Anda di halaman 1dari 15

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pada umumnya setiap penulisan ulang mengenai Sejarah Perkembangan
Islam pada masa Khulafaur Rasyidin ataupun sejarah-sejarah lain adalah
terbuka dan milik semua orang. Asalkan bisa memahami dan bisa
mengaplikasikannya secara sistematis dan inofatif.
Tema besar penulisan makalah ini akan lebih banyak menelusuri
mengenai akar-akar Sejarah Peradaban Islam pada masa Khulafaur Rasyidin.
Karena nilai-nilai positif Sejarah Peradaban Khulafaur Rasyidin tidak lagi
dijadikan teladan oleh orang-orang Islam.
Fenomena yang sangat menyedihkan, mayoritas orang-orang Islam saat
ini lebih banyak mengadobsi budaya/peradaban orang-orang non muslim.
semua itu merupakan cerminan bagi potret perkembangan di masing-masing
kawasan Dunia Islam yang terus menerus menunjukkan dinamikanya.

B. Rumusan Masalah
1. Mengurai/menguak kembali tentang sejarah perkembangan Islam pada
masa Khulafaur Rasyidin.
2. Proses-proses kebijakan pada kepemimpinan para Khulafaur Rasyidin
3. Kontribusi-kontribusi Khulafaur Rasyidin yang disumbangkan pada islam
dan masyarakat

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui tentang sejarah peradaban pada masa Khulafaur
Rasyidin.
2. Untuk mengetahui kebijakan pada kepemimpinan para Khulafaur
Rasyidin.
3. Untuk mengetahui kontribusi Khulafaur Rasyidin yang disumbangkan
pada islam dan masyarakat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Khulafaur Rasyidin.


Kata Khulafaur Rasyidin itu berasal dari bahasa arab yang terdiri dari
kata khulafa dan rasyidin, khulafa’ itu menunjukkan banyak khalifah, bila
satu di sebut khalifah, yang mempunyai arti pemimpin dalam arti orang
yanng mengganti kedudukan rasullah SAW sesudah wafat melindungi agama
dan siasat (politik) keduniaan agar setiap orang menepati apa yang telah
ditentukan oleh batas-batanya dalam melaksanakan hukum-hukum syariat
agama islam.
Adapun kata Arrasyidin itu berarti arif dan bijaksana. Jadi Khulafaur
Rasyidin mempunyai arti pemimpim yang bijaksana sesudah nabi muhammad
wafat. Para Khulafaur Rasyidin itu adalah pemimpin yang arif dan bijaksana.
Mereka itu terdiri dari para sahabat nabi muhammad SAW yang berkualitas
tinggi dan baik adapun sifat-sifat yang dimiliki Khulafaur Rasyidin sebagai
berikut :
a. Arif dan bijaksana
b. Berilmu yang luas dan mendalam
c. Berani bertindak
d. Berkemauan yang keras
e. Berwibawa
f. Belas kasihan dan kasih saying
g. Berilmu agama yang amat luas serta melaksanakan hukum-hukum islam.
Para sahabat yang disebut Khulafaur Rasyidin terdiri dari empat orang
khalifah yaitu :
1. Abu bakar Shidik khalifah yang pertama (11 – 13 H = 632 – 634 M)
2. Umar bin Khattab khalifah yang kedua (13 – 23 H = 634 – 644 M)
3. Usman bin Affan khalifah yang ketiga (23 – 35 H = 644 – 656 M)
4. Ali bin Abi Thalib khalifah yang keempat (35 – 40 H = 656 – 661 M)

