Key Topics in Otolaryngology. Second Edition. Mc Combe

7. McKeason. Otitis Eksterna. Clinical reference system. Available from

http://mdconsult.com.2004

8. Colman Bernat. Disease of the Nose, Throat and era, and Head and Neck A

Handbook far student and practitioners. Fourteenth Edition. ELBS.

Edinburgh. 1992. Hal 209-216.

9. Probst R, Grevers G,Iro H. Basic Othorhinolaryngology. Thieme. Germany.


2006. Hal : 207 – 209. 218 – 219.
10. Ludman, Harold. Pain in the ear on theABC of ENT. Fifth Edition. Blacwel

publishing. Page : 1-5

Hasil Pembelajaran:
1. Definisi Otitis Eksterna
2. Faktor Predisposisi Otitis Eksterna
3. Klasifikasi Otitis Eksterna
4. Patofisiologi Otitis Eksterna
5. Diagnosis Otitis Eksterna
6. Diagnosis Banding Otitis Eksterna
7. Komplikasi Otitis Eksterna
8. Prognosis Otitis Eksterna
RANGKUMAN PEMBELAJARAN
1. Subjektif :
Sejak ± 3 hari yang lalu sebelum ke Puskesmas, pasien mengeluh
timbul nyeri pada telinga kanan. Nyeri dirasakan berdenyut dan terus
menerus. Nyeri bertambah berat saat telinganya dipegang dan saat
mengunyah atau membuka mulut. Sebelumnya pasien mengatakan
bahwa telinganya terasa gatal dan tidak enak sehingga pasien
membersihkan telinganya dengan cotton buds. Tidak terdapat cairan
yang keluar dari kedua liang telinga. Tidak ada keluhan pusing
(perasaan berputar) ataupun sakit kepala. Pasien mengaku sebelumnya
tidak kemasukan benda asing ke dalam telinganya. Pasien juga
mengatakan belum pernah berobat untuk mengatasi keluhannya.
Sejak ± 1 hari yang lalu keluhan nyeri pada telinga kanan pasien
dirasakan bertambah hebat. Pasien mengeluh sangat kesulitan makan
karena rasa nyeri pada telinga bertambah berat saat membuka mulut.
Sakit dirasakan sepanjang hari hingga mengganggu konsentrasi dan
aktivitas. Keluhan terasa semakin berat dan mengganggu sehingga
pasien berobat ke Poliklinik Puskesmas Tanjung Enim.
2. Objektif :
Hasil pemeriksaan fisik:
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Compos Mentis
 Nadi : 84 x/menit
 Pernafasan : 20 x/menit
 Suhu : 36,7oC

Status Generalis
 Kepala
- Bentuk : Normosefali, simetris
- Mata : Tidak ada kelainan
- Telinga : (Lihat status lokalis)
- Hidung : Tidak ada kelainan
- Mulut : Mukosa mulut dan bibir kering (-),
sianosis (-).
 Leher
- Pembesaran KGB (-), JVP tidak meningkat

 Thorax
Paru-paru
- Inspeksi : Statis dan dinamis simetris, retraksi (-)
- Palpasi : stemfremitus kiri sama dengan kanan
- Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru
- Auskultasi : Vesikuler (+) normal, ronki (-), wheezing (-).
Jantung
- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : Thrill tidak teraba
- Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
- Auskultasi : HR: 88 x/menit, irama reguler, BJ I-II normal,
bising (-)

 Abdomen
- Inspeksi : Cembung
- Palpasi : Lemas, hepar tidak teraba, cubitan kulit perut cepat
kembali
- Perkusi : Timpani
- Auskultasi : Bising usus (+) normal

 Ekstrimitas
- Akral dingin (-), sianosis (-), edema (-), Capillary refill time < 2
detik
Status Lokalis (THT):

