Anda di halaman 1dari 38

TUGAS BIOLOGI

“Seputar Bab Sistem Koordinasi”

Disusun oleh.

Nama Anggota Kelompok:


Muhammad Aminuddin
Muhammad Yasin

Kelas:
XI IPA 6

Guru Pembimbing:
Dra. Hj. Nya. Habsah

Madrasah Aliyah Negeri 1 Palembang


Tahun Pelajaran 2018/2019
KATA PENGANTAR

‫الر ِحي ِْم‬


َّ ‫الر ْح َم ِن‬
َّ ِ‫ِب ْس ِم هللا‬

Assalamu‘alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Swt. yang telah memberikan nikmat,
barokah, dan rahmat-Nya, sehingga diberi kekuatan dan kemudahan untuk mmembuat tugas
dan uji kompetensi biologi yang berjudulkan tentang “Seputar Bab Sistem Koordinasi”.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan
kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima segala
saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki tugas makalah ini serta kami juga
banyak mengambil dari website, buku, dan artikel yang memuat banyak tentang system
koordinasi dan wawasan lainnya.
Dan harapan kami semoga pembahasan yang terdapat di makalah ini dapat menambah
pengetahuan, pengalaman, dan wawasan bagi para pembaca. Harapan juga untuk kedepannya
semoga kami dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi pembahasan di makalah ini
agar menjadi lebih baik lagi.
Wassalamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh
DAFTAR ISI

Halaman Judul .................................................................................................................... i


Kata Pengantar ................................................................................................................... ii
Daftar Isi .............................................................................................................................. iii
A. Cara mencegah penyakit pada sistem saraf ................................................................... 1
B. Mekanisme penghantaran impuls .................................................................................. 6
C. Akibat/Dampak kerusakan pada sumsum tulang belakang bagi tubuh ......................... 9
D. Teknologi modern bagi penderita gangguan pada alat indera ....................................... 15
E. Mekanisme terdengarnya suatu bunyi oleh telinga ....................................................... 29
F. Mengenal kelenjar keringat dan alasan berkeringat ...................................................... 30
G. Kelenjar Endokrin ......................................................................................................... 33
H. Peran hipotalamus dalam mengatur kerja hormon ........................................................ 35
Daftar Pustaka .................................................................................................................... 39
A. Gangguan Otak dan Sistem Saraf

Oleh Rena Widyawinata


Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri - Dokter Umum.

1. Definisi
a. Apa itu gangguan otak dan sistem saraf?
Gangguan otak dan sistem saraf adalah kerusakan yang terjadi di otak atau saraf
pendukung otak, ataupun keduanya, sehingga memengaruhi fungsi saraf dan otak.
Sistem saraf adalah sistem penghubung yang sangat kompleks yang dapat
mengirim dan menerima informasi dalam jumlah besar secara bersamaan. Sistem saraf
memiliki dua bagian yang berbeda: sistem saraf pusat (otak dan sumsum tulang
belakang) dan sistem saraf perifer (saraf-saraf di luar otak dan sumsum tulang
belakang).
Unit dasar dari sistem saraf adalah sel saraf (neuron). Sel-sel saraf secara rutin
menambah atau mengurangi jumlah koneksi yang mereka miliki dengan sel saraf
lainnya. Proses ini sebagian dapat menjelaskan cara manusia belajar, beradaptasi, dan
membentuk memori. Namun, otak dan sumsum tulang belakang jarang memproduksi
sel-sel saraf yang baru.
b. Seberapa umumkah gangguan otak dan sistem saraf?
Gangguan otak dan sistem saraf menjadi semakin sering terjadi. Tampaknya
gangguan ini lebih sering dialami oleh pria daripada wanita. Namun, ini dapat diatasi
dengan mengurangi faktor risiko Anda. Diskusikanlah dengan dokter.

2. Tanda-Tanda dan Gejala


a. Apa saja tanda-tanda dan gejala gangguan otak dan sistem saraf?
Berikut adalah tanda-tanda dan gejala yang paling umum dari gangguan sistem
saraf. Namun, setiap orang dapat mengalami gejala yang berbeda. Gejalanya meliputi:
 Sakit kepala yang muncul mendadak dan membandel.
 Sakit kepala yang berubah atau berbeda.
 Tidak bisa merasa (mati rasa) atau kesemutan.
 Kelemahan atau kehilangan kekuatan otot.
 Kehilangan penglihatan atau penglihatan ganda.
 Kehilangan memori.
 Gangguan kemampuan mental.
 Kurangnya koordinasi.
 Kekakuan otot.
 Tremor dan kejang.
 Nyeri punggung yang menjalar ke telapak atau jari kaki atau bagian tubuh lainnya.
 Atrofi otot dan cadel.
Gejala gangguan sistem saraf dapat menyerupai kondisi atau masalah medis
lainnya. Selalu konsultasikan pada dokter untuk diagnosis.

b. Kapan saya harus periksa ke dokter?


Diagnosis dan pengobatan dini dapat mencegah kondisi ini memburuk dan
mencegah keadaan darurat medis lainnya, jadi konsultasikan pada dokter sesegera
mungkin untuk mencegah kondisi serius ini. Jika Anda mengalami satu pun tanda
atau gejala yang disebutkan di atas, atau memiliki pertanyaan apa pun,
konsultasikanlah pada dokter. Tubuh setiap orang bereaksi dengan cara berbeda.
Selalu lebih baik untuk mendiskusikan apa yang terbaik untuk keadaan Anda dengan
dokter.
3. Penyebab
a. Apa penyebab gangguan otak dan sistem saraf?
Tanda-tanda dan gejala yang muncul bisa saja ringan atau berat bergantung pada
penyebab gangguan. Beberapa kondisi serius, penyakit, dan cedera yang dapat
menyebabkan masalah sistem saraf, meliputi:
 Masalah pasokan darah (gangguan vaskuler).
 Cedera (trauma), terutama pada kepala dan sumsum tulang belakang.
 Masalah yang muncul pada saat lahir (kongenital).
 Masalah kesehatan mental, seperti gangguan kecemasan, depresi, atau psikosis.
 Paparan zat beracun, seperti karbon monoksida, arsenik, atau timah.
 Masalah yang menyebabkan hilangnya fungsi secara bertahap (degeneratif),
seperti penyakit Parkinson, multiplesclerosis (MS), Amyotrophic lateral sclerosis
(ALS), penyakit Alzheimer, penyakit Huntington, dan neuropati perifer.
 Infeksi, yang dapat terjadi di otak (ensefalitis atau abses) atau selaput yang
menyelimuti otak dan sumsum tulang belakang (meningitis).
 Penggunaan berlebihan atau putus obat dari obat-obatan yang diresepkan dan
dijual bebas, narkoba ilegal, atau alkohol.
 Tumor otak.

4. Faktor Pemicu
a. Apa yang membuat saya lebih berisiko terkena gangguan otak dan sistem saraf?
Beberapa faktor risiko dapat meningkatkan risiko kondisi ini:
 Cedera dan jatuh yang menyebabkan saraf menjadi rusak.
 HIV/AIDS.
 Alkoholisme: defisiensi Tiamin (B1), khususnya, umum terjadi pada orang yang
menggunakan alkohol karena alkohol berkontribusi terhadap kebiasaan makan
yang buruk dan defisiensi lainnya.
 Antibiotik: antibiotik tertentu telah dikenal memberikan efek samping neuropati.
5. Diagnosis dan Pengobatan
Informasi yang diberikan bukanlah pengganti nasihat medis. SELALU konsultasikan
pada dokter Anda untuk informasi lebih lanjut.
a. Bagaimana gangguan otak dan sistem saraf didiagnosis?
Ketika orang mengalami tanda-tanda dan gejala yang menunjukkan gangguan
neurologis, dokter akan mengajukan pertanyaan spesifik mengenai gejala dan faktor
relevan lainnya (riwayat medis). Dokter biasanya juga akan melakukan pemeriksaan
fisik untuk mengevaluasi seluruh sistem tubuh, tetapi ia akan fokus pada sistem saraf
(disebut pemeriksaan neurologis).
Pemeriksaan neurologis membantu dokter untuk dapat:
 Mengidentifikasi lokasi kelainan yang menyebabkan gejala.
 Menentukan apakah diperlukan pengujian dan, jika diperlukan, tes apa yang harus
dilakukan.
 Tes diagnostik mungkin diperlukan untuk mengonfirmasi diagnosis atau
mengeliminasi kemungkinan gangguan lainnya.
Beberapa tes pencitraan yang dapat dilakukan antara lain:
 Computed tomography (CT)
 Magnetic resonance imaging (MRI)
 Angiography
 Positron emission tomography (PET)
 Doppler ultrasonography

b. Apa saja pengobatan untuk gangguan otak dan sistem saraf?


