Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Seiring dengan perkembangan zaman jumlah penduduk di seluruh
dunia terus meningkat dari tahun ke tahun. Besarnya jumlah lansia dapat
membawa dampak positif maupun negatif. Berdampak positif, apabila
penduduk lansia berada dalam keadaan sehat dan aktif. Disisi lain, berdampak
negatif dapat menjadi beban jika memiliki penyakit yang berakibat pada
penurunan kesehatan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik di Indonesia tahun
2019, dalam waktu hampir lima dekade, presentase lansia di Indonesia
meningkat dua kali lipat (1971-2019), yakni menjadi 9,6 % (25juta-an jiwa)
dimana lansia perempuan sekitar 1% lebih banyak dibandingkan lansia laki-
laki (10,10% banding 9,10%). Dari seluruh lansia yang ada di Indonesia,
lansia muda (60-69 tahun) jauh mendominisi dengan besaran yang mencapai
63,82%, selanjutnya diikuti oleh lansia madya (70-79 yahun) dan lansia tua
(80+ tahun) dengan besaran masing-masing 27,68% dan 8,50%. Selanjutnya
Berdasarkan Badan Pusat Statistik di Jawa Tengah 2018, proporsi penduduk
dewasa, terutama jumlah lansia di Jawa Tengah terus mengalami peningkatan.
Sedangkan hasil angka proyeksi penduduk tahun 2018, jumlah lansia di
Provinsi Jawa Tengah meningkat menjadi 4,49 juta jiwa atau sebesar 13,03%.
Dan berdasarkan Badan Pusat Statistik di Klaten tahun 2018, diseluruh lansia
yang ada di klaten, lansia muda (60-64) jumlah laki-laki sebanyak 27.864 jiwa
dan jumlah wanita sebanyak 30.432, lansia madya (65+) jumlah laki-laki
sebanyak 58.037 jiwa dan jumlah wanita sebanyak 30.432 jiwa.
Penuaan biasanya sering diikuti dengan penurunan kualitas hidup yang
terjadi secara alamiah atau fisiologis atau patologis. Perubahan konsep diri
pada lansia yang disebabkan oleh kesadaran adanya perubahan fisik dan psikis
yang terjadi pada diri lansia akan bertingkah laku yang seharusnya dilakukan
oleh lansia. Perubahan fisiologis penuaan pada lansia mengenai sistem
muskuloskeletal, saraf, kardiovaskuler, indra, dan integumen. Perubahan pada
sistem muskuloskeletal anatara lain jaringan penghubung kolagen dan elastin,
sebagai protein pendukung utama pada kulit, tendon, tulang, kartilago dan
jaringan pengikat. Jika jaringan tersebut mengalami penurunan sehingga
menimbulkan dampak berupa nyeri, penurunan untuk meningkatkan kekuatan
otot, hambatan dalam melakukan aktivitas sehari-hari, dan gangguan gaya
berjalan (Pudjiastuti, 2003).
Proses penuaan yang disertai dengan perubahan mental lansia
menyebabkan lebih dari 10 kali resiko jatuh dari pada orang dewasa muda dan
orang paruh baya. Jatuh sering dialami oleh lansia. banyak faktor yang
menjadi penyebab lansia jatuh baik faktor intrinsik seperti gangguan gaya
berjalan maupun faktor ekstrinsik seperti obat-obatan yang dikonsumsi dan
lingkungan (Kwak et al., 2016). Berkurangnya kekuatan otot dan
keseimbangan yang buruk dianggap sebagai faktor resiko yang paling mudah
dimodifikasi untuk jatuh dan dapat ditingkatkan dengan latihan khusus.
Kehilangan keseimbangan terkait dengan penuaan, dan penurunan yang
terkait usia dalam massa otot menurunkan fungsi otot yang memperburuk
resiko jatuh (Kulkarni & Pouliasi, 2017).
Peningkatan keseimbangan pada lansia dilakukan dengan latihan
kekuatan otot, latihan menggunakan elastic-band (pita elastis) dan exercise
training. Dalam bentuk exercise training terdapat latihan kekuatan yaitu
pembebanan, latihan fleksibilitas, latihan ketahanan dan latihan aerobik.
Latihan elastic-band merupakan salah satu pemberian latihan beban. Elastic-
band adalah karet gelang yang sangat bermanfaat untuk meningkatkan
kekuatan otot lansia, dapat merehabilitasi cidera dan fungsional pada latihan
pita elastis, juga dapat mengurungi resiko jatuh pada lansia (Kwak et al.,
2016).
Terapi fisik dengan elastic-band memiliki pengaruh terhadap
keseimbangan, fungsi berjalan, fleksibilitas, dan penurunan resiko jatuh pada
lansia. Berdasarkan hasil ini, elastic-band ada efek latihan pada
keseimbangan, fungsi gaya berjalan, fleksibilitas dan mengurangi resiko jatuh
pada lansia (Kwak et al., 2016).
