Anda di halaman 1dari 5

Indonusa Conference on Technology and Social Science 2019 ISBN: 978-623-92318-1-1

PENGGUNAAN KATA TIDAK BAKU


DI MEDIA SOSIAL INSTAGRAM

Margaretha Evi Yuliana1, Widi Nugrahaningsih2


1
Sistem Informasi, Universitas Duta Bangsa Surakarta
margaretha@udb.ac.id
2
Manajemen Informatika, Universitas Duta Bangsa Surakarta
widinugrahaningsih@ymail.com

Abstrak

Media sosial menjadi sarana yang tidak asing lagi untuk berkomunikasi dan berbagi informasi
mengenai berbagai hal. Penggunaan bahasa dan pilihan kata menjadi menarik untuk dicermati, berdasarkan
hal tersebut penelitian ini hendak mengetahui penggunaan kata tidak baku di media sosial khususnya pada
unggahan Instagram @wowfakta sebagai akun penyedia informasi bagi masyarakat. Jenis penelitian yang
dilakukan adalah kualitatif deskriptif. Penelitian ini menggunakan data 60 informasi yang diunggah dalam
Instagram akun @wowfakta. Analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah mereduksi data,
menyajikan data dan memverifikasi. Hasil yang diperoleh melalui unggahan informasi akun @wowfakta
sebanyak 68.3% menggunakan kata tidak baku. Ketidakbakuan tersebut dikarenakan penggunaan bahasa
daerah atau bahasa asing yang tidak terdapat padanan kata dalam Bahasa Indonesia, pembentukan kata
tidak sesuai dengan kaidah yang ditetapkan dalam Bahasa Indonesia, dan penulisan ejaan yang masih
salah/keliru.

Kata Kunci: kata tidak baku, media sosial, Instagram

Abstract
Social media is a familiar tool for communicating and sharing information about various things.
The use of language and choice words becomes interesting to observe, based on this research want to know
the use of non-standard words, on social media, especially on Instagram @wowfakta uploads as an account
provider of information of public. Type of research is descriptive qualitative. This study uses 60 data that
uploaded in the Instagram account @wowfakta. Analysis of the data used in this study is to reduce data,
present data and verify. The results uploading account information @wowfakta were 68.3% using non-
standard words. The incongruity caused by the use of regional languages or foreign languages that do not
have equivalen word in Indonesian, the formation of words is not in accordance with the rules set in
Indonesian, and writing spelling is wrong.

Keyword: nonstandar word, social media, Instagram

1. Pendahuluan
Penggunaan media sosial pada masyarakat sudah bukan hal yang baru lagi. Salah
satu aplikasi media sosial yang terkenal pada pengguna telepon pintar adalah Instagram.
Asal penggunaan nama Instagram yaitu dari kata insta mengambil “instan” dan “gram”
dalam kata telegram (Ghazali, 2016). Penggunaan kata Instagram merujuk pada arti
aplikasi yang diciptakan guna menyebarkan informasi ke dalam bentuk foto atau video
secara instan. Dalam aplikasi Instagram terdapat pengaturan dan pembagian foto atau
video ke berbagai media sosial lain. Instagram juga memberikan keleluasaan kepada
penggunanya untuk mengatur galeri foto pribadinya.
Akun @wowfakta sebagai penyedia informasi dalam salah satu platform media
sosial Instagram yang berisi konten fakta-fakta akurat berbagai hal di seluruh dunia.

323 INCONTECSS, Politeknik Indonusa Surakarta, 16 November 2019


Indonusa Conference on Technology and Social Science 2019 ISBN: 978-623-92318-1-1