Dokter yang menangani gangguan sistem saraf mungkin harus menghabiskan
banyak waktu melakukan pemeriksaan dengan pasien sebelum membuat diagnosis
kondisi spesifik yang mungkin. Sering kali, ini melibatkan melalukan berbagai tes
untuk mengeliminasi kondisi lain, sehingga diagnosis yang memungkinkan dapat
dihasilkan.
Beberapa pilihan pengobatan yang dianjurkan adalah:
 Neurologi
Cabang ilmu kedokteran yang menangani gangguan sistem saraf disebut neurologi.
Dokter yang mengobati gangguan sistem saraf disebut neurologist.
 Operasi neurologis
Cabang ilmu kedokteran yang memberikan intervensi bedah untuk gangguan
sistem saraf disebut neurosurgeryatau bedah saraf. Dokter bedah yang mengoperasi
sebagai tim perawatan untuk gangguan sistem saraf disebut ahli bedah saraf
atau neurosurgeon.

 Rehabilitasi gangguan neurologis


Cabang ilmu kedokteran yang memberikan perawatan rehabilitatif untuk pasien
dengan gangguan sistem saraf disebut pengobatan dan rehabilitasi fisik. Dokter yang
bekerja dengan pasien dalam proses rehabilitasi disebut physiatrist.

6. Pencegahan
a. Apa saja yang dapat saya lakukan secara mandiri untuk mengatasi gangguan
otak dan sistem saraf?
Anda harus mengikuti panduan pencegahan berikut untuk menjaga kesehatan
tubuh dan sistem saraf:
 Olahraga teratur.
 Jangan merokok atau menggunakan produk tembakau.
 Banyak beristirahat.
 Tangani kondisi kesehatan yang dapat menurunkan fungsi sistem saraf, seperti
diabetes, tekanan darah tinggi.
 Jalani diet yang seimbang.
 Minum banyak air dan cairan lain. Ini membantu mencegah dehidrasi, yang dapat
menyebabkan linglung dan masalah memori.

Jika Anda memiliki pertanyaan, konsultasikanlah pada dokter untuk memahami solusi terbaik
untuk Anda.
Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, maupun pengobatan.

Sumber:
Direview tanggal: Desember 18, 2018 | Terakhir Diedit: Desember 18, 2018
B. Mekanisme Penghantaran Impuls

Impuls yang diterima oleh reseptor selanjutnya akan dihantarkan oleh dendrit menuju
ke badan sel saraf dan akson. Dari akson, impuls dihantarkan ke dendrit neuron lainnya.
Seluruh impuls saraf yang diterima memiliki bentuk yang sama, tetapi respons terhadap
impuls tersebut berbeda-beda. Hal ini terhadi karena reseptor dan efektornya berbeda-beda.

Mekanisme pompa ion (Na+ dan K+) dalam penghantaran impuls.

Neuron dalam keadaan istirahat memiliki energi potensial membran, yaitu energi yang
tersimpan untuk bekerja mengirim impuls. Energi potensial membran tersebut dihasilkan oleh
perbedaan komposisi ion antara cairan intraseluler dan ekstraseluler. Di dalam sel, kation (ion
positif) utama adalah K+, sedangkan Na+ konsentrasinya rendah. Di luar sel, kation utama
adalah Na+, sedangkan K+ konsentrasinya jauh lebih rendah. Energi potensial membran
tersebut dipertahankan dengan cara memompa K+ ke dalam sel dan Na+ ke luar sel, sehingga
konsentrasi K+ di dalam sel tetap tinggi dan Na+ tetap rendah.
Mekanisme penghantaran impuls saraf melalui membran plasma di sepanjang akson.
Penghantaran impuls dalam neuron terjadi secara konduksi yang melibatkan peran pompa
ion Na+ dan K+ sebagai berikut
 Tahap istirahat (polarisasi). Neuron tidak menghantarkan impuls. Saluran ion Na+ dan
K+ tertutup. Keadaan di bagian luar membrane bermuatan positif (+), sedangkan di bagian
permukaan dalam mebran bermuatan negatif ( ̶ ).
 Tahap depolarisasi. Jika neuron diberikan rangsangan, saluran Na+ akan terbuka dan ion
Na+ masuk ke dalam sel. Hal tersebut menyebabkan perubahan muatan listrik (penurunan
gradient listrik), yaitu di bagian luar membrane menjadi bermuatan negatif ( ̶ )dan di
bagian dalam membrane menjadi bermuatan positif (+). Depolarisasi selanjutnya akan
terjadi jika saluran tambahan Na+ terbuka , sedangkan saluran K+ tetap tertutup. Hal
tersebut menyebabkan keadaan di bagian dalam membrane menjadi lebih positif.
 Tahap polarisasi. Saluran Na+ tertutup dan tidak aktif, sedangkan saluran K+ terbuk
sehingga ion K+ keluar dan menyebabkan bagian dalam mebran menjadi bermuatan
negatif. Jika saluran K+ tertutup relative lambat dan menyebabkan keadaan dalam
membrane menjadi bermuatan lebih negatif, akan kembali ke tahap istirahat.
C. Cedera Saraf Tulang Belakang

Saraf tulang belakang mengandung akson sensoris dan motorik. Badan sel
neuron sensorik terletak di ganglia akar dorsal. Badan sel neuron motorik ditemukan di
bagian ventral dari materi kelabu sumsum tulang belakang.

1. Pengertian Cedera Saraf Tulang Belakang


Cedera saraf tulang belakang atau spinal cord injury merupakan luka atau kerusakan
yang terjadi pada saraf tulang belakang atau saraf yang terletak di ujung saluran (kanal)
tulang belakang. Kondisi cedera ini bisa menyebabkan dampak premanen pada kekuatan,
sensasi, dan fungsi organ tubuh lain.
Saraf tulang belakang berfungsi untuk menjembatani sinyal-sinyal pesan dari otak ke
organ tubuh lainnya. Berdasarkan jenis pesan yang dikirim, terdapat dua kelompok sel
saraf, yaitu kelompok saraf motorik dan kelompok saraf sensorik. Kelompok saraf
motorik adalah sel-sel saraf yang membawa sinyal dari otak untuk mengendalikan gerakan
otot. Kelompok saraf sensorik adalah sel-sel saraf yang membawa sinyal dari otak untuk
mengendalikan posisi anggota gerak, serta sensasi yang berhubungan dengan rasa sakit,
dingin, panas, dan tekanan.
Cedera pada saraf tulang belakang dapat memengaruhi fungsi motorik dan sensorik
tubuh. Dari rasa sakit, mati rasa, hingga kelumpuhan. Hal ini bergantung kepada tingkat
keparahan dan lokasi cedera. Tingkat keparahan cedera dibagi menjadi dua, yaitu:
 Menyeluruh atau lengkap. Tingkat cedera ini melibatkan hilangnya semua
kemampuan yang bersifat inderawi (sensorik) dan kemampuan mengendalikan
pergerakan (motorik) area yang dipersarafi tulang belakang yang cedera.
 Lokal atau tidak lengkap. Terjadi bila masih ada beberapa fungsi sensorik atau
motorik yang bekerja. Cedera jenis ini memiliki beragam tingkat keparahan tersendiri.
Selain itu, kelumpuhan (paralysis) akibat cedera tulang belakang dapat dikategorikan
menjadi:
 Tetraplegia atau quadriplegi, yang bisa memengaruhi keempat anggota gerak, dada
dan perut.
 Paraplegia, yang memengaruhi anggota gerak bawah dan organ panggul.

2. Komplikasi Cedera Saraf Tulang Belakang


 Kemampuan kulit untuk merasakan tekanan, rasa dingin atau panas yang terhalang
akibat kondisi ini membuat penderita rentan mengalami luka atau nyeri pada area kulit
yang mengalami tekanan berlebihan dan terkena panas atau dingin.
 Pembuangan urine dari kandung kemih sulit untuk dikendalikan akibat sel saraf yang
bertugas sebagai pembawa pesan telah mengalami cedera. Kondisi ini dapat memicu
infeksi saluran kemih, ginjal, dan kencing batu. Proses rehabilitasi akan membantu
penderita untuk belajar bagaimana mengendalikan kandung kemih pasca cedera.
 Berkurangnya kendali tubuh untuk proses pembuangan air besar yang turut berubah.
 Naiknya tekanan darah atau sebaliknya, menurun saat bangkit dari posisi duduk,
hingga pembengkakan pada tungkai yang dapat memicu penggumpalan darah, seperti
penyakit trombosis vena dalam (deep vein thrombosis).
 Kejang otot atau kekencangan otot yang tidak terkontrol (spastisitas), atau sebaliknya,
otot yang lemas akibat berkurangnya kekuatan (flasiditas).
 Gangguan pernapasan sebagai akibat dari pengaruh cedera saraf tulang belakang pada
otot perut dan dada.
 Penurunan berat badan dan degenerasi otot dapat membatasi gerakan tubuh yang
kemudian berisiko pada kondisi obesitas, diabetes, dan penyakit yang berhubungan
dengan organ jantung (kardiovaskular).
 Nyeri otot, sendi atau saraf pada otot yang terlalu sering digunakan pada penderita
cedera saraf tulang belakang tidak lengkap.
 Kesehatan seksual, seperti fungsi organ seksual, tingkat kesuburan, dan gairah seksual
dapat turut terpengaruh akibat kondisi ini.
 Depresi dapat muncul akibat harus melalui perubahan-perubahan yang dialami oleh
tubuh dan rasa sakit akibat kondisi ini.

