Makalah Media Pembelajaran
Makalah Media Pembelajaran
Puji syukur penyusun ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penulisan makalah ini dapat terselesaikan.
Dalam kesempatan ini, penulis menyusun sebuah makalah mengenai Media Pembelajaran
Matematika. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada pembaca
mengenai Media Pembelajaran Matematika. Dalam penyusunan makalah ini penulis banyak
mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Defi, S.Pd selaku dosen mata kuliah Workshop Matematika di Fakultas
Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.
Penulis menyadari seutuhnya makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Oleh
karena itu, penulis sangat mengharapkan akan kritik dan saran yang membangun dari para
pembaca khususnya pengajar demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini di masa
mendatang.
Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas pembelajaran merupakan salah satu dasar peningkatan pendididkan
secara keseluruhan. Mutu pendidikan sangat tergantung kepada kualitas guru dan
pembelajarannya, sehingga peningkatan pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan
mutu pendidikan secara rasional.
Pembelajaran yang bernilai edukatif diwarnai dengan interaksi yang terjadi antara guru dan
anak didik. Interaksi guru dan anak didik tersebut perlu mendapat dukungan dari media
intruksional atau pendidikan secara luas, tepat, dan efektif.
Di era globalisasi seperti sekarang ini, disadari atau tidak pengaruhnya semakin terasa
dengan semakin banyaknya saluran informasi dalam berbagai bentuk media. Media telah
mempengaruhi seluruh aspek kehidupan kita, meskipun dalam derajat yang berbeda-beda. Di
negara maju, media telah mempengaruhi kehidupan hampir sepanjang waktu. Waktu terpanjang
yang paling berpengaruh itu adalah waktu yang digunakan di dunia pendidikan khususnya untuk
sekolah.
Dalam hal itu para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan
oleh sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan
perkembangan dan tuntutan zaman. Guru sekurang-kurangnya dapat menggunakan alat yang
murah dan bersahaja tetapi merupakan keharusan dalam upaya mencapai tujuan pengajaran yang
diharapkan.
B. Rumusan Masalah
Makalah ini terfokuskan pada beberapa masalah yang akan dibahas penulis yaitu:
1. Apakah pengertian dari media pembelajaran ?
2. Bagaimanakah proses pembelajaran sebagai proses komunikasi ?
3. Bagaimanakah prinsip penggunaan media pembelajaran ?
4. Apakah fungsi dan manfaat dari media pembelajaran ?
5. Bagaimanakah klasifikasi dan karakteristik media pembelajaran ?
6. Bagaimanakah pemilihan media pembelajaran ?
7. Bagaimanakah alat peraga pembelajaran pada matematika ?
C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1. Memberikan informasi bagi pembaca mengenai media pembelajaran matematika
2. Sebagai bahan pembelajaran dan pengkajian bagi mahasiswa dan penulis dalam mengetahui
manfaat media, klasifikasi media, prinsip penggunaan media, dan lain sebagainya dalam proses
pembelajaran matematika.
BAB II
PEMBAHASAN
1[1] Arsyad ,Azhar, Media Pembelajaran, (Jakarta : Rajawali Pers, 2010), hlm.7.
2[2] Sanjaya,Wina, Perencanaann dan Desain Sistem Pembelajaran, (Jakarta : Kencana, 2008),
hlm.205.
Dalam proses pembelajaran, pengajar perlu mengetahui dasar komunikasi dan keterampilan
dasar mengajar. Ada delapan keterampilan dasar mengajar, yaittu:
1. Keterampilan bertanya
2. Memberi penguatan
3. Mengadakan variasi
4. Menjelaskan
5. Membuka dan menutup pelajaran
6. Membimbing diskusi kelompok kecil
7. Mengelola kelas
8. Mengajar kelompok kecil dan individual
5[5] Hamdan, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : Pustaka Setia, 2011), hlm. 256-257.
3) Media untuk pengajaran individual. Contoh : modul berprogram dan pengajaran melalui
komputer.
6[6] Bahri Djamarah,Syaiful, dkk, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta : Rineka Cipta, 2010), hlm. 124-
127.
dengan teknik pengambilan gambar time- lapse recording. Disamping dapat dipercepat, suatu
kejadian dapat pula diperlambat pada saat penayangan kembali hasil suatu rekaman video.