Telinga:
Bagian Telinga Telinga kanan Telinga kiri
Deformitas (-), hiperemis Deformitas (-), hiperemis
Aurikula
(-), edema (-) (-), edema (-)
Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-),
Daerah preaurikula fistula (-), abses (-), nyeri fistula (-), abses (-), nyeri
tekan tragus (+) tekan tragus (-)
Hiperemis (-), edema (-), Hiperemis (-), edema (-),
Daerah
fistula (-), abses (-), nyeri fistula (-), abses (-), nyeri
retroaurikula
tekan (-) tekan (-)
Serumen (+), edema (+), Serumen (-), edema (-),
Meatus akustikus hiperemis (+), furunkel hiperemis (-), furunkel(-),
(+), otorea (-) otorea (-)
Membran timpani Tidak dapat dievaluasi Intak

Hidung:
Pemeriksaan Hidung Hidung Kanan Hidung Kiri
Hidung Luar Bentuk (N), Inflamasi (- Bentuk (N), Inflamasi (-
), nyeri tekan (-), ), nyeri tekan (-),
deformitas (-). deformitas (-).
Rinoskopi Anterior
Vestibulum N N
Dasar kavum nasi Bentuk (N), mukosa Bentuk (N), mukosa
media hiperemi (-). hiperemi (-).
Meatus nasi media Mukosa hiperemi (-), Mukosa hiperemi (-),
sekret (-), konka nasi sekret (-), konka nasi
media (N), massa (-), media (N), massa (-),
sekret (-). sekret (-).
Meatus nasi inferior Mukosa hiperemi (-), Mukosa hiperemi (-),
edema (-) edema (-)
Konka nasi inferior Mukosa hiperemi (-), Mukosa hiperemi (-),
edema (-) edema (-)
Septum nasi Deviasi (-), benda asing Deviasi (-), benda asing
(-), perdarahan (-). (-), perdarahan (-).

Tenggorokan:
Bagian Keterangan
Mukosa bukal hiperemis (-), massa (-)
Mukosa gigi hiperemis (-), massa (-)
Palatum durum dan palatum
Hiperemis (-), massa (-)
mole
Hiperemis (-), edema (-), massa (-), granul (-),
Mukosa faring
ulkus (-)
Tonsil Hiperemis (-), ukuran T1-T1, detritus (-)

3. Assessment:
Seorang laki-laki, berumur 25 tahun, datang ke Puskesmas Tanjung Enim
pada tanggal 22 April 2019 pukul 09.00 WIB dengan keluhan utama nyeri
pada telinga kanan. Nyeri dirasakan berdenyut dan terus menerus. Nyeri
bertambah berat saat telinganya dipegang dan saat mengunyah atau
membuka mulut. Pasien mengaku sebelumnya telinga kanannya terasa
gatal sehingga pasien membersihkan telinganya dengan cotton bud. Pasien
mengatakan bahwa pasien mempunyai kebiasaan membersihkan telinga
dengan cotton bud minimal dua kali dalam seminggu dan pasien
mempunyai hobi berenang.
Berdasarkan kepustakaan yang ada, bahwa faktor predisposisi terjadinya
otitis eksterna yaitu trauma dari membersihkan telinga dengan kuku jari
atau cotton bud, berenang, penyakit kulit seperti eksim dan dermatitis
seboroik, dan sumbatan serumen.
Gambaran klinis dari penyakit otitis eksterna yaitu onset penyakit cepat
biasanya 48 jam sampai 3 minggu. Rasa sakit bisa bervariasi dari yang
hanya berupa rasa tidak enak sedikit, perasaan seperti terbakar hingga rasa
sakit yang hebat, serta berdenyut. Hal ini terjadi karena kulit dari liang
telinga luar tidak mengandung jaringan longgar dibawahnya sehingga rasa
nyeri timbul pada penekanan perikondrium. Rasa nyeri dapat juga timbul
spontan pada waktu membuka mulut.
Pemeriksaan fisik pada telinga pasien tidak ditemukan adanya sisik
menyerupai ketombe yang merupakan ciri khas otomikosis sehingga
diagnosis otomikosis dapat disingkirkan. Pada pemeriksaan fisik juga
tidak ditemukan adanya krusta dan keluhan tidak bersifat kronis, sehingga
diagnosis otitis eksterna ekzematosa juga dapat disingkirkan.
Berdasarkan hasil anamnesis dan pemeriksaan fisik pada telinga kanan
didapatkan nyeri pergerakan aurikula, nyeri tekan tragus, edema dan
hiperemis pada meatus akustikus dextra. Ditemukan adanya inflamasi
pada 1/3 lateral canalis auditori eksterna, keluhan rasa nyeri saat aurikula
digerakkan, nyeri tekan tragus sehingga pada pasien ini diagnosisnya
adalah adalah otitis eksterna tipe sirkumskripta.

