Pada tabel tersebut diketahui jumlah responden adalah 74 orang. Dari tabel diatas
diketahui bahwa lebih banyak responden dengan pola aktivitas fisik tidak aktif yaitu
sebanyak 82,4 % sedangkan responden yang pola aktivitasnya aktif sebanyak 17,6
%.
Dari tabel diatas diketahui bahwa responden dengan lingkar perut diatas 90 dikatakan
obesitas sentral, diketahui dengan presentasi 43,2 %, sedangkan yang tidak obesitas
sebanyak 56,8 %. Responden yang tidak obesitas lebih banyak dibanding dengan
obesitas.
Dari tabel diatas, diketahui bahwa responden lebih banyak yang obesitas dengn
aktivitas fisik tidak aktif .
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value Df (2-sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square 12.016a 1 .001
Continuity
9.973 1 .002
Correctionb
Likelihood Ratio 16.814 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
b
N of Valid Cases 74
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 5,62.
b. Computed only for a 2x2 table
Tabel 5.
Hasil uji statistik didapatkan nilai Sig. 0,002(<0,05), sehingga disimpulkan hipotesa 0
ditolak, artinya ada hubungan antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas sentral.
Uji chi square (tingkat pengetahuan )
Chi-Square Tests
Asymp. Sig.
Value df (2-sided)
Pearson Chi-Square 2.868a 2 .238
Likelihood Ratio 2.941 2 .230
Linear-by-Linear
2.122 1 .145
Association
N of Valid Cases 74
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The
minimum expected count is 10,38.
Tabel 7.
Hasil uji statistik, diperoleh nilai Sig. 0,238 (>0,05) yang berarti hipotesa 0 diterima.
Artinya tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan kejadian obesitas
sentral.
PEMBAHASAN :
Penelitian ini tercapai dengan adanya pengambilan sampel pada 75 orang pria dewasa
di institusi X. Pada penelitian kali ini, untuk menentuukan hubungan antara aktivitas
fisik dengan kejadian obesitas sentral pada pria dewasa, dan hubungan antara
pengetahuan gizi dengan kejadian obesitas sentral. Dibuktikan dengan hasil pengujian
menggunakan aplikasi SPSS. Dilakukan dengan menggunakan kuisioner sebagai alat
ukur, serta pengukuran lingkar pinggang untuk mendapatkan data yang menunjukan
obesitas atau tidak.
a. Pengetahuan gizi
Pengetahuan gizi seimbang adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah
orang melakukan penginderaan terhadap pesan-pesan pedoman gizi seimbang yang
terdiri dari 10 pesan (Kemenkes, 2014). Berdasarka tabel 2 diketahui bahwa distribusi
responden dengan pengetahuan kurang sebanyak 26 orang(35,1 %), dan kategori
cukup sebanyak 24 orang(32,4 %), serta kategori baik sebanyak 24 orang(32,4 %).
Faktor pengetahuan gizi seimbang mempengaruhi terjadinya obesitas, pengetahuan
tentang pengaturan makanan, cara pengolahan makanan dan kandungan gizi dalam
bahan makanan sangat mempengaruhi asupan makan seseorang dan memberikan
risiko yang sangat besar terjadinya obesitas (Surajiyao, 2007).
b. Aktivitas fisik
Dalam penelitian ini, dilakukan wawancara untuk mengetahui aktifitas fisik
responden. Aktivitas dikategorikan menjadi aktif dan tidak aktif. Pada tabel 1
diketahui distribusi responden yang tidak aktif sebanyak 61 orang(82,4 %) dan yang
aktif sebanyak 13 orang (17,6 %). Tingkat pekerjaan responden dianggap merupakan
aktivitas ringan karena tidak melakukan kegiatan yang berat. Hasil ini sejalan dengan
FAO/WHO/UNU (2001) yang menyatakan bahwa kategori tingkat aktivitas fisik
mengarah kepada jenis pekerjaan.
c. Lingkar perut (obesitas sentral)
Beberapa studi terkini terbukti bahwa pengukuran lingkar perut jauh lebih baik
daripada Indeks Masa Tubuh (IMT) dan pengukuran obesitas lainnya (Soegih, 2004).
