Anda di halaman 1dari 6

LEAN PRODUCTION

Definisi
Produksi ramping (bahasa Inggris : lean production, lean manufacturing) adalah praktik
produksi yang mempertimbangkan segala pengeluaran sumber daya yang ada untuk mendapatkan
nilai ekonomis terhadap pelanggan tanpa adanya pemborosan, dan pemborosan inilah yang menjadi
target untuk dikurangi. Lean selalu melihat nilai produk dari sudut pandang pelanggan, dimana nilai
sebuah produk didefinisikan sebagai sesuatu yang mau dibayar oleh pelanggan.

Tujuan lean production


Beberapa tujuan lean production menurut Geogre, 2002 :35)
1. Mengeliminasi pemborosan yang terjadi dalam bentuk waktu, usaha dan material pada
saat melakukan proses produksi.
2. Memproduksi produk sesuai pesanan dari konsumen
3. Mengurangi biaya seiring dengan meningkatkan kualitas produk yang dihasilkan.

Prinsip-prinspi dalam penerapan sistem produksi lean


Bebrapa prinsip yang mendasari pandangan unutk penerapan sistem lean yaitu (Gaspersz, 2007: 4)
1. Mengidentifikasi nilai produk berdasarkan pada pandangan dari para pelanggan, di mana
pelanggan menginginkan produk (barang atau jasa) dengan kualitas yang superior, harga
kompetitif dan pengiriman yang tepat waktu. Perusahan harus berpikir melalui sudut pandang
pelanggan dalam melakukan desain produk, proses produksinya serta pemasarannya.
2. Membuat dan melakukan identifikasi terhadap aliran proses produk sehingga kegiatan
yang dilakukan dalam memproses produk dapat diamati secara detail. Umumnya banyak
perusahaan tidak melakukan pembuatan aliran prses produk melainkan aliran proses
pertimbangan apakah memberikan nilai tambah kepada produk yang dibuat.
3. Menghilangkan pemborosan yang tidak berniali tambah dari semua aktivitas yang terdapat
dalam proses value stream tersebut dengan menganalisa value stream yang telah dibuat.
4. Mengorganisasikan agar material, informasi dan produk mengalir dengan lancar dan efisien
sepanjang proses value stream dengan menggunakan sistem tarik (full system).
5. Secara terus-menerus dan berkesinambungan melakukan peningkatan dan perbaikan
dengan cara mencari teknik-teknik dan alat peningkatan agar mencapai keunggulan dan
peningkatan terus-menerus.
Elemen Lean Production
Elemen utama dari lean production adalah:
1. Produksi just in time (JIT), adalah suatu metode produksi yang membawa semua bahan
baku dan suku cadang yang dibutuhkan dalam setiap produksi tepat pada saat dibutuhkan.
Tujuan dari JIT adalah persediaan yang nol dengan kualitas 100%.
2. Pengawasan kualitas yang ketat, dimana penghematan biaya maksimum dari JIT akan
tercapai jika pembeli menerima barang yang sempurna dari pemasok. Dengan demikian pemasok
harus menerapkan prosedur pengawasan yang sangat ketat sebelum barang tersebut diserahkan
kepada pabrikan.
3. Penyerahan beulang kali dan dapat diandalkan, dimana pengiriman ini sebaiknya dilakukan
setaip hari untuk menghindari penumpukan persediaan. Bilamana terjadi keterlambatan akan
pengiriman atau tidak memenuhi pemasokan maka pemasok dikenakan denda atau pemutusan
kontrak kerja.
4. Lokasi yang lebih dekat, dengan adanya lokasi yang berdekatan dengan pelanggan utama,
maka penyerahan dapat diandalkan sehingga akan timbul komitmen yang besar dengan
pelanggan utama.
5. Telekomunikasi, dengan adanya perkembangan teknologi yang semakin pesat, maka
pemasok dapat membangun sistem penyerahan yang lebih baik lagi.
6. Jadwal produksi yang stabil, dimana pelanggan menyerahkan jadwal produksinya pada
pemasok sehingga pemasok dapat menyerahkan barang sesuai dengan jadwal produksi
pelanggan.
7. Sumber tunggal dan keterlibatan awal pemasok, dimana dengan adanya JIT ini baik
pemasok maupun pelanggan sudah terlibat dalam penyusunan kontrak kerja dan syarat-syarat
lainnya.
Six Sigma: Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Contohnya
Six Sigma merupakan sebuah alat manajemen baru yang dipakai untuk mengubah keseluruhan Quality
Management (TQM), sangat terfokus terhadap pengendalian mutu dengan memahami struktur
produksi industri dengan cara totalitas. memiliki tujuan untuk, menghapuskan cacat produksi,
memangkas waktu produksi produk, serta mehilangkan biaya. Six sigma pula disebut struktur
komprehensive, maksudnya ialah strategi, disiplin ilmu, dan alat untuk menjangkau dan mendukung
keberhasilan bisnis. Six Sigma disebut strategi karena terfokus pada peningkatan kepuasan konsumen,
disebut disiplin ilmu karena mengikuti bentuk resmi, yakni DMAIC (Define, Measure, Analyze,
Improve, Control) serta alat karena digunakan bersamaan dengan yang lainnya, semacam bagan
Pareto (Pareto Chart) dan Histogram. Keberhasilan peningkatan mutu dan kemampuan bisnis,
bergantung dari kinerja untuk mengenali dan mengatasi masalah. Kinerja ini merupakan keadaan
fundamental dalam filosofi six sigma.