4. Plan:
Diagnosis: Otitis Eksterna dekstra tipe Sirkumskripta
Penatalaksanaan :
1. Medikamentosa
a. Sistemik : -Amoxicillin tab 3x500 mg
-Paracetamol tab 3x500 mg
b. Lokal : Tampon Gentamisin pada telinga kanan

2. Non Medikamentosa
a. Memberikan informasi kepada pasien bahwa pasien mengalami
infeksi pada liang telinga.
b. Memberikan informasi kepada pasien bahwa faktor risiko penyakit
yang diderita disebabkan oleh karena sering membersihkan telinga
dengan cotton bud dan berenang.
c. Menyarankan pada pasien agar selalu menjaga telinga agar tetap
kering.
d. Menyarankan kepada pasien agar tidak membersihkan telinga
dengan menggunakan cotton bud.
e. Menyarankan pasien untuk minum obat teratur dan kontrol kembali
ke Poliklinik setelah nyeri hilang.
TINJAUAN PUSTAKA

1. Definisi Otitis Eksterna


Otitis eksterna disebut juga swimmer’s ear atau telinga perenang. Yang
dimaksud dengan otitis eksterna ialah radang liang telinga akut maupun
kronis yang disebabkan infeksi bakteri, jamur, dan virus. Radang non-infeksi
termasuk pula dermatosis, beberapa diantaranya merupakan kondisi primer
yang langsung menyerang liang telinga. Suatu dermatosis dapat menjadi
terinfeksi setelah beberapa waktu, sementara pada infeksi kulit dapat terjadi
reaksi ekzematosa terhadap organisme penyebab.

2. Faktor Predisposisi Otitis Eksterna


Beberapa faktor yang mempermudah terjadinya otitis eksterna, yaitu :
 Derajat keasaman (pH)
pH pada liang telinga biasanya normal atau asam, pH asam berfungsi
sebagai protektor terhadap kuman. Bila terjadi perubahan pH menjadi basa
maka akan mempermudah terjadinya otitis eksterna yang disebabkan oleh
karena proteksi terhadap infeksi menurun.
 Udara
Udara yang hangat dan lembab lebih memudahkan kuman dan jamur
untuk tumbuh.
 Trauma
Trauma ringan misalnya setelah mengorek telinga merupakan faktor
predisposisi terjadinya otitis eksterna.
 Berenang
Terutama jika berenang pada air yang tercemar. Perubahan warna kulit
liang telinga dapat terjadi setelah terkena air.
3. Klasifikasi Otitis Eksterna Akut
a. Otitis eksterna sirkumskripta (furunkel/bisul).
Otitis eksterna sirkumskripta adalah infeksi bermula dari folikel
rambut di liang telinga yang menimbulkan furunkel di liang telinga di 1/3
luar. Kuman penyebab biasanya Staphylococcus aureus atau
Staphylococcus albus.
Gejala klinis otitis eksterna sirkumskripta berupa rasa nyeri yang
hebat, tidak sesuai dengan besar bisul. Hal ini disebabkan karena kulit
liang telinga tidak mengandung jaringan loggar di bawahnya, sehingga
rasa nyeri timbul spontan pada waktu membuka mulut. Keluhan kurang
pendengaran dapat terjadi bila furunkel menutup liang telinga.
Terapi tergantung pada keadaan furunkel. Bila sudah menjadi
abses, diaspirasi secara steril untuk mengeluarkan nanahnya. Lokal
diberikan antibiotika dalam bentuk salep, seperti polymixin B atau
bacitracin, atau antiseptik (asam asetat 2-5% dalam alkohol).
Kalau dinding furunkel tebal dilakukan insisi, kemudian dipasang
drain untuk mengalirkan nanahnya. Biasanya tidak perlu diberikan
antibiotika secara sistemik, hanya diberikan obat simtomatik seperti
analgetik dan obat penenang.