2
1. Masa Abu Bakar Ash-Shiddiq (11-13 H/632-634M).
Abu Bakar, nama lengkapnya ialah Abdullah bin Abi Quhafa At-Tammi.
Di zaman pra Islam bernama Abdul Ka’bah, kemudian diganti oleh Nabi
menjadi Abdullah. Ia termasuk salah seorang sahabat yang utama (orang yang
paling awal) masuk Islam. Gelar Ash-Shiddiq diperolehnya karena ia dengan
segera membenarkan nabi dalam berbagai pristiwa, terutama Isra’ dan Mi’raj.
Abu Bakar memangku jabatan khalifah selama dua tahun lebih sedikit,
yang dihabiskannya terutama untuk mengatasi berbagai masalah dalam negeri
yang muncul akibat wafatnya Nabi.1
a. Langkah-langkah kebijakan Abu Bakar
1. Menumpas nabi palsu
2. Memberantas kaum murtad
3. Menghadapi kaum yang ingkar zakat
4. Mengumpulkan ayat-ayat Al-Qur’an
b. Manajemen Pemerintahan Abu Bakar (Wilayah Provinsi dan
Gubernur).
Di masa pemerintahan Khalifah pertama, masih terdapat pertentangan
dan perselisihan antara Negara Islam dan sisa-sisa kabilah arab yang masih
berpegang teguh pada warisan jahiliyah “Tentang memehami agama
Islam”. Namun demikian, kegiatan (proses) pengaturan manajemen
pemerintan Khalifah Abu Bakar telah dimulai.
Adapun para gubernur yang menjadi pemimpin di provinsi tersebut
adalah Itab bin Usaid, Amr bin Ash, Utsman bin Abi al-‘Ash, Muhajir bin
Abi Umayah, Ziyad bin Ubaidillah al-Anshari, Abu Musa al Asy’ari,
Muadz bin Jabal, Ala’ bin al-Hadrami, syarhabi bin Hasanah, Yazid bin
Abi Sufyan, Khalid bin walid dan lainnya. Diantara tugas para gubernur
adalah mendirikan shalat, menegakkan peradilan, menarik, mengelola dan

1
Yatim Badri, Dr. (1997). Sejarah Peradaban Islam: dirasah Islamiah II.
Jakarta: Raja Grafindo Persada.h. 35.

3
membagikan zakat, melaksanakan had, dan mereka memiliki kekuasaan
pelaksanaan dan peradilan secara simultan.2
Beberapa saat setelah Abu Bakar wafat, para sahabat langsung
mengadakan musyawarah untuk menentukan khakifah selanjutnya. telah
disepakati dengan bulat oleh umat Islam bahwa Umar bin Khattab yang
menjabat sebagai khalifah kedua setelah Abu Bakar. piagam penetapan itu
ditulis sendiri oleh Abu Bakar sebelum wafat.
Setelah pemerintahan 2 tahun 3 bulan 10 hari (11 – 13 / 632 – 634
M),khalifah Abu Bakar wafat pada tanggal 21 jumadil Akhir tahun 13 H /
22 Agustus 634 Masehi.
2. Masa Umar bin Khaththab (13-23H/634-644M)
Umar bin Khaththab nama lengkapnya adalah Umar bin Khaththab bin
Nufail keturunan Abdul Uzza Al-Quraisi dari suku Adi; salah satu suku
terpandang mulia. Umar dilahirkan di mekah empat tahun sebelum kelahiran
Nabi Muhammad SAW. Ia adalah seorang berbudi luhur, fasih dan adil serta
pemberani.3
Untuk menjajagi pendapat umum, Khalifah Abu Bakar melakukan
serangkaian konsultasi terlebih dahulu dengan beberapa sahabat, antara lain
Abdurrahman bin Auf dan Usman bin Affan. Setelah mendapat persetujuan
dari para sahabat dan baiat dari semua anggota masyarakat Islam Umar
menjadi Khalifah. Ia juga mendapat gelar Amir Al-Mukminin (komandan
orang-orang beriman).
a. Manajemen Pemerintahan Umar bin Khattab
Pada zaman kekhalifahan Umar bin Khattab melakukan pemisahan
antara kekuasaan peradilan dengan kekusaan eksekutif, beliau memilih
hakim dalam sistem peradilan yang independen guna memutuskan

2
Anwar Rosihan H. 1962.”Ajaran Dan Sejarah Islam Untuk Anda”.
Jakarta: Pustaka Jaya.
3
Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka
Setia.