Pengelolaan akun berasal dari Bandung. Berdasarkan data yang tercantum pada akun
tersebut terdapat 6,5 juta pengikut atau follower dan 264.000 konten yang sudah diunggah
di Instagram. Berdasarkan jumlah pengikut yang banyak tidak asing lagi apabila akun
tersebut menjadi 10 akun hits di Instagram tahun 2018 (Listiorini, 2018). Selain itu juga
sebagai 5 akun Instagram yang wajib diikuti (Tribunnews.com, 2016).
Sebagai akun penyedia informasi di Instagram @wowfakta membagikan
unggahan berupa foto bahkan video disertai dengan berita atau informasi. Informasi yang
menyertai unggahan pada akun tersebut berupa tulisan dengan menggunakan Bahasa
Indonesia. Bahasa menjadi media dalam menyampaikan informasi sesuai dengan fungsi
bahasa yaitu menjadi alat untuk mengembangkan kebudayaan dan teknologi. Berbahasa
yang baik dan benar dalam penyampaian informasi memudahkan pemahaman pembaca
atau pendengar sehingga bermanfaat dan sesuai dengan tujuan penyampai. Bahasa yang
baik dan benar adalah berbahasa sesuai kaidah kebahasaan yang berlaku. Berdasarkan hal
tersebut sebagai akun media sosial yang menyediakan informasi hendaknya
menggunakan kata atau bahasa baku dalam menyampaikan informasi sehingga mudah
dipahami dan bermanfaat. Media sosial sebagai salah satu alat komunikasi sekaligus
penyampai informasi mempunyai sifat resmi. Oleh karena itu, bahasa yang digunakan
hendaknya bersifat resmi dan sesuai dengan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa
Indonesia).
Begitu pula pada @wowfakta sebagai akun penyedia informasi dalam Instagram
masih terdapat unggahan yang tidak memakai Bahasa Indonesia yang sesuai dengan
PUEBI. Akun Instagram @wowfakta sudah seharusnya memakai bahasa atau kata baku
dalam penyampaian informasi. Kata baku berdasarkan adalah kata-kata dengan metode
pengucapan dan penulisan yang sesuai kaidah standar, sedangkan kata tidak baku
sebaliknya (Tanjung, 2016). Untuk mempermudah menyampaikan informasi sehingga
penerima dapat memahami tujuan penulis penggunaan kata baku hendaknya
diaplikasikan.
Melalui gambaran latar belakang di atas, maka yang menjadi pokok permasalahan
dalam penelitian ini adalah bagaimana penggunaan kata tidak baku di media sosial
khususnya pada unggahan Instagram @wowfakta sebagai akun penyedia informasi bagi
masyarakat.
2. Tinjauan Pustaka
Instagram adalah aplikasi media digital yang menyediakan media sosial dengan
fitur serupa Twitter. Pada Instagram terdapat terdapat unggahan gambar atau foto yang
digunakan dalam penyampaian informasi. Adanya fitur dalam Instagram untuk mengedit
foto menjadi lebih bagus, indah, dan artistik. Hal itulah yang menjadi pembeda dengan
media sosial Twitter, sehingga dibutuhkan kreativitas penggunanya (Atmoko, 2012) .
Instagram sebagai aplikasi berbagi foto atau video sehingga memungkinkan
penggunanya mengambil foto, menerapkan filter digital dan membagikannya ke berbagai
layanan media sosial termasuk Instagram sendiri. Dalam sistem Instagram ditampilkan
pengguna lain atau pertemanan yang menerapkan istilah mengikuti (following) dan
pengikut (followers). Fitur dalam Instagram menarik dan terus berinovasi sehingga
membuat penggunanya tidak merasa bosan (Maulhayat, 2018). Kesimpulan dari berbagai
pendapat di atas adalah Instagram sebagai media sosial untuk berinteraksi dan berbagi
informasi dengan pengguna lain dalam media foto atau video.
Penggunaan foto atau video sebagai media pada unggahan Instagram disertai
status atau caption. Status atau caption dalam Instagram dapat berbentuk pernyataan,

324 INCONTECSS, Politeknik Indonusa Surakarta, 16 November 2019


Indonusa Conference on Technology and Social Science 2019 ISBN: 978-623-92318-1-1

kalimat, kata atau tagar yang menarik. Dalam penulisan status atau caption pengguna
tidak jarang melakukan kesalahan penulisan bahasa. Kesalahan yang terjadi sering
ditemukan dalam bentuk penggunaan kata tidak baku.
Pemerintah mengusahakan pembakuan bahasa dalam segi ejaan, kosakata dan tata
bahasa. Hal ini bertujuan supaya komunikasi antarsesama di Indonesia dapat berjalan
lancar dan tidak terjadi kesalahapahaman (Nurwardani, 2016).
Definisi kata baku adalah kata yang berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia sesuai
dengan ketentuan. Kata baku adalah kata-kata umum yang sudah lazim dan sering
digunakan. Kata baku digunakan dalam kalimat resmi lisan atau tertulis guna
menyampaikan ide atau gagasan. Sebaliknya untuk kata tidak baku, kata-kata yang cara
pengucapan dan penulisannya tidak berdasarkan kaidah standar. Kata tidak baku
digunakan dalam ragam santai (Chaer, 2012).
Sabariyanto (2011) mengungkapkan ciri-ciri kata baku sebagai berikut:
a. Kata baku mempunyai jati diri kata Bahasa Indonesia, yaitu kata yang tidak
dipengaruhi kata-kata bahasa daerah atau kata-kata asing yang tidak atau belum
diterima serta diserap dalam kaidah Bahasa Indonesia.
b. Kata baku dalam proses pembentukkannya berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia.
c. Kata baku menggunakan ejaan yang benar.
Berdasarkan ciri-ciri tersebut Bahasa Indonesia mempunyai sebuah aturan yang
baku dalam penggunaannya. Namun dalam praktiknya sering terjadi penyimpangan dari
aturan yang baku disebut dengan kata tidak baku (Supriadin, 2016)