3. Gejala Cedera Saraf Tulang Belakang


Cedera saraf tulang belakang dapat memiliki satu atau lebih gejala di bawah ini:
 Kehilangan kemampuan untuk merasakan sentuhan, panas, dan dingin.
 Tidak dapat bergerak.
 Rasa sakit atau seperti tersengat akibat rusaknya serat saraf tulang belakang.
 Kesulitan batuk, bernapas, juga sulit untuk mengeluarkan cairan dari paru-paru
 Kehilangan kendali terhadap proses tubuh yang berkaitan dengan usus dan kandung
kemih, seperti sulit menahan buang air kecil maupun besar.
 Perubahan yang berhubungan dengan aktivitas seksual, fungsi seksual, dan fertilitas.
 Mengalami refleks atau kejang yang berlebihan.
Waspadai gejala darurat yang muncul paska kecelakaan sebagai indikasi terdapatnya
cedera pada saraf tulang belakang, yaitu:
 Rasa sakit atau tekanan pada leher, kepala, atau punggung yang parah.
 Kesemutan atau mati rasa pada jari, tangan, jari kaki, atau kaki.
 Gangguan pernapasan setelah kecelakaan.
 Sulit menjaga keseimbangan tubuh ketika berjalan.
 Bagian tubuh menjadi lemah, tidak terkoordinasi, atau mengalami kelumpuhan.
Kondisi ini dapat juga muncul setelah pendarahan atau pembengkakan di sekitar saraf
tulang belakang terjadi.
 Posisi leher atau punggung yang terpelintir ke arah yang tidak normal. Segera hubungi
dokter jika orang yang baru saja mengalami kecelakaan pada bagian kepala atau leher
menunjukkan gejala cedera saraf tulang belakang seperti di atas. Kondisi ini dapat
membahayakan karena ada kemungkinan terjadi cedera yang lebih serius.

4. Penyebab Cedera Saraf Tulang Belakang


Kerusakan yang terjadi pada tulang belakang, ligamen, keping (diskus) tulang
belakang atau saraf tulang belakang itu sendiri merupakan penyebab dari cedera saraf
tulang belakang. Cedera saraf tulang belakang dapat berdampak ada sebagian atau seluruh
sel saraf. Misalnya, cedera pada punggung bagian bawah dapat memengaruhi sel saraf dan
fungsi organ seperti tungkai, batang tubuh termasuk organ-organ didalamnya seperti
kandung kemih, dan organ seksual. Kerusakan saraf tulang belakang dapat dipicu oleh
penyebab traumatis (primer) atau nontraumatis (sekunder) yang dialami oleh tulang
belakang. Beberapa contoh penyebabnya antara lain:
 Kecelakaan kendaraan bermotor. Kecelakaan merupakan penyebab yang paling umum
dari kondisi ini.
 Lansia, khususnya yang berusia diatas 65 tahun, memiliki risiko mengalami cedera
saraf tulang belakang akibat terjatuh. Olahraga atau cedera saat rekreasi. Beberapa
kegiatan atletis seperti, menyelam di perairan dangkal, berkuda, ski, papan luncur, dan
lain-lain berisiko menyebabkan cedera saraf tulang belakang ketika terjatuh.
 Tindak kekerasan. Cedera dapat bermula dari luka tembak dan luka tusuk yang ikut
memotong atau melukai saraf tulang belakang.
 Penyakit. Kondisi ini dapat dipicu oleh cedera nontraumatis, seperti dari penyakit
kanker, arthritis, peradangan, osteoporosis, kelainan tulang atau sendi, dan infeksi atau
penurunan jumlah diskus tulang belakang.
 Alkohol. Penggunaan alkohol secara berlebihan merupakan salah satu penyebab
cedera saraf tulang belakang yang umum.
Meski umumnya cedera saraf tulang belakang diakibatkan oleh kecelakaan, namun
tetap ada faktor risiko yang menyebabkan cedera saraf tulang belakang, yaitu:
 Usia. Rentang usia 16-30 tahun adalah usia yang rentan mengalami cedera traumatis
pada saraf tulang belakang. Demikian juga lansia yang berusia diatas 65 tahun rentan
dengan cedera akibat terjatuh.
 Jenis kelamin. Cedera saraf tulang belakang lebih umum dialami oleh pria daripada
perempuan.
 Sering melakukan kegiatan yang berisiko jatuh.
 Memiliki gangguan tulang atau sendi.

5. Faktor Risiko Cedera Saraf Tulang Belakang


 Jenis kelamin. Cedera saraf tulang belakang rentan terjadi pada pria.
 Usia. Orang-orang yang berusia 16-30 tahun atau di atas 65 tahun lebih rentan terkena
cedera saraf tulang belakang.
 Berpartisipasi dalam aktivitas yang berisiko tinggi seperti melompat ke dalam air
dangkal atau berolahraga tanpa perlengkapan pelindung yang sesuai dapat
menyebabkan trauma tulang belakang.
 Penyakit tulang atau sendi yang lain.
6. Diagnosis Cedera Saraf Tulang Belakang
Diagnosis pada cedera saraf tulang belakang biasanya dilakukan dengan dua cara.
Yang pertama evaluasi klinis, yaitu pemeriksaan berdasarkan gejala yang dialami dan
pemeriksaan fisik (seperti tes kekuatan otot, sensor tubuh yang dirasakan atau tidak
dirasakan, dan seterusnya). Dan yang ke dua adalah tes pencitraan, yaitu berupa
pemeriksaan MRI atau pencitraan lainnya untuk menilai saraf tulang belakang, tulang
belakang, dan otak.

7. Pengobatan Cedera Saraf Tulang Belakang


Jeda waktu cedera dan penanganan cedera saraf tulang belakang dapat mempengaruhi
jenis komplikasi dan waktu pemulihan. Hingga saat ini belum ada cara untuk
mengembalikan fungsi saraf tulang belakang yang rusak. Dokter biasanya akan
memberikan perawatan secara bertahap untuk cedera saraf tulang belakang.
Pemulihan cedera saraf tulang belakang dapat berlangsung cepat dan lama. Pada
beberapa kasus, pemulihan dapat terjadi sedikit demi sedikit, dimulai dari satu minggu
hingga 6 bulan, bisa juga memakan waktu hingga satu tahun atau lebih lama.

8. Pencegahan Cedera Saraf Tulang Belakang


Cedera saraf tulang belakang dapat terjadi saat seseorang mengalami benturan atau
terjatuh. Untuk itu sangat penting agar berhati-hati dalam setiap tindakan agar terhindar
dari kecelakaan.
Jika menemui orang lain yang mengalami kecelakaan, cegah atau kurangi risiko
terjadinya cedera saraf tulang belakang pada leher atau punggungnya dengan cara:
 Segera hubungi paramedis dan jangan memindahkan atau menggerakkan korban
sebelum paramedis tiba di lokasi.
 Letakkan handuk tebal di kedua sisi leher, atau pegang leher dan kepala, dan minta
korban untuk tidak bergerak hingga paramedis tiba.
 Lakukan pertolongan pertama yang diperlukan untuk menghentikan pendarahan tanpa
menggerakan leher dan kepala.

Kapan Harus ke Dokter?


Hubungi dokter untuk mendapatkan solusi terbaik jika mengalami gejala-gejala di atas.
D. Teknologi bagi Penderita Gangguan Alat Indra

Panca indra adalah alat-alat tubuh yang mempunyai fungsi untuk mengetahui keadaan
luar. Alat indra manusia sering disebut juga dengan panca indra, karena terdiri dari lima indra
yakni indra penglihat (mata), indra pendengar (telinga), indra pembau/pencium (hidung),
indra pengecap (lidah) dan indra peraba (kulit).
Di zaman modern ini, tentunya teknologi dalam mengatasi gangguan fungsi alat indra
makin berkembang. Dengan teknologi, penderita bisa menggunakan alat indranya walaupun
tidak seperti normalnya. Berikut telah diuraikan teknologi-teknologi bagi penderita gangguan
alat indera yang sampai pengetikan ini, hanya bisa diuraikan teknologi modern bagi penderita
gangguan penglihatan, pendengaran, dan penciuman.