4
persoalan masyarakat. Sistem peradilan ini terpisah dari kekusaan
eksekutif, dan ia bertanggung jawab terhadap khalifah secara langsung.4
Di jaman pemerintahan Umar pusat kekuasaan Islam di Madinah
mengalami perkembangan yang sangat pesat. Khalifah Umar telah berhasil
membuat dasar-dasar bagi suatu pemerintahaan yang handal untuk
melayani tuntunan masyarakat baru yang terus perkembang.
Khalifah Umar memerintah selama 10 tahun lebih 6 bulan 4hari.
Kematiannya sangat tragis, seorang budak Persia bernama Fairuz atau Abu
Lu’lu’ah secara tiba-tiba menyerang dengan tikaman pisau tajam ke arah
khalifah yang akan menunaikan shalat subuh yang telah di tunngu oleh
jama’ahnya di masjid Nabawi di pagi buta itu. Khalifah Umar wafat tiga
hari setelah pristiwa penikaman atas dirinya, yakni 1 Muharam
23H/644M.5
3. Masa Utsman bin Affan (23-36H/644-656M).
Khalifah ketiga adalah Utsman bin Affan. Nama lengkapnya ialah
Utsman bin Affan bin Abil Ash bin Umayyah dari suku Quraisy. Ia memeluk
islam karena ajakan Abu Bakar, dan menjadi salah seorang sahabat dekat
Nabi SAW. Ia sangat kaya tetapi berlaku sedehana, dan sebagian besar
kekayaannya digunakan untuk kepentingan Islam. Ia mendapat julukan zun
nurain, artinya memiliki dua cahaya, karena menikahi dua putri Nabi SAW
secara berurutan setelah yang satu meninggal. Dan Utsman pernah
meriwayatkan hadis kurang lebih 150 hadis. Seperti halnya Umar, Utsman
diangkat menjadi Khalifah melalui proses pemilihan.
a. Pencapian Pada Masa Pemerintahan Utsman.
Pada masa-masa awal pemerintahannya, Utsman melanjutkan sukses
para pendahulunya, terutama dalam perluasan wilayah kekusaan Islam.
Karya monumental Utsman yang dipersembahkan kepada umat Islam ialah
penyusunan kitab suci Al-Qur’an.

4
Ibid. Hal.
5
Arif, Muhammad. 2011. Pengantar Kajian Sejarah. Bandung :Yrama
Widya.

5
Penyusunan Al-Qur’an, yaitu Zaid bin Tsabit, sedangkan yang
mengumpulkan tulisan-tulisan Al-Qur’an antara lain Adalah dari Hafsah,
salah seorang Istri Nabi SAW. Kemudian dewan itu membuatbeberapa
salinan naskah Al-Qur’an untuk dikirimkan ke berbagai wilayah
kegubernuran sebagai pedoman yang benar untuk masa selanjutnya.
b. Manajemen Pemerintahaan Utsman bin Affan.
Bentuk manajemen yang ditetapkan dalam pemerintahaan Umar r.a.
tercermin dalam pengumpulan mushaf Al-qur’an menjadi satu di kenal
dengan Mushaf Utsmani. Pada masa kekhalifahan Utsman r.a. terdapat
indikasi praktik nepotisme. Hal ini yang membuat sekelompok sahabat
mencela kepemimpinan Utsman r.a. karena telah memilih keluarga kerabat
sebagai pejabat pemerintahaan.
Pada paroh trakhir masa kekhalifahannya, muncul perasaan tidak puas
dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Kepemimpinan Usman
memang sangat berbeda dengan kepemimpinan Umar. Pada tahun
35H/655M, Usman di bunuh oleh kaum pemberontak yang terdiri dari
orang-orang kecewa itu.6
Pembunuhan usman merupakan malapetaka besar yang menimpa
ummat Islam. Dikalangan ummat Islam yang diturunkan melalui
Muhammad yang berbahasa Arab (sehingga perwujudan islam pada masa
awalnya bercorak Arab) dengan alam pemikiran yang dipengaruhi
kebudayaan Helinesia dan persi. Pembenturan itu membawa
kegoncanggan dan kericuhan dalam beberapa bidang sebagai berikut :
a. Bidang Bahasa Arab.
b. Bidang Akidah.
c. Bidang Politik.
4. Masa Ali bin Abi Thalib khalifah yang keempat (35 – 40 H = 656 – 661
M).
Khlifah keempat adalah Ali bin Abi Thalib. Ali adalah keponakan dan
menantu Nabi. Ali adalah putra Abi Thalid bin Abdul Muthalib. Ali adalah