b. Otitis Eksterna Difus


Otitis eksterna difus adalah infeksi pada 2/3 dalam liang telinga
akibat infeksi bakteri. Umumnya bakteri penyebab yaitu Pseudomonas.
Bakteri penyebab lainnya yaitu Staphylococcus albus, Escheria coli, dan
sebagainya. Kulit liang telinga terlihat hiperemis dan edema yang
batasnya tidak jelas. Tidak terdapat furunkel (bisul). Gejalanya sama
dengan gejala otitis eksterna sirkumskripta. Kadang-kadang ditemukan
sekret yang berbau namun tidak bercampur lendir. Lendir merupakan
sekret yang berasal dari kavum timpani dan kita temukan pada kasus
otitis media.
Pengobatan otitis eksterna difus ialah dengan memasukkan
tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga supaya terdapat
kontak yang baik antara obat dengan kulit yang meradang. Kadang-
kadang diperlukan obat antibiotika sistemik.

4. Patofisiologi Otitis Eksterna


Pada kulit yang normal di liang telinga, ada bakteri flora seperti
Micrococcus dan Corynebacterium sp. Infeksi pada liang telinga oleh bakteri
patogen dipengaruhi kondisi host misalnya adanya trauma lokal, adanya
perubahan sifat serumen, dermatitis, dan perubahan pH di liang telinga.
Secara alami, sel-sel kulit yang mati, termasuk serumen, akan
dibersihkan dan dikeluarkan dari gendang telinga melalui liang telinga.
Cotton bud dapat mengganggu mekanisme pembersihan tersebut sehingga
sel-sel kulit mati dan serumen akan menumpuk di sekitar gendang telinga.
Masalah ini juga diperberat oleh adanya susunan anatomis berupa lekukan
pada liang telinga.
Keadaan diatas dapat menimbulkan timbunan air yang masuk ke dalam
liang telinga ketika mandi atau berenang. Kulit yang basah, lembab, hangat,
dan gelap pada liang telinga merupakan tempat yang baik bagi pertumbuhan
bakteri dan jamur.
Adanya faktor predisposisi otitis eksterna dapat menyebabkan
berkurangnya lapisan protektif yang menimbulkan edema epitel skuamosa.
Keadaan ini menimbulkan trauma lokal yang memudahkan bakteri masuk
melalui kulit, terjadi inflamasi dan cairan eksudat. Rasa gatal memicu
terjadinya iritasi, berikutnya infeksi lalu terjadi pembengkakan dan akhirnya
menimbulkan rasa nyeri.
Proses infeksi menyebabkan peningkatan suhu lalu menimbulkan
perubahan rasa tidak nyaman dalam telinga. Selain itu, proses infeksi dapat
mengeluarkan cairan/nanah yang bisa menumpuk dalam liang telinga (meatus
akustikus eksterna) sehingga hantaran suara akan terhalang dan terjadilah
penurunan pendengaran.
Gambar 1. Patofisilogi Otitis Eksterna