1. Teknologi terhadap Gangguan Penglihatan (Mata)


Tunanetra adalah istilah umum yang digunakan untuk kondisi seseorang yang
mengalami gangguan atau hambatan dalam indra penglihatannya. Akibat berkurangnya
fungsi indra penglihatannya maka tunanetra berusaha memaksimalkan fungsi indra-indra
yang lainnya seperti perabaan, penciuman, pendengaran dan lain sebagainya sehingga
tidak sedikit penyandang tunanetra yang memiliki kemampuan luar biasa misalnya di
bidang musik atau ilmu pengetahuan.
Menurut data badan kesehatan dunia (WHO), jumlah penyandang tunanetra di dunia
pada tahun 2017 mencapai 253 juta jiwa. Jumlah ini diprediksi oleh Lancet Global Health
akan terus meningkat tiga kali lipat pada tahun 2050. Beberapa inovasi teknologi
diciptakan untuk menunjang aktivitas mereka sehari-hari, karena mengetahui populasi
tunanetra yang tidak sedikit.
a. Augmented Reality
Augmented reality bisa diartikan sebagai teknologi yang menggabungkan obyek
maya berbentuk dua dimensi atau tiga dimensi untuk kemudian diproyeksikan pada
lingkungan tiga dimensi untuk menampilkan efek nyata.
Bagi tunanetra, impian untuk melihat dunia bukan tak mungkin akan terwujud
dalam waktu dekat dengan kian disempurnakannya teknologi Augmented
Reality. Para peneliti di Universitas Oxford di Inggris memanfaatkan AR untuk
membantu meningkatkan daya penglihatan para penyandang gangguan penglihatan.
Kehadiran teknologi augmented reality kemudian dimanfaatkan oleh para peneliti
dari Universitas Oxford untuk membuat kacamata yang mampu menyeleksi sensor
berdasarkan teknologi tersebut. Dengan klasifikasi warna yang terdiri dari warna
hitam, putih dan abu-abu, kacamata augmented reality akan membantu tuna netra
untuk memperoleh penglihatan yang lebih baik.
Teknologi tersebut terpasang dalam kacamata pintar bernama “OxSight” yang
mampu menarik titik terlemah dari penglihatan seseorang. Saat ini, ukuran kacamata
pintar tersebut masih cukup besar sehingga masih agak mencolok jika dipakai sehari-
hari. Namun para peneliti menjanjikan produk finalnya akan lebih mirip kacamata
biasa.

b. Penerjemah Huruf Braille


Teknologi pun membantu mereka yang memiliki kebutuhan khusus untuk
membaca huruf normal ke huruf braille. Huruf braille adalah huruf yang dibuat dengan
sistem taktil yang ditujukan bagi orang dengan gangguan penglihatan. kode-kode
timbul yang kini dikenal untuk membantu sahabat-sahabat tunanetra itu dinamakan
dengan nama seorang pria Prancis kelahiran 4 Januari 1809, Louis Braille.
Para peneliti dari Massachusetts Institute of Technology, AS mencoba
mengembangkan sistem huruf taktil ke sebuah perangkat yang bisa menerjemahkan
huruf biasa ke huruf braille secara real-time. Perangkat ini akan dibekali fitur
pemindai. Fungsinya mirip dengan yang terdapat di banyak mesin penerjemah, yakni
menangkap gambar yang tertulis dengan huruf biasa, lalu menerjemahkannya ke huruf
braille.

c. Teknologi Navigasi Dalam Ruangan dari Objek Bersuara


“Seeing I App” disediakan oleh Microsoft bagi penyandang tunanetra. Tapi
peneliti dari Institut Teknologi California memanfaatkan HoloLens besutan Microsoft
untuk memandu tunanetra di bangunan indoor yang kompleks. Mereka
menggabungkan suara dan pengamatan ruangan serta objek 360 derajat secara real-
time. Perangkat yang mereka kembangkan bisa membantu untuk menemukan benda
tertentu atau menuntun mereka melalui jalur yang telah di pre-set sebelumnya.
d. “Subtitle” Huruf Braille
Saat semakin dewasa atau tua yang semakin sulit untuk mempelajari huruf braille,
proyek ini membantu mereka yang mengalami gangguan penglihatan. Huruf braille
yang dinamakan “ELIA Frames” ini membantu para penyandang tunanetra baru untuk
lebih cepat beradaptasi dengan huruf braille. Penemuan ini juga berguna bagi mereka
yang ingin mempelajari huruf braille dengan cepat dan mudah.
e. Wearable Device Penanda Bahaya
Wearable device yang akan memberi tahu penyandang tunanetra jika ada rintangan
saat berjalan dan digunakan untuk memberi arahan kepada pengguna jika ada
gangguan atau rintangan di sekitarnya, terutama saat berjalan. Perangkat yang
dikembangkan oleh VTT Technical Reseacrh Center asal Finlandia ini berjuluk
Guidesense.
Guidesense mengandalkan sensor radar gelombag berukuran milimeter untuk
mendeteksi hambatan sekecil apapun, seperti ranting ranting pohon yang bergeser.
Alat berbentuk kotak ini ditempekan di bagian bawah dada, tepat di daerah sekitar ulu
hati. Dalam uji cobanya, para peneliti mengklaim 92 persen pengnguna merasa
terbantu dengan Guidesense, sementara 80 persen merasa lebih percaya diri berjalan-
jalan sendiri dengan alat ini.

f. Mata “Bionic” dan “Bioprinting” Tiga Dimensi


Teknologi yang ini bisa jadi yang paling baru di antara daftar sebelumnya. Peneliti
dari Universitas Newcastle di Inggris mencampur sel punca (stem cell) dengan
molekul alga yang menjadi tinta biologis. Kemudian tinta tersebut menjadi bahan
utama untuk mencetak kornea buatan tiga dimensi.
Alat tersebut bisa mengembalikan sebagian penglihatan pasien. Semua teknologi
di atas diharapkan bisa digunakan lebih luas lagi bagi para penyandang tunanetra di
seluruh dunia. Penemuan serupa juga dikembangkan oleh perusahaan VisionCare telah
mengembangkan pengganti lensa bola mata biasa yakni “Implantable Miniature
Telescope”.

g. Operasi Lasik (Laser)


Bagi sebagian orang yang mengalami mata minus, mungkin mengenakan
kacamata sebagai alat bantu penglihatan setiap hari akan terasa tidak nyaman. Namun,
seiring perkembangan zaman, beragam pengobatan dengan metode operasi lasik mata
(laser) kerap dilakukan.
Operasi lasik merupakan salah satu metode yang paling populer untuk mengoreksi
penglihatan dengan proses dan masa pemulihan yang cepat. Teknologi ini
menggunakan laser untuk mengoreksi bentuk kornea mata. Hasil koreksinya dapat
mengurangi, bahkan menghilangkan gangguan pada mata, seperti rabun jauh
(myopia), rabun dekat (hyperopia), dan astigmatisme (silindris).
Semua operasi laser untuk mengoreksi kemampuan melihat merupakan salah satu
teknik yang ditujukan untuk membentuk kembali kornea, bagian depan mata.
Sehingga, cahaya yang masuk melalui kornea dapat terfokus dengan benar ke retina
yang terletak di belakang mata.
Operasi lasik saat ini telah mengalami perkembangan dan dapat lebih
menguntungkan. Pasien juga tidak memerlukan banyak waktu dalam menjalani
metode ini.
Untuk itu, kini, menurut dokter spesialis mata dari Ciputra SMG Eye Clinic Dr
Utami Noor Sya'baniyah SpM, telah hadir layanan lasik dengan metode dan teknologi
terkini. Metode tersebut bernama ReLEX Smile (Refractive Lenticule Extraction,
Small Incision Lenticule Extraxtion) yang dipercaya dapat memperbaiki mata dengan
minimal invasive, pemulihan lebih cepat, juga minim efek samping dan nyeri.
ReLEx Smile menggunakan mesin VisuMax dari Carl Zeiss dan menggunakan
metode all-in-one step. Lebih praktis dan flapless (sedikit sayatan), yaitu sepanjang
2,4 mm. Berbeda dengan lasik yang masih menggunakan dua mesin dengan panjang
sayatan 20 mm.
Metode ini menggunakan mesin yang dapat membuat lenticule (jaringan kornea
berbentuk lensa tipis) di kornea lapisan dalam dengan hanya membuat sayatan-sayatan
kecil di permukaan kornea dalam waktu 30 detik.