6
Ibid. Hal.

6
seseorang yang memiliki kelebihan, selain itu ia adalah pemegang kekuasaan.
Pribadinya penuh vitalitas dan energik, perumus kebijakan dengan wawasan
yang jauh ke depan. Ia adalah pahlawan yang gagah berani, penasehat yang
bijaksana, penasihat hukum yang ulung dan pemegang teguh tradisi, seorng
sahabat sejati, dan seorang lawan yang dermawan. Ia telah bekerja keras
sampai akhir hayatnya dan merupakan orang kedua yang berpengaruh setelah
Nabi Muhammad.
a. Khalifahan Ali bin Abi Thalib.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin
Abi Thalib sebagai khalifah. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama
masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak ada
masa sedikit pun dalam pemerintahannya yang dapat dikatakan setabil.
Setelah menduduki jabatan khalifah, Ali memecat para gubernur yang di
angkat oleh Usman. Dia yakin bahwa pemberontakan-pemberontakan
terjadi karena keteledoran mereka. Dia juga menarik kembali tanah yang
dihadiahkan Usman kepada penduduk dengan menyerahkan hasil
pendapatannya kepada negara, dan memakai kembali sistem distribusi
pajak tahunan dia antara orang-orang Islam sebagaimana pernah
ditetapkan Umar.
b. Manajemen Pemerintahan Ali bin Abi Thalib.
Khalifah Ali bin Abi Thalib r.a. menjalankan sistem pemerintahaan
sebagaimana Khalifah sebelumnya, baik dari segi kepemimpinan ataupun
manajemen. Dalam mengangkat seorang pemimpin, beliau
mendelesiasikan wewenang dan kekuasaan atas wilayah yang
dipimpinnya. Seorang memiliki kewenangan penuh untuk mengelola
wilayah yang dikuasainya, namun khalifah tetap melakukan pengawasan
terhadap kinerja pemimpin tersebut. Khalifah senantiasa mengajak
pegawainya untuk hidup Zuhud, berhemat dan sederhana dalam
kehidupan, begitu juga untuk selalu memperhatikan dan berbelas kasihan
terhadap kehidupan rakyatnya. Beliau juga mengjarkan system renumirasi.