Manipulasi kejadian atau objek dengan jalan mengedit hasil rekaman dapat menghemat
waktu. Kemampuan media dari ciri manipulatif memerlukan perhatian sungguh-sungguh karena
apabila terjadi kesalahan dalam pengaturan kembali urutan kejadian atau pemotongan bagian-
bagian yang salah, maka akan terjadi pula kesalahan penafsiran yang tentu saja akan
membingungkan dan bahkan menyesatkan sehingga dapat mengubah sikap mereka kearah yang
tidak diinginkan.
3. Ciri Distributif
Ciri distributif dari media memungkinkan suatu objek atau kejadian ditransportasikan
melalui ruang, dan secara bersamaan kejadian tersebut disajikan kepada sejumlah besar siswa
dengan stimulus pengalaman yang relatif sama mengenai kejadian itu. Sekali informasi direkam
dalam format media apa saja, ia dapat direproduksi seberapa kali pun dan siap digunakan secara
bersamaan di berbagai tempat atau digunakan secara berulang-ulang disuatu tempat. Konsistensi
informasi yang telah direkam akan terjamin sama dengan yang aslinya.7[7]
8[8] Muhammad,Abubakar , Pedoman Pendidikan & Pengajaran, (Surabaya : Usaha Nasional, 1981),
hlm.97.
umumnya sudah dapat memahami konsep abstrak pada keadaan tertentu sering memerlukan
visualisasi.
Belajar anak akan meningkat bila ada motivasi. Karena itu dalam pengajaran diperlukan
faktor-faktor yang dapat memotivasi anak belajar, bahkan untuk pengajar. Misalnya : pengajaran
yang menarik dapat menimbulkan minat, sikap guru dan penilaian baik, suasana sekolah bagi
guru menyenangkan, ada imbalan bagi guru yang baik, dan lain-lain. Selanjutnya konsep abstrak
yang baru dipahami siswa itu akan mengendap, melekat, dan tahan lama bila siswa belajar
melalui perbuatan dan dapat dimengerti siswa, bukan hanya melalui mengingat-ingat fakta.
Oleh karena itu, dalam pembelajaran matematika kita sering menggunakan alat peraga.
Dengan menggunakan alat peraga maka :
1. Proses belajar mengajar termotivasi baik siswa maupun guru, terutama siswa minatnya akan
timbul. Ia akan senang, terangsang, tertarik, dan karena itu akan bersikap positif terhadap
pengajaran matematika.
2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk kongkrit dan karena itu lebih dapat
dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih rendah.
3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan dapat
dipahami.
4. Konsep-konsep abstrak yang tersajikan dalam bentuk konkrit yaitu dalam bentuk model
matematika yang dapat dipakai sebagai objek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti ide-
ide baru dan relasi baru menjadi bertambah banyak.
Selain dari fungsi tersebut diatas, penggunaan alat peraga itu dapat dikaitkan dengan salah
satu atau beberapa dari :9[9]
1. Pembentukan konsep
2. Pemahaman konsep
3. Latihan dan penguatan
4. Pelayanan terhadap perbedaan individual, termasuk pelayanan terhadap anak lemah dan
anak berbakat
5. Pengukuran, alat peraga dipakai sebagai alat ukur
9[9] Suherman,Erman, Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer, (Bandung : JICA, 2001), hlm.
204.
6. Pengamatan dan penemuan sendiri ide-ide dan relasi baru serta penyimpulannya secara
umum, alat peraga sebagai obyek penelitian maupun sebagai alat untuk meneliti
7. Pemecahan masalah pada umumnya
8. Pengundangan untuk berfikir
9. Pengundangan untuk berdiskusi
10. Pengundangan partisipasi aktif
Alat peraga itu dapat berupa benda riil, gambar atau diagram. Keuntungan alat peraga benda
riil adalah benda-benda itu dapat dipindah-pindahkan (dimanipulasikan), sedangkan
kelemahannya tidak dapat disajikan dalam buku (tulisan). Oleh karena itu untuk bentuk
tulisannya kita buat gambar atau diagramnya, tetapi kelemahannya ialah tidak dapat
dimanipulasikan.
Bila akan membuat alat peraga, sebaiknya diperhatikan agar alat peraga itu :
1. Tahan lama (dibuat dari bahan-bahan yang cukup kuat)
2. Bentuk dan warnanya menarik
3. Sederhana dan mudah dikelola (tidak rumit)
4. Ukurannya sesuai (seimbang) dengan ukuran fisik anak
5. Dapat menyajikan (dalam bentuk riil, gambar atau diagram) konsep matematika
6. Sesuai dengan konsep (catatan : bila anda membuat alat peraga seperti : segitiga berdaerah
atau bola massif, mungkin anak beranggapan segitiga itu bukan hanya rusuk-rusuknya saja
tetapi berdaerah, bahwa bola itu massif, bukan hanya kulitnya saja; jelas ini tidak sesuai
dengan konsep segitiga dan konsep bola).