h. Fakoemulsifikasi
Fakoemulsifikasi adalah operasi katarak yang dilakukan dengan mengambil
bagian depan lensa mata tanpa merusak kapsul posterior. Prosedur ini aman dan
tidak menimbulkan rasa sakit. Setelah fakoemulsifikasi, dokter akan memasang
lensa buatan (IOL) agar mata dapat melihat dengan lebih jelas.
Katarak adalah penyakit yang menyebabkan lensa mata menjadi buram,
sehingga pasien mengalami gangguan penglihatan. Penyakit ini banyak diderita
oleh pasien berusia 40 tahun ke atas. Berdasarkan bagian mata yang rusak, katarak
dibedakan menjadi tiga jenis. Katarak subkapsular terjadi saat bagian belakang
lensa mata menjadi buram, sedangkan katarak nuklir adalah katarak yang tumbuh
di tengah lensa mata. Pada katarak kortikal, kerusakan berawal dari lensa perifer
dan menyebar ke bagian tengah lensa. Pada umumnya, katarak disebabkan oleh
faktor usia. Namun, semakin banyak pula jumlah orang yang terkena katarak
akibat penyakit atau gangguan kesehatan lainnya.
1) Siapa yang Perlu Menjalani Fakoemulsifikasi dan Hasil yang Diharapkan
Pasien katarak sebaiknya menjalani fakoemulsifikasi, terutama pasien
memerlukan penglihatan jelas untuk mengoperasikan kendaraan, pesawat, mesin
dan peralatan. Prosedur ini aman bagi semua pasien, termasuk bagi bayi yang
menderita katarak bawaan dan pasien lansia.
Pasien yang beresiko tinggi terkena katarak juga dapat menjalani prosedur ini.
Contohnya adalah orang yang memiliki diabetes, tekanan darah tinggi, dan
kelebihan berat badan (obesitas). Prosedur ini juga dapat mengatasi penglihatan
yang buram akibat cedera atau trauma pada mata.
Fakoemulsifikasi memiliki tingkat kesuksesan yang tinggi. Pasien mengaku
mereka dapat melihat dengan lebih jelas serta mengenali warna dan bentuk dengan
lebih akurat. Pada sebuah studi besar, 95 dari 100 pasien dewasa merasa puas
karena dapat lebih leluasa bergerak dan mandiri. Mereka juga merasa lega karena
terbebas dari ketakutan atas kebutaan. Namun ada juga pasien yang merasa tidak
puas dengan hasil fakoemulsifikasi, karena mereka memiliki penyakit mata lain,
seperti degenerasi makula dan glaukoma.
2) Cara Kerja Fakoemulsifikasi
Sebelum prosedur dimulai, dokter spesialis mata akan memeriksa mata pasien
dengan alat ultrasound atau pemindaian laser. Pemeriksaan ini bertujuan untuk
menentukan jenis IOL terbaik bagi pasien.
Fakoemulsifikasi merupakan prosedur rawat jalan yang dapat dilakukan di
bawah pengaruh bius lokal (pasien dewasa) atau bius total (pasien anak). Dengan
bantuan mikroskop, dokter bedah membuat sayatan kecil di mata, tepat di samping
kornea. Kemudian, dokter menyuntikkan cairan viscoelastic untuk melindungi
jaringan intraokuler dan mengurangi syok. Lalu, dokter membuat sayatan pada
membran di sekitar katarak, supaya katarak mudah dipisahkan dari korteks dengan
aliran air. Kemudian, jarum titanium bernama probe phaco dimasukkan ke kornea
dan diarahkan ke bagian katarak yang paling pekat, yaitu nukleus. Alat ini dapat
bergerak dengan sangat cepat untuk memecahkan katarak menjadi bagian yang
sangat kecil. Lalu, pecahan tersebut disedot melalui lubang kecil yang ada di
ujung alat. Setelah bagian inti katarak berhasil dipecahkan dan disedot, alat
diarahkan ke bagian tepi lensa. Bagian depan kapsul lensa akan dihilangkan,
begitu juga beberapa bagian kecil dari lensa mata. Kemudian, dokter
menggunakan injektor untuk memasang lensa intraokuler buatan pada kapsul
lensa. Implan permanen ini akan menggantikan bagian depan lensa mata,
sedangkan bagian belakang lensa yang tersisa akan menahan implan lensa. Untuk
mengakhiri prosedur, dokter mengeluarkan cairan viscoelastic yang sebelumnya
disuntikkan.
Fakoemulsifikasi juga dapat memanfaatkan teknologi laser. Metode ini
memerlukan alat khusus untuk membuat sayatan dan menghaluskan katarak,
sehingga katarak dapat dihancurkan dengan mudah. Walaupun prosesnya sama
dengan fakoemulsifikasi tradisional, namun pasien dapat menikmati hasil yang
lebih akurat dan pemulihan yang lebih cepat karena dokter akan menggunakan
laser, bukan pisau bedah.
Fakoemulsifikasi membutuhkan waktu sekitar satu jam dan hanya dapat
dilakukan pada satu mata. Pasien yang memiliki katarak pada kedua matanya
biasanya perlu menunggu dua minggu sebelum katarak di mata satunya dapat
dihilangkan.
3) Kemungkinan Komplikasi dan Resiko Fakoemulsifikasi
Berdasarkan studi-studi terdahulu, satu dari sepuluh pasien mengalami
komplikasi akibat fakoemulsifikasi, dengan resiko yang lebih tinggi pada pasien
yang mengidap penyakit mata lain selain katarak.
Beberapa resiko dan komplikasi yang dapat terjadi karena fakoemulsifikasi
adalah:
 Efek samping dari anestesi dan pendarahan
 Endoftalmitis, atau peradangan pada bagian dalam bola mata
 Retina terlepas. Setelah pembedahan, pasien mungkin akan melihat bercak
gelap pada mata. Apabila bercak tidak hilang dalam beberapa minggu,
kemungkinan retina pasien terlepas, suatu komplikasi serius yang dapat
membahayakan penglihatan pasien.
 Mata terasa gatal
 Keluar cairan dari mata
 Katarak kambuh kembali. Walaupun bagian depan lensa mata sudah
dihilangkan, katarak masih dapat terjadi pada bagian belakang kapsul lensa.
 Glaukoma. Walaupun jarang terjadi, pasien dapat mengalami glaukoma setelah
fakoemulsifikasi. Penyakit ini dapat menyebabkan kebutaan total.
 Edema kornea, atau pembengkakan pada bagian depan mata yang tembus
pandang
2. Teknologi terhadap Gangguan Pendengaran (Telinga)
Alat bantu dengar merupakan suatu alat akustik listrik yang dapat digunakan oleh
manusia dengan gangguan fungsi pendengaran pada telinga. Biasanya alat ini dapat
dipasang pada bahagian dalam telinga manusia ataupun pada bagian sekitar telinga. Alat
bantu dengar tersebut dibuat untuk memperkuat rangsangan bahagian sel-sel sensorik
telinga bagian dalam yang rusak terhadap rangsangan suara dan bunyi-bunyian dari luar.
Alat bantu dengar tersebut merupakan sebuah alat elektronik yang menggunakan baterai
dimana dalam pemakaiannya terdapat mikrofon yang mengubah gelombang dari suara
tersebut menjadi energi listrik yang kemudian diterima amplifier yang dapat memperbesar
volume suara dan mengirimkannya pada speaker yang ada pada bagian dalam telinga.
Jika ingin menggunakan alat bantu dengar ini maka terlebih dahulu harus
memeriksakan ambang pendengaran dengan alat yang dinamakan audiogram. Setelah itu
barulah dapat ditentukan jenis dan model apa yang cocok digunakan untuk kasus
kerusakan pendengaran yang dialami.
a. Bentuk Dasar Alat Bantu Dengar
1) Model Dalam Telinga ( ITE )
Alat bantu dengan Model dalam telinga (In the ear aids (ITC)) dapat digunakan
untuk penderita gangguan pendengaran kategori ringan sampai dengan kategori
sedang. Alat ini memberikan kenyamanan yang lebih kepada pemakainya karena
terletak pada bagian dalam dan tidak tampak dari luar. Di dalam komponen alat ini
terpasang telecoil yang merupakan suatu kumparan magnet kecil yang dapat
memungkinkan pengguna alat bantu dengar tersebut untuk lebih nyaman dalam
bertelepon.
2) Model Belakang Telinga (BTE)
Jenis ini dipasang pada bagian belakang telinga.dapat digunakan pada kondisi
kerusakan telinga kategori ringan sampai berat. alat ini menggunakan komponen
cetakan teliga yang berfungsi sebagai penjernih suara.
3) Bentuk Canal
Bentuk Canal tersebut terdiri atas dua jenis yaitu ITC dan ICC. Alat Bantu
dengar jenis ITC bentuk dan ukurannya dapat disesuaikan dengan penggunanya.
Alat bantu jenis ini relatif berukuran kecil. Jenis lain adalah ICC. Alat ini terletak
di dalam saluran telinga. Kedua alat ini memang sangat nyaman digunakan karena
ukurannya yang kecil. Namun untuk kedua macam lat bantu ini hanya memiliki
ruang sedikit yang dapat digunakan untuk menyimpan cadangan batere dan
mikrofon yang terpasang di dalamnya. Alat ini kurang dianjurkan untuk penderita
dengan gangguan pendengaran yang cukup berat dan juga kurang disarankan untuk
dipakai oleh anak anak.

b. Alat Bantu Dengar untuk Bayi


1) Body Aids
Merupakan alat bantu dengar yang dipergunakan untuk anak dalam usia balita.
Cenderung lebih ekonomis dibandingkan model sekelasnya. Mudah untuk
digunakan karena mempunyai kemampuan penggeseran pada mikrofon yang
digunakan, jadi tidak harus mendekatkan telinga ke sumber suara. alat ini tidak
mudah hilang, pasalnya penggunaan mirip dengan radio ukuran kecil atau
walkman. Alat ini memiliki kekurangan pada penerimaan suara yang sama antara
telinga kiri dan kanan. Anak yang menggunakan alat ini juga tidak mampu
mengetahui sumber suara karena hanya memiliki satu pengeras suara dan
penerima. Kemungkinan adanya feedback terhadap suara dapat terjadi jika cetakan
telinga tidak sesuai dengan ukuran
2) OTE
Memiliki kemampuan untuk memebedakan arah suara karena memiliki alat
pengolah suara yang cukup baik. Memiliki pengaturan yang dapat disesuaikan
dengan kebutuhan dengar balita yang menggunakannya. Alat ini dapat
memebedakan arah sumber suara baik kanan, kiri, depan, dan belakang,
kenyamanan alat ini juga sudah diakui.