7
Selain itu, beliau juga konsisten terhadap kepentingan masyarakat secara
umum.
c. Ali bin Abi Thalib Wafat
Kaum Khawarij tidak lagi mempercayai kebenaran pemimpin-
pemimpin Islam, dan mereka berpendapat bahwa pangkal kekacauan Islam
pada saat itu adalah karena adanya 3 orang imam, yaitu Ali, Muawwiyah
dan Amr.
Mereka bersumpah akan melaksanakan pembunuhan pada tanggal 17
Ramadhan 40 H/24 Januari 661 M di waktu subuh. Diantara tiga orang
Khawarij itu. Hanya Ibnu Muljam yang berhasil membunuh Ali ketika
beliau sedang sholat Subuh di Masjid Kufah tetapi Ibnu Muljam pun
tertangkap dan juga dibunuh.
Barak menikam Muawwiyah mengenai punggungnya, ketika
Muawwiyah sedang sholat Subuh di Masjid Damaskus. Sedang Amr bin
Bakr berhasil membunuh wakil imam Amr bin Ash ketika ia sedang sholat
Subuhdi Masjid Fusthat Mesir. Amr bin sendiri tidak mengimami sholat,
sedang sakit perut di rumah kediamannya sehingga ia selamat.
Khalifah Ali wafat dalam usia 58 tahun, kemudian Hasan bin Ali
dinobatkan menjadi Khalifah yang berkedudukan di Kufah.

B. Kemajuan Peradaban Pada Masa Khulafaur Rasyidin


Masa kekuasaan khulafaur rasyidin yang dimulai sejak Abu Bakar Ash-
Shiddiq hingga Ali bin Abi Thalib, merupakan masa kekusaan khalifah Islam
yang berhasil dalam mengembangkan wilayah Islam lebih luas. Nabi
Muhammad SAW yang telah meletakkan dasar agama Islam di arab, setelah
beliau wafat, gagasan dan ide-idenya diteruskan oleh para khulafaur rasyidin.
Pengembangan agama Islam yang dilakukan pemerintahan khulafaur rasyidin
dalam waktu yang relatif singkat telah membuahkan hasil yang gilang-
gemilang. Ekspansi ke negri-negri yang sangat jauh dari pusat kekusaan,
dalam waktu tidak lebih dari setengah abad merupakan kemenangan

8
menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah memiliki
pengalaman politik yang memadai.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan ekspansi itu demikian cepat,
antara lain sebagai berikut :
1. Islam, di samping merupakan ajaran yang mengatur humbungan manusia
dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan
masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat Nabi SAW tertanam keyakinan yang sangat
kuat tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam (dakwah)
keseluruh penjuru dunia.
3. Pertentangan aliran agama di wilayah Bizaitun mengakibatkan hilangnya
kemerdekaan beragama bagi rakyat.
4. Islam datang kedaerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik
dan toleran, tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan
masuk Islam.
5. Bangsa sami di Syiria dan palestina, dan bangasa Hami di Mesir
memandang bangsa Arab lebih dekat daripada bangsa Eropa, Bizantiun,
yang merintah mereka.
6. Mesir, Syiria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan intu
membantu pengusa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang
lebih jauh.
Dr. Hasan Ibrahim dalam bukunya “Tarikh Al-Islam As-Siyasi”,
menjelaskan bahwa organisasi-organisasi atau lembaga-lembaga Negara yang
ada pada masa Khulafaur rasyidin, diantaranya sebagi berikut :
1. Lembaga Politik.
2. Lembaga Tata Usaha Negara.
3. Lembaga Keuangan Negara.
4. Lembaga Kehakiman Negara.
1. Pembarui Organisasi Negara
Pada masa Rasul, sesuai dengan keadaannya, oranisasi negara masih
sederhana. Tetapi ketika masa khalifah Umar, di mana ummat islam sudah

