Anda di halaman 1dari 3

Berdisiplin : Kunci Pendidikan

Bermutu
IMAM SUPRAYOGO IV∙1 OKTOBER 2016

Banyak orang menghendaki lembaga pendidikan yang dikelolanya bermutu,


dan mengira bahwa kuncinya adalah tersedianya anggaran yang cukup.
Memang dana itu penting, sebab tanpa uang kegiatan tidak akan berjalan
sebagaimana mestinya. Akan tetapi, sekalipun anggaran berlebih, jika tidak
ada kedisiplinan, maka semua itu tidak akan banyak artinya.

Disiplin menjadi sangat penting dalam usaha apa saja, lebih-lebih dalam
penyelenggaraan pendidikan. Semua yang terlibat harus berdisiplin. Guru,
murid, para pimpinan, termasuk orang tua juga harus berdisiplin. Para guru
harus datang, memulai, dan mengakhiri pelajaran tepat waktu. Demikian pula
dalam mengajar, mereka harus menyesuaikan dengan ketentuan. Dan, begitu
pula kepala sekolah, dalam menunaikan tugas-tugas kepemimpinannya.

Murid juga harus didisiplinkan. Terkait dengan kedatangannya, pakaian, dan


lain-lain harus mengikuti tata tertib sekolah. Berdisilpin lebih penting dari
segalanya. Tanpa berdisiplin, semua tidak akan ada artinya. Namun
sebenarnya, menjadikan semua pihak berdisiplin bukan pekerjaan mudah.
Bahkan keberadaan sekolah itu sendiri sebenarnya adalah tempat belajar
untuk berdisiplin, sebagai sesuatu yang tidak mudah dilakukan dan juga
dipelihara.

Banyak orang mengatakan bahwa sebuah lembaga pendidikan bermutu, dan


setelah ditelusuri, ternyata kelebihan itu berawal dari kedisiplinan yang
berhasil ditegakkan. Namun jangan dikira berdisiplin mudah dilaksanakan.
Sekalipun tidak memerlukan biaya, ternyata tidak semua orang bisa
menjalankannya. Berdisiplin menjadi sulit dilaksanakan oleh karena tidak
semua orang memiliki kebiasaan dan budaya disiplin.

Padahal kedisiplinan bisa ditegakkan jika semua pihak secara konsisten


menjalankannya. Ada sebagian saja misalnya yang tidak berdisiplin, dan
apalagi pimpinan atau gurunya, maka semua akan ikut menjadi berperilaku
seenaknya. Untuk menegakkan kediplinan terhadap muridnya bisa
diberlakukan sanksi agar yang bersangkutan jera, namun hal itu tidak mudah
jika yang tidak berdisiplin adalah guru dan apalagi pimpinannya.

Bangsa ini menjadi sulit maju, akar persoalannya sebenarnya juga sederhana
saja, yaitu sulit menegakkan kedisiplinan. Para pegawai negeri dan demikian
pula pejabatnya di semua sektor belum berhasil didisiplinkan. Akibatnya
pelayanan publik tidak lancar. Sesuatu keperluan yang semestinya bisa
diselesaikan satu jam, oleh karena tidak berdisiplin, menjadi beberapa hari.
Akibatnya, waktu dan biaya menyelesaikan persoalan itu menjadi lama dan
mahal.

Semakin serius akibatnya jika ketidak disiplinan itu menyangkut anggaran.


Proyek menjadi tidak berjalan sebagaimana mestinya oleh karena tidak
dikelola secara disiplin. Korupsi, kolusi, dan nepotisme sebagai penyakit
biirokrasi, sebenarnya adalah oleh karena banyak pihak tidak mampu
menjalankan tugasnya secara disiplin. Oleh karena itu, kegiatan atau proyek
apa saja jika ingin maju dan berkembang kuncinya adalah berdisiplin.

Kedisiplinan sedemikian berat ditegakkan oleh karena kebanyakan orang


sejak usia kanak-kanak di keluarga tidak didisiplinkan. Anak-anak dengan
kasih sayang berlebihan dibiarkan tidak berdisiplin. Bangun tidur tidak
dibiasakan tepat waktu, dan selanjutnya pada saat mandi, persiapan ke
sekolah, i bermain, dan seterusnya dilakukan sembarangan. Akibatnya, anak-
anak hingga menjadi dewasa dan bahkan ketika sudah menjadi orang
sekalipun tidak terbiasa berdisiplin.

Islam dengan begitu jelas mengajarkan tentang berdisplin. Bagian penting


dari berdisiplin adalah ketepatan waktu. Tuhan di dalam al Qur;an bersumpah
dengan menyebut waktu, yaitu wal ashri, atau demi masa. Penyebutan waktu
atau masa itu menunjukkan betapa pentingnya hal itu harus memperoleh
perhatian. Berdisiplin sangat erat terkait dengan penggunaan waktu.
Siapapun yang mampu menggunakan dengan sebaik-baiknya, maka mereka
akan maju dan sukses.

Namun ternyata, persoalan umat Islam, lagi-lagi sebenarnya adalah di dalam


menegakkan kedisiplinan itu. Umumnya kedisiplinan mereka masih lemah.
Kedisiplinan masih menjadi barang mahal di kalangan umat Islam. Demikian
pula di dalam pengelolaan pendidikannya. Padahal siapa saja yang tidak
berdisiplin maka tidak akan maju, apalagi memenangkan persaingan. Oleh
karena itu, membangun lembaga pendidikan bermutu yang terpenting adalah
menegakkan kedisiplinan itu. Diketahuilah bahwa, modal itu adalah bukan
uang, tetapi yang tidak kurang pentingnya adalah kedisiplinan. Wallahu a’lam

Anda mungkin juga menyukai