Pengertian Six Sigma Menurut Para Ahli


Ada beberapa pengertian tentang Six Sigma menurut para ahli yang banyak dikenal antara lain:
1. Six Sigma ialah sebuah visi peningkatan mutu menuju sasaran 3,4 kegagalan persejuta peluang
(DPMO) untuk tiap transaksi produk (barang atau jasa). upaya memotivasi menuju
kesempurnaan (Pande, 2002).
2. Six Sigma ialah “tujuan yang mendekati kesempurnan dalam mencapai kebutuhan
pelanggan”. ada pula yang mendefinisikan Six Sigma sebagai “usaha mengubah pikiran
perusahaan untuk mencapai kepuasan konsumen, profit dan kompetisi yang jauh lebih baik”.
Kunci pokok pengertian diatas ialah “pengukuran, tujuan atau transformasi pikiran
perusahaan” (Miranda, 2002).
3. Six Sigma ialah sebuah metodologi bisnis yang bertujuan meningkatkan nilai-nilai kompetensi
dari aktifitas proses bisnis (Hidayat, 2007).
Tujuan Six Sigma
Tujuan dari Sigma ialah untuk menurunkan variasi pada pengeluaran sehingga tidak akan melewati
enam standard deviasi (Sigma) antara pada umumnya (mean) dan batas perincian terdekat. Proses-
proses Sigma harus bisa menghasilkan kesalahan paling sedikit dari 3, 4 per satu juta peluang (per
million opportunities) atau mencapai 99. 9966% tingkat keberhasilan. makin tinggi nilai sigma,
semakin sedikit suatu proses mengalami variasi dan semakin sedikit juga kesalahan yang akan dialami.
Pelaksanaan Six Sigma berokus pada proses, baik itu pada proses produksi atau jasa. jika berhasil,
maka Six Sigma akan bisa menetapkan kalau keseluruhan proses produksi bergerak pada kemampuan
yang optimal.
Manfaat Six Sigma
1. Menghasilkan sukses terus-menerus
Salah satu cara untuk melanjutkan perkembangan dua digit dan tetap menguasai sebuah pasar yang
aman ialah dengan terus menerus memiliki terobosan baru dan menciptakan kembali organisasi. Six
Sigma mewujudkan keterampilan dan pikiran untuk terus menerus bangkit kembali.
2. Mengatur tujuan kemampuan bagi setiap orang
Six Sigma menggunakan kerangka kegiatan bisnis bersama-sama untuk mewujudkan sebuah tujuan
yang konsisten, kemampuan six sigma atau sebuah tingkat kemampuan yang sesempurna mungkin.
Siapapun yang mengenal persyaratan konsumen mereka bisa membandingkan kemampuan mereka
akan tujuan six sigma yaitu sempurna 99, 9997 %, sebuah standar yang sangat tinggi yang membuat
beberapa besar dari pandangan-pandangan sebelumnya terhadap kemampuan yang “excellent”
menjadi tampak rendah.
3. Memperkuat nilai pada konsumen
fokus pada konsumen pada inti six sigma berarti mempelajari apa yang berarti bagi para konsumen
(dan konsumen prospektif) dan mempersiapkan bagaimana mengirimnya kepada mereka dengan
cara profitabel.
4. Mempercepat tingkat perbaikan
Six Sigma meringankan sebuah perusahaan tidak hanya meningkatkan kemampuan, tetapi juga
meningkatkan perbaikan dalam usaha mencukupi desakan konsumen.
5. Mempromosikan pembelajaran dan “cross pollination”
Six Sigma merupakan pendekatan yang bisa meningkatkan dan mempercepat pembangunan dan
peredaran ide-ide baru di sebuah organisasi keseluruhan. nilai six sigma sebagai alat pembelajaran
dinilai gawat, contohnya banyak orang yang berpengalaman dengan keterampilan dalam banyak
proses dan bagaimana mengatur dan membenarkan proses dapat dipindah ke divisi lain bukan cuma
dengan kurva pembelajaran yang lebih pendek, namun amat dengan gagasan yang lebih baik dan
lebih cepat.
6. Melakukan perubahan strategis
memperkenalkan produk-produk baru, menjalin kerja sama baru, memasuki bagian pasar baru,
membimbing organisasi-organisasi baru, saat ini telah menjadi insiden harian di banyak perusahaan.
mengetahui dengan lebih baik proses dan langkah perusahaan akan memberikan keterampilan yang
lebih besar untuk melakukan penyesuaian-penyesuaian kecil maupun perubahan-perubahan besar
yang dituntut oleh sukses bisnis abad 21.
Pengertian Theory of Constraint (TOC)
Management Constraint atau lebih dikenal dengan Theory of Constraint (TOC) adalah teori dalam ilmu
manajemen bisnis untuk mencapai laba melalui identifikasi kendala yang dialami oleh perusahaan dan
kemudian mencari solusi untuk mengatasi hambatan tersebut.
TOC adalah filosofi manajemen yang pertama kali diperkenalkan oleh Dr. Elihayu M. Goldratt dalam
bukunya “The Goal” pada tahun 1984. TOC kemudian berkembang menjadi salah satu faktor penting
dalam ilmu manajemen.
Tujuan Theory of Constraint kendala atau manajemen kendala adalah untuk mencapai laba
perusahaan maksimum. Sehingga teori ini dalam studi manajemen berfokus pada peningkatan laba.
Konsep Dasar Manajemen Constraint
1. Manajemen Fokus Pada 3 Ukuran Kinerja Perusahaan
Sebagaimana dinyatakan dalam definisi manajemen kendala di atas, untuk menghasilkan manajemen
kendala yang optimal, manajer harus fokus pada 3 ukuran kinerja manajemen utama, yaitu:
Throughput: tingkat kemampuan perusahaan menghasilkan uang melalui pemasaran.
Persediaan: biaya perusahaan untuk mengkonversi bahan baku menjadi throughput melalui proses
produksi.
Biaya operasional: semua biaya yang harus dikeluarkan untuk mengubah inventaris menjadi
throughput.
Dalam hal ini, tujuan manajemen adalah untuk meningkatkan throughput, mengurangi biaya operasi,
dan meminimalkan persediaan.
Ketika ini bisa dilakukan, peningkatan kinerja keuangan akan tercapai, yaitu; laba bersih perusahaan
meningkat, laba atas investasi akan meningkat, dan arus kas akan meningkat.