3. Metode Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah bersifat kualitatif. Penelitian ini
menghasilkan data deskriptif yang berupa kata-kata atau tertulis dari orang-orang dan
pelaku yang diamati .
Penggunaan populasi dalam penelitian berupa unggahan Instagram akun
@wowfakta. Enam puluh unggahan dalam Instagram akun @wowfakta yang
digunakan untuk dianalisis.
Data primer diperoleh dengan pendokumentasian unggahan Instagram akun
@wowfakta. Data sekunder diperoleh melalui studi pustaka, artikel jurnal, dan lain-
lain yang mempunyai relevansi dengan penelitian ini.
Penggunaan unit analisis berupa kata. Analisis pada kata-kata atau frasa tidak
baku yang terkandung dalam unggahan Instagram akun @wowfakta.
Berdasarkan tujuan penelitian dan jenis data penelitian menggunakan teknik
analisis data kualitatif. Dalam melakukan analisis data pengumpulan dan pemaduan
dari bermacam-macam metode atau sumber, melalui studi pustaka dan
pendokumentasian dalam penelitian, langkah selanjutnya adalah penarikan
kesimpulan untuk mendapatkan gambaran berupa deskripsi. Teknik keabsahan data
dalam penelitian ini menggunakan trianggulasi data.

4. Hasil dan Pembahasan


Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan kata tidak baku di media
sosial pada unggahan Instagram @wowfakta adalah sebagai berikut:
a. Penggunaan kata tidak baku di media sosial pada akun Instagram @wowfakta dalam
60 unggahan, terdapat 41 unggahan yang memiliki kesalahan penulisan kata baku
disebut tidak baku, atau sebanyak 68.3% menggunakan kata tidak baku. Penggunaan
kata tidak baku dalam unggahan akun Instagram @wowfakta antara lain; caption,

325 INCONTECSS, Politeknik Indonusa Surakarta, 16 November 2019


Indonusa Conference on Technology and Social Science 2019 ISBN: 978-623-92318-1-1

superhero, online, ngambil, postingan, beneran, memperlamat, melakuakn, kalo.


Penggunaan kata baku terdapat pada 19 unggahan atau sebanyak 31.7% sudah
menggunakan kata baku. Penggunaan kata tidak baku dalam penyampaian informasi
pada unggahan akun Instagram @wowfakta dapat menyebabkan tidak mudah
dipahami oleh pembaca atau pengguna yang mengikuti akun tersebut.
b. Penggunaan kata tidak baku berdasarkan ciri kata baku mempunyai jati diri kata
Bahasa Indonesia, yaitu kata yang tidak dipengaruhi kata-kata bahasa daerah atau
kata-kata asing yang tidak atau belum diterima serta diserap dalam kaidah Bahasa
Indonesia. Berdasarkan 41 unggahan Instagram akun @wowfakta terdapat 23
unggahan yang menggunakan kata-kata bahasa daerah atau kata-kata asing yang tidak
atau belum diterima serta diserap dalam kaidah Bahasa Indonesia atau sebanyak
56.1%. Kata-kata bahasa daerah atau asing yang terdapat dalam akun tersebut adalah
feed, value, antimainstream, petshop, smartphone, jadul, spammer, IQ, introvet,
upgrade, pop up, flare up, thread, stalking, gebetan, malware, screenshoot, glowing,
hecker, sheme, medical checkup, data base, happening, suitenya, caption, superhero,
online, drier, crop circle, lo, zombie, grandprize, spam, cyberbullying, chemistry.
Ketentuan inilah yang menyumbang kesalahan terbesar dalam penggunaan kata tidak
baku. Bahasa asing atau bahasa serumpun yang dipakai akibat pengaruh penggunaan
bahasa ibu (bahasa daerah) dan bahasa asing.
c. Kata baku dalam proses pembentukannya berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia,
dalam 41 unggahan Instagram akun @wowfakta terdapat 22 unggahan yang tidak
berdasarkan ciri tersebut, atau sebanyak 53.6%. Kata-kata tidak baku tersebut adalah
ngambil, tertular, dipostin, cuitan, dilansir, postingan, membodohi, gadget,
SUNGGUHAN, beneran, kejadian, pengen, cobaiin, ikonik, bukanlah. Kata-kata
tersebut terbentuk tidak berdasarkan kaidah Bahasa Indonesia yang telah ditentukan.
Pembentukan yang sesuai pada kata-kata tersebut seharusnya mengambil, tertulari,
diunggah, unggahan di Twitter, melansir, unggahan, memperbodoh, gawai, sungguh,
benar, ingin, mencoba, ikonis, bukan.
d. Kata baku menggunakan ejaan yang benar, dalam 41 unggahan Instagram akun
@wowfakta terdapat 15 unggahan yang tidak benar ejaannya, atau sebanyak 36.6%.
Kata-kata tidak baku yang menyatakan kesalahan ejaan adalah skak mat, tahu,
mengantre, warganet, biologi, mengenail, sebaga, Ddengan, seringkali,
Kmnungkinan, WOWW, doraemon, Cuma, ojol, membuah, berpakutangan,
memperlamat, melakuakn, kalo, milyar. Penulisan ejaan yang salah dapat
menyebabkan ketidakbakuan kata. Dalam akun Instagram @wowfakta akibat
pengetikan yang salah menjadi sumber kesalahan kata tidak baku.