9
terdiri dari macam-macam bangsa dan urusannya makin meluas, maka
disusunlah organisasi negara sebagai berikut:
a. Al-Khalifaat, (Kepala Negara).
Dalam memilih kepala negara berlaku sistem “bai’ah”. Pada masa
sekarang mungkin sama dengan sistem demokrasi. Hanya waktu itu
sesuai dengan al-amru syuro bainahun sebagimana yang digariskan
Allah dalam Al-Qur’an.
b. Al-Wazaraat, (Menteri).
Khalifah Umar menetapkan Usman sebagai pembantunya untuk
mengurus pemerintahan umum dan kesejahteraan, sedangkan Ali
untuk mengurus kehakiman, surat-menyurat dan tawanan perang.
c. Al-Kitabaat, (sekretaris Negara)
Umar bin Khattab mengkat Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin
Arqom menjadi sekretaris untuk menjelaskan urusan penting. Usman
bin Affan juga mengangkat Marwan bin Hakam.
2. Admistrasi Negara.
Sesuai dengan kebutuhan, khalifah Umar bin Khatab menyusun
administrasi negara menjadi :
a. Diwan al-Jundiy/Diwan al-Harby (Badan Pertahanan Keamanan)
Orang muslim pada masa Rasul dan Abu Bakar semuanya adalah
perajurit “ketika perang
b. Diwan al-Kharaj/Diwan al-Maaly/Bait al-Maal (Mengurusi keuangag
Negara).
Digunakan untuk mengurusi pemasukan dan pengeluaran
anggaran belanja negara.
c. Diwan-al-Qudhat (departemen kehakiman).
Umar mengkat hakim-hakim khusus untuk tiap wilayah dan
menetapkan persyaratannya.
3. Al-Imarah ‘ala al-buldan (Administrasi pemerintahan dalam Negri).
a. Negara dibagi menjadi beberapa provinsi yang dipimpin oleh seorang
gubernur (amil), yaitu :

10
 Ahwaz dan Bahrain
 Sijistan, Iraq, Makran dan Karman.
 Syam, Palestina, Mesir, Padang Sahara Libia.
b. Al-Barid : perhubungan, kuda pos memakai kuda pos.
c. Al-Syurthah : polisi penjaga keamanan negara.
4. Mengembangkan Ilmu
Kelanjutan meluaskan islam ada dua gerakan perpindahan manusia,
“orang Arab Muslim keluar Jaziriah Arab, orang Ajam datang ke jaziriah
Arab”. Dua gerakan perpindahan ini membawa dampak tersendiri, baik
positif maupun negatif. Orang Ajam yang berasal dari luar Jazirah Arab
adalah bangsa yang pernah mewarisi kebudayaan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan bangsa Arab. Walaupun nyala api ilmu pengetahuan
mereka hampir padam, namun bekasnya masih nyata. Hal ini terlihat pada
adanya kota-kota tempat perkembangan kebudayaan yunani seperti
Iskandariyah, Antiokia, Harran dan Yunde Sahpur.
5. Tanggung Jawab Negara yang pokok.
Prinsip persamaan di bidang ekonomi ini merupakan dasar masyarakat
Islam dan merupakan suatu jaminan untuk mempertahankan
keseimbangan. Ciri utama dan prinsip jaminan masyarakat dari kebijakan
ini dirumuskan sebagai berikut :
a. Hak Kaum Miskin.
b. Larangan menumpuk Harta.
c. Setiap orang membayar sesuai dengan kemampuan.
d. Setiap orang (dibantu) sesuai kebutuhannya
e. Jaminan social.
f. Cadangan social.
6. Pembayaran Bantuan Keuangan.
Prinsip jaminan social telah di mulai dan dijalankan pada mas
Khulafah Umar dan dibentuk pula departemen-departemen lain untuk
mendistribusikan uang bantuan dan sumbangan kepada masyarakat dan

11
lain-lain yang dilakukan untuk tujuan tersebut. Departemen-departemen
yang dibentuk antara lain :
a. Departemen pelayanan militer.
b. Departemen kehakiman dan eksekutif.
c. Departemen pendidikan dan pengembangan Islam
d. Departemen jaminan social.
e. Jamin social untuk semua.