2. Mengurangi Persediaan untuk Produk yang Lebih Baik


Manajer yang menginginkan produk berkualitas lebih baik tidak boleh menghasilkan terlalu banyak
produk lama. Tujuannya adalah untuk mengatasi hambatan produk lama yang ternyata buruk
sehingga tidak dijual di pasaran.
Dengan mengurangi inventaris produksi, produk baru dapat segera dilempar ke pasar untuk
meminimalkan pesaing yang mengeluarkan produk serupa.
3. Harga Lebih Rendah Dengan Menurunkan Biaya Operasi
Melalui pengurangan biaya operasi dan investasi, margin setiap produk akan meningkat per unit, yang
menghasilkan harga yang fleksibel.
Harga rendah dapat terjadi jika kondisi persaingan tidak memangkas harga. Ini dapat dicapai dengan
persediaan rendah sehingga dapat mengurangi investasi (baca: Definisi Investasi), biaya
penyimpangan dan biaya operasi.

4. Respon Yang Lebih Kompetitif


Alat persaingan penting dalam bisnis adalah ketika perusahaan dapat mengirim produk tepat waktu
dan mengurangi waktu tunggu untuk memproduksi barang.
Jadi manajer kendala di sini memiliki peran untuk memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk
memproduksi barang langsung ke distributor atau konsumen.
Ini dapat dicapai dengan mengurangi persediaan karena memungkinkan waktu tunggu aktual yang
dapat diamati lebih akurat dan dapat memenuhi pesanan.

Faktor-faktor Kendala dalam Perusahaan


Mengacu pada pengertian manajemen kendala, secara umum dalam kendala manajemen bisnis
dilakukan pada tiga kelompok faktor utama yang penting dan yang telah menjadi batasan khas dalam
suatu perusahaan yang meliputi:
1. Resource Constraint
Dalam bahasa Indonesia itu disebut kendala sumber daya, termasuk keterbatasan pada kemampuan
faktor input seperti bahan baku, jam mesin, dan jam kerja karyawan.
2. Market Resource Constraint
Dalam bahasa Indonesia itu disebut kendala pasar di mana sering ada tingkat minimum dan
maksimum penjualan produk perusahaan selama periode perencanaan.
3. Balanced Constrain
Ini adalah hambatan yang berasal dari faktor keseimbangan perusahaan yang dapat diidentifikasi
sebagai produksi selama siklus.

Anda mungkin juga menyukai