5. Diagnosis Otitis Eksterna


Pada anamnesis biasanya didapatkan keluhan dengan gejala awal berupa
gatal. Rasa gatal berlanjut menjadi nyeri yang sangat dan terkadang tidak
sesuai dengan kondisi penyakitnya (mis, pada folikulitis atau otitis eksterna
sirkumskripta). Nyeri terutama ketika daun telinga ditarik, nyeri tekan tragus,
dan ketika mengunyah makanan.
Rasa gatal dan nyeri disertai pula keluarnya sekret encer, bening sampai
kental purulen tergantung pada kuman atau jamur yang menginfeksi. Pada
jamur biasanya akan bermanifestasi sekret kental berwarna putih keabu-abuan
dan berbau.
Pendengaran pasien bisa normal atau sedikit berkurang, tergantung pada
besarnya furunkel atau edema yang terjadi dan telah menyumbat pada liang
telinga.
Didapatkan riwayat faktor predisposisi misalnya kebiasaan berenang
pada pasien, ataupun kebiasaan mengorek kuping dengan cotton bud bahkan
menggunakan bulu ayam yang merupakan media penyebaran infeksi.
Pemeriksaan fisik pada pasien biasanya menunjukkan:
 Kulit MAE edema, hiperemi merata sampai ke membran timpani dengan
liang MAE penuh dengan sekret. Jika edema hebat, membran timpani
dapat tidak tampak.
 Pada folikulitis akan didapatkan edema, hiperemi pada pars kartilagenous
MAE.
 Nyeri tekan tragus (+), nyeri tarik daun telinga (+)
 Tidak adanya partikel jamur

6. Diagnosis Banding Otitis Eksterna


Otomikosis
Infeksi jamur di liang telinga dipermudah oleh kelembaban yang tinggi di
daerah tersebut. Yang tersering ialah pityrosporum, Aspergilus. Kadang-
kadang ditemukan juga kandida albikans atau jamur lain. Pityrosporum
menyebabkan terbentuka sisik yang menyerupai ketombe dan merupakan
predipossisi otitis eksterna bakterialis.
Gejala biasanya berupa rasa gatal dan rasa penuh ditelinga, tetapi sering
pula tanpa keluhan.
Pengobatannya ialah dengan membersihkan liang telinga . larutan asam
asetat 2% dalam alkohol,larutan iodin povidon 5% atau tetes telinga yang
mengandung campuran antibiotik dan steroid yang diteteskan keliang telinga
biasanya dapat menyembuhkan. Kadang-kadang diperlukan juga
antijamur(sebagai salep)yang dibersihkan secara topikal yang mengandung
nistatin, klotrimazol.

7. Komplikasi Otitis Eksterna


 Perikondritis
Radang pada tulang rawan daun telinga yang terjadi apabila suatu
trauma atau radang menyebabkan efusi serum atau pus di antara lapisan
perikondrium dan kartilago telinga luar. Umumnya trauma berupa laserasi
atau akibat kerusakan yang tidak disengajakan pada pembedahan telinga.
Adakalanya perikondritis terjadi setelah suatu memar tanpa adanya
hematoma. Dalam stage awal infeksi, pinna dapat menjadi merah dan
kenyal. Ini diikuti oleh pembengkakan yang general dan membentuk abses
subperikondrial dengan pus terkumpul di antara perikondrium dan tulang
rawan dibawahnya
 Selulitis
Peradangan pada kulit dan jaringan subkutan yang dihasilkan dari
infeksi umum, biasanya dengan bakteri Staphylococcus atau
Streptococcus. Hal ini dapat terjadi sebagai akibat dari trauma kulit atau
infeksi bakteri sekunder dari luka terbuka, seperti luka tekanan, atau
mungkin terkait dengan trauma kulit. Hal ini paling sering terjadi pada
ekstremitas, terutama kaki bagian bawah.

8. Prognosis Otitis Eksterna


Umumnya otitis eksterna dapat sembuh jika segera diobati dan faktor
pencetusnya dapat dihindari. Akan tetapi otitis eksterna sering kambuh jika
kebersihan telinga tidak dijaga, adanya riwayat penyakit tertentu seperti
diabetes yang menyulitkan penyembuhan otitis sendiri, dan tidak menghindari
faktor pencetus dengan baik.

Anda mungkin juga menyukai