c. Komponen Bagian Dalam dari Alat Bantu Dengar


Alat bantu dengar yang digunakan pada orang dengan gangguan telinga, pada
bagian dalamnya memiliki tiga sirkuit elektronik yang di antaranya Digital,
Programmable Analogue, dan juga Conventional Analogue.
1) Digital
Sirkuit digital ini merupakan inovasi paling canggih fleksibel yang
memberikan kenyamanan yang luar biasa bagi penggunanya. Sirkuit ini dirancang
dan diprogram dengan menggunakan komputer. Dalam pemakaiannya juga sangat
nyaman dimana kita dapat mengatur berbagai macam hal yang dapat memperjelas
kualitas dari suara yang akan didengar. Kinerja alat ini juga dapat sangat
disesuaikan dengan keadaan pemakainya, misalnya apabila telinga si pengguna
kurang dapat mendengar suara bisikan dari lawan bicara, maka dengan alat ini
dapat dilakukan pembesaran volume suara dan memperhalus suara latar, dan juga
meminimalisir kebisingan yang dapat mengganggu kejernihan pedengaran.
Ditambah sirkuit digital ini memiliki kemampuan dalam penciptaan suatu alat
bantu pendengaran yang mempunyai tingkat pengelolaan suara yang maksimal.
2) Nilai Tambah Sirkuit Digital
Peredam Feedback yang memungkinkan alat ini dapat mengawasi bunyi
lengkingan yang ada. Sistem digital tadilah yang meredam dan melenyapkan bunyi
feedback tersebut.
Directionality adalah suatu teknologi dimana terdapat mikrofon yang dapat
mengenali dan mengetahui arah sumber suara yang didengar. Dengan kemampuan
itu dapat dilakukan proses pemaksimalan sumber suara yang diinginkan dan
pengurangan sampai pelenyapan pada sumber suara yang tidak diinginkan. Seperti
halnya jika ingin fokus terhadap percakapan yang sumber suara berasal dari depan,
maka kebisingan dari sumber suara bagian belakang dapat dikurangi dan
pemaksimalan suara dari arah depan memungkinkan untuk dilakukan. Teknologi
ini telah diakui secara ilmiah sebagai salah satu temuan yang paling penting dalam
memciptakan pemahaman percakapan di tengah kebisingan.
Alat bantu dengar digital juga memiliki kemampuan Multi Program dimana
terdapat berbagai macam tombol yang dapat disesuaikan dengan keadaan.
Misalnya situasi bising, senyam ataupun keadaan ramai dapat disesuaikan kualitas
volume dan kejernihan suaranya melalui tombol yang tesedia.
Sirkuit digital juga memberikan fasilitas peredam bising dalam pemakaiannya.
Dengan peredam bising ini memungkinkan untuk melenyapkan suara yang
dianggap mengganggu pendengaran.
3) Analog yang Dapat Diprogram
Untuk sirkuit dengan jenis ini dapat diupayakan pengaturan ulang dan sesuai
dengan kebutuhan pengguna alat tersebut. Dengan kemampuan seperti ini
Programmable Analogue menghadirkan suatu alat bantu dengar yang sesuai
dengan keinginan dan kebutuhan pemakainya
4) Analog Konvensional
Dibandingkan dengan kedua sirkuit yang telah di sebutkan di atas, sirkuit
Conventional Analogue ini lebih sederhana. Dari mulai pengaturan dari volume
yang diinginkan dilakukan secara manual. Selain itu Conventinal Analogue tidak
menawarkan pengaturan ulang ataupun di program kembali sesuai kebutuhan.
Daya saring akan suara-suara lembut dan juga suara yang cenderung keras tidak
tersedia, jadi baik suara halus lembut ataupu keras sama-sama dilakukan
pengerasan volume terhadap keduanya.

d. Perkembangan
1) Model Generasi Micro Style
Dapat terbaca dari namanya saja pastinya alat ini memiliki ukuran yang kecil
dan berbadan tipis. Alat ini dapat disembunyikan dibagian belakang telinga.
Dengan ukuran dan bentuk seperti ini, para pemakai akan terlena dan tidak akan
merasa seperti sedang menggunakan alat bantu untuk mendengar, kecuali saat
melepasnya barulah dirasakan perbedaan sebelum dan setelah melepas alat ini
2) Nirkabel
Tidak hanya koneksi Internet saja yang menggunakan nirkabel namun alat
bantu dengarpun menggunakan hal ini untuk mengikuti perkembangan teknologi.
Teknologi nirkabel seperti ini sudah banyak dikembangkan seperti halnya
pemakaian sistem FM yang dapat membantu proses belajar mengajar pada anak-
anak dengan gangguan pendengaran yang rentan sekali terhadap kebisingan
Teknologi ini juga sudah dilengkapiaplikasi Bluetooth dalam penggunaanya.
3) Implan Telinga Tengah (MEI)
Alat bantu dengar model ini pada tulang telinga tengah dilekatkan seperangkat
alat yang berukuran mini. Alat ini bekerja untuk menggetarkan tulang telinga dan
memperkuat suara-suara yang masuk kedalam telinga tersebut sehingga dapat
memaksimalkan pendengaran.
4) SoundBite
Berbeda dengan alat bantu dengar konvensional yang dimasukkan ke liang
telinga, kini tersedia alat bantu dengar modern yang dipasang di gigi sehingga
tidak akan mengganggu penampilan.
Alat bantu dengar termutakhir yang disebut SoundBite ini bekerja dengan
mengantarkan suara lewat tulang rahang ke dalam telinga. Alat berukuran kecil ini
diletakkan di bagian atas kanan atau kiri geraham. Soal ukuran tidak perlu
khawatir karena tiap alat didesain khusus (custom) pada tiap pasien.
Jika alat bantu dengar konvensional menggunakan hantaran udara untuk
meningkatkan volume suara yang ada di udara, SoundBite menggunakan
pendekatan konduksi tulang. Alat ini akan mengirimkan getaran suara melalui gigi
dan tulang secara langsung ke koklea melewati telinga tengah dan dalam.
Perusahaan pembuat alat ini, Sonitus Medical, mengatakan, mekanisme
penggunaan konduksi tulang ini merupakan yang pertama kali dipakai dalam alat
nonbedah. SoundBite kini sudah disetujui badan kesehatan di seluruh Eropa.
Walaupun terlihat nyaman, The Royal National Institute for Deaf People,
Inggris, mengatakan, alat ini belum tentu cocok untuk semua orang yang memiliki
masalah pendengaran.

3. Teknologi terhadap Gangguan Penciuman (Hidung)


Peneliti di Korea telah menggabungkan reseptor-reseptor penciuman manusia dengan
nanoteknologi untuk membuat sebuah “hidung bio-elektronik” jenis baru yang mereka
harapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman tentang indera penciuman manusia.
Tai Hyun Park dan Jyongsik Jang dari Seoul National University menggabungkan
keahlian tim peneliti mereka di bidang bioteknologidan peranti polimer penghantar,
dengan menempelkan protein-protein reseptor penciuman (hOR) pada tabung-nano
polimer penghantar. Mereka kemudian melekatkan tabung-tabung nano ini ke sebuah
array mikroelektroda untuk membuat transistor efek-medan, yang kemudian
memungkinkan perubahan sinyal listrik yang terjadi ketika molekul-molekul bau terikat
ke protein reseptor yang akan dideteksi.
Park mengatakan sistem ini bisa mendeteksi bau sangat baik. “Protein tersebut
memiliki gugus-gugus amina pada permukaannya dan polimer-polimer penghantar
difungsikan dengan asam karboksilat, sehingga kami bisa mengikat protein ke tabung-
nano secara kovalen dengan sebuah ikatan peptida,” paparnya. “Ikatan kovalen ini berarti
bahwa apabila molekul target terikat ke reseptor, sinyal akan ditransfer sangat efektif ke
tabung-nano.”
Reseptor yang digunakan pada piranti ini diketahui sangat baik dalam mengikat amil
butirat, sebuah ester dengan aroma buah nanas atau buah aprikot yagn digunakan sebagai
aditif makanan. Tim ini menemukan bahwa mereka bisa dengan mudah mendeteksi
konsentrasi amil butirat yang sangat rendah (femtomolar), tetapi ester-ester terkait (butil-
dan heksil-butirat) yang berbeda satu atom karbon dengan senyawa target, tidak
menghasilkan respons pada konsentrasi 10 milyar kali lebih tinggi.
“Sensitifitas dan selektifitas peranti ini sangat baik,” komentar Park, “yang
menandakan bahwa protein masih berfungsi baik dan tidak dipengaruhi total dengan
melekat ke tabung-nano. Kami belum mengetahui pengaruh apa yang dimiliki oleh
pengikatan tersebut terhadap pembentukan protein, tetapi kami bisa memahami bahwa
pengikatan itu masih berfungsi!”
Walaupun peranti ini memiliki pengaplikasian yang jelas dalam mendeteksi molekul-
molekul spesifik, Park menjelaskan bahwa mereka ingin menggunakannya untuk
memahami secara lebih baik bagaimana indera penciuman manusia bekerja: “Terdapat
sekitar 370 hingga 380 reseptor-reseptor olfaktory berbeda, tetapi banyak diantaranya
yang tidak selektif untuk senyawa-senyawa tunggal dan kita tidak tahu apa target dari
beberapa diantaranya.
Kami ingin mengklonkan berbagai reseptor berbeda dan menempatkannya pada
peranti-peranti seperti ini, dan kemudian membuat peranti-peranti dengan kombinasi
reseptor-reseptor berbeda, untuk mencoba dan mendeteksi bau-bau yang lebih kompleks
dan memahami bagaimana kami membedakannya.”