5. Simpulan
Berdasarkan hasil pembahasan penggunaan kata tidak baku di media sosial
khususnya pada unggahan Instagram @wowfakta dengan data 60 unggahan diambil
simpulan terdapat 41 unggahan atau 68.3% yang memiliki kesalahan penulisan kata tidak
baku sedangkan sisanya 19 unggahan atau 31.7% lainnya sudah menggunakan penulisan
kata yang baku. Banyaknya unggahan yang masih menggunakan kata tidak baku dalam
penyampaian informasi pada akun Instagram @wowfakta. Ketidakbakuan tersebut
dikarenakan penggunaan bahasa daerah atau bahasa asing yang tidak terdapat padanan
kata dalam Bahasa Indonesia, pembentukkan kata tidak sesuai dengan kaidah yang
ditetapkan dalam Bahasa Indonesia, dan penulisan ejaan yang masih salah/keliru.

326 INCONTECSS, Politeknik Indonusa Surakarta, 16 November 2019


Indonusa Conference on Technology and Social Science 2019 ISBN: 978-623-92318-1-1

Ucapan Terima Kasih


Terima kasih kepada LPPM Universitas Duta Bangsa Surakarta, pengelola akun
Instagram @wowfakta, mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer Universitas Duta Bangsa
Surakarta, Program Studi Sistem Informasi 17A1 atas dukungan dan kerjasamanya.

Daftar Pustaka
Atmoko, Dwi Bambang. 2012. Instagram Handbook Tips Fotografi Ponsel. Jakarta:
Media Kita.
Chaer, Abdul. 2012. Seputar Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Ghazali, Miliza. 2016. Buat Panduan Menjala Pendapatan Dengan Facebook dan
Instagram. Malaysia: Publishing House.
Listiorini. 2018. Inilah 10 Akun yang Lagi Hits di Instagram 2018.
https://carisinyal.com/akun-yang-lagi-hits-di-instagram/. Diakses pada tanggal 14
Februari 2019.
Maulhayat, Fries dkk. 2018. Peran Instagram di Kalangan Mahasiswa Angkatan 2015
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Makasar.
http://eprints.unm.ac.id/9871/1/JURNAL%20FRIES20MAULHAYAT.pdf .
Diakses pada tanggal 5 Oktober 2019.
Nurwardani, Paristiyanti dkk. 2016. Bahasa Indonesia. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pembelajaran dan Kemahasiswaan Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan
Tinggi.
Sabariyanto, Dirgo. 2011. Mengapa Disebut Baku dan Tidak Baku?. Yogyakarta: Mitra
Gama Widya.
Supriadin. 2016. Identifikasi Penggunaan Kosakata Baku dalam Wacana Bahasa
Indonesia pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 1 Wera kabupaten Bima Tahun
Pelajaran 2013/2014. Jime, Vol.2 No.2. Oktober 2016.
Tanjung, Sri Rahayuni dan Tangson R. Pangaribuan. 2016. Analisis Penggunaan Kata
Baku pada Teks Laporan Hasil Observasi Siswa kelas X MAN 2 Model Medan
Tahun Pembelajaran 2016/2017.
https://jurnal.unimed.ac.id/2012/index.php/kbj/article/download/10118/9985.
Diakses pada tanggal 5 Oktober 2019.
Tribunnews.com. 2016. 5 Akun Instagram yang Wajib Kamu Follow.
http://m.tribunnews.com/tribunners/2016/11/28/5-akun-instagram-yang-wajib-
kamu-follow. Diakses pada tanggal 14 Februari 2019.

327 INCONTECSS, Politeknik Indonusa Surakarta, 16 November 2019

Anda mungkin juga menyukai