7. Dapat menunjukkan konsep matematika dengan jelas
8. Peragaan itu merupakan dasar bagi tumbuhnya konsep abstrak
9. Bila kita mengharapkan agar siswa belajar aktif (sendiri atau berkelompok), alat peraga itu
sebaiknya dapat dimanipulasikan, yaitu dapat diraba, dipegang, dipindahkan dan diutak-atik,
atau dipasangkan dan dicopot, dan lain-lain.
10. Jika bisa mempunyai berbagai fungsi.
Dengan demikian, penggunaan alat peraga itu gagal jika, misalnya : generalisasi konsep
abstrak dari representasi konkrit itu tidak tercapai, hanya sekedar sajian yang tidak memiliki
nilai-nilai ( konsep-konsep ) matematika, tidak disajikan pada saat yang tepat, memboroskan
waktu, diberikan kepada anak yang sebenarnya tidak memerlukannya, tidak menarik, rumit,
mudah rusak, dan lain-lain.
Macam-Macam Alat Peraga Pembelajaran Matematika10[10]
1. Alat Peraga Kekekalan Luas
Luas daerah persegi panjang, luas daerah bujursangkar, luas daerah jajaran genjang, luas
daerah segitiga, luas daerah trapesium, luas daerah belah ketupat, luas daerah layang-layang,
luas daerah segienam beraturan, luas daerah lingkaran, dalil phytagoras, luas permukaan
kubus, luas permukaan balok, luas permukaan limas luas permukaan prisma, luas permukaan
kerucut, luas permukaan tabung, luas permukaan bola, uraian a(b+c), uraian (x + a) (x + b),
uraian (a+b)2, uraian a2 – b2, jumlah ukuran sudut dalam segitiga, jumlah ukuran sudut
dalam segiempat, jumlah ukuran sudut dalam segi-n, tanggram, linggram mini, pentamino,
dan kartu nilai tempat.
2. Alat Peraga Kekekalan Panjang
Tangga garis bilangan, pita garis bilangan, neraca bilangan, mistar hitung, dan batang
Cuisenaire.
3. Alat Peraga Kekekalan Volume
Uraian (a+b)3, blok Dienes, volume kubus, volume balok, volume prisma segitiga, volume
tabung, volume limas segiempat beraturan, volume kerucut, dan volume bola.
4. Alat Peraga Kekekalan Banyak
Abacus biji (Romawi, Rusia dan Cina/Jepang) lidi, dan kartu nilai tempat
5. Alat Peraga untuk Percobaan dalam Teori Kemungkinan
Uang logam, dadu (bermata dan berwarna), bidang empat ( bermata dan berwarna) bidang
delapan (bermata dan berwarna), gangsingan (segitiga, bujursangkar, segilima, segienam,
dan segi-n), paku payung, kartu (domino dan bridge), bola berwarna dan distribusi Galton
(sesatan Hexagon)
6. Alat Peraga untuk Pengukuran dalam Matekatika
Meteran, busur derajat, roda meteran, kapak tomahawk, jepit bola, sperometer, jangka
sorong (segmat), hypsometer, dan klinometer.
7. Bangun-bangun Geometri
A. Kesimpulan
Media pembelajaran adalah bahan, alat, maupun metode/teknik yang digunakan dalam
kegiatan belajar mengajar dengan maksud agar proses interaksi komunikasi edukatif antara guru
dan anak didik dapat berlangsung secara efektif dan efesien sesuai dengan tujuan pengajaran
yang telah dicita-citakan. Dalam Suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting
adalah metode mengajar dan media pembelajaran.
B. Saran
Media pembelajaran sangat membantu pendidik guna mempermudah penyampaiaan
materi. Agar peserta didik nyaman dan dapat menerima materi, seorang pendidik haruslah
berkreasi menyajikan materinya dengan bentuk yang unik serta manarik minat dan penasaran
para peserta didiknya dan menyesuaikannya dengan tiap-tiap peserta didik.
DAFTAR PUSTAKA
Soekartawi. 1995. Meningkatkan Efektivitas Mengajar. Jakarta : PT. Dunia Pustaka Jaya