Reseptor penciuman manusia dilekatkan ke sebuah tabung-nano polimer penghantar


yang diletakkan pada dua elektroda.

Jasmina Vidic, dari National Institute of Agricultural Research di Jouy-en-Josas,


Perancis, meneliti piranti-piranti hidung bio-elektronik yang melibatkan protein-protein
reseptor yang diletakkan dalam dwi-lapis lipid mirip membran sel. “Ini merupakan
pertama kalinya saya melihat polimer-polimer penghantar digunakan untuk
mengimobilisasi reseptor-reseptor penciuman,” komentar Vidic, “dan karena polimer-
polimer ini berikatan kovalen dengan ikatan-ikatan amida mereka sangat stabil. Fakta
bahwa polimer-polimer ini bisa secara selektif mendeteksi ligan target berarti bahwa
reseptor-reseptor kemungkinan masih dalam bentuk yang baik setelah melekat ke peranti
tersebut, yang mana sangat menjanjikan.
E. Mekanisme Pendengaran Manusia

Suara bergerak melalui telinga luar ke telinga tengah, yang dibatasi pada bagian
luarnya oleh membran timpani. Telinga tengah berisi tiga tulang yang disebut tulang
pendengaran yang memindahkan gelombang suara ke jendela oval, batas luar telinga
bagian dalam. Organ Corti, yang merupakan organ transduksi suara, terletak di dalam
koklea. (kredit: modifikasi karya Lars Chittka, Axel Brockmann).
Manusia mampu mendengar bunyi yang berada pada frekuensi 20 – 20.000
gelombang per detik. Mekanisme mendengar pada manusia adalah sebagai berikut:
Gelombang bunyi (getaran) ditangkap oleh daun kartilago telinga  menjalar kee kanal
auditori eksternal (meatus)  membentuk getaran pada membrane tympanum  menjalar ke
osikel auditori (maleus, inkus, dan stapes)  menuju ke fenestra vestibule  terbentuk
gelombang tekanan pada perilimfa skala vestibule  menjalar ke skala timpani 
menyebabkan getaran pada membran basilar  sel-sel rambut melengkung  memicu
impuls saraf  menjalar ke serabut saraf vestibulokoklear (CN VIII)  menjalar ke korteks
auditori di otak  bunyi diinterpretasikan.
F. Mengenal Kelenjar Keringat dan Alasan Anda Berkeringat

Kulit manusia (mamalia) memiliki tiga lapisan: epidermis, dermis, dan


hipodermis. (kredit: modifikasi karya oleh Don Bliss, National Cancer Institute)
Kali ini, yang dipertanyakan adalah berapakah jumlah kelenjar keringat dari seluruh
permukaan tubuh manusia.
Tubuh manusia memiliki antara tiga sampai empat juta kelenjar keringat.
Berkeringat adalah fungsi tubuh normal yang membantu mengatur suhu tubuh Anda.
Beberapa penyebab Anda berkeringat di antaranya makan makanan pedas dan panas,
olahraga, dan lainnya.
Kulit Anda memiliki dua jenis kelenjar keringat, yakni ekrin dan apokrin. Kelenjar
keringat ekrin terdapat hampir di sebagian besar bagian tubuh Anda dan menghasilkan
keringat yang ringan serta tidak berbau. Saluran kelenjar keringat ekrin membuka langsung ke
arah permukaan kulit, sedangkan saluran kelenjar keringat apokrin membuka ke arah folikel
rambut.
Kelenjar keringat apokrin banyak ditemukan pada daerah di mana terdapat banyak
folikel rambut, seperti di kulit kepala, ketiak, dan selangkangan. Kelenjar keringat ini
melepaskan keringat yang lebih berat atau padat dan mengandung lemak yang membawa bau
yang berbeda. Bau tersebut disebut bau badan, yang terjadi saat keringat yang keluar dari
kelenjar apokrin bercampur dengan bakteri di kulit Anda.
Ini Alasan Anda Berkeringat
Berkeringat adalah pelepasan cairan yang mengandung garam dari kelenjar keringat
Anda. Perubahan suhu tubuh, suhu lingkungan sekitar, atau keadaan emosional kerap dapat
menyebabkan Anda berkeringat. Bagian tubuh Anda yang sering berkeringat meliputi ketiak,
wajah, leher, telapak tangan, dan telapak kaki.
Mengapa Anda bisa berkeringat? Beberapa alasan Anda berkeringat di antaranya:
 Panas dan kelembapan
Peningkatan suhu tubuh atau lingkungan merupakan penyebab utama keringat
meningkat. Berkeringat adalah sistem pendinginan suhu tubuh. Saat suhu tubuh naik,
jutaan kelenjar keringat kecil di kulit Anda diaktifkan dan keringat mulai dilepaskan
melalui pori-pori kulit. Saat keringat Anda menguap, pendinginan pada tubuh Anda
terjadi. Anda tidak bisa mencegah keluarnya keringat karena tubuh Anda
membutuhkannya untuk proses pendinginan.
 Emosional
Keadaan emosional dapat membuat Anda berkeringat, seperti marah, takut,
kegelisahan, hingga stres. Kondisi emosional akan memicu kelenjar keringat yang
berada di telapak tangan, lengan, dan di bawah kaki Anda. Hal inilah yang
menyebabkan telapak tangan Anda menjadi lembap atau basah saat Anda tertarik pada
seseorang atau saat wawancara kerja karena merasa tidak percaya diri.
 Makanan panas dan pedas
Makanan pedas juga dapat membuat Anda berkeringat. Makanan ini memicu
reseptor di kulit Anda yang merespon panas, sehingga Anda berkeringat. Selain
makanan pedas dan panas, Anda juga dapat berkeringat karena minuman berkafein
(soda, kopi, dan teh), serta minuman beralkohol.

 Berolahraga
Berolahraga menaikkan sistem pemanasan internal pada tubuh. Oleh karena itu
saat berolahraga, suhu tubuh Anda akan meningkat. Berkeringat merupakan cara
tubuh menyingkirkan panas ekstra yang ditimbulkan dari kegiatan olahraga yang Anda
lakukan. Hal inilah yang menyebabkan Anda berkeringat saat berolahraga.
 Obat dan penyakit
Berkeringat juga bisa disebabkan oleh penggunaan obat-obatan dan kondisi
tertentu, seperti kanker, demam dan obat penurun demam, infeksi, hipoglikemia atau
kadar gula darah yang rendah, obat penghilang rasa sakit, hormon tiroid sintetis, dan
lain-lainnya.
 Menopause
Fluktuasi hormonal yang terkait dengan menopause juga bisa memicu
timbulnya keringat. Wanita menopause sering mengalami berkeringat pada malam
hari.
Berkeringat adalah hal yang normal dan terjadi pada semua orang. Namun sebagian
orang memiliki gangguan pada kelenjar keringatnya, seperti memiliki keringat berlebih,
terjadi penyumbatan kelenjar keringat, masalah bau badan, hingga tidak berkeringat sama
sekali. Jika Anda mengalami masalah tersebut, segera konsultasikan keadaan Anda pada
dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.

Terakhir diperbarui: 9 Juni 2017


Ditinjau oleh: dr. Marianti

Referensi:
Mayo Clinic. Sweat glands.
Roth, E. Healthline (2018). Sweating (Normal Amounts): Causes, Adjustments, and
Complications.
Web MD (2017). What Are Blocked Hair Follicles?
Griffin, M. Web MD (2011). Is Your Excessive Sweating Caused by a Medical Problem?
G. Kelenjar Endokrin

Kelenjar endokrin dan sel terletak di seluruh tubuh dan memainkan peran
penting dalam homeostasis.