12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada masa pemerintahan Khulafaur Rasyidin, khalifah di pilih
berdasarkan musyawarah. Setelah Nabi Muhammad wafat, Abu Bakar
diangkat menjadi khalifah melalui pertemuan saqifah atas usulan umar.
Problem besar yang dihadapi Abu Bakar ialah munculnya nabi palsu dan
kelompok ingkar zakat serta munculnya kamum murtad Musailimah bin
kazzab beserta pengikutnya menolak. membayar zakat dan murtad dari islam
yang mengakibatkan terjadinya perang Yamamah. Perang tersebut terjadi
pada tahun 12 H.
Umar yang tahu akan hal itu merasa khawatir akan kelestarian Al-Qur’an
hingga dia mengusulkan kepada Abu Bakar agar
membukukan/mengumpulkan mushaf yang ditulis pada masa nabi menjadi
satu mushaf Al-Qur’an.
Mushaf yang sudah terkumpul disimpan oleh Abu Bakar, ketika Abu
Bakar sakit dia bermusyawarah dengan para sahabat untuk menggantikan
beliau menjadi khalifah pada masa Umar gelombang exspansi pertama
terjadi. Umar membentuk panitia yang beranggotakan 6 orang sahabat dan
meminta salah satu diantaranya menjadi khalifah setelah Umar wafat. Panitia
berhasil mengangkat Utsman menjadi khalifah. Pada masa pemerintahan
utsman wilayah islam meluas sampai ke Tripoli barat, Armenia dan Azar
Baijan hingga banyak penghafal Al-Qur’an yang tersebar dan tarjadi
perbedaan dialek, yang menyebabkan masalah serius. Utsman membentuk
tim untuk menyalin Al-Qur’an yang telah dikumpulkan pada masa Abu
Bakar, tim ini menghasilkan 4 mushaf Al-Qur’an dan Utsman memerintahkan
untuk membakar seluruh mushaf selain 4 mushaf induk tersebut.
Utsman dibunuh oleh kaum yang tidak puas akan kebijakannya yang
mengangkat pejabat dari kaumnya sendiri (Bani Umayah). Setelah Utsman
wafat umat islam membaiak Ali menjadi khalifah pengganti utsman, kaum
Bani Umayah menuntut Ali untuk menghukum pembunuh Utsman, karena

13
merasa tuntutannya tidak dilaksanakan Bani Umayah dibawah pimpinan
Mu’awiyah memberontak terhadap pemerintahan Ali. Perang Sifin
mengakibatkan perpecahan pada kelompok Ali. Dipenghujung pemerintahan
Ali umat islam terpecah menjadi tiga golongan, yaitu, Mu’awiyah, Syi’ah
(pengikut Ali), dan Khawarij (orang yang keluar dari barisan Ali). Setelah Ali
meninggal, ia diganti oleh anaknya, Hasan. Hasan mengadakan perundingan
damai dengan Mu’awiyah dan umat islam dikuasai oleh Mu’awiyah. Dengan
begitu berakhirlah pemerintahan yang berdasarkan pemilihan (khulafaur
rasyidin) berganti dengan sistem kerajaan).

B. Saran
Kami bangga sekaligus kagum atas perjuangan-perjuangan yang
dilakukan oleh Khulafaur Rasyidin. Tapi yang di sayangkan pada masa
pemerintahan salah satu dari Khulafaur Rasyidin ialah: Para aparatur Negara
di ambil dari kalangan keluarga Khalifah, dan ketidak tegasan dalam
memutuskan/menyelesaikan masalah, hal tersebut yang menyebabkan
perpecahan dan pemberontakan di kalangan umat Islam, sehingga berdampak
negatif di era globalisasi ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Arif, Muhammad. 2011. “Pengantar Kajian Sejarah”. Bandung: Yrama


Widya.

Anwar Rosihan H. 1962.”Ajaran Dan Sejarah Islam Untuk Anda”. Jakarta:


Pustaka Jaya.

Supriyadi, Dedi. 2008. Sejarah Peradaban Islam. Bandung: Pustaka Setia.

Yatim Badri, Dr. (1997). Sejarah Peradaban Islam: dirasah Islamiah II. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.h. 35.

15

Anda mungkin juga menyukai