Hal ini berhubungan dengan penumpukan lemak pada abdominal/visceral yang
merupakan lemak jahat yang banyak dihubungkan dengan berbagai penyakit
degeneratif seperti penyakit jantung koroner serta resintesi insulin, diabetes tipe 2 dan
stroke. Lingkar perut lebih akurat untuk mencerminkan obesitas sentral (Sonmez dkk,
2003). Kriteria obesitas sentral atau lingkar perut di wilayah Asia Pasifik adalah
lingkar perut 90 cm pada laki-laki dan 80 cm pada perempuan (WHO, 2011).
Aktivitas fisik merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi karena status
obesitas seseorang bergantung juga penggunaan zat gizi yang dikonsumsi dengan
cara beraktivitas. Manusia membutuhkan energi untuk mempertahankan hidup,
menunjang pertumbuhan dan melakukan aktivitas fisik. Kebutuhan energi seseorang
adalah konsumsi energi berasal dari makanan yang diperlukan untuk menutupi
pengeluaran energi seseorang bila seseorang mempunyai ukuran dan kompisisi tubuh
dengan tingkat aktivitas yang sesuai dengan kesehatan jangka panjang dan yang
memungkinkan pemeliharaan aktivitas fisik yang dibutuhkan secara sosial dan
ekonomi (Almatsier, 2009).
Sebagaimana dilihat pada tabel 4 dan 5, responden dengan aktivitas fisik tidak aktif
dan tidak obesitas sentral sebanyak 29 orang (39,1 %), responden dengan aktivitas
fisik tidak aktif dan obesitas sebanyak 32 orang (43,2 %). Dan responden dengan
aktivitas fisik aktif dan tidak obesitas ada sebanyak 13 orang (17,5 %) serta tidak ada
responden dengan aktivitas fisik aktif dan obesitas.
Pengetahuan gizi tidak memiliki perbedaan bermakna dengan kejadian obesita sentral
ditunjukkan dengan nilai p=0,05<0,238. Sejalan dengan penelitian ini, penelitian
Sada 2012 menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara pengetahuan gizi
seimbang dengan status gizi menurut lingkar perut (p = 0,942). Masalah gizi lebih
jelas merupakan masalah perilaku konsumsi yang keliru, yang disebabkan rendahnya
pengetahuan dan kesadaran gizi masyarakat. Namun, walaupun pengetahuan
merupakan bagian dari kawasan perilaku, tapi belum menjamin bahwa seseorang
dengan pengetahuan yang cukup memiliki perilaku yang sama. Hasil penelitian lain
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryani, dkk (2013) meneliti
pengetahuan gizi dan lingkar perut peserta senam di Tompobulu Kab. Bantaeng yang
menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan lingkar
perut. Penyebab tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan lingkar perut
adalah karena pengetahuan memberi pengaruh secara tidak langsung terhadap status
gizi berdasarkan lingkar perut. Namun asupan gizinya yang memberi pengaruh
langsung pada status gizi. Fakta pada penelitian ini adalah status gizi responden
berdasarkan lingkar perut pada umumnya obesitas sentral dan pengetahuan gizi
seimbang juga kurang. meskipun kedua data ini sepertinya linier tetapi tidaklah
merupakan hubungan sebab akibat yang langsung. Pengetahuan gizi yang baik tidak
selalu mendasari pilihan makanan yang bergizi, hal ini masih dipengaruhi oleh
kebiasaan dan kemampuan daya beli seseorang.
KESIMPULAN
a. Responden dengan pola aktivitas fisik tidak aktif yaitu sebanyak 82,4 %
lebih bayak dibanding responden yang pola aktivitasnya aktif sebanyak 17,6
%.
b. responden dengan pengetahuan gizi kurang lebih banyak, sedangkan
responden dengan pengetahuan gizi yang baik dan cukup sebanding. Masing
masing dengan presentasi kurang(35,1 %), cukup (32,4 %), baik (32,4 %).
c. Responden dengan lingkar perut diatas 90 dikatakan obesitas sentral,
diketahui dengan presentasi 43,2 %, sedangkan yang tidak obesitas sebanyak
56,8 %. Responden yang tidak obesitas lebih banyak dibanding dengan
obesitas.
d. Ada hubungan bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian obesitas
sentral
e. Tidak ada hubungan bermakna antara pengetahuan gizi dengan kejadian
obesitas sentral
SARAN
1. Perlu dilakukan peneliatian lanjut untuk meneliti variabel lain seperti asupan
energi, lemak dan faktor lain yang berhubungan dengan obesitas sentral.
2. Perlu diberikan motivasi responden agar lebih beraktivitas, Juga perlu diberi
penyuluhan gizi seimbang agar pengetahuan meningkat.