1. Karakteristik Kelenjar Endokrin


Kelenjar endokrin (hormon) memiliki beberapa karakteristik sebagai berikut.
 Merupakan kelenjar buntu, karena tidak memiliki saluran (duktus) dan menyekresikan
hormon langsung ke dalam cairan di sekitar sel-sel.
 Pada umumnya menyekresi lebih dari satu jenis hormon, kecuali kelanjar paratiroid
yang hanya menyekresi hormon paratiroid.
 Memiliki sejumlah sel sekretori yang dikelilingi banyak pembuluh darah dan ditopang
jaringan ikat.
 Masa aktivitas kelenjar endokrin dalam menghasilkan hormon berbeda-beda, ada yang
seumur hidup (hormon metabolisme), dimulai masa tertentu (hormon kelamin), dan
berakhir masa tertentu (hormon pertumbuhan).
 Sekresi hormon dapat distimulasi atau dihambat oleh kadar hormon lainnya dan
senyawa non hormon (glukosa dan kalsium) dalam darah serta impuls saraf.

2. Kelenjar Endokrin dan Sekresi Hormon


Kelenjar endokrin pada manusia meliputi hipofisis (pituitari), tiroid, paratiroid,
adrenal, pankreas, pineal, dan timus.
 Hipofisis  GH/STH, TSH, ACTH, FSH, LH, endorphin, MSH, ADH, dan
oksitosin.
 Tiroid  tiroksin.
 Paratiroid  parathormon (PTH).
 Adrenal  adrenalin (epinefrin), noradrenalin, (norepinefrin), aldosteron,
glukokortikoid (kortisol, kortison, kortikosteron), gonadokortikoid.
 Pankreas  glukagon, insulin, somatostatin, polipeptida pankreas.
 Pineal  melatonin.
 Timus  timosin.
 Ovarium  estrogen, progesteron.
 Plasenta  gonadotropin korion, estrogen, progesterone, somatotropin.
 Testis  testosteron.
H. Apa Itu Hipotalamus, dan Apa Fungsinya?

Oleh Tamara Alessia


Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri - Dokter Umum.

Lokasi hipotalamus dalam otak manusia

1. Apa Itu Hipotalamus?


Kata hipotalamus berasal dari dua kata Yunani yang diterjemahkan menjadi “di bawah
thalamus.” Talamus itu sendiri adalah bagian otak yang berfungsi menyampaikan
informasi sensorik dan bertindak sebagai pusat persepsi nyeri.
Hipotalamus terletak di pangkal otak, di bawah thalamus dan di dekat kelenjar
pituitari. Semua otak mahkluk bertulang belakang (vertebrata) memiliki hipotalamus.
Pada manusia, ukurannya hampir sama dengan almond. Hipotalamus adalah area kecil di
pusat otak yang memiliki banyak peran penting. Hipotalamus yang tidak berfungsi baik
dapat menyebabkan banyak masalah dalam tubuh.
2. Apa Fungsi Hipotalamus?
Untuk bisa berfungsi normal, kondisi tubuh perlu tetap berjalan normal dan
seimbang. Tugas utama hipotalamus adalah untuk menjaga kondisi ini sebisa mungkin.
Caranya, hipotalamus bertindak sebagai penghubung antara endokrin dan sistem saraf.
Hipotalamus merangsang endokrin untuk memproduksi hormon lewat sinyal saraf
dan mengedarkannya ke seluruh tubuh.
Nah, hormon-hormon inilah yang kemudian membantu mengatur berbagai fungsi
fisiologis tubuh, seperti:
 Suhu tubuh
 Rasa haus dan lapar
 Emosi
 Siklus tidur
 Gairah seks
 Persalinan
 Tekanan darah dan detak jantung
 Produksi asam lambung
 Keseimbangan cairan tubuh
Sinyal yang diterima oleh hipotalamus akan memberi tahunya apakah keseimbangan
sudah tercapai atau tidak. Apabila tidak, hipotalamus akan mengalirkan hormon yang
dibutuhkan pada aliran darah untuk membantu tubuh mengembalikan keseimbangannya.
Contohnya, apabila hipotalamus menerima pesan bahwa suhu tubuh terlalu panas,
hipotalamus akan memerintahkan endokrin untuk menghasilkan keringat guna
mendinginkan tubuh. Sebaliknya apabila suhu terlalu dingin, hipotalamus akan
membuat tubuh merinding untuk menghasilkan panas.

3. Hormon-Hormon yang Diproduksi Hipotalamus


Bersamaan dengan kelenjar pituitari, hipotalamus mengendalikan seluruh sistem
endokrin, meliputi kelenjar adrenal, ginjal dan tiroid yang menghasilkan banyak hormon
pada tubuh.
Hormon yang dilepaskan oleh hipotalamus meliputi:
 Hormon antidiuretik: untuk meningkatkan jumlah air yang diserap darah melalui
ginjal.
 Hormon pelepas kortikotropin: untuk membantu mengatur metabolisme dan respons
imun.
 Hormon pelepas gonadotropin: untuk memberi tahu kelenjar pituitari memproduksi
hormon yang menjaga fungsi organ-organ seksual.
 Oksitosin: yang terlibat dalam beberapa proses, termasuk produksi ASI, pengaturan
suhu tubuh dan kendali siklus tubuh.
 Hormon pengendali prolaktin: yang memberi kelenjar pituitari untuk memulai atau
menghentikan produksi ASI pada ibu menyusui.
 Hormon pelepas thyrotropin: yang mengaktivasi fungsi tiroid, menyebabkan
dilepaskannya hormon yang meregulasi metabolisme, kadar energi dan tumbuh
kembang.

4. Gangguan yang Mungkin Terjadi pada Hipotalamus


Gangguan yang membuat hipotalamus tidak lagi berfungsi secara baik dianggap
sebagai penyakit hipotalamik. Penyebab paling umum dari gangguan hipotalamus adalah
cedera fisik pada kepala yang dapat mengakibatkan dampak atau kerusakan pada
hipotalamus. Cedera fisik juga termasuk efek samping operasi, radiasi, dan tumor. Selain
itu, faktor genetik juga dapat menjadi penyebab dari penyakit hipotalamik.
Penyebab lainnya dari penyakit hipotalamik dapat meliputi:
 Gangguan makan.
 Pola makanan yang tinggi lemak jenuh.
 Gangguan genetik yang menyebabkan penumpukkan zat besi berlebih pada tubuh.
 Malnutrisi.
 Peradangan.
 Infeksi.
 Perdarahan berlebih.

5. Gejala-gejala dari Penyakit Hipotalamus


Gejala-gejala bervariasi tergantung pada penyebab penyakit serta hormon apa yang
tidak ada. Pada anak-anak, tanda-tanda meliputi pertumbuhan dan pubertas yang
abnormal.
Apabila penyakit disebabkan oleh tumor, gejala dapat meliputi pandangan kabur,
kehilangan penglihatan dan sakit kepala.

Hello Health Group tidak menyediakan nasihat medis, diagnosis, atau pengobatan.
DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku:
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA/MA Kelas XI. Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.
Yusa dan M.B.S. Maniam. 2016. Buku Siswa Aktif dan Kreatif Belajar Biologi 2 untuk
SMA/MA Kelas XI Peminatan Matematika dan Ilmu-Ilmu Alam. Grafindo Media
Pratama, Bandung.

Sumber Internet:
https://mochiigan.wordpress.com/2017/05/13/impuls-saraf-gerak-sadar-dan-refleks-
mekanisme-penghantaran-impuls/
https://hellosehat.com/penyakit/gangguan-otak-dan-sistem-saraf/
https://www.halodoc.com/kesehatan/cedera-saraf-tulang-belakang
https://www.alodokter.com/cedera-sumsum-tulang-belakang-bisa-merembet-sampai-jauh
www.cnx.org
https://cnx.org/contents/GFy_h8cu@10.53:rZudN6XP@2/Introduction
https://cnx.org/contents/14fb4ad7-39a1-4eee-ab6e-3ef2482e3e22@15.1/Anatomy-and-
Physiology
https://hellosehat.com/hidup-sehat/fakta-unik/fungsi-hipotalamus-adalah-bagian-otak/
https://republika.co.id/berita/koran/medika/nvfco939/teknologi-terkini-atasi-gangguan-mata
https://alfachemsite.wordpress.com/2010/01/24/%E2%80%9Chidung%E2%80%9D-
elektronik-bisa-membantu-memahami-cara-kerja-indera-penciuman/
https://lifestyle.kompas.com/read/2011/03/19/11574046/Alat.Bantu.Dengar.Modern.Dipasang
.di.Gigi
https://lifestyle.bisnis.com/read/20180311/106/748369/teknologi-ini-bisa-hilangkan-mata-
minus-dan-silinder
https://teknologi.id/tekno/inilah-6-teknologi-canggih-yang-membantu-tunanetra-beraktivitas/
https://republika.co.id/berita/koran/medika/nvfco939/teknologi-terkini-atasi-gangguan-mata
https://id.wikipedia.org/wiki/Alat_bantu_dengar
https://www.docdoc.com/id/info/procedure/phacoemulsification/
https://id.wikipedia.org/wiki/Penciuman_elektronik
https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-fungsi-dan-5-jenis-panca-indera-serta-
bagiannya/

Anda mungkin juga menyukai