Dalam penelitian lain menyebutkan bahwa latihan kelompok maupun
latihan individu dengan Otago Exercise Programme (OEP) yang telah
dimodifikasi memiliki dampak positif dan efektif dalam mengurangi resiko
jatuh pada lansia meningkatkan keseimbangan, dan meningkatkan kekuatan
ekstremitas bawah yang dilakukan setelah latihan (Mahendra et al., 2018).
Dalam permasalahan diatas, fisioterapi sangat berperan dalam hal
membantu memberikan pelayanan berupa latihan untuk mengurangi resiko
jatuh pada lansia yaitu Elastic-band Exercise dan OEP merupakan karet
gelang (pita elastis) dengan elastisitas dan resistensi karet elastis dapat
dikontrol. Bahwa latihan menggunakan Elastic-band sangat praktis mudah
dibawa, ekonomis dan aman. Latihan modified OEP sendiri terdiri dari
pemanasan, inti, dan keseimbangan. Latihan dapat menciptakan integrasi
antara keseimbangan dan latihan kekuatan ke dalam aktivitas kehidupan
sehari-hari sehingga dapat mengurangi resiko jatuh pada lansia.
Sehubungan dengan kedua perlakuan di atas, maka dengan ini peneliti
tertarik untuk meneliti dengan membandingkan mana yang lebih baik antara
pemberian elastic-band resistance training dan pemberian modified OEP
terhadap resiko jatuh pada lansia.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka permasalahan yang akan
diteliti adalah :
1. Apakah elastic-band resistance training dapat menurunkan resiko jatuh
pada lansia?
2. Apakah latihan modified OEP dapat menurunkan resiko jatuh pada lansia?
3. Apakah terdapat perbedaan pengaruh antara elastic-band resistance
training dengan latihan modified OEP terhadap resiko jatuh pada lansia?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang Perbedaan Pengaruh Elastic-band resistance
training dan Modified OEP terhadap resiko jatuh pada lansia.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui pengaruh elastic-band resistance training terhadap
resiko jatuh pada lansia.
b. Untuk mengetahui pengaruh latihan modified OEP terhadap
penurunan resiko jatuh pada lansia.
c. Untuk mengetahui mana yang lebih berpengaruh antara elastic-band
resitance training dengan latihan modified OEP.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Institusi
Dapat menjadikan referensi yang ada di institusi terutama mengenai
perbedaan pengaruh elastic-band resistance training dan modified OEP
terhadap resiko jatuh pada lansia.
2. Bagi Peneliti
Menambah pengetahuan peneliti tentang perbedaan pengaruh elastic-
band resistance training dan modified OEP terhadap resiko jatuh pada
lansia.
3. Bagi Lansia
Untuk memahami informasi terkait latihan menggunakan elastic-band
resistance training dan modified OEP terhadap resiko jatuh pada lansia.
4. Bagi Fisioterapi
Untuk memberikan sumber informasi bagi fisioterapi dalam
pelaksanaan latihan elastic-band resistance training dan modified OEP
terhadap resiko jatuh pada lansia.

E. Keaslian Peneliti
1. Penelitian oleh Kwak et al. (2016) dengan judul “effects of elastic-band
resistance exercise on balance, mobility and gait function, flexibility and
fall efficacy in elderly people”. Rancangan penelitian ini adalah pre and
post test with control design. Dengan kelompok eksperimen berjumlah 23
orang dan kelompok kontrol berjumlah 22 orang. Pada penelitian ini
latihan dilakukan 3 kali setiap satu minggu selama 8 minggu. Latihan
selama kurang lebih 40 menit, dengan 5 menit pemanasan, 30 menit
latihan penguatan, dan 5 menit pendinginan. Dalam latihan penguatan
ditahan selama 18 detik setiap gerakan, dan diberi jeda istirahat selama 2
menit setelah gerakan ekstensi ankle, ekstensi knee, dan adduksi hip. Pada
sebelum dan setelah latihan selama 8 minggu subjek dievaluasi
menggunakan beberapa alat ukur. Untuk mengukur keseimbangan
menggunakan funtional reach test dan berg balance scale. Untuk gaya
berjalan menggunakan timed up and go test (TUG-Test). Kemudian untuk
mengukur fleksibilitas menggunakan sit and reach test. Dan ukur
mengukur resiko jatuh menggunakan ABC scale. Pada keseluruhan
pengukuran, didapat hasil signifikan antara kelompok eksperimen dengan
kelompok kontrol, yaitu nilai pre-test lebih tinggi secara signifikan dari
kelompok kontrol (p<0.05). Maka dapat disimpulkan bahwa latihan
tahanan menggunakan elastic-band dapat meningkatkan keseimbangan,
mobilitas dan gaya berjalan, serta fleksibilitas dan resiko jatuh pada lansia.
Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan penulis sekarang adalah
judul, variable terikat, tempat, dan sampel. Judul penulis adalah perbedaan
pengaruh elastic-band resistance training dan modified OEP terhadap
resiko jatuh pada lansia, variabel terikat resiko jatuh pada lansia, tempat di
Posyandu Seger Waras Bolopleret Juwiring Klaten dan sampel yang di
gunakan dengan teknik nonrandom sampling. Persamaan dengan
penelitian yang akan dilakukan penulis sekarang adalah variabel bebas dan
kasus yang diambil. Variabel bebas dengan elastic-band resistance
exercise dan kasus yang diambil untuk lansia.
2. Penelitian oleh Kulkarni & Pouliasi (2017), dengan judul “Impact of
Group Exercise Programme on Fall Risk in Elderly Individuals:A pilot
Study”. Rancangan penelitian pre and post test with control design.
Dengan subjek 45 orang lansia yang berusia diatas 60 tahun dan memiliki
peningkatan resiko jatuh. Subjek dibagi menjadi dua yaitu kelompok
latihan secara individu dan secara berkelompok. Latihan dilakukan 2 kali
dalam satu minggu selama 10 minggu. Dengan durasi kurang lebih 40-50
menit setiap latihan. Latihan terdiri dari pemanasan selama 5 menit,
strengthening selama 30-40 menit, dan balance retraining exercise
selama 5 menit. Sebelum dan sesudah intervensi latihan 10 minggu,
dilakukan pengukuran untuk resiko jatuh dan fungsional menggunakan
TUG-Test. Kemudian untuk kekuatan ekstremitas bawah menggunakan 5-
minutes sit to stand test. Untuk mengukur keseimbangan menggunakan
modified clinical test of Sensory (m-CTSIB). Untuk mengukur kontrol
dinamis dengan Limits of Stability (LOS) Test. Dan untuk mengukur
resiko jatuh menggunakan The Falls Effifacy Scale International (FES-I).
Kedua kelompok meningkat dalam semua hasil dalam pengukuran, seperti
yang ditunjukkan oleh perbedaan intra-kelompok yang signifikan dalam
perbandingan sebelum dan sesudah intervensi (p<0,005). Tidak ada
perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kontrol
setelah selesainya intervensi (p>0,005). Program latihan kelompok
memiliki dampat positif pada orang meningkatkan keseimbangan. Tetapi
latihan dengan kelompok lebih dianjurkan karena lebih hemat dan dapat
mencegah depresi serta kecemasan. Perbedaan dengan penelitian yang
akan dilakukan penulis sekarang adalah judul variabel terikat, tempat, dan
sampel. Judul penulis adalah perbedaan pengaruh elastic-band resistance
training dan modified OEP terhadap resiko jatuh pada lansia, variabel
terikat resiko jatuh pada lansia, tempat di Posyandu Klaten. Persamaan
dengan penelitian yang akan dilakukan penulis sekarang adalah variabel
bebas. Variabel bebas dengan Otago Exercise Programe.
3. Penelitian oleh Dirmayanti (2018), meneliti tentang pengaruh elastic-band
exercise terhadap keseimbangan dinamis dan resiko jatuh pada lanisa.
Rancangan penelitian ini adalah one grup pre and post test design.
Dengan jumlah subjek sebanyak 16 orang dengan pemberian elastic-band
exercise. Latihan dilakukan sebanyak 3 kali dalam seminggu selama 5
minggu. Bentuk latihan mencakup 3 sendi yaitu hip, knee, ankle. Latihan
ini melibatkan kontraksi isotonik yang dilakukan pada tungkai baik kiri
maupun kanan dengan 10 RM. Latihan dilakukan selama 30 menit dan 3
set untuk satu kali perlakuan. Latihan dilakukan secara bertahap dengan
menggunakan elastic-band yang memiliki daya resisten terendah yaitu
ketebalan 0,35 mm pada 3 minggu pertama kemudian menggunakan
elastic-band dengan ketebalan 0,5 pada minggu ke 4 sampai minggu ke 5
yang memiliki daya resiten lebih tinggi dari sebelumnya. Untuk mengukur
keseimbangan menggunakan instrumen berupa timed up and go test
(TUG-Test). Kemudian untuk menggukur resiko jatuh menggunakan four
square step test (FSST). Hasil penelitian setelah dilakukan uji normalitas
shapiro wilk diperoleh sebaran data berdistribusi normal kemudian
dilakukan uji hipotesis menggunakan uji T berpasangan diperoleh nilai
signifikan p<0,001 (p<0,05) pada tingkat keseimbangan dinamis dan pada
resiko jatuh. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pemberian
elastic-band exercise terhadap tingkat keseimbangan dinamis dan resiko
jatuh pada lansia.

Anda mungkin juga menyukai